Anda di halaman 1dari 12

TUJUAN FUNGSI DAN PRINSIP EVALUASI PEMBELAJARAN

Silmi Yassifi Maspupah,1 Teguh Hartadi,2


1Jurusan Manajemen Pendidikan Islam – Institut PTIQ Jakarta
(silmiyassifim@gmail.com)
2Jurusan Manajemen Pendidikan Islam – Institut PTIQ Jakarta
(sayaadalahteguh@gmail.com)

ABSTRAK
Penelitian ini membahas terkait tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran
dan prinsip-prinsipnya. Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui
efektifitas dan efisiensi sistem pembelajaran, baik yang menyangkut tentang
tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem
penilaian itu sendiri. Sedangkan Fungsi evaluasi pembelajaran adalah untuk
membantu proses, kemajuan dan perkembangan hasil belajar siswa secara
berkesinambungan, sekaligus dapat mengetahui kemampuan dan kelemahan
siswa pada bidang studi tertentu. Evaluasi dilakukan secara continue,
komprehensif, objektif, kopratif, dan praktis yang merupakan prinsip-prinsip
dalam evaluasi pembelajaran.
Kata Kunci: evaluasi, tujuan, fungsi, prinsip

ABSTRACT
This study discusses the objectives and functions of learning evaluation and
its principles. The purpose of learning evaluation is to determine the effectiveness
and efficiency of the learning system, whether it concerns objectives, materials,
methods, media, learning resources, environment or the assessment system itself.
While the function of learning evaluation is to assist the process, progress and
development of student learning outcomes on an ongoing basis, as well as being
able to find out the abilities and weaknesses of students in certain fields of study.
Evaluation is carried out in a continuous, comprehensive, objective, cooperative,
and practical manner which are the principles in learning evaluation.
Keywords: evaluation, supervis, objectives, principles

1
1. PENDAHULUAN
Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Guru
disebut bahwa, “Dalam kegiatan pembelajaran, penilaian merupakan salah satu
unsur penting yang wajib dikuasai oleh pendidik dalam melaksanakan tugas di
sekolah”.1
Evaluasi sangat dibutuhkan dalam pendidikan. Karna hal ini sangat
membantu untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran. Dalam evaluasi kita
akan menemukan kelemahan dalam pembelajaran sehingga mampu
dikembangkan dengan lebih baik.
Kesuksesan dalam proses pembelajaran tidak lepas dari peran seorang guru.
Ketersinambungan antara guru dan peserta didik akan menentukan keberhasilan
pembelajaran yang berpengaruh pada pencapaian pendidikan. Salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran yaitu dengan
memperbaiki proses pembelajaran melalui hasil evaluasi.
Evaluasi merupakan proses pembelajaran yang secara keseluruhan tidak
dapat dipisahkan dari kegiatan mengajar, karena evaluasi merupakan alat ukur
atau proses untuk mengetahui pencapaian keberhasilan yang telah dicapai
peserta didik atas bahan ajar yang telah disampaikan, sehingga dengan adanya
evaluasi maka tujuan dari pembelajaran akan terlihat secara akurat.

2. METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif-deskriptif. 2 Penelitian
kualitatif dikatakan sebagai rangkaian penelitian yang mampu
menghasilkan data berupa deskriptif kata-kata baik tertulis atau lisan dari
objek atau perilaku manusia yang dapat diamati. 3 Penelitian ini juga
menggunakan analisis teori dan studi kepustakaan. Analisis teori adalah
salsah satu teknik dalam penelitian yangg menjadiikan teori sebagai acuan
dari kebenaran, fakta, dan keadaan objek yang diteliti. Analisis teori
digunakan sebagai alat pembacaan realitas yang kemudian dikonstruksikan
menjadi deskripsi yang argumentatif. 4 Studi kepustakaan dipakai untuk
memperkaya literatur penelitian, agar kemudia dapat ditarik sebuah
kesimpulan.
1
Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007
2
Ahyudin Darmalaksana, “Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka Dan Studi Lapangan,” Pre
Print Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2020, 1–6
3
L. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, 8.
4
Sandy H, Pijar Filsafat Yunani Klasik, Bandung: Perkumpulan Studi Ilmu Kemasyarakatan
ITB, 2016, 45.
2
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Evaluasi Pembelajaran
Secara etimologi, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation
dari akar kata value yang berarti nilai. Pengertian evalauasi secara umum dapat
diartikan sebagai proses sistematis untuk menetukan nilai sesuatu (ketentuan,
kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, objek, dan lainnya) berdasarkan
nilai tertentu melalui penilaian.
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 58 ayat 1 dan 2 menyatakan
bahwa evaluasi merupakan kegiatan pemantauan dan penilaian terhadap proses
serta hasil kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh Lembaga mandiri
secara berkesinambungan, berkala, menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk
menilai pencapaian standar nasional pendidikan.5
Pembahasan ’’nilai’’ secara khusus diperdalam dalam diskursus filsafat,
terutama pada aspek oksiologinya. Begitu penting kedudukan nilai dalam filsafat
sehingga para filsuf meletakan nilai sebagai muara bagi epistemologi dan
antologi filsafat. Kata nilai menurut filsuf adalah idea of worth. Selanjutnya, kata
nilai menjadi popular.6
Dalam evaluasi pembelajaran, topik bahasan yang utama adalah tentang
penilaian. Ada beberapa istilah atau term serupa yang biasa digunakan seperti
tes, pengukuran, penilaian, asesmen, yang terkadang digunakan secara tumpang
tindih (over lap). Berikut ini beberapa pengertian dari istilah-istilah tersebut.
1. Pengukuran adalah kegiatan penentu angka dari suatu obyek yang akan
diukur, yaitu membandingkan sesuatu dengan satu ukuran, dan bersifat
kuantitatif.
2. Penilaian adalah kegiatan yang dirancang untuk mengukur efektifitas
pembelajaran yang melibatkan sejumlah komponen penentu keberhasilan
pembelajaran, dan bersifat kualitatif.
3. Asesmen adalah proses pengumpulan informasi hasil belajar siswa yang
diperoleh dari berbagai jenis tagihan dan mengolah untuk menilai hasil
belajar dan perkembangan belajar siswa.
4. Evaluasi adalah penilaian keseluruhan program pendidikan mulai
perencanaan, kurikulum dan penilain serta pelaksanaannya.

5
Depdiknas RI., Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, (Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi, 2003), hal. 51
6
Moh. Haitami salim  dan  Syamsul Kurniawan  ,Studi  Ilmu Pendidikan Islam  (Bandung:
Alfabeta, 2000), h. 240-241.
3
5. Tes adalah alat ukur untuk memperoleh informasi hasil belajar siswa yang
memerlukan jawaban benar dan salah.7
Penilaian menjadi bagian yang sangat penting dan tak terpisahkan dari
kegiatan belajar mengajar. Jika pembelajaran mempunyai peran penting dalam
mendukung pengembangan keagamaan peserta didik, maka evaluasi
mempunyai fungsi sebagai penyedia informasi untuk mengetahui tingkat
keberhasilan proses belajar mengajar yang berjalan. Tanpa kehadiran kegiatan
evaluasi, tidak mungkin dapat ditemukan informasi mengenai kekurangan dan
kelebihan dari aktifitas belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Secara praktis,
sikap dan tindakan selanjutnya juga tidak mungkin bisa diambil.

3.2 Tujuan Evaluasi Pembelajaran


Dalam setiap kegiatan evaluasi, langkah penting yang harus diperhatikan
adalah tujuan evaluasi. Tujuan utama melakukan evaluasi dalam pendidikan
adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai pencapaian tujuan
belajar siswa, sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya yang merupakan
fungsi dari evaluasi.
Menurut Kellough dalam Swearingen, tujuan evaluasi adalah untuk
membantu belajar peserta didik, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
peserta didik, menilai efektivitas strategi pembelajaran, menilai dan
meningkatkan efektivitas program kurikulum dan meningkatkan efektivitas
pembelajaran, menyediakan data yang membantu dalam membuat keputusan. 8
Evaluasi dilaksanakan untuk menilai ranah sikap, ranah pengetahuan, dan
ranah psikomotorik yang dicapai peserta didik. Namun pelaksanaan penilaian
ranah sikap (afektif) sering dikesampingkan, karena pendidik hanya
mengutamakan kompetensi pengetahuan. Padahal kompetensi sikap sangat
memberikan dampak yang besar bagi kehidupan peserta didik.
Sukardi menuliskan ada enam tujuan evaluasi dalam kaitannya dengan
belajar mengajar. Tujuan tersebut adalah:
1. Menilai ketercapaian tujuan. Ada keterkaitannya antara tujuan belajar,
metode evaluasi, dan cara belajar siswa. Cara evaluasi biasanya akan
menentukan cara belajar siswa, sebaliknya tujuan evaluasi akan
menentukan metode evaluasi yang digunakan seseorang guru.
2. Mengevaluasi mengukur aspek-aspek belajar yang bervariasi. Belajar
dikategorikan sebagai kognitif, pesikomotor, dan efektif. Batasan tersebut

7
Adi Suryanto, Evaluasi Pembelajaran di SD  (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h. 16-18.
8
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 14-15
4
umumnya diekspilisitkan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai.
Semua tipe belajar sebaliknya di evaluasi dalam proporsi yang tepat. Jika
guru menyatakan proporsi yang digunakan guru dalam mengevaluasi
sehingga mereka dapat menyesuaikan dalam belajar. Guru memilih sarana
evaluasi pada umumnya sesuai dengan tipe tujuan. Peroses ini menjadikan
lebih mudah dilaksanakan jika seseorang guru menyatakan tujuan dan
merencanakan evaluasi secara berkaitan.
3. Mengevaluasi sebagai sarana untuk mengetahui apa yang siswa ketahui.
4. Mengevaluasi dalam memotivasi belajar siswa. Guru harus menguasai
bermacam-macam teknik evaluasi.
5. Mengevaluasi dalam menyediakan informasi untuk layanan bimbingan
dan konseling, informasi yang diperlukan berkaiatan dengan problema
peribadi seperti data kemampuan kualitas peribadi, adaptasi sosial,
kemampuan membaca, dan skor hasil belajar.
6. Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum.
Keterkaitannya evaluasi dengan instruksional adalah sangat erat. Hal ini
karenakan evaluasi merupakan salah satu bagian dari instruksional.9

Chittenden secara simpel mengklasifikasikan tujuan penilaian


(assessment purpose) adalah untuk (1). keeping track, (2). checking-up, (3). finding-
out, and (4). summing-up. Keempat tujuan tersebut oleh Zainal Arifin diuraikan
sebagai berikut:

1. Keeping track, yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta
didik sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Untuk itu, guru harus mengumpulkan data dan informasi
dalam kurun waktu tertentu melalui berbagai jenis dan teknik penilaian
untuk memperoleh gambaran tentang pencapaian kemajuan belajar
peserta didik.
2. Checking-up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik
dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan peserta didik
selama mengikuti proses pembelajaran. Dengan kata lain, guru perlu
melakukan penilaian untuk mengetahui bagian mana dari materi yang
sudah dikuasai peserta didik dan bagian mana dari materi yang belum
dikuasai.

9
Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya ((Jakarta : Bumi Aksara, 2015), h. 80.
5
3. Finding-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksi kekurangan
kesalahan atau kelemahan peserta didik dalam proses pembelajaran,
sehingga guru dapat dengan cepat mencari alternatif solusinya.
4. Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik
terhadap kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil penyimpulan ini dapat
digunakan guru untuk menyusun laporan kemajuan belajar ke berbagai
pihak yang berkepentingan. 10

3.3 Fungsi Evaluasi Pembelajaran


Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku
pada diri siswa. Oleh sebab itu, dalam evaluasi hendaknya diperiksa sejauh
mana perubahan tingkah laku siswa telah terjadi melalui peroses belajarnya.
Dengan mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, dapat diambil
tindakan perbaikan proses pembelajaran dan perbaikan siswa yang
bersangkutan. Dengan perkataan lain, hasil penilaian tidak hanya bermanfaat
untuk mengetahui tercapai tidaknya perubahan tingkah laku siswa, tetapi juga
umpan balik bagi upaya memperbaiki peroses pembelajaran.
Dalam penilaian tersebut dapat dilihat efektifitas peroses belajar
mengajar dalam upaya perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab itu, penilaian
hasil dan peroses belajar saling berkaitan satu sama lain karena hasil belajar
yang dicapai siswa merupakan akibat dari peroses pembelajaran yang
ditempuhnya. Dengan dasar itu, maka evaluasi yang dilakukan berfungsi
sebagai berikut:
1. Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran. Fungsi ini
maka penilaian harus mengacu pada rumusan-rumusan tujuan
pembelajaran sebagai penjabaran dari kompetensi mata pelajaraan.
2. Umpan balik bagi perbaikan peroses belajar mengajaar. Perbaikan mungkin
dilakukan dalam hal tujuan pembealajaran, kegiatan atau pengalaman
belajar siswa, strategi pembelajaran yang digunakan guru, media
pembelajaran, dan lain-lain.
3. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang
tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukan kemampuan dan kecakapan
pelajar siswa dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran dalam
bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.11

10
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Islam: 2012)
Hal. 21
11
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, ( Cet. III; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 1
6
Selain itu, ada beberapa fungsi evaluasi
1) Evaluasi berfungsi selektif
Dengan mengadakan evaluasi, guru dapat mengadakan seleksi pada
siswanya dengan tujuan memilih siswa yang dapat diterima di sekolah
tertentu, untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas, untuk memilih
siswa yang seharusnya mendapat beasiswa, atau untuk memilih siswa
yang sudah berhak lulus.

2) Evaluasi berfungsi diagnostik.


Apabila alat yang digunkan dalam evaluasi cukup memenuhi persyaratan,
maka dengan melihat hasilnya, guru akan dapat mengetahui kelemahan
siswa, dan sebab-sebab kelemahan siswa.

3) Evaluasi berfungsi sebagai penempatan.


Untuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang siswa
harus ditempatkan maka digunkanlah suatu kegiatan evaluasi.
Sekelompok siswa yang mempunyai hasil evaluasi yang sama, akan
berada dalam kelompok yang sama dalam belajar.
4) Evaluasi berfungsi sebagai pengukuran keberhasilan.
Fungsi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program
berhasil diterapkan.Keberahasilan program ditentukan oleh bebrapa factor
yaitu factor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana, dan system
kurikulum.
Fungsi evaluasi cukup luas, bergantung kepada dari sudut mana
melihatnya. Bila kita lihat secara menyeluruh, fungsi evaluasi adalah:
1. Secara psikologis, peserta didik selalu butuh untuk mengetahui hinggamana
kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Peserta didik adalah manusia yang belum dewasa. Mereka masih
mempunyai sikap dan moral yang heteronom, membutuhkan pendapat
orang-orang dewasa (seperti orang tua dan guru) sebagai pedoman baginya
untuk mengadakan orientasi pada situasi tertentu. Dalam menentukan sikap
dan tingkah lakunya, mereka pada umumnya tidak berpegang kepada
pedoman yang berasal dari dalam dirinya, melainkan mengacu kepada
norma-norma yang berasal dari luar dirinya. Dalam pembelajaran, mereka
perlu mengetahui prestasi belajarnya, sehingga ia merasakan kepuasan dan
ketenangan.
2. Secara sosiologis, evaluasi berfungsi untuk mengetahui apakah peserta

7
didik sudah cukup mampu untuk terjun ke masyarakat. Mampu dalam arti
peserta didik dapat berkomunikasi dan beradaptasi terhadap seluruh
lapisan masyarakat dengan segala karakteristiknya. Lebih jauh dari itu,
peserta didik diharapkan dapat membina dan mengembangkan semua
potensi yang ada dalam masyarakat. Hal ini penting, karena mampu-
tidaknya peserta didik terjun ke masyarakat akan memberikan ukuran
tersendiri terhadap institusi pendidikan yang bersangkutan. Untuk itu,
materi pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2. Secara didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam
menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu sesuai dengan
kemampuan dan kecakapannya masing-masing serta membantu guru dalam
usaha memperbaiki proses pembelajarannya.
3. Evaluasi berfungsi untuk mengetahui kedudukan peserta didik dalam
kelompok, apakah ia termasuk anak yang pandai, sedang atau kurang
pandai. Hal ini berhubungan dengan sikap dan tanggung jawab orang tua
sebagai pendidik pertama dan utama di lingkungan keluarga. Anda dan
orang tua perlu mengetahui kemajuan peserta didik untuk menentukan
langkah- langkah selanjutnya.
4. Evaluasi berfungsi untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam
menempuh program pendidikannya. Jika peserta didik sudah dianggap
siap (fisik dan non-fisik), maka program pendidikan dapat dilaksanakan.
Sebaliknya, jika peserta didik belum siap, maka hendaknya program
pendidikan tersebut jangan dulu diberikan, karena akan mengakibatkan
hasil yang kurang memuaskan.
5. Evaluasi berfungsi membantu guru dalam memberikan bimbingan dan
seleksi, baik dalam rangka menentukan jenis pendidikan, jurusan, maupun
kenaikan kelas. Melalui evaluasi, Anda dapat mengetahui potensi peserta
didik, sehingga dapat memberikan bimbingan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Begitu juga tentang kenaikan kelas. Jika peserta didik belum
menguasai kompetensi yang ditentukan, maka peserta didik tersebut
jangan dinaikkan ke kelas berikutnya atau yang lebih tinggi. Kegagalan ini
merupakan hasil keputusan evaluasi, karena itu Anda perlu mengadakan
bimbingan yang lebih profesional.
6. Secara administratif, evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan
tentang kemajuan peserta didik kepada orang tua, pejabat pemerintah yang
berwenang, kepala sekolah, guru-guru dan peserta didik itu sendiri. Hasil
evaluasi dapat memberikan gambaran secara umum tentang semua hasil
8
usaha yang dilakukan oleh institusi pendidikan. 12
Berdasarkan penjelasan di atas, maka fungsi evaluasi pembelajaran
adalah :
Pertama, untuk perbaikan dan pengembangan sistem pembelajaran.
Sebagaimana Anda ketahui bahwa pembelajaran sebagai suatu sistem memiliki
berbagai komponen, seperti tujuan, materi, metoda, media, sumber belajar,
lingkungan, guru dan peserta. Dengan demikian, perbaikan dan pengembangan
pembelajaran harus diarahkan kepada semua komponen pembelajaran tersebut.
Kedua, untuk akreditasi. Dalam UU.No.20/2003 Bab 1 Pasal 1 Ayat 22
dijelaskan bahwa “akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program
dalam satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan”. Salah
satu komponen akreditasi adalah pembelajaran. Artinya, fungsi akreditasi dapat
dilaksanakan jika hasil evaluasi pembelajaran digunakan sebagai dasar
akreditasi lembaga pendidikan.
Sedangkan fungsi penilaian hasil belajar adalah :
1. Fungsi formatif, yaitu untuk memberikan umpan balik (feedback) kepada
guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan
mengadakan program remedial bagi peserta didik.
2. Fungsi sumatif, yaitu untuk menentukan nilai (angka) kemajuan/hasil
belajar peserta didik dalam mata pelajaran tertentu, sebagai bahan untuk
memberikan laporan kepada berbagai pihak, penentuan kenaikan kelas dan
penentuan lulus-tidaknya peserta didik.
4. Fungsi diagnostik, yaitu untuk memahami latar belakang (psikologis, fisik
dan lingkungan) peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, dimana
hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan-
kesulitan tersebut.
4. Fungsi penempatan, yaitu untuk menempatkan peserta didik dalam situasi
pembelajaran yang tepat (misalnya dalam penentuan program spesialisasi)
sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik.

3.4 Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran


Untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, Anda harus
memperhatikan prinsip-prinsip umum evaluasi sebagai berikut :
1. Kontinuitas
Evaluasi tidak boleh dilakukan secara insidental, karena

12
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Islam: 2012)
Hal. 23-24
9
pembelajaran itu sendiri adalah suatu proses yang kontinu. Oleh sebab
itu, Anda harus melakukan evaluasi secara kontinu. Hasil evaluasi yang
diperoleh pada suatu waktu harus senantiasa dihubungkan dengan
hasil-hasil pada waktu sebelumnya, sehingga dapat diperoleh gambaran
yang jelas dan berarti tentang perkembangan peserta didik.
Perkembangan belajar peserta didik tidak dapat dilihat dari dimensi
produk saja tetapi juga dimensi proses bahkan dari dimensi input.
2. Komprehensif
Dalam melakukan evaluasi terhadap suatu objek, Anda harus mengambil
seluruh objek itu sebagai bahan evaluasi. Misalnya, jika objek evaluasi itu
adalah peserta didik, maka seluruh aspek kepribadian peserta didik itu
harus dievaluasi, baik yang menyangkut kognitif, afektif maupun
psikomotor. Begitu juga dengan objek-objek evaluasi yang lain.
3. Adil dan objektif
Dalam melaksanakan evaluasi, Anda harus berlaku adil tanpa pilih
kasih. Semua peserta didik harus diperlakukan sama tanpa “pandang
bulu”. Anda juga hendaknya bertindak secara objektif, apa adanya sesuai
dengan kemampuan peserta didik. Sikap like and dislike, perasaan,
keinginan, dan prasangka yang bersifat negatif harus dijauhkan. Evaluasi
harus didasarkan atas kenyataan (data dan fakta) yang sebenarnya,
bukan hasil manipulasi atau rekayasa.
4. Kooperatif
Dalam kegiatan evaluasi, Anda hendaknya bekerjasama dengan semua
pihak, seperti orang tua peserta didik, sesama guru, kepala sekolah,
termasuk dengan peserta didik itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar
semua pihak merasa puas dengan hasil evaluasi, dan pihak-pihak
tersebut merasa dihargai.
5. Praktis
Praktis mengandung arti mudah digunakan, baik bagi Anda sendiri yang
menyusun alat evaluasi maupun orang lain yang akan menggunakan alat
tersebut. Untuk itu, Anda harus memperhatikan bahasa dan petunjuk
mengerjakan soal.13

13
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Islam: 2012)
Hal. 29
10
4 KESIMPULAN
Kegiatan evaluasi pembelajaran merupakan kegiatan pemantauan dan
penilaian terhadap proses serta hasil kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkesinambungan, berkala,
menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian standar
nasional pendidikan. Tujuan utama melakukan evaluasi dalam pendidikan
adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai pencapaian
tujuan belajar siswa, sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya yang
merupakan fungsi dari evaluasi, di antaranya sebagai Alat untuk mengetahui
tercapai tidaknya tujuan pembelajaran dan umpan balik bagi perbaikan
peroses belajar mengajar, juga sebagai dasar dalam menyusun laporan
kemajuan belajar siswa kepada para orang tuanya.

11
5 DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.  Jakarta: Bumi Aksara, 1993.

Darmalaksana, Ahyudin, Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka Dan Studi

L. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007,

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar. Cet. III; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

Salim, Moh. Haitami dan Syamsul Kurniawan.  Studi  Ilmu Pendidikan Islam.

Bandung: Alfabeta, 2000.

Sudijono, Anas. Pengantar  Evaluasi  Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo, 2011.

Sukardi, M. Evaluasi Pendidikan; Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara,

2009.

Suryanto, Adi. Evaluasi Pembelajaran di SD . Jakarta: Universitas Terbuka, 2009.

12

Anda mungkin juga menyukai