Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN


“ KONSEP, FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FUNGSI DAN GAYA
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN PEMBELAJARAN ”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 13
DARRATUL BAIDLO PUTRI 21129027

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Novriyanti Achyar, M.Pd
Dr. Lusi Susanti, M.Pd

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia.


Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia
menurut ukuran normatif. Sekolah sebagai organisasi, di dalamnya terhimpun unsur-
unsur yang masing-masing baik secara perseorangan maupun kelompok melakukan
hubungan keja sama untuk mencapai tujuan.

Unsur-unsur yang dimaksud, tidak lain adalah sumber daya manusia yang
terdiri dari kepala sekolah, guru-guru, staf, peserta didik atau siswa, dan orang tua
siswa.Kepemimpinan telah digambarkan sebagai penyelesaian pekerjaan melalui
orang atau kelompok dan kinerja manajer akan tergantung pada kemampuannya
sebagai manajer. Hal ini berarti mampu mempengaruhi terhadap orang atau kelompok
untuk mencapai hasil yang diinginkan dan ditetapkan bersama.

Dalam hal ini kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tugas untuk
memimpin sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab atas tercapainya tujuan
sekolah. Kepala sekolah diharapkan menjadi pemimpin dan inovator di sekolah. Oleh
sebab itu, kualitas kepemimpinan kepala sekolah adalah signifikan bagi keberhasilan
sekolah. Kemampuan profesional kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan yaitu
bertanggung jawab dalam menciptakan suatu situasi belajar mengajar yang kondusif,
sehingga guruguru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik dan peserta didik
dapat belajar dengan tenang. Disamping itu kepala sekolah dituntut untuk dapat
bekerja sama dengan bawahannya, dalam hal ini guru.
B. Rumusan masalah

1. Menjelaskan tentang konsep gaya kepemimpinan pendidikan

2. Menjelaskan tentang faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan pendidikan

3. Menjelaskan tentang fungsi gaya kepemimpinan

4. Menjelaskan tentang gaya kepemimpinan pendidikan

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep gaya kepemimpinan pendidikan

2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan pendidikan

3. Untuk mengetahui fungsi kepemimpinan pendidikan

4. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan pendidika


BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Kepemimpinan Pendidikan

Kepemimpinan adalah sikap dan perilaku untuk mempengaruhi para bawahan

agar mereka mampu bekerja sama sehingga dapat bekerja secara lebih efisien dan

efektif untuk mencapai angka produktivitas kerja sesuai dengan yang telah

ditetapkan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa kepemimpinan adalah sifat

yang harus dimiliki oleh perencana, pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, dan

pengendali untuk mempengaruhi orang-orang dan mekanisme kerja guna

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Tri Supriyatno, 2008).

Di dalam suatu organisasi, sosok seorang pemimpin sangat berperan dalam

mempengaruhi kinerja, kualitas, dan terutama tingkat prestasi suatu oraganisasi

tersebut. Sebagaimana dikemukakan oleh Handoko (2003) yang dikutip oleh Ir.

Agustinus Hermino, S.P., M.Pd. dalam bukunya Kepemimpinan Pendidikan di

Era Globalisasi, bahwa pemimpin juga memainkan peranan kritis dalam

membantu kelompok organisasi, atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka.

Dari sini dapat kita pahami, bahwa keberhasilan suatu oragnisasi itu banyak

dipengaruhi oleh kinerja para pemimpin.

Kepemimpinan pendidikan dapat diartikan sebagai usaha Kepala Sekolah

dalam memimpin, mempengaruhi dan memberikan bimbingan kepada para

personil pendidikan sebagai bawahan agar tujuan pendidikan dan pengajaran


dapat tercapai melalui serangkaian kegiatan yang telah direncanakan.

Kepemimpinan pendidikan sebagai suatu kemampuan dan proses mempengaruhi,

mengkoordinir dan menggerakkan orang lain yang ada hubungan dengan

pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran agar

supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih efisien dan efektif di dalam

pencapaian tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran. (Syafaruddin dan

Nurmawati.2011)

Pemimpin pada hakekatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan

untuk mempengaruhi prilaku orang lain didalam kerjaanya dengan menggunakan

kekuasaan. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk

mengarahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas

yang harus dilaksanakan. Pada tahap pemberian tugas pemimpin harus

memberikan suatu arahan dan bimbingan yang jelas, agar bawahan dalam

melaksanakan tugannya dengan mudah dan hasil yang dicapai sesuai dengan

tujuan yang telah ditetapkan.

Dengan demikian kepemimpin mencakup distribusi kekuasaan yang tidak

sama di antara pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang

untuk mengarahkan anggota dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata

lain para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus

dilakukan, tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan

perintahnya. Sehingga terjalin suatu hubungan social yang saling berinteraksi


antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya terjadi suatu hubungan timbal

balik.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan Pendidikan

Menurut (Karimah, 2015), hal yang dapat menunjang kemampuan memimpin

seseorang yaitu tipe kepemimpinan yang sesuai dengan karakter dan situasi

lembaga yang dipimpin. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kemampuan secara

internal, pemimpin juga membutuhkan pelatihan dan pembiasaanpembiasaan

tertentu. Seperti yang dipaparkan oleh (Syadzili, 2018) pada artikelnya yang

berjudul “Model Kepemimpinan Dan Pengembangan Potensi Pemimpin

Pendidikan Islam”, yang meliputi: 1) tidak pernah lengah untuk mempelajari

setiap pekerjaan sehari-hari dan memperhatikan cara kerja anggota atau

bawahannya, 2) memanajemen dan mengobservasi segala kegiatan, 3)

mempersiapkan segala kebutuhan untuk meminimalisir resiko dari setiap

kegiatan, 4) dapat mempelajari hasil-hasil penelitian dari orang lain, 5) pemikiran

selalu berorientasi ke depan, 6) melakukan inovasi.

Seorang pemimpin harus cerdas. Seperti pendapat (Haromain, 2019), bahwa

hal terpenting yang harus dimiliki oleh pemimpin adalah kecerdasan. Berkaitan

dengan pengambilan keputusan, pemimpin hendaknya dapat memikirkan dengan

baik agar yang dipimpin dapat merasakan kebaikannya. Pemimpin yang baik

yaitu yang lebih baik dari bawahannya baik dari segi sikap, mindset, maupun

kerohaniannya. Selain itu, hendaknya juga berbudi pekerti luhur, bermoralitas

tinggi, dan watak yang sederhana (Ekosiswoyo, 2016) Hal lain yang penting
dalam kepemimpinan yaitu kemampuan menyampaikan pesan yang baik tentang

tugas apa yang harus dikerjakan oleh bawahannya (Sofyan, 2019).

Sedangkan dalam segi kualitas, (Hadi, 2012) menegaskan bahwa pemimpin

yang sesungguhnya adalah ketika seorang mampu menemukan keyakinan dan

nilai dasar yang dijadikan pedoman hidup, mempunyai visi misi, beraura tenang,

berintegritas, mampu mempengaruhi orang lain, serta keberadaannya dapat

melahirkan revolusi dalam suatu organisasi maupun lembaga tertentu. Mengingat

seorang pemimpin mempunyai tanggung jawab yang besar di bahunya, maka

diperlukan kewibawaan dan kebijakan dalam mengambil langkah serta keputusan

yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan organisasi maupun lembaga yang

dipimpin (Syam, 2017).

Menurut (Rustianingtyas, 2016), pemimpin yang berkualitas adalah yang

mampu mempengaruhi bawahannya hingga melahirkan kepercayaan dan rasa

hormat terhadap atasannya. Berkaitan dengan kualitas, seorang yang diberikan

tanggung jawab penuh untuk memimpin diharuskan mempunyai kemampuan

mengorganisasi dengan baik. Seperti yang dikemukakan oleh (Ikhwan, 2019)

bahwa dalam menentukan setiap tugas kepada bawahannya hendaknya

disesuaikan dengan bakat,minat, dan kecakapan yang dimiliki. Mengingat setiap

orang (bawahan) memiliki kemampuan yang berbeda, maka pemimpin sebaiknya

mengetahui bidang yang dikuasai oleh masing-masing bawahannya sebelumnya,

agar tugas yang diperintahkan oleh pimpinan dapat dikerjakan dengan baik dan
sepenuh hati oleh bawahannya. Dengan demikian, tidak akan ada hambatan dan

kesulitan yang terlalu besar bagi yang beri tugas.

Menurut (Rodliyah, 2019) menyatakan kepuasan hati dari yang dipimpin lah

yang dapat mengukur seberapa berkualitas pemimpin itu sendiri. Karena kualitas

pemimpin tidak diukur dari pencitraan yang bahkan bisa saja hanya dibuat-buat.

Sejalan dengan pendapat tersebut, hendaknya sebagai pemimpin harus apa adanya

dan menghindari sifat munafik. Pemimpin yang melaksanakan tanggung

jawabnya dengan keikhlasan, dengan sepenuh hati juga akan berdampak baik

terhadap bawahannya dan dirinya sendiri, karena pada dasarnya setiap orang

mempunyai kepekaan, yakni mampu merasakan ketulusan dan kejujuran orang

lain tak terkecuali terhadap pimpinannya.

C. Fungsi Kepemimpinan Pendidikan

Fungsi utama pemimpin pendidikan adalah kelompok untuk belajar

memutuskan dan bekerja, antara lain:

1. Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama dengan

penuh rasa kebebasan

2. Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta

dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam

menetapkan dan memjelaskan tujuan

3. Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu

membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan

prosedur mana yang paling efektif dan efisien


4. Pemimpin bertanggungjawab dalam mengambil keputusan bersama dengan

kelompok

5. Pemimpin bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mempertahankan

eksistensi organisasi (Afriansyah: 2017)

Pada umumnya fungsi kepemimpinan adalah mengusahakan agar kelompok

yang dipimpinnya dapat mewujudkan tujuan dengan baik melalui kerjasama yang

produktif dalam segala situasi. Menurut Sondang S. P. Siagian (1999) fungsi-

fungsi kepemimpinan meliputi :

1. Pimpinan Sebagai Penentu Arah

Setiap organisasi dibentuk sebagai wahana untuk mencapai tujuan tertentu.

Arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuannya harus

sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari segala sarana

dan prasarana yang tersedia. Perumus dan penentu strategi dan taktik tersebut

adalah pimpinan dalam organisasi tersebut.

2. Pimpinan Sebagai Wakil dan Juru Bicara Organisasi

Kebijaksanaan dan kegiatan organisasi perlu dijelaskan kepada pihak luar agar

pihak tersebut mempunyai pengetahuan yang tepat tentang kehidupan

organisasi yang bersangkutan, dan yang paling bertanggung jawab sebagai

wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan berbagai pihak

tersebut adalah pimpinan organisasi. Pimpinan perlu mengetahui keputusan

lain yang telah dibuat oleh pimpinan yang lebih rendah. Serta pengetahuan
tentang berbagai kegiatan yang berlangsung dalam organisasi sebagai

pelaksanaan dari berbagai keputusan yang telah diambil.

3. Pimpinan Sebagai Komunikator yang Efektif

Pemeliharaan hubungan baik ke luar maupun ke dalam dilakukan melalui

proses komunikasi. Interaksi yang terjadi antara sesama anggota dalam suatu

organisasi dimungkinkan karena komunikasi yang efektif. Komunikasi sangat

diperlukan pimpinan dalam menyampaikan suatu keputusan dalam rangka

pengendalian dan pengawasan, pengerahan bawahan dan menyampaikan

informasi kepada pihak lain.

4. Pimpinan Sebagai Mediator

Dalam kehidupan organisasional, selalu ada saja situasi konflik yang harus

diatasi, baik dalam hubungan ke luar maupun dalam hubungan ke dalam

organisasi. Fungsi pimpinan sebagai mediator dalam hal ini difokuskan pada

penyelesaian situasi konflik yang mungkin timbul dalam organisasi.

Timbulnya situasi konflik dalam organisasi merupakan tantangan yang harus

dihadapi pimpinan. Untuk mengatasinya secara rasional, objektif, efektif dan

tuntas, dituntut kemampuannya berperan sebagai seorang mediator yang

handal.

5. Pimpinan Sebagai Integrator

Adanya pembagian tugas, sistem alokasi daya, dana dan tenaga, serta

diperlukannya spesialisasi pengetahuan dan ketrampilan dapat menimbulkan


sikap, perilaku dan tindakan yang berkotak-kotak. Oleh karena itu diperlukan

integrator terutama pada hirarki puncak, yaitu pimpinan. Hanya pimpinanlah

yang berada “di atas semua orang dan semua satuan kerja yang

memungkinkannya menjalankan peranan integratif yang didasarkan pada

pendekatan yang holistik

Berdasarkan pembahasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

keefektivan kepemimpinan dapat disoroti dari segi penyelenggaraan fungsi-fungsi

kepemimpinan yang bersifat hakiki, yaitu sebagai penentu arah yang hendak

ditempuh melalui proses pengambilan keputusan, sebagai wakil dan juru bicara

organisasi dalam usaha pemeliharaan hubungan dengan pihak-pihak yang

berkepentingan di luar organisasi, sebagai komunikator yang efektif, sebagai

mediator yang rasional, objektif dan netral serta sebagai integrator. Dengan

fungsi-fungsi kepemimpinan tersebut, seorang pimpinan dapat menggerakkan,

mengarahkan dan mempengaruhi bawahannya.

D. Gaya Kepemimpinan Pendidikan

Terdapat beberapa gaya kepemimpinan pada sosok pemimpin, antara lain:

1. Gaya kepemimpinan otokratis. Gaya kepemimpinan otokratis merupakan gaya

yang terpusat pada diri pemimpin atau direktif. Yaitu sosok pemimpin yang

hanya menentukan sendiri keputusan, dan perannya sebagai pemimpin tanpa

peran para anak buah dalm merancanankan semuanya.

2. Gaya kepemimpinan demokratis. Gaya kepemimpinan demokratis adalah

suatu kemampuan dalam mempengaruhi orang lain agar dapat bersedia untuk
bekerja sama dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dengan berbagai

cara atau kegiatan yang dapat dilakukan dimana ditentukan bersama antara

bawahan dan pimpinan.

3. Gaya kepemimpinan delegatif. Gaya kepemimpinan delegatif memiliki ciri-

ciri yaitu pemimpin akan jarang dalam memberikan arahan, pembuat

keputusan diserahkan kepada bawahan, dan anggota organisasi tersebut

diharapkan bisa menyelesaikan segala permasalahannya sendiri.

4. Gaya kepemimpinan birokratis. Gaya kepemimpinan birokratis ini dilukiskan

dengan pernyataan “Memimpin berdasarkan adanya peraturan”. Perilaku

memimpin yang ditandai dengan adanya keketatan pelaksanaan suatu

prosedur yang telah berlaku untuk pemimpin dan anak buahnya.

5. Gaya kepemimpinan Laissez Faire. Gaya ini akan mendorong kemampuan

anggota dalam mengambil inisiatif.

6. Gaya kepemimpinan karismatis. Kelebihan dari gaya kepemimpinan

karismatis ini ialah mampu menarik orang. Mereka akan terpesona dengan

cara berbicaranya yang akan membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin

dengan memiliki gaya kepribadian ini akan visionaris. Mereka sangat

menyenangi akan perubahan dan adanya tantangan.

7. Gaya kepemimpinan otoriter/Authoritarian. Adalah gaya pemimpin yang

telah memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang ingin diambil dari

dirinya sendiri dengan secara penuh.


8. Gaya kepemimpinan diplomatis. Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis

ini terdapat di penempatan perspektifnya. Banyak orang seringkali selalu

melihat dari satu sisi, yaitu pada sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari

sisi keuntungan pada lawannya.

9. Gaya kepemiminan moralis. Kelebihan dari gaya kepemimpinan moralis

seperti ini ialah pada umumnya Mereka hangat dan sopan untuk semua orang.

Mereka mempunayi empati yang tinggi terhadap segala permasalahan dari

para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk kebajikan-kebajikan

ada dalam diri pemimpin tersebut.

10. Gaya kepemimpinan administratif. Gaya kepemimpinan tipe ini akan terkesan

kurang inovatif dan telalu kaku dalam memandang aturan. Sikapnya sangat

konservatif serta kelihatan sekali takut di dalam mengambil resiko dan mereka

cenderung akan mencari aman.

11. Gaya kepemimpinan analitis (Analytical). Dalam gaya kepemimpinan tipe ini,

biasanya untuk pembuatan keputusan didasarkan pada suatu proses analisis,

terutama analisis logika dari setiap informasi yang didapatkan.

12. Gaya kemimpinan asertif (Assertive). Gaya kepemimpinan ini bersifat lebih

agresif dan memiliki perhatian yang sangat begitu besar pada suatu

pengendalian personal dibandingkan dengan gaya kepemimpinan yang

lainnya.

13. Gaya kepemimpinan entrepreneur. Gaya kepemimpinan ini sangatlah

menaruh perhatian pada kekuasaan dan hasil akhir serta kurang


mengutamakan untuk kebutuhan akan kerjasama. Gaya kepemimpinan model

ini biasanya akan selalu mencari pesaing dan akan menargetkan standar yang

tinggi.

14. Gaya kepemimpinan visioner. Kepemimpinan visioner, merupakan pola

kepemimpinan yang ditujukan untuk bisa memberi arti pada kerja dan usaha

yang perlu dijalankan secara bersama-sama oleh para anggota perusahaan

dengan cara memberikan arahan dan makna pada suatu kerja dan usaha yang

dilakukan berdasarkandengan visi yang jelas.

15. Gaya kepemimpinan situasional. Kepemimpinan situasional ialah “a

leadership contingency theory that focuses on followers readiness/maturity”.

Inti dari teori kepemimpinan situational ialah bahwa suatu gaya

kepemimpinan seorang pemimpin akan dapat berbeda-beda, tergantung dari

seperti apa tingkat kesiapan para pengikutnya.

16. Gaya kepemimpinan militeristik. Tipe pemimpin seperti ini sangatlah mirip

dengan tipe pemimpin yang otoriter yang merupakan tipe pemimpin yang

senantiasa bertindak sebagai diktator terhadap para anggota kelompoknya.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakkan
pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat
tercapai secara efektif dan efisien.

Fungsi kepemimpinan pendidikan adalah untuk membina persaudaraan dan


bertanggung jawab dalam mengambil keputusan , mengembangkan, dan
mempertahankan eksistensi organisasi. Tipe-tipe kepemimpinan pendidikan
antara lain otoriter, Laissez-faire, Demokratis, dan Pseudo-demokratis.

Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain


keterampilan dalam memimpin, dalam hubungan insane, dan dalam menilai.
Pendekatan dalam mempelajari kepemimpinan pendidikan antar lain
pemdekatam sifat, keperilakuan, dan pendekatam situasi.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini kami selaku penyusun tentunya mengalami
banyak kekeliruan dan kesalahan-kesalahan baik dalam ejaan, pilihan kata,
sistematika penulisan maupun penggunaan bahasa yang kurang dipahami. Untuk
itu kami meminta kritik dan saran yang membangun diharapkan untuk
memperbaiki dan menambahi kekurangan dalam penyempurnaan pembuatan
makalah ini, baik dosen, para pembaca, dan terutama kami sebagai penyusun
makalah diharapkan kritik dan saran agar makalah ini dapat jauh lebih baik
DAFTAR PUSTAKA

Afriansyah, H. (2017). Kepemimpinan Pendidikan. Padang: Universitas Negeri


Padang.
Agustinus Hermino. (2014). Kepemimpinan Pendidikan di Era Globalisasi.
Yogyakarta: Pelajar Pustaka.
David L. Goetsch dan Stanley B. Davis. (2002). Manajemen Mutu Total, alih Bahasa
Benjamin Molan. Jakarta: PT. Prenhallindo.
Daryanto. (2011). Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pembelajaran. Yogyakarta:
Gava Media.
Ekosiswoyo, R. (2016). Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif kunci pencapaian
kualitas pendidikan. Jurnal Ilmu Pendidikan, 14(2).
http://dx.doi.org/10.17977/jip.v14i2.24.
Hadi, S. (2012). Kepemimpinan Spiritual. Lisan Al-Hal: Jurnal Pengembangan
Pemikiran Dan Kebudayaan, 6(1), 25–50.
Haromain, A. (2019). Pemimpin Berkualitas Terbentuk Dari Uji Kualitas (Analisa
Tafsir QS. Al-Baqarah [2]: 124). Al Qisthas: Jurnal Hukum Dan Politik
Ketatanegaraan, 7(2), 179–194.
Ikhwan, A. (2019). Sistem Kepemimpinan Islami: Instrumen Inti Pengambil
Keputusan pada Lembaga Pendidikan Islam. Istawa: Jurnal Pendidikan Islam,
3(2), 111– 154.
Karimah, U. (2015). Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. Al-Murabbi:
Jurnal Studi Kependidikan Dan Keislaman, 2, 10–17.
Mohyi. (1999). Teori dan Perilaku Organisasi. Malang: UMM Press.
Rodliyah, S. (2019). Leadership Pesantren: Urgensi Pendidikan dalam Menyiapkan
Pemimpin Bangsa Berkualitas dan Bermoral. MANAGERIA: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, 4(1), 169–182.
https:/doi.org/10.14421/manageria.2019.41-10.
Rustianingtyas, P. (2016). Kualitas Pemimpin dan Implikasinya terhadap Pencapaian
Kinerja Organisasi. Jurnal Paradigma Madani, 3(2), 45–50.
Sofyan, M. (2019). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jiwa Kewirausahaan Pegawai
Bank Perkreditan Rakyat. JMK (Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan),
4(3), 194. https://doi.org/10.32503/jmk.v4i3.586.
Sondang P. Siagian. (1999). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.
Syadzili, M. F. R. (2018). Model Kepemimpinan Dan Pengembangan Potensi
Pemimpin Pendidikan Islam. CENDEKIA: Jurnal Studi Keislaman, 4(2).
https://doi.org/10.37348/cendekia.v4i2.61.
Syafaruddin dan Nurmawati. (2011). Pengelolaan Pendidikan. Medan: Perdana
Publishing.
Syam, A. R. (2017). Konsep Kepemimpinan Bermutu dalam Pendidikan Islam.
AtTa’dib, 12(2), 49. https://doi.org/10.21111/at-tadib.v12i2.1.
Tri Supriyatno, Marno. (2008). Manajemen dan Kepemimpinan Kependidikan Islam.
Bandung: Refika Aditma.

Anda mungkin juga menyukai