Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KEPEMIMPINAN SEKOLAH
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Sekolah
Dasar
Dosen Pengampu :
Dr. Hj. Tati Herianti, M. Pd.
Dahlia Rineva Puspitasari, S. S., M. Pd.

Disusun oleh :
Nazwa Alfaiza Ridwan 205060180
Aulia Nurazqiya 205060202
Putri Febriyanti 205060207

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur senantiasa kita ucapkan kepada Allah SWT
atas limpahan rahmat serta anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Kepemimpinan Sekolah”. Shalawat dan salam selalu kita limpah
curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Kami sampaikan rasa terima kasih kepada Ibu Dr. Hj. Tati Herianti,
M.Pd./Dahlia Rineva, S.S., M.Pd. selaku pembimbing yang telah mempercayakan
kami untuk menyelesaikan makalah ini. Tujuan pembuatan makalah ini guna untuk
memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah “Manajemen Sekolah Dasar” pada
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Pasundan.

Kami juga sadar bahwa di dalam makalah ini masih ditemukan banyak
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Dengan demikian, kami menantikan
kritik dan saran untuk memperbaiki makalah lainnya yang akan kami tulis di masa
mendatang.

Bandung, 13 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1

A. Latar Belakang ....................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................. 3

A. Pengertian Kepemimpinnan Sekolah ..................................... 3


B. Keterampilan Kepemimpinan Sekolah .................................. 4
C. Prinsip Kerja Kepemimpinan Sekolah ................................... 9
D. Fungsi Kepemimpinan Sekolah ............................................ 11
E. Tanggung Jawab Kepemimpinan Sekolah ............................. 13
F. Model Kepemimpinan Sekolah .............................................. 14

BAB III PENUTUP .......................................................................... 19

A. Kesimpulan ............................................................................ 19
B. Saran ....................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan yang sangat cepat dalam kehidupan masyarakat, akibat
perkembangan ilmu dan teknologi, serta berbagai macam macam tuntunan
berbagai kebutuhan dari berbagai sector sanagat berpengaruh terhadap
kehidupan sekolah. Sekolah sebagai system terbuka,system social dan
sekolah sebagai wadah perubahan, bukan hanya peka terhadap penyesuaian
diri melainka juga harus dapat mengantisipasi perkembangan –
perkembangan yang akan terjadi selama kurun waktu tertentu.
Salah satu kekuatan efektif dalam pengololaan sekolah yang
berperan sepenuhnya untuk menghadapi perubahan yaitu kepala
sekolah,perilaku kepala sekolah yamg mampu mampu memprakarsai
pemikiran baru terhadap proses interaksi di lingkungan sekolah dengan
melakukan perubahan atau , tujuan, sasaran konfigurasi, prosedur, input,
proses atau output dari suatu sekolah sesuai dengan ketentuan
perkembangan.
Esensi kepala sekolah adalah kepemimpinan pengajaran, seorang
kepala sekolah adalah seorang yang benar benar pemimpin,seorang
onovatif. Oleh sebab itu, kepemimpinan kepala sekolah yang jadi kunci
keberhasilan sekolah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kepemimpinan sekolah?
2. Apa saja keterampilan yang perlu dimiliki oleh kepemimpinan sekolah?
3. Bagaimana prinsip kerja kepemimpinan sekolah itu?
4. Apa fungsi kepemimpinan sekolah itu?
5. Apa saja tanggung jawab yang harus dimiliki kepemimpinan sekolah
itu?
6. Apa saja model yang dapat digunakan dalam kepemimpinan sekolah?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kepemimpinan sekolah
2. Untuk mengetahui keterampilan yang perlu dimiliki oleh kepemimpinan
sekolah
3. Untuk mengetahui prinsip kerja kepemimpinan sekolah
4. Untuk mengetahui fungsi kepemimpinan sekolah itu?
5. Untuk mengetahui tanggung jawab yang harus dimiliki kepemimpinan
sekolah
6. Untuk mengetahui model yang digunakan dalam kepemimpinan sekolah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan Sekolah


Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk
menggerakkan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien (Makawimbang,
2012: 29). Soetopo dan Soemanto (1982) menjelaskan bahwa
kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan untuk mempengaruhi dan
menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan secara bebas
dan sukarela.
Kepala sekolah merupakan pimpinan pendidikan. Dalam
kedudukannya sebagai pimpinan pendidikan yang resmi, kepala sekolah
diangkat dan ditetapkan secara resmi sehingga dia bertanggung jawab dalam
pengelolaan pengajaran, ketenagaan, kesiswaan, gedung dan halaman
(sarana dan prasarana), keuangan, serta hubungan lembaga pendidikan dan
masyarakat, di samping tugasnya dalam supervisi pendidikan dan
pengajaran.
Menurut Syafaruddin (2010) bahwa kepemimpinan pendidikan yang
dijalankan oleh kepala sekolah atau pempinan lembaga pendidikan lainnya
mengandung unsur-unsur, yaitu:
a. Proses mempengaruhi para guru, pegawai, dan murid-murid serta pihak
terkait (komite sekolah dan orang tua siswa);
b. Pengaruh yang dimaksudkan agar orang lain melakukan tindakan yang
diinginkan;
c. Berlangsung dalam organisasi sekolah untuk mengelola aktivitas
pembelajaran;
d. Kepala sekolah diangkat secara formal oleh pejabat kependidikan atau
yayasan bidang pendidikan;

3
e. Tujuan yang akan dicapai melalui proses kepemimpinannya yaitu
tercapainya tujuan pendidikan lulusan berkepribadian baik dan
berkualitas;
f. Aktivitas kepemimpinan lebih banyak orientasi hubungan manusia
daripada mengatur sumber daya material.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas disimpulkan bahwa
kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan untuk mempengaruhi,
mengkoordinir, dan menggerakkan orang-orang lain yang ada hubungannya
dengan pelaksanaan dan pengembangan pendidikan agar dapat dicapai
tujuan pendidikan atau sekolah secara efektif dan efisien.

B. Keterampilan Kepemimpinan Sekolah


Banyak ahli yang mendefinisikan tentang kepemimpinan, ada yang
mendefinisikan kepemimpinan berkaitan dengan ciri-ciri individual,
perilaku, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi, pengaruh peran,
tempatnya pada posisi administrasi dan ada yang mengkaitkan dengan
persepsi oleh orang lain mengenai keabsahan dan pengaruh.
Menurut Yulk (2005: 2) mengatakan bahwa kepemimpinan adalah
perilaku dari seseorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu
kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama. Artinya adalah
kepemimpinan merupakan perilaku seorang pemimpin untuk memimpin
aktivitas suatu kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam
memimpin seorang pemimpin diharapkan bisa memberi arahan kepada
orang yang dipimpinnya untuk merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan
bersama.
Kemudian, Rost dalam Safaria (2004: 3) mengartikan
kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di
antara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan
nyata yang mencerminkan tujuan bersama.
Dari beberapa pendapat dan definisi tentang kepemimpinan di atas
dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan seorang

4
pemimpin untuk mempengaruhi, mengarahkan, membimbing, dan
mengelola orang lain sebagai bawahannya baik secara individu maupun
kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama-sama.
Menurut Burhanudin (1990: 530) keterampilan sepadan dengan kata
kecakapan, dan kepandaian yang disebut dengan skill. Sedangkan
Qodratilah (2011: 550) mengartikan kata keterampilan berarti terampil;
kemahiran dan keca- kapan untuk menyelesaikan tugas. Keterampilan
adalah kepandaian, kecakapan dan kemampuan melaksanakan tugas
berdasarkan kompetensi pekerjaan. Jika dikaitkan dengan kepemimpinan
kepala sekolah maka keterampilan diartikan kepandaian, kecakapan dan
kemampuan kepala sekolah sebagai pemimpin atau manajer di sekolahan
tempat dia bekerja.
Keterampilan kepemimpinan kepala sekolah mempunyai peranan
yang sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah.
Berkembangnya semangat kerja, kerjasama yang harmonis, suasana kerja
yang menyenangkan dan perkembangan mutu professional diantara para
guru banyak ditentukan oleh keterampilan kepemimpinan kepala sekolah.
Kepala sekolah dituntut harus dapat mengelola sumber daya sekolah secara
optimal agar dapat berkembang dari waktu ke waktu. Segenap sumber daya
yang ada di sekolah harus diupayakan untuk dapat berfungsi secara optimal
sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih baik sesuai harapan.
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang
mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan tujuan sekolah melalui
pelaksanaan programprogram secara terencana dan bertahap. Oleh karena
itu kepala sekolah dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan
kepemimpinan yang baik dan memadai sehingga dapat menghasilkan
inisiatif dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah. Berkaitan dengan
kepemimpinan kepala sekolah menurut Mulyasa (2004: 98) paradigma baru
memandang tugas dan fungsi kepala sekolah sebagai educator, manajer,
administrator, supervisor, leader, innovator dan motivator. Bahkan kedepan

5
kepala sekolah harus mampu sebagai figure dan mediator bagi
perkembangan masyarakat dan lingkungan.
Wahjosumidjo (2008: 81) mengungkapkan bahwa sekolah
merupakan organisasi yang bersifat komlek dan unik, sehingga tugas dan
fungsi kepala sekolah dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, antara lain
kepala sekolah sebagai pejabat formal, kepala sekolah sebagai manajer,
kepala sekolah sebagai pemimpin, kepala sekolah sebagai pendidik dan
kepala sekolah dapat berperan sebagai staf. Karena sifatnya yang komplek
dan unik maka sekolah sebagai organisasi memerlukan tingkat koordinasi
yang sangat tinggi.
Kepala sekolah sebagai pejabat formal terjadi apabila di lingkungan
organisasi mempunyai otoritas formal dalam organisasi tersebut. Jabatan
sekolah diisi oleh orang-orang yang ditunjuk atau dipilih melalui proses
seleksi, artinya untuk mengisi jabatan kepemimpinan formal didasarkan atas
kreteria-kreteria tertentu yang menjadi bahan pertimbangan, sepeti latar
belakang, pengalaman, pendidikan, pangkat, usia, dan integritas atau harga
diri. Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin jabatan formal, maka kepala
sekolah mempunyai tugas tanggung jawab terhadap atasan, terhadap sesama
rekan kepala sekolah dan kepada bawahan.
Dalam Murni (2010: 25) menjelaskan bahwa kepala sekolah sebagai
manajer mempunyai fungsi dalam mengelola kegiatan sekolah antara lain
bekerja dengan dan melalui orang lain; bertanggung jawab dan
mempertanggung- jawabkan; dengan waktu dan sumberdaya yang terbatas
mampu menghadapi berbagai persoalan; berpikir secara realistis dan
konseptual; sebagai juru penengah; sebagai seorang politisi; sebagai
seorang diplomat dan pengambil keputusan.
Supaya kepala sekolah secara efektif dapat melaksanakan fungsinya
sebagai manajer, kepala sekolah dapat memahami dan mampu mewujudkan
ke dalam tindakan atau perilaku nilai-nilai yang terkandung dalam
keterampilan sebagai berikut :

6
a. Technical skills, yaitu menguasai pengetahuan tentang metode, proses,
prosedur dan teknik untuk melaksanakan kegiatan khusus, kemampuan
untuk memanfaatkan serta mendayagunakan sarana, peralatan yang
diperlukan dalam mendukung kegiatan yang bersifat khusus,
b. Human skills yaitu memahami perilaku manusia dan proses kerja sama,
kemampuan untuk memahami isi hati, sikap dan motivasi orang lain,
kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas dan efektif,
c. Conceptual skills, yaitu kemampuan analisis, berpikir rasional, ahli atau
cakap dalam berbagai konsepsi, mampu menganalisis berbagai
kejadian, mampu memahami berbagai kecenderungan, mampu
mengantisipasi perintah, mampu megenali macam-macam kesempatan
dan problema sosial.
Berdasarkan pendapat di atas fungsi kepemimpinan kepala sekolah
adalah sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab agar para guru, staf dan siswa menyadari akan
tujuan sekolah yang ditetapkan, dengan kesadaran dan penuh semangat,
keyakinan melaksanakan tugas masing-masing dalam mencapai tujuan
sekolah;
2. Agar guru, staf dan siswa melaksanakan tugas dengan penuh kesadaran,
maka setiap kepala sekolah bertanggung jawab menyediakan segala
dukungan, peralatan, fasilitas dan suasana yang mendukung kegiatan;
3. Mampu memahami motivasi setiap guru, staf dan siswa, bersikap dan
berperilaku baik yang bersifat positif maupun reaksi yang tidak
mendukung;
4. Tampak sebagai sosok yang dihargai, terpercaya, dituruti segala
perintahnya, sehingga betul-betul berfungsi sebagai sumber inspirasi
bawahan;
5. Dapat menjaga keseimbangan guru, staf dan siswa di satu pihak dan
kepentingan sekolah serta kepentingan masyarakat di lain pihak
sehingga tercipta suasana keseimbangan, keserasian antar kehidupan
sekolah dengan masyarakat;

7
6. Menyadari esensi kepemimpinan adalah pengikut, artinya
kepemimpinan tidak akan terjadi apabila tidak didukung pengikut atau
bawahan;
7. Memberikan bimbingan, mengadakan koordinasi kegiatan, mengadakan
pengendalian atau pengawasan dan mengadakan pembinaan agar
masing-masing anggota atau bawahan memperoleh tugas yang wajar
dalam beban dan hasil usaha bersama.
Agar proses inovasi di sekolah berjalan dengan baik, kepala sekolah
perlu dan harus bertindak sebagai pemimpin dan manajer dan bukan
bertindak sebagai bos. Tanggung jawab kepala sekolah sebagai pemimpin
lembaga pendidi- kan cukup berat karena berkaitan dengan sumber daya
manusia dan material dalam pendidikan. Keterampilan kepemimpinan
kepala sekolah merupakan pene- rapan ilmu manajemen yang dilaksanakan
oleh kepala sekolah selaku pemimpin dan manajer di sekolah.
Beberapa ahli mempunyai kesamaan pendapat bahwa keterampilan
manajerial terdiri atas tiga bagian walaupun ada ahli yang menambahkan
jenis lain. Keterampilan yang harus dimiliki oleh manajer itu meliputi teknik
(Technical skill), Manusiawi (Human skill), dan konseptual (Conceptual
skill). Menurut Katz seperti yang dikutip Danim (2006), bahwa
keterampilan yang harus dimiliki agar menjadi pemimpin yang efektif yaitu
keterampilan teknik (Teknical skill), keterampilan hubungan manusiawi
(human relation skill), dan keterampilan konseptual (conceptual skill).
Sekolah merupakan organisasi yang bersifat komplek dan unik,
sehingga tugas dan fungsi kepala sekolah dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang. Dari pendapat dan penjelasan di atas, keterampilan kepemimpinan
kepala sekolah mempunyai sudut pandang dan pemahaman yang luas.
Penelitian ini menekankan bahwa keterampilan kepemimpinan kepala
sekolah adalah kecakapan yang dimiliki kepala sekolah yaitu keterampilan
konseptual, keterampilan teknik dan keterampilan pengaruh antar pribadi
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

8
C. Prinsip Kerja Kepemimpinan Sekolah
Ada beberapa prinsip kerja sekolah sebagai organisasi, menurut Roe dan
Drake (1980: 76), yaitu :
a. Sekolah tidak dapat mencapai efektivitas dengan pembatasan
pemahaman atas fungsinya. Rendahnya tingkat kepercyaan dan
pengertian masyarakat akan membatasi efektivitas sekolah;
b. Pentingnya tuntutan pendidikan yang membuatnya dilindungi dan
sanggahan oleh berbagai pihak partisan politik;
c. Proses pendidikan yang rumit hanya akan dapat dilaksanakan melalui
sejumlah lembaga, perwakilan dan aktivitas kerjasama, koordinasi dan
keterpaduan pendiidikan dan lembaga sosial adalah aktivitas penting
dari suatu sekolah;
d. Organisasi yang efektif akan menekankan dan menggunakan secara
tetap dalam keseimbangan yang lebih baik dan elemen anggota dan
aktivitas administratif, yaitu:
1) Perencanaan;
2) Pengorganisasian;
3) Penempatan staf;
4) Kepemimpinan;
5) Komunikasi/interpretasi;
6) Evaluasi dan penilaian kinerja.
e. Setiap pribadi dipengaruhi oleh kebijakan, termasuk yang di luar
struktur organisasi, harus menjadi bagian yang mengamankan
kebijakan. Tingkatan tindakan demokratis pada waktu tertentu
bergantung atas kompetensi dan kesadaran dari keterlibatan individu;
f. Tujuan administrasi sekolah adalah membantu pembelajaran dan proses
pengajaran. Personil administratif harus memberikan kepemimpinan
dalam peningkatan mutu pembelajaran dan harus memperhatikan
anggota, staf yang memerlukan waktu, kecukupan material dan kondisi
kerjasama yang lebih baik bagi kinerja dan fungsi mereka;

9
g. Untuk mencapai keunggulan anggota staf harus memberikan kepada
mereka untuk dapat memanfaatkan peluang bagi kontribusi yang
signifikan secara lokal, institusional, dan penuh tujuan. Kemajuan
sekolah akan diukur dari kelancaran pekerjaan, kinerja personil baik
sebagai individu maupun kerjasama kelompok;
h. Organisasi sekolah harus memiliki fleksibilitas yang cukup dan
kemampuan adaptasi untuk menangani pengembangan keperluan baru
struktur sekolah, kebijakan dan program harus menjadi bahan yang terus
dievaluasi;
i. Tujuan utama dari sekolah adalah membantu mencapai keuntungan
budaya saat ini dan penguasaan pengetahuan yang ada. Sekolah juga
betanggung jawab untuk mengembangkan kepemimpinan dalam semua
peningkatan kualitas dari masyarakat;
j. Tujuan dan sasaran organisasi sekolah harus dikembangkan secara
bersama oleh anggota dan organisasi dan pengembangan proses bagi
satu periode tertentu untuk ditinjau ulang dan direvisi menjadi
tanggungjawab semua anggota personil sekolah;
k. Organisasi sekolah harus merupakan jaringan akses yang mudah dalam,
komunikasi dan umpan balik kepada setiap bagian dari organisasi secara
formal dan kepada pusat administrasi sekolah.

Seorang kepala sekolah harus mempunyai dasar kepemimpinan yang


kuat dalam mengelola pendidikan di sekolah. Adapun kepemimpinan yang
kuat terdiri dari sejumlah dimensi, Permadi (2001:69) antara lain :

1. Visi yang utuh,


2. Membangun kepercayaan dan tanggung jawab, pengambilan
keputusandan komunikasi (hubungan sekolah),
3. Pelayanan terbaik,
4. Pengembangan orang,
5. Membina rasa persatuan dan kekeluargaan,
6. Fokus pada siswa,

10
7. Manajemen yang memperhatikan praktek,
8. Penyesuaian gaya kepemimpinan,
9. Pemanfaatan kekuasaan,
10. Keteladanan, ekstra inisiatif, jujur, berani dan tawakal.

D. Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah


a. Peran kepala sekolah sebagai educator (pendidik).
Kepala sekolah berperan sebagai pendidik yang harus berusaha
menanamkan, memajukan dan meningkatkan nilai yakni : perubahan
mental, moral, fisik dan artistic
1. Bimbingan mental
Dalam hal ini kepala sekolah harus dapat menciptakan iklim yang
kondusif agar tenaga pendidik dapat melaksanakan tugas dengan
baik, dengan melengkapi sarana dan prasarana,serta suber belajar
untuk memudahkan guru untuk melaksanakan tugasnya sebagi
seorang tenaga pendidik
2. Pembinaan moral
Hal ini berkaitan dengan ajaran yang baik dan buruk mengenai suatu
perbuatan sikap dan kewajiban sesuai dengan tugas masing – masing
tenaga pendidik.
3. Pembinaan fisik
Hal ini berkaitan dengan kondisi jasmani dan penampilan manusia.
4. Pembinaan artistic.
Hal ini berkaitan dengan kepekaan manusia terhadap seni dan
keindahan, dalam hal ini kepala sekolah mampu merencanakan
berbagai program pembinaan artistic.
b. Kepala sekolah sebagi menejer.
Menajemen merupakan suatu proses merencanakan organisai,
melaksanakan, memimpin dan mengendalikan. Usaha para anggota
organisasi kita gunakan seluruh sumber dalam mencapai tujuan yang
telah di tetapkan, yaitu :

11
1. Sebagai kepala sekolah harus mampu menggunakan seluruh sumber
daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi dan misi sekolah.
2. Memberi kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk
meningkatkan profesinya, misalnya : melalui penatarn dan lokakan
sesuai bidang masing - masing.
c. Kepala sekolah sebagai administrator.
Secara spesifik kepala sekolah harus memiliki kemampuan dalam
mengolola kurikulum pemyusunan adminitration pembelajaran, peserta
didik, personalia, sarana dan prasarana. Keuangan dapat meningkatkan
kinerja dan produktifitas sekolah.
d. Kepala sekolah sebagai supervaisor.
Kepala sekolah sebagai supervaisor harus mewujudkan kemampuan
menyusun program supervise kelas, pengembangan kegiatan
extrakulikuler , supervise perpustakaan, laboratorium. Kepala sekolah
harus mampu melaksanakan pengawasan dan pengendalian yang
merupakan tindakan preventip untuk mencegah tenaga kependidikan
untuk tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati – hati
melaksanakan tugasnya.
e. Kepala sekolah sebagai leader
Kepribadia kepala sekolah sebagi leader aan tercermin kepada sifat
jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil keputusan,
berjiwa besar, dan emosi yang stabil.
f. Kepala sekolah sebagai inovator.
Akan tercermin kepada cara cara melakukan pekerjaanya secara
konstruktif, kreatif, delegtif, integrative, rasional, dan objektif,
dragmatis, keteladanan, disipli serta adaptable, dan fleksibel.
g. Kepala sekolah sebagai motivator.
Sebagai motivator kepala sekolah harus memiliki strategis yang tepa
waktu memberikan motivasi kepada tenaga kependidikan dalam
melakukan berbagai tugas dan fungsinya yang dapat di timbulakan

12
melalui pengaturan : lingkungan fisik, suasana kerja disiplin dan
dorongan.

E. Tanggung Jawab Kepemimpinan Sekolah

Roe dan Drake (1980:132) mengatakan bahwa ada lima kewajiban dan
tanggung jawab kepala sekolah, yaitu :

a. Berinisiatif meningkatkan dalam teknik dan metode pengajaran;


b. Melaksanakan kurikulum secara baik sesuai kebutuhan pelajar;
c. Mengatur para guru untuk memotivasi para pelajar pada tingkatan
optimal;
d. Memberikan peluang kepada para guru untuk mengikuti program
pengembangan pribadi guru;
e. Mengatur para guru memberikan koordinasi dan menempatkan mereka
mengajar mata pelajaran tertentu atas setiap tingkatan yang baik.
Kepala sekolah sebagai pimpinan lembaga pendidikan bertanggung
jawab untuk memotivasi para guru, pegawai, dan siswa melakukan tindakan
sesuai visi, misi, dan tujuan pendidikan. Kepemimpinan kepala sekolah juga
harus bermuara kepada efektivitas kepemimpinan dalam pelaksanaan
tugasnya. Kepala sekolah mempengaruhi dan memberi peluang bagi para
guru dan staf personil untuk memimpin dirinya sendiri merupakan
efektivitas kepemimpinan kepala sekolah yang paling optimal (Syafaruddin
dan Asrul, 2013: 157).
Menurut Sondang P. Siagian (1985) efektivitas kepemimpinan
seseorang diukur dari kecekatan, kemahiran dan kemampuannya
mengambil keputusan yang rasional, logis, berdasarkan daya piker yang
kreatif dan inovatif, digabung dengan pendekatan intuitif dengan
memanfaatkan berbagai pelajaran yang diperoleh dan pengalaman.
Hersey dan Blanchard (1988) berpendapat bahwa pemimpin yang
efektif adalah pimpinan yang memberikan pengaruh cenderung
menghasilkan produktivitas jangka panjang dan perkembangan organisasi.

13
Locke (1997:9) mengemukakan bahwa pemimpin efektif memiliki ciri-ciri
yaitu :
1. Penuh inisiatif, energi dan ambisi;
2. Tekun, dan proaktif dalam mengejar sasaran-sasaran mereka;
3. Mempunyai keinginan memimpin. Mereka tidak mengharapkan
kekuasaan untuk maksud mendorninasi orang-orang lain melainkan
demi meraih sasaran tertinggi;
4. Jujur dan punya integritas. Mereka tidak hanya bisa dipercayai, tapi juga
bisa mempercayai orang lain;
5. Mempunyai rasa percaya diri tebal, yang tidak hanya memberi
kesanggupan pada mereka untuk memikul tanggungjawab dan
membangkitkan rasa percaya dii orang lain tetapi juga mengatasi segala
situasi yang menekan dengan hati tenang. Gaya pimpinan yang berbeda
memerlukan keadaan yang berbeda.

F. Model Kepemimpinan Sekolah


Setidaknya ada lima macam Model kepemimpinan seperti yang
diungkapkan para ahli berikut ini :
1. Model otokratik
Model pemimpin otokratik adalah Model pemimpin yang
memperlakukan organisasi yang dipimpinnya sebagai milik pribadi.
Sehingga hanya kemauannya sajalah yang harus berlangsung dan
kurang mau memperhatikan kritik dari bawahanya. Ia berfikir bahwa
mereka yang dipimpin itu sematamata bawahannya. Oleh sebab itu,
biasanya ia tertutup terhadap kritik, saran dan pendapat orang lain. Ia
beranggapan bahwa seolah-olah pikiran dan pendapatnya yang paling
benar, karena itu harus dilaksanakan dan dipatuhi secara mutlak
(Siagian, 2009: 63). Ciri-ciri perilaku kepemimpinan otoriter adalah:
a. Semua perilaku kebijaksanaan ditentukan oleh pimpinan.
b. Langkah kegiatan tekhnis ditentukan oleh pimpinan pada saat-saat
tertentu, sehingga biasanya langkah berikutnya tidak ada kepastian.

14
c. Pimpinan menditeksikan tugas-tugas tertentu dan para anggota
adalah pelaksanaannya.
d. Pimpinan cenderung untuk mencela atau memuji secara personal
dan tetap menjauhkan diri dari kegiata kelompok, kecuali dalam hal
berdemonstrasi.

2. Model patenalistik.
Kepemimpinan paternalistik adalah model kepemimpinan yang
mana pimpinan menganggap orang yang dipimpin tidak pernah dewasa,
karenanya ia jarang memberikan kesempatan kepada yang dipimpinnya
untuk mengembangkan daya kreasi, inisiatif dan mengambil keputusan
dalam bidang tugas yang dibebankan kepadanya. Kepemimpinan model
ini telah menonjolkan figur, dan biasanya jika figurnya wafat, maka
organisasi akan menjadi stagnan, mundur atau runtuh. Model pemimpin
paternalistik hanya terdapat dilingkungan masyarakat yang bersifat
tradisional, umumnya dimasyarakat agraris (Siagian, 2009: 64).
Ciri-ciri kepemimpinan paternalistik adalah sebagai berikut :
Pimpinan mampu berperan layaknya seorang bapak, terlalu bersifat
melindungi, pengambilan keputusan pada diri pemimpin, selalu
bersikap maha tahu dan maha benar, jarang memberikan kesempatan
kepada bawahan untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasi,
menuntut alur atau proses pekerjaan sesuai dengan apa yang telah ada
dan dijalankan.
Sedangkan nilai-nilai organisasional yang dianut pemimpin
paternalistik adalah mengutamakan kebersamaan, kepentingan bersama
dan perlakuan yang seragam terlihat menonjol, hubungan atasan dengan
bawahan lebih bersifat informal, pemimpin paternalistik terlalu
melindungi para bawahan yang pada gilirannya dapat berakibat bahwa
para bawahan itu takut bertindak karena takut berbuat kesalahan. Hanya
pemimpin yang mengetahui seluk beluknya organisasional, sehingga
keputusan diambil oleh pemimpin dan bawahan tinggal

15
melaksanakannya saja. Konsekuensinya, para bawahan tidak
dimanfaatkan sebagai sumber informasi, ide, dan saran. Para bawahan
tidak didorong untuk berfikir inovatif dan kreatif.

3. Model Kharismatik.
Kepemimpinan kharismatik adalah suatu kemampuan untuk
menggerakkan orang lain dengan mendayagunakan kelebihan atau
keistimewaan dalam sifat kepribadian yang dimiliki oleh seorang
pemimpin (Kartono, 2008: 65). Indaktor Kepemimpinan kharismatik
bisa ditunjukan melalui beberapa hal berikut :
a. Para pemimpin kharismatik menunjukkan perilakuperilaku yang
dirancang untuk menciptakan kesan di antara para pengikut bahwa
pemimpin tersebut kompeten.
b. Para pemimpin kharismatik akan menekankan pada tujuan-tujuan
ideologis yang menghubungkan misi kelompok dengan nilai-nilai,
cita-cita, serta aspirasiaspirasi yang berakar dalam dan dirasakan
bersama oleh para pengikut.
c. Para pemimpin kharismatik akan menetapkan suatu contoh salam
perilaku mereka sendiri agar diikuti oleh para pengikut.
d. Pemimpin kharismatik akan mengkomunikasikan harapanharapan
yang tinggi tentang kinerja para pengikut sedangkan pada saat
bersamaan juga mengekspresikan rasa percaya tentang kinerja para
pengkut sedangkan pada saat yang bersamaan juga
mengekspresikan rasa percaya terhadap para pengikut.
e. Pemimpin kharismatik akan berusaha berperilaku dengan cara yang
menimbulkan motivasi yang relevan bagi misi kelompok.

4. Model Laissez Faire


Pola kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari pola
kepemimpinanan otokrasi. Perilaku yang dominan dalam
kepemimpinan ini adalah perilaku kompromi. Pemimpin dalam pola

16
kepemimpinan ini berkedudukan sebagai simbol atau perlambang
organisasi, Kepemimpinan dijalankan dengan memberikan kebebasan
kepada semua anggota organisasi dalam menetapkan keputusan dan
pelaksanaanya meburut kehendak masig-masing Kepemimpinan ini
juga disebut kepemimpinan bebas kendali (Kartono, 2008: 67).
Ciri-ciri kepemimpinannya adalah sebagai berikut kebebasan
sepenuhnya untuk megambil keputusan, yang diberikan kepada
kelompok maupun individual tanpa banyak campur tangan pimpinan,
Bermacam-macam bahan atau data diberikan. Pimpinan dengan jelas
menyatakan hanya akan memberikan bahan informasi bila diminta saja.
Pemimpin tidak mengambil keaktifan dalam pembahasan bersama
kelompok, sama sekali tidak berpartisipasi serta kurang becus menjadi
pemimpin, jarang memberikan komentar secara spontan terhadap
kegiatan bawahannya, kecuali bila ditanya. Tidak ada usaha-usaha
untuk mengatur jalanya pekerjaan.

5. Model Demokrasi.
Kepemimpinan demokrasi adalah sebuah model kepemimpinan
yang mana pemimpinnya berusaha menyinkronkan antara kepentingan
dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan orang yang di
pimpinya. Pemimpin model ini biasanya lebih mengutamakan
kerjasama. Ia lebih terbuka, mau dikritik dan menerima pendapat dari
orang lain dalam mengambil keputusan dan kebijakasanaan lebih
mengutamakan musyawarah (Kartono, 2008: 67).
Ciri-ciri perilaku kepemimpinan demokratik adalah Semua
kebijaksanaan dibahas dan ditentukan bersama oleh kelompok, dengan
dorongan dan bantuan pimpinan, perspektif kegiatan diperoleh selama
masa pembahasan, langkah-langkah umum kebijaksanaan kelompok
digariskan terlebih dahulu dan jika diperlukan dapat meminta nasihat
teknis. Pimpinan memberikan saran beberapa alternative prosedur yang
dapat dipilih,para pegawai bawahan bebas untuk bekerjasama dengan

17
siapa saja yang mereka senangi. Pembagian tugas pekerjaan diserahkan
kepada kelompok untuk ditentukan bersama, pemimpin selalu objektif
dan berfikir serba fakta dalam memberikan semangat pada kelompok.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kempemimpinan merupakan sebagai salah satu fungsi menajemen ,
merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi.
Kapepemimpinan dalam istilah sifat-sifat pribadi pengaruh terhadap
orang lain, pola – pola interaksi hubungan kerjasama antar kedudukan
dari satu jabatan adminitratif dan profesi dari lain-lain tentang
legitimasi.
2. Kepala sekolah dapat memahami dan mampu mewujudkan ke dalam
tindakan atau perilaku nilai-nilai yang terkandung dalam keterampilan
yaitu technical skills, human skills, dan conceptual skills.
3. Ada lima macam Model kepemimpinan seperti yang diungkapkan para
ahli yaitu ototratik, patenalistik, kharimatik, Laissez Faire, dan
demokrasi.
4. Kepala sekolah sebagai pimpinan lembaga pendidikan bertanggung
jawab untuk memotivasi para guru, pegawai, dan siswa melakukan
tindakan sesuai visi, misi, dan tujuan pendidikan. Kepemimpinan kepala
sekolah juga harus bermuara kepada efektivitas kepemimpinan dalam
pelaksanaan tugasnya.
5. Beberapa fungsi kepemimpinan sekolah yaitu educator (pendidik),
manajer, administrator, supervaisor, leader, innovator dan motivator.

B. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak
kesalahan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki
makalah tersebut penulis meminta kritik yang membangun sehingga
makalah ini bisa lebih baik lagi.

19
DAFTAR PUSTAKA

A Jean Dwi Ritia Sari. Muhammad Giatman. Ernawati. “Peran Kepemimpinan


Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Sekolah”. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan, Vol 5, No 3 (2021) : 329 - 333

Wahyudin Nur Nasution. “Kepemimpinan Pendidikan di Sekolah”. Jurnal


Tarbiyah, Vol 22, No 1 (2015) : 66 - 86.

Minsih. Rusnilawati. Imam Mujahid. “Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam


Membangun Sekolah Berkualitas di Sekolah Dasar”. Jurnal Profesi
Pendidikan Dasar, Vol 6, No 1 (2019) : 29 - 40.

Muhmmd Fadhli. “Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Efektif dalam


Menciptakan Sekolah yang Efektif”. Jurnal Tarbiyah, Vol 23, No 1 (2016)
: 23 - 44.
Nur Cahya Edi Sukendar.”Pengaruh Keterampilan Kepemimpinan Kepala Sekolah
Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru” JMP, Volume 2 Nomor
1, April 2013.

20

Anda mungkin juga menyukai