Anda di halaman 1dari 16

KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah : Kepemimpinan Pendidikan

Dosen Pengampu : Muhammad Rizki Syahputra, M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 5

Nova Purnama Sari Br. Sitepu (0306193176)

Nur Atika Shofia Herman (0306193200)

Rosmawani Siregar (0306193205)

SEMESTER VI/ PGMI-5

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang sudah memberikan hidayah dan
rahmat-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyiapkan tugas makalah ini dengan tepat
waktu. Sholawat beriring salam kami hadiahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad
Saw, semoga kita termasuk kedalam umat yang mendapatkan syafaatnya di akhir kelak nanti,
aamiin.

Tak lupa kami ucapkan juga terimakasih banyak atas bimbingan dan arahannya kepada
Bapak Muhammad Rizki Syahputra, M.Pd yang mengampu kami dalam mata kuliah
Kepemimpinan Pendidikan. Adapun judul makalah kami berkaitan dengan “Kepemimpinan
Dalam Manajemen Pendidikan” yang diharapkan semoga kita dapat memahaminya.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua, khususnya bagi kami
selaku penyusun. Terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik serta sarannya dari semua pihak-
pihak yang bersifat membangun yang senantiasa kami harapkan untuk menyempurnakan
makalah ini.

Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang sudah berperan serta
dalam penyusunan tugas makalah ini mulai dari awal hingga akhir. Jika terdapat kekeliruan
kata ataupun kalimat, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya. Terimakasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Medan, 25 Maret 2022

Kelompok 5

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... 1

DAFTAR ISI ............................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................ 3


B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 3
C. Tujuan ............................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Kepemimpinan dalam Manajemen Pendidikan ................................... 4


B. Tipe-tipe Kepemimpinan dalam Manajemen Pendidikan ................................. 5
C. Bagian-bagian Manajemen dalam Pendidikan .................................................. 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa sekarang ini setiap individu sadar akan pentingnya ilmu sebagai
petunjuk/alat/panduan untuk memimpin umat manusia yang semakin besar jumlahnya serta
komplek persoalannya. Atas dasar kesadaran itulah dan relevan dengan upaya proses
pembelajaran yang mewajibkan kepada setiap umat manusia untuk mencari ilmu. Dengan
demikian upaya tersebut tidak lepas dengan pendidikan, dan tujuan pendidikan tidak akan
tercapai secara optimal tanpa adanya manajemen atau pengelolaan pendidikan yang baik,
yang selanjutnya dalam kegiatan manajemen pendidikan diperlukan adanya pemimpin yang
memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin.

Kepemimpinan dalam pendidikan memilikmi peran yang sangat penting, karena


pemimpin merupakan pengendali dan penentu arah yang dapat menentukan tercapai tidaknya
tujuan pendidikan. Pemimpin yang baik tentunya harus mempunyai jiwa kepemimpinan yang
baik serta pengetahuan tentang memimpin yang mendalam. Jika pemimpin yang akan
memimpin pada suatu lembaga pendidikan tidak mempunyai kedua hal tersebut maka akan
sulit menjalankan fungsi dan perannya sebagai pemimpin.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan definisi dari kepemimpinan dalam manajemen pendidikan.
2. Jelaskan mengenai tipe-tipe kepemimpinan dalam manajemen pendidikan.
3. Jelaskan bagian-bagian dari manajemen dalam pendidikan.

C. Tujuan
1. Menjelaskan definisi dari kepemimpinan dalam manajemen pendidikan.
2. Menjelaskan tipe-tipe kepemimpinan dalam manajemen pendidikan.
3. Menjelaskan bagian-bagian dari manajemen dalam pendidikan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Kepemimpinan dalam Manajemen Pendidikan

Adapun pendapat para ahli mengenai definisi kepemimpinan yaitu :

1. Tucker dalam Syafaruddin mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk


mempengaruhi atau mendorong seseorang atau sekelompok orang agar bekerja secara
sukarela untuk mencapai tujuan tertentu atau sasaran tertentu1
2. Tead dalam Wursanto menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah suatu kegiatan
mempengaruhi orang lain untuk bekerjasama guna mencapai tujuan tertentu yang
diinginkan.
3. Santosa mendefinisikan kepemimpinan kepemimpinan sebagai usaha untuk
mempengaruhi anggota kelompok agar mereka bersedia menyumbangkan
kemampuannya lebih banyak dalam mencapai tujuan kelompok yang telah disepakati

Jadi, bisa disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu usaha untuk mempengaruhi
orang lain agar bersedia bekerja sesuai dengan tujuan tertenu tanpa adanya paksaan.

Secara etimologi, management berasal dari kata manage yang berarti mengurus,
mengatur, melaksanakan, mengelola dan memperlakukan. Purwanto mendefinisikan
manajemen sebagai suatu proses tertentu yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan dengan menggunakan manusia atau orang-orang atau sumber daya
lainnya.

Berdasarkan UUD Republik Indonesia Pasal 1 Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar atau proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya.

1
Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan : Konsep, Strategi dan Aplikasi
(Jakarta : Grasindo, 2002), hal. 50.

4
Jadi, bisa disimpulkan bahwa manajemen pendidikan adalah perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan yang dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana yang
diamanatkan undang-undang.

B. Tipe-tipe Kepemimpinan dalam Manajemen Pendidikan

Tipe kepemimpinan yaitu cara pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya. Menurut


Purwanto, ada tiga tipe kepemimpinan yang dikenal dalam manajemen pendidikan yaitu :

1. Kepemimpinan Otokratik

Tipe kepemimpinan otokratik didasarkan atas perintah, pemaksaan dan tindakan yang
agak otoriter dalam hubungan antara pemimpin dan bawahan. 2 Seorang pemimpin tipe
otokratik memiliki serangkaian karakteristik yang dipandang sebagai karakteristik negatif.
Karakteristik tersebut antara lain :

a) Menganggap organisasi sebagai milik pribadi


b) Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
c) Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata
d) Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat
e) Tergantung pada kekuasaan formilnya
f) Dalam tindakan pergerakannya sering mempergunakan approach mengandung unsur
paksaan dan bersifat menghukum.

2. Kepemimpinan Laissez Faire (kendali bebas)

Pemimpin dengan tipe laissez faire merupakan kebalikan dari pemimpin otokratik. Jika
pemimpin otokratik menguasai organisasi, sebaliknya pemimpin laissez faire menyerahkan
seluruh kekuasaannya kepada bawahannya. Hal ini dilakukan karena pemimpin laissez faire
yakin bahwa dengan memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahan maka
segala urusan akan cepat terselesaikan.

2
Winarti, Kepemimpinan dalam Manajemen (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hal. 62.

5
3. Kepemimpinan Demokratis

Pemimpin dengan tipe demokratis memiliki pemikiran bahwa aktivitas dalam organisasi
atau lembaga akan dapat berjalan lancar dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan manakala
masalah yang ada dipecahkan bersama antar pimpinan dan bawahan.

Pemimpin demokratis menyadari bahwa organisasi harus disusun sedemikian rupa agar
dapat menggambarkan dengan jelas beragam tugas dan kegiatan yang harus dilaksanakan
demi tercapainya tujuan organisasi atau lembaga.

C. Bagian-bagian Manajemen dalam Pendidikan

Mulyasa (2004 : 20) mengartikan manajemen sebagai segala sesuatu berkenaan dengan
pengelolaan proses untuk mencapai tujuan yang ditetapkan baik tujuan jangka pendek, jangka
menengah maupun jangka panjang. Pengertian manajemen ini dapat dimaknai sebagai proses
kerja dengan dan melalui (mendayagunakan) orang lain untuk mencapai tujuan organisasi
secara efisien.

Menurut Terry dan Rue (2010:9), fungsi manajemen dapat dibagi menjadi empat bagian,
yakni :

1) Planning (perencanaan)

Perencanaan ialah penetapan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk
mencapai tujuan yang digariskan. Planning mencakup kegiatan pengambilan keputusan,
karena termasuk dalam pemilihan alternatif-alternatif keputusan. Diperlukan kemampuan
untuk mengadakan visualisasi dan melihat kedepan guna merumuskan suatu pola dari
himpunan tindakan untuk masa mendatang.3

2) Organizing (pengorganisasian)

Organizing berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat, yaitu proses
pengelompokan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan dan penugasan setiap
kelompok kepada seorang manajer (Terry & Rue, 2010 : 82). Pengorganisasian dilakukan
untuk menghimpun dan mengatur semua sumber-sumber yang diperlukan, termasuk manusia,
sehingga pekerjaan yang dikehendaki dapat dilaksanakan dengan berhasil.

3
Amiruddin, Kepemimpinan Pendidikan (Medan : CV. Widya Puspita, 2018), hal. 60.

6
3) Actuating (pelaksanaan)

Pelaksanaan merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian


rupa, hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah
direncanakan bersama.

4) Controlling (pengawasan)

Controlling atau pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan alat untuk
menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Manajemen pendidikan sebagai akibat dari dianutnya pendekatan dalam sistem


pendidikan . Sistem pendidikan adalah suatu kesatuan dari berbagai unsur yang satu dengan
yang lainnya saling berhubungan dan bergantung di dalam mengemban tugas untuk mencapai
tujuan sistem tersebut. Unsur-unsur dari luar yang memasuki sistem dan kemudian
mengalami proses disebut output.

1. Manajemen Tenaga Pendidik/kependidikan

Profesi pendidik dan tenaga kependidikan adalah dua profesi yang saling berkaitan dalam
sebuah sistem pendidikan, sekalipun keduanya memiliki lingkup yang berbeda. Hal ini dapat
dilihat dari pengertian tenaga pendidik dan kependidikan yang tertuang dalam pasal 39 UU
No. 20 tahun 2003 ayat (1) dan (2) tentang Sisdiknas sebagai berikut :

a) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,


pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan

b) Tenaga pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan


melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. 4

Diantara tenaga pendidik dan kependidikan ini meliputi guru, dosen, kepala sekolah,
rektor, tata usaha dan staff-staff lainnya. Pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan
adalah mekanisme pengelolaan yang harus dilakukan secara menyeluruh dan
berkesinambungan mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan melalui proses perencanaan
4
Ibid, h. 65.

7
sumber daya manusia, perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan,
pembinaan dan latihan/pengembangan dan pemberhentian.

Berdasarkan Undang-Undang Guru dan Dosen pasal 10 (1), kompetensi guru ada 4,
meliputi :

a. Kompetensi Pedagogik

Standar Nasional Pendidikan (SNP), penjelasan pasal 28 (3) butir a dikemukakan bahwa
kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
kompetensi yang dimilikinya.

b. Kompetensi Profesional

Standar Nasional Pendidikan (SNP), penjelasan pasal 28 (3) butir e dikemukakan bahwa
yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.

c. Kompetensi Kepribadian

Kompetisi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif
dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.

d. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efekti dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

2. Manajemen Kesiswaan

Manajemen kesiswaan (Mantja, 2007 : 35)5 merupakan proses pengurusan segala hal
yang berkaitan dengan siswa, pembinaan sekolah mulai dari perencanaan penerimaan siswa,
pembinaan selama siswa berada di sekolah, sampai dengan siswa menamatkan pendidikannya

5
Ibid, h. 69.

8
melalui penciptaan suasana yang kondusif terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar
yang efektif.

Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang


kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib, teratur serta
dapat mencapai tujuan pendidikan sekolah.

Manajemen kesiswaan adalah suatu usaha untuk melakukan pengelolaan siswa mulai dari
siswa masuk sampai dengan ke luar, bahkan pelayanan siswa demi kelangsungan dan
peningkatan mutu lembaga pendidikan tersebut bisa berjalan dengan teratur, terarah dan
terkontrol dengan baik.

3. Manajemen Sarana Prasarana

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu standar Nasional pendidikan yang
harus dipenuhi oleh penyelenggara satuan pendidikan, sehingga melengkapi sarana dan
prasarana menjadi hal yang mutlak, hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 45 yang berbunyi: "Setiap satuan
pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi
keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik,
kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik.

Tujuan administrasi perlengkapan sekolah menurut Bafadal (2003 : 5) yaitu :

1. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem


perencanaan dan pengadaaan yang hati-hati serta seksama, melalui pengelolaan
perlengkapan sarana prasarana diharapkan semua perlengkapan yang didapat oleh
sekolah adalah sarana prasarana pendidikan yang berkualitas tinggi, sesuai dengan
kebutuhan sekolah dan dengan dana yang efisien
2. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan
efisien
3. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah. 6

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana
prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada

6
Ibid, h. 74.

9
jalannya proses pendidikan. Manajemen sarana dan prasarana sekolah terwujud sebagai suatu
proses yang terdiri atas langkah-langkah tertentu secara sistematis. Prosesnya meliputi
sebagai berikut :

a. Perencanaan

Perencanaan adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang


akan dilakukan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu.

b. Pengadaan

Pengadaan perlengkapan pendidikan pada dasarnya merupakan upaya merealisasikan


rencana pengadaaan perlengkapan yang telah disusun sebelumnya.

c. Pendistribusian

Pendistribusian perlengkapan sekolah merupakan kegiatan pemindahan barang dan


tanggung jawab dari seorang penanggung jawab penyimpanan kepada unit-unit atau orang-
orang yang membutuhkannya.

d. Penggunaan dan pemeliharaan

Barang-barang yang telah didistribusikan kepada bagian-bagian kelas, perpustakaan,


laboratorium, tata usaha atau personel sekolah berarti barang-barang tersebut sudah menjadi
tanggung jawab bagian-bagian atau personel tersebut.

e. Inventarisasi

Inventarisasi adalah pencatatan dan penyusunan daftar barang milik Negara secara
sistematis, tertib dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

4. Manajemen Kurikulum

Kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan
standar nasional, materi yang perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang harus dijalani
untuk mencapai kemampuan tersebut. 7

7
Ibid, h. 77.

10
Manajemen kurikulum merupakan suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif,
komprehensif, sistemik dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan
kurikulum. Dalam proses pendidikan perlu manajemen kurikulum agar perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi kurikulum berjalan efisien, efektif dan optimal dalam
memberdayakan berbagai sumber daya belajar.

Secara garis besar, ada beberapa kegiatan berkenaan dengan fungsi-fungsi manajemen
kurikulum yaitu :

a. Perencanaan kurikulum, yaitu perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang


dimaksudkan untuk membina siswa ke arag perubahan tingkah laku yang diinginkan
dan menilai sampai mana perubahan-perubahan telah terjadi pada diri siswa.
b. Organisasi kurikulum, yaitu pola atau desain bahan kurikulum yang tujuannya untuk
mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa
melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran daoat dicapai secara efektif.
c. Implementasi kurikulum. Dalam kegiatan belajar, semua konsep, prinsip, nilai,
penegtahuan, metode, alat dan kemampuan guru diuji dalam bentuk perbuatan yang
akan mewujudkan bentuk kurikulum yang nyata. Pelaksanaan kurikulum dibagi
menjadi dua yaitu pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah dan tingkat kelas.
d. Evaluasi kurikulum. Pada hakikatnya evaluasi yang responsive, apabila secara
langsung berorientasi pada kegiatan-kegiatan program, memberikan sambutan
terhadap informasi yang diperlukan oleh audiens dan nilai perspektifnya disajikan
dalam laporan tentang keberhasilan kurikulum.

Pengembangan kurikulum merupakan proses dinamika yang dapat merespon tuntutan


perubahan struktural pemerintahan, perkembangan ilmu dan teknologi maupun globalisasi.

5. Manajemen Pembiayaan/keuangan

Pembiayaan merupakan faktor yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak
terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan untuk menyelenggarakan pendidikan yang
lebih baik. 8 Manajemen keuangan merupakan suatu proses dalam kegiatan keuangan yang
berhubungan dengan upaya untuk mendapatkan dana organisasi dan juga upaya pengelolaan
keuangan suatu badan usaha untuk dapat mencapai tujuan keuangan yang telah ditetapkan.

8
Ibid, h. 83.

11
Menurut Jones (1985), tugas manajemen keuangan dibagi kedalam 3 fase yaitu :

a. Financial planning, kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya yang tersedia untuk
mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa menyebabkan efek samping
yang merugikan
b. Implementation involes accounting, kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat
dan kemungkinan terjadi peneysuaian jika diperlukan
c. Evaluation involes, proses evaluasi terhadap pencapaian sasaran.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang


Pendanaan Pendidikan disebutkan bahwa biaya pendidikan meliputi a) biaya satuan
pendidikan, b) biaya penyelenggaraan pendidikan dan c) biaya pribadi peserta didik.

Tujuan pengelolaan dana pendidikan yaitu untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
penggunaan dana pendidikan, meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dana pendidikan
serta meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.

6. Manajemen Hubungan Masyarakat

Hubungan sekolah dengan masyarakat perlu dikelola secara produktif agar masyarakat
memilki sekolah, sehingga terbentuk program sekolah dnegan masyarakat untuk mewujudkan
program-program sekolah.

Manajemen hubungan sekolah menurut Ruslan (2005 : 19) 9 merupakan komunikasi dua
arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan
tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama serta pemenuhan
kepentingan bersama. Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan
suatu sarana dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik ke
sekolah.

7. Manajemen Layanan Khusus

Pengelolaan layanan khusus adalah suatu proses kegiatan memberikan pelayanan


kebutuhan kepada peserta didik untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar tujuan
pendidikan isa tercapai secara efektif dan efisien.

9
Ibid, h. 86.

12
Manajemen layanan khusus menurut Mulyasa (2004 : 25) meliputi manajemen
perpustakaan, kesehatan dan keamanan madrasah. Manajemen komponen-komponen tersebut
merupakan bagian penting dari garapan manajemen pendidikan yang efektif dan efisien.

Dengan adanya manajemen layanan khusus yang diterapkan, maka akan menumbuhkan
rasa semangat belajar bagi para siswa, serta terciptanya rasa aman, tenang, nyaman dan
terjaganya kesehatan jasmani dan rohani bagi para siswa, guru maupun staff lainnya sehingga
tujuan pendidikan yang diharapkan tercapai.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mulyasa (2004 : 20) mengartikan manajemen sebagai segala sesuatu berkenaan dengan
pengelolaan proses untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan baik tujuan jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panjang. Pengertian manajemen ini dapat dimaknai sebagai
proses kerja dengan dan melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.

Manajemen pendidikan adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan yang


dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan undang-
undang. Menurut Purwanto, ada 3 tipe kepemimpinan yang dikenal dalam manajemen
pendidikan yaitu :

a. Kepemimpinan otokratik
b. Kepemimpinan kendali bebas
c. Kepemimpinan demokratis

B. Saran

Demikianlah makalah kami yang berisikan mengenai “Kepemimpinan dalam Manajemen


Pendidikan”. Kami menyadari bahwa makalah kami ini tentunya tidak luput dari adanya
kekurangan dan kesalahan serta harapan yang dicapai. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan juga saran guna sebagai penunjang pada makalah ini. Semoga
makalah ini dapat berguna dan dipahami bagi kita semua. Akhir kata kami ucapkan
terimakasih kepada pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, Fadhli. 2018. Kepemimpinan Pendidikan. Medan : CV. Widya Puspita

Selamet. Kepemimpinan dalam Manajemen Pendidikan. Jurnal Intelegensia, Vol 4 No. 2 Juli
– Desember 2016

Syafaruddin. 2020. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan : Konsep, Strategi dan
Aplikasi. Jakarta : Grasindo

Winarti. 2000. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta : Rineka Cipta

15

Anda mungkin juga menyukai