Oleh:
KURNIANSYAH
(101.2020.010)
ARI LASO
(101.2020.031)
SRI RAHAYU
(101.2020.032)
A. PENDAHULUAN
Mutu pendidikan dipengaruhi banyak aspek, yaitu peserta didik,
pengelolaan sekolah (kepala sekolah, karyawan dan dewan/komite Sekolah),
lingkungan (orang tua, masyarakat, sekolah), kualitas pembelajaran,
kurikulum dan sebagainya.1 Hal senada juga disampaikan oleh Djemari
Mardapi bahwa usaha peningkatan kualitas pendidikan dapat ditempuh
melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem penilaian.
Keduanya saling terkait, sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan
kualitas belajar yang baik. Selanjutnya sistem penilaian yang baik akan
1
Edi Suhartoyo, Pengalaman Peningkatan Mutu Pendidikan melalui Pengembangan
Budaya Sekolah di SMA N 1 Kasihan Bantul. Makalah disajikan dalam seminar Nasional
Peningkatan Mutu Pendidikan melalui Pengembangan Budaya Sekolah, tanggal 25 November
2005 di Universitas Negeri Yogyakarta, hlm. 2
1
mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan
memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih baik.2 Dengan demikian
salah satu faktor yang penting untuk mencapai tujuan pendidikan adalah
proses pembelajaran yang dilakukan, sedangkan salah satu faktor penting
untuk efektivitas pembelajaran adalah faktor evaluasi baik proses maupun
hasil pembelajaran. Evaluasi dapat mendorong peserta didik untuk lebih giat
belajar secara terus menerus dan juga mendorong guru untuk lebih
meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta mendorong sekolah untuk
lebih meningkatkan fasilitas dan kualitas manajemen sekolah.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka didalam pembelajaran dibutuhkan
guru yang tidak hanya mampu mengajar tetapi juga mampu melakukan
evaluasi dengan baik. Kegiatan evaluasi sebagai bagian dari program
pembelajaran perlu lebih dioptimalkan. Evaluasi tidak hanya betumpu pada
penilaian hasil belajar, tetapi juga perlu penilaian terhadap input, output
maupun kualitas proses pembelajaran itu sendiri. Optimalisasi sistem evaluasi
menurut Djemari Mardapi memiliki dua makna, pertama adalah sitem evaluasi
yang memberikan informasi yang optimal.3 Kedua adalah manfaat yang
dicapai dari evaluasi. Manfaat yang utama dari evaluasi adalah meningkatkan
kualitas pembelajaran dan selanjutnya akan terjadi peningkatan kualitas
pendidikan.
Untuk mengevaluasi keberhasilan program pembelajaran tidak cukup
hanya berdasarkan pada penilaian hasil belajar peserta didik, namun perlu
menjangkau terhadap desain program dan implementasi program
pembelajaran. Penilaian terhadap desain pembelajaran, meliputi aspek
kompetensi yang dikembangkan, strategi pembelajaran yang dipilih, dan isi
program. Penilaian terhadap implementasi program pembelajaran berusaha
untuk menilai seberapa tinggi tingkat kualitas pembelajaran yang dilaksanakan
oleh guru. Penilaian terhadap hasil program pembelajaran tidak cukup terbatas
2
Djemari Mardapi, Desain dan Penilaian Pembelajaran Maha peserta didik, (Makalah
disajikan dalam lokakarya Sistem Jaminan Mutu Proses Pembelajaran, tanggal 19 Juni 2003 di
Universitas Gajah Mada Yogyakarta), hlm. 8.
3
Djemari Mardapi, Desain dan Penilaian Pembelajaran Maha peserta didik, hal. 12.
2
pada hasil jangka pendek atau output tetapi sebaliknya juga menjangkau
outcome dari program pembelajaran.
Terkait dengan ketiga objek atau sasaran evaluasi program pembelajaran
tersebut, menurut Pusat Pengembangan Sistem Pembelajaran, Lembaga
Pengembangan Pendidikan Universitas Sebelas Maret bahwa dalam praktik
pembelajaran secara umum, pelaksanaan evaluasi program pembelajaran
menekankan pada evaluasi proses program pembelajaran atau evaluasi
managerial, dan evaluasi hasil belajar atau evaluasi substansial.4 Hal ini
didasarkan pada pemikiran bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran kedua
jenis evaluasi tersebut merupakan komponen sistem pembelajaran yang sangat
penting. Evaluasi kedua jenis komponen yang dapat dipergunakan untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan pelaksanaan dan hasil pembelajaran.
Dalam konsep managemen mutu, menurut Sudarwan Danim, dalam Eko
Putro Widoyoko bahwa mutu pendidikan dilihat dari empat perspektif, yaitu
masukan, proses, keluaran atau prestasi belajar, dan dampak atau utilitas
lulusan.5 Dengan demikian kebiasaan menilai mutu proses pembelajaran
hanya dengan melihatnya dari prestasi belajar peserta didik semata tidaklah
tepat. Dilihat dari pendekatan sistem pemecahan masalah, prestasi belajar
peserta didik yang buruk bukanlah masalah, melainkan gejala atau indikator
adanya masalah. Disebut bukan masalah karena prestasi belajar peserta didik
yang buruk adalah sebuah realitas. Rahasia mengenai faktor-faktor apa yang
mempengaruhi buruknya hasil belajar peserta didik, strategi managemen
sekolah macam apa yang harus diterapkan, strategi pembelajaran apa yang
harus dikemas agar peserta didik tahu bagaimana memecahkan masalahnya
sendirilah yang menjadi masalah.
4
Tim Pekerti-AA PPSP LPP Universitas Sebelas Maret. (2007). Panduan Evaluasi
Pembelajaran. (Solo: Pusat Pengembangan Sistem Pembelajaran Lembaga Pengembangan
Pendidikan UNS), hlm. 5.
5
Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, cet ke-3, (Pustaka Pelajar:
Yogyakarta, 2011), hlm.22.
3
B. PEMBAHASAN
1. Konsep Evaluasi Pembelajaran
Secara bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation,
yang secara umum diartikan sebagai makna penafsiran atau penilaian.
Pemaknaan ini berasal asal kata kerja evaluation yaitu evaluate yang diartikan
menaksir. Adapun makna evaluasi dalam bahasa Arab disebut al-Thaqdir
bermakna penilaian. Al-Thaqdir berasal dari kata al-Qimah yang berarti nilai.
Dari pengertian tersebut evaluasi pembelajaran secara harfiah dapat
diartikan sebagai penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
pembelajaran dan pendidikan.6
Evaluasi berdasarkan ranah definitif dapat diartikan suatu kegiatan yang
terencana, sistematik, dan terarah serta dilakukan secara spontan untuk
mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
diperbandingkan dengan tolak ukur yang telah ditentukan untuk memperoleh
kesimpulan.7
Adapun pengertian evaluasi menurut beberapa ahli, sebagai berikut;
a. Menurut Lessinger, evaluasi adalah proses penilaian dengan cara
membandingkan antara tujuan yang diharapkan oleh evaluator dengan
kemajuan/prestasi nyata yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan.
b. Menurut Wysong, evaluasi merupakan proses untuk menggambarkan,
memperoleh, atau menghasilkan informasi yang berguna untuk
mempertimbangkan suatu keputusan.
c. Menurut Umam menyatakan bahwa proses evaluasi itu untuk mencoba
menyesuaikan data objektif dari awal hingga akhir pelaksanaan
program sebagai dasar penilaian terhadap tujuan program yang hendak
dicapai.8
6
Sawaluddin, Konsep Evaluasi dalam Pembelajaran Pendidikan Islam, (Jurnal Al-
Thariqah. 2018), Vol. 3 No. 1, hlm. 40.
7
Moh. Fachri, Urgensi Evaluasi Pembelajaran dalam Pendidikan, (Jurnal Pendidikan
Agama Islam Edureligia. 2018), Vol. 2, No. 1, hlm. 66.
8
Elis Ratna Wullan dan A. Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran dengan Pendekatan
Kurikulum 2013, (Bandung: Pustaka Setia.2014), hlm. 2.
4
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang berproses melalui tiga
tahapan diantaranya yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Yang mana
ketiga proses tersebut dimaknai sebagai interaksi antara peserta didik dengan
pendidik serta sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar yang ada. Oleh
karena itu, keberhasilan dalam sebuah proses pembelajaran ditentukan oleh
ketiga komponen tersebut.9
Pembelajaran merupakan sebuah proses yang berjalan dikarenakan adanya
dua perilaku dalam satu kegiatan yaitu mengajar dan belajar dengan sumber
bahan ajar yang akan dipelajari. Proses ini direncanakan untuk mengatur serta
memberikan rangsangan kepada seseorang agar dia mampu belajar dengan
baik. Sehingga proses pembelajaran yang dilaksanakan akan berpatokan pada
pada dua kegiatan inti, yaitu cara agar seseorang mengalami perubahan dalam
hal tingkah laku setelah mengikuti sebuah kegiatan belajar serta cara
seseorang untuk menyampaikan ilmu pengetahuan yang dimiliki pada saat
mengajar.10
Pembelajaran merupakan suatu proses memanusiakan manusia.
Pembelajaran bukan hanya sekedar motivasi yang menekankan kepada diri
peserta didik untuk aktif. Keaktifan ini nantinya ditujukan agar peserta didik
dapat memperoleh suatu cara belajar yang tepat bagi diri mereka sendiri. Yang
dimaksud dengan pembelajaran adalah mengajari peserta didik untuk mencari
ilmu. Serta sebuah cara untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu tersebut.
Pembelajaran itu tidak hanya memberikan ilmu dari pendidik ke peserta didik.
Pembelajaran tidak hanya pendidik meberikan barang jadi kepada peserta
didik tetapi pendidik memberikan sesuatu untuk dipelajari cara mengolah
sesuatu tersebut serta cara untuk menjadikan suatu hal dari sesuatu yang
diberikan oleh pendidik kepada peserta didik.11
9
Muh. Sain Hanafy, Konsep Belajar dan Pembelajaran. (Lentera Pendidikan. 2014), Vol.
17 No. 1, hlm. 77.
10
Aprida Pane dan Muhammad Darwis Dasopang, Belajar dan Pembelajaran, (Fitrah
Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman. 2017), Vol. 03. No. 02, hlm. 339.
11
Asep Hermawan, Konsep Belajar dan Pembelajaran Menurut Al-Ghazali, (Jurnal
Qathruna. 2014), Vol.1 No. 1, hlm. 89.
5
Evaluasi pembelajaran adalah proses yang dilakukan oleh seseorang secara
terencana, sistematis dan dilakukan secara spontan agar dapat menentukan
nilai dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Apakah proses
pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat dalam
perencanaan pembelajaran atau perlu adanya perbaikan dalam proses
pembelajaran. Evaluasi pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan.12
Evaluasi pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan tolak ukur untuk
mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai dalam pmbelajaran
yang telah dilakukan. Dalam menentukan tolak ukur ini maka evaluator harus
memiliki kriteria-kriteria agar suatu pembelajaran dapat dikatakan berhasil
atau perlu ada perbaikan. Evaluasi pembelajaran merupakan kegiatan yang
dapat memberitahu kepada peserta didik mengenai tingkat keberhasilan yang
telah dicapai oleh peserta didik selama mengikuti pembelajaran yang
dilakukan.13
12
Idrus L, Evaluasi dalam Proses Pembelajaran, (Adaara Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam. 2019), Vol. 9 No. 2, hlm. 922.
13
Mahirah B, Evaluasi Pembelajaran Peserta Didik (Siswa), (Jurnal Idaarah. 2017), Vol.
1 No. 2, hlm. 259-260.
6
terpisahkan dari pembelajaran, karena evaluasi merupakan salah satu
komponen dan evaluasi juga merupakan salah satu langkah yang harus
ditempuh dalam proses pembelajaran.14
14
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: 2012), Cet. II, hlm. 13
15
Tatang Hidayat dan Abas Asyafah, Konsep Dasar Evaluasi dan Implikasinya dalam
Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Al-Tadzkiyah. 2019), Vol. 10 No. 1,
hlm. 165-166.
7
b. Evaluasi dilaksanakan secara komprehensif
c. Evaluasi dilaksanakan dalam proses pembelajaran yang interaktif
antara pendidik dan peserta didik.
d. Proses evaluasi dilakukan secara kontinu.
e. Dalam melakukan evaluasi harus mempertimbangkan nilai-nilai yang
berlaku dalam pelaksanaan evaluasi.16
Menurut Djuwita agar pelaksanaan dan hasil evaluasi dapat berjalan secara
maksimal ada beberapa prinsip umum sebagai patokan dalam evaluasi, antara
lain:
a. Kontinuitas
Karena pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara
kontinu, maka evaluasi juga harus dilakukan secara kontinu. Hasil evaluasi
yang diperoleh dalam suatu waktu harus dikaitkan dengan hasil evaluasi
yang mendatang, sehingga dapat diperoleh gambaran secara jelas dan
bermakna tentang perkembangan peserta didik.
b. Komprehensif (Menyeluruh)
Dalam melakukan evaluasi pendidik tidak hanya berfokus pada satu
aspek saja tetapi keseluruhan aspek yang berkaitan dengan objek yang
akan diteliti. Misalkan pendidik akan mengevaluasi peserta didik, maka
tidak hanya kepribadian peserta didik saja yang dievaluasi melainkan juga
menyangkut aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik peserta didik.
c. Adil dan Objektif
Dalam proses pembelajaran maka semua peserta didik harus
mendapatkan perlakuan yang sama tanpa pandang bulu, selain itu pendidik
sebaiknya bertindak secara objektif dalam proses pembelajaran, kondisi
yang ada harus sesuai dengan kemampuan peserta didik. Evaluasi harus
berdasarkan atas kenyataan yang sebenarnya bukan merupakan hasil dari
rekayasa dan manipulasi.
d. Kooperatif
16
Sukardi, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara. 2008), hlm. 4-5.
8
Dalam kegiatan evaluasi, pendidik harus bekerja sama dengan semua
pihak yang berkaitan seperti peserta didik, kepala sekolah, sesama
pendidik bahkan orang tua peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar semua
pihak dapat menghargai serta puas dengan hasil evaluasi yang diperoleh.
e. Praktis
Praktis yang dimaksudkan adalah mudah digunakan baik oleh pendidik
yang membuat alat evaluasi itu sendiri maupun oleh orang lain yang akan
menggunakan alat tersebut. Oleh karena itu, dalam membuat alat evaluasi
harus memperhatikan bahasa dan petunjuk yang ada.17
f. Evaluasi harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.
Kesungguhan itu dapat dilihat dari niat guru, minat yang diberikan
dalam penyelenggaraan test, bahwa pelaksanaan evaluasi semata-mata
untuk kemajuan anak didik, dan juga kesungguhan itu diharapkan dari
semua pihak yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar itu, bukan
sebaliknya.18
9
Evaluasi pembelajaran bertolak ukur pada tujuan evaluasi
pembelajaran itu sendiri. telah dijelaskan bahwa tujuan evaluasi
pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan sistem pembelajaran
yang telah dilakukan. Oleh karena itu, segala yang berkaitan mengenai
sistem pembelajaran menjadi ruang lingkup evaluasi pembelajaran, mulai
dari program pembelajaran yang telah direncanakan, proses pelaksanaan
pembelajaran, hingga hasil belajar dari proses dan pelaksanaan
pembelajaran.
c. Proses dan hasil belajar.
Proses dan hasil belajar yang menjadi ruang lingkup dalam evaluasi
pembelajaran, mencakup pada lima aspek, yaitu sikap, pengetahuan dan
pemahaman, kecerdasan, perkembangan jasmani dan keterampilan yang
dimiliki oleh peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran.19
19
Ina Magdalena dkk, Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran Sekaloh Dasar di SD
Negeri Bencongan 1, (Pensa: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial.2020), Vol. 2 No. 1, hlm. 93-94.
20
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, dan Implementasi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 183.
10
Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka
pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan yang berbentuk pemberian
tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan atau
perintah-perintah oleh testee sehingga dapat dihasilkan nilai yang
melambangkan tingkah laku dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee
lainnya atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu.21
Ditinjau dari segi yang dimiliki oleh tes sebagai alat pengukur
perkembangan belajar peserta didik, tes dibedakan menjadi empat
golongan:
1) Tes Diagnostik, adalah tes yang digunakan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-
kelemahan siswa tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan
yang tepat.22
2) Tes Formatif, adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui sudah
sejauh manakah peserta didik telah terbentuk sesuai dengan tujuan
pengajaran yang telah ditentukan setelah mereka mengikuti proses
pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Di sekolah-sekolah tes
formatif ini dikenal dengan istilah "Ulangan Harian".
3) Tes Sumatif, adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah
sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan, di
sekolah tes ini dikenal dengan "ulangan umum", dimana hasilnya
digunakan untuk mengisi nilai raport atau mengisi Surat Tanda
Tamat Belajar (STTB) atau Ijazah.23
b. Teknik Non-Tes
Dengan teknik non-tes, maka penilaian atau evaluasi hasil belajar
peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan
dilakukan dengan:24
21
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2005), hlm. 67.
22
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),
hlm. 34.
23
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi…, hlm. 71-72
24
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi…, h. 27-31
11
1) Skala bertingkat (Rating scale) Skala menggambarkan suatu nilai
yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan.
2) Quesioner (Angket), Yaitu sebuah daftar pertanyaan yang harus
diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Daftar cocok
(check list) yaitu deretan pernyataan dimana responden yang
dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (√) di tempat yang
sudah disediakan.
3) Wawancara (Interview). Suatu metode atau cara yang digunakan
untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya
jawab sepihak.
4) Pengamatan (Observation). Suatu teknik yang dilakukan dengan
cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara
sistematis.
5) Riwayat hidup Gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam
masa kehidupannya.
25
Slameto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 45
26
Abdul Basir, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Universitas Air Langga, 1998), h. 6.
27
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi…, h. 93-97.
12
a. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar. Perencanaan evaluasi hasil
belajar itu umumnya mencakup:
1) Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi. Hal ini disebabkan
evaluasi tanpa tujuan maka akan berjalan tanpa arah dan
mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan arti dan fungsinya.
2) Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi, misalnya aspek
kognitif, afektif atau psikomotorik.
3) Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan didalam
pelaksanaan evaluasi, misalnya apakah menggunakan teknik tes
atau non-tes.
4) Menyusun alat-alat pengukur yang dipergunakan dalam
pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta didik, seperti butir-
butir soal tes.
5) Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan
pegangan atau patokan dalam memberikan interpretasi terhadap
data hasil evaluasi.
6) Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu
sendiri.
b. Menghimpun Data
Dalam evaluasi pembelajaran, wujud nyata dari kegiatan
menghimpun data adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan
menyelenggarakan tes pembelajaran.
c. Melakukan Verifikasi
Data Verifikasi data dimaksudkan untuk memisahkan data yang
baik (yang dapat memperjelas gambaran yang akan diperoleh
mengenai diri individu atau sekelompok individu yang sedang
dievaluasi) dari data yang kurang baik (yang akan mengaburkan
gambaran yang akan diperoleh apabila data itu ikut serta diolah).
d. Mengolah dan Menganalisis Data
13
Mengolah dan menganalisis hasil evaluasi dilakukan dengan
memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam
kegiatan evaluasi.
e. Memberikan Interpretasi dan Menarik Kesimpulan
Interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada hakikatnya
adalah merupakan verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data
yang telah mengalami pengolahan dan penganalisaan.
f. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi
Bertitik-tolak dari data hasil evaluasi yang telah disusun, diatur,
diolah, dianalisis, dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa
makna yang terkandung didalamya, maka pada akhirnya evaluasi akan
dapat mengambil keputusan atau merumuskan kebijakan-kebijakan
yang akan dipandang perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi
tersebut.
C. PENUTUP
Pendidikan merupakan sarana kita untuk belajar serta berproses menjadi
pribadi yang lebih baik, melalui pembelajaran yang dilakukan baik oleh orang
tua maupun guru di sekolah. Tentunya evaluasi tidak lepas dari proses
pembelajaran itu sendiri, karena evaluasi merupakan komponen serta bagian
dari proses pembelajaran. Dalam kehidupan tentunya sebagai umat Islam
tentunya harus berpedoman pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Evaluasi
pembelajaran adalah suatu kajian ilmu yang luas pembahasannya.
Evaluasi pembelajaran adalah proses yang dilakukan oleh seseorang secara
terencana, sistematis, dan dilakukan secara spontan agar dapat menentukan
nilai dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Apakah proses
pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat dalam
perencanaan pembelajaran atau perlu adanya perbaikan dalam proses
pembelajaran.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Wullan, Elis Ratna Dan A. Rusdiana. 2013. Evaluasi Pembelajaran Dengan
Pendekatan Kurikulum. Bandung: Pustaka Setia.
Setyawan, Cahya Edi. 2015. Desain Evaluasi Program Pembelajaran Bahasa
Arab (Design Program Evaluation Learning of Arabic Language). Jurnal
Komunikasi dan Pendidikan Islam, Vol. 4, No. 1.
Sofiroh, Murti. 2021. Konsep Evaluasi Pembelajaran Dalam Surat Al-Hasyr Ayat
18-19 Menurut Kitab Tafsir Al-Maraghi, Tafsir Ibnu Katsir, Dan Tafsir
Al-Misbah. Skripsi. Purwokerto: IAIN Purwokerto.
16