Dosen Pengampu:
Oleh:
SURAKARTA
2016
PENDAHULUAN
Asesmen atau yang lebih dikenal dengan penilaian, merupakan kegiatan evaluasi
pembelajaran. Penilaian dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai
pencapaian peserta didik selama kegiatan belajar mengajar. Hasil penilaian dapat
dijadikan informasi yang mengarah pada perbaikan siswa, baik proses maupun hasil.
Penilaian sering dikaitkan dengan pengukuran (measurement) dan evaluasi. Ketiga
istilah tersebut saling berkaitan namun memiliki arti yang berbeda.
1. Pengukuran
2. Penilaian
Menurut Yuniastuti (2013) penilaian proses atau asesmen proses dibedakan atas
penilaian informal dan formal.
a. Asesmen Informal
Asesmen informal adalah asesmen yang dibuat dan dikembangkan
oleh guru berdasarkan aspek-aspek perkembangan atau kurikulum yang
berkaitan dengan kemampuan belajar anak. Asesmen informal ini hanya
berlaku kasuistis, maksudnya berlaku pada komunitas anak dimana guru
itu membuat dan menerapkan asesmen. Belum tentu sesuai atau cocok
diterapkan pada komunitas anak ditempat lain.
Asesmen informal bisa berupa komentar-komenter guru yang
diberikan atau diucapkan selama proses pembelajaran. Saat seorang
peserta didik menjawab pertanyaan seorang guru, saat seorang peserta
didik atau beberapa peserta didik mengajukan pertanyaan kepada guru
atau temannya, atau saat seorang peserta didik memberikan komentar
terhadap jawaban guru atau peserta didik lain, guru telah melakukan
assesmen informal terhadap performansi peserta didik peserta didik
tersebut.
Penilaian informal bisa berupa komentar-komentar guru yang
diberikan/diucapkan selama proses pembelajaran. Saat seorang peserta didik
menjawab pertanyaan guru, saat seorang peserta didik atau beberapa peserta didik
mengajukan pertanyaan kepada guru atau temannya, atau saat seorang peserta
didik memberikan komentar terhadap jawaban guru atau peserta didik lain, guru
telah melakukan penilaian informal terhadap performansi peserta didik-peserta
didik tersebut (Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud. 2012: 6-7).
Istrumen penialaian dibedakan menjadi dua yakni metode tes dan nontes. Tes
merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi. Tes
digunakan untuk mengukur sejauh manaseorang siswa telah menguasai pelajaran
meliputi aspek keterampilan dan pengetahuan(Jihad dan haris, 2012:67). Alat
penilaian teknik tes adalah a tes tertulis, tes yang diselesaikan secara tertulis, b tes
lisan, tes yang diberikan dengan Tanya jawab, c tes perbuatan atau tes yang
berupa praktek atau kegiatan melakukan yang mengukur keterampilan(Jihad dan
haris, 2012:68).
Tes adalah alat prosedur yang sitematis dan objektif untuk memperoleh
daa atau keterangan yang diinginkan seseorang dengan tepat dan cepat. Tes adalah
alat penilaian atau metode penilaian yang sistematis, sah dan dapat dipercaya dan
objektif dapat menentukan kecakapan, keterampilan dan tingkat pengetahuan
siswa terhadap bahan ajar berupa suatu tugas atau persoalan yang harus
diselesaikan siswa(Ismet dan Hariyanto, 2014: 22). Tes memiliki cirri-ciri yaitu
reabilitas, valid, objektif dan praktis.
Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik
dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam
bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda,
mewarnai, menggambar, dan lain sebagainya (Badan Penelitian dan Pengembangan
Kemendikbud: 2012).
Tes tulis dapat dilakukan dengan cara memilih jawaban yang tersedia (selected-
response), misalnya soal bentuk pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan; ada pula
yang meminta peserta menuliskan sendiri responsnya (supply-response), misalnya soal
berbentuk esai, baik esai isian singkat maupun esai bebas (Badan Penelitian dan
Pengembangan Kemendikbud: 2012).
Tes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis.
Arifin (2014: 119) menyatakan bahwa tes tulis memiliki dua bentuk yaitu bentuk uraian
(essay) dan bentuk objektif (objective) (Rofiah: 2015).
Tes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis,
baik berupa pilihan maupun isian. Tes tertulis dapat digunakan pada ulangan harian atau
ulangan tengah dan akhir semester atau ulangan kenaikan kelas. Tes tertulis dapat
berbentuk pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, isian singkat, atau uraian (essay)
(Depdiknas:2007).
2. Tes Kinerja/Perbuatan
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak
dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan
mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta
didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas (Badan Penelitian dan Pengembangan
Kemendikbud: 2012).
Tes praktik, juga biasa disebut tes kinerja, adalah teknik penilaian yang
menuntut peserta didik mendemonstrasikan kemahirannya (Rosana, 2014). Tes
praktik dapat berupa tes tulis keterampilan, tes identifikasi, tes simulasi, dan tes
petik kerja. Tes tulis keterampilan digunakan untuk mengukur keterampilan peserta
didik yang diekspresikan dalam kertas, misalnya peserta didik diminta untuk
membuat desain atau sketsa gambar. Dalam pembelajaran IPA, kemampuan
merancang eksperimen termasuk bagaimana merancang rangkaian peralatan yang
digunakan termasuk contoh tes tulis keterampilan. Tes identifikasi dilakukan untuk
mengukur kemahiran mengidentifikasi sesuatu hal berdasarkan fenomena yang ditangkap
melalui alat indera, misalnya mengetahui kerusakan mesin berdasar suaranya, mengetahui
nama preparat berdasarkan bayangan benda yang dilihat di bawah mikroskop. Tes
simulasi digunakan untuk mengukur kemahiran bersimulasi memperagakan suatu
tindakan tanpa menggunakan peralatan/benda yang sesungguhnya. Tes petik kerja
dipakai untuk mengukur kemahiran mendemonstrasikan pekerjaan yang sesungguhnya
seperti mendemosntrasikan cara memasak, cara menghidupkan mesin, atau cara
menggunakan mikroskop (Rofiah, 2015).
Tes uraian adalah tes yang menuntut kemampuan siswa untuk mengemukakan,
menyusun, dan memadukan gagasan yang telah dimilikinya dengan kata kata
sendiri. Biasanya besrsifat subjektif(Silverius, 1991: 54)
Tes kinerja juga dibedakan menjadi dua, yaitu restricted performance, yang meminta
peserta untuk menunjukkan kinerja dengan tugas-tugas tertentu yang terstruktur secara
ketat, misalnya peserta diminta menulis paragraf dengan topik yang sudah ditentukan,
atau mengoperasikan suatu alat tertentu; dan extended performance, yang menghendaki
peserta untuk menunjukkan kinerja lebih komprehensif dan tidak dibatasi, misalnya
peserta diminta merumuskan suatu hipotesis, kemudian diminta membuat rancangan dan
melaksanakan eksperimen untuk menguji hipotesis tersebut(Badan Penelitian dan
Pengembangan Kemendikbud: 2012).
Kelebihan
1. Hasil belajar dari yang sederhana sampai yang komplek dapat diukur.
2. Terstruktur dan petunjukknya jelas,
3. Alternative jawaban yang salah dapat memberikan informasi diagnostic
4. Tidak dimungkinkan untuk menerka jawaban.
5. Penilaian mudah objektif dan dapat dipercaya (Jihad dan haris, 2012:83)
Kelemahan
1. Pesyususnannya lama
2. Sulit menemukan pengacau
3. Kurang efektif mengukur beberap tipe pemacaan masalah , kemampuan
untuk mengorganisir, dan mengekspresikan ide.
4. Nila dapat dipengaruhi dengan kempuan baca yan baik. Jihad dan haris,
2012:83)
5. Kemungkinan melakukan tebakan jawaban masih cukup besar
6. Prses berpikir siswa tidakdapat dilihat secara nyata(Sudjana, 2014: 49).
I. Kelebihan dan kekurangan Tes Uraian dan Tes Kinerja
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Aries, Erna Febru. 2011. Assesmen dan Evaluasi. Malang: Aditya Media
Publishing.
Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2012. Evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Silverius, Suke. 1991. Evaluasi hasil Belajar dan Umpan balik. Jakarta: Grasindo.