Anda di halaman 1dari 24

KEPEMIMPINAN DAN STAFFING

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Manajemen
Pendidikan Semester 4A

Dosen Pengampu: Dr. H. Marzuki, M.Ag

Disusun oleh:

Nia Juliana (11170170000013)

Putri Rahmatuzzahra (11170170000019)

Silvi Agustina (11170170000030)

Fitriyani (11170170000037)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena berkat
rahmat dan ridho-Nya kami diberikan kesempatan dan pengetahuan untuk
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada
waktunya.
Makalah yang berjudul “Staffing dan Kepemimpinan” ini disusun
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan. Dalam
penyusunan makalah ini kami banyak memperoleh bantuan sehingga dapat
terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu kami ingin mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Dr. H. Marzuki, M.Ag. selaku dosen pangampu mata
kuliah Manajemen Pendidikan dan juga kepada teman-teman yang sudah
memberikan kritik dan sarannya.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Terlepas dari semua itu kami memahami bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran agar makalah ini bisa lebih baik lagi.

Tangerang Selatan, April 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan masalah...................................................................................................2
BAB II3
PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Kepemimpinan.................................................................................3
B. Konsep Dasar Kepemimpinan............................................................................5
C. Fungsi Kepemimpinan........................................................................................9
D. Sifat Kepemimpinan.........................................................................................11
E. Tipe-Tipe Kepemimpinan.................................................................................11
F. Pengertian Staffing...........................................................................................13
G. Prinsip dalam Staffing......................................................................................13
H. Tujuan dalam Staffing......................................................................................14
I. Tahapan Proses Staffing.................................................................................15
BAB III 20
PENUTUP 20
A. Kesimpulan.......................................................................................................20
B. Saran.................................................................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Administrasi pendidikan merupakan aspek yang penting dalam


pendidikan. Administrasi pendidikan merupakan keseluruhan proses yang
diperlukan dalam penyelesaian pekerjaan-pekerjaan personil sekolah untuk
mendidik peserta didik. Jadi administrasi ini ditujukkan kepada pendidikan
peserta didik secara tidak langsung. Dalam hal ini administrasi mengelola
penataan seluruh kegiatan kerjasama sekelompok orang dalam bidang
pendidikan dengan menggunakan semua sumber personel, materil dan
spiritual untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Dalam administrasi mencakup kepada pengerahan tenaga baik jasmani
maupun rohani untuk melaksanakan tugas dan memecahkan masalah guna
mencapai tujuan. Kepemimpinan dan Staffing (kepegawaian/penentuan staff)
sangat dibutuhkan dalam sebuah administrasi. Staffing merupakan salah satu
dari fungsi dalam administrasi yang tidak kalah penting dari fungsi yang lain.
Kepemimpinan dan staffing, menitikberatkan pada personel/staff itu sendiri.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari kepemimpinan?


2. Bagaimana konsep dasar kepemimpinan?
3. Apa fungsi dan sifar kepemimpinan?
4. Apa saja tipe-tipe dari kepemimpinan?
5. Apakah pengertian dan prinsip dari staffing?
6. Apakah tujuan staffing dalam administrasi?
7. Tahap apa yang harus di perhatikan dalam staffing?
C. Tujuan masalah

Adapun tujuan dari penulisan makalah adalah untuk:

1
1. Menjelaskan pengertian kepemimpinan.
2. Menjelaskan konsep dasar kepemimpinan.
3. Menjelaskan fungsi dan sifat kepemimpinan.
4. Menjelaskan tipe-tipe kepemimpinan.
5. Menjelaskan pengertian dan prinsip dari staffing.
6. Menjelaskan tujuan staffing dalam administrasi.
7. Menjelaskan tahap apa saja yang harus diperhatikan dalam staffing.

2
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan

Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai


kemampuan untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya
dengan menggunakan kekuasaan.1 Pemimpin adalah orang yang memimpin di
dalam suatu organisasi ataupun kelompok yang menentukan tujuan, motivasi,
dan tindakan kepada orang lain.
Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk
mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-
tugas yang harus dilaksanakan. Pada tahap pemberian tugas pemimpin harus
memberikan suara arahan dan bimbingan yang jelas, agar bawahan dalam
melaksanakan tugasnya dapat dengan mudah dan hasil yang dicapai sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang
tidak sama di antara pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai
wewenang untuk mengarahkan anggota dan juga dapat memberikan pengaruh,
dengan kata lain para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa
yang harus dilakukan, tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan
melaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin suatu hubungan sosial yang
saling berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya tejadi
suatu hubungan timbal balik. Oleh sebab itu bahwa pemimpin diharapakan
memiliki kemampuan dalam menjalankan kepemimpinannya, karena apabila
tidak memiliki kemampuan untuk memimpin, maka tujuan yang ingin dicapai
tidak akan dapat tercapai secara maksimal.
Adapun defenisi dari kepemimpinan menurut beberapa ahli adalah
sebagai berikut :

1
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 1996) h. 88.
4

1. Ralp M. Stogdill
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan
kelompok yang diorganisir menuju kepada penentuan dan pencapaian tujuan.
2. Sondang P. Siagian
Kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak daripada semua
sumber-sumber dan alat yang tersedia bagi suatu organisasi.
3. Robert Dubin
Kepemimpinan dalam organisasi berarti penggunaan kekuasaan dan
pembuatan keputusan-keputusan.
4. Fred E. Fiedler
Kepemimpinan adalah individu di dalam kelompok yang memberikan
tugas pengarahan dan pengorganisasian yang relevan dengan kegiatan-
kegiatan kelompok.2
Secara umum definisi kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai
berikut, kepemimpinan berarti kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakan,
mengarahkan orang atau kelompok untuk bertindak seperti agar menerima
pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu
tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.3
Seseorang dapat menjadi pemimpin karena memiliki suatu kelebihan
dibandingkan dengan anggota lainnya. Esensi kepemimpinan seorang
pemimpin ialah ia harus mampu tidak hanya sekedar memberi contoh tetapi
yang lebih penting lagi adalah menjadi contoh teladan bagi bawahannya.
Tugas seorang pemimpin pendidikan adalah melaksanakan manajemen
pendidikan baik secara fungsi maupun sebagai tugas. Sementara seseorang
tidak dapat dikatakan pemimpin jika ia berada di luar kelompok. Ia harus

2
Tim Dosen Administrasi Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, (Bandung :
Alfabeta, 2011, Cet. 4), h. 125.
3
Tim Dosen Administrasi Universitas Pendidikan Indonesia, loc.cit.
5

berada di dalam suatu kelompok dimana ia memainkan peranan-peranan dan


kegiatan-kegiatan kepemimpinannya.4
Dari kesimpulan diatas dapat diketahui bahwa kata kunci
kepemimpinan adalah mempengaruhi. Unsur-unsur definisi kepemimpinan di
atas mengandung ada orang dan atau kelompok yang dipengaruhi, ada
tindakan yang diharapkan, ada tujuan yang ingin dicapai, dan ada cara
mencapainya yaitu efektif dan efisien. Adapun pengertian kepemimpinan
pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakkan pelaksanaan
pendidikan sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai
secara efektif dan efisien.5

B. Konsep Dasar Kepemimpinan

Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin sedangkan pemimpin


merupakan bagian dari lambang identitas sebuah organisasi. Tanpa adanya
pemimpin tidak akan ada sebuah organisasi yang jelas bahkan bisa dikatakan
tidak ada organisasi.
Organisasi yang baik memiliki pemimpin yang baik pula dengan
berdasarkan pada nilai-nilai moral nilai-nilai budaya, keteladanan yang sesuai
dengan aturan kesepakatan, kemampuan kepemimpinan, gaya kepemimpinan
yang diharapkan, pendekatan kepemimpinan yang ideal, serta perilaku
kepemimpinan.6
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat berperan
dalam organisasi. Baik buruknya organisasi seringkali sebagian besar
tergantung pada faktor pemimpin. Lembaga riset juga telah membuktikan
bahwa faktor pemimpin memegang peranan penting dalam pengembangan
organisasi.

4
Husaini Usman, Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, h. 313.
5
Tim Dosen Administrasi Universitas Pendidikan Indonesia, op.cit, h. 126.
6
Diding Nurdin dan Imam Sibaweh, “Pengelolaan Pendidikan dari Teori menuju Implementasi”,
(Depok: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2015) h. 64
6

Faktor pemimpin yang sangat penting adalah karakter dari orang yang
menjadi pemimpin tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Covey 2005
bahwa 90% dari semua kegagalan kepemimpinan adalah kegagalan pada
karakter.7
Tinjauan lain dikemukakan oleh Mitzberg bahwa kepemimpinan
adalah kemampuan untuk melangkah keluar dari budaya yang ada dan
memulai perubahan memulai proses perubahan revolusioner yang lebih
adaptif .8
Para pengembang teori transformasional melihat bahwa pemimpin
memiliki tugas menyelaraskan menciptakan dan memberdayakan para
pemimpin melakukan transformasi terhadap organisasi dengan menyelaraskan
sumber daya manusia dan sumber daya yang lain menciptakan sebuah budaya
organisasional yang menyuburkan ekspresi gagasan-gagasan secara bebas dan
memberdayakan orang-orang untuk memberikan kontribusi terhadap
organisasi.
Pada hakekatnya setiap manusia merupakan pemimpin bagi dirinya
sendiri pemimpin bagi keluarganya pemimpin bagi masyarakatnya pemimpin
bagi bangsa dan negaranya hanya saja perlu ada kesadaran diri untuk
menginternalisasikan dan mengaktualisasikan diri di dalam hidup dan
kehidupannya sehingga nilai-nilai manfaat bagi dirinya dan orang yang ada di
sekitarnya karena sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat
bagi orang lain. Untuk memahami hakekat kepemimpinan tersebut, dalam
konsep mengenai kepemimpinan terdapat beberapa teori, antara lain :
1. Teori Sifat

7
Muhaimin, Suti’ah, dan Sugeng Listyo Prabowo, “Manajemen Pendidikan Aplikasinya dalam
Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah”, (Jakarta: Penerbit KENCANA, 2009) h. 30

8
Muhaimin, Suti’ah, dan Sugeng Listyo Prabowo, “Manajemen Pendidikan Aplikasinya dalam
Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah”, (Jakarta: Penerbit KENCANA, 2009) h. 30
7

Teori sifat dibuat berdasarkan ciri-ciri atau karakteristik banyak


pemimpin baik Pemimpin yang sukses maupun yang tidak sukses dan
digunakan untuk memprediksi efektivitas kepemimpinan seseorang.9
Teori kepemimpinan sifat adalah suatu pandangan atau pendapat yang
mengatakan bahwa efektivitas seorang pemimpin banyak ditentukan oleh sifat
sifat atau karakter yang dimiliki oleh pemimpin tersebut. Teori kepemimpinan
sifat membedakan pemimpin dengan memusatkan perhatian pada kualitas dan
karakteristik pribadi seseorang individu-individu seperti Margaret thatcher
dan Nelson Mandela yang dikenal sebagai pemimpin yang memiliki Karisma
bersemangat dan berani (Robbins dan Judge : 2007, 357).
Sebenarnya teori kepemimpinan ini adalah dalam usaha menjawab
pertanyaan how one becomes leader. Keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan oleh sifat sifat atau watak kualitas pribadi yang dimiliki oleh
seorang pemimpin. Kualitas pribadi tersebut biasanya memiliki sifat cerdas
bijak semangat tanggung jawab dan dapat dipercaya.10
2. Teori Situasional
Teori ini lebih menekankan pada pengikut dibandingkan dengan
pemimpin untuk tercapainya kepemimpinan yang efektif. Hersey dan
Blanchard berpendapat bahwa kepemimpinan yang efektif bergantung dari
tingkat kesiapan atau kedewasaan para pengikutnya.11
Kepemimpinan situasional didasarkan atas hubungan antara kadar
bimbingan dan arahan (perilaku tugas) yang diberikan pembinaan, abar
sosioemosional (perilaku hubungan) yang disediakan pemimpin, dan level
kesiapan (kematangan) yang diperlihatkan dalam pelaksanaan tugas fungsi
atau tujuan tertentu.12
9
Volume.13, Nomor 1, Januari 2009. Teori kepempinan sifat. Maria merry marianti h. 58
10
Diding Nurdin dan Imam Sibaweh, “Pengelolaan Pendidikan dari Teori menuju Implementasi”,
(Depok: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2015) h. 75

11
Fridayana Yudiaatmaja, “Kepemimpinan: Konsep, Teori dan Karakternya “ ISSN 1412 – 8683 37 h.
36
12
Diding Nurdin dan Imam Sibaweh, “Pengelolaan Pendidikan dari Teori menuju Implementasi”,
(Depok: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2015) h. 79
8

Konsep ini dikembangkan untuk membantu orang-orang yang


melakukan proses kepemimpinan tanpa mempersoalkan peranan mereka agar
lebih efektif dalam hubungan mereka sehari-hari dengan orang lain Konsep
ini juga menjelaskan hubungan antara gaya kepemimpinan yang efektif
dengan level kematangan para pengikut bagi para pemimpin (paul hersey dan
Kenneth blanchard, 1982 : 178)

3. Teori Transformasional
Istilah kepemimpinan transformasional dibangun dari dua kata, yaitu
kepemimpinan (leadership) dan transformasional (transformational). Bass
dalam Hanafi (1997) mengemukakan kepemimpinan transformasional adalah
suatu kepemimpinan dimana pemimpin memotivasi bawahannya untuk
mengerjakan lebih dari yang diharapkan semua dengan meningkatkan rasa
pentingnya bawahan dan nilai pentingnya pekerjaan.13
Kepemimpinan transformasional dijelaskan oleh Leithwood, yang
merupakan sebuah format persetujuan atau fasilitas kekuasaan yang
dimanifestasikan sampai kepada orang sebagai ganti dari orang lain tersebut.14
Kepemimpinan transformasional ini dikomposisikan kedalam tiga
elemen pokok berikut:
a. Suatu kolaborasi mengambil bagian dalam pendekatan membuat
keputusan
b. Suatu penekanan pada profesionalisme guru dan pemberdayaan profesi
profesionalisme guru, dan
c. Suatu pemahaman perubahan, termasuk bagaimana mendorong
perubahan ke arah yang lainnya.
Dari berbagai teori tersebut terlihat bahwa pemimpin harus mampu
memberikan pengaruh kepada orang lain. Pada teori sifat seorang pemimpin
memiliki sifat-sifat yang unggul yang mampu membawa orang lain pada suatu

13
HUMAN FALAH, “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Kepemimpinan Transaksional
Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening pada PT Sinar Sosro
Tanjung Morawa “, Volume 3. No. 1 h. 120
14
Diding Nurdin dan Imam Sibaweh, “Pengelolaan Pendidikan dari Teori menuju Implementasi”,
(Depok: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2015) h. 83
9

kondisi tertentu, pada teori situasional seorang pemimpin lain dari situasi yang
ada dan kemudian mempengaruhi orang lain menuju suatu perubahan sesuai
dengan tuntutan situasi yang ada, sedangkan pada teori transformasional
seorang pemimpin harus mampu memanifestasikan kepemimpinan kepada
orang lain.
Kepemimpinan merupakan proses yang mempengaruhi sosial
kemasyarakatan yang meliputi dua aspek yaitu aspek rasional dan elemen
emosional sehingga dengan kedua aspek ini dapatlah dipahami bahwa
kepemimpinan memerlukan tugas seorang pemimpin dan hubungan antara
pemimpin dengan bawahannya.
Aspek rasional memerlukan perilaku logis dalam bertindak dan
berbuat, sedangkan aspek elemen emosional memerlukan kedekatan
hubungan dengan orang lain sehingga dengan keputusan dan pelaksanaan
perilaku dan tindakannya mendapatkan dukungan dari bawahnya. Dengan
demikian, tujuan organisasi tercapai dengan baik sesuai dengan harapan-
harapan semua elemen .

C. Fungsi Kepemimpinan

Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi merupakan sesuatu


fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang
bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
1. Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan
administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
2. Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing,
staffing, directing, commanding, controling.
Menurut Adair (2008:11) adalah sebagai perencanaan, pemrakasaan,
pengendalian, pendukung, penginformasian dan pengevaluasian. Masing-
masing fungsi kepemimpinan tersebut diuraikan sebagai berikut :
1. Perencanaan
10

a. Mencari semua informasi yang tersedia;


b. Mendefinisikan tugas;
c. Menetapkan tujuan kelompok.
2. Pemrakasaan
a. Memberikan pengarahan pada kelompok mengenai sasaran dan
rencana;
b. Membagi tugas pada anggota kelompok;
c. Menetapkan standar kelompok.
3. Pengendalian
a. Memelihara antara kelompok;
b. Mempengaruhi tempo;
c. Menjaga relevansi diskusi.
4. Pendukung
a. Memberi semangat kepada kelompok atau individu;
b. Menciptakan semangat tim;
c. Meredakan ketegangan dengan humor.
5. Penginformasi
a. Memperjelas tugas dan rencana;
b. Menerima informasi dari kelompok;
c. Membuat ringkasan atas usul dan gagasan yang masuk akal.
6. Pengevaluasian
a. Mengevaluasi kelayakan gagasan;
b. Menguji konsekuensi yang diusulkan;
c. Pengevaluasi prestasi kelompok.

D. Sifat Kepemimpinan

Berdasarkan penelitian Stogdill bahwa kepemimpinan ditandai


dengan bermacam-macam sifat yang dikelompokan sebagai berikut:
1. Capasity, meliputi kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan bicara, keaslian,
dan kemampuan nilai.
11

2. Achievment¸meliputi gelar kesarjanaan pengetahuan, keberhasilan, dan


olahraga.
3. Responsibility,meliputi mandiri berinisiatif, tekun, agresif, percaya diri,
dan berkeinginan untuk maju.
4. Participation, meliputi aktif, kemampuan bergaul, dapat bekerja sama,
mudah menyesuaikan diri, dan humoris.
5. Status, meliputi kedudukan social ekonomi dan ketenaran.
6. Situation, meliputi mental dan status yang baik.15

E. Tipe-Tipe Kepemimpinan

Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses


kepemimpinannya terjadi adanya suatu permbedaan antara pemimpin yang
satu dengan yang lainnya, hal sebagaimana menurut G. R. Terry yang dikutif
Maman Ukas, bahwa pendapatnya membagi tipe-tipe kepemimpinan menjadi
6, yaitu :
1. Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership).
Dalam sistem kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan
dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau
langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
2. Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership).
Segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-
bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
3. Tipe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership).
Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan
tertib. Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan
instruksi-instruksinya harus ditaati.
4. Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership).
Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari
kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung
15
Beni Ahmad Saebani dan Ii Sumantri, 2014, Kepemimpinan,(Bandung : CV Pustaka Setia)
12

jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut


bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan,
perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota
dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.
5. Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership).
Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat
kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah
untuk melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak
kepada anaknya.
6. Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership).
Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana
mungkin mereka berlatih dengan adanya sistem kompetisi, sehingga bisa
menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan
muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam
kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia ikur
berkecimpung.16

Dengan melihat hal tersebut, maka pemimpin di bidang pendidikan


diharapkan memiliki tipe kepemimpinan yang sesuai dengan harapan atau
tujuan, baik itu harapan dari bawahan, atau dari atasan yang lebih tinggi,
posisinya, yang pada akhirnya gaya atau tipe kepemimpinan yang dipakai oleh
para pemimpin, terutama dalam bidang pendidikan benar-benar
mencerminkan sebagai seorang pemimpinan yang profesional.

F. Pengertian Staffing

Para ahli memberikann definisi terhadap staffing dengan berbagai


pendapat, yaitu; Helliriegel & Slocum, mengatakan : Staffing is the process by

16
Maman Ukas, Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, (Bandung : Ossa Promo, 1999) h. 261-262.
13

which orgaizations satisfy their human resources needs by forcasting future


needs, recruiting and selecting candidates and orienting new employees.17
Sementara itu David J Cherrington di dalam bukunya mengatakan : staffing,
usually called employment, involves three major activities ; human resource
planning, recruitment and selection.18 Sedangkan menurut Hal (1986) dalam
Walker (1992) Staffing adalah proses pelaksanaan dari suatu tindakan untuk
memperoleh bakat yang dibutuhkan melalui penarikan, seleksi, promosi dan
transfer. Menurut Stoner, Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen
berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut
tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga
member daya guna maksimal kepada organisasi.19
Dari beberapa pendapat/definisi di atas maka dapat disimpulkan
bahwa staffing adalah aktivitas yang diambil untuk menarik, mempekerjakan
dan menggaji personnel atau karyawan yang dapat memberikan dukungan
efektif bagi penjualan dalam organisasi.

G. Prinsip dalam Staffing

Dalam staffing berlaku prinsip utama yaitu : “Right people for the
right job at the right time”yang berarti bahwa setiap personel ditempatkan
pada unit kerja yang sesuai dengan keahlian dan kecakapannya, dengan
demikian suatu perkerjaan/tugas dalam unit kerja dilakukan oleh orang yang
tepat dan mendapat hasil pekerjaan yang optimal. Jika prinsip ini tidak
diterapkan, dan menempatkan personel pada tugas dan jenis pekerjaan yang
bukan keahliannya, maka akan menghambat upaya pencapaian tujuan
administrasi itu sendiri, sebab hasil dari pekerjaan tersebut cenderung kurang
berdaya guna bagi organisasi. Hal ini sering terjadi pada unit kerja yang
kekurangan karyawan, sehingga memaksa seorang karyawan membawahi dan
mengerjakan beberapa jenis pekerjaan yang bukan pada bidang keahliannya,
17
Don Helliriegel & John W Slocum, Management, Aadison Wesley Publishing Company, 1992, Cet 6, h.390
18
David J Cherrington, The Managemen of Human Resources, Prestice Hall International, 1995, edisi 4, h.11
19
H. Vip Paramarta Staffing And Development In Hr Champion. t.t.
14

atau bisa terjadi karena menempatkan seseorang atas pendekatan nepotisme


tanpa memperhatikan keahlian orang tersebut, tindakan nepotisme ini tentu
akan membuka peluang kolusi dan korupsi yang berakibat buruk terhadap
kemajuan unit organisasi kerja itu sendiri.

H. Tujuan dalam Staffing

Tujuan adanya staffing antara lain sebagai berikut ;

a. Dengan adanya staffing, maka akan terjadi pelatihan bagi staf yang baru
dan hal tersebut membuat staf merasa yakin bahwa dengan bergabung
dengan organisasi tersebut akan memperbaiki dirinya.

b. Membantu organisasi dalam menjalankan fungsi organisasi secara efisien,


sebab diberlakukan prinsip “Right people for the right job at the right
time”. Sehingga kualifikasi staf yang direkrut dapat dipastikan berkualitas
dan sesuai dengan kebutuhan organisasi.

c. Staffing berkontribusi secara langsung dengan produktifitas organisasi.


Melalui seleksi yang tepat maka organisasi tersebut akan mendapatkan
staf yang berkualitas dan dapat meningkatkan produktifitas organisasi.

d. Staffing juga bermanfaat untuk menjaga keharmonisan organisasi. Melalui


proses staffing yang tepat maka staf bukan hanya direkrut dan diterima
sebagai pengurus organisasi namun dapat memacu staf dalam memperoleh
promosi, dengan peraturan organisasi yang jelas, maka dapat tercipta
keharmonisan berupa hasil kerja yang efektif dan kepuasan staf karena
pemberian penghargaan tersebut.

I. Tahapan Proses Staffing

Kegiatan ini dilaksanakan oleh bagian personalia dalam unit organisasi


kerja. Diawali dengan pendataan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan,
dan membuat susunan perencanaan proses rekruitmen. Rekruitmen
15

karyawan dilakukan untuk menggantikan pekerja lama yang telah


berhenti dikarenakan pensiun, meninggal, mengundurkan diri atau
diberhentikan karena suatu kebijakan tertentu. Pada organisasi pendidikan,
penambahan dan rekruitmen jumlah karyawan/tenaga pengajar juga
disesuaikan dengan penambahan jumlah pendaftaran peserta didik baru.
Berikut ini adalah tahapan proses staffing :
a. Proses Penempatan Karyawan
Setelah melihat potensi, keahlian dan kecakapan masing-masing dari
karyawan baru yang terpilih, kegiatan selanjutnya adalah menempatkan
mereka pada posisi dan jabatan yang sesuai dengan bidang keahlian
mereka. Pada tahapan penempatan, karyawan juga diberikan arahan
tentang analisis tugas yang harus diselesaikan serta deskripsi jabatan (job
description), sehingga ketika sudah memasuki unit kerja dan memulai
suatu pekerjaan, karyawan mempunyai panduan dan acuan dalam bekerja
sesuai instruksi. Ia juga tidak akan bertindak sewenang-wenang
mengerjakan tanggungjawab yang harus dikerjakan oleh orang lain karena
sudah jelas ranah pekerjaannya. Agar penempatan karyawan tersebut tepat
guna, berdaya guna, dan berhasil guna, maka administrator dengan
persetujuan pemimpin harus memperhatikan kesesuaian antara beban/jenis
tugas yang akan diberikan dengan kondisi kemampuan pelaksanaannya
oleh karyawan, sesuai dengan prinsip ““Right people for the right job at
the right time”.
b. Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Penempatan Karyawan

 Jenis kelamin (pria dan wanita).

Tempatkan karyawan pada bidang yang tugas dan jenis


pekerjaannya sesuai dengan kodrati mereka, sebab tidak semua
pekerjaan dapat dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. Pekerjaan
yang membutuhkan tenaga lebih utama ditempatkan pekerja laki-laki
daripada pekerja perempuan, dan pekerjaan yang membutuhkan
ketelitian umumnya lebih tepat dilakukan oleh pekerja perempuan.
16

 Latar belakang pendidikan / ijazah yang dimiliki.

Posisi jabatan yang akan diberikan, disesuaikan dengan latar


belakang pendidikannya, baik dari segi tingkatan jenjang pendidikan
yang dimiliki sesuai ijazah, maupun jurusan yang dipilih pada waktu
menempuh pendidikan tersebut. Misalnya, seorang sarjana teknik
mesin dan sarjana pendidikan pada suatu organisasi pendidikan tentu
ditempatkan pada unit kerja yang berbeda. Sarjana teknik ditempatkan
pada unit teknisi dan sarjana pendidikan ditempatkan pada unit
pengajaran/pendidikan sebagai tenaga pengajar.

 Pengalaman kerja terutama yang diminati atau telah ditekuni.

Dalam hal ini, pengalaman kerja menentukan kecakapan


seseorang pada bidangnya. Jika terdapat dua orang atau lebih
karyawan yang memiliki tingkat pendidikan yang sama dengan
jurusan yang juga sama, untuk memilih siapa yang lebih berhak
ditempatkan pada jabatan tertentu, pengalaman kerja bisa dijadikan
pertimbangan oleh administrator atau pemimpin. Pengalaman
membuktikan bahwa seseorang tersebut sudah terbiasa mengerjakan
suatu pekerjaan, terbiasa menghadapi segala permasalahan dan resiko
kerja, serta lebih ahli dalam bidang pekerjaan tersebut. Ia dapat
dijadikan pemimpin dalam kelompok kerjanya dibandingkan dengan
karyawan lain yang baru lulus kuliah dan tidak pernah bekerja
sebelumnya.

 Kesehatan fisik.
Berhubungan dengan kuat atau tidaknya seorang pekerja
melakukan tugas yang diberikan. Dalam proses seleksi wawancara dan
pengisian data akan terindentifikasi riwayat kesehatan seorang calon
karyawan. Hal ini harus diperhatikan oleh seorang pemimpin
/administrator agar menempatkan para pekerja sesuai dengan riwayat
17

kesehatannya. Misalnya, seorang pekerja dengan riwayat asma, tidak


bisa ditempatkan pada unit kerja dimana terdapat faktor pencetus
kambuh penyakit asmanya, biasanya penderita asma alergi terhadap
zat-zat tertentu yang bisa membuatkan asmanya kambuh, misal pada
bagian gudang arsip yang penuh debu, pada ruangan laboratorium
kimia yang membutuhkan pendinginan (AC) tinggi, dll.
 Minat, bakat dan hobi.
Ketiga hal ini merupakan nilai tambah, khusus pada organisasi
kerja dengan jumlah karyawan yang banyak, sehingga peran-peran
tanggungjawab terhadap suatu tugas akan lebih optimal bila dikerjakan
sesuai minat, bakat dan hobi pekerja. Hal ini terjadi karena para
pekerja akan menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan senang hati,
bergairah dan semangat sesuai dengan hobi dan minat masing-masing.
 Pembinaan, pengembangan dan penilaian
Pembinaan, penilaian dan pengembangan karyawan mengacu
pada sistem karier dan hasil prestasi kerja. Pada sistem karier yang
dilihat adalah kecakapan karyawan yang bersangkutan,
pengalamannya dalam bekerja, kesetiaan pada organisasi, pengabdian
dari segi lamanya waktu bekerja dan syarat objektif lainnya.
Sedangkan pada hasi prestasi kerja, diperhatikan kecakapannya dan
prestasi yang telah dicapai dalam bidang pekerjaan yang ditekuni.
Prestasi ini ditunjukkan dengan suatu tanda lulus atau sertifikat
kecakapan, contohnya sertifikat uji kompetensi. Dalam melaksanakan
tugasnya, seorang karyawan tidak boleh statis, tetapi harus dinamis
serta senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan prestasi dan hasil
karyanya, oleh karena itu keterampilan dan pengetahuan karyawan
perlu dikembangkan.
 Pemberhentian.
Pemberhentian merupakan pengakhiran masa jabatan seorang
karyawan pada posisi/jabatannya disebabkan karena berbagai
kebijakan. Faktor-faktor yang menjadi penyebab pemberhentian
seorang karyawan diantaranya sebagai berikut :
18

1) Pensiun : Pada unit organisasi pemerintahan, pensiunnya


pekerja dikarenakan usia yang sudah lanjut, waktu masa
jabatan yang sudah selesai, dll. Pada masa pensiun ini, seorang
karyawan pemerintahan tetap mendapatkan tunjangan materi
berupa uang pensiun setiap bulan. Sedangkan pada organisasi
swasta, karyawan yang sudah pensiun hanya diberikan satu kali
pada akhir masa jabatannya, selanjutnya perusahaan tidak
bertanggungjawab lagi terhadap para mantan karyawan.
2) Pengunduran diri : Dilakukan oleh seorang karyawan yang
mengundurkan diri dari jabatan yang ditempatinya selama
bekerja. Penyebabnya antara lain karenakan pindah pada
bidang pekerjaan lain tetapi masih satu organisasi, pindah ke
organisasi kerja lain , atau pindah domisili ke daerah lain ,
mengundurkan diri karena mengidap suatu penyakit sehingga
tidak mampu lagi bekerja dan akan berkonsentrasi untuk tahap
penyembuhan, dll.
3) PHK ( Pemutusan Hubungan Kerja) : Umumnya dilakukan
oleh pihak organisasi kerja dikarena kebijakan-kebijakan
tertentu. Misalnya pendanaan yang kurang, perilaku negative
karyawan yang berpengaruh pada hasil dan disiplin kerja yang
buruk sehingga karyawan tersebut di PHK, perusahaan yang
bangkrut, dll.
4) Meninggal : Secara langsung memberhentikan seorang
karyawan dari posisi kerjanya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan makalah di atas, maka dapat disimpulkan :


1. Kepemimpinan berarti kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakan,
mengarahkan orang atau kelompok untuk bertindak seperti agar menerima
pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu
tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
2. Konsep mengenai kepemimpinan ada beberapa teori, yaitu teori sifat, teori
situsional, dan teori transformasional.
3. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu : fungsi
administrasi dan fungsi sebagai Top Manajemen. Sifat kepemimpinan
dikelompokan sebagai berikut:
a. Capasity, meliputi kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan bicara,
keaslian, dan kemampuan nilai.
b. Achievment¸meliputi gelar kesarjanaan pengetahuan, keberhasilan, dan
olahraga.
c. Responsibility,meliputi mandiri berinisiatif, tekun, agresif, percaya
diri, dan berkeinginan untuk maju.
d. Participation, meliputi aktif, kemampuan bergaul, dapat bekerja sama,
mudah menyesuaikan diri, dan humoris.
e. Status, meliputi kedudukan social ekonomi dan ketenaran.
f. Situation, meliputi mental dan status yang baik
4. Tipe-tipe kepemimpinan pada umumnya adalah tipe kepemimpinan
pribadi, tipe kepemimpinan non pribadi, tipe kepemimpinan otoriter, tipe
kepemimpinan demokratis, tipe kepemimpinan paternalistis, tipe
kepemimpinan menurut bakat.

19
5. Fungsi administrasi merupakan tahapan pembinaan, pengarahan,
pengelolaan dan pengendalian dari organisasi secara keseluruhan. Semua
fungsi harus berjalan pada rodanya masing-masing untuk mencapai tujuan
dari kelembagaan organisasi itu sendiri, dan staffing ada didalamnya.
6. Staffing sangat erat hubungannya dengan organizing, yaitu berupa wadah
legal untuk menampung kegiatan pada suatu organisasi. Staffing
berhubungan dengan penenpatan orang-orang yang akan memangku
masing-masing jabatan yang ada di dalam suatu organisasi.
7. Prinsip “Right people for the right job at the right time” merupakan
prinsip pokok yang harus dipegang dalam proses staffing.

B. Saran

Dalam pembahasan semoga kita dapat memahami kiat-kiat dalam


kepemimpinan, proses staffing, upaya penentuan, pemilihan, penempatan,
pembinaan, pengembangan dan bimbingan sampai proses pemberhentian
sekaligus dapat memahami kebutuhan dan kesejahtraan karyawan. Hendaknya
pemimpin memahami betul akan tugasnya sebagai seorang pemimpin.

20
DAFTAR PUSTAKA

Cherrington, David J. 1995. The Managemen of Human Resources, Prestice Hall


International.

Falah, Human. 2016. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Kepemimpinan


Transaksional Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Motivasi Sebagai Variabel
Intervening pada PT Sinar Sosro Tanjung Morawa. Volume 3. No. 1 (linknya
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/humanfalah/article/download/332/264)

Fattah, Nanang. 1996. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : Rosdakarya.

Helliriegel & John W Slocum. 1992. Management, Aadison Wesley Publishing


Compan.

Muhaimin, dkk. 2009. Manajemen Pendidikan Aplikasinya dalam Penyusunan


Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Penerbit KENCANA.

Nurdin, Diding dan Imam Sibaweh. Pengelolaan Pendidikan dari Teori menuju
Implementasi. 2015. Depok: PT RAJAGRAFINDO PERSADA.

Saebani, Beni Ahmad dan Ii Sumantri. 2014. Kepemimpinan. Bandung : CV Pustaka


Setia.

Tim Dosen Administrasi Universitas Pendidikan Indonesia. 2011. Manajemen


Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Ukas, Maman. 1999. Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi. Bandung : Ossa
Promo.

Usman, Husaini. 2014 Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta :
Bumi Aksara.

Yudiaatmaja, Fridayana. 2013. Kepemimpinan: Konsep, Teori dan Karakternya. ISSN


1412 – 8683 37 (linknya
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/MKFIS/article/view/1681/1469)

21

Anda mungkin juga menyukai