Anda di halaman 1dari 23

PERAN KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

STUDI KASUS : KEPEMIMPINAN ORGANISASI KNPI

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Prinsip-prinsip Manajemen

Dosen pengampu: Diana Laily Fithri, M.Kom

Disusun oleh:

1. Fauzia Alma Eka Ardianti 202053038


2. Jelita Salsabila 202053042
3. Shasha Ramadhani Putri 202053048
4. Dyas Andriansyah 202053137
5. Rifki Achmad Fahriza 202053140

KELAS A
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Peran Kepemimpinan dalam
Organisasi, Studi Kasus : Kepemimpinan Organisasi KNPI” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah Prinsip-prinsip Manajemen. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Terima kasih kepada Ibu Diana Laily Fithri, M.Kom, selaku dosen mata kuliah Prinsip-prinsip
Manajemen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan
pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Kudus, November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2

C. Tujuan Pembahasan ......................................................................................................... 2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Peran Kepemimpinan ...................................................................................................... 3

B. Penjabaran Studi Kasus ................................................................................................... 9

C. Konflik KNPI ................................................................................................................ 11

D. Gaya Kepemimpinan KNPI ........................................................................................... 12

E. Penyelesaian Konflik KNPI........................................................................................... 13

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................................... 14

B. Saran .............................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beragam dari berbagai suku, bahasa,
juga Agamanya. perkembangan kehidupan sosial pun terjadi secara umum, mendorong
manusia untuk menuju pada era globalisasi yang semakin menuntut adanya
peningkatan standar tatanan dalam berbagai hal.
Dalam kenyataan sehari-hari, peran pemimpin tidak pernah lepas dari
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam organisasi, mulai dari fungsi-fungsi
manajemen dalam organisasi, mulai dari organisasi Planning termasuk budgeting,
Organizing, Staffing, Actuating or Leadership, Coordinating dan Controlling atau
Evaluation. Akan tetapi, setiap perjalanan operasional suatu organisasi akan menemui
kendala atau masalah akibat dinamika lingkungan Internal dan Eksternal organisasi.
Untuk menyiasati situasi dan kondisi tersebut maka diperlukan seni memimpin yang
cerdas untuk mencapai efektivitas kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif bagi
pemimpin dalam melaksanakan peran pengendalian organisasi memiliki kontribusi
besar bagi keberhasilan orang-orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efisien.
Beberapa gaya kepemimpinana adalah pola tingkahlaku yang dirancang untuk
mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai tujuan
tertentu. Seorang pemimpin harus memiliki sifat perseptive (tanggap) artinya mampu
mengamati dan menemukan kenyataan dari suatu lingkungan. Untuk itu seorang
pemimpin harus mampu melihat, mengamati, dan memahami keadaanatau situasi
tempat kerjanya, dalam artian bagaimana para bawahannya, bagaimana keadaan
organisasinya, bagaimana situasi penugasannya dan juga tentang kemampuan dirinya
sendiri. Pemimpin harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Seorang pemimpin diharapkan dapat menampilkan gaya kepemimpinan segala situasi
tergantung kondisi dan situasi serta kepada bawahannya yang mana seorang pemimpin
yang hanya menampilkan satu macam gaya saja akan kurang efektif. Selain itu,

1
diharapkan seorang pemimpin tampil sebagai pemberi ilham dalam masa-masa suli,
sehingga terpancar rasa keyakinan akan atasannya dalam diri para bawahannya.
Organisasi kepemudaan yang menjadi wadah komunikasi aspirasi dan
pengembangan intelektual dalam pengembangan daerah atau wilayah perlu dipimpin
oleh seorang yang mempunyai ketangguhan dalam berorganisasi, selain pengalaman
yang harus dimiliki seorang pemimpin organisasi juga harus dapat menyelesaikan
masalah yang dihadapi dan menjawab tantangan yang akan datang. KNPI yang
merupakan salah satu wadah pemersatu Pemuda Indonesia baik di pusat atau daerah
mempunyai cukup tantangan dalam kaitannya dengan pengembangan potensi pemuda
ataupun pengembangan sumber daya manusianya dalam kerangka Negara yang
berdaulat dan merdeka sehingga dalam perkembangannya diharapkan KNPI selalu
mengalami perkembangan yang berarti bagi bangsa Indonesia secara umum dan
khususnya bagi daerah-daerah.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, kami dapat mengambil rumusan masalah yang akan
kami ulas, diantaranya yaitu:
1. Apa itu peran kepemimpinan?
2. Bagaimana penjabaran studi kasus yang diambil?
3. Apa konflik yang ada dalam studi kasus tersebut?
4. Bagaimana gaya kepemimpinan dalam studi kasus tersebut?
5. Bagaimana cara penyelesaian konflik dalam studi kasus tersebut?

C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui apa itu peran kepemimpinan
2. Mengetahui penjabaran dari studi kasus yang diambil
3. Mengetahui konflik dalam studi kasus yang diambil
4. Mengetahui gaya kepemimpinan dalam studi kasus tersebut
5. Mengetahui cara penyelesaian konflik dalam studi kasus tersebut

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peran Kepemimpinan
Kepemimpinan sebagai “sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara
pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang
mencerminkan tujuan bersamanya (Daft ,1988). Kepemimpinan adalah suatu konsep dan
proses yang berhubungan dengan setiap kelompok, mendefinisikan kepemimpinan sebagai
suatu pedoman, kelangsungan, pembelajaran serta pemberian motivasi untuk mencapai
tujuan dan prestasi.

Sedangkan gaya kepemimpinan adalah suatu gabungan yang berbeda antara tugas
dan hubungan perilaku yang biasa digunakan untuk mempengaruhi pribadi atau kelompok
untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan pada intinya merupakan upaya mempengaruhi dan
menggerakkan orang lain untuk bekerjasama dalam rangka mencapai tujuan bersama yang
telah ditentukan sebelumnya.

a. Kepemimpinan
1. Konsep Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan masalah yang sangat penting dalam manajemen
dan organisasi. Bahkan ada yang mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan
jantung atau intinya manajemen dan organisasi. Menurut Sofyan Syafri Harahap
(1996: 233), Kepemimpinan (Leadership) adalah proses mempengaruhi orang lain
yang dimaksud untuk membentuk perilaku yang sesuai dengan kehendak kita.
Sementara itu kartini Kartono (1998: 135) mengemukakan bahwa kepemimpinan
adalah kemampuan untuk memberikan pengaruh yang konstruktif kepada orang
lain untuk melakukan usaha yang kooperatif dalam mencapai tujuan yang sudah
direncanakan.
Jadi dari pengertian tersebut di atas jelas sekali terlihat bahwa seseorang
pemimpin dengan kepemimpinannya haruslah mampu mempengaruhi, mengubah
dan menggerakan tingkah laku bawahan atau orang lain untuk mencapai tujuan.
Ada 4 faktor yang dipengaruhi oleh pimpinan terhadap bawahannya, antara lain
sikap (attitudes), perilaku/tindakan (behavior), pikiran (ideas), dan perasaan
(feelings). Menurut Djoko Wionarso (1993: 4) diantara keempat faktor tersebut

3
perasaan (feeling) merupakan faktor yang sangat penting untuk dipengaruhi karena
terletak di dasar lubuk hati yang terdalam, agar timbul:
a) Sense of belonging (merasa ikut memiliki)
b) Sense of participation (merasa ikut serta)
c) Sense of responsibility (merasa ikut tanggung jawab)

2. Teori Kepemimpinan
Teori kepemimpinan adalah penggeneralisasian suatu perilaku pemimpin
dan konsep-konsep kepemimpinannya dengan menonjolkan historis, sebab-
musabab timbulnya kepemimpinan. Pada umumnya teori kepemimpinan berusaha
untuk menjelaskan dan menginteprestasikan tentang pemimpin dan kepemimpinan
dengan mengemukakan beberapa segi antara lain latar belakang sejarah pemimpin
dan kepemimpinan Kepemimpinan muncul bersama-sama dengan adanya
peradaban manusia sejak zaman Nabi-nabi dan manusia yang secara bersama-sama
berkumpul untuk mempertahankan keberadaan hidupnya, melawan kebuasan
hewan dan alam sekitarnya. Pada saat itu yang ditunjuk atau dijadikan sebagai
pemimpin adalah pribadi atau sosok orang-orang yang paling kuat, cerdas dan
berani diantara mereka. Secara ringkas dapatlah dikatakan bahwa kapan dan
dimanapun pemimpin dan kepemimpinan itu selalu diperlukan, terutama pada
jaman modern seperti sekarang ini dan dimasa-masa yang akan datang.

3. Sebab-sebab munculnya pemimpin


Ada tiga teori yang menonjol dalam menjelaskan tentang munculnya
pemimpin yaitu:
a) Terori genetis Teori ini menyatakan bahwa pemimpin itu tidak dibuat,
melainkan dilahirkan sebagai pemimpin dengan bakat-bakat kepemimpinan
yang alami yang dibawa sejak lahir, dan dia tidak ditakdirkan lahir menjadi
pemimpin dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun juga. Jadi teori ini
menekankan bahwa seseorang bisa menjadi pemimpin karena faktor keturunan.
b) Teori Sosial Teori ini berlawan dengan teori genetis karena teori ini menyatakan
bahwa pemimpin itu bukan dilahirkan begitu saja, melainkan harus disiapkan,
dididik, dan dibentuk. Setiap oaring yang menjadi pemimpin adalah terbentuk
dari usaha penyiapan dan pendidikan yang didorong oleh kemauan pribadi.

4
Jadi teori ini lebih menekankan bahwa yang bisa jadi pemimpin ditentukan
oleh kondisi faktor social.
c) Teori teologis atau sintesis Teori ini muncul sebagai reaksi dari kedua teori
sebelumnya. Teori ini menyatakan bahwa seseorang akan sukses menjadia
pemimpin jika dia memiliki bakat-bakat kepemimpinan sejak lahir dan bakat-
bakat itu dikembangkan melalui pengalaman dan jalur pendidikan serta sesuai
dengan tuntutan lingkungan atau ekologisnya.

4. Tipe dan Gaya Kepemimpinan


Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, tempramen, watak dan
kepribadian tersendiri yang unik dank has sehingga tingka laku dan gayanyalah
yang membedakan dirinya dengan orang lain. Gaya kepemimpinan adalah suatu
pola perilaku seseorang untuk memotivasi orang lain agar mereka mau
bekerjasama untuk mencapai tujuan. Menurut Sondang P. Siagian tipe atau gaya
kepemimpinan antara lain:
a) Gaya kepemiminan otokratik
Otokrat berasal dari kata autos yang berarti sediri dan kratos yang
berarti kekuasaan, kekuatan. Jadi otokrat berarti penguasa absolut.
Kepemimpinan otokratik biasaanya berdasarkan diri pada kekuasaan dan
paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpin seperti ini selalu ingin
berperan sebagai pemain tunggal, egoismenya sangat besar dan cenderung
menganut nilai-nilai organisasional yang berkisar pada kebenaran segala cara
yang ditempuh untuk mencapai tujuannya karena sifat egoismenya yang sangat
besar, pemimpin seperti ini cenderung memperlakukan karyawan/bawahan
sama dengan alat-alat lainnya dalam organisasi dan kurang menghargai harkat
dan martabat manusia, lebih berorientasi pada pelaksanaan penyelesaian tugas
tanpa memperhatikan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya. Dalam
pengambilan keputusan dia tidak mengikutsertakkan partisipasi dari para
bawahan, melainkan keputusan diambil dan ditentukan sendiri. Pemimpin yang
memiliki gaya kepemimpinan seperti ini akan selalu menuntut ketaatan penuh
dari para bawahannya, menegakkan disiplin yang kaku dan bernada keras
dalam memberikan perintah dan instruksi serta selalu berada jauh dari
kelompoknya sehingga tidak ada komunikasi yang baik dengan baawahannya.

5
b) Gaya kepemimpinan demokratik
Gaya kepemimpinan demokratik ini lebih menekankan pada partisipasi
anggotanya daripada bertindak dan menentuknya sendiri. Perannnya selaku
pimpinan dalam organisasional adalah sebagai coordinator dan integrator dari
berbagai unsur dan komponen organisasi sehingga bergerak sebagai suatu
totalitas, dan terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan dengan
penekanan kepada rasa tanggungjawab pada diri sendiri dan pekerjaan yang
tinggi serta kerja sama yang baik. Kekuatan demoktaris ini bukan terletak pada
individu pemimpin, melainkan pada partisipasi aktif dari setiap anggota
organisasi. Kepemimpinan demokratis sangat menghargai setiap potensi setiap
individu dan mau mendengarkan setiap keluhan, saran dan nasehat dari
bawahan serta mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif
mungkinpada saat-saat dan kondisi yang tepat. Kepemimpinan ini juga sering
disebut sebagai kepemimpinan group developer karena memiliki sifat kreatif,
dinamis, inovatif, mampu memberikan/melimpahkan wewenang dengan baik
serta menaruh kepecayaan bawahan serta lebih mengutamakan kesejahteraan,
harkat dan martabat manusia.
c) Gaya kepemimpinan bebas/laizzes faire
Pada tipe dan gaya kepemimpinan seperti ini seorang pemimpin praktis
tidak memimpin, karena dia membiarkan setiap orang dalam kelompoknya
berbuat sekehendak mereka, pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam
kegiatan kelompoknya, semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan
sendiri oleh bawahannya. Keberadaan pemimpin ini hanya sebagai symbol dan
biasanya tidak memiliki keterampilan teknis serta kewibawaan, sehingga tidak
bisa mengontrol anak buahnya dan tidak mampu melaksanakan koordinasi
kerja serta tidak mampu menciptakan suasan atau iklim kerja yang kooperatif.
d) Gaya kepemimpinan paternalistic
Tipe atau gaya kepemimpinan ini banyak terdapat di lingkungan
masyarakat yang masih bersifat tradisional dan umumnya di masyarakat
agraris. Popularitas pemimpin paternaistik di lingkungan masyarakat bisa saja
disebabkan oelh beberapa faktor, seperti kuatnya ikatan primodial, extended
family system, kehidupan masyarakat yang komunalistik, peranan adat istiadat
yang sangat kuat dalam kehidupan bermasyarakat, serta masih

6
dimungkinkannya hubungan pribadi yang intim antara seorang anggota
masyarakat dengan anggota masyarakat lainnya. Sementara itu dari segi nilai-
nilai organisasional yang dianut, biasanya seorang pemimpin yang paternalistic
mengutamakan kebersamaan. Berdasarkan nilai-nilai tersebut, pemimpin yang
bersangkutan berusaha untuk memperlakukan semua orang dan semua satuan
kerja dalam organisasi secara adil dan merata. Sikap kebapakan menyebabkan
hubungan atasan dengan bawahan lebih bersifat informal daripada hubungan
formal. Hanya saja hubungan yang lebih bersifat informal ini dilandasi oleh
pandangan bahwa para bawahan itu belum mencapai tingkat kedewasaan yang
sedemikian rupa sehingga mereka tidak bisa dibiarkan bertindak sendiri.
e) Gaya kepemimpinan kharismatik
Kepemimpinan kharismatik ini memeiliki karakteristik yang khas yaitu
daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu mendapatkan pengikut
yang sangat besar. Tegasnya pemimpin yang kharismatik adalah pemimpin
yang sangat dikagumi oleh para pengikutnya, meskipun para pengikutnya tidak
bisa menjelaskan secara jelas mengapa orang tersebut mereka kagumi.
Tugas-tugas dan tanggungjawabnya sebgai pemimpin. Menurut Robert C.
Miljus, seperti yang dikutip oleh Heidjrachman dan Saud Husnan (1990: 218)
bahwa tanggung jawab seorang pemimpin adalah sebagai berikut:
1) Menentukan pelaksanaan kerja yang realistis (dalam artian kuantitas,
kualitas, keamanan, dan lain sebagainya);
2) Melengkapi para karyawan dan sumberdaya-sumberdaya yang diperlukan
untuk menjalankan tugas.
3) Mengkomunikasikan kepada para karyawan tentang apa yang diharapkan
dari mereka.
4) Memberikan susunan hadiah yang sepadan dengan jasa mereka guna
mendorong motivasi
5) Mendelegasikan wewenang apabila diperlukan dan mengundang partisipasi
apabila memungkinkan.
6) Menghilangkan hambatan untuk melaksanakan pekerjaan yang efektif.
7) Menilai pelaksanaan pekerjaan dan mengkomunikasikan hasilnya.
8) Menunjukkan perhatian kepada karyawan.

7
Agar seorang pemimpin dapat mencapai tujuannya secara efektif, maka ia harus
memiliki wewenang untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain untuk mencapai
tujuannya. Ada beberapa macam wewenang diantaranya adalah:
1) Top down authority Yaitu wewenang yang dimiliki oelh seseorang karena adanya
pelimpahan wewenang dari pimpinan atau atasannya
2) Bottom Up Authority Yaitu wewenang yang dimilki oleh seseorang karena
ditunjuk sebagai pemimpin oleh para pengikutnya. Menentukan gaya
kepemimpinan yang tepat dari gaya kepemimpnan yang ada, dapat dikemukakan
bahwa tidak ada gaya kepemimpinan yang jelek atau lebih baik dan selalu tepat
dalam semua situasi, efektifitas kepemimpinan sangat dipengaruhi oleh faktor-
faktor situasional yaitu:
1) Faktor situasional yang berkaitan dengan diri pemimpin yang meliputi nilai-
nilai kepribadian, kebiasaan, rasa aman terhadap suatu gaya yang diterapkan,
dan beberapa karakteristik seorang pemimpin itu sendiri.
2) Faktor situasional yang ada pada bawahan juga perlu dipertimbangkan yang
meliputi hubungan antara kebutuhan dan tugas yang dihadapi, pendidikan dan
kematangan psikologisnya yang berkaitan dengan tuntutan keterampilan untuk
melaksanakan tugas. 3) Faktor situasional lainnya perlu dipertimbangkan yang
dapat mempengaruhi gaya kepemimpinan seorang meliputi nilai-nilai yang
dianut suatu organisasi, misi atau tujuan yang ingin dicapai, besar kecilnya
anggota dalam organisasi kemampuan suatu kelompok untuk bekerjasama
secara bersama-sama, suasana kerja yang mendukung dan tingkat kerumitan
tugas serta legitimasi kuasa.

Dari uaraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa efektifitas gaya
kepemimpinan seseorang sangat ditentukan oleh kemampuan pemimpin menguasai
faktorfaktor situasional tersebut, dan kemampuan pemimpin dalam beradaptasi dengan
situasiyang dihadapi baik itu situasi organisasi, bawahan, maupun kemampuan
melakukan penilaian diri untuk mampu memerankan dirinya sebagai pemimpin sengan
memandang kepemimpinannya sebagai suatu seni memimpin secara kreatii dan
dinamis, Abi Sujak (1990: 28)

8
b. Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti dorongan atau daya
penggerak. Motivasi ini hanya diberikan kepada manusia khususnya kepada
bawahan atau pengikut. Menurut Malayu S.P Hasibuan (1999: 95) motivasi adalah
pemberi daya penggerk yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka
mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upaya untuk
mencapai kepuasaan. Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mendorong gairah
atau semangat kerja bawahan agar mereka mau bekerja keras dengan segala
kemampuan, kecakapan, dan keterampilan yang dimiliki untuk mewujudkan tujuan
perusahaan. Motivasi ini sangat penting karena dengan adanya motivasi digharapkan
setiap individu karyawan memiliki pola motivasi. Menurut David Mc. Clelland ada
4 pola motivasi, seperti yang dikemukakan oleh malayu S.P Hasibuan (1999: 95)
antara lain:
a) Achievement motivation, yaitu suatu keinginan untuk mengatasi atau
mengalahkan suatu tantangan, untuk kemajuan dan pertumbuhan.
b) Affiliation motivation, yaitu dorongan untuk melakukan hubungan dengan orang
lain.
c) Competence motivation, yaitu dorongan untuk berpartisipasi aktif dengan
melakukan pekerjaan yang bermutu tinggi.
d) Power motivation, yaitu dorongan untuk dapat mengendalikan suatu keadaan dan
adanya kecenderungan mengambil resiko dam menghancurkan rintangan yang
terjadi.

B. Penjabaran Studi Kasus KNPI


Organisasi kepemudaan yang menjadi wadah komunikasi aspirasi dan
pengembangan intelektual dalam pengembangan daerah atau wilayah perlu dipimpin oleh
seorang yang mempunyai ketangguhan dalam berorganisasi, selain pengalaman yang
harus dimiliki seorang pemimpin organisasi juga harus dapat menyelesaikan masalah yang
dihadapi dan menjawab tantangan yang akan datang. KNPI yang merupakan salah satu
wadah pemersatu Pemuda Indonesia baik di pusat atau daerah mempunyai cukup
tantangan dalam kaitannya dengan pengembangan potensi pemuda ataupun
pengembangan sumber daya manusianya dalam kerangka Negara yang berdaulat dan
merdeka sehingga dalam perkembangannya diharapkan KNPI selalu mengalami
9
perkembangan yang berarti bagi bangsa Indonesia secara umum dan khususnya bagi
daerah-daerah.

KNPI didirikan pada tanggal 23 juli 1973 oleh para elit pemuda pada masa itu untuk
menjadi salah satu lembaga korporat Negara. Melalui lembaga ini para elit pemuda itu
menyeragamkan kepentingan pembinaan generasi muda dalam satu atap, yang kemudian
berimplikasi terhadap potensi generasi muda yang berhimpun di dalamnya dengan latar
belakang yang berbeda.

Dimasa orde baru, KNPI menambah eksistensinya melalui dukungan yang dari
pemerintah, dengan organisasi KNPI diberikan tempat dalam konstalasi kekuasaan, baik
di eksekutif maupun di legislative. Dukungan ini juga terlihat dengan dimasukannya
KNPI ke dalam GBHN yang berimplikasi pada penyediaan anggaran yang cukup besar
bagi pembinaan pemuda. Dukungan kekuasaan kepada KNPI berlanjut dengan
dikeluarkannya UU No. 8 tahun 1985 yang mengukuhkan KNPI sebagai satu- satunya
wadah berhimpun, sehingga penggunaan dana mayoritas diberikan kepada KNPI.

Wajar jika kemudian di masa orde baru begitu larut dengan ketersediaan anggaran
dan fasilitas serta jabatan dan kekuasaan. Akibatnya pemimpin KNPI dalam memberikan
suaranya sebagai wakil KNPI tidak murni atas keputusan bersama atau diskusi dengan
para anggota KNPI, tetapi justru mendahulukan kemauan pihak lain yang disebut pemberi
dukungan dan pemberi dana bagi organisasi KNPI yang berakibat pada hilangnya nilai
eksistensi kepemudaan yang diharapkan dapat mendorong pada partisipasi pemuda. Yang
awalnya, KNPI telah berhasil membonsai peran pemuda yang sangat energy menjadi
praktis, tetapi kemudian KNPI seakan akan menjadi boneka yang seakan akan ditunggangi
oleh oknum politik yang memberikan janji kepada KNPI berupa dukungan dan dana.

Sejalan dengan kondisi perubahan jadi dirinya, banyak anggota KNPI merasa bahwa
pemimpin mereka sudah tidak peduli dengan aspirasi atau pendapat anggotanya yang
merupakan suara dari Pemuda Indonesia. Mereka menganggap pemimpin KNPI terlalu
gila dukungan dan gila harta sehingga lupa bahwa KNPI selayaknya merupakan wadah
bagi pemuda untuk menyuarakan pendapatnya. Sebagai wadah berhimpun, artikulasi
peran KNPI yang seharusnya dapat menjadi aset yang mampu menyatukan dan
mengelolah keberagaman pemuda di Indoensia menjadi alat yang efektif dalam

10
memberikan nilai tambah bagi kaderisasi kepemimpinan. Tetapi dalam pelaksanaannya
kali ini justru KNPI kehilangan eksistensi dan jati dirinya.

Hal ini menjadikan banyak anggota KNPI geram terhadap pemimpin atau ketuanya
sehingga tidak sedikit dari mereka menginginkan ketua KNPI merubah sistem
kepemimpinannya yang seperti tujuan atau visi misi dari KNPI itu sendiri. Selain itu
sebagian anggota KNPI menginginkan bahwa ketua KNPI segera diganti agar KNPI ini
kembali kepada jati dirinya dan kembali bisa menyuarakan suara pemuda sesuai apa yang
mereka rasakan.

C. Konflik KNPI
Dimasa orde baru, KNPI menambah eksistensinya melalui dukungan yang dari
pemerintah, dengan organisasi KNPI diberikan tempat dalam konstalasi kekuasaan, baik
di eksekutif maupun di legislative. Dukungan ini juga terlihat dengan dimasukannya
KNPI ke dalam GBHN yang berimplikasi pada penyediaan anggaran yang cukup besar
bagi pembinaan pemuda. Wajar jika kemudian di masa orde baru begitu larut dengan
ketersediaan anggaran dan fasilitas serta jabatan dan kekuasaan. Akibatnya pemimpin
KNPI dalam memberikan suaranya sebagai wakil KNPI tidak murni atas keputusan
bersama atau diskusi dengan para anggota KNPI, tetapi justru mendahulukan kemauan
pihak lain yang disebut pemberi dukungan dan pemberi dana bagi organisasi KNPI yang
berakibat pada hilangnya nilai eksistensi kepemudaan yang diharapkan dapat mendorong
pada partisipasi pemuda.
Dalam pengambilan keputusan dia tidak mengikutsertakkan partisipasi dari
para bawahan, melainkan keputusan diambil dan ditentukan sendiri. Pemimpin yang
memiliki gaya kepemimpinan seperti ini akan selalu menuntut ketaatan penuh dari para
bawahannya, menegakkan disiplin yang kaku dan bernada keras dalam memberikan
perintah dan instruksi serta selalu berada jauh dari kelompoknya sehingga tidak ada
komunikasi yang baik dengan baawahannya.
Kesimpulan konflik yang dapat diambil dari penjabaran studi kasus diatas
adalah pasca eksistensi KNPI mulai memuncak dengan banyaknya dukungan dan
banyaknya dana yang tersalur kenpada KNPI, justru keadaan ini menjadikan ketua KNPI
seolah olah diatur atau ditunggangi oleh oknum-oknum politik yang memberikan duungan
dan dana bagi KNPI. Para anggota KNPI merasa dengan perubahan sikap ketua KNPI ini
11
menjadikan KNPI kehilangan jati dirinya sebagai Komite Nasional Pemuda Indonesia.
Yang harusnya menampung aspirasi atau pendapat pemuda Indonesia tetapi justru malah
mengikuti perkataan oknum oknum politik yang mencoba memanfaatkan organisasi KNPI
ini untuk mendapatkan suara dalam pemerintahan.

D. Gaya Kepemimpinan KNPI


Dalam aktifitasnya menunjukkan bahwa Gaya Kepemimpinan di Ketua
Komite Nasional Pemuda Indonesia Provinsi Maluku adalah gaya kepemimpinan
otokratik hal ini terbukti dengan ketua KNPI tidak mendengarkan aspirasi dari anggotanya
tetapi justru mendahulukan kepentingannya dengan selalu mengikuti perintah dari pihak
luar yang justru hal ini menghilangkan jati diri dari organisasi KNPI ini sendiri.
Definisi otokrat berasal dari kata autos yang berarti sediri dan kratos yang
berarti kekuasaan, kekuatan. Jadi otokrat berarti penguasa absolut. Kepemimpinan
otokratik biasaanya berdasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus
dipatuhi. Pemimpin seperti ini selalu ingin berperan sebagai pemain tunggal, egoismenya
sangat besar dan cenderung menganut nilai-nilai organisasional yang berkisar pada
kebenaran segala cara yang ditempuh untuk mencapai tujuannya karena sifat egoismenya
yang sangat besar, pemimpin seperti ini cenderung memperlakukan karyawan/bawahan
sama dengan alat-alat lainnya dalam organisasi dan kurang menghargai harkat dan
martabat manusia, lebih berorientasi pada pelaksanaan penyelesaian tugas tanpa
memperhatikan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
Dalam pengambilan keputusan dia tidak mengikutsertakkan partisipasi dari
para bawahan, melainkan keputusan diambil dan ditentukan sendiri. Pemimpin yang
memiliki gaya kepemimpinan seperti ini akan selalu menuntut ketaatan penuh dari para
bawahannya, menegakkan disiplin yang kaku dan bernada keras dalam memberikan
perintah dan instruksi serta selalu berada jauh dari kelompoknya sehingga tidak ada
komunikasi yang baik dengan baawahannya.

12
E. Penyelesaian Konflik KNPI
Dari penerapan gaya kepemimpinan yang diterapkan ketua KNPI yaitu gaya
kepemimpinan otokratik menjadikan banyaknya kontra diantara para anggota KNPI itu
sendiri. Gaya kepemimpinan otokratik dirasa tidak cocok duterapkan dalam organisasi ini
dikarenakan KNPI merupakan sebuah organisasi yang menjadi wadah bagi para pemuda
untuk menyampaikan aspirasinya. Jika dengan gaya kepemimpinan otokratik dimana
keputusan pemimpin yang jauh mendominasi maka arti dari KNPI sebagai wadah pemuda
akan hilang.

Penyelesaian yang dilakukan dalam studi kasus KNPI ini adalah yang pertama
dengan adanya mediasi kepada ketua KNPI agar dapat mengembangkan atau mengubah
gaya kepemimpinannya sesuai keadaan yang dihadapi. Dikarenakan banyak dari anggota
KNPI yang merasa bahwa organisasninya sudah berubah fungsi dan juga kehilangan jadi
dirinya sehingga merugikan KNPI itu sendiri. Mediasi ini mengharapkan ketua KNPI
lebih mendengarkan dan menbuka telinga terhadap pendapat dan aspirasi anggota
internalnya dibandingkan selalu mengikuti perintah pihak lain yang semata-mata
memanfaatkan KNPI melalui eksistensinya.

Dalam proses mediasi ini dan setelahnya para anggota KNPI inipun harus tetap
melakukan manajemen kontroling mengenai kinerja dari ketua KNPI apakah memang ada
perubahan yang lebih baik. Ataukah ketua KNPI tetap pada pendiriannya dengan gaya
kepemimpinan otokratiknya yangs elalu justru medahulukan perintah dari pihak luar itu.

Tetapi jika setelah mediasi ternyata cara ini gagal, atau dalam kata lain ketua
KNPI tetap menutup telinga terhadap pendapat anggotanya dan selalu mendahulukan
pendapatnya sendiri yang merupakan perintah dari oknum-oknum politik maka ketua
KNPI secara terpaksa harus diberhentikan dari jabatannya demi mengembalikan jati diri
KNPI dan kembali kepada KNPI yang menajadi wakil suara dari pemuda Indonesia.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
KNPI merupakan organisasi yang didirikan oleh para elit pemuda pada masa
itu untuk menjadi salah satu lembaga korporat Negara. Melalui lembaga ini para elit
pemuda itu menyeragamkan kepentingan pembinaan generasi muda dalam satu atap, yang
kemudian berimplikasi terhadap potensi generasi muda yang berhimpun di dalamnya
dengan latar belakang yang berbeda. Pada masa orde baru, organisasi ini berada pada
puncak eksistensinya dengan banyaknya dukungan dari berbagai pihak. Tetapi dukungan
ini justru menjadi boomerang bagi organisasi KNPI ini. Dikarenakan larut dalam
dukungan tersebut, ketua KNPI dengan gaya kepemimpinan otokratnya justru lebih
mementingkan pendapat dan perintah dari pihak luar dibanding dengan aspirasi dari
anggotanya sendiri yang menjadikan KNPI ini kehilangan jadi dirinya sebagai organisasi
wakil suara pemuda Indoneaia.

Dikarenakan hal itu anggota KNPI melakukan mediasi kepada ketua KNPI
agar segara mengganti sistem kepemimpinannya dan meluruskan fokus dari organisasi
KNPI ini sebagai wadah bagi pemuda bukan justru KNPI dimanfaatkan oleh oknum
oknum politik. Tetapi jika memang setelah mediasi ketua KNPI tidak menunjukkan
adanya perubahan maka ketua KNPI secara paksa harus diberhentikan dari jabatannya
demi kembalinya lagi jati diri KNPI ini.

B. Saran
Sebaiknya gaya kepemimpinan dalam organisasi KNPI dikembangkan atau
diganti, melihat KNPI merupakan sebuah organisasi dimana tempat para pemuda dalam
memeberikan aspirasinya. Jika dengan gaya kepemimpinan otokratik maka anggota KNPI
tidak bisa ikut andil dalam pengambilan keputusan.

Serta dalam perjalanan sistem kepemimpinan KNPI sebaiknya dilaksanakan


susuai AD/ART yang dibuat dan disepakati sejak awal. Serta juga sebaiknya ada
manajemen kontroling baik dari pemimpin kepada anggotanya maupun anggota kepada
pemimpinnya

14
DAFTAR PUSTAKA

Subhi, A. Jauhar, M. 2013. Pengantar Teori dan Perilaku Organisasi. Penerbit Prestasi
Pustaka. Jakarta

Mattayang, Besse. 2019. "TIPE DAN GAYA KEPEMIMPINAN : SUATU TINJAUAN


TEORITIS." Jurnal Of Economic, Management and accounting. Universitas Andi
Djemma.2(2) 45-52.

Abdulmudy, Reza. 2017. Peran Kepemimpinan dalam Organisasi : Studi Kasus. Universitas
Darussalam Ambon. 171-177

15
FAUZIA ALMA E.A
IT PROJECT MANAGER

ABOUT ME
IT Professional with 5 years experience specializing in IT
departement management for international logistics
companies. I can implement IT strategies at local and global
levels. I also have a lot of experience in organizing which
makes me a leader.

CONTACT
almaardianti26@gmail.com EXPERIENCE
Senior Project Manager
+62 821-3721-5171 • Overshaw all major myTech projects for 3 years
Linkedin.com/FauziaAlma • Responsible for creating,improving, and developing IT
• Implemented the highly successful Lean Training
• Reduced the costs of IT infrastructure maintenance

EXPERIENCE ORGANIZATION
2010 – Leader of Student Council 2 Mejobo Junior High School
EDUCATION 2013 – Leader of Student Council 1 Bae Senior High Scool
2015 – Leader of Central Java IT Community
2016 – Leader of Indonesian Student Forum
MURIA KUDUS UNIVERSITY
2021 – Leader of KNPI
S.Kom - 2019

UNIVERSITY OF INDONESIA
Hulum – Postgraduate
SKILLS
Marketing
Social Media Management
Team Building
Web Development

KUDUS, CENTRAL JAVA


INDONESIA
JELITA SALSABILA
Kudus, Jawa Tengah, 59353 · +62 821 3839 5306
jelitasalsa9a@gmail.com · https://www.linkedin.com/in/jelita-salsabila-94219a206

TENTANG SAYA
Jelita Salsabila adalah sesorang yang menyukai politik, mencintai pembangunan dan
pemeliharaan lingkungan untuk masa depan yang berkelanjutan terhadap anak muda bangsa

PENGALAMAN
2014 – SEKARANG
SENIOR KONSULTAN HUKUM, ORGANISASI KNPI
- Menegakkan hukum dan melingdungi hak-hak setiap anak muda bangsa
- Melakukan pemeriksaan hukum(legal audit) terhadap perusahaan
- Memberikan nasehat dan atau melaksanakan tugas non-litigasi

PENDIDIKAN
2014
M.H, UNIVERSITAS MURIA KUDUS
Lulus dengan GPA 3.78/4 dan mendapatkan anugerah wisudawan terbaik

2010
SOFTWARE ENGINERING MAJOR, SMK RADEN UMAR SAID

KEMAMPUAN
• Public speaking • Microsoft office
• Leadership • analysis
• programming
CURRICULUM VITAE

Education
Sept 2014 UNIVERSITAS DIPONEGORO
Major : Akuntansi
CGPA : 3.12/4
Jun 2010 SMA 1 BAE
Major : IPS

Languages
English Listening Reading Relevant Certificates
250 195 TOEP 445

Skills
Mampu mengoperasikan komputer, Menguasai Microsoft Office (Word, Excel, Power Point),
Internet

Experience
Sebagai Relationship Officer Bank BPTN Kab. Kudus

Organization
Tergabung dalam organisasi KNPI sebagai anggota

About Me
Hobby : Badminton, journaling
Address : Dsn. Mudal RT 03 RW 01 Desa Pedawang, Kec. Bae, Kab. Kudus
Status : Belum menikah
RIWAYAT PEKERJAAN

1. Ketua Komisi III DPR RI (2019-2024)


2. Sekertaris Advokat (2013)
3. Manager PT. Freeport (2014-2016)
4. Manager PT. AMMAN Group (2017-2018)
5. Advokat Hukum (2018-Sekarang)

DYAS
ANDRIASNYAH
KETUA KOMISI III DPR RI

RIWAYAT PENDIDIKAN

SD
PROFIL PRIBADI SD 6 Bulung Kulon (2001-2006)

Dalam Video tersebut berperan sebagai : SMP


Anggota KNPI
Yang berpegang teguh pada prinsip dan tujuan SMP 1 Jekulo Kudus (2006-2009)
KNPI yang benar, serta tidak ingin memiliki
ketua yang lebih mementingkan kepentingan
organisasi lain yang diantaranya ada pihak SMA
politik. SMA 1 Bae Kudus (2009-2012)
Yang kedua berperan sebagai :
Penyumbang Dana dari Pemerintah
Yang menyumbangkan dana dari pemerintah Perguruan Tinggi
agar tujuan yang telah direncanakan KNPI
berjalan lancar dan tidak ada kendala serta S1 Universitas Indonesia (2012-2015)
hasilnya maksimal. S2 Universitas Diponegoro (2015-2017)

KEAHLIAN & KEMAMPUAN


- Individu bermotivasi dan disiplin
- Leadership
- Microsoft Office
- Microsoft Excel
MINAT DAN HOBI
- Microsoft Power Point

- Membaca
- Mempelajari Ilmu Hukum
- Travelling
INFORMASI KONTAK - Kuliner
- Menonton Film
Ponsel : 082244599344
E-Mail : dyasandriansyah999@gmail.com
Alamat : Bulung Kulon Rt.04/08, Kec. Jekulo
- Kab. Kudus, 59382
RIFKI ACHMAD
FAHRIZA
202053140 – SISTEM INFORMASI A
PROFILE EDUCATION
Dalam video berperan sebagai : TK
- Sebagi Oknum Politik TK KHOIRIYAH BAE (2007 – 2008)
Seorang oknum politik yang Ingin SD
mempengaruhi pengambilan SD 7 CENDONO (2008 – 2013)
keputusan yang akan diambil oleh SD 5 BAE (2014)
pihak KNPI SMP
- Sebagai Angota KNPI SMP 1 BAE (2014 – 2017)
Mengusulkan Langkah menyikapi SMA
keadaan KNPI SMA 1 BAE (2017 – 2020)
UNIVERSITAS
UNIVERSITAS MURIA KUDUS (2020 – SEKARANG)
CONTACT
PHONE:
085210083378 WORK EXPERIENCE

WEBSITE: -MIsal sebagai oknum Politk


Gilaglobalisasi.blogspot.com DPR RI, Sebagai: Wakil Ketua Komisi VII. Tahun: 2014 - Skrg
DPR RI, Sebagai: Kapoksi V FPD. Tahun: 2013 - 2013
EMAIL: DPR RI, Sebagai: Wakil Ketua BKSAP. Tahun: 2013 - 2014
rifkiachd12@gmail.com PT. Adicitra Mulyata, Sebagai: Komisaris Utama. Tahun: 2009 - 2010
DPR RI, Sebagai: Wakil Ketua Komisi V. Tahun: 2009 - 2013
PT. Adicitra, Sebagai: Direktur Utama. Tahun: 1996 - 2009
HOBBIES PT. Teifin Prima Rekayasa, Sebagai: Direktur. Tahun: 1995 - 1996
1. Membaca light novel, manga,
manhwa, manhua
2. Mendengarkan Music SKILLS
3. Menonton film
Netbeans 35%

Word 75%

Adobe 25%

Power Point 100%

Excel 50%

Anda mungkin juga menyukai