Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ETIKA PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Etika Manajemen

Dosen pengampu: Dr. Moh Nasihudin, M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 13

1. Dewi Khofifah Al Aliyah (20229001001)


2. A’izza Rutbaty Nur (20229001003)
3. Naila Durrotun Nafisah (20229001038)

PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
KH. MUHAMMAD ALI SHODIQ (STAIMAS)
NGUNUT TULUNGAGUNG
JULI 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdullah kami bersyukur kepada Allah SWT, akhirnya makalah ini


dapat diselesaikan sesuai dengan deadline yang sudah ditentukan guna memenuhi
tugas kelompok mata kuliah “ETIKA MANAJEMEN” dengan judul “ETIKA
PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN”.
Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Moh
Nasihudin, M.Pd. selaku dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan
serta arahan dalam menyelesaikan makalah ini. Sehingga kami memperoleh
banyak ilmu, informasi dan pengetahuan selama kami membuat dan
menyelesaikan makalah ini. Serta teman-teman yang membantu dan memberi
semangat sehingga kami bisa menyelesaian makalah ini tepat pada waktunya.
Setelah itu kami berharap semoga makalah ini berguna bagi pembaca
meskipun terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Kami mengharapkan segala
bentuk saran atau kritikan yang membangun agar lebih baik kedepanya. Akhir
kata kami meminta maaf sebesar-besarnya kepada pihak pembaca maupun
pengoreksi jika terdapat kesalahan dalam penulisan, penyusunan maupun
kesalahan lain yang tidak berkenan di hati, karena keterbatasan kemampuan kami.
Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi dunia pendidikan untuk
kemajauan bersama.

Tulungagung, Juli 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................ii


Daftar Isi ..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................2
C. Tujuan ..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................3
A. .............................................................................................................. 3
B. .............................................................................................................. 4
C. .............................................................................................................. 6
D. .............................................................................................................. 8
E. .............................................................................................................. 10
BAB III PENUTUP .........................................................................................13
A. Kesimpulan ..........................................................................................13
B. Saran ....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hakikat pemimpin dalam pandangan Islam adalah sebagai khodimul ummah
atau pelayan bagi rakyat yang dipimpinnya. Berpijak pada filosofi ini, maka
seorang pemimpin harus melayani rakyat yang dipimpinnya dengan penuh rasa
cinta dan keikhlasan. Terkait dengan filosofi kepemimpinan tersebut, maka
sesungguhnya sebuah kekuasaan dalam wujud apapun merupakan amanah dari
Allah SWT yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Dengan demikian,
moralitas dan etika dalam pelaksanaan sebuah amanah kekuasaan haruslah
menjadi fondasi yang kokoh agar tidak terjerumus pada penyalahgunaan
wewenang kekuasaan tersebut.

Sekolah sebagai suatu institusi pendidikan sangat erat dengan sistem


organisasi yang sifatnya hierarki atau “top down”. Dimana struktur organisasinya
bertingkat sifatnya, yaitu segala peraturan dan kebijakan diberikan dari atasan
kepada bawahan. Kepala sekolah pada umumnya sebagai pimpinan tertinggi.
Dengan sistem organisasi demikian guru perannya adalah sebagai pelaksana tugas
yang hanya melaksanakan instruksi dari kepala sekolah. Ada banyak kasus di
sekolah, guru-guru menjadi pasif dan cenderung menurut saja apa kata kepala
sekolah. Kondisi seperti ini lambat laun akan menghambat perkembangan dan
kemajuan guru sebagai pendidik. Padahal sebagai pelaksana guru berhadapan
langsung dengan siswa-siswa yang menjadi tanggung jawabnya untuk dididik dan
dibimbing. Jika guru tidak dipimpin dan didampingi dengan baik dan proposional
maka hal itu juga akan berimbas kepada mutu pendidikan siswa. Sehingga hal ini
terkait dengan keberadaan seorang kepala sekolah sebagai pemimpin yang
menentukan pola kepemimpinannya, dan mempengaruhi gerak kebijakannya.

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok


yang diorganisir menuju pada penentuan dan pencapaian tujuan. Menurut
Sandjaya dan Sarros bahwa seorang yang menduduki kepemimpinan formal
belumlah tepat di sebut ‘pemimpin’ jika mereka tidak menjalankan fungsinya

1
sebagai pemimpin. Karena kepemimpinan tidak sama dengan posisi. Yang disebut
kepemimpinan adalah fungsi. Untuk membuktikan apakah seorang pemimpin itu
berhasil harus dilihat dari orang-orang yang dilayani apakah semakin bertumbuh
sebagai suatu pribadi yang makin sehat, bijaksana, merdeka, lebih mandiri dan
mereka juga menjadi pelayan bagi orang lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan etika pemimpin dan kepemimpinan?
2. Bagaimana prinsip kepemimpinan islam?
3. Bagaimana karakteristik pemimpin islami?
4. Tipe-tipe kepemimpinan.
5. Etika kepemimpinan dalam pandangan islam.

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian etika pemimpin dan kepemimpinan.
2. Untuk mengetahui prinsip kepemimpinan islam.
3. Untuk mengetahui karakteristik pemimpin islami.
4. Untuk mengetahui tipe-tipe kepemimpinan.
5. Untuk mengetahui etika kepemimpinan dalam pandangan islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Etika Pemimpin
Etika adalah ilmu dan standar mengenai sesuatu yang benar dan sesuatu yang
salah, sesuatu yang boleh dilakukan dan sesuatu yang tidak boleh dilakukan.
Perilaku yang benar merupakan perilaku yang etis dan perilaku yang salah
merupakan perilaku yang tidak etis. Kata etika merupakan kata benda dan jika
disandingkan dengan kata kepemimpinan setelahnya, maka berubah menjadi kata
sifat etis, sehingga jika dirangkai menjadi kepemimpinan etis, yang memiliki arti
kepemimpinan yang mendemonstrasikan perilaku secara normatif tepat melalui
tindakan-tindakan personal, hubungan interpersonal, dan promosi perbuatan
kepada para pengikut melalui komunikasi dua arah, penguatan, dan pembuatan
keputusan. Lebih lanjut Van Den dan Akker dkk menyatakan bahwa
kepemimpinan yang etis merupakan suatu konsep hubungan dalam pengertian
kepemimpinan etis dikonstruksi di dalam dan melalui interaksi sosial dengan para
pengikut. 1
Kata kepemimpinan sendiri itu merupakan kata sifat yang berasal dari
penggalan kata pemimpin atau kata subyek. Pemimpin adalah puncak dari sebuah
organisasi. Idealnya seorang pemimpin harus bisa merencanakan, memberi arahan
dan perintah yang tepat kepada bawahannya, serta mengambil keputusan yang
penting dalam organisasinya. Menurut Greatman Theory, pemimpin yang ideal
dan karismatik ada berdasarkan warisan atau ada sejak lahir, namun menurut Skill
Theory, pemimpin bisa juga diciptakan berkat latihan dan pengalaman yang
seimbang. Sedangkan menurut Imam al Ghazali, sosok pemimpin ideal adalah
pemimpin yang tertanam dalam dirinya tiga hal, yaitu ilmu pengetahuan, agama,
dan akhlak. 2
Secara sederhana bahwa menjadi pemimpin yang etis adalah mengenai
menjadi seorang yang bermoral dan seorang manajer yang bermoral. Oleh
karenanya Orang yang bermoral bagian dari kepemimpinan yang etis dapat
dipandang sebagai sifat-sifat personal dan karakteristik seorang pemimpin seperti
1
Wirawan, W. Kepemimpinan (Rajawali Pers, 2013) Hlm. 102
2
Hidayat, R. ETIKA KOMUNIKASI PEMIMPIN PERSPEKTIF HADITS, (Indonesian Journal of
Islamic Communication, 2019), Hlm. 106.

3
kejujuran, dapat dipercaya, integritas dan sifat moral perilaku yang dilakukan
pemimpin.3 Sifat-sifat tersebut bisa hadir dan tertanam pada diri seorang
pemimpin bisa dilalui 3 hal sebagaimana pendapat dari imam al Ghozali, yakni
ilmu pengetahuan, agama dan akhlak. Alasan 3 hal tersebut masuk akal, karena
jika seorang pemimpin didukung oleh pengetahuan yang luas, maka dia bisa
memiliki pemahaman yang luas dan mau menerima kritikan-kritikan yang
membangun, Sedangkan agama dan akhlak merupakan dua hal yang saling
berkaitan dan ada hubungan timbal balik, hal ini sebagai cerminan, karena jika
agama seseorang baik maka akhlaknya juga akan baik, sebab dia menjalankan
agamanya dengan benar, sehingga dengan agama dan akhlak yang baik bisa
menumbuhkan sifat-sifat kejujuran, dapat dipercaya, integritas dan mencerminkan
sifat moral yang baik.
Etika dan kepemimpinan saling beririsan pada sejumlah titik waktu.
Kepemimpinan yang transformasional memiliki implikasi etika ketika para
pemimpin ini mengubah cara berpikir dari pengikutnya. Karisma juga memiliki
komponen etika. Para pemimpin yang tidak etis akan menggunakan karisma
mereka untuk meningkatkan kekuasanaanya atas para pengikutnya, diarahkan
untuk melayani dirinya sendiri hingga akhir. Para pemimpin yang memberlakukan
para pengikutnya dengan keadilan, terutama dengan memberikan kejujuran, sering
berkunjung, dan informasi yang akurat, maka akan terlihat menjadi pemimpin
yang lebih efektif.4
Etika Merupakan sifat yang memiliki timbal balik yang penting bagi seorang
pemimpin, hal ini karena jika kepemimpinan dilandasai etika yang baik, maka
banyak pengikutnya yang akan berempati dan mudah mengikuti arahan dari
pimpinannya. Namun sebaliknya jika pemimpinan tidak memiliki etika, maka
kecenderungan bawahan kurang respect dan sulit untuk tunduk mengikuti
perintahnya. Hal ini mengisyaratkan etika merupakan bagian dari terciptanya
kepemimpinan yang kharismatik dan menciptakan budaya organisasi yang baik. 5
Dalam hal ini etika menjadi bagian yang tidak terpisahkan untuk menciptakan
kepemimpinan yang efektif, sehingga akan berdampak kepada suasana organisasi

3
Wirawan W, Kepemimpinan, (Rajawali Pers, 2013), Hlm. 102
4
Robhins, S. P., & Judge, T. A, Perilaku Organisasi, (Salemba Empat, 2016), Hlm. 266
5
Sedarmayanti, Manajemen Startegi, (PT Refika Adimata, 2014).

4
yang dipimpinnya dan menjadikan kinerja para bawahannya menjadi baik dan
optimal. Kesemuanya itu diperlukan sosok kepemimpinan yang memiliki etika
dan integritas tinggi, sebab kepemimpinan yang memiliki etika dan intergritas
tinggi mampu mengangkat motivasi kinerja bawahannya.
Pentingnya pemimpin dan kepemimpinan ini perlu dipahami dan dihayati
oleh setiap umat Islam di negeri yang mayoritas warganya beragama Islam ini,
meskipun Indonesia bukanlah negara Islam. Allah SWT telah memberitahu
kepada manusia, tentang pentingnya kepemimpinan dalam Islam, sebagaimana
dalam Alqur’an terdapat ayat yang berkaitan dengan masalah kepemimpinan.
Diantaranya firman Allah SWT berfirman dalam QS Al Baqarah ayat 30.
Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi”.
Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui”.
Ayat ini mengisyaratkan bahwa khalifah (pemimpin) adalah pemegang
mandat Allah SWT untuk mengemban amanah dan kepemimpinan di muka bumi.
Fungsi Etika Kepemimpinan
Salah satu fungsi dari pemimpin adalah mencipatakan iklim dan budaya etis
dalam organisasi. Iklim etis merupakan persepsi positif atau persepsi negatif para
anggota organisasi mengenai pelaksanaan etika dalam organisasi. 6
Sehingga
dalam hal ini sangat relevan jika sebagai seorang pemimpin dibutuhkan pemimpin
yang etis untuk menciptakan budaya etis dalam organisasi yang dipimpinnya.

B. Prinsip-prinsip Kepemimpinan Islam


Kepemimpinan Islam harus dilandasi ajaran Alquran dan Sunnah, yang acuan
utamanya adalah meneladani Rasulullah SAW dan khulafaurrasyidin.
Kepemimpinan yang dibangun oleh Rasulullah SAW berlandaskan pada dasar-

6
Wirawan W, Kepemimpinan, (Rajawali Pers.2013). Hlm. 104

5
dasar yang kokoh pada prinsipnya untuk menegakkan kalimah Allah SWT.
Prinsip-prinsip kepemimpinan Islam adalah sebagai berikut:7
1. Prinsip Tauhid
Prinsip tauhid merupakan salah satu prinsip dasar dalam kepemimpinan
Islam. Sebab perbedaan akidah yang fundamental dapat menjadi pemicu
dan pemacu kekacauan suatu umat. Oleh sebab itu, Islam mengajak kearah
satu kesatuan akidah di atas dasar yang dapat diterima oleh semua lapisan
masyarakat, yaitu tauhid.
2. Prinsip Musyawarah (Syuro)
Musyawarah berarti mempunyai makna mengeluarkan atau mengajukan
pendapat. Dalam menetapkan keputusan yang berkaitan dengan kehidupan
berorganisasi dan bermasyarakat musyawarah dalam konteks
membicarakan persoalan-persoalan tertentu dengan anggota masyarakat,
termasuk didalamnya dalam hal berorganisasi. Meskipun terdapat
beberapa Alquran dan sunnah yang menerangkan tentang musyawarah.
Hal ini bukan berarti Alquran telah menggambarkan sistem kepemimpinan
secara tegas dan rinci, nampaknya hal ini memang disengaja oleh Allah
untuk memberikan kebebasan sekaligus medan kreatifitas berfikir
hambanya untuk berijtihad menemukan sistem kepemimpinan yang sesuai
dengan kondisi sosial-kultural. Sangat mungkin ini salah satu sikap
demokratis Tuhan terhadap hamba-hambanya.
3. Prinsip Keadilan (Al-'adalah)
Keadilan menjadi suatau keniscayaan dalam mengatur kepemimpinan,
sebab kepemimpinan dibentuk antara lain agar tercipta masyarakat yang
adil dan makmur. Jadi, sistem kepemimpinan Islam yang ideal adalah
sistem yang mencerminkan keadilan yang meliputi persamaan hak didepan
umum, keseimbangan atau keproposionalan dalam mengatur pemangku
kebijakan yang dipimpinnya.
4. Prinsip Dasar Persatuan Islamiyyah (Ukhuwah Islamiyah)
Prinsip ini untuk menggalang dan mengukuhkan semangat persatuan dan
kesatuan umat Islam. Hal ini didasarkan pada ajaran Islam dalam Alquran

7
Rahmat Harun, Etika Manajemen Perspektif islam, (LPPPI: Medan, 2018), hlm 333

6
Surat Ali Imran ayat 103 yang Artinya: Dan berpeganglah kamu
semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.8

C. Karakteristik Pemimpin Islami


Mujamil Qomar menjelaskan bahwa adapun ciri-ciri karakteristik dari seorang
pemimpin Islami, antara lain:9
1. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk mengendalikan
lembaga atau organisasinya.
2. Memfungsikan keistimewaannya yang lebih disbanding orang lain (QS Al-
Baqoroh/2: 247).
3. Memahami kebisaan dan bahasa orang yang menjadi tanggung jawabnya
(QS Ibrahim: 4).
4. Mempunyai karisma atau wibawa dihadapan manusia atau orang lain (QS
Huud: 91).
5. Bermuamalah dengan lembut dan kasih sayang terhadap bawahannya, agar
orang lain simpatik kepadanya (QS AliImron: 159).
6. Bermusyawarah dengan para pengikut serta mintalah pendapat dan
pengalaman mereka (QS Ali Imron: 159).
7. Mempunyai power dan pengaruh yang dapat memerintah serta mencegah
karena seorang pemimpin harus melakukan control pengawasan atas
pekerjaan anggota, meluruskan keliruan, serta mengajak mereka untuk
berbuat kebaikan dan mencengah kemungkaran (QS Al hajj 41).
8. Bersedia mendengar nasehat dan tidak sombong, karena naehat dari orang
yang ikhlas jarang sekali kita peroleh (QS Al Baqoroh 206).

Jabatan pemimpin merupakan jabatan yang istimewa sebab, pemimpin


organisasi apapun dipersyaratkan memiliki berbagai kelebihan menyangkut
pengetahuan, perilaku, sikap, maupun keterampilan dibanding orang lain.
Pada umunya, seseorang memiliki kelebihan-kelebihan tertentu, tetapi
sebaliknya juga memiliki kelemahan-kelemahan tertentu. Figur pemimpin
yang ideal sangatlah diharapkan oleh masyarakat, lantaran seorang pemimpin
8
Yahya R, Memilih Pemimpin Dalam Perspektif Islam. (Jakarta: Pustaka Nawaitu, 2004).
9
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam. (Jakarta: Erlangga. 2007).

7
menjadi contoh terbaik dalam segala ucapan, perbuatan, dan kebiasaan,
termasuk dalam hal berpakaian.

D. Tipe-tipe Kepemimpinan
Beberapa teori tentang kepemimpinan diantaranya sebagai berikut:
a. Kepemimpinan Kharismatik
Teori ini berlandaskan keyakinan bahwa pemimpin yang kharismatik
mempunyai kekuatan supernatural, kekuatan yang tidak tampak, mengandung
kekuatan magis melalui pancaran pribadi menyeluruh sang pemimpin yang
mempengaruhi bawahannya secara sangat luar biasa (extraordinary). 10
b. Kepemimpinan Spiritual
Kepemimpinan spiritual adalah kepemimpinan yang membawa dimensi
keduniawian kepada dimensi spiritual (keilahian). Tuhan adalah pemimpin
sejati yang mengilhami, mempengaruhi, melayani, dan menggerakkan hati
nurani hambaNya dengan cara yang sangat bijaksana melalui pendekatan etis
dan keteladanan. Karena itu, kepemimpinan spiritual disebut juga sebagai
kepemimpinan yang berdasarkan etika religius. Kepemimpinan yang mampu
mengilhami, membangkitkan, mempengaruhi dan menggerakkan melalui
keteladanan, pelayanan, kasih sayang dan implementasi nilai dan sifat-sifat
ketuhanan lainnya dalam tujuan, proses, budaya, dan perilaku
kepemimpinan.11 Pokok-pokok karakteristik kepemimpinan spiritual yang
berbasis pada etika religius diantaranya kejujuran sejati, fairness, pengenalan
diri sendiri, fokus pada amal shaleh, spiritualisme yang tidak dogmatis,
bekerja lebih efisien, membangkitkan yang terbaik dalam diri sendiri dan
orang lain, keterbukaan menerima perubahan, visioner tetap fokus pada
persoalan di depan mata, doing the right think, disiplin tetapi tetap fleksibel,
santai dan cerdas, dan kerendahan hati.12

c. Kepemimpinan Transformasional

10
Triantoro Safaria, Kepemimpinan, (Yogyakarta: Graha Ilmu. 2004) hlm. 42
11
Tobroni, The Spiritual Leadership, (Malang: UMM Press. 2010) hlm. 16
12
Ibid hlm. 20

8
Kepemimpinan transformasional menunjuk pada proses membangun
komitmen terhadap sasaran organisasi dan memberi kepercayaan kepada para
pengikut untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut.13 Kepemimpinan
transformasional dicirikan sebagai pemimpin yang berfokus pada pencapaian
perubahan nilai-nilai, kepercayaan, sikap, perilaku, emosional, dan kebutuhan
bawahan menjadi perubahan yang lebih baik di masa depan. Pemimpin
transformasional merupakan seorang agen perubahan yang berusaha keras
melakukan transformasi ulang organisasi secara menyeluruh sehingga
organisasi bisa mencapai kinerja yang lebih maksimal di masa depan.14
d. Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan Transaksional merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang
intinya menekankan transaksi di antara pemimpin an bawahan. Kepemimpinan
transaksional lebih berfokus pada hubungan pemimpin dan bawahan, tanpa
adanya usaha untuk menciptakan perubahan bagi bawahannya. Kekuasaannya
berdasarkan pemberian hadiah dan hukuman, penegakan aturan dan standar
kerja organisasi yang harus dipatuhi oleh setiap bawahannya tanpa kecuali.

E. Etika Kepemimpinan Dalam Pandangan Islam


Jika bicara kepemimpinan dalam pandangan Islam, maka itu akan tertuju
dan tidak lepas dari sosok Rasulullah sebagai role model kepemimpinan yang
sudah dicontohkan beliau ketika menjadi Rasul dan sekaligus pemimpin umat
Islam. Dalam Islam, agama, moral dan elemen spiritual mendominasi
kepemimpinan Rasulullah SAW.15 Dan sudah sangat familiar bagi seorang
muslim bahwa ada empat sifat kepemimpinan yang berhubungan dengan
Rasulullah, yaitu al sidq, amanah, fathonah dan tabligh. Empat sifat
kepemimpinan Rasulullah SAW itu sebagai cerminan bagian dari indikator
apakah seorang pemimpin itu sudah mencotoh kepemimpinan Rasulullah atau
belum. Sehingga hal ini menjadi kunci penting dalam menjalankan

13
Mardiyah, Kepemimpian Kiai dalam Memelihara BudayaOrganisasi, (Malang: Aditya Media
Publishing. 2013), hlm 43
14
Triantoro Safaria, Kepemimpinan, (Yogyakarta: Graha Ilmu. 2004) hlm. 62
15
Maksum, I. (2020), Kepemimpinan Islami dan Etika Kerja Islami: Jurnal Studi Ekonomi Dan
Bisnis Islam, hlm. 93

9
kepemimpinan untuk menerapkan sifat-sifat kepemimpinan Rasulullah
dengan seksama.
Terkait empat sifat kepemimpinan Rasulullah bisa diuraikan sebagai
berikut
1. Al Sidq
Al-sidq adalah konsistensi antara perkataan dan perbuatan. Seorang
pemimpin harus selalu berkata yang sebenarnya dari dasar hati, dan
menunjukkan ketenangan dalam jiwa, serta kekhawatiran dalam melakukan
kebohongan dasar dari sifat Al-Sidq adalah Al-Qur’an surat Al-Najm, 53: 4-5
yang menyatakan bahwa “Dia tidak mengucapkan Al-Qur'an atas
keinginannya sendiri, Al-Quran dari Allah kepadanya melalui Jibril yang
datang dan membacakannya kepadanya, dan mengajarinya”.16
2. Amanah
Amanah berarti dapat dipercaya. Menurut Daud et all menyatakan bahwa
amanah adalah sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dan
menekankan sebuah tanggung jawab terhadap stakeholder organisasi. Contoh
terbaik dari pemimpin amanah adalah Nabi Muhammad SAW, seperti yang
telah dijelaskan dalam surat Al-A’raf 7:68 yang berbunyi “Saya
menyampaikan kepada Anda pesan-pesan Tuhanku dengan menjelaskan
perintah dan larangan (dan bagi Anda penasihat sejati) yang memperingatkan
Anda tentang siksaan Allah dan memanggil Anda untuk bertobat dan
beriman, dan Saya dapat dipercaya dalam menyampaikan pesan Tuhanku.
Dikatakan juga bahwa: Anda dulu menganggap Saya orang yang bisa
dipercaya, jadi bagaimana mungkin Anda sekarang menuduh Saya.”
3. Fathonah
Fathonah memiliki makna cerdas atau memiliki pengetahuan yang baik.
AlQur’an menjelaskan tentang pemimpin fathanah pada surat Fatir. 35: 28
yang berbunyi “Mereka yang benar-benar takut kepada Allah (SWT), di
antara hamba-Nya, yang memiliki pengetahuan, karena Allah (SWT)
ditinggikan dalam memaafkan”.
16
Maksum, I. (2020), Kepemimpinan Islami dan Etika Kerja Islami: Jurnal Studi Ekonomi Dan
Bisnis Islam, hlm. 94-95

10
4. Tablig
Tablig memiliki makna menyampaikan, dan ini berkenaan dengan
komunikasi, sehingga dalam memimpin bawahan dibutuhkan untuk
mengkomunikasikan tujuan dari misi dan menginspirasi pengikut untuk
mengikutinya. Sehingga seorang pemimpin butuh keterampilan dalam
berkomunikasi agar pemimpin bisa mengakulturasikan ide idenya dan bisa
dipahami oleh para pengikutnya. Al-Qur’an menjelaskan pentingnya
komunikasi (tablig) bagi seorang pemimpin yaitu pada surat Al-Jinn, 72:28
yang berbunyi: “Utusan, Muhammad dan utusan lainnya, tahu bahwa para
malaikat telah menyampaikan pesan dari Allah sehingga jin dan manusia tahu
bahwa utusan telah menyampaikan pesanpesan Tuhan mereka. Dia memiliki
pengetahuan penuh tentang semua malaikat yang mengelilingi mereka, (dan
Dia terus menghitung semua hal) dikatakan juga bahwa Dia mengetahui
jumlah mereka sama seperti Dia mengetahui keadaan orang yang terbungkus
dalam pakaiannya.”

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Etika kepemimpinan merupakan bagian dari upaya mencipatkan budaya
organisasi yang baik, sehingga hal itu sangat berpengaruh terhadap etika kinerja
dari para bawahan dan berimbas pula pada kinerja para karyawan Oleh karena itu
beberapa point penting yang perlu digaris bawahi dari uraian tulisan ini.
Pertama, Kepemimpinan etis adalah kepemimpinan yang mendemonstrasikan
perilaku yang secara normatif tepat melalui tindakan-tindakan personal dan
hubungan interpersonal, dan promosi perbuatan seperti itu kepada para pengikut
melalui komunikasi dua arah, penguatan, dan pembuatan keputusan.
Kedua, ada hubungan antara kepemimpinan etis dan kinerja etis terhadap
pengaruh kinerja karyawan, hal ini karena adanya pengaruh kepemimpinan etis
bisa terwujudnya etika kinerja yang baik sehingga kolaborasi antara
kepemimpinan etis dan etika kerja itu memiliki dampak positif terhadap
optimalisasi kinerja karyawan.
Ketiga, Etika mempengaruhi perilaku pemimpin dan perilaku para pengikut.
Etika kepemimpinan dalam pandangan Islam sebagaimana yang sudah
dicontohkan oleh Rasulullah dengan sifat-sifat kepemimpinan beliau, yakni as
sidq, amanah, fathonah dan tablig.

B. Saran

12
DAFTAR PUSTAKA

Qomar, Mujamil. Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga. 2007.


Yahya, R. Memilih Pemimpin Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Pustaka Nawaitu.
2004
Safaria, Triantoro. Kepemimpinan. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2004.
Mardiyah. Kepemimpian Kiai dalam Memelihara BudayaOrganisasi. Malang:
Aditya Media Publishing. 2013.
Maksum, I. Kepemimpinan Islami dan Etika Kerja Islam: Jurnal Studi Ekonomi
Dan Bisnis Islam, (2020).

13

Anda mungkin juga menyukai