Anda di halaman 1dari 26

KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN DAN

KEPEMIMPINAN ISLAM

Disampaikan pada Forum Seminar Kelas Pada Mata Kuliah Kepemimpinan Pendidikan
Islam di Indoenesia Semester 2 Tahun Akademik
2024

Oleh :
1. Nirja Ramadhani 2305020026
2. Ulfah Maria Salam 2305020028

Dosen Pengampu :
1. Dr. Kartini, M.Pd.
2. Dr. Fatmaridha Sabani, M.Pd.

PROGRAM MAGISTER
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO
2024

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahhi Wabarokatuh

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan atas segala nikmat yang Allah
SWT berikan kepada kami, karena atas limpahan rahmat-Nya kami diberi
kesehatan, kesempatan serta pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kami ini tepat waktu.

Tak lupa pula kami mengucapkan rasa terima kasih yang dalam kepada
seluruh pihak yang bersangkutan dalam pembuatan makalah ini. Kami berharap
agar makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembacanya.

Kami tahu makalah ini jauh dari kata sempurna oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar menjadikan kami
lebih baik lagi dalam menulis makalah selanjutnya.

Wassalamu’alaikum warohmatullah wabarokatuh.

Palopo, 22 Maret 2024

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan Masalah ............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 4
A. Pengertian Kepemimpinan, Pendidikan dan Kepemimpinan Islam 4
B. Teori Kepemimpinan ....................................................................... 9
C. Gaya Kepemimpinan........................................................................ 12
D. Fungsi dan Tujuan Kepemimpinan ................................................. 17
E. Konsep Kepemimpinan dalam Islam ........................................... 18
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 21
A. Simpulan ...................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepemimpinan dan pendidikan merupakan dua dari hal yang berbeda proses
kepemimpinan didalamnya tidak terlepas juga suatu lembaga pendidikan.
Kolaborasi dari dua hal tersebut diharapkan mampu mengatasi krisis bangsa di era
globalisasi ini. Pemimpin yang berkarakter atau terdidik dan pendidikan yang
terpimpin merupakan bagian dari tuntutan kebutuhan masyarakat global menyikapi
degradasi akhlak yang semakin menjadi-jadi. Pendidikan Islam dan lembaga
pendidikan Islam merupakan salah satu sarana yang dibutuhkan masyarakat untuk
mengatasi krisis bangsa di era globalisasi ini.
Kepemimpinan dalam Islam merupakan hal yang sangat penting sehingga
dalam penerapannya seorang pemimpin memiliki aturanaturan yang sangat
komplek dalam menjalankan suatu sistem kepemimpinan dalam berbagai hal, baik
dalam perorangan, masyarakat, bangsa maupun negara. Veithzal Rivai
merumuskan kepemimpinan sebagai suatu proses untuk menggerakkan
sekelompok orang menuju suatu tujuan yang telah di sepakati bersama dengan
mendorong atau memotivasi mereka untuk bertindak dengan tidak terpaksa.
Dengan kemampuan seorang pemimpin yang baik dapat menggerakkan orang-
orang menuju tujuan jangka panjang dan betul-betul merupakan usaha untuk
memenuhi kepentingan mereka.1
Secara eksplisit keberadaan kepemimpinan ini dilegitimasi dalam al-Qur’an
sebagai seseorang yang mempunyai kedudukan kepatuhan (taat), setelah Allah dan
rasul-nya. Kepatuhan tersebut menyangkut berbagai hal yang menjadi
kebijakannya, baik suka maupun tidak suka. Hanya saja kepatuhan tersebut dibatasi
kepada sejauh mana kebijakannya tidak bertentangan dengan koridor yang telah
ditentukan Allah dan rasul-nya. Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih
merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau transformasi internal dalam

1
Yani Muhammad, “Konsep Dasar Karakteristik Kepemimpinan Dalam Pendidikan
Islam,” AL-HIKMAH : Jurnal Pendidikan Dan Pendidikan Agama Islam 3, no. 2 (2021): 157–69.

1
2

diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah abatan atau gelar, melainkan sebuah


kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang
menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner
peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan
tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya dan ketika
keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya.
Pimpinan Islam telah memberi gambaran nyata akan keberhasilannya dalam
memimpin suatu oraganisasi sebagaimana yang telah dilakukan oleh nabi kita
muhammad SAW. Akan tetapi disisi lain orientalis-orientalis Barat dengan
berbagai teorinya yang ilmiah mencoba mengalihkan perhatian masyarakat dari
kepemimpinan Islam dan berpaling terhadap kepemimpinan yang ditawarkan oleh
orang-orang Barat, yang jelas-jelas bertentangan dengan kepemimpinan dalam
Islam. Walaupun tidak seluruhnya bertentangan dengan kepemimpinan Islam akan
tetapi ini bisa menjadi penyebab bagi umat untuk meninggalkan aturan-aturan
Islam. Dalam perspektif Islam, pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang
dilandasi oleh keyakinan beragama yang kuat, yang tidak terlepas dari firman dan
hadis-hadis Rasulullah SAW sebagai landasan dalam melaksanakan proses
kepemimpinanya.2
Tujuan makalah ini untuk menjelaskan konsep kepemimpinan pendidikan
dan kepemimpinan Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kepemimpinan, pendidikan dan kepemimpinan islam?
2. Apa saja teori kepemimpinan?
3. Apa saja gaya kepemimpinan?
4. Apa saja fungsi dan tujuan kepemimpinan?
5. Bagaimana konsep kepemimpinan dalam islam?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian pengertian kepemimpinan, pendidikan dan

2
Kurniawan Kurniawan et al., “Konsep Kepemimpinan Dalam Islam,” PRODU: Prokurasi
Edukasi Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 2, no. 1 (2020): 1–10, https://doi.org/10.15548/p-
prokurasi.v2i1.2244.

2
kepemimpinan islam.
2. Untuk mengetahui teori kepemimpinan.
3. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan.
4. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan kepemimpinan.
5. Untuk mengetahui konsep kepemimpinan dalam islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengertian Kepemimpinan, Pendidikan dan Kepemimpinan


Islam
Kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari kata “leader” yang artinya pemimpin, yang
mana menjadi seorang pemimpin harus mampu mengkordinir bawahannya.
Kepemimpinan yaitu sebuah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam
mengelola dan mengarahkan satu orang ataupun kelompok yang berada dalam
suatu organisasi untuk bekerja sesuai dengan tujuan yang sudah direncanakan.
Kepemimpinan dan pemimpin merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat
dipisahkan dalam suatu proses pencapaian tujuan yang efektif, dimana
kepemimpinan berperan sebagai proses dan pemimpin berperan sebagai pusat
subjek. Kepemimpinan juga diartikan sebagai proses mempengaruhi dan
mengarahkan para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan
kepada mereka. kepemimpinan merupakan kemampuan pemimpin dalam
mempengaruhi anggota untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan. Sehingga dapat
dikatakan efektivitas seorang pemimpin dalam memimpin organisasi dapat dilihat
bagaimana ia mempengaruhi dan memberikan kesadaran terhadap anggotanya.
Kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk
dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan orang lain
agar ia menerima pengaruh. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau
memberi contoh oleh pemimpin kepada yang dipimpinnya (pengikutnya) dalam
upaya mencapai tujuan organisasi.Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan
bahwa pemimpin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat
penting.3 Kepemimpinan adalah suatu seni untuk mengkoordiasikan, mengarahkan
dan mengendalikan orang lain untuk bekerjasama mencapai sasaran atau tujuan

3
Burhanuddin Burhanuddin, “Kepemimpinan Pendidikan Islam,” Al-Qalam: Jurnal
Kajian Islam Dan Pendidikan 11, no. 1 (2019): 9–13, https://doi.org/10.47435/al-qalam.v1i1.44.

4
yang telah ditentukan dalam suatu organisasi.4 Seorang pemimpin harus mampu
memberikan dorongan kepada anggota kelompoknya untuk bekerja dengan penuh
rasa tanggung jawab serta dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan.5 Kepemipinan merupakan suatu kemampuan seseorang
sehingga memperoleh rasa hormat, pengakuan, kepercayaan, ketaatan dan kesetiaan
untuk memimpin kelompokbya dalam kehidupan bersama menuju cita-cita.6
Kepemimpinan menurut D.E. Mc Farland adalah suatu proses di mana
pimpinan dilukiskan akan memberi perintah atau pengaruh, bimbingan atau proses
mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. eka mewujudkan kerjasamanya itu untuk mencapai tujuan yang
diinginkan). Hemhill & Coons (1957) mendefinisikan kepemimpinan sebagai
perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok
ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal). Sementara menurut
Herold Koontz, “Leadership is the art coordinating and motivating individuals and
group to achieve desired inds”. (Kepemimpinan adalah seni/kemampuan untuk
mengkoordinasikan dan menggerakkan seseorang individu atau kelompok ke arah
pencapaian tujuan yang diharapkan).7 Sedangkan Sudarwan Danim menjelaskan
bahwa kepemimpinan merupakan setiap tindakan yang dilakukan oleh individu atau
kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok
untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada indvidu atau kelompok lain yan
8
tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kepemimpinan adalah suatu hal yang sangat berperan penting terhadap suatu
anggotanya dalam mempengaruhi dan mengarahkan para pekerjanya.

4
Otong Husni Taufiq, Ari Kusumah Wardani, and Univeritas Galuh, “Karakter
Kepemimpinan Ideal,” Jurnal MODERAT,Volume 6, Nomor 3 6 (2020): 513–24.
5
Ghufron, “Teori-Teori Kepimpinan,” FENOMENA 19, no. 1 (2020): 73–79.
6
Ari Prasetyo, Kepemimpinan Dalam Perspektif Islam, ed. Wisnu Anggara, 1st ed.
(Zifatama Jawara, 2014).
7
Jonisar et al., “Konsepsi Kepemimpinan Pendidikan Dalam Islam,” Al-Afkar, Journal For
Islamic Studies, 2022, 233–40, https://doi.org/10.31943/afkarjournal.v5i4.338.
8
Bardatus Sufyanah, “Konsep Dasar Kepemimpinan,” Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam 7 (2023): 1–16,
https://ejournal.staidapondokkrempyang.ac.id/index.php/intizam/article/view/432.
Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengubah tingkah laku manusia, baik secara individu maupun kelompok
untuk mendewasakan manusia tersebut melalui proses pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti
bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja kepada peserta didik
oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya,
pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang
untuk memengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau
mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi. kepemimpinan
pendidikan adalah kemampuan seseorang dalam memengaruhi, mengkoordinir,
menggerakkan, memberikan motivasi dan mengarahkan orang- orang dalam
lembaga pendidikan agar pelaksanaan pendidikan dapat lebih efisien dan efektif
dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang telah dirumuskan.9 Kepemimpinan
merupakan kemampuan untuk membuat orang lain melakukan apa yang tidak
mereka inginkan dan akhirnya menyukainya atau sederhananya, kepemimpinan
merupakan proses mempengaruhi yang bertujuan untuk pencapaian tujuan.10
Kepemimpinan dalam melaksanakan tugas atau wewenang yang diberikan.
Pemimpin memiliki suatu peran formal dalam sistem tertentu dimana seorang
pemimpin memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dengan berbagai
macam cara. kepemimpinan akan menjadi factor penentu keberhasilan dalam suatu
organisasi, hal ini disebabkan karena gaya seorang pemimpin akan menjadi pusat
adanya perubahan yang signifikan dalam suatu organisasi.11 Kepemimpinan

9
Muhammad, “Konsep Dasar Karakteristik Kepemimpinan Dalam Pendidikan Islam.”
10
Febrianty Dkk, Kepemimpinan Dan PERILAKU ORGANISASI Konsep Dan
Perkambangan, ed. Ridwan, 1st ed. (Bandung: Widina Media Utama, 2008).
11
Astri Dwi et al., Dasar Kepemimpinan Dan Pengambilan Keputusan Penerbit Cv.
Eureka Media Aksara (CV Eureka Media Aksara, 2022).
pendidikan merupakan proses mempengaruhi, menggerakkan dan
mengkoordinasikan individu-individu dalam organisasi/ lembaga pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Seperti halnya kepemimpinan kepala sekolah, maka
ia memiliki peran dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan
dan menggerakkan guru, staf, siswa, orang tua siswa dan pihak lain yang terkait
untuk beraktivitas/ berperan serta guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kepemimpinan Pendidikan menekankan bahwa seorang pemimpin pendidikan
(sekolah) harus memiliki beberapa keterampilan. Pertama, ia harus memiliki
kemampuan mengorganisir dan membantu staf dalam merumuskan perbaikan
program pembelajaran. Kedua, kemampuan memupuk kepercayaan diri guru-guru
dan anggota staf sekolah. Ketiga, kemampuan membangun kerjasama dalam
pengembangan program supervisi. Keempat, kemampuan mendorong para
personalia sekolah agar turut berpartisipasi dalam usaha-usaha mencapai tujuan
sekolah yang telah dirumuskan. Kepemimpinan pendidikan memiliki orientasi agar
sumber daya manusia dalam ruang lingkup pendidikan dapat dikoordinasikan untuk
berkerja secara optimal dalam mencapai tujuan yang ada. Tujuan ini meliputi tujuan
baik dalam lingkup aktifitas kelas (pembelajaran), satuan pendidikan, maupun
departemental.12
Kepemimpinan Islam
Islam adalah agama haq yang diturunkan oleh Allah SWT melalui rasul-
Nya, Nabi Muhammad Saw. Dalam menuntun pemeluknya, ada pedoman berupa
Al-Quran dan Hadist yang akan membimbing manusia ke jalan yang benar. Salah
satu pedoman itu adalah kewajiban manusia untuk menaati segala yang
diperintahkan untuk kehidupan yang lebih baik dan menjauhi segala larangan untuk
menghindari diri dari perbuatan tercela. Dalam perjalanan dinamika kehidupan
manusia, ternyata manusia tidak bisa hidup sendiri. Untuk itu manusia diciptakan
oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial karena manusia diciptakan memiliki
kekurangan dan kelebihan mereka masing-masing. Dalam kondisi seperti ini
mereka dituntut untuk saling mengenal dan menghargai satu sama yang lainnya,

12
Jonisar et al., “Konsepsi Kepemimpinan Pendidikan Dalam Islam.”
yang pada akhirnya mereka saling tolong-menolong. Setiap orang memiliki
keinginan, niat, pikiran, pendapat, sifat, tingkah laku dan lain-lain yang berbeda-
beda. Namun pada semua perbedaan itu terdapat juga kesamaan sehingga
menimbulkan kesadaran untuk mewujudkan kelompok-kelompok dengan tujuan
meningkatkan kesamaannya tersebut. Kondisi seperti ini pasti akan muncul sosok
pemimpin idaman, diantara sejumlah orang yang memiliki kesamaan itu karena
kemampuannya mewujudkan kepemimpinan baik dalam masyarakat maupun
dalam lembaga pendidikan yakni kepemimpinan kepala sekolah. Kesamaan itu
boleh jadi seperti kesamaan agama, ideologi, suku/ras dan lainlain sehingga
dibentuklah suatu kelompok yang akan dipimpin oleh seorang pemimpin idaman
dan berkarakter. Kepemimpinan yang lebih mengarah pada tuntunan pendidikan
agama Islam dengan prinsip-prinsip yang telah ada dalam Al-Quran dan
keteladanan dari Rasulullah Saw.
Pemimpin adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab besar dalam
sebuah organisasi atau kehidupan bermasyarakat, menjadi seorang pemimpin harus
memiliki yang berketinggian dalam berkehidupan sehingga bisa dijadikan teladan
oleh anggotanya. Dalam Islam sendiri disampaikan kepada Umat agar menjadi
pemimpin yang sesuai dengan syariat yang ada pada ajaran agama Islam, yang
selanjutnya menuju Kepemimpinan Islami. Kepemimpinan Islami merupakan
keseimbangan kepemimpinan dengan konsep dunia dan akhirat, tugas
kepemimpinan tidak hanya tugas yang dipertanggungjawbakan hanya untuk
anggota, tetapi juga dihadapan Allah SWT. Allah telah mengutus seorang Rasul
yang dapat dilakukan teladan bagi Umat Islam untuk menjalankan Kepemimpinan
Islamiyah sebagai Nabi Muhammad SAW. Kepemimpinan Islami mengutamakan
nilai-nilai yang diajukan Islam dan juga semua yang dilakukan karena mengaharap
ridho Allah. kepemimpinan Islami lebih dari sebagian dari tujuan yang diambil
sementara pada kepemimpinan organisasi pada umumnya, dukungan penguatan
penegakan tatanan islami dalam organisasi. Kepemimpinan Islami mendukung
kepemimpinan yang absolut atau kepemimpinan yang berwenang, Kepemimpinan
ini memiliki kekhasan yang berbeda dengan kepimpinan pada umumnya.13
kepemimpinan dalam perspektif islam kepemimpinan itu memiliki arti tersendiri
yaitu kepemimpinan yang bersangkutan dengan ajaran-ajaran agama islam disitu
kita harus menerapkan bagaimana caranya agar kita menjadi pemimpin yang
baik,benar dan bertanggung jawab seperti Rasullah SAW.14
Kepemimpinan pendidikan Islam merupakan cara yang dilakukan
pemimpin dalam memengaruhi, menggerakkan, memberikan motivasi dan
mengarahkan orang-orang dalam lembaga pendidikan agar pelaksanaan pendidikan
dapat lebih efisien dan efektif dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang telah
dirumuskan yang dijalankan sesuai dengan kaidah-kaidah Islam.15
B. Teori Kepemimpinan
Pada dasarnya, teori kompetensi kepemimpinan memiliki tiga macam
yaitu: (a) teori sifat, (b) teori perilaku, dan (c) teori lingkungan. Ketiga teori
kepemimpinan ini merupakan grand theory kepemimpinan. Ketiga teori tersebut
dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut:
1. Teori Sifat
Teori sifat disebut juga teori genetik, karena menganggap bahwa
pemimpin itu dilahirkan bukan dibentuk. Teori ini menjelaskan bahwa eksistensi
seorang pemimpin dapat dilihat dan dinilai berdasarkan sifat-sifat sejak lahir
sebagai sesuatu yang diwariskan
Teori ini mengatakan bahwa kepemimpinan diidentifikasikan berdasarkan
atas sifat atau ciri yang dimiliki oleh para pemimpin. Pendekatan ini
mengemukakan bahwa ada karakteristik tertentu seperti fisik, sosialisasi, dan
intelegensi (kecenderungan) yang esensial bagi kepemimpinan yang efektif, yang
merupakan kualitas bawaan seseorang
Berdasarkan teori kepemimpinan ini, asumsi dasar yang dimunculkan

13
Jonisar et al.
14
khoerul ummah, “KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM,” Jurnal Agama,
Sosial, Dan Budaya(Religion) 1, no. 8.5.2017 (2022): 2003–5,
https://maryamsejahtera.com/index.php/Religion/article/view/15.
15
Muhammad, “Konsep Dasar Karakteristik Kepemimpinan Dalam Pendidikan Islam.”
adalah kepemimpinan memerlukan serangkaian sifat, ciri, atau perangai tertentu
yang menjamin keberhasilan setiap situasi. Keberhasilan seorang pemimpin
diletakkan pada kepribadian pemimpin itu sendiri.
2. Teori Prilaku
Teori ini berusaha menjelaskan apa yang dilakukan oleh seorang
pemimpin yang efektif, bagaimana mereka mendelegasikan tugas, berkomunikasi
dan memotivasi bawahan. Menurut teori ini, seseorang bisa belajar dan
mengembangkan diri menjadi seorang pemimpin yang efektif, tidak tergantung
pada sifat-sifat yang sudah melekat padanya. Jadi seorang pemimpin bukan
dilahirkan untuk menjadi pemimpin, namun untuk menjadi seorang pemimpin
dapat dipelajari dari apa yang dilakukan oleh pemimpin yang efektif ataupun dari
pengalaman.
Teori ini mengutarakan bahwa pemimpin harus dipandang sebagai
hubungan diantara orang-orang, bukan sifat-sifat atau ciri-ciri seorangindividu
Oleh karena itu, keberhasilan seorang pemimpin sangat ditentukan oleh
kemampuan pemimpin dalam hubungannya dan berinteraksi dengan segenap
anggotanya
3. Teori Lingkungan
Teori ini beranggapan bahwa munculnya pemimpin–pemimpin itu
merupakan hasildari waktu, tempat dan keadaan. Kepemimpinan dalam
perspektif teori lingkungan adalah mengacu pada pendekatan situasional yang
berusaha memberikan model normatif.
Teori ini secara garis besar menjelaskan bahwa keberhasilan
seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya sangat tergantung terhadap situasi
dan gaya kepemimpinan yang dipakainya. Untuk situasi yang berbeda, maka
dipakai gaya yang berbeda pula. Berdasarkan teori lingkungan, seorang harus
mampu mengubah model gaya kepemimpinannya sesuai dengan tuntutan dan
situasi zaman. Oleh karena itu, situasi dan kondisi yang berubah
menghendaki gaya dan model kepemimpinan yang berubah. Sebab jika
pemimpin tidak melakukan perubahan yang sesuai dengan kebutuhan zaman,
kepemimpinannya tidak akan berhasil secara maksimal. Tingkah laku dalam
gaya kepemimpinan ini dapat dipelajari dari proses belajar dan pengalaman
pemimpin tersebut, sehingga seorang pemimpin untuk menghadapi situasi yang
berbeda akan memakai gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi yang
dialami.
4. Teori Implisit
Teori kepemimpinan implisit merupakan keyakinan dan asumsi tentang
karakteristik dari pemimpin yang efektif. Teori implisit biasanya melibatkan
stereotipe dan prototipe tentang ciri, keterampilan atau perilaku yang relevan.
Tujuan utamanya bisa untuk membedakan para pemimpin diantara berbagai
jenis pemimpin (misalnya manajer, politikus, perwira militer).
Teori ini dikembangkan dan dimurnikan seiring waktu sebagai hasil
dari pengalaman aktual dengan para pemimpin, keterpaparan terhadap literatur
tentanng pemimpin yang efektif, dan pengaruh sosial budaya lainnya.
5. Teori Great Man
Menurut teori ini seorang pemimpin besar terlahir sebagai pemimpin yang
memiliki berbagai ciri-ciri individu yang sangat berbeda dengan kebanyakan
manusia lainnya. Ciri-ciri individu tersebut mencakup karisma, intelegensi,
kebijaksanaan, dan dapat menggunakan kekuasaan yang dimilikinya untuk
membuat berbagai keputusan yang memberi dampak besar bagi sejarah
manusia. Karisma sendiri menunjukkan kepribadian seseorang yang dicirikan
oleh pesona pribadi, daya tarik, yang disertai dengan kemampuan komunikasi
interpersonal dan persuasi yang luar biasa. Menurut Carlyle, pemimpin besar
akan lahir saat dibutuhkan oleh situasi sehingga para pemimpin ini tidak bisa
dibuat.
6. Teori Transformasi
Teori ini didasari oleh hasil penelitian mengenai adanya perilaku
kepemimpinan dimana para pemimpin yang kemudian dikategorikan sebagai
pemimpin transformasi (transformational leader) memberikan inspirasi kepada
sumber daya manusia yang lain dalam organisasi untuk mencapai sesuatu
melebihi apa yang direncanakan oleh organisasi. Pemimpin transformasi juga
merupakan pemimpin visioner yang mengajak sumber daya manusia organisasi
bergerak menuju visi yang dimiliki oleh pemimpin. Para pemimpin transformasi
lebih mengandalkan kharisma dan kewibawaan dalam menjalankan
kepemimpinannya.
7. Teori Neokharismatik
Teori kepemimpinan yang menekankan simbolisme daya tarik emosional
dan komitmen pengikut yang luar biasa. Tini mengemukakan bahwa para
pengikut membuat atribut dari kemampuan kepemimpinan yang heroik bila
mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu dari pemimpinnya.16
C. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan atau style of leadership merupakan cara seorang
pemimpin melaksanakan fungsi kepemimpinannya atau menjalankan fungsi
managemennya dalam memimpin bawahanannya. Adapun gaya-gaya
kepemimpinan yaitu sebagai berikut :
1. Gaya Kepemimpinan Demokratis;
Gaya kepemimpinan demokratis adalah suatu kemampuan dalam
mempengaruh orang lain agar dapat bersedia untuk bekerja sama dalam mencapai
tujuan yang sudah ditetapkan dengan berbagai cara atau kegiatan yang dapat
dilakukan dimana ditentukan bersama antara bawahan dan pimpinan. Gaya tersebut
terkadan disebut sebagai gaya kepemimpinan yang terpusat pada anak buah,
kepemimpinan dengan adanya kesederajatan, kepemimpinan partisipatif atau
konsultatif. Pemimpin yang berkonsultasi kepada anak buahnya dalam
merumuskan suatu tindakan putusan bersama.
Adapun ciri-ciri dari gaya kepemimpinan demokratis ini yaitu memiliki
wewenang pemimpin yang tidak mutlah, pimpinan bersedia dalam melimpahkan
sebagian wewenang kepada bawahan, kebijakan dan keputusan itu dibuat bersama
antara bawahan dan pimpinan, komunikasi dapat berlangsung dua arah dimana
pimpinan ke bawahan dan begitupun sebaliknya, pengawasan terhadap (sikap,

16
Sulthon Syahril, “TEORI -TEORI KEPEMIMPINAN,” RI’AYAH 5, no. 1 (2016): 1689–
99,
https://revistas.ufrj.br/index.php/rce/article/download/1659/1508%0Ahttp://hipatiapress.com/hpjou
rnals/index.php/qre/article/view/1348%5Cnhttp://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/0950079
9708666915%5Cnhttps://mckinseyonsociety.com/downloads/reports/Educati.
perbuatan, tingkah laku atau kegiatan) kepada bawahan dilakukan dengan wajar,
prakarsa bisa datang dari bawahan atau pimpinan, bawahan memiliki banyak
kesempatan dalam menyampaikan saran atau pendapat dan tugas-tugas yang
diberikan kepada bawahan bersifat permintaan dengan mengenyampingkan sifat
instruksi, dan pimpinan akan memperhatikan dalam bertindak dan bersikap untuk
memunculkan saling percaya dan saling menghormati.
2. Gaya Kepemimpinan Delegatif
Gaya kepemimpinan delegatif memiliki ciri-ciri yaitu pemimpin akan
jarang dalam memberikan arahan, pembuat keputusan diserahkan kepada bawahan,
dan anggota organisasi tersebut diharapkan bisa menyelesaikan segala
permasalahannya sendiri. Gaya kepemimpinan delegatif ini memiliki ciri khas dari
perilaku pemimpin didalam melakukan tugasnya sebagai pemimpin. Dengan
demikian, maka gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan sangat dipengaruhi
adanya karakter pribadinya. Kepemimpinan delegatif merupakan sebuah gaya
kepemimpinan yang dijalankan oleh pimpinan untuk bawahannya yang mempunyai
kemampuan, agar bisa menjalankan aktivitasnnya yang untuk sementara waktu tak
bisa dilakukan oleh pimpinan dengan berbagai macam sebab. Gaya kepemimpinan
delegatif ini sangat cocok dilakukan kalau staff yang dimiliki ternyata mempunyai
motivasi dan kemampuan yang tinggi. Dengan demikian pimpinan tak terlalu
banyak dalam memberikan perintah kepada bawahannya, bahkan pemimpin akan
lebih banyak dalam memberikan dukungan untuk bawahannya.
3. Gaya Kepemimpinan Birokratis
Gaya kepemimpinan birokratis ini dilukiskan dengan pernyataan
"Memimpin berdasarkan adanya peraturan". Perilaku memimpin yang ditandai
dengan adanya keketatan pelaksanaan suatu prosedur yang telah berlaku untuk
pemimpin dan anak buahnya. Pemimpin yang birokratis, secara umum akan
membuat segala keputusan itu berdasarkan dari aturan yang telah berlaku dan tidak
ada lagi fleksibilitas. Segala kegiatan mesti terpusat pada pemimpin dan sedikit saja
diberikan kebebasan kepada orang lain dalam berkreasi dan bertindak, itupun tak
boleh melepaskan diri dari ketentuan yang sudah berlaku.
Adapun beberapa ciri gaya kepemimpinan birokratis ialah Pimpinan akan
menentukan segala keputusan yang berhubungan dengan seluruh pekerjaan dan
akan memerintahkan semua bawahan untuk bisa melaksanakannya; Pemimpin akan
menentukan semua standar tentang bagaimana bawahan akan melakukan tugas;
Adanya sanksi yang sangat jelas kalau seorang bawahan tidak bisa menjalankan
tugas sesuai dengan standar kinerja yang sudah ditentukan.
4. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire
Gaya ini akan mendorong kemampuan anggota dalam mengambil inisiatif.
Kurang interaksi dan kontrol yang telah dilakukan oleh pemimpin, sehingga gaya
tersebut hanya dapat berjalan jika bawahan mampu memperlihatkan tingkat
kompetensi dan keyakinan dalam mengejar tujuan dan sasaran yangcukup tinggi.
Dalam gaya kepemimpinan ini, pemimpin sedikit sekali dalam menggunakan
kekuasaannya atau sama sekali telah membiarkan anak buahnya untuk berbuat
dalam sesuka hatinya.
5. Gaya Kepemimpinan Otoriter/ Authoritarian
Gaya pemimpin yang telah memusatkan segala keputusan dan kebijakan
yang ingin diambil dari dirinya sendiri dengan secara penuh. Segala pembagian
tugas dan tanggung jawab akan dipegang oleh si pemimpin yang bergaya otoriter
tersebut, sedangkan para bawahan hanya sekedar melaksanakan tugas yang sudah
diberikan. Tipe kepemimpinan yang otoriter biasanya mengarah kepada tugas.
Artinya dengan adanya tugas yang telah diberikan oleh suatu lembaga atau suatu
organisasi, maka kebijaksanaan dari lembaganya ini mesti diproyeksikan dalam
bagaimana ia dalam memerintah kepada bawahannya agar mendapatkan
kebijaksanaan tersebut dapat tercapai dengan baik. Di sini bawahan hanyalah
menjadi suatu mesin yang hanya sekedar digerakkan sesuai dengan kehendaknya
sendiri, inisiatif yang datang dari bawahan sama sekali tidak pernah sekalipun
diperhatikan.
6. Gaya Kepemimpinan Kharismatik
Kelebihan dari gaya kepemimpinan karismatis ini ialah mampu menarik
orang. Mereka akan terpesona dengan cara berbicaranya yang akan membangkitkan
semangat. Biasanya pemimpin dengan memiliki gaya kepribadian ini akan
visionaris. Mereka sangat menyenangi akan perubahan dan adanya tantangan.
Mungkin, kelemahan terbesar dari tipe kepemimpinan model ini dapat di
analogikan dengan peribahasa Tong Kosong yang Nyaring Bunyinya. Mereka
hanya mampu menarik orang untuk bisa datang kepada mereka. Setelah beberapa
lama kemudian, orang-orang yang datang tersebut akan kecewa karena adanya
ketidak-konsistenan. Apa yang telah diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika
diminta dalam pertanggungjawabannya, si pemimpin akan senantiasa memberikan
alasan, permintaan maaf, dan janji.
7. Gaya Kepemimpinan Diplomatis
Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini terdapat di penempatan
perspektifnya. Banyak orang seringkali selalu melihat dari satu sisi, yaitu pada sisi
keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan pada lawannya. Hanya
pemimpin dengan menggunakan kepribadian putih ini yang hanya bisa melihat
kedua sisi dengan jelas, Apa yang dapat menguntungkan dirinya dan juga dapat
menguntungkan lawannya. Kesabaran dan kepasifan merupakan kelemahan
pemimpin dengan menggunakan gaya diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat
begitu sabar dan sanggup dalam menerima tekanan. Mereka dapat menerima
perlakuan yang tak menyenangkan tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak
menerimanya. Dan seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya akan
meninggalkan si pemimpin.
8. Gaya Kepemiminan Moralis
Kelebihan dari gaya kepemimpinan moralis seperti ini ialah pada umumnya
Mereka hangat dan sopan untuk semua orang. Mereka mempunayi empati yang
tinggi terhadap segala permasalahan dari para bawahannya, juga sabar, murah hati
Segala bentuk kebajikan-kebajikan ada dalam diri pemimpin tersebut. Orang —
orang akan datang karena kehangatannya terlepas dari semua kekurangannya.
Kelemahan dari pemimpinan seperti ini ialah emosinya. Rata-rata orang seperti ini
sangatlah tidak stabil, terkadang dapat tampak sedih dan sangat mengerikan,
kadang pula bisa saja sangat begitu menyenangkan dan bersahabat.
9. Gaya Kepemimpinan Administratif
Gaya kepemimpinan tipe ini akan terkesan kurang inovatif dan telalu kaku
dalam memandang aturan. Sikapnya sangat konservatif serta kelihatan sekali takut
di dalam mengambil resiko dan mereka cenderung akan mencari aman.
10. Gaya kepemimpinan analitis (Analytical)
Dalam gaya kepemimpinan tipe ini, biasanya untuk pembuatan keputusan
didasarkan pada suatu proses analisis, terutama analisis logika dari setiap informasi
yang didapatkan. Gaya ini akan berorientasi pada hasil dan akan lebih menekankan
pada rencana-rencana rinci serta berdimensi jangka panjang. Kepemimpinan model
ini sangatlah mengutamakan logika dengan menggunakan beberap pendekatan-
pendekatan yang masuk akal serta kuantitatif.
11. Gaya kepemimpinan entrepreneur
Gaya kepemimpinan ini sangatlah menaruh perhatian pada kekuasaan dan
hasil akhir serta kurang mengutamakan untuk kebutuhan akan kerjasama. Gaya
kepemimpinan model ini biasanya akan selalu mencari pesaing dan akan
menargetkan standar yang tinggi.
12. Gaya Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan visioner merupakan pola kepemimpinan yang ditujukan
untuk bisa memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dijalankan secara bersama-
sama oleh para anggota perusahaan dengan cara memberikan arahan dan makna
pada suatu kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkandengan visi yang jelas.
13. Gaya Kepemimpinan Situasional
Inti dari teori kepemimpinan situational ialah bahwa suatu gaya
kepemimpinan seorang pemimpin akan dapat berbeda-beda, tergantung dari seperti
apa tingkat kesiapan para pengikutnya. Pemahaman fundamen dari teori
kepemimpinan situasional ialah mengenai tidak adanya gaya kepemimpinan yang
paling terbaik. Teori kepemimpinan situasional akan bertumpu pada dua konsep
yang fundamental yaitu tingkat kesiapan/ kematangan individu atau kelompok
sebagai pengikut dan gaya kepemimpinan.
14. Kepemimpinan Militeristik
Tipe pemimpin seperti ini sangatlah mirip dengan tipe pemimpin yang
otoriter yang merupakan tipe pemimpin yang senantiasa bertindak sebagai diktator
terhadap para anggota kelompoknya. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan
militeristik yaitu lebih banyak dalam menggunakan sistem perintah atau komando,
keras dan sangat begitu otoriter, kaku dan seringkali untuk kurang bijaksana;
menghendaki adanya kepatuhan yang mutlak dari bawahan; sangat menyenangi
suatu formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang terlalu
berlebihan; menuntut adanya sebuah disiplin yang keras dan kaku dari para
bawahannya; tidak menghendaki adanya saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan
dari bawahannya; dan komunikasi hanya dapat berlangsung searah.17
D. Fungsi dan Tujuan Kepemimpinan
1. Fungsi Kepemimpinan
Kepemimpinan yang efektif akan terwujud apabila dijalankan sesuai dengan
fungsinya. Fungsi kepemimpinan itu berhubungan langsung dengan situasi sosial
dalam kehidupan kelompok atau organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan
bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu. Pemimpin
harus berusaha agar menjadi bagian di dalam situasi sosial baik dalam suatu
kelompok atau organisasi.
Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial sebagai
penggerak/dinamisator dan koordinator dari sumberdaya manusia, sumberdaya
alam, semua dana, dan sarana yang disiapkan oleh sekumpulan manusia yang
berorganisasi,16 karena harus diwujudkan dalam interaksi antar individu di dalam
situasi sosial suatu kelompok/organisasi. Namun, secara teori fungsi kepemimpinan
memiliki dua dimensi seperti: Pertama, Dimensi yang berkenaan dengan tingkat
kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin
dalam pencapaian visi dan misi organisasi atau lembaga pendidikan yang dilihat
dari mutu pembelajaran yang dicapai sungguh-sungguh oleh semua personil
lembaga pendidikan; Kedua, Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan
(support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-
tugas pokok kelompok/organisasi.
Menurut Wirawan, kepemimpinan selalu berhubungan dengan sistem sosial
kelompok maupun individu. Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan yang

17
Besse Mattayang, “Tipe Dan Gaya Kepemimpinan: Suatu Tinjauan Teoritis,” JEMMA |
Journal of Economic, Management and Accounting 2, no. 2 (2019): 45,
https://doi.org/10.35914/jemma.v2i2.247.
efektif, maka kepemimpinan harus dijalankan sesuai dengan fungsinya.
Menurutnya, fungsi kepemimpinan yaitu sebagai berikut: 1) Menciptakan visi, 2)
Mengembangkan budaya organisasi, 3) Menciptakan sinergis, 4) Menciptakan
perubahan, 5) Memotivasi para pengikut, 6) Memberdayakan pengikut, 7)
Mewakili sistem sosial, 8) Manajer konflik, dan 9) Membelajarkan organisasi.
2. Tujuan Kepemimpinan
a. Likhilā fati annubuwwātu fi ḥarā sati addῑn, yakni sebagai pengganti misi
kenabian untuk menjaga agama.
b. Wā Siyā sati addun-yā yaitu untuk memimpin atau mengatur urusan dunia.
Dengan kata lain bahwa tujuan suatu kepemimpinan adalah untuk
menciptakan rasa aman, keadilan, kemaslahatan, menegakkan amar ma'ruf
nahi munkar, mengayomi rakyat, mengatur dan menyelesaikan masalah-
masalah yang dihadapi masyarakat.18
E. Konsep Kepemimpinan dalam Islam
Kepemimpinan jika dilihat dari segi ajaran Islam,49 istilah kepemimpinan
terdiri dari beberapa kata yang berasal dari bahasa Arab: Khilafah,50 dari khalafa:
di belakang, mengganti khalifah. Imamah: memimpin, melayani dengan
memberikan petunjuk. Ulil Amri: orang yang punya urusan dan menetapkan hukum
di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Dan ada pula disebutkan
dengan wilayah dari waliya: memerintah, menguasai, menyayangi, dan menolong.
Istilah ini disebut dengan wali.
Kepemimpinan dalam Islam identik dengan istilah khalifah, secara
etimologi yang berarti pengganti/wakil. Pemakaian kata khalifah setelah Rasulullah
SAW wafat, maksud yang terkandung di dalam perkataan amir, jamaknya umara
atau penguasa. Oleh karena itu, kedua istilah ini dalam bahasa Indonesia sering
disebut pimpinan formal. Namun, jika merujuk kepada firman Allah yang berbunyi:
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu

18
Nur Fazillah, “Konsep Kepemimpinan Pendidikan Islam,” Journal of Education Sciences
and Teacher Training 12, no. 1 (2023): 172–74.
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui." (Q. S. al-Baqarah: 30).
Maka kedudukan non formal dari seorang khalifah juga tidak dapat
dipisahkan lagi. Perkataan khalifah pada ayat tersebut tidak hanya ditujukan kepada
para khalifah sesudah Nabi, tetapi sebelum proses penciptaan Nabi Adam as. yang
disebut sebagai khalifah dengan tugas memakmurkan bumi, dan meliputi tugas
menyeru amar makruf dan mencegah perbuatan mungkar. Dalam konsep Islam,
kepemimpinan tidak terlepas dari kepemimpinan Rasulullah SAW sebagai tokoh
sentral yang wajib dijadikan tolak ukur dan teladan yang akurat dalam menentukan
karakteristik kepemimpinan menurut Islam. Kepemimpinan Islam telah tercatat
sebagai sejarah yang luar biasa dalam sejarah dunia karena Rasulullah SAW
memiliki integritas dan kemampuan yang luar biasa dalam memobilisasi umat.
Konsep Islam sebagai ajaran yang sempurna memandang kepemimpinan itu
sebagai amanah dari Allah SWT karena pada dasarnya setiap manusia itu
pemimpin, minimal memimpin dirinya sendiri dalam melawan hawa nafsu yang
menjerumuskan pada kemaksiatan dan juga pemimpin dalam keluarga. Seorang
pemimpin didaulat penuh oleh rakyat untuk mengemban amanah untuk
membimbing anggotanya kearah yang lebih baik. Sebagaimana telah dijelaskan
dalam firman Allah SWT, yang berbunyi:
Artinya: Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat
(untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut51
itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh
Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan
baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (Rasul-rasul) (Q.S.
an-Nahl: 36).
Dalam surat an-Nahl ayat 36 tersebut, dijelaskan bahwa pada dasarnya para
Rasul diutus kepada manusia sebenarnya hanyalah untuk memimpin umat dan
mengeluarkannya dari kegelapan menuju kepada aqidah yang lurus yaitu
menyembah hanya kepada Allah SWT. Dalam menjalankan organisasi, pemimpin
harus mampu mengemudikan dan menjalankan organisasinya. Dalam artian bahwa
seorang pemimpin harus mampu membawa perubahan, karena perubahan
merupakan tujuan pokok dari kepemimpinan. Dalam hal ini, pada hakikatnya
seorang pemimpin adalah harus bertanggung jawab terhadap apa yang sedang
dipimpinnya dalam berbagai situasi dan kondisi, dan kepemimpinannya akan
diminta pertanggung jawabannya dihadapan Allah SWT. Dengan demikian, dapat
penulis simpulkan bahwa kepemimpinan dalam Islam merupakan suatu proses
mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau kelompok yang harus
dilakukan/dilaksanakan dan dikembangkan oleh pemimpin sebagai amanah atau
tugas atau tanggung jawabnya untuk mempengaruhi bawahannya ke arah yang
lebih baik dan tentunya tidak akan terlepas dari pedoman hidup umat Islam, yaitu
al-Quran dan Hadits.19

19
Fazillah.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Kepemimpinan merupakan suatu proses kegiatan seseorang untuk
mempengaruhi, menggerakkan dan mengkoordinasikan individu atau kelompok
agar terwujud hubungan kerjasama dalam upaya mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Pemimpin adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab besar dalam
sebuah organisasi atau kehidupan bermasyarakat, menjadi seorang pemimpin harus
memiliki yang berketinggian dalam berkehidupan sehingga bisa dijadikan teladan
oleh anggotanya. Dalam Islam sendiri disampaikan kepada Umat agar menjadi
pemimpin yang sesuai dengan syariat yang ada pada ajaran agama Islam, yang
selanjutnya menuju Kepemimpinan Islami, yaitu Kepemimpinan yang lebih
mengarah pada tuntunan pendidikan agama Islam dengan prinsip-prinsip yang telah
ada dalam Al-Quran dan keteladanan dari Rasulullah Saw.

21
DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, Burhanuddin. “Kepemimpinan Pendidikan Islam.” Al-Qalam: Jurnal


Kajian Islam Dan Pendidikan 11, no. 1 (2019): 9–13.
https://doi.org/10.47435/al-qalam.v1i1.44.

Dkk, Febrianty. Kepemimpinan Dan PERILAKU ORGANISASI Konsep Dan


Perkambangan. Edited by Ridwan. 1st ed. Bandung: Widina Media Utama,
2008.

Dwi, Astri, Andriani Afriansyah, Aditya Wardhana, Elisabet Luju, Abdul Haris,
Muchtar Dyanasari, Bakhtiar Tijjang, et al. Dasar Kepemimpinan Dan
Pengambilan Keputusan Penerbit Cv. Eureka Media Aksara. CV Eureka
Media Aksara, 2022.

Fazillah, Nur. “Konsep Kepemimpinan Pendidikan Islam.” Journal of Education


Sciences and Teacher Training 12, no. 1 (2023): 172–74.

Ghufron. “Teori-Teori Kepimpinan.” FENOMENA 19, no. 1 (2020): 73–79.

Jonisar, Syatiri Ahmad, Tentri Septiyani, Asmawati, and Dudi Suprihadi.


“Konsepsi Kepemimpinan Pendidikan Dalam Islam.” Al-Afkar, Journal For
Islamic Studies, 2022, 233–40.
https://doi.org/10.31943/afkarjournal.v5i4.338.

khoerul ummah. “KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM.” Jurnal


Agama, Sosial, Dan Budaya(Religion) 1, no. 8.5.2017 (2022): 2003–5.
https://maryamsejahtera.com/index.php/Religion/article/view/15.

Kurniawan, Kurniawan, Defri Nof Putra, Afdal Zikri, and Nurkamelia Mukhtar
AH. “Konsep Kepemimpinan Dalam Islam.” PRODU: Prokurasi Edukasi
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 2, no. 1 (2020): 1–10.
https://doi.org/10.15548/p-prokurasi.v2i1.2244.

Mattayang, Besse. “Tipe Dan Gaya Kepemimpinan: Suatu Tinjauan Teoritis.”


JEMMA | Journal of Economic, Management and Accounting 2, no. 2 (2019):
45. https://doi.org/10.35914/jemma.v2i2.247.

Muhammad, Yani. “Konsep Dasar Karakteristik Kepemimpinan Dalam Pendidikan


Islam.” AL-HIKMAH : Jurnal Pendidikan Dan Pendidikan Agama Islam 3, no.
2 (2021): 157–69.

Prasetyo, Ari. Kepemimpinan Dalam Perspektif Islam. Edited by Wisnu Anggara.


1st ed. Zifatama Jawara, 2014.
Sufyanah, Bardatus. “Konsep Dasar Kepemimpinan.” Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam 7 (2023): 1–16.
https://ejournal.staidapondokkrempyang.ac.id/index.php/intizam/article/view
/432.

Syahril, Sulthon. “TEORI -TEORI KEPEMIMPINAN.” RI’AYAH 5, no. 1 (2016):


1689–99.
https://revistas.ufrj.br/index.php/rce/article/download/1659/1508%0Ahttp://h
ipatiapress.com/hpjournals/index.php/qre/article/view/1348%5Cnhttp://www
.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/09500799708666915%5Cnhttps://mckinse
yonsociety.com/downloads/reports/Educati.

Taufiq, Otong Husni, Ari Kusumah Wardani, and Univeritas Galuh. “Karakter
Kepemimpinan Ideal.” Jurnal MODERAT,Volume 6, Nomor 3 6 (2020): 513–
24.

Anda mungkin juga menyukai