Di Susun oleh :
Kelompok 3
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan PROPOSAL “Kepemimpinan Kepala
sekolah Dalam Manajemen Berbasis Sekolah Di SD”
Tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Manajemen Berbasis
Sekolah dengan Dosen Pengampu Bapak Dr. Sukri Katili, S.Pd., M.Pd. Makalah ini
diharapkan dapat menjadi penambah wawasan bagi pembaca serta bagi kami sendiri.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Sukri Katili, S.Pd., M.Pd pada
mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah yang sudah mempercayakan tugas ini kepada
kami, sehingga sangat membantu untuk memperdalam pengetahuan pada bidang studi yang
sedang ditekuni. Terima kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berbagi
pengetahuannya kepada kami, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam manajemen berbasis sekolah
di SD.
BAB II
KAJIAN TEORI
3. Kepemimpinan Transformasional
Teori tentang kepemimpinan transformasionl atau inspirasional didasarkan pada ide dari
Burns (1978). Inti teori ini adalah perbedaan antara kepemimpinan transformasional dan
kepemimpinan transaksional. Melalui kepemimpinan transformasional, para pengikut
merasakan kepercayaan, kekaguman, kesetiaan dan penghormatan terhadap pemimpin, dan
mereka termotivasi untuk melakukan lebih daripada yang awalnya diharapkan dari mereka.
Menurut Bass, pemimpin mengubah dan memotivasi para pengikut dengan: (1) membuat
mereka lebih menyadari pentingnya hasil tugas; (2) membujuk mereka untuk mementingkan
kepentingan tim atau organisasi mereka dibandingkan dengan kepentingan pribadi, dan (3)
mengaktifkan kebutuhan mereka yang lebih tinggi. Sebaliknya, kepemimpinan transaksional
melibatkan sebuah proses pertukaran yang dapat menghasilkan kepatuhan pengikut tentang
permintaan pemimpin, tetapi tidak mungkin menghasilkan antusiasme dan komitmen
terhadap sasaran tugas. Bagi Bass (1985), kepemimpinan transformasional dan transaksional
itu berbeda tetapi bukan proses yang sama-sama eksklusifnya. Kepemimpinan
transformasional lebih meningkatkan motivasi dan kinerja pengikut dibandingkan dengan
kepemimpinan transaksional, tetapi pemimpin yang efektif menggunakan kombinasi dari
kedua jenis kepemimpinan tersebut.
Kepemimpinan transformasional hadir menjawab tantangan zaman yang penuh dengan
perubahan. Zaman yang dihadapi saat ini bukan zaman ketika manusia menerima segala yang
menimpanya, tetapi zaman di mana manusia dapat mengkritik dan meminta yang layak dari
yang diberikannya secara kemanusiaan. Bahkan dalam terminologi motivasi Maslow,
manusia di era ini adalah manusia yang memiliki keinginan mengaktualisasikan dirinya, yang
berimplikasi pada bentuk pelayanan dan penghargaan terhadap manusia itu sendiri.
Kepemimpinan transformasional tidak saja didasarkan pada kebutuhan atas penghargaan
diri, tetapi menumbuhkan kesadaran pada pemimpin untuk berbuat yang terbaik sesuai
dengan kajian perkembangan manajemen dan kepemimpinan yang memandang manusia,
kinerja, dan pertumbuhan organisasi adalah sisi yang saling berpengaruh.
Menurut Danim (2005: 218-228), Kemampuan melakukan transformasi aneka sumber
daya sekolah dimutlakkan dalam kerangka kepemimpinan sekolah yang dikelola secara
berbasis MBS. Istilah transformasional berinduk dari kata to transform, yang bermakna
mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda. Misalnya,
mentransformasikan visi menjadi realita, panas menjadi energi, potensi menjadi aktual, laten
menjadi manifes dan sebagainya. Transformasional mengandung makna sifat-sifat yang dapat
mengubah sesuatu menjadi bentuk lain, misalnya mengubah energi potensial menjadi energi
aktual atau motif berprestasi menjadi prestasi riil. Dengan demikian, seorang kepala sekolah
disebut menerapkan kaidah kepemimpinan transformasional, jika dia mampu mengubah
energi sumber daya, baik manusia, instrumen, maupun situasi untuk mencapai tujuan
reformasi sekolah. Kepemimpinan transformasional adalah kemampuan seorang pemimpin
bekerja dengan dan/atau melalui orang lain untuk mentransformasikan secara optimal sumber
daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target capaian
yang telah ditetapkan. Sumber daya dimaksud dapat berupa SDM, fasilitas, dana, dan faktor-
faktor eksternal keorganisasian. Di organisasi sekolah, SDM dimaksud dapat berupa
pimpinan, staf, bawahan, tenaga ahli, guru, dosen, widyaiswara, peneliti, dan lain-lain.
Berkaitan dengan kepemimpinan transformasional ini, Leithwood dan kawan-kawan
(1999) menulis, "Transformational leadership is seen to be sensitive to organization building,
developing shared vision, distributing leadership and building school culture necessmy to
current restructuring efforts in schools. "Kutipan ini menggariskan bahwa kepemimpinan
transformasional menggiring SDM yang dipimpin ke arah tumbuhnya sensitivitas pembinaan
dan pengembangan organisasi, pengembangan visi secara bersama, pendistribusian
kewenangan kepemimpinan, dan pembangunan kultur organisasi sekolah yang menjadi
keharusan dalam skema restrukturisasi sekolah".
Kajian empiris mengenai esensi kepemimpinan transformasional di lembaga persekolahan
telah banyak dilakukan oleh para peneliti. Para peneliti dimaksud antara lain Maehr dan
Anderman (1993), Maehr dan Fyans (1989), Maehr dan Midgley (1991 dan 1996); di mana
mereka telah mengembangkan efidensi impresif secara empiris untuk memberi kesan bahwa
variabel mediasi dan kultur sekolah akan mendorong sekolah menjadi tempat di mana guru-
guru memiliki rasa positif terhadap pekerjaan dan siswa termotivasi untuk belajar.
Kultur sekolah yang positif (positive school culture) diasosiasikan dengan motivasi dan
prestasi siswa yang tinggi, meningkatkan kolaborasi antar guru, dan mengubah sikap guru
terhadap pekerjaannya ke depan menjadi positif. Praktis pembelajaran di ruang belajar,
apakah atraktif atau monoton, kondusif atau distortif, produktif atau devitatif, menyenangkan
atau membosankan, dan sebagainya, sangat ditentukan oleh kemampuan guru bersikap positif
terhadap tugasnya. Sikap positif guru di ruang belajar tidak berdiri sendiri, tetapi antara lain
disumbang oleh gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah.
Burns (1978) (dalam Komariah & Triatna, 2004: 77) menjelaskan kepemimpinan
transformasional sebagai suatu proses yang pada dasarnya "para pemimpin dan pengikut
saling menaikkan diri ke tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi". Para pemimpin
adalah seorang yang sadar akan prinsip perkembangan organisasi dan kinerja manusia
sehingga ia berupaya mengembangkan segi kepemimpinannya secara utuh melalui
pemotivasian terhadap staf dan menyerukan cita-cita yang lebih tinggi dan nilai-nilai moral
seperti kemerdekaan, keadilan, dan kemanusiaan, bukan didasarkan atas emosi, seperti
misalnya keserakahan, kecemburuan, atau kebencian.
Meski ada perbedaan esensial antara kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan
transaksional, konstruksi perilakunya tidak berarti saling menafikan (mutually exclusive).
Perilaku yang ditampilkan oleh kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan
transaksional adakalanya dibedakan bukan atas dasar tujuan yang dikehendaki, melainkan
pada kontinum perilaku; di mana yang satu cenderung ke arah transformasi, sedangkan yang
lain cenderun; mengedepankan transaksi. Bahkan, jika kepemimpinan transformasional dan
transaksional itu dapat dikombinasikan, akan dilahirkan apa yang disebut oleh Bass dan
Avilio (1997) sebagai "full! range leadership model" Persoalan esensialnya sangat mungkin
bukan pada apakah kepemimpinan transformasional dan transaksional itu bersifat saling
mengisi (mutually inclusive) atau saling menafikan (mutually exclusive), melainkan gaya
kepemimpinan itu sangat dipengaruhi oleh situasi sehingga tampilannya lebih berupa sebuah
kontinum atau bersifat kontingensi ketimbang dikotomis.
A. IDENTITAS SEKOLAH
a. SDN 48 Dumbo Raya
1. Nama Sekolah : SDN 48 Dumbo Raya
2. Nama Kepala Sekolah : Wiston Tahir S.Pd
3. Nomor Identitas Sekolah : 40501381
4. Nomor Statistik Sekolah :
5. Alamat Sekolah : jl. R. Atje Slamet
Kecamatan : Dumbo Raya
Kabupaten/Kota : Kota Gorontalo
Kode Pos : 96119
Telepon :
Alamat E-mail : sdn48dumboraya@gmail.com
6. Status Sekolah : Negeri
7. SK Pendirian Sekolah : NOMOR : 324/ 10 /XI /2019
8. Akreditas :B
B. HASIL WAWANCARA
a. SDN 48 Dumbo Raya
1. Kepala Sekolah Wiston Tahir S.Pd
“Untuk mengembangkan sekolah ini tentunya harus adanya banyak hal yang
dilakukan yang pertama harus adanya perubahan dari guru-guru yang ada di
lingkungan sekolah dan untuk perubahan yang ada pada guru di sekolah ini juga
perlu untuk adanya pendampingan dan juga akhir-akhir ini sekarang juga kami
diperhatikan atau didampingi oleh pengawas pengawas dan alhamdulillah untuk
tahun pertama sekolah ini menjalankan ikm atau implementasian kurikulum
merdeka karena di sekolah ini masih baru tahun pertama untuk ikm makanya masih
baru masih agak dikatakan sulit maka dari itu mengapa masih butuh pembinaan
daripada pengawas dan juga pendampingan khususnya untuk pembuatan persiapan
perangkat pembelajaran termasuk modul pembelajaran itu juga telah dilakukan sejak
awal tahun semester yang baru ini. Alhamdulillah setiap bulan kami melaksanakan
kegiatan pendampingan bersama dengan pembina. Serta di sekolah kami ini juga
sudah adanya pendampingan dari salah satu sekolah penggerak nah karena kami
juga menjadi binaan daripada sekolah penggerak atau sekolah SDN 50 kepala
sekolah ini insya Allah setiap bulan datang untuk membina atau mendampingi
dengan bertanya bagaimana atau apa saja masalah yang dihadapi oleh guru dan juga
kepala sekolah untuk masalah pengimplementasian ikm ini. Nah karena ada
pendampingan terhadap guru maka dari itu guru-guru juga melakukan atau
mengimplementasikan apa yang telah diketahui dan dipahami ini kepada siswa atau
peserta didik intinya apa yang disampaikan dan juga diberikan itu di aplikasikan
dalam proses pembelajaran supaya adanya perubahan yang misalnya dari tahun-
tahun kemarin masih biasa saja dengan adanya perubahan in bi sa dikembangkan
lagi proses belajarnya”
2) Apa langkah-langkah konkrit yang telah diambil oleh sekolah dalam merancang
rencana MBS.
3) Bagaimana partisipasi dari pada bapak, staf guru dan juga orang tua siswa dalam
proses perencanaan dan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.
“Selalu ada misalkan seperti motivasi yang selalu diberikan Alhamdulillah pasti
selalu ada daripada guru kepada siswa dan juga orang tua kepada siswa. Apalagi
Alhamdulillah dalam satu minggu ini saya dan salah satu guru melakukan atau
datang untuk menerima undangan melaksanakan bimtek di mes haji, kenapa kami
datang ke situ karena hasil nilai ANBK di tahun kemarin itu sekolah ini nilai literatur
di sekolah ini masih di bawah rata-rata atau menurun, makanya beberapa sekolah
atau ratusan sekolah yang ada di Gorontalo ini datang untuk melakukan bimtek ini.
Dilakukannya lagi bimbingan teknik kepada kami selama empat hari. Begitu juga
dengan orang tua contohnya misalkan guru yang sering menambahkan jam belajar
siswa meminta izin kepada orang tua untuk bisa meminta waktu anak-anaknya 15
menit setelah mata pelajaran itu untuk diajarkan kembali agar bisa memahami materi
atau misalkan anak kelas 1 /2 yang belum bisa membaca diajarkan untuk membaca
selepas pulang sekolah”
4) Bisakah bapak memberikan contoh tentang program atau inisiatif yang telah
dijalankan sebagai manajemen berbasis sekolah yang sukses?
“Kalau masalah fasilitas atau seperti komputer dan lain sebagainya itu benar masih
kurang contohnya seperti laptop di sekolah saja masih ada baru dua buah ya
dikarenakan masih mengutamakan beli buku siswa dulu daripada mau menambah
satu buah laptop. Karena kalau masih bisa digunakan untuk laptopnya kenapa harus
didahulukan sedangkan yang paling dibutuhkan adalah buku itu sendiri. Nah kalau
misalkan setiap guru itu pasti memiliki laptopnya masing-masing. Insyaallah
rencananya tahun depan ini akan diberikan embook dan itu masih baru perencanaan
belum tahu terealisasikan atau tidak.”
6) Bagaimana bapak sebagai kepala sekolah untuk berkolaborasi bersama guru dan
juga orang tua dalam mengambil keputusan yang berkenaan dengan manajemen
berbasis sekolah mungkin diadakan rapat atau seperti apa?
“Untuk masalah berkolaborasi harus tentunya seperti itu kita harus bisa melakukan
secara bersamaan karena kalau kita sendiri-sendiri pasti akan diam-diam
menghancurkan apalagi dengan di zaman sekarang ini tidak akan merasa puas
dengan apa yang dia liat tapi dia sendiri tidak tau, makanya setiap apapun yang
kegiatan yang akan dilakukan pasti akan selalu dimulai dengan rapat secara
bersamaan sesama dewan guru atau orang tua siswa, Alhamdulillah untuk masalah
protes dari orang tua itu untuk sekarang sudah tidak ada lagi apalagi di zaman yang
sekarang ini sudah adanya ceker maker atau transferan yang di mana bisa lebih
memudahkan sebuah transaksi.”
7) Apakah di sini memiliki visi yang jelas untuk dicapai dalam manajemen atau
mengelola sekolah ini?
“Ya, sekolah memiki visi yang jelas untuk sekolah ke depan nanti ingin membentuk
karakter siswa menjadi lebih baik.”
8) Apa harapan dari bapak sebagai kepala sekolah untuk perkembangan manajemen
berbasis sekolah di masa depan yang akan datang untuk sekolah ini?
“Harapan saya untuk manajemen sekolah ini tentunya tidak ada orang yang ingin ke
depan itu tidak baik pasti selalu ingin yang terbaik dan selamanya ingin selalu
menjadi yang lebih baik.”
“Untuk anggaran ini jelas karena ini dibuat terlebih dahulu rencana rencananya
karena penggunaan dana ini digunakan dari dana BOS yang kami terima, setiap
kegiatan di sekolah itu sudah ter-cover dari dana BOS yang kami terima jadi adanya
penulisan atau perencanaan program-program yang akan dilaksanakan selama 1
tahun pembelajaran, dan untuk penerimaan dana BOS ini setiap/ semester baru di
kirimkan(tidak di kasih 1 kali untuk 1 tahun)/ setiap 6bulan. Kalau masalah fasilitas
di sini masih kurang seperti sarana prasarana, bahkan untuk tempat duduk saja masih
kurang di setiap kelas (setiap rusak hanya di perbaiki oleh guru-guru yang
ada,apalagi masalah fasilitas komputer. Sekolah ini membutuhkan bantuan dari dinas
karena anggaran dana BOS masih belum bisa digunakan untuk membeli kayak
seperti tempat duduk untuk siswa di setiap kelas, tapi tetap melakukan laporan
kepada dinas, sudah lama di beritahukan .. yang jelas kalau masalah komputer
memang tidak ada sama sekali, laptop untuk admistrasi dan sekolah hanya 2 saja (ini
menggunakan anggaran dari dana bos, yang lain milik pribadi. Sedang klo lah
komputer tidak sama skli “
2) Apakah kepala sekolah di sini memiliki keterampilan komunikasi yang baik dan
juga memvalitasi hubungan positif dengan pemangku atasan?
“Untuk kepala sekolah sudah pasti memiliki komunikasi yang baik dan juga sering
memberitahukan setiap info atau ada kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan itu
selalu diberitahukan dalam via grup atau bisa secara langsung”
“Kalau kita di sekolah itu memiliki komunikasi atau komunitas sendiri dan mungkin
sekolah-sekolah yang memiliki kalau di sekolah kami komunitas belajar, di
dalamnya guru- guru berkumpul untuk saling berkolaborasi membahas mengenai
msalah2 mengenai permasalahan dalam kelas, murid, orang tua,kita lakukan dalam
komunitas, komunitas belajar. Jadwalnya pertemuan ini biasa di lakukan setiap hari
kamis setiap selesai pembelajaran.”
“Yang pasti Setiap permasalahan disekolah kepala sekolah pasti membahas kepada
guru-guru dan menanyakan kepada guru-guru apa masalah-masalah yang di hadapi
mereka di kelas,kemudian solusinya ini akan di cari secara bersama jalan keluarnya
seperti di adakan rapat di ruang guru, dan menentukan langkah apa yang akan di
ambil “
“Untuk perencanaan biasanya buat program program kedepannya itu sudah mulai
saat awal tahun pembelajaran sudah direncanakan, sebelum memulai pembelajaran
atau awal semester sudah ada program dari kepala sekolah, di luar program2 yang
dadak biasa dtng kayak misalnya ada kegiatan mengenai lomba2 di sekolah lain atau
lomba lainnya, atau juga kegiatan o2sn”
6) Apa sdh ada hal yang dilakukan untuk perbaikan masalah fasilitas atas anggaran,
apa sudah ada yang dilakukan atau di usahakan ?
7) Bagaimana partisipasi guru, staf dewan guru atau orang tua dalam proses
perencanaan MBS (bagaimana peran dari ibu sendiri)?
“Kalau dari guru untuk perencanaan nya biasanya sudah pasti telah merencanakan
mulai dari awal pembelajaran atau RPP silabus smpai penilaian siswa dalam
pembelajaran.Biasanya juga guru membuat media pembelajaran untuk bisa
digunakan dalam kelas sebagai akses mempermudah dan menambah kesan yang
menarik untuk diterima siswa. Peran orang tua, guru2 atau walikelas selalu
mengajak orang tua berkolaborasi bersama pada pembelajaran misalnya ada anak-
anak yang tidak semangat belajar, malas belajar, tidak masuk, tidak ada kabar,dll,
pasti di konfirmasi ke orang tua siswa, makanya komunikasi orang tua dengan guru
lancar karena jaman sekarang juga sudah canggih sudah ada WhatsApp grup orang
tua dengan guru wali kelas masing-masing”
8) Berikan satu contoh langkah atau inisiatif sekolah yang dilakukan dan sukses ?
“Di sekolah ini ada pembiasaan setiap pagi sebelum masuk kelas, selalu di
kumpulkan dilapangan mengikuti baris membaris dan juga membiasakan mereka
untuk memurasi, atau di tanyakan perihal2 pembelajaran berupa contoh siapa yang
tau perkalian2 games matematika ,lagu2 nasional atau pertanyaan2 lain yang dapat
membuat anak2 ini paham akan beberapa materi, dan setiap harinya guru
memberikan pertanyaan yang berbeda agar tidak monoton itu2 terus Kegiatan dan
pembiasaan ini juga bermanfaat serta membuat kemudahan dalam proses
pembelajaran.Hari kamis,senam Jumat sholat dhuhah(gantian Minggu ini dhuhah
Minggu kduanya dzikir pagi bersama)”
9) Dalam pelaksanaan MBS ini apa tantangan hambatan dan bagaimana solusinya di
sekolah ini?
“Tantangan yang pasti banyak, mulai dari kegiatan yang tidak punya anggaran itu
salah satunya, fasilitas, contohnya kayak kegiatan yang menggunakan fasilitas
sedangkan fasilitas tidak memadai, berupa alat peraga yang kurang, atau realitas nya
patung tengkorak dll seperti yang ada di lab2 IPA atau sebagainya,Kalo kami
biasanya mengahadapi masalah kekurangan anggaran, kami cari da'i pihak lain ,
kerja sama dengan pihak lain, kemudian juga fasilitas digunakan Yang ada saja di
gunakan di sekitar lingkungan.”
“ Disini sudah menerapkan tapi baru kelas 1 dan 4 yang kelas lain msih K13”
11) Apa harapan ibu untuk penerapan manajemen berbasis sekolah di masa yang
akan datang untuk sekolah ini?
“Semua punya harapan yang baik, juga ingin pendidikan mutu yang meningkat,
utama juga kualitas siswa dan guru bisa sesuai dengan visi, juga semoga visi sekolah
bisa terlaksana dengan baik, begitu juga dengan fasilitas semoga bisa baik Dan terus
baik.”
“Jelas inovasi itu misalnya begini kalau di sini itu yang pertama adalah
memberdayakan tanaman yang dahulunya itu dibiarkan dan tidak digunakan
diberikan pupuk yang baru dan juga tanaman-tanamannya ditambah atau ada yang
baru untuk dijadikan inovasi, begitu juga dengan masalah-masalah lain yang
dahulunya itu tidak terpakai dengan baik atau tidak dirawat tidak teratur dengan
adanya kepala sekolah yang baru ini beliau memperbaiki apa yang patut untuk
diperbarui dan juga di perbaiki. Begitu juga di dalam kelas karena saya wali kelas 5
di mana kami membahas soal IPA saya membuat inovasi dengan membuat media
pembelajaran sebuah alat peraga rangka manusia yang terbuat dari lidi dibentuk
menjadi seperti layang-layang dan diterbangkan untuk menjadi satu contoh kepada
anak-anak bahwasanya ada perbedaan antara layang-layang yang dibuat dengan
rangka atau lidi dan juga layang-layang yang tidak memiliki rangka Dengan media
ini juga membuat lancarnya kegiatan pembelajaran dalam kelas dan bagaimana siswa
bisa memahaminya”
“Jika berbicara mengenai sumber daya sumber daya ini seperti sumber daya manusia,
salah satunya sumber daya seperti guru guru dan guru juga harus ada kerjasamanya,
tanpa adanya kerjasama pasti tidak adanya kemungkinan suatu program itu bisa jalan
dan pasti akan terlunta-lunta. Untuk masalah keuangan atau anggaran di sini sudah
ada juknisnya atau rencananya terlebih dahulu berupa program-program yang akan
dilakukan setahun ke depan sudah ada tulisan atau perencanaannya yang akan
dilaksanakan di dalam kelas ruang guru atau kegiatan dari luar sekolah Dilakukan
secara rinci untuk masalah anggaran berupa misalkan bagaimana gaji untuk cleaning
service jelas untuk anggaran alat tulisnya jelas semester dan juga triwulannya,
anggaran juga untuk kegiatannya seperti olahraga dan lain sebagainya juga jelas. Jadi
untuk setiap program yang terlaksana dengan juga terinci ini akan dipaparkan dalam
rapat ruang guru juga misalkan ada unik-unik dalam kepala dibicarakan bersama.”
“Kepala sekolah itu direkrut oleh dinas pendidikan jadi kepala sekolah itu dipilih
oleh dinas pendidikan makar itu dinas pendidikan pasti sudah memilih kepala
sekolah yang jelas bisa berbicara dengan baik
Contohnya juga seperti di sekolah ini kediamannya guru-gurunya akur tentram dan
aman-aman itu juga berkat kepala sekolahnya makanya bisa dikatakan bahwa kepala
sekolah ini cara bicaranya komunikasi yang baik dan juga bisa berlaku kepada
pemangku kepentingan dan juga orang-orang tua siswa. Begitu juga menjadi sebuah
proses di mana program-program yang dijalankan oleh kepala sekolah itu bisa
berjalan dengan baik ya salah satunya dengan komunikasi yang ada dari kepala
sekolah kepada guru dan juga kepala sekolah terhadap komunitas-komunitas luar
atau yang lainnya”
“Sudah jelas ada tantangan di mana saja kita itu pasti akan ada yang namanya
tantangan makanya perlu untuk melakukan sebuah perencanaan atau kegiatan yang
harus dipikirkan dengan baik dan juga harus diidentifikasi dengan baik
Contoh masalah ini biasanya hanya masalah kesalahpahaman mengenai masalah luar
yang dibesar-besarkan dan masuk ke dalam sekolah lalu di bahas oleh orang tua
siswa dan yang bisa kami lakukan hanyalah berbicara atau mengatakan kepada orang
tua siswa bahwasanya tidak langsung atau tidak boleh langsung menangkap suatu
dari luar harus dibicarakan dengan orang di dalam sekolah atau guru dan juga wali
kelas siswa.”
“Manajemen berbasis sekolah logikanya manajemen basisnya sekolah kita harus bisa
berpikir seperti itu bahwasanya ini basisnya sekolah implementasi MBS di era digital
yang sekarang ini harus adanya sosialisasi terlebih dahulu setelah sosialisasi poin-
poin apa yang perlu atau harus dilakukan Dan disampaikan juga dikerjakan lalu
bagaimana mereka membahas masalah-masalah yang perlu untuk diperbaiki. Dan
jika ada masalah kita membicarakannya untuk saling bertemu di dewan rapat atau
rapat dewan guru staf-staf dewan guru.”
C. IDENTITAS SEKOLAH
a. SDN 47 Dumbo Raya
1. Nama Sekolah : SDN 47 Dumbo Raya
2. Nama Kepala Sekolah : Hamid Dilo S.Pd
3. Nomor Identitas Sekolah : 40501380
4. Nomor Statistik Sekolah :
5. Alamat Sekolah : jl. R. Atje Slamet
i. Kecamatan : Dumbo Raya
ii. Kabupaten / Kota : Kota Gorontalo
iii. Kode Pos : 96119
iv. Telepon :
v. Alamat E-mail :sdn47dumboraya@gmail.com
6. Status Sekolah : Negeri
7. SK Pendirian Sekolah : NOMOR : 324/ 10/ XI/ 2019
8. Akreditas :B
D. HASIL WAWANCARA
a. SDN 47 Dumbo Raya
1. Kepala Sekolah Hamid Dilo S.Pd
1) Bagaimana sekolah ini merencanakan dan juga mengimplementasikan
manajemen berbasis sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan?
4) Bagaimana kepala sekolah berkolaborasi dengan guru, staf dan orang tua dalam
pengambilan keputusan?
“Menurut saya kepala sekolah Alhamdulillah sekolah ini sangat terbaik dari saya
yang sudah berapa kali pindah pindah sekolah jadi di sekolah inilah saya merasa
kepala sekolahnya yang polanya itu baik dari segi banyak hal dari kita yang guru
hubungan guru dengan kepala sekolah guru dengan siswa itu sangat baik karena
dengan adanya kepala Sekolah yang bijaksana juga makanya selalu melakukan
yang terbaik dan memberikan solusi yang terbaik dalam misalkan ada masalah
seperti itu. Nah semua itu jika mengenai mengelola sekolah bapak kepala sekolah
paling terbaik dan dengan adanya pengelolaan sekolah yang baik ini juga kan
guru-guru bisa nyaman tentram aman”
“Kalau misalnya ada kegiatan di sekolah nah maka kepala Sekolah akan
mengadakan rapat antar dewan guru atau staf dewan guru nah di situ kita saling
menyampaikan ide atau gagasan yang kita ketahui dalam rapat tersebut untuk
mengelola atau memanajemen kegiatan yang akan dilakukan.”
3) Bagaimana partisipasi dari guru atau staf dan orang tua dalam proses perencanaan
manajemen berbasis sekolah.?
“Kalau salah satu partisipasi dari guru ya seperti itu seperti adanya rapat atau
pertemuan untuk membahas suatu kegiatan yang akan dilaksanakan nah sedangkan
misalkan dengan orang tua itu kan kita tidak bisa tahu menahu dan tidak semua
orang tua itu bisa pro dengan apa yang kita lakukan misalkan pasti ada saja orang
tua yang kurang setuju atau ada yang merasa berat. Tapi sebelum diadakannya
rapat orang tua kita akan mengadakan rapat terlebih dahulu kepala sekolah dengan
guru-guru baru diadakan nya rapat bersama orang tua apa yang akan kita lakukan
kegiatan apa yang akan dilaksanakan ini tentang apa. Nah sebelum juga mendengar
orang tua juga mengadakan rapat bersama komite lalu dengan orang tua.”
4) Bisakah ibu memberikan contoh tentang program atau insentif yang telah
dilaksanakan sebagai bagian dari manajemen berbasis sekolah yang sukses?
“Kebetulan karena saya juga masih guru baru saya masuk di saat Corona waktu itu
atau covid jadi tidak ada kegiatan yang dilakukan yang begitu saya tahu ya. Hanya
saja karena sekarang sudah mulai menerapkan kurikulum merdeka jadi kurikulum
merdeka ini kan setiap akhir itu pasti ada project yang harus dilakukan nah di
project itu juga pasti akan melibatkan orang tua misalkan ada sesuatu yang akan
dibuat merupakan karya atau hal lainnya yang bisa dipersembahkan dan akan
selalu ada keterlibatan orang tua nah misalkan seperti yang barusan ada gelar karya
yang kami lakukan di taruna itu dilaksanakan akhir semester kemarin kita
memamerkan semua hasil karya dari project yang kita lakukan.. jadi itu juga bisa
termasuk sebagai kegiatan konsumsi sukses karena dengan apa yang telah kita
lakukan karya-karya yang telah dilakukan itu diimplementasikan dan dijadikan
pameran saat itu.”
5) Apakah di sekolah ini memiliki kegiatan yang mungkin dilakukan setiap hari
ataupun kebiasaan
“Kalau di sini setiap apel pagi Senin upacara hari Selasa itu kami literasi biasanya
anak-anak itu membaca buku di perpustakaan tapi tidak setiap minggu. Nah kalau
di hari rabunya itu biasanya ada di merasi seperti membaca perkalian atau
menanyakan hal-hal yang lain mengenai pelajaran. Kalau pada hari Kamis itu
biasa dilakukan senam. Nah kalau hari Jumat itu ada salat Dhuha atau bergantian
setiap minggunya itu pada hari Jumat salat Dhuha atau dzikir.”
6) Apakah ada hambatan atau masalah kendala tantangan tertentu yang dihadapi
sekolah mengenai manajemen berbasis sekolah dan bagaimana cara
mengatasinya?
“Kalau hambatan itu pasti ada karena kita contohnya seperti misalkan kita
melibatkan juga orang tua di dalam kegiatan kita/kerja sama pasti ada
hambatannya seperti orang tua yang kurang setuju atau tidak setuju. Biasanya
kalau misalkan ada hambatan seperti ini saya pasti selalu mengadakan rapat
bersama orang tua dan juga memberikan kesempatan kepada orang tua untuk bisa
mengeluarkan unek-unek yang ada dalam pikiran mereka agar bisa diselesaikan
secara bersama. Dari situlah akan adanya solusi daripada permasalahan.”
7) Apa harapan ibu untuk perkembangan manajemen operasi sekolah di masa depan
yang akan datang untuk sekolah ini??
“Harapan saya untuk sekolah ini semoga komunikasinya bisa selalu berjalan
dengan baik guru dengan guru atau guru dengan siswa guru dengan kepala
sekolah bahkan dengan orang tua siswa bakaran sesuai dengan siswa pokoknya
komunikasi harus berjalan dengan baik. Karena bisa kita ketahui yang paling
utamanya bisa adanya hubungan yang baik itu pasti dari komunikasinya.
Kemudian harapan saya juga tentang fasilitas seperti misalkan kita melakukan
suatu kegiatan pasti yang paling penting dan utama itu adalah adanya sebuah
fasilitas jadi semoga fasilitasnya itu menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya.”
“Seperti rapat komite, rapat seluruh orang tua siswa ,komunitas guru kemudian
rapat dewan guru. Keluar kks kepala sekolah kkg guru itu untuk peningkatan.
Misalnya lewat komunitas yang ada di sekolah kami membicarakan apa saja yang
perlu ditingkatkan di sekolah ini untuk kami dan kemudian apabila keluar itu
sudah pihak kkg. Setelah apa yang kami dapatkan apabila membutuhkan bantuan
kita bisa bicara kepada orang tua apabila masih bisa dimusyawarahkan dengan
komite kita bicarakan dengan komite. Jadi dasarnya ini adalah komite Apa yang
perlu untuk kita lakukan ke depannya.”
3) Bagaimana partisipasi staf guru dan orang tua dalam proses perencanaan
manajemen di sekolah?
“Sangat baik dan juga mendukung karena kami memiliki buku partisipasi dalam
keagamaan dalam hari besar dalam hari guru dalam kegiatan sekolah partisipasi
ini bagus .”
4) Bisakah ibu memberikan contoh salah satu program atau inisiatif yang telah
dijalankan sebagai manajemen berbasis sekolah yang sukses?
“Kegiatan fl2sn di samping kami melaksanakan kegiatan fls secara makna atas
perintah dinas terus adanya kerjasama kami dengan orang tua.Misalkan seperti
adanya festival di hari 17 Agustus anak-anak kami itu bisa melakukan lomba bisa
juga dapat kejuaraan dengan puisi dalam fashion show. Seperti kemarin hari
ulang tahun kemarin kami dapat dan juga ada juga di kuliner ikan tuna jadi bisa
kita ketahui bahwa ini sudah termasuk kegiatan kegiatan di luar yang kita lakukan
dan sukses. Nah itulah contohnya bahwasanya bagaimana program kami ini ada
juga bantuan dari luar. Kemudian kami juga kerjasama dengan taman pengajian.”
5) Apakah ada hambatan atau tantangan tertentu yang dihadapi sekolah dalam
pelaksanaan MBS dan bagaimana cara mengatasinya?
“Ada yang namanya juga sekolah tapi tetap masalah ini tidak seberapa
Alhamdulillah tidak terlalu seberapa karena masih bisa kami arahkan dan tidak
sampai besar masalahnya, contohnya masalah dalam kelas yang kalau misalkan
hanya perlu untuk dihadapi oleh guru makanya tidak perlu diketahui oleh kepala
Sekolah begitupun juga dengan masalah guru dengan guru tidak perlu juga
dibawa atau dibahas sampai kepada dinas cukup diketahui oleh kepala Sekolah.
Masalahnya tidak akan dibesar-besarkannya karena kepala sekolah kami juga
bukan salah satu orang yang cuek tapi juga yang berpikiran positif bahwasanya
kami sudah dewasa dan bisa untuk mengatur diri sendiri melakukan apa yang
baik dan tidak baik. Tapi yang Alhamdulillah hanya sekali di sekolah ini guru-
gurunya tidak pernah bercekcok karena misalkan ada salah satu contoh ada
keterlambatan salah satu guru dalam berpikir dia punya tugas yang lainnya untuk
dikerjakan walaupun dia terlambat dan tidak ada mulut seperti itu.( Saling
mengerti). Selama ini juga tidak ada orang tua yang menerobos atau berdemo
terhadap guru atau kepala sekolah. Alhamdulillah sekolah kami sudah 2 tahun ini
mendapatkan kampus merdeka.”
6) Mungkin di salah satu tantangan di luar itu ada salah satu contoh yang bisa ibu
katakan??
“Begini kalau misalnya anak-anak berkelahi di dalam kelas tapi orang tua siswa
ini melabrak anak ini di luar sekolah setelah jam pelajaran selesai dan orang tua
siswa yang satu ini memukul anak yang satunya nah tapi ini masih jadi urusan
sekolah karena anak itu masih menggunakan seragam sekolah. Ciri orang tua
yang memukul dan yang telah dipukul ini dipanggil lah ke sekolah untuk bisa
membicarakan masalah ini secara bersama.”
a. Apakah ibu atau kepala sekolah sudah mencoba untuk melaporkan kepada dinas
pendidikan?
“Sudah dibicarakan dan sudah dilaporkan nah tapi alhamdulillah baru 1 bulan ini
kami sudah mendapatkan tempat duduk dan juga meja yang baru. Nah dan kalau
di sekolah dumbo raya ini hanya ada beberapa sekolah yang sudah mendapatkan
komputer salah satunya ada di sekolah 51 dumbo Raya nah di sanalah jika kami
mengadakan anbk di sekolah pasti kami meminjam komputer yang ada pada
mereka tapi itu berbayar. Dan itu memiliki jadwal jadi harus berbagi jadwal
misalkan dapat hari yang bersamaan makanya sekolah kami akan mengambil hari
setelahnya.”
E. IDENTITAS SEKOLAH
a. SDN No. 25 Kota Selatan
1. Nama Sekolah : SDN 25 Kota Selatan
2. Nama Kepala Sekolah : Yacob Kum S.Pd
3. Nomor Identitas Sekolah : 40501053
4. Nomor Statistik Sekolah :
5. Alamat Sekolah : Jl. HB Jassin, Limba U Dua
i. Kecamatan : Kota Selatan
ii. Kabupaten / Kota : Kota Gorontalo
iii. Kode Pos : 96115
iv. Telepon :
v. Alamat E-mail :sdnno25ks@gmail.com
6. Status Sekolah : Negeri
7. SK Pendirian Sekolah : NOMOR : 324/ 10/ XI/ 2019
8. Akreditas Sebelumnya :A
F. HASIL WAWANCARA
a. SDN No. 25 Kota Selatan
1. Kepala Sekolah Yacob Kum, S.Pd
1. Bagaimana sekolah ini merencanakan dan mengimplementasikan manajemen
berbasis sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan?
Selain itu, penggunaan data untuk mengevaluasi hasil belajar siswa dan memandu
pengambilan keputusan adalah aspek penting dalam manajemen berbasis sekolah.
Rencana strategis dan pemantauan progres dapat membantu sekolah
menyesuaikan taktik mereka sesuai dengan kebutuhan unik masyarakat dan
siswa. Rencana ini juga mungkin melibatkan pelibatan orang tua dalam proses
pembelajaran, serta kerjasama dengan pihak terkait di tingkat lokal dan regional
untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan. Penerapan inovasi pendidikan
dan pelatihan berkelanjutan untuk guru juga dapat menjadi bagian dari strategi
manajemen berbasis sekolah.
Partisipasi guru, staf, dan orang tua sangat penting dalam implementasi
manajemen berbasis sekolah. Guru dapat berkontribusi dengan memberikan
masukan terkait pembelajaran dan pengajaran. Staf sekolah dapat terlibat dalam
perencanaan dan evaluasi kebijakan sekolah. Orang tua dapat mendukung dengan
aktif terlibat dalam kegiatan sekolah dan memberikan umpan balik konstruktif.
Keseluruhan, kolaborasi ini memperkuat hubungan sekolah dengan komunitas
dan meningkatkan efektivitas manajemen berbasis sekolah
4. Bisakah Anda memberikan contoh program atau inisiatif yang telah dijalankan
sebagai bagian dari manajemen berbasis sekolah yang sukses?
Tentu, berikut adalah tiga contoh program atau inisiatif yang telah dijalankan
sebagai bagian dari manajemen berbasis sekolah yang sukses:
7. Seberapa baik bapak sebagai kepala sekolah dalam memahami dan menerapkan
prinsip- prinsip manajemen berbasis sekolah?
Seperti rapat komite, rapat seluruh orang tua siswa ,komunitas master kemudian
rapat dewan master. Keluar kks kepala sekolah kkg master itu untuk peningkatan.
Misalnya lewat komunitas yang ada di sekolah kami membicarakan apa saja yang
perlu ditingkatkan di sekolah ini untuk kami dan kemudian apabila keluar itu
sudah pihak kkg. Setelah apa yang kami dapatkan apabila membutuhkan bantuan
kita bisa bicara kepada orang tua apabila masih bisa dimusyawarahkan dengan
komite kita bicarakan dengan komite. Jadi dasarnya ini adalah komite Apa yang
perlu untuk kita lakukan ke depannya
3. Bagaimana partisipasi para guru, staf, dan orang tua dalam proses perencanaan
dan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah?
Partisipasi guru, staf, dan orang tua sangat penting dalam proses pelaksanaan
manajemen berbasis sekolah. Guru berkontribusi dalam perencanaan dan
pelaksanaan kurikulum, sementara staf mendukung kelancaran operasional
sekolah. Orang tua berperan aktif dalam mendukung pembelajaran anak dan
terlibat dalam keputusan sekolah. Kolaborasi ini memperkuat manajemen
berbasis sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan
4. Bisakah Anda memberikan contoh program atau inisiatif yang telah dijalankan
sebagai bagian dari manajemen berbasis sekolah yang sukses?
Pengembangan Kurikulum Lokal:
Sekolah yang sukses sering mengadopsi pendekatan untuk mengembangkan
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa lokal. Hal ini
membantu meningkatkan keterlibatan siswa dan relevansi pendidikan.
Pelibatan Orang Tua dan Masyarakat:
Program yang melibatkan orang tua dan masyarakat lokal, seperti sesi
pengembangan keterampilan bagi orang tua atau kegiatan sosial bersama, dapat
meningkatkan dukungan komunitas terhadap pendidikan dan meningkatkan
prestasi siswa.
Monitoring dan Evaluasi Berkelanjutan:
5. Apakah ada hambatan atau tantangan tertentu yang dihadapi sekolah dalam
pelaksanaan manajemen berbasis sekolah, dan bagaimana cara mengatasi
mereka?
7. Seberapa baik kepala sekolah Anda dalam memahami dan menerapkan prinsip-
prinsip manajemen berbasis sekolah?
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
MBS adalah singkatan dari "Manajemen Berbasis Sekolah," suatu pendekatan
dalam bidang pendidikan yang menekankan keterlibatan sekolah, guru, siswa, dan
komunitas dalam proses pengambilan keputusan dan manajemen sekolah.
Peningkatan pendidikan berkualitas adalah tujuan penting dalam sistem
pendidikan. Untuk mencapai tujuan ini, perlu kerjasama dan partisipasi aktif dari
berbagai pihak, termasuk kepala sekolah, guru, dan orang tua. Berikut adalah
peran masing-masing pihak dalam proses pengambilan keputusan untuk
meningkatkan pendidikan berkualitas:
1. Kepala sekolah
- Pengelolaan Sekolah: Kepala sekolah bertanggung jawab mengelola
operasional sekolah, termasuk anggaran, fasilitas, sumber daya manusia, dan
program-program pendidikan.
- Pengembangan Program Pendidikan: Kepala sekolah dapat berperan dalam
merancang dan mengimplementasikan program-program pendidikan yang
berfokus pada peningkatan mutu dan relevansi pembelajaran.
- Memotivasi Staf: Kepala sekolah harus memberikan dukungan dan motivasi
kepada guru serta staf sekolah untuk berpartisipasi dalam inisiatif perbaikan
pendidikan.
2. Guru
- Pelaksana Program Pendidikan: Guru adalah pelaksana langsung dalam proses
pembelajaran. Mereka bertanggung jawab untuk menyampaikan materi pelajaran
dengan efektif dan memberikan dukungan kepada siswa.
- Evaluasi dan Umpan Balik: Guru dapat memberikan masukan berharga tentang
efektivitas program pendidikan dan mengidentifikasi area yang memerlukan
perbaikan.
- Pengembangan Profesional: Guru perlu terus meningkatkan keterampilan
mereka melalui pelatihan dan pengembangan profesional untuk mengikuti
perkembangan terkini dalam pendidikan.
3. Orang Tua:
- Partisipasi dalam Pendidikan Anak: Orang tua memiliki peran penting dalam
mendukung pendidikan anak-anak mereka. Mereka harus terlibat dalam
pendidikan anak, termasuk memantau kemajuan belajar mereka dan memberikan
dukungan di rumah.
- Kemitraan Sekolah-Orang Tua: Orang tua dapat berpartisipasi dalam komite
orang tua atau kelompok kemitraan sekolah-ortu untuk memberikan masukan dan
mendiskusikan kebijakan sekolah.
- Dukungan Moral dan Materi: Orang tua juga dapat memberikan dukungan
moral dan material, seperti donasi ke sekolah atau menjadi relawan dalam proyek-
proyek sekolah.
Kerjasama yang erat antara kepala sekolah, guru, dan orang tua sangat penting
untuk mencapai tujuan peningkatan pendidikan berkualitas. Mereka harus
berkomunikasi, berkolaborasi, dan saling mendukung dalam upaya untuk
menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan bermutu tinggi bagi
semua siswa.
5.2 Saran
Perencanaan MBS adalah proses yang berkelanjutan, dan kesuksesan dalam
implementasi akan sangat tergantung pada komitmen dan keterlibatan semua
pihak terkait. Dengan perencanaan yang matang dan kolaborasi yang baik, sekolah
dapat mencapai peningkatan kualitas pendidikan yang signifikan.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Febrilia, M. (2017). Implementasi manajemen berbasis sekolah di smp negeri 3 tanjung raja
kabupaten lampung utara (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS LAMPUNG).
Kurniawati, Emilia, Yasir Arafat, and Yenny Puspita. "Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah
dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan melalui Manajemen Berbasis Sekolah."
Journal of Education Research 1.2 (2020): 134-137.
Lano, P. F. (2015). Fungsi Kepemimpinan Untuk Mengurangi Sikap Arogansi Pegawai.
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (JISIP), 4(1)
Mbuik, Heryon Bernard. "Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Penerapan
Manajemen Berbasis Sekolah di SD." Indonesian Journal of Primary Education 3.2
(2019): 28-37.
Octavia, L. S., & Savira, S. I. (2016). Gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya
meningkatkan kinerja guru dan tenaga kependidikan. JDMP (Jurnal Dinamika
Manajemen Pendidikan), 1(1), 7-14.
Purwanto, A., Tukiran, M., Asbari, M., Hyun, C. C., Santoso, P. B., & Wijayanti, L. M.
(2020). Model Kepemimpinan di Lembaga Pendidikan: A Schematic Literature
Review. Journal of Industrial Engineering & Management Research, 1(3), 255-266.
Rusmin Husain, Abdul Rahmat,Sukri Katili “ Manajemen Berbasis Sekolah untuk tata kelola
sekolah dasar” (2023): 69-86.