Anda di halaman 1dari 24

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

“Kepemimpinan Pendidikan”

Dosen Pengampu :

Dr. Imam Junaris, S.Ag, M.H.I

NIP. 196902052003121005

Disusun oleh :

Kelompok 8 PAI 6A :

1. Ahmad Mahdati Afif (126201211002)


2. Azizatun Nurroniyah (126201211008)
3. Fatimatul Arifah (126201211020)
4. Indika Ari Ani (126201211032)
SEMESTER 6
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
FEBRUARI 2024
PRAKATA

Segala Puji dan Syukur senantiasa tercurah kepada Allah swt., yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas Mata kuliah Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
dengan judul makalah “Konsep Dasar dan Hakikat Kepemimpinan Pendidikan”.
Sholawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW yang telah menuntun kita dari zaman kegelapan ke zaman terang
benderang.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak terlepas dari


bantuan berbagai pihak. Karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya terutama kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. H. Abd Aziz, M.Pd.I selaku Rektor UIN Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung yang telah memberikan dan menyediakan
fasilitas untuk kenyamanan dan kelancaran perkuliahan penulis.
2. Bapak Dr. H. Sutopo, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Kependidikan UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung yang selalu
memberikan dorongan dan motivasi kepada mahasiswa.
3. Bapak Dr. Imam Junaris, M. Ag, M.H.I selaku Dosen Pengampu Mata
Kuliah Kepemimpinan Pendidikan yang selalu membimbing kami dengan
baik.
4. Teman-teman PAI 6-A yang telah membantu dan mendukung penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat
kekurangan karena keterbatasan penyusun sebagai manusia biasa, untuk itu kritik
dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan dalam menyelesaikan tugas-
tugas dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat.

Tulungagung, 24 Februari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PRAKATA

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Pembahasan Masalah

D. Batasan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah

B. Peran dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah

C. Kode Etik Kepala Sekolah

D. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Lembaga


Pendidikan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR RUJUKAN

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan
suatu bangsa. Pendidikan yang berkualitas dapat memberikan kontribusi yang
besar dalam mencetak generasi yang unggul dan berdaya saing tinggi. Salah satu
faktor yang sangat mempengaruhi kualitas pendidikan adalah kepemimpinan
kepala sekolah.

Kepala sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanaan


seluruh program pedidikan di sekolah. Peran dari kepemimpinan kepala sekolah
adalah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menggerakkan seluruh sumber
daya manusia sehingga seluruh program kegiatan di sekolah bisa berjalan dengan
baik, lancar dan mencapai tujuan yang diharapkan. Kepala sekolah merupakan
cerminan, motivator, dan pengarah bagi tenaga pendidik, tenaga kependidikan,
orang tua siswa, siswa, serta orang yang terlibat dalam program sekolah. Kepala
sekolah bertanggung jawab terhadap keberhasilan penyelenggaraan pendidikan
dengan cara melaksanakan administrasi sekolah dengan seluruh substansinya.1

Selain itu, kepala sekolah juga berperan sebagai pemimpin dalam


menciptakan budaya sekolah yang baik. Budaya sekolah yang baik akan
menciptakan suasana kerja yang harmonis dan saling mendukung antara guru,
siswa, dan orang tua siswa. Dengan demikian, proses pembelajaran di sekolah
dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Oleh karena itu, makalah ini akan mengkaji tentang kepemimpinan kepala
sekolah dalam pendidikan. Dengan memahami peran dan strategi kepemimpinan
kepala sekolah yang efektif, diharapkan dapat memberikan masukan dan
rekomendasi bagi pengembangan pendidikan di Indonesia, sehingga mampu
menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing di tingkat global.

B. Rumusan Masalah

1
Kusmanto, Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Implementasi Kurikulum
Merdeka Di Sekolah Menengah Pertama, (Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS Vol.8, No. 2 Tahun.
2023), Hal. 173.

4
1. Bagaimana pengertian kepemimpinan kepala sekolah ?
2. Bagaimana peran dan tanggung jawab kepala sekolah ?

3. Bagaimana kode etik kepala sekolah ?

4. Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan


lembaga pendidikan ?

C. Tujuan Pembahasan Masalah


1. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan kepala sekolah.
2. Untuk mengetahui peran dan tanggung jawab kepala sekolah.

3. Untuk mengetahui kode etik kepala sekolah.

4. Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam


pengembangan lembaga pendidikan .

D. Batasan Masalah
Dalam makalah ini, penulis hanya membahas materi yang
berkaitan dengan rumusan masalah.

BAB II

5
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah


Sebelum membahas permasalahan pokok mengenai kepemimpinan
kepala sekolah, maka agar tidak terjadi kerancuan pemahaman, terlebih
dahulu akan dijelaskan tentang pengertian kepemimpinan. Definisi tentang
kepemimpinan sangat bervariasi sebanyak orang yang mencoba
mendefinisikan konsep kepemimpinan, definisi kepemimpinan secara luas
meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi,
memotivasi pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi kelompok dan
budayanya, serta mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa-peristiwa
para pengikutnya, pengorganisasian dan aktifitas-aktifitas untuk mencapai
sasaran.

Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya Muwahid Shulhan dan


Soim, kepemimpinan adalah usaha yang dilakukan untuk mempengaruhi
anggota kelompoknya agar mereka dengan suka rela menyumbangkan
kemampuannya secara maksimal demi pencapaian tujuan kelompok yang
yang telah ditetapkan2. Secara sederhana Wakir (2014), mengatakan
kepemimpinan merupakan seni memotivasi dan mempengaruhi sekelompok
orang untuk bertindak mencapai tujuan bersama. Pemimpin adalah seseorang
dalam kelompok yang memiliki kombinasi kepribadian dan kemampuan
memimpin yang membuat orang lain ingin mengikuti langkahnya. Pandangan
yang sama dikemukakan Rivai, Bachtiar & Boy (2014), bahwa kepemimpinan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok
orang untuk mencapai tujuan dan situasi tertentu.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa


kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain
(perorangan maupun kelompok) untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
disepakati bersama. Hermino (2014), menekankan pentingnya aktivitas orang
yang dipimpin, bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki
seseorang dalam mempegaruhi orang lain agar orang lain itu bekerja dalam
2
Muwahid Shulhan, Soim, Manajemen Pendidikan Islam, ( Yogyakarta: Teras, 2013 ),
Hal. 119.

6
rangka mencapai tujuan atau sasaran. Bahkan Grenberg & Baron (Burhanudin
& Suyanto 2011). membedakan pemimpin leader dengan kepemimpinan.
Pemimpin adalah individu dalam suatu kelompok atau organisasi yang
memiliki pengaruh lebih pada orang lain, sedangkan kepemimpinan adalah
proses dimana seorang pemimpin mempengaruhi individu atau kelompok
untuk mencapai suatu tujuan3. Jadi, pemimpin lebih diarahkan kepada sebutan
individu yang mempengaruhi orang lain, sedangkan kepemimpinan lebih
dimaknai sebagai proses mempengaruhi individu dan atau kelompok untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sedangkan, Kepala Sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru


yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan
proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru
yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran (Wahjosumidjo,
2002:83). Kepala Sekolah adalah seorang guru (jabatan fungsional) yang
diangkat untuk menduduki jabatan struktural (Kepala Sekolah) di sekolah
(Rahman, 2006:106). Kepala Sekolah adalah sorang guru yang mempunyai
kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu
sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai
tujuan bersama.4

Jadi, Kepemimpinan kepala sekolah dapat dipahami sebagai


kemampuan kepala sekolah dalam mempengaruhi dan memotivasi seluruh
komponen sekolah, termasuk guru, siswa, dan orang tua siswa, untuk bekerja
sama mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Seorang kepala
sekolah yang efektif akan mampu menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif, mengembangkan strategi dan kebijakan yang sesuai dengan
perkembangan pendidikan, serta menciptakan budaya sekolah yang harmonis.
Dengan demikian, kepemimpinan kepala sekolah berperan penting dalam
meningkatkan kualitas pendidikan dan mencetak generasi yang unggul.

3
Yulius Mataputun, Kepemimpinan Kepala Sekolah Berbasis Kecerdasan Intelektual,
Emosional, dan Spiritual Terhadap Iklim Sekolah, (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2018),
Hal. 23-24
4
Suparman, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Guru, (Ponorogo: Uwais Inspirasi
Indonesia, 2019), Hal. 116

7
Kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan
kepemimpinan yang tangguh supaya mampu mengelola madrasah dengan
efektif dan efesien supaya tujuan penyelenggaraan pendidikan di madrasah
dapat berjalan secara optimal. Setiap tenaga kependidikan diberikan tugas
masing-masing sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya. Maka dari
itu, tenaga kependidikan diperlukan kejelasan tentang pekerjaan yang
dilaksanakan agar berjalan sesuai yang diharapkan.

Dalam pasal 15 tentang tugas pokok kepala sekolah dinyatakan bahwa


“beban kerja kepala sekolah sepenuhnya untuk melaksanakan tugas pokok
manajerial, pengembangan kewirausahaan dan supervisi guru dan tenaga
kependidikan. Beban kerja kepala sekolah tersebut bertujuan mengembangkan
sekolah dan meningkatkan mutu sekolah berdasarkan Standar Nasional
Pendidikan (SNP) yaitu Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi
Pembelajaran, Standar Proses Pembelajaran, Standar penilaian pembelajaran,
Standar Penelitian, standar Sarana Prasarana, Standar pengelolaan, dan
standar Pembiayaan. Selanjurnya dijelaskan lebih detail lagi apabila terjadi
kekurangan guru pada satuan pendidikan maka kepala sekolah dapat
melaksanakan tugas pembelajaran atau pembimbingan agar proses
pembelajaran atau pembimbingan tetap berlangsung pada satuan pendidikan
yang bersangkutan. Dan tugas pembelajaran atau pembimbingan tersebut
merupakan tugas tambahan di luar tugas pokok”.5

Kepala sekolah memiliki tugas yang berat namun mulia. Sebagai


seorang kepala sekolah ia tunduk dan dan patuh kepada aturan. Kepala
sekolah harus memahami tentang manajamen. Sekurang-kurang ia bisa
menyusun perencanaan, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan
anggota, memberdayakan organisasi dan melakukan evaluasi dalam mencapai
tujuan sekolah yang dipimpinnnya. Begitu besarnya peranan kepala sekolah
dalam proses pencapaian tujuan pendidikan, sehingga dapat dikatakan bahwa
sukses tidaknya suatu sekolah sangat ditentukan oleh kualitas kepala sekolah

5
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
2018 Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah, Hal. 15.

8
terutama kemampuannnya dalam memberadayakan guru-guru dan karyawan
ke arah suasana kerja yang kondusif.6

Kepala sekolah yang ideal-ideal harus memiliki kelebihan


dibandingkan dengan kelompok yang dipimpinnya, sekaligus ada kesadaran di
dalam dirinya bahwa dia memiliki kelemahan. Misalnya, dia memiliki
kelemahan dalam pekerjaan teknis, tetapi memiliki kelebihan dalam
menggerakkan orang lain. Lebih jauh lagi, baik karena jabatan formal atau
karena kepentingan tertentu, seseorang yang menjalankan fungsi
kepemimpinan khususnya dalam sebuah lembaga pendidikan, setidaknya
harus memiliki persyaratan atau sifat-sifat sebagai berikut, antara lain:

1. Bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa


Penghargaan dan pengakuan bahwa manusia itu makhluk Tuhan
amat esensial agar kepala sekolah tidak berperilaku semena-mena.
Dengan berketuhanan kepala sekolah tidak akan menindas sebab alur
hidup ini bersifat rotatif. Sehebat dan seotoriter apa pun seorang
pimpinan, serta sekuat apapun dalam memperdaya yang dipimpinnya,
tetap akan ditelan oleh perjalanan waktu.
2. Memiliki Intelegensi yang Tinggi
Kemampuan analisis yang tinggi adalah syarat mutlak bagi
kepemimpinan yang efektif. Sering kali seorang kepala
sekolah/madrasah menghadapi kondisi dilematis yang tidak dapat
dipecahkan melalui kerangka berfikir simpistik. Seiring pula dia
menghadapi fenomena yang kompleks dan data yang rumit, yang
masing-masingnya harus ditelaah secara tali-temali sebelum diambil
keputusan.
3. Memiliki fisik yang kuat
Tidak jarang seorang kepala madrasah harus bekerja dalam
waktu yang lama dan sangat melelahkan. Dewasa ini sudah banyak
kepala sekolah yang berangkat jam enam pagi dan pulang jam empat
atau lima sore. Maka di sini dituntut kekuatan dan ketahanan fisik

6
Siti Julaihah, Konsep Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jurnal Tarbiyah Wa Ta’lim,
Vol. 6, No.3, Tahun.2019), Hal. 53.

9
dalam waktu yang lama
4. Berpengetahuan luas
Kegagalan seseorang pimpinan antara lain disebabkan rendahnya
kemampuan teoretis dan ketidakmampuan bertindak secara praktis.
Sebaliknya kepala sekolah yang profesional perlu memiliki kedua-duanya.
Dengan pengetahuan luas maka kepala sekolah akan bisa melihat
permasalahan secara profesional dan proporsional.

5. Percaya diri
Percaya diri tidak sama dengan percaya pada diri sendiri dan
tidak percaya pada orang lain. Sikap seseorang terhadap konsep dan
keyakinan dirinya (self-confidence) adalah faktor penentu kesuksesan
kerja seorang pimpinan. Pimpinan yang sukses bersikap konsisten atau
tidak labil menghadapi situasi yang variatif.
6. Dapat menjadi anggota kelompok
Seorang kepala sekolah selalu bekerja dengan dan melalui anggota
kelompoknya. Kerja sama itu amat terasa esensi dan urgensinya
dikarenakan adanya perpaduan antara pimpinan dan anggota kelompoknya
sehingga tujuan organisasi akan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Seorang kepala sekolah berada di dalam kelompok dan bukan di luarnya
dan kelompok mempercayai pimpinan sebagai bagian dari dirinya.
Aktivitas kepala sekolah didasari atas kepentingan kelompok atau
organisasi, bukan karena misi pribadi yang terlepas dari sistem lain.

7. Adil dan bijaksana


Sesuai dengan kodratnya, manusia ingin diperlakukan secara adil.
Dia tidak cukup berbekalkan bijak, tetapi juga harus bajik. Oleh karena
itu, seorang kepala sekolah harus membuat kebijakan dan sekaligus
melakukan kebajikan.

8. Tegas dan berinisiatif


Tegas tidak identik dengan kaku dan keras, bukan pula otoriter dan
diktator. Ketegasan adalah kemampuan mengambil keputusan atas dasar

10
keyakinan tertentu, dengan didukung oleh data yang kuat atau naluri
intuitif yang tepat.

9. Berkapasitas membuat keputusan


Organisasi yang baik adalah organisasi yang dapat menelurkan
keputusan dengan kualitas yang baik. Membuat keputusan pada intinya
adalah memecahkan persoalan keorganisasian Kepala sekolah yang
mempunyai kapasitas membuat keputusan agar dapat membawa
organisasinya mencapai tujuan tertentu.

10. Memiliki kestabilan emosi


Ciri manusia beremosi stabil adalah sabar dan tidak mengambil
inisiatif dalam situasi emosional, kecuali benar- benar terpaksa Kalaupun
dia terpaksa dalam mengambil keputusan dalam situasi emergensi, nuansa
kesabaran itu masih tampak, dan tidak sengaja mengambil pilihan yang
fatalistik.

11. Sehat jasmani dan rohani


Sehat jasmani dan rohani adalah syarat mutlak seseorang
pimpinan, tetapi bukan kita tidak boleh dipimpin oleh orang buta, meski
seharusnya tidak terjadi, apalagi jika yang bersangkutan harus sering
menandatangani dokumen, surat resmi, atau cek bank.

12. Bersifat prospektif


Sifat prospektif itu diperlukan terutama untuk menghadapi
suprasistem yang dinamis, seperti pertumbuhan penduduk, pertumbuhan
ekonomi, perubahan kondisi politik di dalam dan di luar negeri,
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, kebijakan moneter, dan
sebagainya.7

B. Peran dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah


Peranan kepala sekolah sangat penting bagi guru-guru dan murid-
murid. Pada umumnya kepala sekolah memiliki tanggung jawab sebagai
pemimpin di bidang pengajaran, pengembangan kurikulum, administrasi
7
Juri Wahayanto, Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Mengembangkan Budaya
Mutu, ( Indramayu: CV. Adanu Abimata, 2022), Hal. 59-64.

11
kesiswaan, administrasi personalia staf, hubungan masyarakat, administrasi
school plant, dan perlengkapan serta organisasi sekolah. Dalam
memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar, kepala sekolah
merupakan kunci keberhasilan yang harus menaruh perhatian tentang apa
yang terjadi pada peserta didik di sekolah dan apa yang dipikirkan orang tua
dan masyarakat tentang sekolah.

Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan


mengembangkan hubungan kerja sama yang baik antara sekolah dengan
masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efisien. Hubungan
yang harmonis ini akan membentuk saling pengertian antara sekolah, orang
tua, masyarakat, dan lembaga-lembaga, saling membantu antara sekolah dan
masyarakat karena mengetahui manfaat dan pentingnya peranan masing-
masing, dan kerja sama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang
ada di masyarakat dan mereka merasa ikut bertanggung jawab atas suksesnya
pendidikan di sekolah. Adapun peran kepala sekolah dapat diuraikan berikut
ini:

1. Sebagai pelaksana (executive)


Seorang pemimpin tidak boleh memaksakan kehendak sendiri terhadap
kelompoknya. Ia harus berusaha memenuhi kehendak dan kebutuhan
kelompoknya, juga program atau rencana yang telah ditetapkan bersama
2. Sebagai perencana (planner)
Sebagai kepala sekolah yang baik harus pandai membuat dan menyusun
perencanaan, sehingga segala sesuatu yang akan diperbuatnya bukan
secara sembarangan saja, tatapi segala tindakan diperhitungkan dan
bertujuan.
3. Sebagai seorang ahli (expert)
Ia haruslah mempunyai keahlian terutama yang berhubungan dengan tugas
jabatan kepemimpinan yang dipegangnya.
4. Mengawasi hubungan antara anggota-anggota kelompok (contoller of
internal relationship)
Menjaga jangan sampai terjadi perselisihan dan berusaha mambangun
hubungan yang harmonis.

12
5. Mewakili kelompok (group representative)
Ia harus menyadari, bahwa baik buruk tindakannya di luar kelompoknya
mencerminkan baik buruk kelompok yang dipimpinnya.
6. Bertindak sebagai pemberi ganjaran / pujian dan hukuman.
Ia harus membesarkan hati anggota-anggota yang bekerja dan banyak
sumbangan terhadap kelompoknya.
7. Bertindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and modiator)
Dalam menyelesaikan perselisihan atau menerima pengaduan antara
anggota-anggotanya ia harus dapat bertindak tegas, tidak pilih kasih atau
mementingkan salah satu anggotanya.
8. Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya
Ia haruslah bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan anggota-
anggotanya yang dilakukan atas nama kelompoknya.
9. Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (idiologist)
Seorang pemimpin hendaknya mempunyai kosepsi yang baik dan realistis,
sehingga dalam menjalankan kepemimpinannya mempunyai garis yang
tegas menuju ke arah yang dicita-citakan.
10. Bertindak sebagai ayah (father figure)
Tindakan pemimpin terhadap anak buah/kelompoknya hendaknya
mencerminkan tindakan seorang ayah terhadap anak buahnya.8

Apabila kita meneliti lebih lanjut, maka dapat disimpulkan 10 peran di


atas sama seperti apa yang dikemukakan oleh Bapak Pendidikan kita “Ki
Hadjar Dewantara”, mengatakan bahwa pemimpin yang baik haruslah
menjalankan peranan seperti : Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun
Karso, dan Ing Tut Wuri Handayani.

Selanjutnya kepala sekolah dalam menjalankan kegiatannya sehari-


hari di sekolah mengemban tanggung jawab yang besar. Agar sekolah yang
dipimpin berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan, kepala
sekolah harus profesional. Artinya, ia memiliki 20 kemampuan menjalankan
berbagai aktivitas sekolah, bahkan bertanggung jawab penuh membina dan
8
Purwanto Ngalim, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2004). Hal 65

13
mengembangkan guru serta tenaga kependidikan lainnya untuk tercapainya
tujuan pendidikan. Selanjutnya tanggung jawab kepala sekolah adalah sebagai
berikut:
1. Kepala sekolah sebagai Educator (Pendidik), dalam hal ini kepala
madrasah harus berusaha menanamkan, memajukan, dan meningkatkan
sedikitnya empat nilai kepada para tenaga kependidikan yaitu: pembinaan
mental tentang hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak,
pembinaan moral yang berkaitan dengan ajaran baik buruk suatu
perbuatan, sikap, kewajiban sesuai tugas masing-masing, pembinaan fisik
terkait kondisi jasmani atau badan dan penampilan secara lahiriyah serta
pembinaan artistik terkait kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan.
2. Kepala sekolah sebagai Manager (pengelola) hendaknya mampu
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan agar
lembaga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Kepala sekolah sebagai Administrator merupakan penanggung jawab atas
kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran.
4. Kepala sekolah sebagai Supervisor dituntut untuk mampu meneliti,
mencari, dan menentukan syarat-syarat mana saja yang diperlukan untuk
kemajuan lembaga.
5. Kepala sekolah sebagai Leader (pemimpin) berupaya memberikan
petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan,
membuka dan berkomunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas.
6. Kepala sekolah sebagai inovator harus mampu mencari dan menentukan
serta melaksanakan berbagai pembaharuan di madrasah.

Kepala sekolah sebagai Motivator. Dalam hal ini harus memiliki


strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada tenaga kependidikan
dalam melakukan tugas dan fungsinya.9
C. Kode Etik Kepala Sekolah
Kode etik kepala sekolah merupakan prinsip-prinsip yang harus
dipegang oleh seorang kepala sekolah dalam melakukan tugas dan tanggung

9
Agus maimun dan Agus zainul fitri, Madrasah Unggulan Lembaga Pendidikan
Alternatif di Era Kompetitif, (Malang :UIN MALIKI PRESS, 2010). Hal 180.

14
jawabnya dalam mengelola lembaga pendidikan. Kode etik ini penting karena
membantu kepala sekolah dalam menjalankan tanggung jawabnya dengan
profesional dan membantu menjaga integritas dan reputasi lembaga
kependidikan. Selain itu, kode etik kepala sekolah juga penting karena
membantu dalam menciptakan suasana sekolah bagi proses belajar-mengajar.
Kepala sekolah yang memiliki kode etik yang baik akan mampu menciptakan
iklim sekolah yang harmonis dan kondusif bagi peserta didik, guru, dan
tenaga kependidikan lainnya.10

Ada beberapa kode etik kepala sekolah yaitu, sebagai berikut :

1. Kepala Sekolah sebagai pemimpin hendaknya menjadi contoh di


dalam mewujudkan pribadi pancasila bagi yang dipimpinnya.
2. Kepala Sekolah harus selalu bersikap sopan, tegas, bijaksana, korektif,
dan demokratis.
3. Kepala Sekolah harus mampu memberikan rangsangan yang positif
dalam hal pengabdian dan kemauan kerja, sebab ia merupakan titik
pusat lingkungan pergaulan sekolah.
4. Kepala Sekolah harus dapat bekerja sama dengan guru-guru dan
pegawai-pegawai sebagai pembantu tekniksinya, agar mereka dapat
bekerja dengan baik.11
5. Kepala Sekolah berkewajiban untuk menciptakan rasa kekeluargaan
dan meningkatkan sikap demokratis dari mereka yang dipimpinnya.
6. Kepala Sekolah hendaknya menggunakan cara musyawarah yang
terbuka dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya.
7. Kepala Sekolah merupakan penasihat, pendorong, pembimbing, dan
sesepuh guru bagi guru, pegawai dan siswa.
8. Kepala Sekolah selayaknya bersikap terbuka terhadap atasannya serta
tetap memperhatikan hirarki kepegawaian.

10
Iqbal Zaenal Muttaqien dan Astuti Darmiyanti, Membangun Karakter Profesional
Tenaga Kependidikan Dengan Memahami Kode Etik Kepala Sekolah Dalam Membentuk Mutu
Lembaga Pendidikan Islam, (Jurnal Pendidikan dan Konseling : Vol. 4, No. 6, Tahun 2022), Hal.
12564.
11
Murni, Kepemimpinan Kepala Madrasah Di Lembaga Pendidikan Islam, (Jurnal
Mudarrisuna : Vol. 10, No. 3, Tahun 2020), Hal. 458.

15
9. Kepala Sekolah berkewajiban untuk mengadakan dan membina
hubungan dengan masyarakat sekitarnya.
10. Kepala Sekolah berkewajiban membawa misi kepentingan sekolah
dan kepentingan umum.
11. Kepala Sekolah diharapkan dapat membawa sekolahnya kepada suatu
posisi pusat kegiatan dan memelihara profesi keguruan dan
pendidikan pada umumnya, baik kegiatan inservice maupun
preservise.
12. Kepala Sekolah seyogyanya memelihara terus menerus kelengkapan
profesi dirinya.
13. Kepala Sekolah sebagai manager berkewajiban melaksanakan
manajemen sebaik-baiknya di dalam bidang personil, kurikulum,
materil dan administrasi/ ketatausahaan.

Dari beberapa kode etik kepala sekolah di atas, maka kepala sekolah
harus mampu melaksanakan tugas kepemimpinannya dengan baik, baik
sebagai pemimpin sekolah dan dengan masyarakat di sekitar sekolahnya.12

D. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Lembaga


Pendidikan
Pengembangan suatu lembaga pendidikan atau sekolah merupakan
tugas dan tanggung jawab kepala sekolah, sebagai pemimpin pendidikan.
Namun pengembangan mutu sekolah memerlukan peran serta seluruh
personel sekolah dan pemangku kepentingan termasuk orang tua, oleh
karena itu pengembangan mutu sekolah secara manajerial menjadi
tanggung jawab kepala sekolah, sedangkan dalam operasional sehari-hari
menjadi tugas seluruh personel sekolah dan pemangku kepentingan terkait.
Karena Kepala sekolah merupakan pelaku yang bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan sekolah, mempunyai wewenang dan tanggung
jawab penuh untuk melaksanakan seluruh kegiatan pendidikan di
lingkungan sekolah yang dipimpinnya berdasarkan Pancasila dan bertujuan
untuk13:

12
Ibid., Hal. 459.
13
Hasan Basri, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Bandung: CV Pustaka, 2014), Hal. 40.

16
1. Meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Meningkatkan kecerdasan dan keterampilan.
3. Meningkatkan karakter moral.
4. Memperkuat kepribadian
5. Memperkuat semangat nasionalisme dan cinta tanah air.
Kepala sekolah pada hakikatnya adalah pejabat formal, karena
pengangkatannya melalui proses berdasarkan peraturan yang berlaku. Secara
sistematis, kedudukan kepala sekolah sebagai pemimpin resmi atau formal dapat
digambarkan melalui berbagai pendekatan, pengangkatan, bimbingan dan
tanggung jawab.14
Proses pengembangan mutu sekolah dapat dilakukan melalui tiga tataran,
yaitu:
1. Pengembangan pada tataran spirit dan nilai-nilai
Proses pengembangan mutu sekolah dapat dimulai dengan
pengembangan pada tataran spirit dan nilai, yaitu dengan mengidentifikasi
berbagai spirit dan nilai-nilai kualitas kehidupan sekolah yang dianut sekolah,
misalnya spirit dan nilai-nilai disiplin, semangat dan semangat. Nilai-nilai
disiplin. tanggung jawab, spirit dan nilai-nilai kebersamaan, spirit dan nilai-
nilai keterbukaan, spirit dan nilai-nilai kejujuran, semangat dan nilai-nilai
semangat hidup, spirit dan nilai-nilai sosial dan menghargai sesama, serta
persatuan. dan kesatuan.15 Oleh karena itu, tidak ada pengembangan mutu
sekolah secara sistematik tanpa identifikasi berbagai spirit dan nilai-nilai yang
dapat dijadikan landasan.
Dalam rangka pengembangan mutu sekolah ada tiga langkah yang
harus ditempuh oleh kepala sekolah, yaitu16:
a. Identifikasi spirit dan nilai-nilai sebagai sumber budaya mutu sekolah,
yang dilakukan bersama dengan seluruh stakholder, dan ditetapkan
sebagai sebuah kebijakan resmi sekolah dalam bentuk surat keputusan
kepala sekolah.
b. Sosialisasi secara continous spirit dan nilai-nilai kepada seluruh
stakholder, baik melalui pertemuan-pertemuan, majalah sekolah, buku

14
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah:Tinjauan Teoritik dan
Permasalahnya, (Cet. III; Jakarta: RajaGrafindom Persada, 2002), h. 85.
15
Nur Hasanah. Kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan lembaga
pendidikan. al-Iltizam: Jurnal Pendidikan Agama Islam vol 2 no.1 (2017) Hal. 40
16
Nur Hasanah. Kepemimpinan kepala sekolah........ Hal. 41

17
penghubung sekolah, majalah dinding sekolah, diperagakan pada
dinding kelas, maupun dalam bentuk surat edaran.
c. Kepala sekolah selalu menumbuhkan komitmen seluruh stakeholder
agar memegang teguh spirit dan nilai-nilai yang telah ditetapkan
bersama.
2. Pengembangan pada tataran teknik
Pengembangan pada tataran teknis tersebut dilakukan setelah kepala
sekolah bersama stakeholder telah berhasil mengidentifikasi spirit dan nilai-
nilai, yaitu dengan cara mengembangan berbagai prosedur kerja manajemen (),
sarana manajemen (management toolkit), dan kebiasaan kerja (management
work habits) berbasis sekolah yang betul-betul merefleksikan spirit dan nilai-
nilai yang akan dibudayakan di sekolah.
Pengembangan pada tataran teknis dilakukan setelah kepala sekolah
dan pemangku kepentingan berhasil mengidentifikasi semangat dan nilai-nilai
tersebut, yaitu dengan mengembangkan berbagai prosedur kerja manajemen
(management work procedures), sarana manajemen (management toolkit), dan
kebiasaan kerja manajemen (management work habits) berbasis sekolah yang
benar-benar mencerminkan semangat dan nilai-nilai yang ingin dicapai dan
ditanamkan di sekolah.
Dalam rangka pengembangan tataran teknis mutu sekolah dapat
ditempuh oleh kepala sekolah melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Kepala sekolah bersama seluruh stakeholder terkait mengevaluasi
sejauh mana keseluruhan komponen sistem sekolah, seperti struktur
organisasi sekolah, deskripsi tugas sekolah, sistem dan prosedur kerja
sekolah, kebijakan dan aturan-aturan sekolah, tatatertib sekolah,
hubungan formal maupun informal, telah merefleksikan spirit dan
nilainilai dasar yang sangat fungsional bagi tumbuh dan
berkembangnya sekolah.
b. Selanjutnya, kepala sekolah dengan stakeholder terkait
mengembangkan berbagai ke-bijakan teknis pada setiap komponen
sistem yang betul-betul merefleksikan spirit dan nilai-nilai dasar yang
sangat fungsional bagi tumbuh dan berkembangnya sekolah. Bagi
komponen sistem sekolah yang telah merefleksikan spirit dan nilai-
nilai yang sangat fungsional bagi tumbuh dan berkembangnya sekolah
sebaiknya tetap dipertahankan dan diimplementasikan, dan bilamana

18
tidak hendaknya terlebih dahulu dilakukan berbagai perubahan dan
pembaharuan seperlunya, dan setelah itu kepala sekolah selaku manajer
sekolah berkewenangan untuk segera membuat berbagai kebijakan
teknis.
3. Pengembangan pada tataran sosial
Pengembangan tataran sosial dalam konteks pengembangan kultur
sekolah adalah proses implementasi dan institusionalisasi sehingga menjadi
sebagai suatu kebiasaan (work habits) di sekolah dan di luar sekolah.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepala sekolah adalah usaha yang mempengaruhi anggota kelompok dan
membantu kepala sekolah dalam membantu tujuan kelompok yang telah

19
ditetapkan. Kepala sekolah adalah seorang fungsional guru yang diberi tugas untuk
memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar-belajar, atau
tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid
yang menerima pelajaran. Kepala sekolah dapat dipahami sebagai kemampuan
kepala sekolah dalam mempengaruhi dan memotivasi seluruh komponenten
sekolah, termasuk guru, siswa, dan orang tua siswa, untuk bekerja sama mencapai
tujuan bersama.
Kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan kepemimpinan
yang tangguh supaya mampu mengelola madrasah dengan efektif dan efesien
supaya tujuan penyelenggaraan pendidikan di madrasah dapat berjalan secara
optimal. Kepentingan kepentingan berperan penting dalam meningkatkan kualitas
Pendidikan dan mencetak generasi yang unggul. Kepala sekolah adalah tanggung
jawab sebagai pemimpin di bidang pengajaran, pengembangan kurikulum,
administrasi kesiswaan, administrasi personalia staf, hubungan masyarakat,
administrasi school plant, dan perlengkapan serta organisasi sekolah.
Kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan yang harus menaruh perhatian
tentang terjadi pada peserta didik di sekolah dan kepentingan masyarakat. Kepala
sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan mengembangkan
hubungan kerja sama antara sekolah, orang tua, masyarakat, dan lembaga-lembaga.
Kepala sekolah dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari di sekolah mengemban
tanggung jawab besar. Kepala sekolah harus memiliki 20 kemampuan menjalankan
berbagai aktivitas sekolah, bersama tanggung jawab penuh membina dan
mengembangkan guru serta tenaga kependidikan untuk tercapainya tujuan
pendidikan.
Kode etik kepala sekolah adalah prinsip-prinsip yang harus dipegang oleh
seorang kepala sekolah dalam mengelola lembaga pendidikan, membantu
menjalankan tanggung jawabnya dengan profesional dan membantu menjaga
integritas dan reputasi lembaga kependidikan. Kode etik yang harmonis dan
kondusif bagi peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan lainnya.
Proses pengembangan mutu sekolah dapat dilakukan melalui tiga tataran, yaitu
pengembangan pada tataran spirit dan nilai-nilai, pengembangan pada tataran
teknik, pengembangan pada tataran sosial.

B. Saran
Demikian makalah ini kami susun, yang mana pasti jauh dari kata

20
sempurna dan tentunya tak lepas dari kekurangan baik dalam penyusunan
maupun penyajiannya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan dan evaluasi dari apa yang kami usahakan
dalam penyusunan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini
bermanfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya bagi para
pelajar sebagai tambahan literatur yang baik, untuk pendidik sebagai bahan
pembelajaran, dan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam penyusunan
makalah.

DAFTAR RUJUKAN

Basri Hasan, 2014. Kepemimpinan Kepala Sekolah Bandung: CV Pustaka.


Darmiyanti, Iqbal Zaenal Muttaqien dan Astuti. 2022. Membangun Karakter
Profesional Tenaga Kependidikan Dengan Memahami Kode Etik Kepala

21
Sekolah Dalam Membentuk Mutu Lembaga Pendidikan Islam. Jurnal
Pendidikan dan Konseling : Vol. 4, No. 6.

Fitri, Agus Maimun dan Agus Zainul. 2010. Madrasah Unggulan Lembaga
Pendidikan Alternatif di Era Kompetitif. Malang :UIN MALIKI PRESS.

Hasanah, N., 2017. Kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan


lembaga pendidikan. al-Iltizam: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2(1)

Julaihah, Siti. 2019. Konsep Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jurnal Tarbiyah


Wa Ta’lim, Vol. 6, No.3.

Kusmanto. 2023. Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Implementasi


Kurikulum Merdeka Di Sekolah Menengah Pertama,. Jurnal
Cendekiawan Ilmiah PLS Vol.8, No. 2 Tahun. 2023.

Mataputun, Yulius. 2018. Kepemimpinan Kepala Sekolah Berbasis Kecerdasan


Intelektual, Emosional, dan Spiritual Terhadap Iklim Sekolah. Ponorogo:
Uwais Inspirasi Indonesia.

Murni. 2020. Kepemimpinan Kepala Madrasah Di Lembaga Pendidikan Islam.


Jurnal Mudarrisuna : Vol. 10, No. 3.

Ngalim, Purwanto. 2004. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6


Tahun 2018 Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah.

Soim, Muwahid Shulhan. 2013. Manajemen Pendidikan Islam. Yogyakarta:


Teras.

Suparman. 2019. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Guru. Ponorogo: Uwais


Inspirasi Indonesia.

Wahayanto, Juri. 2022. Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam


Mengembangkan Budaya Mutu. Indramayu: CV. Adanu Abimata.

Wahjosumidjo, 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah:Tinjauan Teoritik dan


Permasalahnya, Cet. III; Jakarta: RajaGrafindom Persada.

22
23

Anda mungkin juga menyukai