MAKALAH
“Kepemimpinan Pendidikan”
Dosen Pengampu :
NIP. 196902052003121005
Disusun oleh :
Kelompok 8 PAI 6A :
Segala Puji dan Syukur senantiasa tercurah kepada Allah swt., yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas Mata kuliah Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
dengan judul makalah “Konsep Dasar dan Hakikat Kepemimpinan Pendidikan”.
Sholawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW yang telah menuntun kita dari zaman kegelapan ke zaman terang
benderang.
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd Aziz, M.Pd.I selaku Rektor UIN Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung yang telah memberikan dan menyediakan
fasilitas untuk kenyamanan dan kelancaran perkuliahan penulis.
2. Bapak Dr. H. Sutopo, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Kependidikan UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung yang selalu
memberikan dorongan dan motivasi kepada mahasiswa.
3. Bapak Dr. Imam Junaris, M. Ag, M.H.I selaku Dosen Pengampu Mata
Kuliah Kepemimpinan Pendidikan yang selalu membimbing kami dengan
baik.
4. Teman-teman PAI 6-A yang telah membantu dan mendukung penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat
kekurangan karena keterbatasan penyusun sebagai manusia biasa, untuk itu kritik
dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan dalam menyelesaikan tugas-
tugas dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PRAKATA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
D. Batasan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR RUJUKAN
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan
suatu bangsa. Pendidikan yang berkualitas dapat memberikan kontribusi yang
besar dalam mencetak generasi yang unggul dan berdaya saing tinggi. Salah satu
faktor yang sangat mempengaruhi kualitas pendidikan adalah kepemimpinan
kepala sekolah.
Oleh karena itu, makalah ini akan mengkaji tentang kepemimpinan kepala
sekolah dalam pendidikan. Dengan memahami peran dan strategi kepemimpinan
kepala sekolah yang efektif, diharapkan dapat memberikan masukan dan
rekomendasi bagi pengembangan pendidikan di Indonesia, sehingga mampu
menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing di tingkat global.
B. Rumusan Masalah
1
Kusmanto, Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Implementasi Kurikulum
Merdeka Di Sekolah Menengah Pertama, (Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS Vol.8, No. 2 Tahun.
2023), Hal. 173.
4
1. Bagaimana pengertian kepemimpinan kepala sekolah ?
2. Bagaimana peran dan tanggung jawab kepala sekolah ?
D. Batasan Masalah
Dalam makalah ini, penulis hanya membahas materi yang
berkaitan dengan rumusan masalah.
BAB II
5
PEMBAHASAN
6
rangka mencapai tujuan atau sasaran. Bahkan Grenberg & Baron (Burhanudin
& Suyanto 2011). membedakan pemimpin leader dengan kepemimpinan.
Pemimpin adalah individu dalam suatu kelompok atau organisasi yang
memiliki pengaruh lebih pada orang lain, sedangkan kepemimpinan adalah
proses dimana seorang pemimpin mempengaruhi individu atau kelompok
untuk mencapai suatu tujuan3. Jadi, pemimpin lebih diarahkan kepada sebutan
individu yang mempengaruhi orang lain, sedangkan kepemimpinan lebih
dimaknai sebagai proses mempengaruhi individu dan atau kelompok untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
3
Yulius Mataputun, Kepemimpinan Kepala Sekolah Berbasis Kecerdasan Intelektual,
Emosional, dan Spiritual Terhadap Iklim Sekolah, (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2018),
Hal. 23-24
4
Suparman, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Guru, (Ponorogo: Uwais Inspirasi
Indonesia, 2019), Hal. 116
7
Kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan
kepemimpinan yang tangguh supaya mampu mengelola madrasah dengan
efektif dan efesien supaya tujuan penyelenggaraan pendidikan di madrasah
dapat berjalan secara optimal. Setiap tenaga kependidikan diberikan tugas
masing-masing sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya. Maka dari
itu, tenaga kependidikan diperlukan kejelasan tentang pekerjaan yang
dilaksanakan agar berjalan sesuai yang diharapkan.
5
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
2018 Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah, Hal. 15.
8
terutama kemampuannnya dalam memberadayakan guru-guru dan karyawan
ke arah suasana kerja yang kondusif.6
6
Siti Julaihah, Konsep Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jurnal Tarbiyah Wa Ta’lim,
Vol. 6, No.3, Tahun.2019), Hal. 53.
9
dalam waktu yang lama
4. Berpengetahuan luas
Kegagalan seseorang pimpinan antara lain disebabkan rendahnya
kemampuan teoretis dan ketidakmampuan bertindak secara praktis.
Sebaliknya kepala sekolah yang profesional perlu memiliki kedua-duanya.
Dengan pengetahuan luas maka kepala sekolah akan bisa melihat
permasalahan secara profesional dan proporsional.
5. Percaya diri
Percaya diri tidak sama dengan percaya pada diri sendiri dan
tidak percaya pada orang lain. Sikap seseorang terhadap konsep dan
keyakinan dirinya (self-confidence) adalah faktor penentu kesuksesan
kerja seorang pimpinan. Pimpinan yang sukses bersikap konsisten atau
tidak labil menghadapi situasi yang variatif.
6. Dapat menjadi anggota kelompok
Seorang kepala sekolah selalu bekerja dengan dan melalui anggota
kelompoknya. Kerja sama itu amat terasa esensi dan urgensinya
dikarenakan adanya perpaduan antara pimpinan dan anggota kelompoknya
sehingga tujuan organisasi akan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Seorang kepala sekolah berada di dalam kelompok dan bukan di luarnya
dan kelompok mempercayai pimpinan sebagai bagian dari dirinya.
Aktivitas kepala sekolah didasari atas kepentingan kelompok atau
organisasi, bukan karena misi pribadi yang terlepas dari sistem lain.
10
keyakinan tertentu, dengan didukung oleh data yang kuat atau naluri
intuitif yang tepat.
11
kesiswaan, administrasi personalia staf, hubungan masyarakat, administrasi
school plant, dan perlengkapan serta organisasi sekolah. Dalam
memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar, kepala sekolah
merupakan kunci keberhasilan yang harus menaruh perhatian tentang apa
yang terjadi pada peserta didik di sekolah dan apa yang dipikirkan orang tua
dan masyarakat tentang sekolah.
12
5. Mewakili kelompok (group representative)
Ia harus menyadari, bahwa baik buruk tindakannya di luar kelompoknya
mencerminkan baik buruk kelompok yang dipimpinnya.
6. Bertindak sebagai pemberi ganjaran / pujian dan hukuman.
Ia harus membesarkan hati anggota-anggota yang bekerja dan banyak
sumbangan terhadap kelompoknya.
7. Bertindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and modiator)
Dalam menyelesaikan perselisihan atau menerima pengaduan antara
anggota-anggotanya ia harus dapat bertindak tegas, tidak pilih kasih atau
mementingkan salah satu anggotanya.
8. Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya
Ia haruslah bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan anggota-
anggotanya yang dilakukan atas nama kelompoknya.
9. Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (idiologist)
Seorang pemimpin hendaknya mempunyai kosepsi yang baik dan realistis,
sehingga dalam menjalankan kepemimpinannya mempunyai garis yang
tegas menuju ke arah yang dicita-citakan.
10. Bertindak sebagai ayah (father figure)
Tindakan pemimpin terhadap anak buah/kelompoknya hendaknya
mencerminkan tindakan seorang ayah terhadap anak buahnya.8
13
mengembangkan guru serta tenaga kependidikan lainnya untuk tercapainya
tujuan pendidikan. Selanjutnya tanggung jawab kepala sekolah adalah sebagai
berikut:
1. Kepala sekolah sebagai Educator (Pendidik), dalam hal ini kepala
madrasah harus berusaha menanamkan, memajukan, dan meningkatkan
sedikitnya empat nilai kepada para tenaga kependidikan yaitu: pembinaan
mental tentang hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak,
pembinaan moral yang berkaitan dengan ajaran baik buruk suatu
perbuatan, sikap, kewajiban sesuai tugas masing-masing, pembinaan fisik
terkait kondisi jasmani atau badan dan penampilan secara lahiriyah serta
pembinaan artistik terkait kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan.
2. Kepala sekolah sebagai Manager (pengelola) hendaknya mampu
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan agar
lembaga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Kepala sekolah sebagai Administrator merupakan penanggung jawab atas
kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran.
4. Kepala sekolah sebagai Supervisor dituntut untuk mampu meneliti,
mencari, dan menentukan syarat-syarat mana saja yang diperlukan untuk
kemajuan lembaga.
5. Kepala sekolah sebagai Leader (pemimpin) berupaya memberikan
petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan,
membuka dan berkomunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas.
6. Kepala sekolah sebagai inovator harus mampu mencari dan menentukan
serta melaksanakan berbagai pembaharuan di madrasah.
9
Agus maimun dan Agus zainul fitri, Madrasah Unggulan Lembaga Pendidikan
Alternatif di Era Kompetitif, (Malang :UIN MALIKI PRESS, 2010). Hal 180.
14
jawabnya dalam mengelola lembaga pendidikan. Kode etik ini penting karena
membantu kepala sekolah dalam menjalankan tanggung jawabnya dengan
profesional dan membantu menjaga integritas dan reputasi lembaga
kependidikan. Selain itu, kode etik kepala sekolah juga penting karena
membantu dalam menciptakan suasana sekolah bagi proses belajar-mengajar.
Kepala sekolah yang memiliki kode etik yang baik akan mampu menciptakan
iklim sekolah yang harmonis dan kondusif bagi peserta didik, guru, dan
tenaga kependidikan lainnya.10
10
Iqbal Zaenal Muttaqien dan Astuti Darmiyanti, Membangun Karakter Profesional
Tenaga Kependidikan Dengan Memahami Kode Etik Kepala Sekolah Dalam Membentuk Mutu
Lembaga Pendidikan Islam, (Jurnal Pendidikan dan Konseling : Vol. 4, No. 6, Tahun 2022), Hal.
12564.
11
Murni, Kepemimpinan Kepala Madrasah Di Lembaga Pendidikan Islam, (Jurnal
Mudarrisuna : Vol. 10, No. 3, Tahun 2020), Hal. 458.
15
9. Kepala Sekolah berkewajiban untuk mengadakan dan membina
hubungan dengan masyarakat sekitarnya.
10. Kepala Sekolah berkewajiban membawa misi kepentingan sekolah
dan kepentingan umum.
11. Kepala Sekolah diharapkan dapat membawa sekolahnya kepada suatu
posisi pusat kegiatan dan memelihara profesi keguruan dan
pendidikan pada umumnya, baik kegiatan inservice maupun
preservise.
12. Kepala Sekolah seyogyanya memelihara terus menerus kelengkapan
profesi dirinya.
13. Kepala Sekolah sebagai manager berkewajiban melaksanakan
manajemen sebaik-baiknya di dalam bidang personil, kurikulum,
materil dan administrasi/ ketatausahaan.
Dari beberapa kode etik kepala sekolah di atas, maka kepala sekolah
harus mampu melaksanakan tugas kepemimpinannya dengan baik, baik
sebagai pemimpin sekolah dan dengan masyarakat di sekitar sekolahnya.12
12
Ibid., Hal. 459.
13
Hasan Basri, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Bandung: CV Pustaka, 2014), Hal. 40.
16
1. Meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Meningkatkan kecerdasan dan keterampilan.
3. Meningkatkan karakter moral.
4. Memperkuat kepribadian
5. Memperkuat semangat nasionalisme dan cinta tanah air.
Kepala sekolah pada hakikatnya adalah pejabat formal, karena
pengangkatannya melalui proses berdasarkan peraturan yang berlaku. Secara
sistematis, kedudukan kepala sekolah sebagai pemimpin resmi atau formal dapat
digambarkan melalui berbagai pendekatan, pengangkatan, bimbingan dan
tanggung jawab.14
Proses pengembangan mutu sekolah dapat dilakukan melalui tiga tataran,
yaitu:
1. Pengembangan pada tataran spirit dan nilai-nilai
Proses pengembangan mutu sekolah dapat dimulai dengan
pengembangan pada tataran spirit dan nilai, yaitu dengan mengidentifikasi
berbagai spirit dan nilai-nilai kualitas kehidupan sekolah yang dianut sekolah,
misalnya spirit dan nilai-nilai disiplin, semangat dan semangat. Nilai-nilai
disiplin. tanggung jawab, spirit dan nilai-nilai kebersamaan, spirit dan nilai-
nilai keterbukaan, spirit dan nilai-nilai kejujuran, semangat dan nilai-nilai
semangat hidup, spirit dan nilai-nilai sosial dan menghargai sesama, serta
persatuan. dan kesatuan.15 Oleh karena itu, tidak ada pengembangan mutu
sekolah secara sistematik tanpa identifikasi berbagai spirit dan nilai-nilai yang
dapat dijadikan landasan.
Dalam rangka pengembangan mutu sekolah ada tiga langkah yang
harus ditempuh oleh kepala sekolah, yaitu16:
a. Identifikasi spirit dan nilai-nilai sebagai sumber budaya mutu sekolah,
yang dilakukan bersama dengan seluruh stakholder, dan ditetapkan
sebagai sebuah kebijakan resmi sekolah dalam bentuk surat keputusan
kepala sekolah.
b. Sosialisasi secara continous spirit dan nilai-nilai kepada seluruh
stakholder, baik melalui pertemuan-pertemuan, majalah sekolah, buku
14
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah:Tinjauan Teoritik dan
Permasalahnya, (Cet. III; Jakarta: RajaGrafindom Persada, 2002), h. 85.
15
Nur Hasanah. Kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan lembaga
pendidikan. al-Iltizam: Jurnal Pendidikan Agama Islam vol 2 no.1 (2017) Hal. 40
16
Nur Hasanah. Kepemimpinan kepala sekolah........ Hal. 41
17
penghubung sekolah, majalah dinding sekolah, diperagakan pada
dinding kelas, maupun dalam bentuk surat edaran.
c. Kepala sekolah selalu menumbuhkan komitmen seluruh stakeholder
agar memegang teguh spirit dan nilai-nilai yang telah ditetapkan
bersama.
2. Pengembangan pada tataran teknik
Pengembangan pada tataran teknis tersebut dilakukan setelah kepala
sekolah bersama stakeholder telah berhasil mengidentifikasi spirit dan nilai-
nilai, yaitu dengan cara mengembangan berbagai prosedur kerja manajemen (),
sarana manajemen (management toolkit), dan kebiasaan kerja (management
work habits) berbasis sekolah yang betul-betul merefleksikan spirit dan nilai-
nilai yang akan dibudayakan di sekolah.
Pengembangan pada tataran teknis dilakukan setelah kepala sekolah
dan pemangku kepentingan berhasil mengidentifikasi semangat dan nilai-nilai
tersebut, yaitu dengan mengembangkan berbagai prosedur kerja manajemen
(management work procedures), sarana manajemen (management toolkit), dan
kebiasaan kerja manajemen (management work habits) berbasis sekolah yang
benar-benar mencerminkan semangat dan nilai-nilai yang ingin dicapai dan
ditanamkan di sekolah.
Dalam rangka pengembangan tataran teknis mutu sekolah dapat
ditempuh oleh kepala sekolah melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Kepala sekolah bersama seluruh stakeholder terkait mengevaluasi
sejauh mana keseluruhan komponen sistem sekolah, seperti struktur
organisasi sekolah, deskripsi tugas sekolah, sistem dan prosedur kerja
sekolah, kebijakan dan aturan-aturan sekolah, tatatertib sekolah,
hubungan formal maupun informal, telah merefleksikan spirit dan
nilainilai dasar yang sangat fungsional bagi tumbuh dan
berkembangnya sekolah.
b. Selanjutnya, kepala sekolah dengan stakeholder terkait
mengembangkan berbagai ke-bijakan teknis pada setiap komponen
sistem yang betul-betul merefleksikan spirit dan nilai-nilai dasar yang
sangat fungsional bagi tumbuh dan berkembangnya sekolah. Bagi
komponen sistem sekolah yang telah merefleksikan spirit dan nilai-
nilai yang sangat fungsional bagi tumbuh dan berkembangnya sekolah
sebaiknya tetap dipertahankan dan diimplementasikan, dan bilamana
18
tidak hendaknya terlebih dahulu dilakukan berbagai perubahan dan
pembaharuan seperlunya, dan setelah itu kepala sekolah selaku manajer
sekolah berkewenangan untuk segera membuat berbagai kebijakan
teknis.
3. Pengembangan pada tataran sosial
Pengembangan tataran sosial dalam konteks pengembangan kultur
sekolah adalah proses implementasi dan institusionalisasi sehingga menjadi
sebagai suatu kebiasaan (work habits) di sekolah dan di luar sekolah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepala sekolah adalah usaha yang mempengaruhi anggota kelompok dan
membantu kepala sekolah dalam membantu tujuan kelompok yang telah
19
ditetapkan. Kepala sekolah adalah seorang fungsional guru yang diberi tugas untuk
memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar-belajar, atau
tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid
yang menerima pelajaran. Kepala sekolah dapat dipahami sebagai kemampuan
kepala sekolah dalam mempengaruhi dan memotivasi seluruh komponenten
sekolah, termasuk guru, siswa, dan orang tua siswa, untuk bekerja sama mencapai
tujuan bersama.
Kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan kepemimpinan
yang tangguh supaya mampu mengelola madrasah dengan efektif dan efesien
supaya tujuan penyelenggaraan pendidikan di madrasah dapat berjalan secara
optimal. Kepentingan kepentingan berperan penting dalam meningkatkan kualitas
Pendidikan dan mencetak generasi yang unggul. Kepala sekolah adalah tanggung
jawab sebagai pemimpin di bidang pengajaran, pengembangan kurikulum,
administrasi kesiswaan, administrasi personalia staf, hubungan masyarakat,
administrasi school plant, dan perlengkapan serta organisasi sekolah.
Kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan yang harus menaruh perhatian
tentang terjadi pada peserta didik di sekolah dan kepentingan masyarakat. Kepala
sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan mengembangkan
hubungan kerja sama antara sekolah, orang tua, masyarakat, dan lembaga-lembaga.
Kepala sekolah dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari di sekolah mengemban
tanggung jawab besar. Kepala sekolah harus memiliki 20 kemampuan menjalankan
berbagai aktivitas sekolah, bersama tanggung jawab penuh membina dan
mengembangkan guru serta tenaga kependidikan untuk tercapainya tujuan
pendidikan.
Kode etik kepala sekolah adalah prinsip-prinsip yang harus dipegang oleh
seorang kepala sekolah dalam mengelola lembaga pendidikan, membantu
menjalankan tanggung jawabnya dengan profesional dan membantu menjaga
integritas dan reputasi lembaga kependidikan. Kode etik yang harmonis dan
kondusif bagi peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan lainnya.
Proses pengembangan mutu sekolah dapat dilakukan melalui tiga tataran, yaitu
pengembangan pada tataran spirit dan nilai-nilai, pengembangan pada tataran
teknik, pengembangan pada tataran sosial.
B. Saran
Demikian makalah ini kami susun, yang mana pasti jauh dari kata
20
sempurna dan tentunya tak lepas dari kekurangan baik dalam penyusunan
maupun penyajiannya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan dan evaluasi dari apa yang kami usahakan
dalam penyusunan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini
bermanfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya bagi para
pelajar sebagai tambahan literatur yang baik, untuk pendidik sebagai bahan
pembelajaran, dan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam penyusunan
makalah.
DAFTAR RUJUKAN
21
Sekolah Dalam Membentuk Mutu Lembaga Pendidikan Islam. Jurnal
Pendidikan dan Konseling : Vol. 4, No. 6.
Fitri, Agus Maimun dan Agus Zainul. 2010. Madrasah Unggulan Lembaga
Pendidikan Alternatif di Era Kompetitif. Malang :UIN MALIKI PRESS.
22
23