Anda di halaman 1dari 19

Makalah

“TIPE – TIPE KEPEMIMPINAN”

(Di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah : Kepemimpinan)

Dosen Pengampuh : Risca Marsanti Halid, M.Pd

Oleh

Kelompok V

Nilawati Abdul

Nur’ain Salihi

Afandi Monoarfa

Ahmad Wildan

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Menilai Diri” tepat
waktu. Makalah “Menilai Diri” disusun guna memenuhi tugas Kelompok pada mata
kuliah Profesi Keguruan. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang Kinerja Guru, Profesi Guru dan faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Kami mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada Ibu Risca Marsanti Halid, S.Pd, M.Pd. selaku dosen mata kuliah
Profesi Keguruan.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun, kami terima demi kesempurnaan makalah
ini. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Gorontalo, 20 Maret 2023

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan .................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3

2.1 Pengertian Kepemimpinan ..................................................................... 3


2.2 Tipe – Tipe Kepemimpinan ................................................................... 3
2.3 Faktor – Fakto yang Mempengaruhi efektivitas Pemimpin dalam
Manajemen Pendidikan .......................................................................... 6
2.4 Macam - Macam Gaya Kepemimpinan ................................................ 8

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 14

3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 14


3.2 Saran ....................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berbicara tentang kepemimpinan, pada umumnya perhatian masyarakat
banyak dikaitkan dengan cerita tentang kepemimpinan panglima perang yang
termasyhur, kepemimpinan tokoh politik, tokoh agama, dan tokoh masyarakat
yang sangat dikagumi sebagai orang-orang yang sangat berjasa. Walau tidak
diketahui persis seberapa besar peran serta kepemimpinannya dalam peristiwa-
peristiwa bersejarah tersebut. Kekaguman kepada pemimpin yang cerdas dan
gagah berani melahirkan suatu legenda atau mitos kepahlawanan yang sangat di
kenang oleh relung hati pengikutnya.
Teori kepemimpinan yang dianggap tertua saat ini adalah yang ditulis oleh
Lao Tze pada lebih 2000 tahun yang lalu, yang banyak mengacu pada ajaran Tao
Te Ching. Beberapa kalimat filosofis kepemimpinan yang ditemui pada tulisan
tersebut seperti "perjalanan seribu mil di mulai dengan langkah pertama". Seorang
ahli strategi Cina yang terkenal yaitu Sun Tzu, mengatakan "strategi yang terbaik
itu adalah bagaimana memenangkan perang tanpa harus bertempur". Selanjutnya
dikatakan dalam The Art of War yaitu "kenali dirimu dan kenali lawanmu akan
mengantar engkau kepada 100% kemenangan. Kenali dirimu tapi tidak mengenal
lawan-lawanmu, mengantarkan kamu ke- 50% kesuksesan. Tidak mengenal
dirimu dan tidak mengenal lawanmu, akan mengantarkan kamu kepada 100%
kegagalan".
Selanjutnya, kepemimpinan dijelaskan oleh kualitas internal dengan mana
seseorang itu dilahirkan (Bernard, 1926). Pikiran adalah bahwa jika cirri-ciri
pemimpin dibedakan dan pengikut bisa diidentifikasi, pemimpin yang sukses bisa
segera dinilai dan dimasukkan ke dalam posisi kepemimpinan (Alfian, 2013).
Kepribadian, fisik, dan karakteristik mental diperiksa. Penelitian ini didasarkan
pada gagasan bahwa pemimpin dilahirkan (tidak dibuat), dan merupakan kunci

1
keberhasilan itu hanya dalam mengidentifikasi orang-orang yang dilahirkan
menjadi pemimpin besar. Meskipun banyak penelitian yang dilakukan untuk
mengidentifikasi sifat, namun tidak ada jawaban yang jelas ditemukan berkaitan
dengan apa sifat-sifat konsisten yang dikaitkan dengan kepemimpinan besar. Satu
hal yang menjadi cacatan dalam garis pemikiran ini, adalah pemikiran ini
mengabaikan faktor situasional dan lingkungan yang berperan dalam tingkat
efektivitas pemimpin. Lebih lanjut Bernard menyatakan bahwa berdasarkan fakta,
seni kepemimpinan itu telah ada serta diterapkan secara umum, karena
kepemimpinan itu adalah seni yang bersifat universal (Bernard, 1926).
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?
2. Apa saja tipe – tipe kepemimpinan?
3. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi efektivitas pemimpin dalam
manajemen pendidikan?
4. Bagaimana macam – macam gaya kepemimpinan
1.3 Tujuan
Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan dari makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan
2. Untuk mengetahui tipe-tipe kepemimpinan
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pemimpin
dalam manajemen pendidikan
4. Untuk mengetahui macam-macam gaya kepemimpinan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepemimpinan


“Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan
untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan
menggunakan kekuasaan.”
Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkan
dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus
dilaksanakan. Pada tahap pemberian tugas pemimpin harus memberikan suara
arahan dan bimbingan yang jelas, agar bawahan dalam melaksanakan tugasnya
dapat dengan mudah dan hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
Dengan demikian kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak
sama di antara pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang
untuk mengarahkan anggota dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata
lain para pemimpin tidak hanya dapat memerintah b awahan apa yang harus
dilakukan, tetapi juga dapat mempengnaruhi bagaimana bawahan melaksanakan
perintahnya. Sehingga terjalin suatu hubungan sosial yang saling berinteraksi
antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya tejadi suatu hubungan timbal
balik. Oleh sebab itu bahwa pemimpin diharapakan memiliki kemampuan dalam
menjalankan kepemimpinannya, kareana apabila tidak memiliki kemampuan
untuk memimpin, maka tujuan yang ingin dicapai tidak akan dapat tercapai secara
maksimal.
2.2 Tipe – Tipe Kepemimpinan
Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses
kepemimpinannya terjadi adanya suatu permbedaan antara pemimpin yang satu
dengan yang lainnya, hal sebagaimana menurut G. R. Terry yang dikutif Maman
Ukas, bahwa pendapatnya membagi tipe-tipe kepemimpinan menjadi 6, yaitu :

3
1. Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam system
kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan
kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan
secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
2. Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatu
kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non
pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
3. Tipe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter
biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut
peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus
ditaati.
4. Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang
demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan
bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang
terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab,
maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan,
penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap
sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.
5. Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinan ini
dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan
pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk
memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
6. Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanya timbul
dari kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih
dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari
kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang
mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut
bidang keahliannya di mana ia ikur berkecimpung.

4
Selanjutnya menurut Kurt Lewin yang dikutif oleh Maman Ukas
mengemukakan tipe-tipe kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu :
1) Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja kerang, sungguh-sungguh, teliti
dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat dan
instruksi-instruksinya harus ditaati.
2) Demokratis, pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian
dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha
bertanggung jawab tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut
serta dalam setiap kegiatan-kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan,
pengawasan dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang
berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang diinginkan.
3) Laissezfaire, pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan
diterangkan pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para
bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya. Ia hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya dengan
tidak terlampau turut campur tangan atau tidak terlalu mau ambil inisiatif,
semua pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari para
bawahannya, sehingga dengan demikian dianggap cukup dapat memberikan
kesempatan pada para bawahannya bekerja bebas tanpa kekangan.
Berdasarkan dari pendapat tersebut di atas, bahwa pada kenyataannya tipe
kepemimpinan yang otokratis, demokratis, dan laissezfaire, banyak diterapkan
oleh para pemimpinnya di dalam berbagai macama organisasi, yang salah satunya
adalah dalam bidang pendidikan. Dengan melihat hal tersebut, maka pemimpin di
bidang pendidikan diharapkan memiliki tipe kepemimpinan yang sesuai dengan
harapan atau tujuan, baik itu harapan dari bawahan, atau dari atasan yang lebih
tinggi, posisinya, yang pada akhirnya gaya atau tipe kepemimpinan yang dipakai
oleh para pemimpin, terutama dalam bidang pendidikan benar-benar
mencerminkan sebagai seorang pemimpinan yang profesional.

5
2.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemimpin dalam
Manajemen Pendidikan
Dalam melaksanakan aktivitasnya bahwa pemimpin dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor. Faktor-faktor tersebut sebagaimana dikemukakan oleh H.
Jodeph Reitz (1981) yang dikutip Nanang Fattah, sebagai berikut :
a. Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, hal
ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan
mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan.
b. Harapan dan perilaku atasan.
c. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa
gaya kepemimpinan.
d. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya
pemimpin.
e. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan.
f. Harapan dan perilaku rekan.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa kesuksesan
pemimpin dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh factor-faktor yang dapat
menunjang untuk berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan
akan tercapai apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi
yang baik antara atasan dengan bawahan, di samping dipengaruhi oleh latar
belakang yang dimiliki pemimpin, seperti motivasi diri untuk berprestasi,
kedewasaan dan keleluasaan dalam hubungan social dengan sikap-sikap
hubungan manusiawi.
Selanjutnya peranan seorang pemimpin sebagaimana dikemukakan oleh M.
Ngalim Purwanto, sebagai berikut :
a) Sebagai pelaksana (executive)
b) Sebagai perencana (planner)
c) Sebagai seorangahli (expert)

6
d) Sebagai mewakili kelompok dalam tindakannya ke luar (external group
representative)
e) Sebagai mengawasi hubungan antar anggota-anggota kelompok (controller of
internal relationship)
f) Bertindak sebagai pemberi gambaran/pujian atau hukuman (purveyor of
rewards and punishments)
g) Bentindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and mediator)
h) Merupakan bagian dari kelompok (exemplar)
i) Merupakan lambing dari pada kelompok (symbol of the group)
j) Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya (surrogate for
individual responsibility)
k) Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (ideologist)
l) Bertindak sebagai seorang aya (father figure)
m) Sebagai kambing hitam (scape goat).
Berdasarkan dari peranan pemimpin tersebut, jelaslah bahwa dalam suatu
kepemimpinan harus memiliki peranan-peranan yang dimaksud, di samping itu
juga bahwa pemimpin memiliki tugas yang embannya, sebagaimana menurut M.
Ngalim Purwanto, sebagai berikut :
1. Menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan kelompoknya.
2. Dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis dan
yang benar-benar dapat dicapai.
3. Meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka,
mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan.
Tugas pemimpin tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap pemimpin
memahami akan tugas yang harus dilaksanaknya. Oleh sebab itu kepemimpinan
akan tampak dalam proses di mana seseorang mengarahkan, membimbing,
mempengaruhi dan atau menguasai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau
tingkah laku orang lain.

7
Untuk keberhasilan dalam pencapaian suatu tujuan diperlukan seorang
pemimpian yang profesional, di mana ia memahami akan tugas dan kewajibannya
sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai seorang
pemimpin. Di samping itu pemimpin harus menjalin hubungan kerjasama yang
baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat
bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebsan dalam
mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah
ditetapkan.
2.4 Macam – Macam Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah cara yang dipergunakan pemimpin untuk
mempengaruhi bawahannya. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku
yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi
perilaku orang lain seperti yang dilihat. Gaya kepemimpinan merupakan suatu
pola perilaku seorang pemimpin yang khas pada saat mempengaruhi anak
buahnya atau bawahannya. Apa yang dipilih pemimpin untuk dikerjakan, cara
pemimpin bertindak dalam mempengaruhi anggota kelompoknya akan
membentuk gaya kepemimpinannya.
Ada banyak gaya kepemimpinan yang telah dituturkan oleh para ahli, akan
tetapi menurut Hadari Nawawi pada dasarnya secara teoretis gaya kepemimpinan
itu dibedakan menjadi tiga yaitu gaya kepemimpinan otoriter, gaya
kepemimpinan laissez faire dan gaya kepemimpinan demokratis. Adapun
penjelasan dari ketiga gaya kepemimpinan ini adalah sebagai berikut:
1. Gaya kepemimpinan otoriter
Gaya kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan pada seseorang atau
ditangan sekelompok kecil orang yang disebut atasan atau orang yang
kedudukannya sebagai pihak penguasa. Adapun sejumlah orang yang
dipimpin jumlahnya lebih banyak yang disebut bawahan yang kedudukannya
tidak lebih daripada pelaksana kehendak atau keputusan atasannya.

8
Di dalam kepemimpinan otoriter ini, pihak atasan atau pihak yang
berkedudukan sebagai penguasa adalah penentu yang tidak dapat dibantah dan
orang lain harus tunduk pada kekuasaannya dengan mempergunakan ancaman
dan hukuman sebagai alat dalam menjalankan kepemimpinannya. Pihak
atasan akan memandang dirinya lebih dalam segala hal bila dibandingkan
dengan pihak bawahan yang dianggap kualitas kemampuannya jauh
dibawahnya.
Gaya kepemimpinan otoriter ini mengembangkan cara yang disebut
“working in his group” yaitu kegiatan hanya melaksanakan perintah atasan.
Bawahan tidak diberi kesempatan untuk berinisiatif dan mengeluarkan
pendapatnya. Suatu kreatifitas dalam suatu pekerjaan akan dianggap suatu
penyimpangan, sekalipun terkadang kegiatan yang dilakukan tersebut bias
emberikan hasil yang lebih efesien dan efektif bila dibandingkan dengan
perintah yang telah diberikan. Secara sederhananya kepemimpinan otoriter
adalah kepemimpinan yang dilakukan berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut:
a) Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
b) Menyamakan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
c) Menganggap bawahan sebagai alat
d) Tidak mau menerima kritis, saran dan pendapat
e) Terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya.
f) Dalam melakukan penggerakan sering mempergunakan pendekatan
yang mengandung paksaan.
2. Gaya kepemimpinan leissez faire
Gaya kepemimpinan ini pada dasarnya tidak melaksanakan kegiatan
dengan cara apapun. Pemimpin dalam hal ini Cuma berkedudukan sebagai
symbol karena realitas kepemimpinannya dilakukan dengan memberikan
kebebasan sepenuhnya pada orang yang dipimpin untuk berbuat dan
mengambil keputusan secara perseorangan. Pimpinan dalam menjalankan
tugas kepemimpinannya hanya berfungsi sebagai penasehat, dengan

9
memberikan kesempatan bertanya bilamana dirasa perlu. Dengan demikian,
bila orang yang dipimpin merasa mampu mengambil keputusan sendiri dan
melaksanakannya sendiri pula, maka pemimpin tidak akan berfungsi.
Adapun ciri-ciri dari gaya kepemimpinan leissez faire ini, antara lain
adalah sebagai berikut :
a. Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu dan partisipasi
minimal dari pemimpin.
b. Bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh pemimpin yang
membuat orang selalu siap sedia akan memberi informasi pada saat
ditanya.
c. Sama sekali tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam menentukan
tugas.
d. Pemimpin terkadang memberikan komentar spontan terhadap kegiatan
anggota atau pertanyaan akan tetapi tidak bermaksud menilai atau
mengatur suatu kejadian.
3. Gaya kepemimpinan demokratis
Gaya kepemimpinan ini, menempatkan manusia sebagai faktor utama
dan terpenting. Pemimpin memandang orang lain sebagai subyek yang
memiliki sifat-sifat manusiawi seperti dirinya. Setiap orang dihargai dan
dihormati sebagaimana manusia yang memiliki kemampuan, kehendak,
pikiran, minat, perhatian, pandapat, dan lain-lain yang berbeda antara yang
satu dengan yang lain. Oleh karena itu, semua harus dimanfaatkan dan diikut
sertakan dalam semua kegiatan organisasi. Keikutsertaan itu tentunya
disesuaikan dengan posisi masing-masing yang memiliki wewenang dan
tanggung jawab yang sama pentingnya bagi pencapaian tujuan bersama.
Gaya kepemimpinan demokratis ini merupakan gaya kepemimpinan
yang aktif, dinamis dan terarah yang berusaha memanfaatkan setiap orang
untuk kepentingan kemajuan dan perkembangan organisasi. Saran-saran,
kritik dan pendapat setiap anggota disalurkan dengan sebaik-baiknya dan

10
diusahakan memanfaatkannya bagi pertumbuhan dan kemajuan organisasi
sebagai perwujudan tanggung jawab bersama.
Adapun beberapa ciri dari gaya kepemimpinan demokratis, antara lain
adalah sebagai berikut :
a. Dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat
bahwa manusia itu adalah makhluk yang mulia.
b. Senang menerima saran, kritik dan pendapat.
c. Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha
mencapai tujuaan.
d. Selalu berusaha menjadikan bawahan lebih sukses darinya.
Sedangkan menurut Engkoswara dan Aan Komariah, jenis gaya
kepemimpinan yang sesuai dengan era desentralisasi sekarang ini adalah gaya
kepemimpinan transaksional, kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan
visioner. Adapun penjelasan dari tiga gaya kepemimpinan ini adalah sebagai
berikut:
1. Gaya kepemimpinan transaksional
Kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan yang menekankan
pada tuga yang diemban bawahan. Pemimpin adalah seorang yang mendesain
pekerjaan beserta mekanimenya dan staf adalah seorang yang melaksanakan
tugas sesuai dengan kemampuan dan keahliannya. Peran kepemimpinan
transaksional lebih kepada peran sebagai manajer, karena ia sangat terlibat
dalam aspek prosedural manajerial yang metodologis dan fisik.
Kepemimpinan transaksional tidak mengembangkan pola hubungan “laissez
faire” atau membiarkan personil menentukan sendiri pekerjaannya.
2. Gaya kepemimpinan transformasional
Istilah transformasional mengandung makna bahwa menjadikan orang
yang dipimpin sebagai seorang pemimpin. Gaya kepemimpinan
transformasional merupakan suatu proses yang pada dasarnya para pemimpin
dan pengikut saling menaikkan diri ketingkat moralitas dan motivasi yang

11
lebih tinggi. Seorang pemimpin transformasional memandang nilai-nilai
organisasi sebagai nilai luhur yang perlu dirancang dan ditetapkan oleh
seluruh staf sehingga para staf memilikinya dan komitmen dalam
pelaksanaannya. Seorang pemimpin transformasional adalah agen perubahan
dan bertindak sebagai katalisator yaitu yang memberi peran mengubah sistim
kearah yang lebih baik.
3. Gaya kepemimpinan visioner
Gaya kepemimpinan ini merupakan gaya kepemimpinan yang relevan
dengan tuntutan “scholl based management” dan didambakan bagi
terciptanya kualitas pendidikan. Seorang pemimpin yang memiliki gaya
visioner ini akan memiliki kerja pokok yag difokuskan pada rekayasa mas
depan yang penuh tantangan, menjadi agen perubahan yang unggul dan
menjadi penentu arah organisasi yang tahu prioritas.
Kepemimpinan visioner adalah kemampuan dalam mencipta,
merumuskan, mengkomunikasikan/mensosialisasikan/mentransformasikan
dan mengimplemen- tasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari
dirinya atau sebagai hasil interaksi social diantara anggota organisasi dan
stakeholders yang diyakini sebagai cita-cita organisasi di masa depan yang
harus diraih atau diwujudkan melalui komitmen semua personil.
Selain gaya kepemimpinan yang telah diungkapkan diatas, masih ada gaya
kepemimpinan yang lain, diantaranya adalah :
1. Tipe Militeristik
Gaya kepemimpinan tipe militeristik ini adalah seorang pemimpin di
dalam memimpin dengan menggunakan sifat-sifat antara lain sebagai berikut:
a. Dalam menggerakkan bawahan sistem perintah yang lebih sering
dipergunakan
b. Senang bergantung pada pangkat dan jabatannya
c. Senang pada formalitas yang berlebihan
d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan

12
e. Sukar menerima kritik dari bawahan
2. Tipe Paternalistik
Gaya kepemimpinan tipe paternalistik ini adalah seorang oemimpin di
dalam memipin dengan mengguanakan sifat-sifat antara lain sebagai berikut:
a) Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
b) Bersikap terlalu melindungi
c) Jarang memberi kesempatan pada bawahannya untuk mengambil inisiatif
dan mengambil keputusan
d) Jarang memberikan kesempatan pada bawahannya untuk mengembangkan
daya kreasi dan fantasinya
e) Sering bersikap maha tahu
3. Tipe Developer dan Tipe Compromiser
a. Tipe developer (pembangun)
Sifat dari tipe developer, adalah kreatif, dinamis, inovatif,
memberikan atau melimpahkan wewenang dengan baik dan menaruh
kepercayaan kepada bawahannya.
b. Tipe compromiser (kompromi)
Sifat dari tipe compromiser ini, antara lain: kurang tegas
pendiriannya, selalu mengikuti angin tanpa pendirian, tidak mempunyai
keputusan, berpandangan pendek dan sempit.
4. Tipe Kharismatik
Pemimpin yang kharismatik mempunyai daya tarik yang amat besar
dan pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar,
meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa
mereka menjadi pengikutnya.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tipe-tipe kepemimpinan di atas maka ditarik
kesimpulan yaitu tipe kepemimpinan meliputi tipe otoritas (autocrat); tipe
peternalistik; tipe kharismatik; tipe kepemimpinan demokratis; dan tipe
militeristis.
Tugas pemimpin dalam kepemimpinannya meliputi ; menyelami kebutuhan-
kebutuhan kelompok, dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak
yangrealistis dan yang benar-benar dapat dicapai, meyakinkan kelompoknya
mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka, mana yang realistis dan mana
yang sebenarnyamerupakan khayalan.Pemimpin yang professional adalah
pemimpin yang memahamiakan tugas dan kewajibannya, serta dapat menjalin
hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana
kerja yang membuat bawahan merasaaman, tentram, dan memiliki suatu kebebsan
dalam mengembangkan gagasannya dalamrangka tercapai tujuan bersama yang
telah ditetapkan. Kepemimpinan merupakan bakatyang dimiliki seseorang sejak
lahir, namun kepemimpinan tersebut juga dapat diperolehmelalui pendidikan dan
pengalaman yang telah dilaluinya. Sedangkan pemimpin adalahorang yang
mendapat kepercayaan untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabtertentu
dalam suatu organisasi atau kelompok. Bagaimana cara seseorang
dalammemimpin suatu organisasi tergantung pada tiga factor, yakni: sifat,
karakter danlingkungan disekitarnya. Sebab ke tiga faktor tersebutlah yang sangat
dominan dalammenentukan tipe kepemimpinan seseorang. Dalam memajukan
suatu organisasi ada beberapa ciri-ciri pemimpin yang baik yang dapat diterapkan
oleh seorang pemimpin. Namun yang paling terpenting dalam menjalankan suatu
organisasi adalah kemampuaanmanajerial yang harus dimilikinya agar bawahan
dapat melaksanakan dan maumengerjakan apa yang menjadi tugas dan

14
tanggungjawabnya sebagai bawahan. Danidealnya seorang pemimpin harus
mampu melakukan komunikasi yang efektif antara bawahan dan atasan begitu
juga sebaliknya
3.2 Saran
Semoaga apa yang telah di jelaskan di atas dapat bermanfaat bagi penulis,
pembaca dan bagi seorang pemimpin yang akan memimpin sebuah organisasi

15
DAFTAR PUSTAKA

Mattayang, B. (2019). Tipe dan gaya kepemimpinan: suatu tinjauan teoritis. JEMMA
(Journal of Economic, Management and Accounting), 2(2), 45-52.

http://sedaobagann.blogspot.com/2017/10/makalah-tipe-tipe-kepemimpinan.html
http://rahmadfitriyanto.blogspot.com/2017/11/gayatipe-tipe-kepemimpinan.html

16

Anda mungkin juga menyukai