Anda di halaman 1dari 12

EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM

Dewi Khofifah Al Aliyah, Naila Durrotun Nafisah


Sekolah Tinggi Agama Islam KH. Muhammad Ali Shodiq
Jl. Raya 1/34, Ngunut Tulungagung 66292, Jawa Timur
Staimaspondokngunut@gmail.com
Elzatwyn18@gmail.com
Annafsh2@gmail.com

Abstrak

Artikel ini bertuujuan untuk mengetahui konsep dasar evaluasi dan implikasinya dalam
evaluasi pembelajaran Pendidikan islam. Setiap lembaga selalu memiliki tujuan-tujuan yang
hendak dicapai, begitu pula Pendidikan islam yang memiliki berbagai macam tujuan yang
dijadikan acuan dalam menjalankan program-programnya. Untuk mengetahui cara mengukur
keberhasilan suatu program yaitu dengan dilakukannya proses evaluasi. Proses evaluasi
sangat penting dilakukan karena menjadi titik dasar keberhasilan program yang telah
dilaksanakan. Dalam konteks pembelajaran, evaluasi memiliki kedudukan yang sangat penting
dan strategis karena termasuk dalam langkah-langkah pembelajaran. Ruang lingkupnya
mencakup evaluasi dalam program pembelajaran, proses pembelajaran, dan hasil
pembelajaran. Secara umum prinsip evaluasi terdiri dari kontinuitas, komprehensif, adil,
objekti, .kooperatif, dan praktis. Adapun secara khusus, prisipnya terdiri dari keterpaduan,
keherensi, pedagogis, dan akuntabilitas. Dipandang dari jenisnya, evaluasi pembelajaran
terdiri dari evaluasi perencanaan, pengembangan, monitoring, dampak, efisiensi, dan
program komprehensif. Ditinjau dari objeknya, evaluasi pembelajaran meliputi input
transformasi, dan output. Ditinjau dari objeknya ialah pendidik, petugas yang telah dibina,
bahkan peserta didikpun bisa mengevaluasi diri sendiri. Dari segi tekniknya terdiri dari tes
dan non tes. Implikasinya, evaluasi pembelajaran Pendidikan disekolah mesti dilakukan
secara kontinuitas, komprehensif, dan terintregasi.

Kata Kunci: Evaluasi pembelajaran Pendidikan, Sekolah

Abstract
This article aims to find out the basic concepts of evaluation and implications in the evaluation
of Islamic education learning. Every institution always has goals to be achieved, as well as
Islamic Education which has various goals that are used as a reference in carrying out its
programs. To find out how to measure the success of a program, namely by carrying out the
evaluation process. The evaluation process is very important because it is the basic point of
the success of the program that has been implemented. In the context of learning, evaluation
has a very important and strategic position because it is included in the learning steps. Its
scope includes evaluation of learning programs, learning processes, and learning outcomes.
In general, the principles of evaluation consist of continuity, comprehensiveness, fairness,
objectivity, cooperation and practice. Specifically, the principles consist of integration,
coherence, pedagogy, and accountability. In terms of its type, learning evaluation consists of
planning, development, monitoring, impact, efficiency, and comprehensive program
evaluations. Judging from the object, learning evaluation includes transformation input, and
output. Judging from the object, it is educators, officers who have been fostered, even students
can evaluate themselves. In terms of technique, it consists of tests and non-tests. The
implication is that the evaluation of educational learning in schools must be carried out in a
continuous, comprehensive and integrated manner.

Keywords: Educational learning evaluation, School

PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa apalagi bagi
bangsa yang sedang berkembang yang giat membangun negaranya. Pembangunan hanya dapat
dilakukan oleh manusia yang disiapkan melalui pembelajaran, guna mencapai esensi
kemanusiaan yaitu sebagai khalifah diatas bumi. Selain menjadi khalifah dibumi, tujuan dari
mendidik manusia agar menjadi muslim yang haqiqi dengan iman yang benar, tunduk dan
beribadah kepada Allah SWT, sehingga mencapai derajat insan kamil dengan akhlak yang
terpuji dan mulia, dengan mengedepankan aspek rohani dalam setiap perilaku sehingga yang
dilakukan dapat memberi manfaat pada setiap individu dan diri sendiri. Pengembangan
pembelajaran tidaklah lepas dari tanggung jawab seorang pendidik, bagaimana pendidik
tersebut melakukan transformasi ilmu yang dimiliki dengan bahan dasar yang telah ada, serta
dengan memperhatikan metode-metode pengajar yang mudah diterima oleh peserta didik
sehingga tujuan tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan, maka dalam proses pembelajaran
guru harus melakukan suatu kegiatan yang dinamakan evaluasi.
Evaluasi dalam Pendidikan Islam merupakan langkah penting untuk mengetahui
kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran serta dapat ditentukan langkah-langkah
selanjutnya untuk dapat memajukan dan memperbaiki program-program sebelumnya. Dengan
dilakukan evaluasi atau penilaian sejauh mana hasil belajar peserta didik, apakah program yang
dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang diharapkan atau masih jauh dari tujuan Pendidikan
tersebut. Dengan kata lain, evaluasi menjadi tolak ukur pendidik untuk mengambil Langkah
selanjutnya dalam proses pembelajaran di sekolah.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif pendekatan deskriptif normatif-analitik


yang diadaptasi dengan sumber bibliografi/kepustakaan. Meskipun subjek penelitian lebih
membahas desain Pendidikan secara umum dan rencana Pendidikan, khususnya di Lembaga
Pendidikan islam.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Pendidikan Islam


1. Menurut Bahasa/Etimologi
Evaluasi secara harfiah berasal dari Bahasa Inggris evaluation, dalam Bahasa
Arab Al-Taqdiir, dalam Bahasa Indonesia berarti penilaian. akar katanya adalah
value dalam Bahasa Arab (Al-Qiimah). dengan demikian evaluasi pendidikan
secara harfiyah berarti penilaian dalam bidang pendidikan atau hal-hal yang
berkaitan dengan kegiatan pendidikan. 1
Suharsimi Arikunto mengajukan tiga istilah dalam pembahasan evakuasi yaitu,
pengukuran, penilaian, dan evakuasi. Pengukuran (measurement) adalah
membandingan sesuatu dengan suatu ukuran. Pengukuran ini bersifat
kuantitatif. Penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu
dengan ukuran baik dan buruk penilaian ini bersifat kualitatif, sedangkan
evaluasi mencakup pengukuran dan penilaian. 2
Evaluasi dapat juga diartikan sebagai suatu proses sistematis dalam memeriksa,
menentukan, serta membuat suatu keputusan atau menyediakan informasi
terhadap program yang sudah dilakukan dan sejauh mana sebuah program telah

1
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, cet. III, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 1.
2
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, cet. V, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), hal. 68.
tercapai.
2. Menurut Istilah/Terminologi
Dalam jurnal Mahirah Beduh3 secara terminologi evaluasi Pendidikan dalam
Bahasa Arab sering disebut dengan al-taqdir altarbiyah yang diartikan sebagai
benilaian dalm bidang Pendidikan atau penilaian mengenai hal yang berkaitan
dengan dunia Pendidikan. Secara terminologi, beberapa ahli memberikan
pendapat tentang pengertian evaluasi diantaranya:
a. Wrighstone, dkk
Pengertian evaluasi adalah penafsiran atau perkiraan terhadap
pertumbuhan serta kemajuan ke arah tujuan atau nilai-nilai yang sudah
diterapkan.
b. Sudijono
Pengertian evaluasi adalah pentafsiran atau interupsi yang bersumber
pada data yang kuantitatif, sedang data kuantitatif merupakan hasil dari
suatu pengukuran.
c. Stufflebeam, dkk
Evaluasi sebagai “the process of delineating, obtaining, and providing
useful information for judging decision alternatives.” Mempunyai arti,
dalam evaluasi terdapat beberapa unsur yaitu sebuah proses, perolehan,
penggambaran, penyediaan informasi yang berguna dan alternatif
keputusan.
d. Ralf Tyler
Evaluasi adalah suatu proses pengumpulan Pendidikan yang sudah
tercapai
e. Gronlund
Evaluasi adalah suatu proses secara sistematis untuk menentukan tujuan
atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan dari
pengajaran telah dicapai siswa.
f. Undang Undang RI No. 20 tahun 2003
Undang Undang RI No. 20 tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan
Nasional, bab XVI pasal 57 menyatakan bahwa evaluasi dilakukan
dalam rangka pengendalian mutu Pendidikan secara nasional sebagai

3
Riinawati, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Thema Publishing, 2021), hal. 16.
bentuk akuntabilitas penyelenggara Pendidikan terhadap pihak-pihak
yang berkepentingan.
g. KBBI
Evaluasi adalah suatu penilaian dimana penilaian tersebut ditunjukan
terhadap orang yang lebih tinggi ataupun yang lebih tahu kepada orang
yang lebih rendah, baik itu dari sisi jabatan strukturnya atau orang yang
lebih rendah keahliannya. Evaluasi merupakan suatu proses penelitian
secara positif dan negatif atau juga gabungan dari keduanya. 4

Dalam dunia Pendidikan terdapat lima istilah yang saling berkaitan yaitu:

1) Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu
gejala menurut aturan tertentu. Pengukuran bisa bersifat
kuantitif yang hasilnya berupa angka dan kualitatif yang bukan
berupa angka (berupa predikat atau pernyataan kualitatif,
misalnya sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang),
yang disertai dengan deskripsi penjelasan peserta didik.
2) Penilaian
Penilaian atau assessment adalah istilah umum yang mencakup
semua metode yang biasa digunakan untuk menilai untuk kerja
individu atau kelompok peserta didik.
3) Evaluasi
Evaluasi atau evaluation adalah penilaian yang sistematik
tentang manfaat atau kegunaan suatu objek. Evaluasi
memerlukan data hasil pengukuran dan informasi hasil
penilaian yang memiliki banyak dimensi. Dengan demikian di
dalam evaluasi terdapat pengukuran dan penilaian.
4) Ulangan
Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan

4
Author: 38 Pengertian Evaluasi Menurut para ahli Dan Secara Umum (Teks.co.id. August 30, 22), tersedia di
situs: https://teks.co.id/pengertian-evaluasi-menurut-para-ahli/, diakses pada tanggal 16 mei 2023, Pukul
03.04 Wib.
dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan,
melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan
keberhasilan belajar peserta didik. 5
5) Ujian
Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan
prestasi belajar atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.
Ujian ada dua macam, yaitu: Ujian Sekolah dan Ujian Nasional.

Oleh karena itu, evaluasi menurut Pendidikan Islam adalah pengambilan


sejumlah keputusan yang berkaitan dengan pendidikan Islam guna melihat
sejauh mana keberhasilan pendidikan islam dalam menerapkan nilai-nilai islam
sebagai tujuan utama dari pendidikan islam tersebut.

Jadi evaluasi pendidikan Islam yaitu kegiatan penilaian terhadap tingkah laku
peserta didik dari keseluruhan aspek mental-psikologis dan spiritual religius
dalam pendidikan Islam, dalam hal ini tentunya yang menjadi tolak ukur adalah
al-Qur’an dan al-Hadits. Evaluasi harus dilakukan dengan tepat, cermat dan
akuntable. Sebab demikian, evaluasi dapat menggambarkan kemajuan belajar
siswa secara objektif, sehingga tidak akan merugikan siswa itu sendiri maupun
Stakeholder yang lainnya, termasuk masyarakat dan negara. Dengan
pelaksanaan evaluasi ini bukan hanya pendidik juga keseluruhan aspek/unsur
pendidikan Islam.

B. Prinsip Evaluasi dalam Pendidikan Islam


I. Prinsip Umum
a) Prinsip kesinambungan (kontinuitas)
Evaluasi tidak hanya dilakukan setahun sekali, per catur wulan, atau per
semester, tetapi dilakukan secara terus menerus. Mulai dari proses
belajar mengajar sambal memperhatikan peserta didiknya hingga
peserta didik selesai di lembaga sekolah. Prinsip kontinuitas sangat
diperlukan untuk mengambil keputusan oleh seseorang secara valid dan
stabil, serta menghasilkan tindakan yang menguntungkan. Prinsip ini

5
Permen Diknas No. 20 Tahun 2007
sebagaimana firman Allah yang diungkapkan dalam QS. Al-Ahqaaf
[46]: 13-14 sebagai berikut:
‫ّللاُ ربُّنا قالُ ْوا ال ِذيْن اِن‬
ٰ ‫يحْزنُ ْون هُ ْم ول ْي ِه ْمَعل خ ْوف فل اسْتقا ُم ْوا ثُم‬
ٰۤ
ُ ‫ي ْعملُ ْون كانُ ْوا بِماۢ جز ٰۤاء فِيْها خ ِل ِديْن ْالجن ِة اصْح‬
‫ب اُول ِٕىك‬
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah
Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah
penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan
atas apa yang telah mereka kerjakan.”
b) Prinsip komprehensif
Pemberian nilai yang dilakukan pendidik merupakan bagian integral
dari proses belajar mengajar. Evaluasi didasarkan pada hasil pengukuran
yang komprehensif meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.6
Prinsip ini melihat segala aspek baik dari segi kepribadian, ketajaman
hafalan, pemahaman, ketulusan, kerajinan, sikap kerja sama, maupun
tanggung jawab. Sebagaimana dicontohkan pada surat Al-Zalzalah [99]:
7-8 sebagai berikut:

ۡ‫يَّ َرهۡ ش ًَّرا ذَ َّر ۡة ََ ِمثقَال يَّع َملۡ َو َمنۡ يَّ َرهۡ َخي ًرا ذَ َّرةۡ مِثقَا َۡل يَّع َملۡ فَ َمن‬

“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya


dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa mengerjakan
kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”

c) Prinsip objektivitas
Mengevaluasi bedasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak boleh
dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional. 7 Dalam
islam penilaian meliputi sisi ucapan (qawliyah), perbuatan (fi’liyah), dan
situasi hati (qalbiyah) yang terkait erat dengan kondisi iman seseorang.8
Allah SWT, menitahkan agar seseorang berperilaku adildalam
mengevaluasi sesuatu, jangan sampai karena kebencian membuat

6
A. Tabrani Rusyan dkk, pendekatan dalam proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992),
hal. 211.
7
A. Tabrani Rusyan dkk, pendekatan dalam proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992),
hal. 211.
8
Sayyid Sabiq, Aqidah dan Pola Hidup Manusia Beriman, terj, M. Abdai Rathomy, (Bandung: CV.
Diponogoro, 1977), hal. 17.
evaluasi menjadi tidak objektif. Sebagaimana firman Allah dalam surat
Al-Maa’idah [5]: 8.
ٰٓ
ِ ٰ ِ ‫اِ ْع ِدلُ ْو ۗاۗ ت ْع ِدلُ ْوا ال على ق ْوم شنا ُن يجْ ِرمنكُ ْم ول قِسْطِ َْبِال شُهد ٰۤاء‬
‫لِل قوا ِميْن كُ ْونُ ْوا امنُ ْوا ال ِذيْن يٰٓايُّها‬
ُ ‫ّللا واتقُوا لِلت ْقوى ا ْقر‬
‫ب هُو‬ ٰ ‫ت ْعملُ ْون بِما خبِي ْۢر‬
ٰ ۗ‫ّللا اِن‬
"Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang
yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu
kaum, membuatmu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu
lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
d) Prinsip keadilan
Keadilan merupakan prinsip penting yang harus diperhatikan oleh
seorang pendidik dalam evaluasi, sehingga tidak terjadi ketimpangan.
Dalam proses pemberian nilai, ada dua macam penilaian yang perlu
diperhatikan, yaitu penilaian norm referenced dan orientation
referenced, yang pertama berkaitan dengan hasil belajar dan yang kedua
berkaitan dengan penempatan.
e) Prinsip kejujuran
Dalam penilaian, seorang pendidik harus mengatakan sesuatu sesuai
dengan realitas konkretnya, tanpa mengurangi dan menambah esensi
kebenarannya. 9 Dengan demikian, seseorang pendidik yang melakukan
penilaian harus menyakini hasil penilaiannya. Perlu diingat, pendidik
tidak boleh menilai sesuatu yang belum diketahui secara pasti (sesuatu
yang masih diragukan). 10
f) Prinsip Keterbukaan
Penilaian yang berkaitan dengan tujuan akhir proses belajar mengajar
dilakukan melalui sistem penilaian keterbukaan. Artinya, penilaian
tersebut mempergunakan sistem yang jelas, sistematis, dan teratur
sehingga tidak menimbulkan kebingungan bagi peserta didik. 11
II. Prinsip Khusus

9
Ahmad Amin, Ilmu Akhlak, terj, Farid Mu’arif, (Jakarta: Bulan Bintang, 19), hal. 68.
10
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hal. 142.
11
Muhaimin, Konsep Pendidikan Islam: Telaah Komponen dasar Kurikulum, (Solo: Ramadhani, 1993), hal.
79-82.
i. Adanya jenis penilaian yang digunakan yang memungkinkan adanya
kesempatan terbaik dan maksimal bagi perserta didik untuk menunjukan
kemampuan hasil belajar mereka.
ii. Setiap peserta didik harus mampu melaksanakan prosedur penilaian, dan
pencatatan secara tepat prestasi dan kemampuan serta hasil belajar yang
dicapai peserta didik.
iii. Hasil penilaian ditindak lanjuti dengan program remedial bagi peserta
didik yang pencapaiannya dibawah kriteria ketuntasan.
iv. Penilaian harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan di dalam sekolah maupun luar sekolah. 12
C. Tujuan dan Fungsi Evaluasi dalam Pendidikan Islam
Tujuan program evaluasi adalah mengetahui kadar atau ukuran pemahaman anak didik
terhadap materi pembelajaran, melatih keberanian, dan mengajak anak didik untuk
mengingat materi yang telah diberikan.
i. Tujuan secara umum
Ada tujuan pedagogis dari sistem evaluasi Al-Qur’an terhadap perbuatan
manusia, yaitu:
1) Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai
macam problema kehidupan. (Q.S al-baqarah: 155)
2) Untuk mengetahui sejauh mana atau sampai dimana hasil pendidikan
wahyu yang telah diaplikasikan Rasulullah kepada umatnya.
3) Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat kehidupan keislaman atau
keimanan manusia, sehingga diketahui manusia paling beriman di sisi
Allah SWT yang paling bertaqwa kepada-Nya.
ii. Tujuan evaluasi pendidikan Islam
Secara umum, tujuan evaluasi pada satuan (lembaga) pendidikan islam adalah:
1) Untuk mengetahui kadar pemahaman peserta didik terhadap materi
pelajaran, dan mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi
yang telah diberikan, dan mengetahui tingkat perubahan perilakunya.

12
H. Hamdani Ihsan & H.A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia 1998), hal.
72.
2) Mengetahui siapa diantara peserta didik yang cerdas dan lemah,
sehingga yang lemah diberikan perhatian khusus agar ia dapat mengejar
kekurangannya.
3) Mengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagi dasar untuk
mengadakan pengecekan yang sistematis terhadap hasil pendidikan
yang telah dicapai.
4) Untuk mencari dan menemukan faktor–faktor penyebab keberhasilan
dan ketidak berhasilan peserta dalam mengikuti program pendidikan,
sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara–cara
perbaikannya. 13
iii. Fungsi Evaluasi dalam Pendidikan Islam
a) Ishlah, yaitu perbaikan terhadap semua komponen pendidikan, termasuk
perbaikan perilaku, wawasan dan kebiasaan – kebiasaan peserta didik.
b) Tazkiyah, yaitu penyucian terhadap semua komponen pendidikan,
artinya melihat kembali program – program pendidikan yang dilakukan,
apakah program tersebut penting atau tidak dalam kehidupan peserta
didik.
c) Tajdid, yaitu memodrenisasi semua kegiatan pendidikan. Dengan
kegiatan ini dapat dimobalisasi dan dinamisasi untuk kepentingan yang
lebih maju.
d) Ad-Dakhil, yaitu masukan sebagai laporan bagi orang tua peserta didik
berupa rapor, ijazah, sertifikat dan sebagainya.

13
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, cet. III, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 16-17.
KESIMPULAN

Pendidikan adalah sebuah usaha yang akan meningkatkan kualitas manusia menjadi
lebih mengerti setiap harinya, baik personal maupun kolektif, selain itu juga Pendidikan adalah
suatu upaya manusia untuk memanusiakan dirinya dan membedakannya dari makhluk lain,
semua itu didapatkan dari proses Pembelajaran. Dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
dibutuhkan adanya peningkatan program pembelajaran secara berkelanjutan dan
berkesinambungan

Untuk meningkatkan kualitas program Pembelajaran membutuhkan informasi tentang


implementasi program pembelajaran sebelumnya. Hal ini dapat diperoleh dengan dilakukannya
evaluasi dalam program pembelajaran secara sistematis dan periodik. Evaluasi pembelajaran
adalah suatu proses untuk mendapatkan informasi hasil pembelajaran sebelumnya. Dengan
demikian evaluasi pembelajaran fokus pada hasil yang telah diterima, baik hasil yang berupa
proses atau produk. Selanjutnya hasil yang didapatkan dari programm pembelajaran
dibandingkan dengan hasil pembelajran yang telah ditetapkan. Jika hasil nyata pembelajaran
sesuai dengan hasil yang ditetapkan maka proses pembelajaran sudah berjalan dengan efektif.
Dan sebaliknya, jika hasil nyata pembelajaran tidak sesuai dengan hasil pembelajaran yang
telah ditetapkan, maka pembelajarn dikatakan kurang efektif. Pendidik menggunakan berbagai
aspek evaluasi sesuai karakteristik kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.

Dalam hal evaluasi, pendidik dapat menentukan evaluasi apa yang akan dilakukan
sesuai dengan kondisi lingkungan. Untuk lebih mengoptimalkan peran pendidik dalam evaluasi
pembelajaran. Evaluasi Pendidikan Islam mempunyai fungsi untuk merealisasikan tujuan
Pendidikan islam. Hasil dari evaluasi dapatt dijadikan tolak ukur tingkat keberhasilan proses
Pendidikan. Dengan demikian, hal ini dapat memberikan makna bagi peserta didik untuk
memperbaiki atau meningkatkan proses Pendidikan yang dilakukannya, dan bagi Lembaga
Pendidikan dapat dijadikan sebagai cermin dari kualitas Pendidikan yang dilaksanakannya.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Ahmad Amin, Ilmu Akhlak, terj, Farid Mu’arif, (Jakarta: Bulan Bintang, 19).

Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, cet. V, (Jakarta: Bina Aksara,


1989).
Author: 38 Pengertian Evaluasi Menurut para ahli Dan Secara Umum (Teks.co.id. August 30,
22), tersedia di situs: https://teks.co.id/pengertian-evaluasi-menurut-para-ahli/, diakses pada
tanggal 16 mei 2023, Pukul 03. 04 Wib.
Ihsan, H. Hamdani & H.A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka
Setia 1998).
Muhaimin, Konsep Pendidikan Islam: Telaah Komponen dasar Kurikulum, (Solo:
Ramadhani, 1993).
Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997).
Permen Diknas No. 20 Tahun 2007
Riinawati, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Thema Publishing, 2021).
Rusyan, A. Tabrani dkk, pendekatan dalam proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1992).

Rusyan, A. Tabrani Rusyan dkk, pendekatan dalam proses Belajar Mengajar, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1992).
Sabiq, Sayyid, Aqidah dan Pola Hidup Manusia Beriman, terj, M. Abdai Rathomy,
(Bandung: CV. Diponogoro, 1977).
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, cet. III, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2001).
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, cet. III, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2001).

Anda mungkin juga menyukai