Anda di halaman 1dari 18

PENGERTIAN DAN KONSEP-KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Kepemimpinan Pendidikan


Dosen pengampu : Hj.Supriyatun,M,Pd.I

Disusun Oleh : KELOMPOK 1

1. Desy Natalia ( 2019.4.7.1.01080 )


2. Ayu Nabila ( 2019.4.7.1.01074 )
3. Imas Permasih ( 2019.4.7.1.01090 )
4. Nuraena ( 2019.4.7.1.01109 )
5. Uswatun Chasanah ( 2019.4.7.1.01136 )

INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON

FAKULTAS ILMU TARBIYA PIAUD 6B

TAHUN PELAJARAN 2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya berupa kesempatan
dan pengetahuan kepada kami sehingga kami dapat dengan mudah menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.

Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman – teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide – idenya sehingga kami mampu menyelesaikan pembuatan makalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah “ Kepemimpinan Pendidikan“dengan judul “ Pengertian dan
konsep-konsep dasar kepemimpinan ”.

Kami telah menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya.Untuk itu,kami mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi. Apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf sebesar – besarnya.

Demikianlah,semoga makalah ini dapat bermanfaat.Terimakasih.

Cirebon, 9 Januari 2022

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1

C. Tujuan Masalah.................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan........................................................................2

B. Tujuan dan Fungsi Kepemimpinan……………………………………………………………..7

C. Faktor – factor Kepengikutan...........................................................................................7

D. Teori Munculnya Seorang Pemimpin…………………………………………………………10

E. Pemimpin Formal dan Pemimpin Nonformal………………………………………………..11

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan ………………………………………………………………………………………14

B. Saran……………………………………………………………………………………………..14

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha yang sengaja secara sadar dan terencana untuk membantu
meningkatkan perkembagan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan
hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga Negara/masyarakat, dengan memilih isi
materi, strategi kegiatan, dan teknik penilaian yang sesuai. Desain organisasi PAUD didalamnya
terdapat tim administrasi PAUD yang terdiri dari sekelompok yang bekerja sama dalam
mencapai tujuan lembaga pendidikan, lembaga dirumuskan sebagai sturuktur dan proses
kelompok yang bekerja sama yang membagi-bagi tugasnya diantara para anggota, menetapkan
hubungan-hubungan, dan menyatukan aktivitas kearah tujuan bersama.

Tujuan suatu lembaga pendidikan adalah mewujudkan system pendidikan sebagai pranata
sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia
berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab
tantangan zaman yang selalu berubah. Mewujudkan pendidikan bermutu memang tidak semudah
membalik telapak tangan karena hal itu ditentukan oleh sejumlah komponen dan salah satunya
menyangkut komponen kepemimpinan (Kepala PAUD).

Kepemimpinan kepala PAUD memiliki peran penting untuk membangun pendidikan


bermutu dan meningkatkan kualitas suatu lembaga pendidikan. Kepala PAUD merupakan
institusi terdepan dalam proses pembelajaran anak, PAUD memiliki sumber daya manusia yang
terdiri atas: Kepala PAUD, guru, dan tenaga administrasi.Keberhasilan suatu lembaga
pendidikan sangat dipegaruhi oleh kepala PAUD (pemimpin). Pada lembaga PAUD masih
dijumpai adanya konsep atasan dan bawahan. Kepala PAUD lah menjadi atasan dan guru serta
staf menjadi bawahan. Kepala PAUD sebagai atasan selalu mengontrol, mengarahkan, dan jika
perlu memberikan sanksi dalam upaya untuk memobilisasi guru dan Staf untuk produktif dalam
melaksanakan tugasnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Pemimpin dan Kepemimpinan ?
2. Apa saja Tujuan dan Fungsi Kepemimpinan ?
3. Apa Faktor - faktor penyebab Kepengikutan ?
4. Bagaimana Teori seorang pemimpin muncul ?
5. Apa perbedaan Pemimpin Formal dan Pemimpin non Formal ?

C. Tujuan Penulisan
Untuk mempelajari tentang Pengertian dan konsep-konsep dasar kepemimpinan guna
memenuhi Mata Kuliah Kepemimpinan Pendidikan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan


Pengertian Pemimpin

Dalam suatu lembaga (institusi) pendidikan khususnya lingkungan sekolah yang


memiliki visi dan misi pengembangan atau peningkatan kualitas pendidikan, maka yang dapat di
jadikan tolak ukur terhadap keberhasilan pendidikan di lingkungan sekolah itu sendiri adalah
salah satu komponen sistem, komponen yang dimaksud adalah pimpinan lembaga pendidikan
yakni kepala sekolah.

Menurut Hersey dan Blanchard, “Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempengaruhi
orang lain atau kelompok untuk melakukan unjuk kerja maksimum yang telah ditetapkan sesuai
dengan tujuan organisasi”. Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan (1996 : 156)
mengemukakan tiga macam peran pemimpin yang disebutnya dengan “3A”, yakni:

 alighting (menyalakan semangat pekerja dengan tujuan individunya),


 aligning (menggabungkan tujuan individu dengan tujuan organisasi sehingga orang
menuju kearah yang sama).
 allowing (memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk menantang dan mengubah cara
mereka bekerja).

Atau dapat kita simpulkan bahwa: “Seorang pemimpin adalah seseorang yang karena
kecakapan – kecakapan pribadinya dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi
kelompok yang dipimpinnya untuk mengerahkan usaha bersama kearah pencapaian sasaran –
sasaran tertentu”.

Pengertian Kepemimpinan

Pada pengertian pemimpin sebelumnya disebutkan bahwa: “Pemimpin adalah seseorang yang
dapat mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan unjuk kerja maksimum yang
telah ditetapkan sesuai dengan tujuan organisasi”. Lalu apa pengertian kepemimpinan :
“Kepemimpinan merupakan suatu proses dengan berbagai cara mempengaruhi orang atau
sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan bersama”.

Untuk lebih memahami dan mengerti tentang kepemimpinan dapat kita lihat pendapat lain
dari Theo Haiman dan William G. Scott yang dikutip oleh Sutarto (1998 : 63) dalam bukunya
yang berjudul dasar-dasar kepemimpinan administrasi : “Kepemimpinan adalah proses orang-
orang diarahkan, dipimpin dan dipengaruhi dalam pemilihan dan pencapaian tujuan.”

5
Gitosudarmo mengartikan bahwa kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting
dalam mempengaruhi prestasi organisasi, karena kepemimpinan merupakan aktivitas yang utama
untuk dicapainya tujuan organisasi. Kepemimpinan di definisikan sebagai salah satu proses
mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi
tertentu.

Dari definisi ini, nampak bahwa kepemimpinan adalah suatu proses, bahwa orang yang
meliputi faktor pemimpin pengikut dan faktor situasi untuk menghasilkan prestasi dan kepuasan.
Selanjutnya Wahjosumidjo berpendapat bahwa: kepemimpinan adalah sebagai tindakan atau
upaya untuk memotivasi atau mempengaruhi orang lain agar mau bekerja atau bertindak ke arah
pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan atau kepemimpinan merupakan tindakan
membuat sesuatu menjadi kenyataan.

Pemimpin memiliki makna kemampuan seseorang yang diberi kekuasaan dan wewenang
untuk mempengaruhi orang lain. Kepemimpinan dapat dibedakan sebagai kedudukan dan
sebagai proses sosial. Dari sudut kedudukan, kepemimpinan adalah suatu kompleks dari hak dan
kewajiban yang dapat dimiliki oleh seseorang. Dari sudut proses sosial, kepemimpinan meliputi
segala tindak yang dilakukan seseorang atau kelompok yang menyebabkan respon gerak dari
masyarakat. .(Wirasandi, 2016)

Kepemimpinan pada hakikatnya adalah suatu proses untuk mempengaruhi dan


memberikan aspirasi serta mengarahkan tindakan seseorang atau kelompok untuk mencapai
tujuan yang diharapkan selain itu,kepemimpinan adalah tentang menciptakan lingkungan yang
tepat bagi orang lain untuk bertindak(Upaya, 2020).
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, esensi kepemimpinan adalah
“kepengikutan”, dalam arti bahwa yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin adalah jika
adanya kemauan orang lain untuk mengikutinya. Dengan demikian secara umum dan sederhana
kepemimpinan didefinisikan sebagai seni atau proses mempengaruhi orang lain sedemikian rupa,
sehingga mereka mau melakukan usaha atau keinginan usaha atau keinginan untuk bekerja
dalam rangka pencapaian suatu tujuan.

Idealnya kepemimpinan merupakan “kepengikutan” orang lain terhadap seseorang


melalui suatu proses mempengaruhi, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan serta
mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya organisasi demi pencapaian suatu maksud atau
tujuan tertentu. Bila definisi ini dihubungkan dengan pendidikan mempunyai arti bahwa
kepemimpinan pendidikan tak lain adalah cara kepemimpinan. Kepala Sekolah dalam mengelola
sumber dana sekolah agar tercapai mutu pendidikan.(Asiah, 2017)

Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan mendorong dan memberikan bimbingan.


Kemampuan mendorong berkaitan dengan bagaimana kepala sekolah mendorong timbulnya
kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para guru, staf dan siswa dalam

6
melaksanakan tugas dan kewajbannya masing-masing. Selain itu kepala sekolah harus mampu
memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan para siswa serta memberikan
dorongan memacu dan berdiri didepan demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam
mencapai tujuan.

Kepala sekolah apabila berkeinginan untuk berhasil dalam menggerakkan para guru, staf
dan siswa maka kepala sekolah harus menghindarkan diri dari sikap dan perbuatan yang bersifat
memaksa atau bertindak keras terhadap para guru, staf, dan siswa. Sebaliknya kepala sekolah
sebagai pemimpin hendaknya mampu melakukan perbuatan yang melahirkan kemauan untuk
bekerja dengan penuh semangat dan percaya diri terhadap para guru, staf dan siswa dengan cara:
1) meyakinkan (persuade) berusaha agar para guru, staf dan siswa percaya bahwa apa yang
dilakukan adalah benar, 2) membujuk (induce) berusaha meyakinkan para guru, staf dan siswa
bahwa apa yang dikerjakan adalah benar.

B. Tujuan dan Fungsi Kepemimpinan

Fungsi Kepemimpinan Menurut Ngalim Purwanto mengatakan bahwa seorang pemimpin


memiliki berbagai fungsi yang harus dilaksanakan diantaranya yaitu:

1) Pemimpin sebagai pelaksana.

2) Pemimpin sebagai perencana.

3) Pemimpin sebagai seorang ahli.

4) Mewakili kelompok dalam tindakan ke luar.

5) Mengawasi hubungan antar anggota kelompok.

6) Bertindak sebagai pemberi ganjaran dan hukuman.

7) Bertindak sebagai wasit dan penengah.

8) Pemimpin sebagai lambang daripada kelompok.

9) Pemimpin sebagai pemegang tanggungjawab para anggota kelompok.

Dari hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi kepemimpinan sangat
komprehensif mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai kepertanggung-jawaban.

C. Faktor-faktor Kepengikutan

Definisi faktor kepengikutan

7
Kepengikutan dan kepemimpinan adalah terpisah, namun memiliki hubungan timbal
balik, tanpa Pengikut, seseorang tidak bisa menjadi Pemimpin, sebaliknya,seseorang tidak bisa
menjadi Pengikut tanpa Pemimpin. (Lyons, 2002)

Kepengikutan bukan peran yang pasif. Sebaliknya, para pengikut yang paling berharga
adalah yang terampil, karyawan yang mandiri, orang yang berpartisipasi aktif dalam menetapkan
arah kelompok, meginvestasikan waktu dan tenaganya dalam kerja kelompok, berpikir kritis, dan
pendukung bagi ide – ide baru (Grossman; Valiga, 2000).

Kepengikutan adalah suatu sikap atau kecenderungan seseorang untuk mengikuti orang
lain. Ada beberapa macam dalam kepengikutan, diantarnya;

 Kepengikutan karena naluri, misalnya anak mengikuti orang tuanya, masyarakat suku
terasing mengikuti Pemimpin Kharismatik.
 Kepengikutan karena tradisi atau adat istiadat kebiasaan, misalnya masyarakat pedesaan
sangat berpegang kepada adat istiadat yang diwarisi turun temurun.
 Kepengikutan karena agama, misalnya mengikuti karena mentaati ajaran agama.
 Kepengikutan karena rasio, misalnya, orang terpelajar mengikuti Pemimpin yang dapat
meyakinkan orang melalui pikiran rasional.
 Kepengikutan karena aturan hukum, misalnya, di kalangan masyarakat modern dimana
hubungan antar manusia telah diatur dalam peraturan dan hukum yang berlaku.

Faktor penyebab kepengikutan

Adapun beberapa sebab - sebab seseorang mengikuti orang lain atau pemimpim secara
psikologisnya, diantarnya adalah ;

 Ada dorongan mengikuti pemimpin


 Adanya sifat - sifat khusus mengikuti pemimpin, yaitu sifat-sifat dan ciri kepemimpinan
yang mampu mempengaruhi jiwa orang lain sehingga tertarik kepadanya
 Adanya kemampuan pemimpin untuka menggunakan tekhnik dan metode kepimpinan
 Cara menjadi pengikut yang lebih baik.

Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menjadi pengikut yang lebih baik:

Jika Anda menemukan masalah, beritahukan kepada pemimpin kelompok atau manajer
langsung, bahkan lebih baik, masukkan saran dalam laporan Anda untuk memecahkan masalah.

 Bebas menanamkan perhatian dan tenaga Anda dalam pekerjaan Anda.


 Akan mendukung ide-ide baru dan arah baru yang disarankan oleh orang lain.
 Bila Anda tidak setuju, jelaskan mengapa Anda tidak mendukung ide atau saran.
 Dengarkan baik-baik, dan merenungkan apa yang pemimpin atau manajerkatakan.
 Terus belajar sebanyak yang Anda bisa tentang bidang khusus Anda.
 Berbagi apa yang telah anda pelajari. (deutschmen, 2005; korn, 2004).

8
D. Analisis Teori Pemimpin Terhadap Kepemimpinan

Beberapa teori telah dikemukakan para ahli untuk mendefinisikan bagaimana timbulnya
seorang pemimpin. Di antara berbagai teori mengenai lahirnya pemimpin. Dalam menjembatani
pemahaman terhadap pemimpin dan kepemimpin atau Leader dan Leadership perlu pendalaman
terhadap beberapa teori dasar antara pemimpin dan kepemimpinan tersebut, melalui suatu
analisis perbandingan, yaitu :

a. Teori Genetik
Dalam pandangan genetic theory, disebutkan bahwa “leaders are born and not
made”. Para penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin ada bukan
karena ia dilahirkan dengan bakat memimpin. Keadaan atau situasi bukan
dianggap sebagai faktor penentu lahirnya seorang pemimpin. Seseorang akan
menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya, takdir telah
menetapkan ia menjadi pemimpin.
b. Teori Sosial
Sementara menurut pandangan social theory, memandang dengan arah yang
berkebalikan dengan teori yang pertama. Para penganut teori ini berpegangan
pada tesis bahwa “leaders are made and not born”. Teori ini berpendapat bahwa
setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan
kesempatan untuk itu.
c. Teori ekologi
Teori lain tentang pemimpin adalah ecology theory. Teori ini merupakan
perpaduan dari kedua teori di atas. Teori ini menilai bahwa seseorang hanya dapat
menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-
bakat kepemimpinan. Bakat-bakatini kemudian dikembangkan melalui
pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkannya
untuk mengembangkan diri lebih lanjut.(Wirasandi, 2016)
d. Teori Trait
Teori ini mempercayai bahwa pemimpin memiliki cara yang bervariasi karena
mereka memiliki karakteristik atau disposisi yang sudah melekat dalam dirinya.
Ada 5 karakteristik yang utama menurut teori ini yaitu :
 percaya diri
 empati,
 ambisi,
 kontrol diri
 rasa ingin tahu.

9
Teori ini mengatakan bahwa anda dilahirkan sebagai pemimpin dan bahwa
kepemimpinan tidak dapat dipelajari.

e. Teori Situational
Teori ini menekankan bahwa pemimpin muncul dalam situasi yang berbeda untuk
menyesuaikan perbedaan kebutuhan dan lingkungan. Teori ini dikembangkan
lebih dulu oleh Blanchard & Hersey (1976), yang mengatakan bahwa
pemimpin perlu memiliki perbedaan untuk menyesuaikan kebutuhan dan
maturitas pengikut. Pemimpin perlu mengembangkan gaya kepemimpinan dan
dapat mendiagnosa yang mana pendekatan yang sesuai untuk digunakan pada
suatu situasi.

Transactional and transformational Leader Pertama kali dikembangkan oleh James


McGregor Burns tahun 1978. kemudian dikembangkan oleh Bass dan lain-lain.Kepemimpinan
transaksional berdasarkan pada pemikiran memberikan motivasi kepada bawahan melalui bentuk
instrument seperti uang atau system reward. Bass et al (1987)berpendapat bahwa pemimpin
transformasional adalah universal dan dapat diaplikasikan tanpa memperhatikan budaya,
memberi semangat pada bawahan untuk lebih mementingkan organisasi atau kelompok.

Teori kepemimpinan menurut para ahli

Kouzes dan Posner (1987) melakukan pengamatan dan menunjukkan bahwa ketrampilan
kepemimpinan dapat dipelajari. Kouzes & Posner mengemukakan 5 langkah proses yang mana
seorang leader dapat melakukan sesuatu :

a) Tantangan adalah proses mendorong orang lain berani mengambil risiko


b) Bersemangat untuk mencapai visi
c) Memungkinkan bawahan untuk bertindak
d) Menjadi model
e) Mendorong dan mendukung dengan hati

Drath (2001) memberikan satu kritik yang menarik mengenai teori pemimpin “Dominasi
diri (teori trait dan pemimpin yang karismatik) dan pengaruh interpersonal (pemimpin
transformative, pemimpin transaksional dan teori kontingensi)”

Day (2001) membuat perbedaan antara pengembangan kepemimpinan dan pemimpin


yang efektif dimana pengembangan leader ciri khasnya difokuskan pada kemampuan dasar
individu dan ketrampilan, dan kemampuan dikelompokkan dengan peran-peran leadership secara
formal. Sering yang berhubungan dengan perkembangan model menyangkut pembangunan
kompetensi personal yang dibutuhkan untuk membentuk model diri yang akurat agar
mengikutsertakan perkembangan identitas dan sikap yang sehat (Hall ; Seibert, 1992).
Pengembangan leader kemudian memerlukan individu tersebut untuk menggunakan model
dirinya agar berpenampilan secara efektif dalam berbagai peran.

10
Tipe-Tipe Kepemimpinan

Menurut Kurt Lewin yang dikutif oleh Maman Ukas mengemukakan tipe-tipe kepemimpinan
menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia
bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat dan instruksi- instruksinya harus
ditaati.
2. Demokratis, pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari
kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab
tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut serta dalam setiap kegiatan-
kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap anggota
dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang diinginkan.
3. Laissezfaire, pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan diterangkan pada
bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para bawahannya untuk
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ia hanya akan
menerima laporan-laporan hasilnya dengan tidak terlampau turut campur tangan atau
tidak terlalu mau ambil inisiatif, semua pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan
prakarsa dari para bawahannya, sehingga dengan demikian dianggap cukup dapat
memberikan kesempatan pada para bawahannya bekerja bebas tanpa kekangan.

E. Pemimpin Formal dan Pemimpin Informal


1. Pemimpin Formal

Kepemimpinan terbangun dari kemampuan seseorang dan mendapat pengakuan masyarakat.


Sifat kepemimpinan ada dua, yaitu kepemimpinan formal dan kepemimpinan informal.
Perbedaan antara keduanya didasarkan pada landasan gerak, kepemimpinan formal dalam
pelaksanaannya harus berada di atas landasan-landasan atau peraturan-peraturan resmi sehingga
daya cakupnya terbatas; sementara kepemimpinan informal didasarkan pada pengakuan dan
kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat, sehingga memiliki ruang lingkup tanpa batas-batas
resmi. Dari pengertian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah
kemapuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain, kepemimpinan dalam ruang lingkup
formal maupun non formal.

Ilmu kepemimpinan membedakan antara kepemimpinan formal dan kepemimpinan informal.


Kepemimpinan formal ialah kepemimpinan yang memimpin organisasi formal seperti
perusahaan, lembaga pemerintahan (eksekutif, legislative, yudikatif), organisasi militer, dan
sebagainya. 

11
Pemimpin formal ialah seseorang yang oleh organisasi tertentu dipilih sebagai pemimpin,
berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk memegang suatu jabatan dalam struktur
organisasi, dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengannya, untuk mencapai sasaran
organisasi yang telah ditetapkan.

Seorang pemimpin formal harus sadar bahwa akan menghadapi berbagai permasalahan yang
akhirnya akan terjadi perubahan – perubahan internal maupun perubahan eksternal yang akan
dihadapinya. Bagi pemimpin formal seperti ini sangat perlu membuat antisipasi dengan terus
menerus melakukan penyesuaian dan pendekatan kesesuaian atas segala perubahan – perubahan
yang ada secara internal maupun secara eksternal.

Pemimpin formal memiliki ciri – ciri sebagai berikut :

1. Berstatus sebagai pemimpin formal atau resmi (disahkan dan diangkat) selama masa
jabatan tertentu, atas dasar legalitas formal oleh penunjukan pihak yang berwenang, ada
legitimitas.
2. Sebelum pengangkatan , harus memenuhi beberapa persyaratan formal terlebih dahulu.
3. Diberi dukungan oleh organisasi formal untuk menjalankan tugas kewajibannya.
4. Bisa mencapai promosi atau kenaikan pangkat formal, dan dapat dimutasikan.
5. Bila melakukan kesalahan-kesalahan, akan dikenai sanksi dan hukuman.

Pemimpin formal pada dasarnya harus menempatkan, jiwa dan perilakunya untuk menjaga
citra kepemimpinannya dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat yang dipimpinnya.
Efektifitas dan efisiensinya seorang pemimpin formal adalah dengan mengedepankan
kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi dan golongannya dalam rangka mencapai
tujuan yang di cita-citakan bersama. Pemimpin formal setiap saat dapat dihindari atau tidak
dipercaya oleh masyarakat karena arah kebijakan dan keputusan serta program kerjanya selalu
merugikan masyarakat yang dipimpinnya.

2. Pemimpin Informal

Kepemimpinan informal adalah kepemimpinan yang dasarnya tidak dipilih atau diangkat
secara formal. Seseorang menjadi pemimpin informal kalau ia diakui mempunyai keunggulan
fisik, keunggulan psikologi, ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diakui oleh para anggota
organisasi. karena memiliki sejumlah kualitas unggul, dia mencapai kedudukan sebagai orang
yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok. Dalam organisasi
formal, pemimpin informal tidak mempunyai wewenang untuk memberi perintah dan
menghukum para anggota organisasi. Akan tetapi, ia mampu mempengaruhi para anggota
organisasi melalui visinya, memberi contoh, perilaku dan praktik membuat atau menyelesaikan
sesuatu.

Pemimpin Informal dalam peranan sosial yang berwujud partisipasi sosial yang
memunculkan tindakan-tindakan yang ditujukan kepada arah sasaran yang dipengaruhi oleh
status yang dimiliki orang yang bersangkutan di dalam masyarakat antara lain :

12
a) Keturunan
b) Kekayaan dalam arti yang seluas – luasnya
c) Unjuk kerja di masyarakat
d) Pendidikan
e) Ciri-ciri biologis

Sehubungan dengan status perlu diingat hal-hal sebagai berikut:

1) Transfer status : Status Bapak ke anak seperti status Soekarno sebagai pemimpin ditransfer ke
Megawati, Fidel Castro memberikan status ke adiknya Raul Castro dan contoh lain sangat
banyak sebagai proses transfer status di berbagai belahan dunia.

2) Key Status (status pokok) : karena kinerja sendiri mendapatkan pengakuan sebagai buah hasil
dari tindakan yang dihasilkan, contoh :

a) Karena pewarisan kedudukan sebagai pemimpin


b) Karena kekuasaan pribadi
c) Karena penunjukan oleh pihak atasan
d) Karena dipilih oleh para pengikut-pengikutnya.
e) Karena diakui oleh bawahannya
f) Karena situasi/ kondisi

Ciri-ciri pemimpin informal yaitu :

1. Tidak memiliki penunjukan formal atau legitimitas sebagai pemimpin.


2. Masyarakat menunjuk dirinya, dan mengakuinya sebagai pemimpin.
3. Status kepemimpinannya berlangsung selama kelompok yang bersangkutan masih  mau
mengakui dan menerima dirinya.
4. Tidak dapat dimutasikan.
5. Tidak pernah mencapai promosi.
6. Tidak memiliki atasan.

Pendekatan yang dilakukan pemimpin formal dan pemimpin informal terhadap pengikutnya
berbeda. Pemimpin formal biasanya melakukan pendekatan yang sifatnya instruksi. Sementara
pemimpin informal lebih sering melakukan pendekatan terhadap pengikutnya dengan pendekatan
yang sifatnya persuasive.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

“Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk
melakukan unjuk kerja maksimum yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan organisasi”.
Dalam perspektif yang lebih sederhana.Sedangkan kepemimpinan pada hakikatnya adalah suatu
proses untuk mempengaruhi dan memberikan aspirasi serta mengarahkan tindakan seseorang
atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Fungsi Kepemimpinan yaitu ; bahwa seorang pemimpin memiliki berbagai fungsi yang harus
dilaksanakan diantaranya yaitu:Pemimpin sebagai pelaksana,Pemimpin sebagai perencana,
Pemimpin sebagai seorang ahli,Mewakili kelompok dalam tindakan ke luar, Mengawasi
hubungan antar anggota kelompok,Bertindak sebagai pemberi ganjaran dan hukuman,Bertindak
sebagai wasit dan penengah,Pemimpin sebagai lambang daripada kelompok,Pemimpin sebagai
pemegang tanggungjawab para anggota kelompok.

Beberapa teori dasar antara pemimpin dan kepemimpinan tersebut, melalui suatu analisis
perbandingan, yaitu : Teori Genetik,Teori Sosial,Teori Ekologi, Teori Trait, Teori Situational.

Pemimpin formal ialah seseorang yang oleh organisasi tertentu dipilih sebagai pemimpin,
berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk memegang suatu jabatan dalam struktur
organisasi, dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengannya, untuk mencapai sasaran
organisasi yang telah ditetapkan.

Kepemimpinan informal adalah kepemimpinan yang dasarnya tidak dipilih atau diangkat
secara formal. Seseorang menjadi pemimpin informal kalau ia diakui mempunyai keunggulan
fisik, keunggulan psikologi, ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diakui oleh para anggota
organisasi. karena memiliki sejumlah kualitas unggul.

B. Saran

14
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banyak terdapat beberapa kesalahan baik dari
isi dan cara penulisan.Untuk itu kami sebagai penulis mohon maaf apabila pembaca kurang
merasa puas dengan hasil yang kami sajikan,dan kritik beserta saran juga kami harapkan agar
dapat menambah wawasan untuk kami dapat memperbaiki penulisan makalah kami.

DAFTAR PUSTAKA

Asiah, S. (2017). Kepemimpinan Manajerial Pimpinan Lembaga Pendidikan (Kepala Sekolah)


dalam Pengembangan Kualitas Produktivitas Kinerja Guru. TADBIR: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 5(1), 1–14.
Upaya, S. (2020). MEMBANGUN EKOSISTEM : STRATEGI KEPEMIMPINAN DI SEKOLAH
NON FORMAL SANGGAR ANAK ALAM ( SALAM ). 2003, 659–672.
Wirasandi. (2016). DIALEKTIKA-INHARMONI PEMIMPIN FORMAL DAN NON FORMAL
DALAM GELIAT PEMBAGUNAN MASYARAKAT PEDESAAN ( Studi Fenomenologis
Pada Masyarakat Desa Kabupaten Lombok Timur ). Journal Ilmiah Rinjani, Vol.4, 14–26.
https://jurnal.ugr.ac.id/index.php/jir/article/view/168
http://www.kramat.plj.ac.id/download/BUKU%20PEMIMPIN%20&
%20KEPEMIMPINAN.pdf

http://advae.blogspot.co.id/2015/06/kepemimpinan-leadership-dan_14.html

http://asimpimpinorganisasi.blogspot.com/2016/10/faktor-kepengikutan.html?m=1

15
16
17
18

Anda mungkin juga menyukai