Dosen pengampu
Dr. Mochamad Nurcholiq,M. Pd
Oleh :
MALANG
Maret 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
1. Evaluasi
Evaluasi Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa inggris
evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran, Sedangkan menurut pengertian
istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan
sesuatu obyek dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan. Evaluasi bukan
sekedar menilai sesuatu aktivitas secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan
atas tujuan yang jelas. Evaluasi merupakan suatu proses menyediakan informasi yang
dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa (the worth
and merit) dari tujuan yang dicapai, desain, implementasi dan dampak untuk
membantu membuat keputusan, membantu pertanggung jawaban dan meningkatkan
pemahaman terhadap fenomena. Evaluasi juga merupakan penyediaan informasi yang
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Kegiatan
evaluasi memerlukan penggunaan informasi yang diperoleh melalui pengukuran
maupun dengan cara lain untuk menentukan pendapat dan membuat keputusan-
keputusan pendidikan. Pendapat dan keputusan tentu saja akan dipengaruhi oleh
kesan pribadi dan sistem nilai yang ada pada si pembuat keputusan.1
Selanjutnya arti dari istilah evaluasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli,
evaluasi memiliki arti suatu proses yang menghasilkan gambaran tentang peserta
didik, kemudian membuat pertimbangan dengan nilai dan arti. Proses dan hasil
evaluasi sangat dipengaruhi oleh beragam pengamatan, latar belakang, dan
pengalaman evaluator itu sendiri. Pada hakikatnya evaluasi merupakan suatu proses
yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengetahui kualitas tentang sesuatu baik dari
1
Djemari Mardapi. Pengukuran, Penilaian dan evaluasi pendidikan. Yogyakarta: Nuha Medika, 2012, hal 40
nilai maupun arti, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka
mengambil suatu keputusan.2
2
Faisyal Tees evaluasi, Pengukuran Dan Penilaian, Bone Bolango; 2019, hal 38
para santri mepraktekkan suatu ilmu yang sudah dikaji, dan dalam bentuk observasi
santri sudah dilengkapi dengan instrumen (Torik Jahidin,2014:26).
2. Pengukuran
Hal tersebut dapat diartikan siswa, guru, gedung sekolah, dan lain sebagainya.
Dalam proses pengukuran ini, tentu saja memerlukan alat ukur, baik tes maupun non-
tes. Dalam sekolah, pengukuran berkaitan dengan tingkah laku siswa, pengukuran
tidak menentukan mengenai lulus atau tidaknya siswa, pengukuran hanya
memberikan data kuantitatif tentang perilaku siswa yang diukur derdasarkan kriteria
tertentu. Pengukuran hasil belajar dapat diartikan sebagai kegiatan untuk
membandingkan hasil belajar dengan standar yang ditetapkan (kriteria ketuntasan
minimal). Pengukuran hasil belajar bersifat kuantitatif, sehingga dinyatakan secara
numerik. Dengan demikian, pengukuran dapat dijadikan sebagai instrumen untuk
melakukan penilaian.
3
Fitriyah Samrotul Fuadah dan Hary Priatna Sanusi, “Manajemen Pembelajaran di Pondok Pesantren”, jurnal
Isema, Vol. 2 No. 2 2017.
4
Hamzah B. uno dan Stria Kono, Assesment Pembelajaran. (Jakarta: PT Bumi Aksara,2012) hal.5
5
M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT Raja Gravindo,1991).h.: 2
3. Penilaian
Penilaian merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar.
Penilaian menjadi tolak ukur dalam keberhasilan siswa untuk mencapai suatu yang di
inginkan. Sedangkan menurut Oemar penilaian hasil belajar ialah keseluruhan
kegiatan pengukuran ( pengumpulan data data dan informasi, pengolahan penafsiran)
dan pertim angan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai
oleh siswa setelah melakuakan kegiatan belajar serta upaya mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. 6
Inti kegiatan penilaian adalah menentukan nilai dari suatu objek dengan cara
membandingkannya dengan kriteria tertentu. Dalam penilaian hasil belajar, guru
6
Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: PT. Aksara, 2011)
menentukan nilai dari hasil belajar yng dicapai murid melalui kegiatan belajar-
mengajar yang berlangsung dikelas, dengan cara membandingkannya dengan kriteria
tertentu.7
Objek penilaian dapat dibagi menjadi tiga ranah, yakni kognitif, afektif dn
psikomotorik.
1) Penilaian kognitif
Ranah Kognitif berisi tentang perilaku-perilaku yang menekankan aspek
intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Indikator
kognitif proses merupakan perilaku (behavior) siswa yang diharapkan muncul
setelah melakukan serangkaian kegiatan untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan. Selain ranah afektif dan psikomotorik, hasil belajar yang perlu
diperhatikan adalah dalam ranah kognitif. Seseorang dapat dikatakan telah belajar
sesuatu dalam dirinya apabila telah terjadi perubahan, akan tetapi tidak semua
perubahan terjadi. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil
belajar sebagai produk dari proses belajar. Perilaku ini sejalan dengan keterampilan
proses sains, tetapi yang karakteristiknya untuk mengembangkan kemampuan
berfikir siswa. Indikator kognitif produk berkaitan dengan perilaku siswa yang
diharapkan tumbuh untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Indikator
kognitif produk disusun dengan menggunakan kata kerja operasional aspek
kognitif. 8
2) Penilaian afektif
7
Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), p. 53
8
Iin Nurbudiani, “Pelaksanaan Pengukuran Ranah Kognitif, Afektif, Dan Psikomotor Pada Mata Pelajaran Ips
Kelas III SD Muhammadiyah Palangkaraya”.
9
Maya Saftari dan Nurul Fajriyh, “Penilaian Ranah afektif dalam bentuk penilaian skla sikap untuk menilai
hasil belajar”, Edutainment, Vol. 7, No. 1 Edisi Januari–Juni 2019.
Hal yang perlu di nilai dalam penilaian afektif menurut Zaenal (2009)
adalah pertaa kompetensi aktif yang ingin dicapai dalam pembelajaran melalui
tingkat pemberian respon, apresiasi, penilaian dan internalisasi.10 Kedua sikap dan
minat peserta didik terhadap mata pelajaran dan proses pembelajaran.
3) Penilaian psikomotorik
Ranah psikomotor adalah ranah yang sangat berkaitan dengan keterampilan
(skill) setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Keterampilan itu
sendiri menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau
sekumpulan tugas tertentu. Psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang
pencapaiannya melalui keterampilan (skill) sebagai hasil dari tercapainya
kompetensi pengetahuan. Kompetensi keterampilan ini sebagai implikasi dari
tercapainya kompetensi pengetahuan dari peserta didik.11
Perbedaan antara evaluasi dengan penilaian adalah terletak pada scope (ruang
lingkup) dan pelaksanaanya. Ruang lingkup penilaian lebih sempit dan biasanya
hanya terbatas pada salah atau komponen atau aspek saja, seperti prestasi belajar
peserta didik. Pelaksanaan penilaian biasanya dilaksanakan pada konteks internal ,
yakni orang-orang yang menjadi bagian atau terlibat dalam sistem pembelajaran yang
bersangkutan. Misalnya, guru menilai prestasi belajar peserta didik, supervisisor
menilai kenerja guru dan sebagainya. Ruang lingkup evaluasi lebih luas mencakup
semua komponen dalam suatu sistem (sistem pendidikan, sistem kurikulum, sistem
pembelajaran) dan dapat dilakukan tidak hanya pihak internal (evaluasi internal )
tetapi juga pihak eksternal (evaluasi eksternal ) , seperti konsultan mengevaluasi suatu
program. Evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensif yang meliputi
pengukuran, sedangkan tes merupakan salah satu alat (instrumen) pengukuran.
Pengukuran lebih membatasi kepada gambaran yang bersifat kuantitatif (angka-
angka) tentang kemajuan belajar peserta didik (learning progres) , sedangkan evaluasi
dan penilaian lebih bersifat kualitatif. Di samping itu, evaluasi dan penilaian pada
hakikatnya merupakan suatu proses membuat keputusan tentang nilai suatu objek.
10
A. Zaenal, Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik prosedur (Bandung: Remaja Rosdakarya), p.47
11
Agus Dudung, Penilaian Psikomotorik (Depok: Karima, 2018), p.46.
Keputusan penilaian (value judgemen ) tidak hanya didasarkan kepada hasil
pengukuran (quantitativ description) , tetapi dapat pula didasarkan kepada hasil
pengamatan dan wawancara (quqlitatif description).
BAB III
KESIMPULAN
Evaluasi merupakan suatu cara untuk mengetahui sejauhmana santri menguasai materi-materi
yang telah disampaikan ustadz, disamping juga untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan
ustadz dalam melaksanakan pembelajaran.
Pengukuran hasil belajar dapat diartikan sebagai kegiatan untuk membandingkan hasil belajar
dengan standar yang ditetapkan (kriteria ketuntasan minimal). Pengukuran hasil belajar
bersifat kuantitatif, sehingga dinyatakan secara numerik. Dengan demikian, pengukuran dapat
dijadikan sebagai instrumen untuk melakukan penilaian.
Penilaian merupakan alih Bahasa dari assessment, yakni merupakan proses atau kegiatan
yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang hasil belajar
dan tingkat pencapaian peserta didik terhadap tujuan pembelajaran, dalam rangka untuk
pengambilan keputusan dengan kriteria dan pertimbangan tertentu. Objek penilaian dapat
berbentuk Psikomotorik, afektif ataupun kognitif.
Perbedaan evaluasi dan penilaian yakni terletak pada scope (ruang lingkup) dan
pelaksanaanya. Pengukuran lebih membatasi kepada gambaran yang bersifat kuantitatif
(angka-angka) tentang kemajuan belajar peserta didik (learning progres) , sedangkan
evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif.
DAFTAR PUSTAKA
Mardapi. Djemari, 2012, Pengukuran, Penilaian dan evaluasi pendidikan. Yogyakarta: Nuha
Medika, ,
Samrotul Fuadah Fitriyah dan Hary Priatna Sanusi, 2017, “Manajemen Pembelajaran di
Pondok Pesantren”, jurnal Isema, Vol. 2 No. 2.
B. uno Hamzah dan Stria Kono, 2012, Assesment Pembelajaran. (Jakarta: PT Bumi Aksara,)
Thoha M. Chabib, 1991, Teknik Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT Raja Gravindo,).
Oemar, 2011, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: PT. Aksara,)
Sudjana Nana. 2010, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Remaja
Rosdakarya,),
Nurbudiani Iin, “Pelaksanaan Pengukuran Ranah Kognitif, Afektif, Dan Psikomotor Pada
Mata Pelajaran Ips Kelas III SD Muhammadiyah Palangkaraya”.
Maya Saftari dan Nurul Fajriyh, 2019 ,“Penilaian Ranah afektif dalam bentuk penilaian skla
sikap untuk menilai hasil belajar”, Edutainment, Vol. 7, No. 1 Edisi Januari–Juni.
Zaenal A., Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik prosedur (Bandung: Remaja Rosdakarya),
Agus Dudung, 2018 Penilaian Psikomotorik (Depok: Karima,),