Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TEORI KEPEMIMPINAN DAN TEORI KEPEMIMPINAN


PENDIDIKAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan Pendidikan
Dosen Pengampu :
Dr. Sukarji, M.Pd.I.

Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Kharisma Hana Sajida R. (126201212214)
2. Muhammad Hafie Anshori (126201212215)
3. Naashihatul Khoiriyah (126201212216)
4. Muhammad Ihsan Nawawi (126201212217)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
MARET 2024
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi limpahan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan lancar. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta pengikut setia ajarannya.
Makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Kepemimpinan
Pendidikan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya, terutama kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Aziz, M.Pd.I. selaku Rektor UIN Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung yang telah memberikan dan menyediakan
fasilitas demi kenyamanan serta kelancaran perkuliahan penulis.
2. Bapak Dr. Sutopo, M.Pd selaku Dekan FTIK yang selalu memberikan
dorongan dan motivasi kepada mahasiswa.
3. Bapak Dr. H. Imam Junaris, S.Ag., M.H.I selaku Koordinator Program Studi
Pendidikan Agama Islam yang selalu memberikan semangat kepada kami
dalam setiap menjalani kegiatan perkuliahan.
4. Bapak Dr. Sukarji, M.Pd.I. selaku Dosen pengampu mata kuliah
Kepemimpinan Pendidikan, yang telah menuntun dan mengarahkan penulis
untuk menyusun makalah ini.
5. Semua rekan kelas PAI 4E yang telah membantu memberi masukan dalam
penulisan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa adanya
kemampuan dan pengetahuan yang terbatas, oleh sebab itu kritik dan saran sangat
kami harapkan dan semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan bagi penulis maupun dari sudut pandang pembaca.

Tulungagung, 11 Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1


A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................2
C. Tujuan ...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3


A. Pengertian Teori Kepemimpinan dan Teori Kepemimpinan Pendidikan .....3
B. Macam-Macam Teori Kepemimpinan ..........................................................4
C. Perkembangan Teori Kepemimpinan Pendidikan .........................................8
D. Macam-Macam Teori Kepemimpinan Pendidikan .....................................10

BAB III PENUTUP ..............................................................................................14


A. Kesimpulan ...................................................................................................14
B. Saran .............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan masalah yang penting bagi suatu
kelompok atau organisasi kelembagaan. Hal ini dikarenakan pemimpin
merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh bagi keberhasilan
suatu organisasi atau lembaga tersebut mencapai tujuan. Pemimpin adalah
seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi bawahan
sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
Kepemimpinan bisa juga diartikan sebagai kekuatan atau
kemampuan untuk menggerakkan orang dan mempengaruhi orang.1
Kepemimpinan dalam pendidikan adalah segenap kegiatan dalam
usaha mempengaruhi personal di lingkungan pendidikan pada situasi
tertentu melalui usaha kerjasama dan mau bekerja dengan penuh tanggung
jawab dan ikhlas demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.2
Kepemimpinan erat kaitannya dengan keberhasilan suatu lembaga
pendidikan. Kepemimpinan yang kuat mengisyaratkan kepada kepala
lembaga agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terutama
dalam mengembangkan kompetensi guru. Hal tersebut karena guru adalah
orang yang memiliki andil besar dalam melaksanakan pembelajaran di
sekolah. Menciptakan sekolah efektif bagi kepala madrasah berarti harus
memanfaatkan dan mengembangkan guru sebagai icon kemajuan
pendidikan.
Dari paparan diatas dapat diketahui bahwa kualitas kepemimpinan
kepala lembaga secara substansial berpengaruh terhadap keberhasilan suatu
lembaga pendidikan. Tanpa kepemimpinan kepala lembaga yang handal,
organisasi sekolah tidak akan dicapai dan akan menimbulkan kekacauan
karena masing-masing tenaga kependidikan bekerja untuk mencapai tujuan

1
Norkholis, Manajemen Berbasis Sekolah: Teori, Model, Aplikasi, (Jakarta: Grafindo), hal 153.
2
Husman U, Asmara. Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 1985), hal
118.

1
pribadinya. Untuk menciptakan suasana yang ideal dalam pengelolaan
pendidikan di lembaga sekolah agar tercapai visi,
misi sekolah diperlukan seorang pemimpin lembaga yang memadai yang
bisa menyesuaikan dengan lingkungan sekolahnya masing-masing.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari teori kepemimpinan teori kepemimpinan
pendidikan?
2. Bagaimana macam-macam dari teori kepemimpinan?
3. Bagaimana perkembangan dari teori kepemimpinan pendidikan?
4. Bagaimana macam-macam dari teori kepemimpinan pendidikan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari teori kepemimpinan teori
kepemimpinan pendidikan.
2. Untuk mendeskripsikan macam-macam dari teori kepemimpinan.
3. Untuk mengetahui perkembangan dari teori kepemimpinan pendidikan.
4. Untuk mendeskripsikan macam-macam dari teori kepemimpinan
pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Kepemimpinan dan Teori Kepemimpinan Pendidikan


Allan Tucker mengemukakan kepemimpinan ialah kemampuan
untuk mempegaruhi atau mendorong seseorang atau sekelompok orang agar
bekerja secara sukarela untuk mencapai tujuan tertentu atau sasaran dalam
situasi tertentu.3
Istilah kepemimpinan dalam dunia kependidikan sebenarnya
mengandung dua penegrtian, dimana kata “pendidikan” menerangkan di
mana kepemimpinan itu berlangsung, dan sekaligus menjelaskan pula sifat
atau cirri-ciri kepemipinan, yaitu bersifat mendidik, membimbing dan
mengemong. Sebagaimana kata pendidikan yang menunjukkan arti yang
dapat dilihat dari dua segi, yaitu (1) pendidikan sebagai usaha atau proses
mendidik dan mengajar seperti yang dikenal sehari-hari (2) pendidikan
sebagai ilmu pengetahuan yang membahas berbagai masalah tentang
hakekat dan kegiatan mendidik mengajar dari zaman ke zaman atau yang
membahas prinsip-prinsip dan praktik-praktik mendidik dan mengajar
dengan segala cabang-cabangnya yang telah berkembang begitu luas dan
mendalam. Dengan demikian sebagaimana dalam Marno dikatakan :
Kepemimpinan pendidikan pada dasarnya terdapat dan berperan
pada usaha-usaha yang berhubungan dengan proses mendidik dan mengajar
di satu pihak, dan pada pihak lain berhubungan dengan usaha-usaha
pengembangan pendidikan sebagai satu ilmu dengan segala cabang-
cabangnya dan ilmu-ilmu pembantunya.4
Banyak orang mengatakan, atau beranggapan, jika kepemimpinan
merupakan bawaan alamiah seseorang sejak lahir, anggapan itu mungkin
dapat dikatakan benar, namun tidak sedikit pula yang beranggapan, jika

3
Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan : Konsep Strategi dan Aplikasi,
(Jakarta: Grasindo, 2002), hal. 50.
4
Marno dan Supriyatno, Triyo.Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. (Bandung :
Rafika Aditama, 2008), hal. 32.

3
kepemimpinan merupakan sifat yang diperoleh seseorang, karena dibentuk
oleh lingkungan, pengalaman, dan juga pendidikan, hal ini juga tidak salah.
Dari ulasan di atas, ada beberapa teori yang menyatakan bahwa
memiliki sifat-sifat tertentu dapat membantu seorang individu menjadi
pemimpin, yang notabene, sifat ini merupakan bawaan lahir individu.
Namun ada teori yang menyatakan, bahwa bahwa model kepemimpinan
seseorang dapat dipengaruhi atau dibentuk oleh pengalaman, lingkungan,
serta pendidikan dalam situasi dan kondisi tertentu.
Pada intinya, pengertian teori kepemimpinan pendidikan
merupakan pemikiran yang berisi penjelasan mengenai, apa, bagaimana,
siapa, kapan, dimana dan mengapa individu dikatakan sebagai pemimpin.
Teori-teori ini dapat kita gunakan sebagai pedoman, untuk mendalami
konsep kepemimpinan diri yang muncul, sehingga paling tidak, kita dapat
menjadi pemimpin untuk diri sendiri.

B. Macam-Macam Teori Kepemimpinan


Teori kepemimpinan membicarakan bagaimana seseorang menjadi
pemimpin, atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin. Ada beberapa
teori kepemimpinan, di antaranya sebagai berikut:5
1. Teori Sifat
Dalam teori sifat, penekanan lebih pada sifat-sifat umum yang
dimiliki pemimpin, yaitu sifat-sifat yang dibawa sejak lahir. Menurut
teori sifat, hanya individu yang memiliki sifat-sifat tertentulah yang bisa
menjadi pemimpin. Teori ini menegaskan ide bahwa beberapa individu
dilahirkan memiliki sifat-sifat tertentu yang secara alamiah menjadikan
mereka seorang pemimpin.
Keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat,
perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin. Menurut Stogdill, sifat-
sifat tertentu efektif di dalam situasi tertentu, dan ada pula sifat-sifat
tertentu yang berkembang akibat pengaruh situasi organisasi. Sebagai
contoh, sifat kreativitas akan berkembang jika seseorang pemimpin

5
Sobri Sutikno, Pemimpin & Kepemimpinan, (Lombok: Holistica, 2018), hal. 17.

4
berada di dalam organisasi yang fleksibel dan mendorong kebebasan
berekspresi, dibandingkan di dalam organisasi yang birokratis. Darf
menjelaskan tiga sifat penting yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin, yaitu kepercayaan diri, kejujuran dan integritas, serta
motivasi. Kepercayaan diri, berhubungan dengan keyakinan diri
pemimpin akan pertimbangannya, keputusannya, ide-idenya, dan
kemampuannya sendiri. Kejujuran, berhubungan dengan keyakinan
bahwa pemimpin bisa dipercaya, bisa dipegang janjinya, dan pemimpin
tidaksuka memainkan peran palsu. Integritas berarti apa saja yang
dikatakan oleh seorang pemimpin, pasti selalu dilaksanakan. Dorongan,
berkaitan dengan motivasi yang menciptakan usaha tinggi untuk
mencapai tujuan tertinggi. Pemimpin yang memiliki motivasi
berprestasi yang tinggi, akan memunculkan energi besar, ketekunan,
kegigihan dalam mencapai tujuannya.
2. Teori Perilaku
Teori Perilaku, lebih dikenal dengan Behaviorist Theories. Teori
ini lebih terfokus kepada tindakan-tindakan yang dilakukan pemimpin
daripada memperhatikan atribut yang melekat pada diri seorang
pemimpin. Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan
perilaku seseorang ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu
kelompok ke arah pencapaian tujuan.6
3. Teori Situasional
Teori situasional mengatakan bahwa pembawaan yang harus
dimiliki seorang pemimpin adalah berbeda-beda, tergantung dari situasi
yang sedang dihadapi. Teori situasional dari Hersey dan Blanchard
terfokus pada karakteristik kematangan bawahan sebagai kunci pokok
situasi yang menentukan keefektifan perilaku seorang pemimpin.
Menurut mereka, bawahan memiliki tingkat kesiapan dan kematangan
yang berbeda-beda sehingga pemimpin harus mampu menyesuaikan
gaya kepemimpinannya, agar sesuai dengan situasi kesiapan dan
kematangan bawahan. Keefektifan kepemimpinan seseorang ditentukan

6
Ibid., hal 18

5
oleh kemampuan “membaca” situasi yang dihadapi dan menyesuaikan
gaya kepemimpinannya agar cocokdengan tuntutan situasi.
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan
oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan
dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang
dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor
situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu
adalah: (a) Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas; (b) Bentuk dan sifat
teknologi yang digunakan; (c) Norma yang dianut kelompok; (d)
Ancaman dari luar organisasi; (e) Tingkat stress; dan (f) Iklim yang
terdapat dalam organisasi. Menurut Fread Fiedler, kepemimpinan yang
berhasil bergantung kepada penerapan gaya kepemimpinan terhadap
situasi tertentu. Sehingga suatu gaya kepemimpinan akan efektif apabila
gaya kepemimpinan tersebut digunakan dalam situasi yang tepat.
4. Teori Jalan-Tujuan
Menurut teori ini, nilai strategis dan keefektifan seorang
pemimpin didasarkan pada kemampuannya dalam menimbulkan
kepuasan dan motivasi anggotanya dengan penerapan hadiah. Tugas
pemimpin menurut teori ini adalah bagaimana bawahan bisa
mendapatkan hadiah atas kinerjanya, dan bagaimana seorang pemimpin
menjelaskan dan mempermudah jalan menuju hadiah tersebut.
Pemimpin berusaha memperjelas jalur menuju tujuan yang diinginkan
oleh organisasi sehingga bawahan tahu ke mana harus mengerahkan
tenaganya untuk mencapai tujuan organisasi. Selain itu, pemimpin juga
memberikan hadiah yang jelas bagi prestasi bawahan yang telah
memenuhi tujuan organisasi sehingga bawahan termotivasi.7
5. Teori Kelebihan
Teori kelebihan, beranggapan bahwa seseorang akan menjadi
pemimpin apabila ia memiliki kelebihan dari para pengikutnya. Pada
dasarnya kelebihan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
mencakup tiga hal, yaitu: Pertama; kelebihan rasio, ialah kelebihan

7
Ibid., hal 20

6
menggunakan pikiran, kelebihan dalam pengetahuan tentang hakikat
tujuan dari organisasi, dan kelebihan dalam memiliki pengetahuan
tentang cara-cara menggerakkan organisasi, dan pengambilan keputusan
yang cepat dan tepat. Kedua; Kelebihan rohaniah, artinya seorang
pemimpin harus mampu menunjukkan keluhuran budi pekertinya
kepada bawahannya. Seorang pemimpin harus mempunyai moral yang
tinggi karena pada dasarnya pemimpin merupakan panutan para
pengikutnya. Segala tindakan, perbuatan, sikap dan ucapan hendaknya
menjadi suri teladan bagi para pengikutnya. Ketiga, Kelebihan
Badaniah; Seorang pemimpin hendaknya memiliki kesehatan badaniah
yang lebih dari para pengikutnya sehingga memungkinkannya untuk
bertindak dengan cepat.
6. Teori Kharismatik
Sondang P. Siagian menjelaskan bahwa teori kepemimpinan
kharismatik adalah suatu kepemimpinan yang memiliki karakteristik
yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu
memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar.8
Kharisma diperoleh dari kekuatan yang luar biasa. Dalam hal ini
ada suatu kepercayaan bahwa orang tersebut merupakan pancaran zat
Tunggal, sehingga dianggap mempunyai kekuatan gaib. Pemimpin yang
bertipe kharismatik biasanya memiliki daya tarik, kewibawaan dan
pengaruh yang sangat besar. Pengaruh yang luar biasa ini dapat dilihat
dari pengorbanan yang diberikan oleh para pengikut untuk pribadi sang
pemimpin, sampai-sampai mereka rela untuk menebus nyawanya untuk
sang pemimpin. Konsep kepemimpinan yang kharismatik ini banyak
bersumber dari ajaran agama dan sejarah Yunani Kuno, yang
menggambarkan betapa hebatnya kekuatan yang dimiliki oleh para nabi
dan raja pada masa itu. Namun secara konseptual kepemimpinan
kharismatik ini dalam pandangan ilmiah dipelopori oleh Robert House,
yang meneliti para pemimpin politik dan religius di dunia.9

8
Sondang P. Siagian. 2003, Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta: Rinekacipta), hal.37
9
Sobri Sutikno, Pemimpin & Kepemimpinan, (Lombok: Holistica, 2018), hal. 17-21.

7
C. Perkembangan Teori Kepemimpinan Pendidikan
Persoalan kepemimpinan baik di bidang pendidikan maupun bidang
lain pada umumnya mengalami perubahan dan perbedaan kacamata dari
masa ke masa. Hal ini terutama amatlah dipengaruhi oleh dinamika-
dinamika yang terjadi di lingkup global. Sharp & Walter membagi
perkembangan teori kepemimpinan ini menjadi tiga periode utama yang
akan dijelaskan pada pemaparan berikut ini.10
1. Teori Kepemimpinan Pendidikan Tahun 1984; Pada masa ini, pemimpin
berperan sebagai manajer menengah klasik, maksudnya pemimpin
menerima perintah dari kepala bagian pengawas dan personil kantor
pusat lainnya, sedangkan di sisi lain menyampaikan pesan tersebut
kepada kepala departemen, guru, dan siswa.
2. Teori Kepemimpinan Pendidikan Tahun 1999; Di masa ini, pemimpin
terkadang disebut sebagai profesor, sebab dianggap sebagai salah satu
anggota komunitas yang paling terpelajar. Pemimpin dianggap sebagai
guru terbaik dan paling berbakat.
3. Teori Kepemimpinan Pendidikan Tahun 2001; Pada tahun 2001,
pekerjaan pemimpin meliputi dua hal, yakni tantangan dan tuntutan,
karena masa ini merupakan masa tipping point perubahan zaman
(perpindahan abad). Tuntutan yang besar dengan tantangan yang tinggi
ini ini juga tetap berpotensi untuk memberikan penghargaan tinggi bagi
pemimpin, namun tidak hanya dalam bidang bakat akademik saja seperti
pada tahun 1999.
Berdasarkan tipping point atau transisi antar abad ini juga
perkembangan teori kepemimpinan pendidikan dapat dibagi menjadi dua
era, yakni: Petama; Teori kepemimpinan pada akhir abad ke-20. yaitu
pekerjaan dilaksanakan secara individu dan memberikan penghargaan,
manajemen mengetahui yang terbaik. Pemimpin melakukan hal yang benar
dengan mengacu pada konten yang tepat, menghindari risiko, serta
menceritakan atau memberikan penjelasan kepada anggota. Kedua,Teori

10
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2016), hal 192

8
kepemimpinan pada awal abad ke-21. yakni melakukan pekerjaan di dalam
tim dan meminta imbalan tim, semua orang adalah pemimpin, melakukan
hal yang benar dengan mengacu pada konteks (hiperteks) dan proses,
mengambil risiko yang sesuai, serta memberikan pelatihan dan
pendelegasian.11
Sementara itu, menurut Klatt & Hiebert perkembangan
kepemimpinan dapat dilihat pada bagaimana perilaku dan cara seorang
pemimpin itu melakukan tugas kepemimpinannya yang dapat dibedakan
menjadi empat jenis berikut.12
a. Supervision (Pengawasan); Strategi pemimpin yang digunakan yakni
bekerja dalam kebijakan atau aturan. Tujuan tindakan kepemimpinan
dalam supervision adalah menegakkan aturan yang ditetapkan oleh
orang lain. Sementara, ukuran keberhasilan dari teori ini ialah aturan
telah diikuti oleh anggota.
b. Management (Manajemen); Strategi pemimpin adalah menetapkan
kebijakan atau aturan sekaligus mendapatkan keuntungan. Tujuan
tindakan kepemimpinan dari teori manajemen yaitu menetapkan aturan
untuk diikuti orang lain dalam norma organisasi yang telah ditetapkan.
Ukuran keberhasilan dalam teori ini adalah aturan baru yang dibuat atau
yang telah ditetapkan sebelumnya.
c. Leadership (Kepemimpinan); Berdasarkan teori leadership atau
kepemimpinan, strategi pemimpin yaitu dimotivasi melalui visi, nilai,
dan tujuan. Tujuan tindakan kepemimpinan adalah menentukan norma-
norma yang benar-benar penting di dalam organisasi. Ukuran
keberhasilan ialah organisasi bekerja dengan baik dalam tolok ukur yang
diterima.
d. Breakthrough Leadership (Kepemimpinan Terobosan); Strategi
pemimpin dalam teori breakthrough leadership atau kepemimpinan
terobosan adalah menciptakan standar baru, keunggulan yang strategis,
dan paradigma. Tujuan tindakan kepemimpinan ialah menemukan

11
Ibid., hal 197
12
Ibid., hal 195

9
caracara baru dan lebih baik dalam pengorganisasian melalui tujuan,
makna, dan strategi baru. Ukuran keberhasilan dalam teori ini adalah
paradigma atau tolok ukur organisasi baru yang ditetapkan

D. Macam-Macam Teori Kepemimpinan Pendidikan


Berbagai studi tentang kepemimpinan hasilnya mengarah pada
bagaimana konsep, rumusan dan teori kepemimpinan itu sendiri. Konsep
maupun teori kepemimpinan yang dihasilkan tentu tidak lepas dari
bagaimana metodologinya, uraian, interpretasi yang diberikan hingga
penarikan kesimpulannya. Beberapa teori tentang kepemimpinan yang
diuraikan oleh kartini kartono dalam bukunya “kepemimpinan pendidikan
dan pembangunan karakter” sebagai berikut:13
1. Teori Otokratis dan Pemimpin Otokratis
Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah-
perintah, paksaan, dan tindakan-tindakan yang arbiter (sebagai wasit).
Ia melakukan pengawasan yang ketat, agar semua pekerjaan
berlangsung secara efisien. Kepemimpinannya berorientasi pada
struktur organisasi dan tugas-tugas.
Pada intinya kepemimpinan dengan model seperti ini bersifat
autokrat keras yakni memiliki sifat-sifat tepat, saksama, sesuai dengan
prinsip namun keras dan kaku. Lembaga atau organisasi yang
dipimpinnya merupakan a one-man show. Dengan keras dia
menekankan prinsip-prinsip “business is business”, “waktu adalah
uang” untuk bisa makan, orang harus bekerja keras, yang dikejar adalah
kemenangan mutlak dan lain-lain.
2. Teori Psikologis
Teori ini menyatakan, bahwa fungsi seorang pemimpin adalah
memunculkan dan mengembangkan sistem motivasi terbaik, untuk
memotivasi kesediaan bekerja dari para pengikut dan anak buah.
Pemimpin merangsang bawahan, agar mereka mau bekerja, guna

13
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), hal.
71.

10
mencapai sasaran-sasaran organisatoris maupun memenuhi tujuan-
tujuan pribadi. Maka kepemimpinan yang mampu memotivasi orang
lain akan sangat mementingkan aspek-aspek psikis manusia seperti
pengakuan (recognizing), martabat, status sosial, kepastian emosional,
memperhatikan keinginan dan kebutuhan pegawai, kegairahan kerja,
minat, suasana hati, dan lain-lain.14
3. Teori Sosiologis
Dalam teori ini, kepemimpinan dianggap sebagai usaha-usaha
untuk melancarkan antar-relasi dalam organisasi dan sebagai usaha
untuk menyelesaikan setiap konflik organisatoris antara para
pengikutnya, agar tercapai kerja sama yang baik. Pemimpin menetapkan
tujuan-tujuan, dengan menyertakan para pengikut dalam pengambilan
keputusan terakhir. Selanjutnya juga mengidentifikasi tujuan, dan kerap
kali memberikan petunjuk yang diperlukan bagi para pengikut untuk
melakukan setiap tindakan yang berkaitan dengan kepentingan
kelompoknya.
4. Teori Suportif
Menurut teori ini, para pengikut harus berusaha sekuat mungkin,
dan bekerja dengan penuh gairah, sedang pemimpin akan membimbing
dengan sebaik-baiknya melalui kebijakan tertentu. Dalam hal ini,
pemimpin perlu menciptakan suatu lingkungan kerja yang
menyenangkan, dan bisa membantu mempertebal keinginan setiap
pengikutnya untuk melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin, sanggup
bekerjasama dengan pihak lain, mau mengembangkan bakat dan
keterampilannya, dan menyadari benar keinginan untuk maju. Teori
suportif ini biasa dikenal dengan teori partisipatif atau teori
kepemimpinan demokratis.
5. Teori Laissez Faire
Kepemimpinan Laissez Faire ditampilkan oleh seorang tokoh
“ketua dewan” yang sebenarnya tidak mampu mengurus dan dia

14
Ibid., hal 75.

11
menyerahkan tanggung jawab serta pekerjaan kepada bawahan atau
kepada semua anggota.
Hadari Nawawi mengatakan bahwa kepemimpinan Laissez
Faire yaitu pemimpin berkedudukan sebagai simbol karena dalam
realita kepemimpinannya dilakukan dengan memberikan kebebasan
sepenuhnya pada orang yang dipimpin untuk berbuat dan mengambil
keputusan secara perseorangan. Puncak pimpinan dalam menjalankan
kepemimpinannya hanya berfungsi sebagai penasehat dengan
memberikan kesempatan bertanya manakala merasa perlu.15
Kepemimpinan semacam ini pemimpin adalah seorang “ketua”
yang bertindak hanya sebagai simbol. Pada intinya pemimpin Laissez
Faire itu bukanlah seorang pemimpin dalam pengertian yang
sebenarnya. Artinya, semua anggota yang dipimpinnya bersikap santai-
santai dan bermotto “lebih baik tidak usah bekerja saja”. Sehingga
kelompok tersebut praktis menjadi tidak terbimbing dan tidak
terkontrol.
6. Teori Kelakuan Pribadi
Kepemimpinan jenis ini akan muncul berdasarkan kualitas-
kualitas pribadi atau pola-pola kelakuan para pemimpinnya. Teori ini
menyatakan, bahwa seorang pemimpin itu tidak melakukan tindakan-
tindakan yang identik sama dalam setiap situasi yang dihadapi. Dengan
kata lain, pemimpin dalam kategori ini harus mampu fleksibel, luwes
dan bijaksana serta harus mempu mengambil langkah-langkah yang
paling tepat untuk suatu masalah.
7. Teori Sifat Orang-Orang Besar (Traits Great Men)
Teori ini memandang bahwa untuk mengidentifikasi sifat-sifat
unggul seorang pemimpin dapat diketahui melalui sifat, karakter dan
perilaku orang-orang besar yang sudah terbukti sukses dalam
menjalankan kepemimpinannya. Sehingga ada beberapa ciriciri unggul
yang diharapkan dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu mempunyai

Nawawi, Hadari.2003, “Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi”, (Yogyakarta: Gajah Mada


15

University Press), hal. 94-95

12
intelegensi tinggi, banyak inisiatif, energik, punya kedewasaan
emosional, memiliki keterampilan yang komunikatif, mempunyai
kepercayaan diri yang tinggi, peka, kreatif dan selalu memberikan
parstisipasi sosial yang tinggi.
8. Teori Situasi
Teori ini menjelaskan, bahwa harus terdapat daya lenting yang
tinggi pada diri seorang pemimpin untuk dapat menyesuaikan diri,
tuntutan situasi, lingkungan dan zaman yang terus mengalami
perubahan. Teori ini beranggapan, bahwa kepemimpinan itu terdiri atas
tiga elemen dasar, yaitu pemimpin, pengikut dan situasi. Dimana ketiga
elemen tersebut saling berkaitan erat, dimana ada kepemimpinan pasti
selalu ada anggota dan dilaksanakan pada suatu situasi atau kondisi.
9. Teori Humanistik/Populistik
Fungsi kepemimpinan menurut teori ini ialah mengorganisir
kebebasan manusia dan memenuhi segenap kebutuhan insani, yang
dapat dicapai melalui interaksi pemimpin dengan rakyat. Untuk
melakukan hal ini, perlu adanya organisasi yang baik dan pemimpin
yang baik, yang mau memperhatikan kepentingan dan kebutuhan rakyat.
Pada teori ini terdapat tiga variabel pokok yaitu: a. Kepemimpinan harus
memperhatikan hati nurani rakyat, dengan segenap harapan, kebutuhan
dan kemampuannya. b. Organisasi agar bisa relevan dengan
kepentingan rakyat dan pemerintah. c. Interaksi yang akrab dan
harmonis antara pemerintah dan rakyat untuk membangun persatuan
dan kesatuan serta hidup secara damai.16

16
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan., hal 80.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang terertera pada halaman sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa pengertian teori kepemimpinan pendidikan
merupakan pemikiran yang berisi penjelasan mengenai, apa, bagaimana,
siapa, kapan, dimana dan mengapa individu dikatakan sebagai pemimpin.
Teori-teori ini dapat kita gunakan sebagai pedoman, untuk mendalami
konsep kepemimpinan diri yang muncul, sehingga paling tidak, kita dapat
menjadi pemimpin untuk diri sendiri.
Macam – macam teori kepemimpinan antara lain : (a) teori sifat,
yang menekankan pada sifat-sifat umum yang dimiliki pemimpin, (b) teori
perilaku, yang lebih terfokus kepada tindakan-tindakan yang dilakukan
pemimpin, (c) teori situasional yang mengatakan bahwa pembawaan
seorang pemimpin adalah berbeda tergantung dari situasi yang sedang
dihadapi, (d) teori jalan tujuan yang didasarkan pada kemampuannya dalam
menimbulkan kepuasan dan motivasi anggotanya dengan penerapan hadiah,
(e) teori kelebihan, yang beranggapan bahwa seseorang akan menjadi
pemimpin apabila ia memiliki kelebihan, (f) teori kharismatik, yang
menyatakan bahwa seseorang menjadi pemimpin karena mempunyai
kharisma (pengaruh) yang sangat besar.
Perkembangan teori kepemimpinan ini menjadi tiga periode utama
yaitu, Teori Kepemimpinan Pendidikan Tahun 1984 (pemimpin berperan
sebagai manajer menengah klasik), Teori Kepemimpinan Pendidikan Tahun
1999 (pemimpin terkadang disebut sebagai profesor), dan Teori
Kepemimpinan Pendidikan Tahun 2001 (pekerjaan pemimpin meliputi dua
hal, yakni tantangan dan tuntutan).
Macam-macam teori kepemimpinan pendidikan yaitu teori otokratis
dan kepemimpinan otokratis, teori psikologis, teori sosiologis, teori
suportif, teori laissez faire, teori kelakuan pribadi, teori sifat orang-orang
besar (traits of great man), teori situasi dan teori humanistik/populistik.

14
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini terdapat banyak kekurangan
yang jauh dari kata sempurna. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki
makalah ini dengan mengacu kepada sumber yang bisa
dipertanggungjawabkan nantinya. Terkait dengan hal-hal di atas, penulis
menyarankan beberapa hal yang dapat diperhatikan seperti berikut ini:
1. Penulis memberikan saran agar pembaca lebih memperbanyak literasi
Kepemimpinan Pendidikan yang berkaitan dengan teori kepemimpinan
dan teori kepemimpinan pendidikan dari sumber-sumber yang jelas.
2. Penulis mengharapkan agar pembaca dapat lebih bisa berpikir kritis
yang positif serta dapat menjadi manusia yang bijaksana dalam
menghadapi segala permasalahan kehidupan.
3. Penulis juga mengharapkan kritik dan juga saran di dalam penulisan
makalah di kemudian hari.

15
DAFTAR PUSTAKA

Husman U, Asmara. 1985. Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, (Bogor: Ghalia


Indonesia)
Kartini Kartono, 2001. Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada)
M. Ngalim Purwanto, 2016. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, ( Bandung: PT
Remaja Rosdakarya)
Marno dan Supriyatno, Triyo.2008. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan
Islam. (Bandung : Rafika Aditama)
Nawawi, Hadari. 2003, “Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi”,
(Yogyakarta: Gajah Mada University Press).
Norkholis, Manajemen Berbasis Sekolah: Teori, Model, Aplikasi, (Jakarta:
Grafindo)
Sobri Sutikno, 2018. Pemimpin & Kepemimpinan, (Lombok: Holistica)
Sondang P. Siagian. 2003, Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta: Rinekacipta)
Syafaruddin, 2002. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan : Konsep Strategi
dan Aplikasi,( Jakarta : Grasindo)

16

Anda mungkin juga menyukai