Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

KEPEMIMPINAN/ LEADERSHIP

Dosen Pengampu :

Cece Harahap, S.E.,M.Si

Disusun Oleh

Marisa (20130026)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN SUKMA MEDAN

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala

rahmat, berkah, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah

yang berjudul “Leadership”. Makalah ini disusun guna memberikan informasi

tambahan mengenai kepemimpinan dan juga untuk memenuhi Ujian Akhir

Semester mata kuliah Leadership.

Terimakasih kami sampaikan kepada Bapak Cece Harahap, S.E., M.Si

selaku Dosen mata kuliah Leaderrship, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Sukma

Medan atas bimbingannya. Juga kepada pihak yang bersangkutan yang membantu

penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik

dari bentuk penyusunan ataupun dari materi yang di paparkan. Oleh karena itu kritik

dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi

kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis mohon maaf atas kekeliruan dan

kesalahan yang terdapat dalam Makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah

wawasan bagi yang membaca.

Medan, 13 Juni 2023

Marisa

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Kepemimpinan ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................... 3
URAIAN TEORITIS ............................................................................................ 3
2.1 Pengertian Pemimpin .................................................................................... 3
2.2 Pengertian Kepemimpinan ............................................................................ 5
2.3 Pengertian Teori Kepemimpinan................................................................... 5
2.4 Pengertian Gaya Kepemimpinan ................................................................... 7
2.5 Pengertian Pendekatan dalam studi kepemimpinan ...................................... 8
BAB III ................................................................................................................... 9
PEMBAHASAN/EVALUASI .............................................................................. 9
3.1 Kata Kunci Sebagai Seorang Pemimpin ...................................................... 9
3.2 Pentingnya Pemimpin................................................................................... 9
3.3 Fungsi Kepemimpinan ................................................................................. 9
3.4 Tipe Kepemimpinan .................................................................................... 15
3.5 Ciri-ciri Kepemimpinan............................................................................... 18
3.6 Gaya Kepemimpinan ................................................................................... 19
3.7 Teori Kepemimpinan ................................................................................... 19
3.8 Kepemimpinan Strategi ............................................................................. 22
BAB 4 ................................................................................................................... 26
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 26
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 26
4.2 Saran ............................................................................................................ 27
BAB 5 ................................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 28

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan suatu topik bahasan yang klasik, namun tetap

sangat menarik untuk diteliti karena sangat menentukan berlangsungnya suatu

organisasi. Kepemimpinan itu esensinya adalah pertanggungjawaban. Masalah

kepemimpinan masih sangat baik untuk diteliti karena tiada habisnya untuk dibahas

di sepanjang peradaban umat manusia. Terlebih pada zaman sekarang ini yang

semakin buruk saja moral dan mentalnya. Ibaratnya, semakin sulit mencari

pemimpin yang baik (good leader).

Kepemimpinan yang kuat diperlukan agar organisasi dapat mencapai

sasarannya. Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain untuk

melakukan pekerjaannya sesuai dengan sasaran yang diharapkan . Kepemimpinan

adalah sebuah alat/sarana atau suatu proses dalam organisasi untuk membujuk

orang lain agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarela/sukacita dalam

mencapai sasaran organisasi.

Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai sekedar kekuasaan untuk

menggerakkan dan mempengaruhi orang lain. Ada beberapa faktor yang dapat

menggerakkan orang yaitu ancaman, penghargaan, otoritas dan bujukan. Dengan

adanya ancaman, maka bawahan akan takut dan mematuhi semua perintah atasan.

Kepemimpinan itu pengertiannya lebih luas daripada kekuasaan karena

1
kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi orang bukan sekedar melakukan apa

yang atasan inginkan tapi juga untuk mencapai tujuan / sasaran organisasi .

Kalau ditelusuri lebih lanjut, betapa pentingnya pemimpin dan

kepemimpinan dalam suatu kelompok organisasi. Contohnya bila terjadi suatu

konflik atau perselisihan antara orang-orang dalam kelompok tersebut, maka

pemimpin organisasi mencari alternative pemecahannya supaya terjadi kesepakatan

dan aturan untuk dapat ditaati bersama. Pendidikan memiliki posisi penting dalam

kehidupan manusia.Mengingat pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia,

maka Is- lam sebagai agama yang rahmatan lil alamin, memberikan perhatian serius

terhadap perkembangan pendidikan bagi kelangsungan hidup manusia.

Pendidikan merupakan ladang investasi terbesar dalam Pendidikan

merupakan ladang investasi terbesar dalam membangun dan membentuk manusia

seutuhnya (insanul kamil). Sentuhan pendidikan di- yakini mampu membentuk

sumberdaya manusia (human resources) yang beradab dan berkualitas. Keluarga

sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama bagi anak, memiliki peran yang

cukup besar dalam mewujud- kan cita-cita tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa latar belakang dari kepemimpinan?

2. Apa teori-teori dari kepemimpinan?

2
BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Pemimpin

Dalam Manajemen Pengertian Pemimpin (Natural Leader) adalah seseorang

yang menggunakan kemampuannya, sikapnya, nalurinya, dan ciri-ciri

kepribadiannya yang mampu menciptakan suatu keadaan, sehingga orang lain

yang dipimpinnya dapat saling bekerja sama untuk mencapai tujuan. Manager

(Management Leader) adalah seorang pemimpin dengan melaksanakan tugas

berdasarkan prinsip dasar manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pengendalian sehingga mampu menciptakan keadaan orang lain

yang dipimpinnya saling bekerja sama untuk mencapai tujuan. Seorang pemimpin

harus mempunyai kreativitas yang tinggi, untuk memimpin bawahannya.

Dasar-Dasar Leadership Dalam Manajemen Perusahaan Leadership

(kepemimpinan) merupakan bagian dan inti dari manajemen perusahaan. Melalui

leadership yang baik, akan memperbesar kemungkinan manajemen untuk

mencapai tujuannya. Leadership meliputi segala wewenang seorang pemimpin

(leader) dalam mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau suatu kelompok

tertentu. Seorang pemimpin dituntut untuk aktif dalam membuat rencana,

mengkoordinasi anggota, melakukan eksperimen dan memimpin pekerjaan untuk

mencapai tujuan bersama.

Dalam praktiknya, kepemimpinan akan tampak cenderung mempengaruhi

orang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan

ataupun diarahkan oleh sang pemimpin. Motivasi orang untuk mendorong atau

3
memimpin seseorang untuk melakukan sesuatu pada hakikatnya ada dua macam,

yaitu motivasi ekstrinsik (dari luar) dan motivasi intrinsik (dari dalam).

Leadership Dalam Perusahaan Setiap perusahaan memerlukan kepemimpinan

yang kuat untuk meningkatkan efektivitas dan mengoptimalisasi bisnisnya. Dalam

sebuah perusahaan, menjadi seorang leader yang baik seharusnya lebih

menekankan pada pengembangan keterampilan dan kemampuan memimpin

secara terus-menerus.

Seorang pemimpin yang ideal tidak boleh mendominasi orang lain namun

harus membimbing individu yang ada di bawahnya, misalnya dengan memberi

arahan untuk mencapai tujuan perusahaan. Seorang pemimpin perusahaan juga

harus bertindak secara bertanggung jawab, optimis, empatik, dan harus

memahami kebutuhan anggota kelompoknya. Seseorang yang akan berhasil

menjadi pemimpin adalah Individu yang ambisius, memiliki tingkat energi yang

tinggi, berkeinginan kuat, percaya diri, cerdas, berpengetahuan mendalam, jujur,

dan fleksibel.

Leadership harus disertai dengan kemampuan komunikasi yang efektif,

kemampuan menyelesaikan konflik, dan tahu cara memecahkan masalah-masalah

yang dapat terjadi dalam sebuah kelompok. Pemimpin juga harus bisa

mengkomunikasikan misi, visi, dan kebijakan perusahaan dengan jelas kepada

para anggota yang berada di dalam perusahaan. Selain itu, perlu juga untuk

membangun moral karyawan dan membantu karyawan tumbuh secara profesional

dan berkontribusi secara positif terhadap misi perusahaan.

4
2.2 Pengertian Kepemimpinan

 Kepemimpinan adalah interaksi antara pemimpin dan yang dipimpin untuk

mengubah dan memberdayakan perilaku yang dipimpin sehingga mereka mampu

memimpin dirinya sendiri dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi dan

tujuan pribadi.

 Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang agar mereka

berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok.

 Kepemimpinan merupakan kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk

bekerja sama dalam mencapai tujuan yang mereka inginkan.

 Kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan

pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu,

berdasarkan akseptasi atau penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian

khusus yang tepat bagi situasi khusus.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

KEPEMIMPINAN adalah kemampuan mempengaruhi bawahan atau kelompok

untuk bekerja sama mencapai tujuan organisasi atau kelompok. Kepemimpinan

dapat terjadi di mana saja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya

mempengaruhi perilaku orang lain ke arah tercapainya suatu tujuan tertentu.

2.3 Pengertian Teori Kepemimpinan

Sebuah organisasi, kelompok maupun perusahaan pasti membutuhkan seorang

pemimpin yang membantu mengarahkan anggotanya untuk mencapai tujuan

bersama. Dalam hal ini, pemimpin yang dibutuhkan pastinya memiliki jiwa

kepemimpinan sebagai bagian dari manajerial.Kepemimpinan pun memegang

peranan yang penting, dominan, krusial dam kritikal dalam keseluruhan upaya

5
untuk meningkatkan prestasi kerja, baik pada tingkat individual maupun

organisasi.Karena itu, Anda perlu memahami teori kepemimpinan secara umum,

tujuan, fungsinya dalam sebuah organisasi dan beberapa gaya kepemimpinan yang

ada, salah satunya kepemimpinan transformasional.

Teori Kepemimpinan menurut para ahli

Para ahli yang mengemukakan gagasan-gagasannya merupakan bentuk dari teori

kepemimpinan. Para ahli pun memiliki pendapat masing-masing mengenai teori

kepemimpinan, berikut ini:

1. Moejiono(2002) mengatakan kepemimpinan merupakan pengaruh satu

arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang

membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela

(compliance induction theorist) cenderung memandang kepemimpinan

sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan

sarana membentuk suatu kelompok yang sesuai dengan keinginan

pemimpinnya.

2. Menurut Wahjosumidjo (1987:11), teori kepemimpinan adalah suatu yang

melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu, seperti:

kepribadian (personality), kemampuan (ability) dan kesanggupan

(capability).Kepemimpinan juga rangkaian kegiatan pemimpin yang tidak

bisa dipisahkan dengan kedudukan dan gaya atau perilaku pemimpin itu

sendiri. Kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau interaksi

pemimpin, pengikut dan situasi.

6
2.4 Pengertian Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan seseorang pada

saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain (Thoha (2017, hlm.

49). Dengan demikian gaya kepemimpinan ini merupakan perilaku berdasarkan

suatu aturan atau prinsip tertentu agar dapat digunakan untuk memimpin atau

mengarahkan orang lain.

Sementara itu menurut Rivai (2014, hlm. 42) gaya kepemimpinan adalah

beberapa ciri yang di tunjukkan pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya agar

tujuan organisasi tercapai. Ciri yang ditunjukkan ini tentunya bekaitan dengan

berbagai perilaku yang dapat digunakan untuk memersuasi atau memengaruhi

orang lain seperi bawahan atau anggota organisasi yang berada di bawah

pimpinannya.

Lebih lanjut Purwanto (2020, hlm. 24) menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan

pada dasarnya suatu cara bagaimana seorang pemimpin mempengaruhi,

mengarahkan, memotivasi dan mengendalikan bawahannya dengan cara tertentu,

sehingga bawahannya mampu menyelasaikan tugas secara efektif dan efisien.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sejatinya tidak ada perbedaan antara

istilah “kepemimpinan” dan “gaya kepemimpinan” sekalipun. Pada dasarnya gaya

kepemimpinan adalah cara dan karakteristik seorang pemimpin untuk

mengarahkan, memotivasi, serta mengendalikan bawahannya agar bekerja secara

lebih efektif dan efisien.

7
2.5 Pengertian Pendekatan dalam studi kepemimpinan

Menurut Rost (1993), dikutip dari Safaria (2004), Kepemimpinan adalah sebuah

hubungan yang saling mempengaruhi di antara pemimpin dan pengikut (bawahan)

yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya.

Proses kepemimpinan juga melibatkan keinginan dan niat, keterlibatan yang aktif

antara pemimpin dan pengikut untuk mancapai tujuan yang diinginkan bersama.

Dengan demikian, baik pemimpin ataupun pengikut mengambil tanggung jawab

(personal responsibility) pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan

menurut Ivancevich, Konopaske, dan Matteson (2006), menjelaskan bahwa

kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk memfasilitasi

pencapaian tujuan organisasi yang relevan menampilkan kepemimpinan tidak

mengharuskan seseorang berada pada posisi pemimpin formal.

Pendekatan Perilaku Pendekatan perilaku adalah perhatian utama dalam

mengidentifikasi perilaku kepemimpinan yang efektif. Pendekatan ini muncul

setelah pendekatan berdasarkan ciri ini menekankan pada sifat pemimpin seperti

kepribadian, motivasi nilai, dan keterampilan mengalami kegagalan. Pendekatan

perilaku pemimpin menggunakan waktunya dan pola aktivitas, tanggung jawab dan

fungsi spesifik dari pekerjaan manajerial dan bagaimana para manajer

menanggulangi permintaan, keterbatasan dan konflik peran dalam pekerjaan

mereka yang berkombinasi menjadi konsep perilaku pemimpin yang merupakan

deskripsi dari perilaku pemimpin (Yukl, 2005)

8
BAB III

PEMBAHASAN/EVALUASI

3.1 Kata Kunci Sebagai Seorang Pemimpin

Mengarahkan, membimbing, memberi contoh (suri tauladan),

mempengaruhi, mengkocing, memfasilitasi, mendukung, mendorong, memotivasi,

mendelegasi, memiliki visi, menggerakkan, memberdayakan, menghargai,

kepedulian, persuasi, membuat orang lain taat, berinteraksi, ekspektasi, mengambil

resiko, menjaga integritas, membangun iklim yang kondusif, percaya diri, dll.

3.2 Pentingnya Pemimpin

1. Agar tujuan organisasi tercapai (negara, daerah, organisasi, sekolah, perguruan

tinggi, bank, industri, dsb.).

2. Agar yang dipimpin nyaman bekerja dalam mencapai tujuan organisasi

3. Agar organisasi yang dipimpin dapat menjaga kelangsungan hidup dan

perkembangannya.

4. Agar memiliki teamwork yang kompak, cerdas, dinamis, harmonis/seirama, dan

lincah dalam menyelesaikan masalah dan menghadapi tantangan serta dalam

menanggapi aspirasi yang berkembang.

3.3 Fungsi Kepemimpinan

Tugas pokok seorang pemimpin adalah mengantarkan, mengelompokkan,

memberi petunjuk, mendidik, dan membimbing disingkat Enam-M. Agar

organisasi dapat mencapai tujuan, anggota kelompok perlu mengikuti jejak

pemimpinnya. Cara ini dapat dilaksanakan secara baik jika seorang pemimpin

menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya.

9
Fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Perencanaan

Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi

dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi.

Manfaatnya antara lain:

a. Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam

pekerjaan untuk pedoman apa yang akan dilakukan.

b. Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan-keputusan

yang diambil berdasarkan fakta-fakta yang ada.

c. Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan

yang akan dilakukan dan tujuan atau target yang akan dicapai.

Perencanaan meliputi dua hal, yaitu:

a. Perencanaan tidak tertulis yang akan digunakan dalam jangka pendek, pada

keadaan darurat, dan kegiatan yang bersifat rutinitas.

b. Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan kegiatan yang

akan dilakukan dalam kurun waktu jangka panjang. Bila dipandang penting,

bias dilengkapi dengan prosedur yang diperlukan.

Setiap rencana yang baik akan berisi:

a. Maksud dan tujuan yang tetap dan dapat dipahami dengan cepat.

b. Penggunaan sumber daya Enam M (Man, Method, Machine, Material,

Money, and Minute) secara tepat.

c. Cara dan prosedur untuk mencapai tujuan tersebut.

10
2. Fungsi Penetapan Visi

Seorang pemimpin yang senantiasa memiliki visi ke depan (visioner) berarti selalu

waspada terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Hal ini memberikan

jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat

berlangsung terus menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang

merugikan. Oleh sebab itu, seorang pemimpin harus peka terhadap perkembangan

situasi baik di dalam maupun di luar organisasi sehingga mampu mendeteksi

hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.

2 Fungsi Pengembangan Loyalitas

Pengembangan loyalitas tidak saja di antara pengikut, tetapi juga untuk para

pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisasi. Untuk mencapai

kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam

pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari-hari yang menunjukkan kepada

anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari

loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

3 Fungsi Pengawasan

Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa melihat

pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatanhambatan dapat

segera ditemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung

menurut acuan yang telah ditetapkan dalam rencana.

4 Fungsi Pengambil Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah

dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan

11
pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil

keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu,

kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis

dan lain sebagainya.

Dalam setiap pengambilan keputusan selalu diperlukan kombinasi yang

sebaik-baiknya dari:

a. Perasaan, firasat atau intuisi

b. Pengumpulan, pengolahan, penilaian dan interpretasi fakta-fakta secara rasional

sistematis.

c. Pengalaman baik yang langusng maupun tidak langsung.

d. Wewenang formal yang dimiliki oleh pengambil keputusan.

Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin dapat menggunakan metode-

metode sebagai berikut :

e. Keputusan-keputusan yang sifatnya sederhana individual artinya secara

sendirian.

f. Keputusan-keputusan yang sifatnya seragam dan diberikan secara terus menerus

dapat diserahkan kepada orang-orang yang terlatih khusus untuk itu atau dilakukan

dengan menggunakan komputer.

g. Keputusan-keputusan yang bersifat rumit dan kompleks dalam arti menjadi

tanggung jawab masyarkat lebih baik diambil secara kelompok atau majelis.

h. Keputusan-keputusan yang bersifat rumit dan kompleks sebab masalahnya

menyangkut perhitungan-perhitungan secara teknis agae diambil dengan bantuan

seorang ahli dalam bidang yang akan diambil keputusannya.

i. Fungsi memberi motivasi

12
Seorang pemimpin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak

buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati,

mempengaruhi anak buahnya agar rajinbekerja dan menunjukkan prestasi yang baik

terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa ganjaran,

hadiah, piujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan 7 oleh anak buah sebab

mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai oleh

pemimpinnya.

Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil

tindakan terhadap anak buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang telah

berbuat salah sehingga merugikan organisasi, dengan jalan memberi celaan,

teguran, dan hukuman yang setimpal dengan kesalahannya. Untuk melaksanakan

fungsi fungsi ini sebaik- baiknya, seorang pemimpin perlu menyelenggarakan

daftar kecakapan dan kelakuan baik bagi semua pegawai sehingga tercatat semua

hadiah maupun hukuman yang telah diberikan kepada mereka.

Terdapat dua tipe kepemimpinan, yaitu:

1. Fungsi menjalankan tugas

Fungsi ini harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Yang

tergolong fungsi ini adalah :

a. Kegiatan berinisiatif, antara lain usul pemecahan masalah, menyarankan

gagasan-gagasan baru, dan sebagainya.

b. Mencari informasi, antara lain mencari klasifikasi terhadap usul – usul atau saran

serta mencari tambahan informasi yang diperlukan.

c. Menyampaikan data atau informasi yang sekiranya ada kaitannya dengan

pengalamannya sendiri dalam menghadapi masalah yang serupa.

13
d. Menyampaikan pendapat atau penilaian atas saran – saran yang diterima.

e. Memeberikan penjelasan dengan contoh – contoh yang lebih dapat

mengembangkan pengertian.

f. Menunjukkan kaitan antara berbagai gagasan atau saran-saran dan mencoba

mengusulkan rangkuman gagasan atau saran menjadi satu kesatuan.

g. Merangkum gagasan-gagasan yang ada kaitannya satu sama lain menjadi satu

dan mengungkapkan kembali gagasan tersebut setelah didiskusikan dalam

kelompok.

h. Menguji apakah gagasan-gagasan tersebut dapat dilaksanakan dan menilai

keputusan-keputusan yang akan dilaksanakan.

i. Membandingkan keputusan kelompok dengan standar yang telah ditetapkan dan

mengukur pelaksanaannya dengan tujuan yangb telah ditetapkan.

j. Menentukan sumber-sumber kesulitan, menyiapkan langkah-langkah

selanjutnya yang diperlukan, dan mengatasi rintangan yang dihadapi untuk

mencapai kemajuan yang diharapkan.

2. Fungsi pemeliharaan

Fungsi ini mengusahakan kepuasan, baik bagi pemeliharaan dan pengembangan

kelompok untuk kelangsungan hidupnya. Yang termasuk fungsi ini antara lain:

a. Bersikap ramah, hangat dan tanggap terhadap orang lain, mau dan dapat

memujiorang lain atau idenya, serta dapat menerima dan menyetujui sumbangan

fikiran orang lain.

b. Mengusahakan kepada kelompok, mengusahakan setiap anggota berbicara

dengan waktu yang dibatasi, sehingga anggota kelompok lain berkesempatan untuk

mendengar.

14
c. Menentukan penggunaan standar dalam pemilihan isi, prosedur dan penilaian

keputusan serta mengingatkan kelompok untuk meniadakan keputusann yang

bertentangan dengan pedoman kelompok. d. engikuti keputusan kelompok,

menerima ide orang lain, bersikap sebagai pengikut/pendengar sewaktu kelompok

sedang berdiskusi dan mengambil keputusan. e. Menyelesaikan perbedaan-

perbedaan pendapat dan bertindak sebagai penengah untuk mengkompirmasikan

pemecahan masalah.

3.4 Tipe Kepemimpinan

1. Kepemimpinan Klasik Kepemimpinan klasik adalah kepemimpinan yang

ditandai oleh sifat dominatif, direktif, otoritatif, dan para pengikut harus patuh/taat

melaksanakan perintah pimpinan dan tertutup pertanyaan. Sifat-sifat tersebut ada

karena pemimpinlah satu-satunya otoritas yang berhak menafsirkan kebenaran

yangsah. Kerajaan-kerajaan dan negara-negara totalitarian pada umumnya

menerapkan paradigma kepemimpinan klasik (Uni Soviet/semua presiden sebelum

Garberchov, Jerman/dibawah Hitler, Singapore/Lee Kwan Yew, dsb.). Jadi,

pemimpin mendekte pengikut “apa yang harus dilakukan” tanpa konsultasi.

2. Kepemimpinan Berdasarkan Sifat Pembawaan Teori ini meyakini bahwa

pemimpin itu dilahirkan yang berarti pembawaan, bukan

dipersiapkan/didikan.Sifat pembawaan pemimpin meliputi kualitas jiwa dan raga

yang dapat digunakan untuk membedakan pemimpin dan pengikut. Contoh sifat

pembawaan misalnya: kecerdasan intelektual, tubuh yang gagah dan tinggi,

kepercayaan diri yg tinggi, dan tingkat energi.

3. Kepemimpinan Berdasarkan Perilaku Teori ini meyakini bahwa perilaku

pemimpin secara langsung mempengaruhi efektivitas kerja yang dipimpin, dan

15
pemimpin dapat dipersiapkan/ dipelajari, bukan dilahirkan. Tiga jenis gaya

perilaku pemimpin yaitu otoritarian, demokratik, dan pasif/pembiaran. Ketiganya

dapat dipecahpecah lagi lebih rinci.

4. Kepemimpinan Kharismatik Kepemimpinan karismatik adalah jenis

kepemimpinan yang mengandalkan pada karisma seorang pemimpin. Karisma

seorang pemimpin ditunjukkan oleh kewibawaan yang dimiliki oleh seorang

pemimpin untuk mempengaruhi yang dipimpin. Kewibawaan bersumber pada

aspek psikologis dan fisik seorang pemimpin.

5. Kepemimpinan Transaksional Kepemimpinan transaksional adalah jenis

kepemimpinan yang mengandalkan transaksi antara pemimpin dan yang dipimpin.

Artinya, ada kesepakatan atau tawar menawar antara pemimpin dan yang dipimpin

(politik dagang sapi). Pemimpin meminta yang dipimpin melakukan sesuatu dan

yang dipimpin akan diberi imbal jasa jika yang dipimpin telah melaksanakan

perintah sang pemimpin.

6. Kepemimpinan Situasional Kepemimpinan situasional dapat diartikan bahwa

keefektifan gaya kepemimpinan tertentu tergantung pada situasi. Jika situasi

berubah, gaya kepemimpinan yang digunakan juga harus berubah. Jadi, tidak ada

satu gaya kepemimpinan terbaik yang berlaku untuk semua situasi. Situasi adalah

lingkungan yang berada di sekitar pemimpin, baik dalam bentuk fisik maupun non-

fisik, yang perlu dipertimbangkan sebelum memilih jenis kepemimpinan tertentu.

Situasi yang dimaksud dapat berupa: orang yang dipimpin, jenis pekerjaan, waktu,

sistem/ struktur (politik, ekonomi, teknologi, sosial, dsb.), dan kultur. Dalam

melakukan “interaksi” dengan yang dipimpin, seorang pemimpin selalu memilih

“cara” memimpin yang paling tepat berdasarkan visi yang jelas, situasi yang

16
dipimpin dan kondisi lingkungan yang mempengaruhinya. Dengan memper-

timbangkan tiga hal ini, seorang pemimpin dapat menggunakan salah satu atau

kombinasi cara-cara memimpin berikut: mengarahkan, memberi contoh,

membimbing, mempengaruhi, mengkocing, memfasilitasi, mendukung,

mendorong, memotivasi, mendelegasi, dan/atau cara lain yang tepat. Menurut teori

kepemimpinan situasional, perilaku pemimpin yang efektif juga tergantung pada

tingkat kesiapan yang dipimpin. Kesiapan yang dimaksud adalah sejauhmana yang

dipimpin memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk menyelesaikan suatu

tugas. Jika kesiapan yang dipimpin meningkat, disarankan kepemimpinan bergerak

secara gradual dari direktif (dominatif) ke kocing, ke dukungan, ke partisipasi dan

akhirnya ke delegasi.

7. Kepemimpinan Visioner/ Transformasional Kepemimpinan

visioner/transformasional adalah kepemimpinan yang mengandalkan visi

pemimpin sebagai inspirasi untuk mengarahkan pengikutnya. Tiga hal yang harus

dilakukan oleh pemimpin transformasional: (1) menyadari perlunya perubahan, (2)

menciptakan visi baru, (3) melembagakan perubahan. Dalam literatur, paradigma

ini sering disebut paradigma ideal khususnya untuk melakukan transformasi

organisasi.

8. Kepemimpinan Organik Dalam kepemimpinan organik, pemimpin tidak

menjadi figur sentral, akan tetapi kelompok secara keseluruhan menjadi kuncinya.

Konsensus kelompok yang bisa menentukan siapa yang seharusnya menjadi

pemimpin dan berapa lama. Jadi, kepemimpinan tak perlu bersarang pada individu

tertentu, meskipun individu tersebut menduduki peran kepemimpinan untuk tujuan

tertentu. Kompleksitas masalah yang dihadapi oleh organisasi membuat pemimpin

17
sentral tunggal tidak lagi relevan. Perspektif dan kemampuan majemuk sangat

diperlukan untuk memecahkan kompleksitas masalah yang dihadapi oleh suatu

institusi/ organisasi

3.5 Ciri-ciri Kepemimpinan

Seorang pemimpin yang baik memiliki ciri-ciri kualitas yang dominan.

Sikap sikap tersebut diperlukan seseorang untuk meningkatkan keterampilan

kepemimpinannya. Inilah beberapa di antaranya.

• Decision Making

Setiap masalah membutuhkan solusi, dan terkadang perlu diselesaikan dengan

cepat. Seorang pemimpin harus mampu mengambil keputusan yang cepat untuk

menyelesaikan masalah dan siap menghadapi tantangan selanjutnya.

• Peka terhadap Situasi Sosial

Leadership yang baik harus peka terhadap situasi sosial di sekitarnya. Selain itu, ia

harus memiliki kemampuan beradaptasi dengan keadaan.

• Bijaksana

Ketika bekerja dalam kelompok, ada banyak pendapat dan perspektif. Oleh karena

itu, manajer harus dapat menangkap keinginan mereka dan memperhitungkannya

saat mengambil keputusan.

• Berani

Pasti akan ada banyak masalah dalam tim. Oleh karena itu, pimpinan harus berani

menghadapi permasalahan tersebut dan mencari solusi terbaik untuk

menyelesaikannya.

18
3.6 Gaya Kepemimpinan

Selain itu, ada juga perbedaan gaya leadership yang biasa ditemui dalam

menjalankan bisnis atau perusahaan manapun, yaitu:

• Demokratis

Dengan gaya kepemimpinan ini, manajer biasanya memutuskan segalanya, namun

tetap mempertimbangkan semua pendapat anggota tim.

• Autokratis

Gaya kepemimpinan autokratis terdiri dari membuat keputusan tanpa meminta atau

mempertimbangkan pendapat anggota tim lainnya.

• Transformational

Dalam gaya manajemen perubahan, pemimpin biasanya ingin melakukan

perubahan dengan memutarbalikkan keadaan untuk mendapatkan keuntungan

lebih.

• Transaksional

Gaya kepemimpinan ini berarti bahwa pemimpin memprioritaskan kinerja tim

sambil menyelesaikan tugas dari mejanya sendiri dan tidak mau melakukan

perubahan untuk kondisi yang stabil.

3.7 Teori Kepemimpinan

1. Geat Man Theory

Great Man Theory atau dikenal sebagai teori orang hebat, membuat asumsi,

bahwa sifat kepemimpinan dan bakat-bakat kepemimpinan, dibawa seseorang

semenjak orang tersebut dilahirkan. Teori ini berkembang sejak abad ke-19.

19
Meski tidak dapat diidentifikasi dengan suatu kajian ilmiah mengenai karakteristik

dan kombinasi manusia seperti apa yang dapat dikatakan sebagai pemimpin hebat,

tetapi banyak orang mengakui bahwa hanya satu orang diantara banyaknya

individu, pasti memiliki ciri khas sebagai pemimpin yang hebat.

2. Trait Theory

Trait Theory atau yang sering kita sebut sebagai teori sifat kepribadian ini

meyakini bahwa orang yang dilahirkan atau dilatih dengan kepribadian tertentu,

akan menjadikan mereka unggul dalam peran kepemimpinan. Hal ini dapat

diartikan sebagai, kualitas kepribadian tertentu seperti keberanian, kecerdasan,

pengetahuan, kecakapan, daya tanggap, imajinasi, fisik, kreativitas, rasa tanggung

jawab, disiplin dan nila-nilainya lainnya dapat membuat seseorang menjadi

pemimpin yang baik.

Teori kepemimpinan ini fokus terhadap analisis karakteristik mental, fisik

dan sosial guna mendapatkan lebih banyak pemahaman dan pengetahuan tentang

karakteristik dan kombinasi karakteristik yang umum di antara para pemimpin.

3. Contingency Theory

Teori kontingensi atau yang berasal dari kata Contingency

Theory menganggap, bahwa tidak ada cara yang paling baik untuk memimpin dan

menyatakan, bahwa setiap gaya kepemimpinan harus didasarkan pada situasi dan

kondisi tertentu.

20
4. Behavioral theories

Merupakan reaksi atas Trait Theory, Teori perilaku atau Behavioral

Theories ini menghadirkan sudut pandang baru mengenai kepemimpinan. Teori ini

memberikan perhatian kepada perilaku para pemimpin itu sendiri, daripada

karakteristik mental, fisik, dan sosial pemimpin tersebut. Teori ini menganggap,

bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh perilakunya dalam

melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan dan perilaku tersebut dapat dipelajari

atau dilatih. Selain itu, teori ini menganggap bahwa kepemimpinan yang sukses

adalah kepemimpinan yang didasarkan pada perilaku yang dapat dipelajari.

5. Teori Servant

Teori kepemimpinan servant atau dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai

pelayan pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an. Teori ini meyakini,

bahwa seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bertugas untuk

melayani, menjaga, dan memelihara kesejahteraan fisik serta mental pengikut atau

anggotanya. Gaya kepemimpinan ini cenderung fokus untuk memenuhi kebutuhan

pengikut dan membantu mereka menjadi untuk lebih mandiri dan berwawasan lebih

luas.

6. Teori transaksional

Berasal dari kata dasar transaksi, teori ini menggambarkan suatu gaya

kepemimpinan yang berdasar pada perjanjian atau kesepakatan yang dibuat

seseorang dengan orang lain. Dalam hal ini, tentunya yang menjadi pelaksana

adalah pemimpin dan staf atau pengikutnya Perjanjian ini dibuat dengan tujuan

21
mendapat pertukaran (transaksi) yang sepadan atau saling menguntungkan antara

pemimpin dengan staf.

7. Teori transformasional

Mengacu pada kata transformasi, yang memiliki arti umum perubahan.

Teori kepemimpinan transformasional merupakan sebuah teori yang mengarah

pada istilah memanusiakan manusia. Teori ini mengedepankan pendekatan

personal pemimpin terhadap staf atau bawahan, dapat juga organisasi, dalam rangka

membangun semangat, mengubah kesadaran, serta memberi inspirasi, demi

mencapai tujuan bersama tanpa merasa ditekan maupun tertekan, bahkan mampu

memotivasi setiap anggotanya. Gaya pemimpin transformasional selalu ingin

mengelola lembaga atau organisasi yang dipercayakan kepadanya dengan lebih

efektif dan efisien.

3.8 Kepemimpinan Strategi

Strategic leadership atau kepemimpinan strategis adalah tentang bagaimana

mengelola strategi perusahaan paling efektif untuk menciptakan keunggulan

kompetitif. Konsep ini menekankan bahwa manajemen perusahaan harus mampu

untuk memahami kompleksitas, baik terkait internal perusahaan maupun

lingkungan bisnis, dan untuk memimpin perubahan dalam perusahaan untuk

mencapai dan mempertahankan keselarasan yang unggul antara perusahaan dan

lingkungannya.

Kepemimpinan strategis bertanggungjawab untuk menciptakan antara

tuntutan lingkungan eksternal organisasi dengan visi, misi, strategi dan

implementasi organisasi. Visi menggambarkan wujud organisasi di masa depan ,

22
sedangkan misi menggambarkan nilai-nilai pokok (core values), tujuan, dana alasan

akan eksistensi organisasi.

Strategi menyediakan arah yang nenerjemahkan visi menjadi aksi dan

merupakan dasar bagi pengembang mekanisme spesifik untuk menolong organisasi

mencapai tujuanya. Strategi adalah niat, sebaliknya implementasi melalui arsitek

dasar organisasi seperti sktuktur organisasi, sistem, budaya, dan iklim, sistem

insentif dan lain sebgainya, yang menjamin terwujudnya visi masa depan (draft,

1999).

Apa yang dilakukan pemimpin strategis

Tidak semua ancaman dan peluang adalah “strategis” bagi perusahaan.

Demikian juga, tidak semua orang berada dalam mode yang sama untuk mencapai

visi dan tujuan perusahaan. Perusahaan mungkin juga tidak memiliki sumber daya

yang tepat untuk bersaing. Untuk alasan ini, perusahaan memerlukan pemimpin

strategis.

Pemimpin strategis mengidentifikasi sumber daya dan kemampuan yang

tepat untuk bersaing. Ketika perusahaan tidak memilikinya, mereka mencoba

membangunnya. Mereka juga menciptakan struktur organisasi dan

mengembangkan budaya perusahaan yang sesuai. Sumber daya dan kemampuan

membentuk kompetensi inti. Perusahaan menggunakannya untuk mengeksploitasi

peluang strategis dan meminimalkan ancaman strategis. Ketika berhasil

mengimplementasikannya, perusahaan memiliki daya saing strategis. Dan, hasilnya

adalah keunggulan kompetitif.

Dalam hal ini, pemimpin strategis menerjemahkan visi dan misi

perusahaan ke dalam serangkaian tindakan. Mereka menganggap kompetensi inti

23
perusahaan untuk melakukannya. Dengan itu, karyawan menjadi tahu mengapa

perusahaan membutuhkan mereka dan apa yang perlu mereka lakukan setiap hari.

Kepemimpinan strategis menggunakan sistem penghargaan dan insentif untuk

mengarahkan orang-orang di perusahaan. Mereka meminta semua orang berada

dalam mode yang sama. Mereka mendorong karyawan untuk menjadi produktif dan

bersemangat dalam mencapai visi dan misi perusahaan.

Karasteristik pemimpin strategis

Dalam beberapa buku, beberapa ahli mengidentifikasi karakteristik

pemimpin strategis sebagai berikut:

· Visioner dan fasih menerjemahkannya menjadi serangkaian

tindakan. Mereka juga konsisten dan konsisten dalam mewujudkannya.

· Mampu mengartikulasikan visi menjadi model bisnis. Mereka dapat

menjawab bagaimana perusahaan menghasilkan uang, apa yang dibutuhkan

perusahaan, dan bagaimana melakukannya — dengan itu, membangun sumber

daya, kemampuan, dan budaya organisasi yang tepat.

· Memiliki komitmen tinggi untuk mewujudkan visi dan

mengimplementasikan serangkaian tindakan.

· Pikirkan dengan seksama dan terinformasi dengan baik. Sangat penting untuk

mengurangi bias dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan seringkali

melibatkan dilema, terutama yang berkaitan dengan tujuan jangka pendek dan

jangka panjang.

· Bersedia mendelegasikan dan memberdayakan. Tidak semua tugas bisa

dilakukan sendiri. Mereka perlu memberdayakan bawahan untuk melaksanakannya

24
secara efektif. Dengan itu, bawahan merasa menjadi bagian penting dari

perusahaan.

· Mampu menggunakan kekuatan dengan cara yang cerdas. Stakeholder sering

berkonflik dalam mewujudkan kepentingannya masing-masing. Demikian juga,

politik kantor sering kali membawa ketidakharmonisan dalam tim dan memecah

sinergi. Semua ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan, dan para pemimpin

strategis tahu bagaimana mereka harus membuat keputusan yang tepat.

· Memiliki kecerdasan emosi. Membangun empati dan keterlibatan seringkali

lebih efektif daripada sistem penghargaan dan hukuman. Yang terakhir tidak hanya

meningkatkan konsekuensi biaya tetapi juga memperburuk moral karyawan.

25
BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain untuk

melakukan pekerjaannya sesuai dengan sasaran yang diharapkan . Dalam

Manajemen Pengertian Pemimpin (Natural Leader) adalah seseorang yang

menggunakan kemampuannya, sikapnya, nalurinya, dan ciri-ciri kepribadiannya

yang mampu menciptakan suatu keadaan, sehingga orang lain yang dipimpinnya

dapat saling bekerja sama untuk mencapai tujuan.

Manager (Management Leader) adalah seorang pemimpin dengan

melaksanakan tugas berdasarkan prinsip dasar manajemen, yaitu perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian sehingga mampu menciptakan

keadaan orang lain yang dipimpinnya saling bekerja sama untuk mencapai tujuan.

Leadership meliputi segala wewenang seorang pemimpin (leader) dalam

mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau suatu kelompok tertentu.

Seorang pemimpin dituntut untuk aktif dalam membuat rencana,

mengkoordinasi anggota, melakukan eksperimen dan memimpin pekerjaan untuk

mencapai tujuan bersama. Dalam sebuah perusahaan, menjadi seorang leader yang

baik seharusnya lebih menekankan pada pengembangan keterampilan dan

kemampuan memimpin secara terus-menerus. Seorang pemimpin yang ideal tidak

boleh mendominasi orang lain namun harus membimbing individu yang ada di

bawahnya, misalnya dengan memberi arahan untuk mencapai tujuan perusahaan.

pemimpin formal.

26
4.2 Saran

Mengingat keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh

penulis, maka untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar lagi,

disarankan kepada pembaca untuk membaca literatur-literatur yang telah

dilampirkan pada daftar rujukan. Hendaknya para pemimpin, khususnya pemimpin

dalam bidang pendidikan dalam melaksanakan aktivitasnya kepemimpinannya

dalam mempengaruhi para bawahannya berdasarkan pada kriteria-kriteria

kepemimpinan yang baik.

Dalam membuat suatu rencana atau manajemen pendidikan hendaknya

para pemimpin memahami keadaan atau kemampuan yang dimiliki oleh para

bawahannya, dan dalam pembagian pemberian tugas sesuai dengan kemampuannya

masing-masing. Pemimpin hendaknya memahami betul akan tugasnya sebagai

seorang pemimpin.

27
BAB 5
DAFTAR PUSTAKA

Teori Kepemimpinan: Pengertian, Tujuan dan Fungsi - Deepublish Store

Gaya Kepemimpinan: Pengertian, Jenis, Faktor, Indikator & Teori - serupa.id Apa Itu
Leadership: Jenis-jenis, Ciri-ciri, Hingga Gaya Kepemimpinan di dalam Perusahaan |
DailySocial.id

Pengertian dan Macam-macam Teori Kepemimpinan - Gramedia Literasi

28

Anda mungkin juga menyukai