Disusun oleh:
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayat-nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “MANAJEMEN
PENDIDIKAN DITINJAU DARI SEGI KEPEMIMPINAN” Yang dimaksudkan untuk
memenuhi tugas mata kuliah PROFESI PENDIDIKAN.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang terlibat dalam
penyusunan makalah ini, kepada yang terhormat:
1. Ibu Hj. Asmun w. Wantu S.Pd, M. Sc selaku dosen mata kuliah profesi pendidikan
2. Orang tua kami yang telah membantu, baik moral maupun materi.
3. Kami dalam penyususnan makalah ini, kami berharap makalah ini dapat memberi
manfaat bagi kami pada khususnya dan bagi para pembaca pada umunya. Saya
menyadarkan bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari
penyususnan, bahasa ataupun penulisannya. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah guna
menjadiacuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik dimasa yang akan
dating.
1. Pendahuluan
1.1 Deskripsi
Kegiatan manajerial pendidikan memerlukan keterampilan untuk mempengaruhi dan atau
menggerakan orang-orang yang berada di dalam situasi kependidikan tersebut agar kegiatan-
kegiatannya tetap tertuju kepada tujuan yang hendak dicapai.
Keterampilan tesebut merupakan keterampilan pendidikan, yang berkaitan dengan dua
fungsi pokok yaitu: (1) fungsi kepemimpinan yang bertalian dengan tujuan yang hendak
dicapai, dan (2) fungsi kepemimpinan yang bertalian dengan penciptaan suasana pekerjaan
yang sehat dan menyenangkan. Agar fungsi-fungsi tersebut dapat dijalankan dengan sukses
makan seseorang yang akan menduduki posisi manajer pendidikan memerlukan syarat-syarat
yang harus dipenuhi dalam melakukan fungsi-fungsi kepemimpinannya. Dalam pelaksanaan
fungsi-fungsi kepemimpinan tersebut, kesehariannya akan mempelihatkan berbagai gaya
kepemimpinan, dan setiap gaya diperlihatkan oleh setiap manajer/pemimpinan pendidikan
banyak dipengaruhi anggapan-anggapan manajer tentang teori-teori yang dianutnya.
Berdasarkan hal ini, seorang manajer ada yang menekankan pada aspek “perilaku tugas dan
perilaku hubungan” ada yang menekankan pada sifat “sifat dasar manusia yang
dipimpinnya”, ada yang menekankan pada “kekuatan-kekuatan yang besifat contingency
(pimpinan, orang-orang yang dipimpin, dan situasi yang berlangsung dalam lingkup
kepemimpinan)”, dan ada yang menekankan pada “pemberian incentif, pengharagan dan
penguatan”.
1.2 Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mempelajari pokok bahasan ini mahasiswa dapat:
1. Menyebutkan definisi kepemimpinan pendidikan
2. Menjelaskan fungsi kepemimpinan pendidikan
3. Menyebutkan syarat-syarat kepemipinan pendidikan
4. Menjelaskan tiga gaya kepemimpinan pendidikan
5. Menjelaskan motivasi guru
6. Menjelaskan urgensi motivasi dalam kepemimpinan kependidikan
7. Menjelaskan keterkaitan antara perilaku dan kekuatan motif
8. Menjelaskan keterkaitan antara harapan pengharapan, ketersediaan dan perilaku
9. Membedakan antara teori satu kontinum yang disponsori maslow dengan teori dua
kontinum yang diprakarsai Herzberg
10. Menilai keefektifan kedua teori tersebut dalam mempengaruhi perilaku guru/staf
2. Penyajian
2.1 Informasi singkat dari dosen tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai, pokok
bahasan dan strategi pembelajaran.
2.2 Mahasiswa membaca materi perkuliahan yang telah disiapkan, yakni manajemen
pendidikan ditinjau dari segi kepemimpinan
2.3 Untuk mengetahui penguasaan mahasiswa terhadap materi, secara bergilir meraka
menyimpulkan dengan kata-kata materi yang telah dibaca
Nama : Sintia Wungguli
Nim : 221422049
Kelas/semester : B/3
Mata kuliah : Profesi Pendidikan
Dosen pengampuh : Hj. Asmun W. Wantu S.Pd,M.Sc
3.2 Pengertian
Soetopo dan wasty (1982) membagi kepemimpinan atas dua bagian, yaitu: (1)
fungsi kepemimpinan yang bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai, dan (2)
fungsi kepemimpinan yang bertalian dengan pencapaian suasana pekerjaan yang
sehat dan menyenangkan.
1. Fungsi yang bertalian dengan tujuan yang ingin dicapai mencakup :
2. (a) memikir, merumuskan dengan teliti tujuan kelompok serta menjelaskan
supaya guru/staf selalu menyadari dalam bekerjasama mencapai tujuan itu,
(b) memberi dorongan kepada guru/staf serta menjelaskan situasi dengan
maksud untuk dapat ditemukan rencana-rencana kegiatan kepemimpinan yang
dapat memberi harapan baik, dan kepemimpinan harus cocok dengan situasi
yang nyata,
(c) membantu anggota kelompok (guru/staf) dalam mengumpulkan
keterangan-keterangan yang perlu supaya dapat mengadakan pertimbangan-
pertimbangan yang sehat,
(d) menggunakan kesanggupan-kesanggupan dan minat khusus dari anggota
kelompok,
(e) memberi dorongan kepada setiap anggota untuk melahirakan peranan dan
pikiran serta memilih buah pikiran yang baik dan berguna dalam pemecahan
masalah yang dihadapi, dan
(f) memberi kepercayaan dan menyerahkan tanggung jawab kepda anggota
dalam melaksanakan dan sesuai dengan kemampuan masing-masing demi
kepentingan bersama.
3. Fungsi yang bertalian dengan pencapaian suasana pekerjaan yang sehat dan
menyenangkan meliputi:
(a) memupuk dan memelihara kesediaan kerjasama di dalam kelompok demi
tercapainya tujuan bersama,
(b) menanamkan dan memupuk perasaan pada masing-masing anggota bahwa
mereka termasuk dalam kelompok dan semangat kelompok dapat dibentuk
melalui penghargaan terhadap usaha-usahanya,
(c) mengusaha suatu ruangan yang menyenangkan
(d) mempergunakan kelebihan-kelebihan yang terdapat pada pimpinan untuk
memberi sumbangan dalam kelompok menuju pencapaian tujuan bersama
serta dapat juga mengembangkan kesanggupan-kesanggupan anggota masing-
masing, sehingga pimpinan akan dapat diterima dan diakui secara wajar.
Nama : Diavelia Golu
Nim : 221422040
Kelas/semester : B/3
Mata kuliah : Profesi Pendidikan
Dosen pengampuh : Hj. Asmun W. Wantu S.Pd,M.Sc
PEMBAHASAN :
A. Syarat-syarat Kepemimpinan Pendidikan
Sebagai seorang pemimpin Pendidikan, tentu saja diharapkan memiliki kelebihan-
kelebihandari pada orang dipimpinnya. Oleh karena itu pemimpin pendidkan nantinya
selalu berhadapan dengan orang lain dalam konteks sosial, maka ia harus memiliki
syarat-syarat kepribadian tertentu. Syarat-syarat tersebut anatara lain :
1. Memiliki Kesehatan jasmani dan rohani yang baik
2. Berpegang teduh pada tujuan yang dicapai
3. Bersemangat
4. Cakap di dalam memberikan bimbingan
5. Cepat serta bijaksana di dalam mengambil keputusan
6. Jujur
7. Cerdas
8. Cakap di dalam hal mengajar dan menaruh kepercayaan yang baik dan berusaha
untuk mencapainya.
1. Teori Genetik
Penganut teori ini berpendapat bahawa, “pemimpin itu dilahirkan dan
bukan dibentuk” [Leaders are born and not made]. Pandanganteori ini
bahwa,seorang akan menjadi pemimpin karena “Keturunan” atau ia telah
dilahirkan dengan “membawa bakat” kepemimpinan. Teori keturunan ini, dapat
saja terjadi, karena seorang dilahirkan telah “memiliki potensi” memiliki potensi
dan bakat untuk memimpin dan inilah yang disebut dengan factor “dasar”.
a.Keahlian seseorang
b. Referent power
c. Reward power
d. Coercive power
Sedangkan istilah "authority" dalam organisasi menunjukkan otoritas atau
kekuasaan dalam suatu kedudukan yang berhak membuat/mengambil keputusan-
keputusan organisasi.
1. Kemampuan dalam Menyatu Padukan Sumber Tenaga Manusia yang Memiliki
Daya Motivasi yang Bervariasi Setiap Waktu dan Situasi Dalam unsur yang
kedua ini, berkenaan dengan pemahaman dasar manusia. Seorang pemimpin harus
mengerti mengenai teori motivasi, jenis-jenis motivasi dan harus mampu
menerapkan pengetahuan tentang motivasi ini terhadap individu yang kompleks
dan dalam herbagai situasi vang mempengaruhi iklim organisasi.
2. Kemampuan dalam Mengembangkan Iklim Kerja dalam Merespons dan
Membangkitkan/Menimbulkan Motivasi.
Di dalam unsur ini, menjelaskan bahwa seorang pemimpin menunjukkan
kemampuan dalam membangkitkan semangat bawahan untuk menggunakan
kemampuan mereka dalam menyelesaikan masalah. Kalau penggunaan fungsi
motivasi itu lebih berpusat pada bawahan dengan segala kebutuhannya, inspirasi
justru datang daripimpinan kelompok.
d. Prinsip Kepemimpinan
Prinsip sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi pribadi
dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya atau
organisasi. Menurut Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi,
realisasi dan konsekuensi. Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan
sebagai sebuah kompas/petunjuk yang tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu
pusat atau sumber utama sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4
dimensi seperti; keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan.
Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Covey)
sebagai berikut:
1. Seorang yang belajar seumur hidup
Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya,
belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman
yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.
Kata 'tantangan' sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti
kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah
suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri
sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, keterampilan, kreatifitas, kemauan,
keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
d. Sinergi
Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan.
Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja
kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier
Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana
memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus
dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja.
e .Latihan mengembangkan diri sendiri
Seorang pemimpin harus dapat memperbarui diri sendiri untuk mencapai
keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses dalam
mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan:
1) pemahaman materi;
2) memperluas materi melalui belajar dan pengalaman;
3) mengajar materi kepada orang lain;
4) mengaplikasikan prinsip-prinsip;
5) memonitoring hasil;
6) merefleksikan kepada hasil;
7) menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi;
8) pemahaman baru; dan
9) kembali menjadi diri sendiri lagi.
Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa
kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya:
1) kemauan dan keinginan sepihak;
2) kebanggaan dan penolakan;
3) ambisi pribadi.
Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-
menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru
yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
Hukum alam tidak dapat dihindari dalam proses pengembangan pribadi.
Perkembangan intelektual seseorang seringkali lebih cepat dibanding perkembangan
emosinya. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mencapai keseimbangan diantara
keduanya, sehingga akan menjadi faktor pengendali dalam kemampuan intelektual.
Pelatihan emosional dimulai dari belajar mendengar. Mendengarkan berarti sabar,
membuka diri, dan berkeinginan memahami orang lain. Latihan ini tidak dapat
dipaksakan. Langkah melatih pendengaran adalah bertanya, memberi alasan, memberi
penghargaan, mengancam dan mendorong. Dalam proses melatih tersebut,
seseorangmemerlukan pengontrolan diri, diikuti dengan memenuhi keinginan orang.
Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih menguntungkan dari pada
bergantung pada kekuatan dari luar. Kekuatan dan kewenangan bertujuan untuk
melegitimasi kepemimpinan dan seharusnya tidak untuk menciptakan ketakutan.
Peningkatan diri dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap sangat dibutuhkan untuk
menciptakan seorang pemimpin yang berpinsip karena seorang pemimpin seharusnya
tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga cerdas emosional dan spiritual (IQ, EQ
dan SQ).
MASLOW
Motif
(Kebutuhan)
Perilaku
Tujuan (Insentif)
HERZBERG
Mengacu pada figure tersebut menunjukkan bahwa dalam situasi motivasi,
apabila pemimpim kepala sekolah mengetahui kebutuhan staf/guru yang
paling kuat (maslow) yang ingin pimpinan atau kepala sekolah pengaruhi,
maka anda harus dapat menentukan tujuan (Herzberg) yang dapat anda
sediakan dalam lingkungan untuk memotivasi orang itu. Pada saat yang sama
apabila anda mengetahui tujuan yang ingin dicapai staf/guru tersebut,
pimpinan/kepala sekolah dapat memperkirakan keputuhannya yang paling
kuat. Hal ini terbukti karena uang dan tunjangan cenderung memenuhi
kebutuhan-kebutuhan ada level fisiologis dan sekuriti; sedangkan hubungan
antara pribadi dan supervisor adalah contoh iklim yang baik dapat memenuhi
kebutuhan sosiologi ; meningkatnya tanggung jawab pekerjaan yang
menantang, serta pertumbuhan perkembangan adalah motivator yang
cenderung memenuhi kebutuhan pada level penghargaan dan perwujudan diri.
Daftar Pustaka
Glickman, C.D. 1981. Developmental Supervision. Alexandria: ASCD
Garton, Richard A. 1976. School Administration. Dubuque, Lowa : Wm. C. Brown Company
Pub-lishers.
Hersey Paul, & Blanchard K. 1992. Management Of Organization Behavior; Utilizing Human
Resource. Prentice Hall, inc
Nawawi Hadari. 1986. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.
Owens, Roberts G.1981. Organization Behavior in Education. Englewood Cliffs. New Jersey:
Prantice-Hall, Inc
Robbins, S.1995. Teori Organisasi: Struktur, Desain (terjemahan). Prentice-Hall international.
Inc
Rahmat. 2020. Kepimpinan Pendidikan, yogjakarta; Zahir Publishing.
Alamsyah, Y. (2017). Membumkan dalam Kepemimpinan.pendidikan. kependidikan islam.
Mardia,Muhammad Mukthar S.
Sondang P. siagian, Teori dan praktek kepemimpinan .Jakarta:Rineka cipta. Umar sidiq,
khoirussalam, kepimpinan pendidikan