Anda di halaman 1dari 11

Makalah Kepemimpinan Dalam Organisasi

(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasi)

Disusun Oleh :

Nama : Sinta Maharani


Npm : 20010150
Kelas : M3R4 A
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
BAB I PEMDAHULUAN.........................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH.............................................................................
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN.......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
2.1 PENGERTIAN KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI.........................................
2.2 TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN...........................................................................
2.3 macam macam gaya dan tipe KEPEMIMPINAN..................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................................
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................
Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan
karunia nya sehingga makalah yang berjudul “kepemimpinan dalam organisasi” dapat saya selesaikan
dengan baik. Saya berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca
tentang kepemimpinan di dalam berorganisasi. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan
yang Allah swt. Karuniai kepada saya sehingga makalah ini dapat saya susun melalui beberapa
sumber di media intenet.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan. Terutama kepada dosen pembimbing Bapak Faturahman,SE,MM yang telah memberikan
materi dan informasi sebaik mungkin sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini . harapan saya,
informasi dan materi yang terdapat di makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang
sempurna melainkan Allah SWT., karena itu saya memohon kritik dan saran yang membangun bagi
perbaikan makalah saya selanjutnya.
Demikian makalah ini saya buat, apanila terdapat kesalahan dan penulisan atau pun adanya
ketidaksesuaian materi yang saya smapikan pada makalah ini, saya mohon maaf. Saya penulis
menerima kritik dan saran seluas-seluasnya dari pembaca agar dapat membuat makalah yang lebih
baik pada kesempatan berikutnya.
Serang, 26 Januari 2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, dalam hidup manusia selalu
berinteraksi dengan sesama serta lingkungannya. Agar terciptanya suatu organisasi yang
harmonis, maka manusia harus memiliki kelompok dalam suatu organisasi tertentu.
Kepimimpinan merupakan lokomotif organisasi yang selalu menarik dibicarakan. Daya tarik ini
didasari pada latar histori yang menunjukan arti penting keberadaan seorang dalam setiap
kegiatan kelompok merupakan sentrum dalam pola interaksi antar komponan organisasi.
Dalam organisasi selalu melibatkan beberapa orang yang saling berinteraksi secara intensif.
Interaksi tersebut disusun dalam suatu strukturyang dapat membantu dalam usaha pencapaian
tujuan bersama. Agar pelaksnaan kerja dalam organisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya
maka dibutuhkan sumber seperti perlengkapan, metode kera, bahan baku, dan lain-lain.
Peranan pemimpin dalam suatu organisasi itu sangatlah penting karena keberadaan pimpinan
yaitu menjadi palang pintu atau menjadi salah satu ujung tombak dari keberhasilan dalam
berorganisasi. Peran pemimpin tidak pernah lepas dari pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen
dalam organisasi. Akan tetapi, setiap perjalnan operasional suatu organisasi akan menemui
kendala atau masalah akibat dinamika lungkungan internal dan eksternal organisasi. Untuk
menyiasati situasi dan kondisi tersebut maka diperlukan seni memimpin yang cerdas untuk
mencapai efektivitas kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif dan efisien.
Salah satu tugas atau peran pemimpin yaituharus bisa mengelola konflik dalam organisasi yang
dipimpinnya sehingga setiap konflik itu bisa diselesaikan dengan baik dan tidak ada yang merasa
dirugikan.pimpinan adalah seorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan
kegiatan kegiatan merekaguna mencapai sasaran organisasi.

1.2 Maksud dan tujuan


Dari makalah yang dibuat ini memiliki maksud dan tujuan agar pembaca serta saya sendiri
mampu mengetahui, menambah wawasan, serta informasi apa itu kepimpinan dalam organisasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
Banyak para ahli dari manajeman yang memberikan pendapatnya tentang definisi dari kepemimpinan
dimana kepemimpinan didefinisikan sebagai proses pengarahan dan mempengaruhi para karyawan
dlam aktifitasnya yang berkaitan dengan tugas dari pada anggota kelompok. Apabila kita berbicara
mengenai suatu organisasi maka tidak akan lepas dari siapa yang memimpin yang disebut pemimpin.
Seorang pemimpin merupakan individu yang dapat menerapkan prinsip motivasi, displin, dan
produktifitas. Adapun beberapa definisi kepemimpinan menurut para ahli yaitu :
1. menurut howard h. Hyot : bahwa kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi tingkah
laku manuisa, kemampuan untuk membimbing orang.
2. Dubrin : bahwa kepimpinan itu adalah upaya mempengaruhi banyak orang memalui
komunikasi untukmencapai tujuan. Cara mempengaruhi orang dengan petunjuk atau
perintah.tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak atau merespons dan menimbulkan
perubahan positif, kekuatan dinamis penting yang meotivasi dan mengkoordinasikan
organisasi dalam rangka mencapai tujuan, kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri
dan dukungan antara agar tujuan organisasional dapat tercapai.
3. Siagian : bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
orang lain, sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin
meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya.
Organisasi berasal dari kata orani, dalam bahasa yunani berarti alat. Pengertian organisasi telah
banyak disampaikan oleh para ahli, tetapi pada dsarnya tidak ada perbedaan yang signifikan dan
sebagai bahan perbandingan akan disampaikan beberapa sebagai berikut :
1. chester 1. Barnard (1938) mengemukakan bahwa organisasi adalah sistem kerja sama antara
dua orang atau lebih
2. james D. Mooney, organisasi adalah setiap bentuk kerja sama untuk mencapai tujuan bersama
3. Dimock, organisasi adalah perpaduan secara sistematis darpada bagian bagian yang saling
ketergantungan atau berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui
kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Jadi kepemimpinan dalam organisasi adalah suatu kegiatan seorang untuk memimpin jalannya suatu
organisasi yang di pimpinnya dengan mempengaruhi dengan hal positif untuk mencapai tujuan dari
organisasi yang telah dibentuk.
2.2 TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
Teori kepemimpinan adalah penggeneralisasian suatu perilaku pemimpin dan konsep-konsep
kepemimpinannya dengan menonjolkan historis, sebab-musabab timbulnya kepemimpinan. Pada
umumnya teori kepemimpinan berusaha untuk menjelaskan dan menginteprestasikan tentang
pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi antara lain:
1. Teori Great Man
Anda mungkin pernah mendengar bahwa ada orang-orang tertentu yang memang "dilahirkan untuk
memimpin". Menurut teori ini, seorang pemimpin besar dilahirkan dengan karakteristik tertentu
seperti karisma, keyakinan, kecerdasan dan keterampilan sosial yang membuatnya terlahir sebagai
pemimpin alami. Teori great man mengasumsikan bahwa kapasitas untuk memimpin adalah sesuatu
yang melekat, pemimpin besar dilahirkan bukan dibuat. Teori ini menggambarkan seorang pemimpin
yang heroik dan ditakdirkan untuk menjadi pemimpin karena kondisi sudah membutuhkannya.
2. Teori Sifat
Teori sifat berasumsi bahwa orang mewarisi sifat dan ciri-ciri tertentu yang membuat mereka lebih
cocok untuk menjadi pemimpin. Teori sifat mengidentifikasi kepribadian tertentu atau karakteristik
perilaku yang sama pada umumnya pemimpin. Sebagai contoh, ciri-ciri seperti ekstraversi,
kepercayaan diri dan keberanian, semuanya adalah sifat potensial yang bisa dikaitkan dengan
pemimpin besar. Jika ciri-ciri khusus adalah fitur kunci dari kepemimpinan, maka bagaimana
menjelaskan orang-orang yang memiliki kualitas-kualitas tetapi bukan pemimpin? Pertanyaan ini
adalah salah satu kesulitan dalam menggunakan teori sifat untuk menjelaskan kepemimpinan. Ada
banyak orang yang memiliki ciri-ciri kepribadian yang terkait dengan kepemimpinan namun tidak
pernah mencari posisi kepemimpinan.
3. Teori kontingensi
Teori kontingensi fokus pada variabel yang berkaitan dengan lingkungan yang mungkin menentukan
gaya kepemimpinan tertentu yang paling cocok. Menurut teori ini, tidak ada gaya kepemimpinan yang
terbaik dalam segala situasi. Kesuksesan tergantung pada sejumlah variabel, termasuk gaya
kepemimpinan, kualitas para pengikut dan aspek situasi.
4. Teori Situasional
Teori Situasional mengusulkan bahwa pemimpin memilih tindakan terbaik berdasarkan variabel
situasional. Gaya kepemimpinan yang berbeda mungkin lebih tepat untuk jenis tertentu dalam
pengambilan keputusan tertentu. Misalnya, seorang pemimpin berada dalam kelompok yang
anggotanya berpengetahuan dan berpengalaman, gaya otoriter mungkin paling tepat. Dalam kasus lain
di mana anggota kelompok adalah ahli yang terampil, gaya demokratis akan lebih efektif.
5. Teori Perilaku
Teori perilaku kepemimpinan didasarkan pada keyakinan bahwa pemimpin besar dibuat bukan
dilahirkan. Teori kepemimpinan ini berfokus pada tindakan para pemimpin bukan pada kualitas
mental. Menurut teori ini, orang dapat belajar untuk menjadi pemimpin melalui pengajaran dan
observasi.
6. Teori Partisipatif
Teori kepemimpinan partisipatif menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang ideal adalah
mengambil masukan dari orang lain. Para pemimpin mendorong partisipasi dan kontribusi dari
anggota kelompok dan membantu anggota kelompok merasa lebih berkomitmen terhadap proses
pengambilan keputusan. Dalam teori partisipatif, bagaimanapun, pemimpin berhak untuk
memungkinkan masukan pendapat dari orang lain.
7. Teori Manajemen
Teori manajemen juga dikenal sebagai teori transaksional, fokus pada peran pengawasan kinerja,
organisasi dan kelompok. Teori ini berdasarkan pada sistem imbalan dan hukuman. Teori manajemen
sering digunakan dalam bisnis, ketika karyawan berhasil mereka dihargai, ketika mereka gagal
mereka ditegur atau dihukum.
8. Teori Hubungan
Teori hubungan juga dikenal sebagai teori transformasi, fokus pada hubungan yang terbentuk antara
pemimpin dan pengikut. Pemimpin transformasional memotivasi dan menginspirasi dengan
membantu anggota kelompok melihat penting dan baiknya suatu tugas. Pemimpin fokus pada kinerja
anggota kelompok dan juga ingin setiap orang untuk memaksimalkan potensinya. Pemimpin dengan
gaya ini sering memiliki standar etika dan moral yang tinggi.

2.3 MACAM MACAM GAYA DAN TIPE KEPEMIMPINAN


Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, tempramen, watak dan kepribadian tersendiri yang unik
dank has sehingga tingka laku dan gayanyalah yang membedakan dirinya dengan orang lain. Gaya
kepemimpinan adalah suatu pola perilaku seseorang untuk memotivasi orang lain agar mereka mau
bekerjasama untuk mencapai tujuan. Menurut Sondang P. Siagian tipe atau gaya kepemimpinan
antara lain:
a) Gaya kepemiminan otokratik Otokrat berasal dari kata autos yang berarti sediri dan kratos yang
berarti kekuasaan, kekuatan. Jadi otokrat berarti penguasa absolut. Kepemimpinan otokratik biasaanya
berdasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpin seperti ini selalu
ingin berperan sebagai pemain tunggal, egoismenya sangat besar dan cenderung menganut nilai-nilai
organisasional yang berkisar pada kebenaran segala cara yang ditempuh untuk mencapai tujuannya
karena sifat egoismenya yang sangat besar, pemimpin seperti ini cenderung memperlakukan
karyawan/bawahan sama dengan alat-alat lainnya dalam organisasi dan kurang menghargai harkat dan
martabat manusia, lebih berorientasi pada pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa memperhatikan
kepentingan dan kebutuhan para bawahannya. Dalam pengambilan keputusan dia tidak
mengikutsertakkan partisipasi dari para bawahan, melainkan keputusan diambil dan ditentukan
sendiri. Pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan seperti ini akan selalu menuntut ketaatan penuh
dari para bawahannya, menegakkan disiplin yang kaku dan bernada keras dalam memberikan perintah
dan instruksi serta selalu berada jauh dari kelompoknya sehingga tidak ada komunikasi yang baik
dengan baawahannya.
b) Gaya kepemimpinan demokratik Gaya kepemimpinan demokratik ini lebih menekankan pada
partisipasi anggotanya daripada bertindak dan menentuknya sendiri. Perannnya selaku pimpinan
dalam organisasional adalah sebagai coordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen
organisasi sehingga bergerak sebagai suatu totalitas, dan terdapat koordinasi pekerjaan pada semua
bawahan dengan penekanan kepada rasa tanggungjawab pada diri sendiri dan pekerjaan yang tinggi
serta kerja sama yang baik. Kekuatan demoktaris ini bukan terletak pada individu pemimpin,
melainkan pada partisipasi aktif dari setiap anggota organisasi. Kepemimpinan demokratis sangat
menghargai setiap potensi setiap individu dan mau mendengarkan setiap keluhan, saran dan nasehat
dari bawahan serta mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkinpada saat-saat
dan kondisi yang tepat. Kepemimpinan ini juga sering disebut sebagai kepemimpinan group developer
karena memiliki sifat kreatif, dinamis, inovatif, mampu memberikan/melimpahkan wewenang dengan
baik serta menaruh kepecayaan bawahan serta lebih mengutamakan kesejahteraan, harkat dan
martabat manusia.
c) Gaya kepemimpinan bebas/laizzes faire Pada tipe dan gaya kepemimpinan seperti ini seorang
pemimpin praktis tidak memimpin, karena dia membiarkan setiap orang dalam kelompoknya berbuat
sekehendak mereka, pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan kelompoknya, semua
pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan sendiri oleh bawahannya. Keberadaan pemimpin ini
hanya sebagai symbol dan biasanya tidak memiliki keterampilan teknis serta kewibawaan, sehingga
tidak bisa mengontrol anak buahnya dan tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja serta tidak
mampu menciptakan suasan atau iklim kerja yang kooperatif.
d) Gaya kepemimpinan paternalistic Tipe atau gaya kepemimpinan ini banyak terdapat di lingkungan
masyarakat yang masih bersifat tradisional dan umumnya di masyarakat agraris. Popularitas
pemimpin paternaistik di lingkungan masyarakat bisa saja disebabkan oelh beberapa faktor, seperti
kuatnya ikatan primodial, extended family system, kehidupan masyarakat yang komunalistik, peranan
adat istiadat yang sangat kuat dalam kehidupan bermasyarakat, serta masih dimungkinkannya
hubungan pribadi yang intim antara seorang anggota masyarakat dengan anggota masyarakat lainnya.
Sementara itu dari segi nilai- nilai organisasional yang dianut, biasanya seorang pemimpin yang
paternalistic mengutamakan kebersamaan. Berdasarkan nilai-nilai tersebut, pemimpin yang
bersangkutan berusaha untuk memperlakukan semua orang dan semua satuan kerja dalam organisasi
secara adil dan merata. Sikap kebapakan menyebabkan hubungan atasan dengan bawahan lebih
bersifat informal daripada hubungan formal. Hanya saja hubungan yang lebih bersifat informal ini
dilandasi oleh pandangan bahwa para bawahan itu belum mencapai tingkat kedewasaan yang
sedemikian rupa sehingga mereka tidak bisa dibiarkan bertindak sendiri.
e) Gaya kepemimpinan kharismatik Kepemimpinan kharismatik ini memeiliki karakteristik yang khas
yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu mendapatkan pengikut yang sangat besar.
Tegasnya pemimpin yang kharismatik adalah pemimpin yang sangat dikagumi oleh para pengikutnya,
meskipun para pengikutnya tidak bisa menjelaskan secara jelas mengapa orang tersebut mereka
kagumi.
2.4 PERANAN KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

Peranan seorang pemimpin muncul karena memahami bahwa pemimpin tersebut tidak bekerja sendiri,
melainkan merupakan suatu Tim kerja dalam organisasi. Thoha (1990;12) rnenyebutkan ada 3 (tiga)
peranan penting yang dapat dimainkan oleh seorang pemimpin dalam menjalankan tugas dan
fungsinya

dimanapun dia berada yaitu :

1. Peranan Hubungan Antar Pribadi

a. Sebagai figurhead, yakni suatu peranan yang dijalankan untuk mewakili organisasi yang
dipimpinnya di dalam setiap kesempatan dan persoalan
yang timbul secara formal. Seorang figurhead yang karena orientasinya maka dianggap sebagai
simbol yang berkewajiban untuk setiap saat melaksanakan serangkaian tugas-tugas yang melibatkan
aktiva pribadi (menghadiri upacara-upacara resmi).

b. Berperan sebagai pemimpin (learder), Dalam peranannya sebagai


pemimpin, selalu melakukan hubungan secara inter personal dengan para pengikutnya, dengan
melakukan fungsi-fungsi pokoknya antara lain memimpin, memotivasi, mengembangkan dan
mengendalikan. Pada organisasi informal biasanya, pemimpin diikuti karena mempunyai
kekuasaan kharismatik atau kekuatan fisik. Dalam organisasi formal
pemimpin yang diangkat dan atas seringkali tergantung dan kekuasaan yang melekat pada jabatan
tersebut.

c. Berperan sebagai pejabat perantara (Gaison Manager). Dalam hal ini seorang pemimpin melakukan
perannya dengan cara berinteraksi dengan teman-ternan sejawat, dengan staf-stafnya, dan bahkan
dengan organisasi yang berada diluar organisasinya, dalam rangka rnemperoleh informasi yang
dibutuhkan. Karena organisasi yang dipimpinnya tidak berdiri sendirian, maka pemimpin meletakkan
peranan lisan dengan cara banyak berhubungan dengan sejumlah individu atau kelompok-kelompok
tertentu yang berada diluar organisasinya.

2. Peranan yang Berhubungan Dengan Informasi (Informational Role)

Seorang pemimpin untuk memperoleh informasi yang cukup dalam rangka memecahkan suatu
permasalahan yang timbul dalam organisasi yang dipimpinnya, pemimpin tersebut harus berperan
sebagai berikut:

a. Sebagai monitor, seorang pemimpin diidentifikasikan sebagai penerima dan pengumpul informasi
dalam rangka mendeteksi perubahan-perubahan, mengidentifikasi persoalan-persoalan dan
kesempatan yang ada untuk
keperluan-keperluan pembuatan keputusan. Dengan demikian manajer akan memperoleh informasi
yang mungkin dan berbagai sumber baik dan luar maupun dan dalam organisasinya
b. Sebagai desiminator (penyampai informasi dan luar ke dalam)
Informasi yang diperolehnya dan luar oleh seorang pemimpin
disampaikan kepada staf-stafnya yang ada dalam organisasi.

c. Sebagai Spekerman (Juru bicara), peranan ini digunakan manajer untuk menyampaikan informasi
keluar lingkungan organisasinya dalam hal ini manajer bertindak atas nama organisasinya. Sebagai
manajer juga ia merupakan pusat informasi, yang mengetahui tentang organisasinya. Untuk bisa
bertindak efektif, manajer dapat melakukan lobbying dengan pihak luar mungkin juga bertindak
sebagai orang ahli dibidang tertentu yang dijalankan organisasinya.

3. Perananan Dalam Hubungan Dengan Pembuatan Keputusan (decisional role)

Seorang pemimpin yang baik adalah yang bertanggung jawab terhadap organisasi tergantung kepada
pemimpinnya. Oleh karena itu pemimpin harus terlibat dalam suatu proses pembuatan strategi
didalam pengambilan keputusan-keputusan organisasi-organisasi secara signifikan dan berhubungan.

Dalam decisional role manajer berperan sebagai berikut:

a. Peranan sebagai Entrepreneur, dalam peran ini manajer bertindak sebagai


pemrakarsa dan perancang, dan banyak perusahaan-perusahaan yang
terkendali dalam organisasi. Peranan ini dimulai dan aktivitas melihat
atau memahami secara teliti persoalan-persoalan organisasi yang mungkin bisa digarap sebagai
kelanjutan dan peranan ini manajer akan merancang suatu kegiatan untuk mengadakan perubahan-
perubahan yang terkendali.

b. Peranan sebagai penghalau, gangguan (disturbance handler). Peran ini menuntut tanggungjawab
manajer terhadap organisasi bila terancam bahaya, misalnya organisasi akan di likuidasi dan
sebagainya. Bila terjadi gangguan demikian tindakan koreksi diharapkan datang dan manajer.

c. Peranan sebagai pembagi sumber (resource alloceter). Dalam proses ini manajer memainkan
peranan untuk memutuskan kemana sumber dana akan didistribusikan dengan cara yang bijaksana
baik berupa uang, waktu,
perbekalan, reputasi dan tenaga kerja.

d. Peranan sebagai negosiator, peran ini meminta kepada manajer untuk aktif berpartisipasi dalam
arena negosiasi kedalam maupun keluar
organisasi. Dalarn keadaan seperti ini manajer bertindak sebagai
pimpinan kontingennya untuk membicarakan segala pericara yang diagendakan dalam negosiasi yang
menguntungkan organisasinya, dan pada gilirannya pengambilan keputusan sebagai salah satu
aktivitas yang tidak dapat dihindarinya.

Domai (1992;258) mengatakan peranan adalah “kesatuan rangkaian suatu sikap, tingkah laku, cara-
cara bertindak, yang diharapkan dan seseorang dalam suatu kedudukan, jabatan atau fungsi tertentu.

Sedangkan kepemirnpinan adalah akibat dan kecakapan atau kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi orang lain didalam proses interaksi. Proses interaksi ini terjadi baik didalarn maupun
diluar onganisasi. Didalam organisasi
interaksi ini terjadi antara pimpinan dan bawahan, sedangkan diluar organisasi tenjadi antara
pimpinan dengan masyarakat dan sebaliknya.

Apabila pengertian kepemimpinan ini diuraikan dalam lebih lanjut,


kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi mengarahkan dan
menggerakkan orang-orang lain kearah tujuan tertentu.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan dari pembahasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka pada bagian penutup
ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pemimpin yang baik sangatlah diperlukan dalam suatu organisasi.
Selain pemimpin, masa depan organisasi bergantung juga pada tangan anggota organisasinya, hanya
pemimpin yang memiliki kepemimpinan yang baiklah yang nantinya dapat memajukan oraganisasi
tersebut. Pemimpin bukanlah dictator, disini pemimpin hanyalah alat untuk memotivasi anggota
lainnya dalam mencapai tujuan tertentu. Maka pemimpin sangat berperan dalam sebuah organisasi
atau perusahaan. Pemimpin yang baik dapat menjadi contoh untuk para anggotanya. Bagi seorang
pemimpin haruslah dapat mengetahui serta menjalankan perannya mengenai apa yang diperlukan
dalam pemenuhan pelaksanaan pekerjaan atau tugasnya. Demikianlah ini saya buat agar makalah ini
dapat dimanfaatkan pembaca dalam memahami tentang peran kepemimpinan dalam organisasi. Selain
itu penulis juga menyarankan untuk menerapkan apa yang baik dari makalah ini. Makalah ini masih
banyak memiliki kekurangan, untuk itu penulis menyarakankan agar makalah ini bisa disempurnakan
baik dari cara penulisan maupun struktuk. Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai