Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai puncaknya
dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Waktu itu
Jepang mengalami kekalahan dengan sekutu, sehingga keadaan ini dimanfaatkan
sebaik-baiknya oleh bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Dengan proklamasi inilah Negara Indonesia terlahir.
Sebagai Negara yang baru saja terbentu, tentunya Indonesia masih rentan
dengan penjajahan bangsa asing maupun pemberontakan bangsa sendiri.
Kemerdekaan bangsa Indonesia yang baru sebentar ini mendapatkan gangguan dari
Belanda. Awalnya bangsa Indonesia menyabut baik kedatangan Belanda, namum
setelah mengetahui Belanda diboncengi Sekutu, rakyat Indonesia merasa terganggu.
Dari situlah mulai terjadi perlawanan diberbagai daerah di Indonesia. Perlawanan
bangsa Indonesia ini dikalukan secara fisik maupun secara diplomasi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perjuangan kemerdekaan indonesia?
2. Bagaimana cara masyarakat indonesia dalam mengisi kemerdekaan dengan
pembangunan bangsa?
3. Bagaimana cara mempertahankan bangsa dan negara indonesia dengan
perlawanan fisik, diplomatik serta meningkatkan TAKNAS?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar belakang Perjuangan Kemerdekaan Indonesia


Semenjak Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus
1945 maka secara hukum tidak lagi berkuasa di Indonesia. Hal ini mengakibatkan
Indonesia berada dalam keadaan vacum of power (tidak ada pemerintah yang berkuasa)
dan waktu itu dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh bangsa Indonesia untuk
memproklamasikan kemerdekaannya. Pada tanggal 10 September 1945 Panglima Bala
Tentara Kerajaan Jepang di Jawa mengumumkan bahwa pemerintahan akan diserahkan
pada Sekutu bukan pada pihak Indonesia. Dan pada tanggal 14 September 1945 Mayor
Greenhalg perwirwa Sekutu datang ke Jakarta untuk mempelajari dan melaporkan
keadaan di Indonesia menjelang pendaratan rombongan Sekutu.
Pada tanggal 29 September 1945 Sekutu tiba mendarat di Jakarta dan bertugas
melucuti tentara jepang. Tugas ini dilakukan oleh Komando Pertahanan Sekutu di Asia
Tenggara yang bernama South East Asia Command (SEAC) di bawah pimpinan Lord
Louis Mountbatten yang berpusat di Singapura. Untuk melaksanakan tugas itu,
Mountbatten membentuk suatu komando khusus yang diberi nama Allied Forces
Natherland East Indies (AFNEI) di bawah pimpinan Letnan Jendral Sir Philip Chirstison.
Adapun tugas AFNEI :
1) Melindungi dan menjalankan pemindahan tawanan perang dan orang interniran.
2) Melucuti tentara Jepang dan mengembalikannya.
3) Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan
kepada pemerintah sipil.
4) Menghimpun keterangan tentang penjahat perang.
Dalam menjalankan misiya di Indonesia, AFNEI hanya berkonsentrasi tugas di Jawa
dan Sumatera. Terbagi dalam 3 divisi,yaitu :
1) 23 tahun Indian Division dibawah komando Mayor Jendral D.C Hawthorn (divisi ini
berlokasi di Jawa Barat)
2) 5 tahun Indian Division,di bawah komando Mayor Jendral E.C Mansergh (divisi ini
berlokasi di Jawa Timur)
3) 26 tahun Indian Division,di bawah komando Mayor Jendral H.M Chambers (divisi ini
berlokasi di Sumatera)
Sementara daerah-daerah Indonesia lainnya di pegang tentara Australia-turut
bergabung dalam tentara sekutu. Awalnya rakyat Indonesia, menyambut gembira
kedatangan tentara Sekutu. Namun, ketika diketahui bahwa tentara Sekutu membawa
NICA (Nederland Indies Civil Administration) yang ingin menengakkan kembali
kekuasaan kolonial Hindia Belanda, rakyat Indonesia mengambil sikap bermusuhan.
Sikap ini memiliki dasar menilik Civil Affair Agreement (perjanjian sipil) antara
pemerintah Inggris dengan Belanda di Chequers (dekat London), tertanggal 24 Agustus
1945 menyebutkan yang diperbolehkan mendarat di Indonesia hanyalah tentara Inggris.
B. Mengisi Kemerdekaan Dengan Pembangunan bangsa indonesia
Peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-67 ini, pemerintah mengangkat
tema yang merujuk pada pemerataan hasil pembangunan nasional untuk mewujudkan sila
ke-5 Pancasila, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Penggunaan kata “keadilan”
perlu kita maknai tidak hanya sekali. Bukannya kata “makmur” atau “sejahtera”, kata adil
dinilai tepat untuk menggambarkan apa yang menjadi tujuan besar kita sebagai suatu
bangsa yang besar pula ini. Jika keadilan sudah terpenuhi, maka kemakmuran dan
kesejahteraan hanya menunggu waktu. Rakyat masih bisa bertahan hidup tanpa
kemakmuran, namun rakyat tidak akan tahan dengan ketidakadilan.

Pembangunan nasional Indonesia pada rezim orde lama yang dikomandoi oleh
Manifesto Politik dan Garis-Garis Besar Haluan Negara (Manipol dan GBHN) serta
Pembangunan Nasional Semesta Berencana telah membuka peluang Indonesia untuk
membangun dengan iklim yang kondusif dan damai. Proses rehablitasi dan rekontruksi
yang di amanatkan oleh MPRS ini diutamakan untuk mendorong pembangunan nasional
yang telah didera oleh kemiskinan dan kerugian pasca penjajahan.
Untuk mewujudkan keadilan sosial melalui pembangunan, era Orde Baru memiliki
Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Pemerintahan Soeharto menegaskan untuk
berkedaulatan dalam politik, berdikari dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam
bidang sosial budaya. Tekad ini tidak akan bisa terwujud tanpa melakukan upaya-upaya
restrukturisasi nasional, restrukturisasi di bidang ekonomi (menghilangkan ketimpangan
ekonomi, menghindarkan neokapitalisme, menegakkan sistem ekonomi berdikari) dan
restrukturisasi sosial budaya berdasar bhineka tunggal ika dan Pancasila. Pada masa ini
juga proses pembangunan nasional terus digarap untuk dapat meningkatkan kapasitas
masyarakat dan menciptakan lapangan kerja.

Dengan hadirnya reformasi pembangunan yang dapat di kontrol langsung oleh


rakyat, dan kebijakan pembangunanpun didasari oleh demokrasi yang bebunyi dari, oleh
dan untuk rakyat, sehingga dengan dasar ini partisipasi rakyat tidak terkekang. Kehidupan
perekonomian Indonesia dapat didorong oleh siapa saja. Di era reformasi seperti sekarang
ini, yang dibutuhkan untuk membangun dan mewujudkan keadilan sosial adalah : 1.
Konsistensi dalam membangun berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 2. Pemerataan
pembangunan beserta hasil-hasilnya. Sebagai dasar negara, Pancasila sudah menjadi
barang tentu untuk mejadi dasar setiap pembangunan. Sesuai dengan Pancasila,
pembangunan Indonesia didasarkan pada prinsip kemanusiaan, persatuan, dan demokrasi
sehingga mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Belajar dari
tahun 1997 ketika krisis global mendera sejumlah negara di kawasan Asia, kini pergerakan
grafik pembangunan Indonesia dalam dasawarsa terakhir ini mengalami peningkatan di
tengah krisis global rawan melanda.
Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia adalah salah
satu indikator dunia untuk mengukur kemajuan suatu bangsa. Gembiranya, Indonesia
termasuk dalam 10 jajaran negara terbaik yang mengalami kenaikan kualitas hidup secara
mengagumkan dalam 40 tahun terakhir. Indeks Pembangunan Manusia dilihat dari
kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia, kesehatan, pendidikan, kebebasan
ekonomi, dan kesetaraan gender. Dari indeks tersebut, sebuah negara akan dapat dikatakan
terbelakang, berkembang, dan maju.
Selama 67 tahun sudah Indonesia merdeka, selama itu pula kita terus membangun
dan pantas menikmati hasil pembangunan kita sebagai generasi muda yang bertugas
mengisi kemerdekaan. Kini, kita sudah bisa leluasa menikmati pendidikan yang dipelopori
oleh gerakan berantas buta huruf di awal masa kemerdekaan. Bahkan, tak hanya di dalam
negeri, beasiswa yang diberikan pemerintah pun juga tidak sedikit untuk belajar di negeri
orang. Tak hanya pendidikan akademik, saat ini pemerintah juga telah menggalakkan
pendidikan karakter. Kebebasan untuk berkarya juga banyak dimanfaatkan oleh generasi
muda sekarang ini. Banyak sekali hasil-hasil riset anak bangsa yang telah menjuarai
tingkat internasional.
Kebebasan dan demokrasi Indonesia juga patut diancungi jempol. Menlu AS Hillary
bahkan menyebut Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar di dunia. Dengan
demokrasi, yang akhir-akhir ini diidam-idamkan sejumlah negara di kawasan afrika, kita
sebagai rakyat akan lebih mudah menikmati hasil pembangunan bersama-sama karena
adanya transparansi pemerintahan.
Pelayanan kesehatan juga mendapat perhatian. Pemerintah telah melaksanakan tujuh
langkah reformasi pelayanan kesehatan, yaitu :

1. Revitalisasi pelayanan kesehatan nasional,


2. Ketersediaan, distribusi, retensi dan mutu sumberdaya manusia,
3. mengupayakan ketersediaan, distribusi, keamanan, mutu, efektifitas, keterjangkauan
obat, vaksin dan alkes,
4. Jaminan kesehatan,
5. keberpihakan kepada daerah tertinggal perbatasan dan kepulauan (DTPK) dan daerah
bermasalah kesehatan (DBK),
6. reformasi birokrasi dan
7. world class health care
Perjuangan melawan korupsi juga digigihkan dalam usianya yang ke-67 tahun ini.
Indonesia telah bangkit dan bekerja keras untuk melawan korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Seburuk-buruknya negara adalah ketika negara tersebut sukses membangun namun hanya
segelintir orang saja yang dapat menikmatinya, sedangkan masih banyak saudara yang
tidak memiliki rumah sehingga harus tinggal di tempat apa adanya. Semoga momentum
peringatan HUT RI ke-67 ini mampu menjadi kekuatan bangsa untuk terus membangun
dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
cara generasi muda masa kini untuk mengisi kemerdekaan:

1. Pengabdian ke masyarakat

Terlibat dalam kegiatan sosial dan pelayanan masyarakat merupakan salah satu cara
yang kini banyak dilakukan oleh para pemuda, termasuk juga Suryatul Arifidin. Selain
terlibat aktif di salah satu organisasi kampus, mahasiswa Teknik Informatika Universitas
Atma Jaya Yogyakarta ini juga ikut aktif dalam melakukan kegiatan sosial sebagai bentuk
pengabdian kepada masyarakat.

Bersama dengan teman-temannya, ia membantu masyarakat di salah satu daerah


tertinggal di wilayah Kulon Progo, Yogyakarta, untuk mengenalkan makanan khas daerah
tersebut yaitu Slondok kepada masyarakat Indonesia. Di sana mereka memberikan inovasi
dan mengedukasi penduduk setempat untuk membuat makanan khas di sana dapat dikenal
di pasaran dan mampu bersaing dengan produk-produk makanan lainnya.

“Senang sekali rasanya melihat kini mereka sudah bisa mandiri walaupun desa
mereka terpencil. Daerah mereka pun kini sudah menjadi pusat produksi Slondok,”
ujarnya.

2. Mendukung perkembangan produk dalam negeri

Banyak dari anak muda Indonesia yang lebih merasa bangga saat menggunakan
produk dari brand-brand ternama di dunia. Tanpa disadari, hal tersebut justru dapat
mematikan pertumbuhan dari brand-brand lokal yang beberapa diantaranya juga memiliki
kualitas produk yang tidak kalah dengan brand luar. Saat ini, begitu banyak brand asli
Indonesia yang bermunculan dalam berbagai bidang, salah satunya Tokopedia.com yang
bergerak di bidang jual-beli online dan muncul dengan visi untuk membangun Indonesia
yang lebih baik lewat internet.

Jika generasi muda merasa bangga menggunakan produk dalam negeri seperti
Tokopedia dan brand lokal lainnya, maka akan mendukung perkembangan brand tersebut,
bahkan juga mampu mendorongnya untuk dikenal oleh masyarakat dunia.

3. Terlibat dalam memajukan sektor pendidikan

Aset terbesar dari suatu negara bukanlah sumber daya alamnya, melainkan sumber
daya manusia dari negara tersebut. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kemerdekaan yang
sesungguhnya, diperlukan perbaikan kualitas sumber daya manusia Indonesia, terutama
dalam hal pendidikan.

Maka dari itu, pembenahan fasilitas pendidikan harus menjadi prioritas utama yang
harus dilakukan untuk perbaikan kualitas SDM di Indonesia. Untuk mewujudkan hal
tersebut, maka diperlukan kepedulian dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga
generasi muda. Ya! Generasi muda pun bisa ikut berperan aktif dalam memperbaiki sektor
pendidikan di Indonesia. Hal ini pula yang dilakukan oleh salah satu mahasiswa
Universitas Internasional Batam, Sunarto Wang, dengan bergabung menjadi fasilitator
Edushare Indonesia di Kepulauan Riau.

Dalam organisasi non-profit ini, ia terlibat sebagai fasilitator bagian edukasi dan seni,
yang bertugas mengajari anak-anak yang di Pulau Seraya yang belum mendapatkan
fasilitas pendidikan yang maksimal. Ia percaya bahwa untuk mencapai kemerdekaan yang
sesungguhnya, hal terpenting yang harus dilakukan adalah memerdekakan generasi
perbaikan bangsa dari keterbatasan dalam pendidikan maupun kesehatan, dan generasi
muda bisa ikut terlibat dalam hal tersebut.

“Apabila setiap pemuda bisa berkontribusi di daerahnya masing-masing bahkan di


daerah yang belum terjamah, maka tercapailah maksud dan tujuan dari kemerdekaan”, ujar
pemuda berusia 22 tahun ini.
4. Mengenalkan budaya Indonesia kepada dunia

Menurut Sunarto, pengenalan budaya Indonesia kepada masyarakat dunia juga dapat
dijadikan sebagai wujud untuk mengisi kemerdekaan. Pemuda yang pernah ikut serta
dalam kegiatan pertukaran pemuda ke Kanada ini tidak lupa untuk mengenalkan budaya
Indonesia kepada teman-temannya di Kanada saat mengikuti kegiatan pertukaran pemuda.

“Di sana kami mengenalkan budaya dan kesenian tradisional Indonesia kepada
mahasiswa di sana, salah satunya yaitu Tari Saman yang berasal dari daerah Aceh”,
ujarnya.

Budaya memang menjadi bagian penting dan tidak bisa dilepaskan dari nama suatu
bangsa. Bahkan budaya bisa dikatakan sebagai hal yang dapat menjadi representasi dari
bangsa dan negara yang bersangkutan.

5. Saling menghormati dan berbagi

“Menerapkan prinsip setara bersaudara dan saling berbagi satu sama lain”, itulah
kalimat yang diucapkan oleh salah satu aktivis Serikat Mahasiswa Indonesia, Deara Shinta
Lestari, saat ditanya mengenai caranya untuk mengisi kemerdekaan. Ya, sikap saling
menghormati memang sangat diperlukan oleh masyarakat Indonesia yang pada dasarnya
terdiri dari berbagai suku, ras dan agama yang berbeda-beda. Jika perbedaan tersebut tidak
disikapi dengan rasa saling menghormati, maka tidak akan terjadi kemerdekaan yang
sepenuhnya.

C. Mempertahankan Bangsa dan Negara Indonesia dengan perlawanan fisik,


dipolmatik serta meningkatkan TAKNAS

1. Perjuangan Fisik
Perjuangan fisik adalah perjuangan mengusir penjajah yang dilakukan dengan
pertempuran senjata. Belum genap satu bulan Indonesia menikmati kemerdekaan, tentara
Sekutu di bawah pimpinan Laksaman Muda Patterson mendarat di Tanjung Priok Jakarta.
Tepatnya pada tanggal 15 september 1945. Tentara Sekutu dengan satuan khususnya
AFNEI datang ke Indonesia dengan tujuan :
1) Menerima penyerahan kekuasaan dari Jepang,
2) Melucuti Jepang yang telah kalah perang dengan Sekutu,
3) Mengurus orang-orang Sekutu (Belanda) yang ditawan oleh Jepang,
4) Memelihara ketertiban dan keamanan supaya pelaksanaan tugasnya berjalan dengan
lancar,
5) Menghimpun keterangan tentang penjahat perang dan menuntut mereka didepan
pengadilan Sekutu
Pemerintah Indonesia semula bermaksud membantu tugas tentara Sekutu, setelah
tau diboncengi oleh NICA menjadi cemas. NICA di bawah pimpinan Van Der Plas dan
Van Mook ini bermaksud menegakkan kembali pemerintahan Hindia Belanda di
Indonesia. Kebencian rakyat terhadap penjajah masih membara sehingga terjadi
perlawanan fisik, antara lain:
a. Pertempuran di Bandung dan Bandung Lautan Api

Pertempuran di kota Bandung dan sekitarnya terjadi pada tangal 10 oktober 1945.
Terjadi antara pemuda Bandung melawan Jepang. Pemuda Bandung telah hilang
kesabaran karena Indonesia telah merdeka sejak 17 agustus 1945, tetapi jepang belum juga
pergi. Kemudian tanggal 6 Desember 1945 terjadi pertempurang dengan Sekutu karena
kesalahpahaman. Puncak perlawanan para pejuang bandung adalah “Bandung Lautan
Api”. Bandung menjadi lautan api terjadi karena posisi para pejung mulai terdesak.
Sedelum kota Bandung jatuh ke tangan musuh, mereka membakarnya.
b. Pertempuran Medan Area
Pertempuran ini terjadi di kota Medan dan sekitarnya pada tanggal 13 Okteber
1945. Pertempuran terjadi antara TKR melawan tentara Belanda dan Sekutu dibawah
pimpinan T.E.D Kelly. Sebelumnya, Belanda sendiri telah mendaratkan suatu kelompok
komando di bawah pimpinan Westerling.
c. Pertempuran Lima Hari di Semarang
Pertempuran ini terjadi pada tanggal 15 sampai 20 Oktober 1945 antara pasukan
TKR dengan pasukan Jepang di bawah pimpinan Mayor Kido. Pertempuran ni diawali
oleh Jepang dengan meracuni sumber air minum di daerah Candi Semarang. Ketika dr.
Karyadi kepala laboratorium rumah sakit Semarang, akan memeriksa sumber air ternyata
dihalangi Jepang dan ditembak mati. Kemudian meletuslah pertempuran dan baru berakhir
setelah Sekutu datang melucuti Jepang tanggal 20 Oktobet 1945.
d. Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya
Inggris semula mewakili dan bertugas menjaga keamanan di Indonesia meskipun
akhirnya harus berperang dengan Indonesia. Setelah Brigadir Jenderal Mallaby dinyatakan
tewas terbunuh oleh Arek Surabaya, Ingris megeluarkan ultimatum yaNg isinya, bagi siapa
uang merasa membunuh Brigadir Jenderal Mallaby supaya menyerahkan diri. Juga bagi
penduduk yag memiliki senjata supaya menyerahkan senjatanya selambat-lambatnya
pukul 06.00tanggal 10 November 1945. Batas penetapan ultimatum tersebut dibiarkan
berlaku, karena ultimatum merupkan penghinaan bagi masyarakat Surabaya, dan bangsa
Indonesia pada umumnya. Akhirnya terjadi pertempuran besar-besaran pada tanggal 10
November 1945.
e. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran ini terjadi pada tanggal 21 November 1945. Pertempuran ini terjadi
ntara TKR dengan Belanda dan Sekutu. Pertempuran ini bermula ketika tentara Sekutu
secara sepihak membebaskan orang-orang Belanda yang ditahan di Magelang dan
Ambarawa. Setelah mendapat bantuan dari divisi V di bawah pimpinan Kolonel Sudirman
pada tanggal 15 Desember 1945, pasukan Sekutu berhasil dipukul mundur.
f. Pertempuran di Sumatera
Kedatangan Sekutu bersama NICA menyulut kebencian masyarakat di seluruh
tanah air. Di Aceh rakyat bersama TKR di bawah pimpinan Teuku Nyak Arief
mengadakan perlawanan terhadap Sekutu dan Belanda. Pertempuran juga terjadi di
Padang dan Bukittinggi . berkat kerja sama yang baik antara TKR bersama rakyat,
Belanda dan Sekutu dapat dipukul mundur.
g. Perang Puputan di Bali
Pertempuran ini dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai dengan pasukannya Ciung
Wanara, beberapakali memperoleh kemenangan . pertempuran ini dimulai bulan April
1946 di Denpasar. Karena keterbatasan senjata yang mereka miliki, pasukan Ciung Wanara
kemudian terdesak. Mereka bertahan di desa Marga. Di daerah ini pasukan I Gusti Ngurah
Rai mengadakan perang habis-habisan (puputan), akhirnya, I Gusti Ngurah Rai dengan
sebagian besar pasukannya meninggal dunia.
h. Pertempuran di Manado
Pertempuran ini terjadi antara TKR di bawah pmpinan Letkol Taulu melawan
Belanda. Karena tipu daya Belanda, pertempuran dapat dipadamkan. Peristiwa ini terjadi
tanggal 14 februari 1946.
2. Perjuangan Diplomasi
Perjuangan diplomasi adalah perjuangan lewat meja perundingan. Beberapa
perundingan yang terjadi, antara lain menarik dukungan internasional melalui dukungan
PBB dan perundingan Linggarjati.
a. Perundingan Menarik Dukungan Internasional Melalui Dukungan PBB
Usaha ini dilakukan dengan cara melalui perundingan, antara lain:

a) Perundingan RI-Belanda di Jakarta


Perundingan ini dilaksanakan pada tanggal 10 Februari samapi 12 Maret
1946 di Jakarta. Dalam perundingan ini Indonesia diwakili oleh perdana menteri
Sutan Sjahrir, Belanda diwakili Clark Kerr dan Lord Killern. Dalam perundingan ini
dapat disetujui butir-butir sebagai berikut:
1). Belanda mengakui kedaulatan RI secara de facto atas Jawa dan Sumatera
2). Belanda dan RI bekerja sama membentuk RIS
3). RIS.Nederland dan Suriname menjadi peserta dalam ikatan negara Belanda

b) Perundingan di Hoogue Veluwe


Perundingan ini dilaksanakan pada tanggal 14 sampai 25 april 1946 di Hoogue
Veluwe negeri Belanda. Dalam perundingan ini pihak RI diwakili oleh Mr. Soewandi,
dr Soedarsono, dan Mr. A.K. Pringgodigdo. Pihak Belanda diwakili oleh H.J Van
Mook, Prof. Logemann, Dr. Van Royen, Van Asbeck, Sultan Hamid II, dan Soerjo
Santoso. Sebagai penengahnya, sekutu diwakili oleh Clark Klerr. Belanda dalam
pertemuan ini menolak isi perundingan yang telah dicapai Sjahrir - Van Mook – Clar
Kerr di Jakarta. Dengan demikian, perundingan ini tidak member kemajuan bagi RI,
akhirnya perundingan ini tidak membawa hasil.
c) Perundingan Malino
Diadakan pada tanggal 15 juli 1946dan membahas rencana tentang
pembentukan Negara-negara bagian wilayah Indonesia, yang merupakan suatu bentuk
Negara Federasi.
d) Perundingan Pangkal Pinang
Diadakan pada tanggal 10 Oktober 1946. Perundingan ini membicarakan
masalah golongan-golongan minoritas yang ada di wilayah Indonesia.
e) Perundingan Denpasar
Diadakan pada tanggal 18 sampai 24 Desember 1946. Perundinga ini
menghasilkan pembentukan Negara Indonesia Bagian Timur (NIT)
f) Perundingan Gencatan Senjata RI – Sekutu
Perundingan ini dilaksanakan pada tanggal 20 sampai 30 September 1946.
Dalam perundingan ini Indonesia mengajukan lima usulan kepada pimpinan Sekutu
Lorn Killearn, yakni:
1) Diadakan gencatan secara total, baik darat, laut, maupun udara
2) Penghentian masuknya pasukan Belanda ke Indnesia
3) Adanya jaminan bahwa Sekutu tdak akan menyerah kan senjata rampasan dari
Jepang kepada Belanda
4) Adanya kebebasan memakai jalan raya bagi Bangsa Indonesia
5) Pemulangan orang-orang Jepang, baik militer mupun sipil

b. Perundingan Linggarjati
Perundingan ini dilaksanakan di Linggarjati, sebelah selatan Cirebon Jawa
Barat. Dalam perundingan ini Indonesia diwakili oleh perdana menteri Sutan Syahrir,
sedangkan Belanda diwakili oleh Van Mook. Hasil perundingan ini ditandatangani
pada tanggal 25 Maret 1947, yang isinya sebagai berikut:
a) Belanda mengakui kedaulatan RI secara de Facto atas Jawa, Madura dan Sumatera.
Belanda harus meninggalkan daerah de facto paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
b) RI dan Belanda bekerja sama dalam membentuk RIS, RI diantara salah satu
bagiannya
c) RIS dan Belanda bersatu menjadi Uni Indonesia – Belanda dengan Ratu Belanda
sebagai kepalanya.

BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan
Latar belakang perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan
Diwali dengan kedatangan pasukan Sekutu ke Indonesia. Pada mulanya disambut dengan
sikap netral oleh pihak Indonesia. Namun, setelah diketahui bahwa Sekutu membawa
NICA(Netherland Indies Civil Administration) sikap masyarakat berubah menjadi curiga
karena NICA adalah pegawai sipil pemerintah Hindia Belanda yang dipersiapkan untuk
mengambil alih pemerintahan sipil di Indonesia. Hal ini menumbuhkan perlawanan rakyat
Indonesia di berbagai daerah.
Upaya bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di lakukan
dengan perjuangan fisik dan diplomatik. Perjuangan fisik adalah perjuangan mengusir
penjajah yang dilakukan dengan pertempuran senjata. perlawanan fisik yang dilakukan oleh
rakyat Indonesia dalam melawan Sekutu dan Jepang, antara lain:Pertempuran di Bandung dan
Bandung Lautan Api, Pertempuran Medan Area, Pertempuran Lima Hari di Semarang,
Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, Pertempuran Ambarawa, Pertempuran di
Sumatera,Perang Puputan di Bali, dan Pertempuran di Manado.
Perjuangan diplomasi adalah perjuangan lewat meja perundingan. Beberapa perundingan
yang terjadi, antara lain menarik dukungan internasional melalui dukungan PBB dan
perundingan Linggarjati.

B.Saran

Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami dari penyusun makalah
ini sangat mengharapkan kritik , saran ,dan masukan dari pembaca dan dosen pebimbing agar
makalah ini jadi lebih sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Djoned Poesponegoro, Marwati. 1946. Sejarah Nasional Indonesia V dan VI. Jakarta: Balai
Pustaka.
Nasution, A.H.1997. Sekitar Perang Kemerdekaan. Bandung: Angkasa
Ubaidi, Ahmad. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Paradigma. Yogyakarta: Angkasa

Anda mungkin juga menyukai