Anda di halaman 1dari 16

PERAN KEPEMIMPINAN DALAM KONFLIK ORGANISASI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4 (EMPAT)
NAMA : SELFIANA TELAUMBANUA
: JULIANI GEA
MATA KULIAH : KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN
PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU :
INTEGRASI ANUGRAH BATE’E, S.Pd., M.Pd

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) GUNUNGSITOLI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FPMIPA)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
T.A. 2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
Pada kesempatan ini tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada kedua orang tua, yang
berjasa besar dan penuh pengorbanan serta selalu berdo’a dalam memenuhi segala kebutuhan
kami, kami juga berterimakasih kepada Bapak Dosen pengampu mata kuliah Kepemimpinan
yang telah membimbing serta membina dalam penyusuan makalah ini dan teman-teman
kelompok yang turut serta dalam pembuatan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam penyusunannya, baik dalam penulisan, bahasa maupun sistematika
pembahasannya, sebab pepatah mengatakan tak ada gading yang tak retak oleh sebab itu  penulis
sangat mengharapkan masukan atau kritikan maupun saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaannya di masa yang akan datang.
Akhirnya dengan penuh harapan, mudah-mudahan dengan adanya makalah ini dapat
membawa manfaat kepada kita semua dalam melaksanakan proses pembelajaran terlebih khusus
mampu menguasai topik-topik materi terkait tentang Kepemimpinan dalam konflik Organisasi.

Gunungsitoli, 23 Maret 2020


Penyusun,

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II ISI ................................................................................................................. 3
A. Pengertian Peran Kepemimpinan..................................................................... 3
B. Pengertian Konflik ......................................................................................... 4
C. Terjadinya Penyebab Konflik dalam Organisasi.............................................. 4
D. Pengaruh Konflik ............................................................................................ 6
E. Peran Pemimpin dalam menyelesaikan konflik ............................................ 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 12


A. KESIMPULAN .............................................................................................. 12
B. SARAN .......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam kenyataan sehari-hari, peran pemimpin tidak pernah lepas dari pelaksanaan
fungsi-fungsi manajemen dalam organisasi, mulai dari fungsi-fungsi manajemen dalam
organisasi. Akan tetapi, setiap perjalanan operasional suatu organisasi akan menemui kendala
atau masalah akibat dinamika lingkungan Internal dan Eksternal organisasi. Untuk menyiasati
situasi dan kondisi tersebut maka diperlukan seni memimpin yang cerdas untuk mencapai
efektivitas kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif bagi pemimpin dalam melaksanakan
peran pengendalian organisasi memiliki kontribusi besar bagi keberhasilan orang-orang yang
dipimpinnya untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Dalam kehidupan berorganisasi, setiap saat dapat terjadi konflik baik berupa konflik antar
individu sebagai anggota organisasi, terjadi di dalam diri individu masing-masing maupun
konflik antara anggota atau organnisasi dengan orang luar ataupun masyarakat. Kondisi konflik
tidak menguntungkan bagi kepemimpinan karena akan menimbulkan berbagai kesulitan dalam
menggerakkan anggota organisasi agar bekerja sama dalam usaha mencapai tujuan organisasi.
Dalam kondisi seperti itu partisipasi anggota tidak saja menurun, tetapi juga menghindarkan dan
menantang. Konflik mendorong individu mencari teman yang menunjukkan solidaritas pada diri
dan permasalahan sehingga terjadi pengelompokan anggota yang bertentangan antara satu
dengan yang lain, baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Dengan demikian
konflik merupakan masalah yang serius dalam organisasi yang dapat merugikan kinerja suatu
organisasi maupun kinerja para anggotanya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan peran kepemimpinan?
2. Apa yang dimaksud dengan konflik?
3. Apa penyebab terjadinya konflik dalam organisasi?
4. Apa pengaruh konflik terhadap perkembangan organisasi?
5. Apa peran pimpinan dalam menyelesaikan konflik di organisasi?

1
C. TUJUAN
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan peran kepemimpinan
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan konflik
3. Mengetahui apa penyebab terjadinya konflik dalam organisasi
4. Mengetahui apa pengaruh konflik terhadap perkembangan organisasi
5. Mengetahui apa peran pimpinan dalam menyelesaikan konflik di organisasi

2
BAB II
ISI

A. PENGERTIAN PERAN KEPEMIMPINAN


Kepemimpinan adalah adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok
yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan. Dalam pengertian lain kepemimpinan adalah
kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja
untuk mempengaruhi orang lain, terutama bawahannya, untuk berfikir dan bertindak sedemikian
rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian
tujuan organisasi. Sedangkan pengertian manajemen adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya dari anggota organsasi serta
penggunaan semua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujaun organisasi
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam kerangka manajemen, kepemimpinan merupakan sub sistem dari manajemen. Karena
mengingat peranan vital seorang pemimpin dalam menggerakan bawahan, maka ada peranan
yang menjadi beban dan tanggung jawab pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya.
Pengertian peran itu sendiri adalah adalah perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang
dalam posisi tertentu. Jadi peranan kepemimpinan adalah seperangkat perilaku yang diharapkan
dilakukan oleh seseorang sesuai kedudukannya sebagai seorang pemimpin.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat berperan dengan baik,
antara lain:
a. Yang menjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan pengangkatan atau
penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang
bersangkutan
b. Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang
c. Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi
d. Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui pertumbuhan dan
perkembangan
e. Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota mau
menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.

3
B. PENGERTIAN KONFLIK
Suatu organisasi hampir dapat dipastikan akan menghadapi konflik, baik bersifat eksternal
maupun internal, dan dapat bersifat positif maupun negatif. Beberapa pendapat para ahli tentang
konflik
1. Menurut Sanusi (2009). “Konflik merupakan keadaan pertentangan antara dorongan-
dorongan yang berlawanan, yang ada sekaligus bersama-sama dalam diri seseorang”. Dengan
kata lain konflik dapat diartikan sebagai suatu benturan, atau ketidaksetujuan, suatu
konfrontasi, pertengkaran, yang dapat terjadi secara perorangan maupun kelompok.
Sedangkan
2. Menurut Robbins (dalam Sofiah, 2008) “Konflik adalah suatu proses yang dimulai bila satu
pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif atau akan segera
mempengaruhi secara negatif pihak lain”
3. Menurut Luthans, F dalam Wahyudi (2011:17) mengartikan konflik merupakan
ketidaksesuian nilai atau tujuan antara anggota organisasi, sebagaimana dikemukakan
berikut;perilaku konflik dimaksud adalah perbedaan kepentingan perilaku kerja, perbedaan
sifat individu, dan perbedaan tanggung jawab dalam aktivitas organisasi.
4. Menurut Clinton F. Fink dalam Kartini Kartono (2003:213) mendefinisikan Konflik ialah
relasi-relasi psikologis yang antagonis, berkaitan dengan tujuan-tujuan yang tidak bisa
disesuaikan; interest-interest ekslusif dan tidak bisa dipertemukan, sikap-sikap emosional
yang bermusuhan, dan struktur-struktur nilai yang berbeda.
Dari definisi ini dapat disimpulkan bahwa konflik adalah bentuk pertentangan yang terjadi
dalam organisasi baik antara seseorang dengan orang yang lain, antara seseorang dengan
kelompok, antara kelompok dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan organisasi atau
mungkin pula antara perseorangan dengan organisasi secara menyeluruh karena ketidaksesuian
nilai atau tujuan antara anggota organisasi.

C. PENYEBAB TERJADINYA KONFLIK DALAM ORGANISASI


Konflik dapat timbul karena adanya perbedaan persepsi, pandangan, sikap atau perilaku dari
dua belah pihak atau lebih. Organisasi didefinisikan sebagai suatu pengaturan orang-orang yang
sengaja untuk mencapai tujuan tertentu, karena setiap organisasi harus mempunyai tujuan.
Tujuan dicerminkan oleh sasaran-sasaran yang dilakukan baik jangka pendek maupun jangka

4
panjang. Tujuan organisasi yaitu keuntungan (profitability), pertumbuhan (growth), bertahan
hidup (survive). ketiganya harus berjalan berkesinambungan demi kemajuan organisasi. Menurut
Oliver Shelcdon yang dikutip oleh Sutarto (2006:22) mengemukakan Organisasi adalah proses
penggabungan pekerjaan para individu atau kelompok harus melakukan dengan bakat-bakat yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas sedemikian rupa, memberikan saluran terbaik untuk
pemakaian yang efisien, sistematis, positif, dan terkoordinasi dari usaha yang tersedia.
Menurut Wibowo (2011) bahwa suatu interaksi dapat menimbulkan terjadinya konflik di
antara mereka yang berinteraksi, antar lain adalah sebagai berikut:
a. Perceptual Distortion (Penyimpangan Persepsi)
Orang cenderung bias dalam cara melihat seseorang atau sesuatu. Pada umumnya, kita
cenderung melihat situasi dengan cara menguntungkan kita sendiri. Hal tersebut karena
terjadi distorsi dalam persepsi kita sehingga dapat menjadi tidak objektif dalam memandang
sesuatu.
b. Grudges (Dendam)
Sering kali konflik disebabkan karena orang takut kehilangan muka dalam berhubungan
dengan orang lain dan berusaha berbuat sama dengan orang tersebut dengan merencakan
bentuk pembalasan. Dengan demikian, akan memboroskan energy yang sebenarnya dapat
dipergunakan untuk hal yang produktif bagi organisasi karena melakukan hal tersebut.
c. Distrust (Ketidakpercayaan)
Semakin kuat orang menyangka bahwa apabila individu atau kelompok meninggalkan
mereka, maka hubungan antara orang atau kelompok tersebut diliputi konflik. Renggangnya
hubungan antara orang atau kelompok disebabkan oleh perasaaan bahwa pihak lainnya
tidak dapat dipercaya.
d. Competition Over Scare Resources (Kompetisi atas Sumber Daya Langka)
Konflik yang terjadi karena dalam distribusi sumber daya disebabkan oleh orang yang
cenderung menganggap berlebihan atas kontribusinya pada organisasi. Perasaan ini
menimbulkan tuntutan untuk mendapatkan sumber daya lebih banyak sesuai dengan
kontribusi yang diberikan, padahal semua orang memahami bahwa sumber daya yang
tersedia terbatas.

5
e. Destructive Critism (Kritik Bersifat Merusak)
Krisis ini merupakan umpan balik negatif yang membuat marah mereka yang menerimanya
dan bukannya membantu mereka untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik. Koreksi
atas kinerja bawahan dapat bersifat kontra produktif apabila dilakukan dengan cara yang
tidak benar.
Jenis konflik dibedakan dalam beberapa perspektif, antara lain:
a. Konflik Intrapersonal.
konflik ini dialami oleh individu dengan dirinya sendiri karena adanya tekanan peran di
luar berbeda dengan keinginan atau harapannya.
b. Konflik Interpersonal.
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena
pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang
berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain.
c. Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok
Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk
mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum oleh kelompok
kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas kelompok dimana ia
berada.
d. Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama
Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasiorganisasi.
Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja.
e. Konflik organisasi.
Konflik yang terjadi antara unit organisasi yang bersifat struktural maupun fungsional.
Contoh konflik antara bagian pemasaran dengan bagian produksi.

D. KONFLIK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN ORGANISASI


Setiap organisasi yang didalamnya terdapat banyak individu mungkin pernah mengalami
konflik. Didalam kehidupan organisasi, meskipun telah terdapat seorang pemimpin yang handal
dan berkualitas yang mampu memimpin para bawahannya dengan penuh bijaksana, masih juga
konflik di dalam organisasi tidak dapat dihindarkan. Konflik pada dasarnya sangat mudah terjadi

6
di dalam situasi-situasi yang melibatkan individu- individu di dalamnya. Konflik mempunyai
pengaruh besar terhadap kehidupan manusia , baik secara individual maupun kelompok. Konflik
mempunyai pengaruh positif dan negative. Kedua pengaruh tersebut menciptakan perubahan
bagi kehidupan manusia. Konflik mengubah dan mengembangkan manusia menjadi lebih baik.
1. Pengaruh Negatif :
a. Menghambat kerjasama : secara langsung maupun tidak langsung,konflik akan
berdampak buruk terhadap kerjasama yang akandirencanakan
b. Saling menjatuhkan : ini merupakan akibat yang paling nyata darikonflik yang terjadi
didalam suatu organisasi, akan selalu muncultidakan atau upaya saling menjatuhkan satu
sama lain danmembuat kesan lawan masing-masing rendah dan penuh denganmasalah.
c. Merusak sistem organisasi : organisasi merupakan sistem sosial yang saling
berhubungan, saling membantu, dan saling tergantungsatu sama lain dalam mencapai
tujuan organisasi. Konflik merusaksuatu sistem dan dapat menimbulkan ketidakpastian
pencapaiantujuan organisasi.
d. Menurunkan mutu pengambilan keputusan : Konflik yangdesktruktif atau konflik tidak
sehat akan menghilangkan kebuntuandiskusi, fitnah, agresi, dan sabotase, serta
menghilangkan sikappercaya. Situasi seperti ini tidak mungkin mengembangkan
sumberdalam pengambilan keputusan.
e. Kehilangan waktu kerja : Jika konflik berkembang menjadi konflikdekstruktif, atau
konflik yang tidak sehat. Hal ini mengurangiwaktu untuk berproduksi dan menurunkan
produktivitas organisasi, karena waktu digunakan untuk menyelesaikan konflik dan
menyebabkan kerugian terhadap produktivitas perusahaan.
2. Pengaruh Positif :
a. Mendorong untuk kembali mengoreksi diri: dengan adanya konflikyang terjadi mungkin
akan membuat kesempatan bagi salah satu atau kedua belah pihak untuk saling
merenungi kembali, berpikirulang kenapa konflik bisa terjadi diantara mereka.
b. Meningkatkan Prestasi kerja : dengan adanya konflik bisa membuat orang yang
terimajinasikan oleh konflik merasamempunyai kekuatan sendiri untuk
membuktikanbahwa ia mampudan sukses dantidak pantas untuk “dihina”

7
c. Mengembangkan hubungan kerja yang baik : dengan adanyakonflik yang terjadi
membuat orang berpikir untuk mulai mencarialternatif yang lebih baik misalnya
bekerjasama dengan orang lain.
d. Menciptakan Perubahan : Konflik berpengaruh besar terhadapkehidupan manusia karena
suatu konflik yang terjadi dapatmengubah dan mengembangkan kehidupan manusia.
Seperticontoh di Indonesia konflik menciptakan perubahan kehidupanpolitik
e. Mampu memahami orang lebih baik : Konflik membuat orangmemahami adanya orang
lain yang berbeda pendapat, berbeda polapikir dan berbeda karakter. Perbedaan tersebut
perlu dimanajemeni dengan hati-hati agar menghasilkan solusi yang menguntungkan
dirinya atau kedua belah pihak.
f. Meningkatkan kreativitas dan cara berpikir yang kritis : Konflik akan menstimuli orang
untuk berpikir kritis terhadap posisi lawankonfliknya dan posisi dirinya sendiri. Orang
harus memahamimengapa lawan konfliknya mempunyai pendapat yang berbeda
danmempertahankan pendapatnya. Meningkatnya kreativitasdigunakan dalam menyusun
strategi dan traktik untuk menghadapikonflik tersebut.
g. Manajemen konflik dalam menciptakan solusi terbaik : Jika suatukonflik yang terjadi
dimanajemeni dengan baik dapatmenghasilkan solusi yang memuaskan kedua belah
pihak yangterlibat. Solusi yang memuaskan akan menghilangkan perbedaanmengenai
objek konflik. Hilangnya perbedaan membawa keduanyakembali dalam interaksi sosial
yang harmonis.
h. Konflik menciptakan revitalisasi norma : norma yang berlaku danmengatur kehidupan
masyarakat berkembang lebih lambatdaripada perkembangan anggota masyarakat.
Perubahan normasering dimulai dengan terjadinya perbedaan pendapat mengenainorma
yang berlaku antara pihak yang ingin mempertahankannyadan mengubahnya. Perbedaan
tersebut berkembang menjadi suatukonflik dekstruktif, apabila konflik tersebut
dimanajemeni dengan baik, maka norma baru yang merupakan revitalisasi norma yang
akan berkembang.

E. PERAN PIMPINAN DALAM MENYELESAIKAN KONFLIK DI ORGANISASI


Salah satu peran pemimpin dalam organisasi adalah mampu mengendalikan konflik, baik
konflik yang kecil maupun konflik yang besar. Hal ini sejalan dengan pendapat Sobri

8
(2014:127) bahwa: Konflik tidak bisa dihindari, sebab konflik ada dimana-mana. dimana ada
interaksi, disitu ada konflik. karena itu yang diperlukan adalah bagaimana mengelola konflik
secara profesional. Secara praktis setiap pemimpin dalam menghadapi konflik organisasi harus
dapat memahami terlebih dahulu konflik yang terjadi, melalui sumber-sumber konflik sebelum
menentukan cara untuk mengatasinya.
Dengan demikian maka untuk dapat mengendalikan konflik yang ada, maka pimpinan perlu
mengetahui tanda-tanda awal konflik terjadinya konflik, yaitu dengan melihat peningkatan
intensitas ketidak sepakatan diantara anggota-anggota dalam suatu organisasi, sementara itu
konflik dalam diri individu dapat dilihat melalui keluh kesah, gerakan-gerakan kegelisahan pada
wajah, perilaku gagap, melamun, dan ucapan-ucapan yang ketus. Sedangkan konflik antar
individu maupun kelompok ditandai dengan semakin menurunnya ketidak saling percayaan,
ketidak saling terbukaan, dan kerjasama kelompok diantara kedua belah pihak. Akibat adanya
konflik yang terjadi disuatu organisasi berakibat pada renggangnya hubungan antar individu di
organisasi tersebut. Selain itu berakibat pula pada perkembangan organisasi itu sendiri. Jika
tanda-tanda tersebut terjadi, maka seorang pimpinan harus dengan sigap mencari jalan keluar
agar konflik yang ada tidak membesar. Sebab akibat adanya konflik akan menghambat
perkembangan organisasi.
Seorang Pemimpin memerlukan jiwa yang dinamis, kreatif, berani, bertanggung jawab dan
berdedikasi penuh pengabdian, dimiliki pribadi pemimpin yang berkarakter kuat. Pemimpin
modern harus mampu mendorong bawahannya agar menemukan ide-ide sendiri, berpartisipasi
aktif dan mau menerima banyak perbedaan dan keragaman. Lalu menciptakan kondisi yang
merangsang konflik positif yang terkendali dan menyelesaikannya dengan baik. Adapun cara
pemimpin untuk mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi, yaitu:
1. Konflik dari dalam diri individu (individual conflict)
Konflik yang terjadi dalam organisasi jika dibiarkan akan menimbulkan keadaan yang tidak
menyenangkan, konflik yang ada didalam diri individu dapat menyebabkan seseorang merasa
bimbang bingung sehingga dalam menyelesaikan pekerjaan tidak bisa dilakukan dengan
maksimal. Peran seorang pemimpin harus dapat memberikan arahan terhadap bawahannya,
yaitu:
a. Memberikan waktu kepada bawahan untuk merenung danmemikirkan jalan keluarnya

9
b. Apabila cara tidak berhasil, pimpinan mencarikan beberapa alternatif, saran, masukan
yang baik dan memberikan rasapercaya diri kepada bawahan supaya yakin apa yang
akandipilih adalah solusi terbaik untuk menentukan tujuan yangdilaksanakannya.
2. Konflik antar individu maupun antar kelompok
Banyak cara untuk memecahkan persoalan konflik antar pribadi maupun antar kelompok,
misalnya membuka diri, menerima umpan balik, menaruh kepercayaan terhadap orang lain.
3. Memecahkan masalah melalui sikap kooperatif
Bila dua kelompok atau dua individu memiliki tujuan yang berbeda karena masing-masing
menganut sistem nilai yang berbeda, maka penyelesaian masalahnya ialah:
a. Duduk bersama, berunding, dan bermusyawarah
b. Melihat masalah dengan kepala dingin dan mendiskusikannya
c. Melalui sikap kooperatif orang berusaha melepaskan perbedaan-perbedaan yang tidak
prinsipil, untuk lebih banyak menemukan titik-titik persamaan
d. Tidak selalu mau menang sendiri dan mengharuskan pihak lain mengalah. Bersedialah
mengalah dengan itikad baik untuk memecahkan masalah.
4. Mempersatukan tujuan
Tujuan yang dipersatukan ini sama dengan tujuan yang harus dicapai oleh kelompok yang
tengah berselisih. Tujuan bersama itu harus bisa dicapai karena sifatnya imperative atau
memaksa. Melalui jalan kooperatif dan disertai rasa solidaritas tinggi, orang harus bisa
bekerjasama atas dasar saling percaya-mempercayai satu sama lain.
5. Menghindari konflik
Cara paling wajar dan mudah yaitu menghindari suatu konflik, yang bertujuan untuk tidak
melakukan, menentang, lalu mendesak semua kesebalan dan kekecewaan kedalam
ketidaksabaran sehingga menjadi kompleks-kompleks terdesak, yang sering menjadi sumber
pengganggu bagi ketenangan batin sendiri. Dengan jalan pendesakan bertujuan menghindari
kesusahan. Yang penting adalah menghindari orang yang tidak disenangi, dan menghindari
konflik terbuka. Selanjutnya cepat atau lambat orang harus berani saling berkonfrontasi dan
mencari jalan penyelesaiannya.
6. Memperhalus konflik
Memperhalus konflik itu berarti melicinkan jalan atau memperhalus penyelesaian konflik
dengan jalan:

10
a. Mengecilkan perbedaan-perbedaan sikap dan ide dari perorangan dan kelompok yang
tengah bertikai
b. Dan memperbesar titik persamaan/ titik singgungdari tujuanatau kepentingan bersama,
yang harus dicapai dengan carakooperatif.
Dengan memperhalus konflik dan melicinkan jalan penyelesaian orang berusaha dengan
sengaja dan sadar menyingkirkan perbedaan untuk lebih menonjolkan persamaan serta
kepentingan bersama, sehingga jalan damai dapat ditempuh untuk memecahkan masalah
yang dipertengkarkan.
7. Kompromi
Kompromi merupakan proses saling berjanji antara kedua belah pihak yang bersedia
melepaskan sebagian dari tuntutannya. Dalam peristiwa kompromi boleh dikatakan tidak ada
pihak yang menang dan yang kalah secara mutlak. Kedua belah pihak bersedia mengorbankan
sedikit dari pendirian dan tuntutanya sehingga tersapai satu keputusan bersama, sekalipun
keputusan itu tidak bisa disebut sebagai hasil yang optimal bagi kedua belah piha. Keputusan
hasil kompromi itu merupakan produk penalaran,saling mengalah, saling memberi dan menerima
dimana kedua belah pihak saling terpuaskan.
8. Tindakan yang otoriter
Dalam struktur organisasi formal dengan adanya relasi atasan-bawahan, maka otoritas dan
kewibawaan pemimpin yang berkedudukan paling tinggi merupakan suara pemutus bagi konflik
antar-individu dan antar-kelompok. Kekuasaan formal merupakan bentuk arbitrage atau
perwasitan dan sebagai alat penentu. Kepemimpinan otoriter dengan tindakan-tindakan yang
tegas dan drastis itu disaat genting itu bisa menegakkan orde, bisa menjadi alat koordinasi yang
efektif.
9. Mengubah struktur individual dan struktur organisasi
Cara lain untuk mengurangi konflik yaitu dengan cara mengubah struktur organisasi.
Memindahkan dan mempertukarkan anggota-anggota kelompok dan pemimpinnya, dengan
semboyan “the right man in the right place”, membentuk badan koordinasi, memperkenalkan
sistem konsultasi dan sistem apel, memperluas partisipasi aktif para anggota dan anak buah.
Dengan menukar-nukar anggota dan pemimpin dapat tercapai iklim psikis baru, sehingga
suasana kompetitif dan konfliktius bisa dikurangi menjadi seminim mungkin.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Peran adalah adalah perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam posisi
tertentu. Jadi peranan kepemimpinan adalah seperangkat perilaku yang diharapkan dilakukan
oleh seseorang sesuai kedudukannya sebagai seorang pemimpin.
Konflik adalah bentuk pertentangan yang terjadi dalam organisasi baik antara seseorang
dengan orang yang lain, antara seseorang dengan kelompok, antara kelompok dengan kelompok,
maupun antara kelompok dengan organisasi atau mungkin pula antara perseorangan dengan
organisasi secara menyeluruh karena ketidaksesuian nilai atau tujuan antara anggota organisasi.
Konflik mempunyai pengaruh positif dan negatif. Adapun cara pemimpin untuk mengatasi
konflik yang terjadi di dalam organisasi, yaitu: Konflik dari dalam diri individu (individual
conflict), Konflik antar individu maupun antar kelompok, Memecahkan masalah melalui sikap
kooperatif , Mempersatukan tujuan, Menghindari konflik, Memperhalus konflik, Kompromi,
Tindakan yang otoriter, Mengubah struktur individual dan struktur organisasi

B. SARAN
1. Seorang pemimpin mampu menuntut orang-orang yang ada didalam organisasi supaya
mempunyai rasa introspeksi diri dan mengevaluasi diri sendiri ketika konflik terjadi di
organisasisehingga adanya sikap tersebut konflik tidak akan terjadi berlarut-larut.
2. Seorang pemimpin sebaiknya dapat mengetahui perilaku dari masing-masing bawahan
untuk membantu dalam menangani konflik yang terjadi dalam organisasi. Dengan cara
seorang pemimpin harus mengetahui secara mendalam perilaku setiap individu seperti
sifat-sifat yang dimiliki setiap individu dan kesediaan mendengarkan setiap keluhan
bawahan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kartini Kartono.2003. Pemimpin dan Kepemimpinan (edisi baru). Jakarta: CV Rajawali


Sanusi, Ahmad dan Sutikno, Sobry. 2009, Kepemimpinan Sekarang dan Masa Depan. Bandung:
Prospect.
Sutarto.1993. Dasar-Dasar Organisasi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Wibowo, 2011, Manajemen Perubahan. Jakarta.P.T Raja Grapindo Persada.
Wahyudi.2011.Manajemen Konflik dalam Organisasi. Bandung:Alfabeta

13

Anda mungkin juga menyukai