PENDAHULUAN
1. Tujuan
Tujuan pokok kegiatan magang (apprenticeship) kekepalasekolahan ini
adalah melengkapi kemampuan mahasiswa program S2 prodi administrasi
pendidikan dalam aspek keterampilan kepemimpinan, perencanaan dan
manajemen sekolah untuk tingkat sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah dan
memfasilitasi percepatan penyelesaian studi mahasiswa.
2. Manfaat
a. Manfaat secara Teoritis
Menambah wawasan dan pengetahuan serta ilmu tentang
kekepalasekolahan baik dari segi manajemen sekolahnya,
kepemimpinan, tata kelola sekolah, perencanaan dan lain sebagainya.
b. Manfaat secara Praktis
1) Mahasiswa memiliki pengetahuan dan wawasan yang
komprehensif tentang realita tugas pokok dan pekerjaan kepala
sekolah dasar sesuai dengan kondisi nyata di lapangan.
2) Mahasiswa mampu menganalisis permasalahan yang dihadapi
kepala sekolah dasar dalam melaksanakan tugas keseharian dan
mengembangkan solusi yang efektif
3) Dapat dijadikan bekal bagi kami selaku mahasiswa untuk nanti
dipraktekan dan diaplikasikan pada saat kami menjabat sebagai
kepala sekolah.
4) Dapat dijadikan bahan komparasi dengan sekolah tempat kami
bertugas dalam memperbaiki hal-hal yang dianggap masih kurang
baik dalam hal manajemen sumber dayanya, maupun dalam
perencanaan sekolahnya.
5) Terjalinnya kerjasama/ hubungan baik antara Universitas dengan
lembaga persekolahan tempat mahasiswa magang.
1. Definisi Kepemimpinan
Definisi kepemimpinan sangat bervariasi, sebanding dengan
banyak orang yang mencoba mendefinisikan konsep kepemimpinan. Yukl
(2010:3) mengemukakan bahwa sebagian besar definisi kepemimpinan
mencerminkan asumsi bahwa “kepemimpinan berkaitan dengan proses
yang disengaja dari seseorang untuk menekankan pengaruhnya yang kuat
terhadap orang lain untuk membimbing, membuat struktur, memfasilitasi
aktivitas dan hubungan di dalam kelompok atau organisasi”. Selanjutnya
Engkoswara dan Aan (2011:177) menguraikan beberapa definisi
kepemimpinan menurut para ahli, diantaranya:
a. Rauch and Behling (1984:46), mengemukakan bahwa:
“Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas
sebuah kelompok yang diorganisasikan ke arah pencapaian tujuan”.
b. Kottler (1988), mengemukakan bahwa: “Kepemimpinan adalah proses
menggerakkan seseorang atau sekelompok orang kepada tujuan-tujuan
yang umumnya ditempuh dengan cara-cara yang tidak memaksa”.
c. Jacobs and Jacques (1990), mengemukakan bahwa: “Kepemimpinan
adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan berarti) terhadap usaha
kolektif, dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha
yang diinginkan untuk mencapai sasaran”.
d. Dubrin, A.J. (2001:3), mengemukakan bahwa: “Kepemimpinan adalah
kemampuan untuk menanamkan keyakinan dan memperoleh dukungan
dari anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi”.
e. Northouse, P.G. (2003:3), mengemukakan bahwa: “Kepemimpinan
adalah suatu proses dimana individu mempengaruhi kelompok untuk
mencapai tujuan umum”.
Selanjutnya Oteng Sutisna (1983) menggambarkan kepemimpinan
secara umum sebagai suatu proses mempengaruhi atau membujuk
(inducing) orang lain menuju pencapaian sasaran atau tujuan bersama.
Definisi ini mencakup tiga elemen sebagai berikut :
a. Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi (relational concept).
Kepemimpinan hanya ada dalam proses relasi dengan orang lain
(pengikut). Apabila tidak ada pengikut, maka tidak ada kepemimpinan.
b. Kepemimpinan merupakan suatu proses.
c. Pemimpin harus membujuk orang lain untuk mengambil tindakan.
Bedasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan selalu melibatkan unsur pemimpin, pengikut, dan konteks.
Ketiadaan salah satu dari ketiga unsur tersebut akan menghilangkan esensi
pemimpin itu sendiri. Pemimpin yang efektif dalam hubungannya dengan
bawahan adalah pemimpin yang mampu meyakinkan pengikutnya bahwa
kepentingan pribadi dari bawahan adalah visi pemimpin, serta mampu
meyakinkan bahwa anggotanya mempunyai andil dalam
mengimplementasikannya.
Pemimpin mempengaruhi pengikutnya melalui berbagai cara,
seperti menggunakan otoritas yang terlegitimasi, menciptakan model
(menjadi teladan), penetapan sasaran, memberi imbalan dan hukum,
restrukturisasi organisasi, dan mengkomunikasikan visi. Mencermati
kekuasaan yang dimiliki seseorang di dalam organisasi, kekuasaan dapat
mengarahkan perilaku dan interaksi manusia di dalam organsasi. Razik
dan Swanson (1995:44) mendefiniskan kekuasaan dalam konteks
kepemimpinan sebagai kekuatan untuk menentukan arah perilaku yang
diharapkan dalam situasi interaksi manusia. Masih dalam sumber yang
sama, John Gardner pada tahun 1986-1988 (Razik dan Swanson, 1995:48)
mengemukakan bahwa kepemimpinan lebih dari sekedar menduduki suatu
otoritas, kendati posisi otoritas yang diformalkan mungkin sangat
mendorong proses kepemimpinan, namun sekedar menduduki posisi itu
tidak menandai seseorang untuk menjadi pemimpin.
2. Pendekatan Kepemimpinan
Ada empat macam pendekatan histories mengenai analisis
kepemimpinan yang dikemukakan oleh Wahjosumidjo (2002: 19) yaitu:
a. Pendekatan menurut pengaruh kewibawaan (Power Influence
Approach), pendekatan ini menekankan bahwa keberhasilan pemimpin
dipandang dari segi sumber dan terjadinya sejumlah kewibawaan yang
ada pada para pemimpin, dalam pendekatan ini menekankan sifat
timbal balik, proses saling mempengaruhi dan pentingnya pertukaran
hubungan kerjasama pimpinan dan bawahan.
b. Pendekatan sifat ( The Trait Approach), pendekatan ini menekankan
pada kualitas pemimpin yang ditandai dengan : (1) Tidak kenal lelah,
(2) Intuisi tajam, (3) Tinjauan ke masa depan yang tidak sempit, (4)
Kecakapan meyakinkan yang sangat menarik. Berdasarkan hasil studi
tersebut ada tiga macam sifat pribadi seorang pemimpin, yaitu: (1) ciri-
ciri fisik, (2) kepribadian, dan (3) kemampuan/ kecakapan.
c. Pendekatan perilaku (The Behaviour Approach), Yukl (2010:14) dalam
bukunya “Leadership in Organization” yang telah dialih bahasa oleh
Budi Supriyanto mengemukakan bahwa pendekatan perilaku diawali
pada tahun 1950 setelah para peneliti tidak puas dengan pendekatan
sifat dan mulai memberikan perhatian yang lebih mendalam terhadap
apa yang sebenarnya dilakukan oleh pemimpin dalam pekerjaannya.
Teori yang menggunakan perilaku memandang bahwa kepemimpinan
dapat dipelajari dari pola tingkah laku, dan bukan dari sifat (traits)
pemimpin. Dalam hal ini para pendukung teori perilaku
mengungkapkan bahwa cara seseorang bertindak akan menentukan
keefektifan kepemimpinan orang bersangkutan.
d. Pendekatan Kontigensi, pendekatan ini menekankan pada ciri-ciri
pribadi pemimpin dan situasi, mengukur atau memperkirakan ciri-ciri
pribadi ini dan membantu pemimpin dengan garis pedoman perilaku
yang bermanfaat yang didasarkan kepada kombinasi dari kemungkinan
yang bersifat kepribadian dan situasional. Salah satu dari model
kepemimpinan kontigensi adalah kepemimpinan situasional yang
mengandung pokok pikiran sebagai berikut:
1) Dalam melaksanakan tugasnya pemimpin dipengaruhi oleh faktor-
faktor situasional, yaitu: jenis pekerjaan, lingkungan organisasi,
karakteristik individu yang terlibat dalam organisasi;
2) Perilaku kepemimpinan yang paling efektif ialah perilaku
kepemimpinan yang disesuaikan dengan tingkat kematangan
bawahan;
3) Perilaku kepemimpinan yang efektif ialah pemimpin yang selalu
membantu bawahan dalam pengembangan dirinya dari tidak
matang menjadi matang. Ada tujuh tingkat proses pematangan,
yaitu:
Pasif Aktif
Tergantung Tidak tergantung
Mampu melakukan sedikit Mampu melakukan
cara banyak cara
Minat yang dangkal Minat yang dalam
Pandangan pendek Pandangan luas
Jabatan bawahan Jabatan atasan
Kurang percaya diri Sadar diri terkontrol
4) Perilaku kepemimpinan cenderung berbeda-beda dari satu situasi
ke situasi lain. Oleh karena itu, dalam kepemimpinan situasi
penting bagi setiap pemimpin untuk mengadakan diagnosis,
dengan baik terhadap situasi. Pemimpin yang baik menurut teori
ini adalah pemimpin yang mampu mengubah-ubah perilakunya
sesuai dengan situasi, dan memperlakukan bawahannya sesuai
dengan tingkat kematangan yang berbeda-beda.
5) Pola perilaku kepemimpinan berbeda-beda sesuai dengan situasi
yang ada. Ada perilaku kepemimpinan yang cenderung
mengarahkan (direktif) selalu memberi petunjuk kepada bawahan,
dan ada pula pemimpin yang cenderung memberikan dukungan
(suportif).
3. Tipe Kepemimpinan
Tipe-tipe kepemimpinan menurut Sondang P. Siagian (1999: 27)
yaitu dibagi kedalam beberapa tipe kepemimpinan, yaitu sebagai berikut:
a. Tipe Otokratik
Dalam kepemimpinan otoriter, pemimpin bertindak sebagai diktator
terhadap anggota kelompoknya. Dalam tipe ini pemimpin bersifat
menggerakkan dan memaksa kelompoknya. Sehingga, para bawahan
mengikuti dan menjalankan perintah dengan patuh.
b. Tipe Paternalistik
Tipe kepemimpinan ini banyak ditemukan di lingkungan masyarakat
yang masih tradisional, biasanya dalam masyarakat yang agraris. Hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:
Kuatnya ikatan primordial
Extended family system
Kehidupan masyarakat yang komunalistik
Adat istiadat yang sangat kuat dalam kehidupan bermasyarakat
Masih dimungkinkannya hubungan pribadi yang intim antara
seorang anggota masyarakat dengan anggota masyarakat lainnya.
c. Tipe Kharismatik
Tipe kepemimpinan ini menonjolkan pada daya tariknya yang
memikat sehingga mampu mmperoleh pengikut yang jumlahnya
kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin kharismatik
yaitu seseorang yang dikagumi oleh pengikutnya tanpa memandang
dari fisik seorang pemimpin.
d. Tipe Laissez Faire
Laissez faire yakni tipe kepemimpinan yang lebih menonjolkan
kebebasan kepada para bawahan, sehingga kontrol dari pimpinan
sangat kurang. Hal ini bisa mengakibatkan ketidaktercapaiannya
tujuan apabila bawahan memiliki tingkat kematangan yang rendah.
Karakteristik utama tipe kepemimpinan ini bisa ditinjau dari persepsi,
nilai, sikap dan perilaku.
e. Tipe Demokratis
Tipe kepemimpinan seperti ini merupakan tipe kepemimpinan yang
ideal dan disukai banyak orang. Pemimpin yang demokratik biasanya
memandang peranannya selaku koordinator dan integrator dari
berbagai unsur dan komponen organisasi sehingga bergerak sebagai
suatu totalitas yang menggunakan pendekatan holistik dan
integralistik.
f. Tipe Pseudo Demokratis
Tipe kepemimpinan pseudo demokratis yaitu tipe kepemimpinan yang
bersikap demokratis padahal sebenarnya bersikap otokratis. Tipe
kepemimpinan ini pada awalnya memberikan kesempatan kepada para
bawahan untuk berpendapat dalam suatu musyawarah namun dengan
pengaruh pemimpin yang sangat kuat, pada akhirnya bawahan dapat
menerima ide, pikiran, konsep dari pemimpin sebagai keputusan
bersama.
B. Pembuatan Keputusan
Managem
ent
Decision
making
Leadaershi
p
Choosi
ng
C. Budaya Sekolah
D. Manajemen Sekolah
Pengorganisasian Pengorganisasian
Kepemimpinan Pengkoordinasian
Pendelegasian
Penginisiasian
Pengkomunikasian
Kerja dengan kelompok
Pengawasan Penilaian
Perencanaan Pengorganisasian
Manajemen
Pengawasan Pengarahan
2. Tujuan Manajemen
Ibrahim Bafadal (2009) mengemukakan tujuan manajemen adalah
terselenggaranya keseluruhan program kerja secara efektif dan efisien.
Efektif berarti mencapai tujuan, sedangkan efisien dalam arti umum
bermakna hemat. Dengan demikian ada dua tujuan pokok manajemen
yaitu:
a. Efektivitas, merupakan tujuan manajemen yang diupayakan dalam
rangka mencapai efektivitas. Suatu program kerja dikatakan efektif
apabila program kerja tersebut dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
b. Efisiensi, merupakan tujuan manajemen yang diupayakan dalam
rangka mencapai efisiensi dalam pelaksanaan program. Efisiensi
merupakan suatu konsep perbandingan antara pelaksanaan suatu
program dengan hasil akhir yang diraih atau dicapai.
3. Ruang lingkup manajemen sekolah
Adapun ruang lingkup manajemen sekolah adalah sebagai berikut:
1) Manajemen peserta didik
2) Manajemen sarana prasarana
3) Manajemen hubungan dengan masayrakat
4) Manajemen kurikulum
5) Manajemen keuangan
6) Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan
BAB III
LAPORAN KEGIATAN
1. Profil Sekolah
Di bawah ini merupakan profil dari SMP Negeri 15 Bandung, sebagai
berikut:
Nama Sekolah : SMP Negeri 15 Bandung
NSS/NIS : 201026001002
Tahun di dirikan : 1966
Status Sekolah : Negeri
Tahun Akreditasi/Nilai : 2013/ Amat Baik
Alamat Sekolah : Jl. Dr. Setiabudhi No.89
Kelurahan Geger Kalong
Kecamatan Sukasari
Kota Bandung
Telepon : 022-2034914
Email : smpn15bandung@gmail.com
Untuk mencapai visi tersebut, perlu dirumuskan misi yang berupa kegiatan
jangka panjang dengan arah yang jelas. Berikut ini merupakan misi yang
dirumuskan berdasarkan visi tersebut.
b. Misi SMP Negeri 15 Bandung
Untuk mencapai visi tersebut di atas, ditetapkan misi sebagai berikut :
1) Meningkatkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, inovatif dan
menyenangkan.
2) Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik berbasis Iptek dan Imtaq.
3) Meningkatkan layanan bagi tenaga pendidik dan kependidikan menjadi profil
personal yang profesional.
4) Meningkatkan budaya dan iklim sekolah yang kondusif, berwawasan
lingkungan dan sehat.
5) Meningkatkan sarana dan prasarana yang representatif
6) Menjalin kerja sama yang harmonis antarwarga sekolah , lingkungan terkait
dan lembaga pendidikan dan/atau lembaga nonpendidikan dalam upaya
peningkatan akses dan dana
7) Strategi SMPN 15 Bandung
Berdasarkan Visi dan Misi tersebut di atas, SMPN 15 Bandung menetapkan
berbagai tujuan pendidikan di lingkungan SMPN 15 Bandung sebagai berikut :
1) Akademis
Tercapainya tingkat kelulusan 100% dengan rata-rata min nilai 8,0.
Meningkatnya persentase lulusan yang diterima di sekolah negeri
(SMA/SMK/ MA) sekurang-kurangnya 80% dari lulusan.
Meningkatkan perolehan nilai rata-rata untuk seluruh mata pelajaran
untuk setiap tahun, sehingga tercapai KKM standar nasional (75)
Mampu berkomunikasi secara aktif dengan Bahasa Indonesia, Bahasa
Sunda, dan Bahasa Inggris
Meningkatkan potensi dan kompetensi guru sehingga menjadi guru
profesional
Terlaksananya pembelajaran dengan multi metoda dan media
pembelajaran berbasisIT.
2) Non Akademis
Menjuarai berbagai kompetisi OSN, O2SN, FL2N
3) Budaya
Menciptakan lingkungan sekolah yang berbudaya Sunda
Terlaksananya program 7 K (Keamanan Ketertiban Keindahan
Kebersihan Kenyamanan Kerindangan Kekeluargaan) sehingga sekolah
menjadi kondusif
Terlaksanannya progam 5 S (salam, salim, senyum, sapa, dan santun)
Terlaksananya pelayanan yang optimal kepada semua pihak yang
memerlukan berdasarkan SAS (Sistem Administrasi Sekolah).
4) Religi
Membiasakan setiap kegiatan diwarnai dengan nilai-nilai religi (K1 dan
K2) ImplementasiKurikulum 2013.
Terlaksananya berbagai program kegiatan pembinaan kesiswaan seperti:
sholat berjamaah, Bimbingan baca tulis Al-Quran, Pesantren
Kilat/Ramadhan, ceramah jumat pagi dan peringatan hari besar
keagamaan.
5) Berwawasan Lingkungan
Menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman, bersih, sehat dan hijau
Membiasakan pola hidup bersih dan sehat
Terjalinnya kerja sama antarwarga/keluarga besar sekolah dan lingkungan
sekitar
Optimalisasi Progam Adhiwiyata
Optimalisasi Gerakan Pungut Sampah (GPS)
Optimalisasi Program Bike to School
4. Bahasa Inggris 3 3 - - 3 - 3 - - -
5. Matematika 5 5 - - 5 - 4 1 - -
6. IPS 4 4 - - 4 - 3 1 - -
7. IPA 5 5 - - 5 - 5 - - -
8. Seni Budaya 4 4 - - 4 - 4 - - -
Pendidikan Olah Raga &
9. 3 3 - - 3 1 2 - - -
Kesehatan
10. TIK/ Prakarya 2 - 2 - - - 2 - - -
JUMLAH 40 35 5 0 35 4 33 4 0 0
1. TenagaAdministrasiSekolah 5 3 2 - 1 1 3 - -
2. TenagaPerpustakaan 1 - 1 - 1 - - - - -
3. Tenagalaboratorium - - - - - - - - - -
Tenagakhusus (Satpam,
4. 4 - 4 - - - - 1 1 2
Kebersihan, dll)
JUMLAH 10 3 7 - 2 0 1 4 1 2
Prestasi yang pernah diraih oleh siswa SMP Negeri 15 adalah sebagai berikut:
No Nama Kejuaraan Hasil Prestasi Tingkat Penyelenggara Tahun
7 Mitahul Khoir Science Rally Juara 2 Kota Bandung Mitahul Khoir 2012
8 The Star Team National Juara 2 Nasional JHS Elite Open 2012
Cheerleading Divison
10 Turnamen Sepak Bola Juara 3 Kota Bandung SMA Kartika XIX-2 2013
11 The Star Team National Juara 3 Prov.Jawa JHS Elite Open 2013
Cheerleading Barat Divison
14 Miftahul Khoir Science Rally Juara 3 Kota Bandung M iftahul Khoir 2013
15 Lomba Jaipong Rampak Juara 3 Kota Bandung SMK ILB Cinta 2012
Wisata
16 Miftahul Khoir Science Rally Juara 3 Kota Bandung Miftahul Khoir 2012
21 Kompetisi Regu Pengibar Harapan Mulia 2 Kota Bandung SMA Pasundan 1 2013
Bendera Bdg
24 Lomba LKBB Harapan Mulia 2 Kota Bandung BEO & SMA 3 2012
Bandung
B. Realisasi Kegiatan
Nama
No TUPOKSI
Mahasiswa/NIM/Jabatan
1.
2.
3.
4.
D. SWOT