Anda di halaman 1dari 7

Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran Biologi

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah evaluasi pembelajaran biologi
Dosen pengampu:
Iwan Ridwan Yusuf, M.Si

Disusun oleh:
Kelompok 1
Nida Rahmi Nur Azizah (1182060080)
Yetti Maya Sari Harahap (1182060107)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020
A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran Biologi
Berdasarkan survai kemampuan pelajar yang diterbitkankan oleh
programme for international student assessment (PISA) bahwa Indonesia
berkedudukan di peringkat ke-72 dari 77 negara. Berkaca dari data tersebut
dunia pendidikan di Indonesia sedang mengalami degradasi, dan hal itu erat
kaitannya dengan faktor ekstren dan intern ruang lingkup Pendidikan itu sendiri,
baik itu dari kualitas pengajar, fasilitas, mutu Pendidikan, dan sistem Pendidikan
yang berkutik dilingkaran itu saja.
Oleh karena itu, sebagai calon guru kita harus memiliki pemahaman
tentang teori dan penerapan konsep dasar dalam Pendidikan sebagai berikut:
1. Pengukuran (measurement)
Salah seorang tokoh terkenal dalam dunia tes dan pengukuran
mengemukakan “pengukuran merupakan penetapan angka kepada individual
berdasarkan set objek / atribut untuk menetapkan tujuan yang menunjukkan
tingkat karakteristik yang dapat diukur, jika perbandingan keduanya dapat
didefinisikan dengan cukup jelas dan perbedaan karakter yang diamati
berlangsung secara konsisten yang selanjutnya diverifikasi untuk diukur
menurut jenis pengukuran yang lebih halus dalam koloni komponen tentunya
dengan skala standar yang sebelumnya telah ditentukan” (Arifin, 2017: 3).
Secara etimologi pengukuran berasal dari Bahasa arab (‫)مقايسة‬, yang
berarti kegiatan yang di lakukan untuk “mengukur” sesuatu. Kata “sesuatu”
bermakna peserta didik, guru, dan fasilitas. Dimana proses pengukuran, tentu
guru harus mengunakan alat ukur (tes atau non-tes) yang sesuai dengan
standar, yaitu memiliki derajat validitasi dan reliabitasi yang tinggi. 1Pada
hakikatnya mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran,
dan bersifat kuantitatif. Kuantitatif berupa hasil pengukuran yang berwujud
keterangan – keterangan berupa angka atau bilangan. Pengukuran dalam
Pendidikan mempunyai objek – objek sebagai berikut: prestasi / hasil
belajar, sikap siswa, motivasi belajar siswa, intelegensi, skill, minat, dan
kepribadian.

1
Dr. zainal, Arifin. 2017. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal.4.
2. Penilaian (Assessment)
Secara terminologi penilaian berasal dari Bahasa inggris
“assessment” bukan dari istilah evaluation. Depdikbud (1994)
mengemukakan”penilaian adalah aktivitas untuk memberi informasi secara
berkesinambungan dan universal yang berkaitan dengan proses dan hasil
capaian siswa”. Secara sederhana penilaian berarti menilai, terdapat
pengambilan keputusan tentang siswa terkait kurikulum, program
pembelajaran, iklim sekolah, dan maupun kebijakan sekolah.2
Penilaian merupakan tindak lanjut dari proses pengukuran dan non
pengukuran untuk memproleh data karakteristik peserta didik dan kaidah
tertentu. Penilaian bersifat kualitatif artinya keterangan – keterangan yang
memuat hal – hal yang disukai siswa, informasi yang berasal dari orang tua /
wali, pengalaman - pengalaman masa lalu dan lainnya.
Penilaian dari program pembelajaran merupakan salah satu kegiatan
untuk menilai pencapaian kurikulum dan berhasilnya proses pembelajaran.
Penilaian dalam konteks belajar adalah ektivitas menafsirkan data dari hasil
pengukuran. Sehingga demikian, penilaian lebih luas cakupannya dari pada
pengukuran, sebab pengukuran itu adalah suatu langkah yang perlu diambil
dalam rangka pelaksanaan penilaian.

3. Evaluasi
Secara etimologi evaluasi berasal dari Bahasa arab (‫دير‬11‫ )التق‬yang
berarti estimasi / penilaian / value (‫ ;)القيمة‬dalam bahasa Indonesia berarti
nilai. Dengan demikian evaluasi Pendidikan (educational evalution) dapat
diartikan sebagai suatu penilaian dalam perspektif pendidikan atau evaluasi
tentang aspek yang berkaitan dengan pendidikan (Sudijoni, 2016: 1).
Secara terminologi, mengutip perkataan Edwind Wand dan Gerald
W.Brown (1977) “Evaluation refer to the act or process to determining the
value of something”. Berdasarkan devinisi tersebut maka istilah evaluasi ini,
merujuk kepada tindakan atau proses (pelaksanaan yang saling terkait)

2
Drs. Anas, Sudijono. 2016. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: PT. Grafindo Persada. Hal.4.
dalam menentukan value dari semua yang terdapat dalam dunia Pendidikan
(Sudijoni, 2016: 1).
Para pakar pendidikaan mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses
yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh
mana tujuan program Pendidikan telah tercapai. Evaluasi juga adalah sebuah
penafsiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa sejalan dengan tujuan
Pendidikan serta kurikulum yang berlaku.3
Proses menilai sesuatu harus berdasarkan goals yang telah ditetapkan
dan selajutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas objek evaluasi,
pada evaluasi dalam pelajaran biologi misalnya, kriteria tujuan dari
pembelajaran tersebut siswa/siswi harus mendapat nilai di atas KKM
(kriteria ketuntasan minimal) diatas 85 tercapai atau tidak, apakah sesuai
dengan planning yang sudah di atur dari awal atau tidak, apabila tidak
mengapa hal itu terjadi dan bagaimana step by step yang dihadirkan sebagai
solusi atas permasalahan demikian.
Evaluasi memiliki lokus yang luas dan bersumber pada penafsiran
atau interpretasi data kualitatif. Dimana, kualitatif yang dimaksudkan berasal
dari konsekuensi logis dari tindakan proses evaluasi. Sehingga, evaluasi
diartikan sebagai proses yang mencakup pengukuran dan testing yang juga
berisi pengambilan keputusan tentang nilai bukan hasil (produk).
Hal ini juga sejalan dengan pendapat Arikunto dalam bukunya Dasar
- Dasar Evaluasi Pendidikan bahwa evaluasi adalah kegiatan mengukur dan
menilai. Dalam sistem pembelajaran, evaluasi dikaitkan dengan komponen
penting dan tahapan yang ditempuh guru untuk mengetahui keefektifan dan
keefesensialan pembelajaran, dan dari hasil evaluasi ini dijadikan umpan
balik (feed – back) bagi pengajar untuk ikhtiar dalam menyempurnakan
program dan kegiatan belajar dan mengajar.
Evaluasi pembelajaran erat kaitan-Nya dengan sekolah, karena
disanalah tempat terjadinya proses pembelajaran yang terdiri dari fasilitas
belajar, peserta didik, dan pendidik sebagai input. Dan model pembelajaran,

3
Hamzah, Ali. 2014. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT. Grafindo Persada. Hal. 13.
strategi pembelajaran yang diakhiri dengan adanya penilaian, maka lahirlah
output berupa profil peserta didik yang didik menjadi siswa/siswi yang
potensial yang menjadi next generation yang unggul dan melanjutkan
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Ada beberapa Batasan evaluasi yang dikembangkan Benjamin
Bloom, dan Sufflebeam. Menurut bloom (1971); evaluasi adalah
pengumpulan kenyataannya terjadi perubahan dalam diri pribadi siswa.
Sedangkan menurut sufflebean; evaluasi adalah proses menggambarkan,
memproleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif
keputusan (Hamzah, 2014: 13).
Evaluasi pembelajaran merupakan penilaian kegiatan dan kemajuan
belajar peserta didik yang dilakukan secara berkala dalam betuk tes atau
non-tes. Dimana, Seorang Evaluator juga melakukan evaluasi dengan
prosedur yang ditentukan dan melibatkan prinsip – prinsip evalausi yang
meliputi: keterpaduan keterlibatan siswa, koherensi, pedagogis, dan
akuntabilitas (Silverius, 1991: 11-12).
Perhatikan Bagan berikut ini !

Evaluasi

Penilaian

Kuantitatif Kualitatif

Pengukuran Non-Pengukuran

Tes Non-Tes

Bentuk Bentuk Pengamatan Wawancara


Uraian Objektif
Bagan 1.2 keterkaitan Evaluasi-penilaian-pengukuran dan Tes
Sumber: Arifin, Zainal. 2017. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Rosdakarya. Hal. 9.
Dari bagan diatas menunjukkan bahwa istilah evaluasi, penilaian,
pengukuran, dan tes mempunyai arti yang berbeda. Berdasarkan analisis
dari keempat istilah tersebut diatas, maka istilah yang paling tepat untuk
digunakan adalah istilah evaluasi pemebelajaran. Rasionalisasinya, agar
pembahasan konsep dan teori evaluasi dapat dipahami secara komprehensip
dan lebih mendalam.
Berbiacara tentang pembelajaran tidak melulu berkenaan dengan
komponen prestasi atau hasil belajar, tetapi ruang lingkupnya lebih luas
melibatkan seluruh komponen anatara lain: tujuan, materi, metode, media,
sumber belajar, penilaian, guru, peserta didik, lingkungan sekolah, dan
kebijakan sekolah.
Dengan demikian, pengertian evaluasi pembelajaran biologi adalah
suatu proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan dan universal,
dalam rangka pengontrolan, penjaminan, dan penetapan kualitas (Nilai dan
Arti) pembelajaran terhadap berbagai komponen pembelajaran, berdasarkan
pertimbangan (judgement) dan standar tertentu, sebagai bentuk
pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran. Sedangkan,
penilaian hasil belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis,
berkelanjutan, menyeluruh, dalam rangjka pengumpulan dan pengelolaan
informasi untuk menilai pencapaian proses dan hasil belajar peserta didik.

B. Fungsi Evaluasi pembelajaran Biologi


Menurut Scriven (1967), funsi evaluasi dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu: fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungsi formatif dilaksanakan
apabila hasil yang di proleh dari kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki
bagian tertentu atau sebagian besar kurikulum yang sedang dikembangkan
semisal, mengadakan program remedial bagi siswa yang belum menguasai
materi. Sedangkan, fungsi sumatif dihubungkan dengan penyimpulan mengenai
kebaikan dari sistem secara keseluruhan, evaluasi ini mengetahui penguasaan
materi pelajaran pada saat menetukan kenaikan kelas, dan fungsi ini dapat
terlihat apabila pengembangan suatu kurikulum telah dianggap selaesai.
Fungsi evaluasi dikenal juga sebagai fungsi diagnostic dan fungsi seleksi
dan penempatan. Dimana fungsi diagnostik adalah penilaian yang dapat
mengetahui latar belakang siswa (psikis, fisik, dan lingkungan) untuk
memahami siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Fungsi seleksi dan
penempatan yaitu hasil evaluasi yang di jadikan acuanuntuk menyeleksi dan
menempatkan siswa sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Adapun secara khusus, fungsi evaluasi dalam dunia Pendidikan dapat
ditilik dari tiga segi, yaitu: (a) segi psikologis, (b) segi ditaktik- metodis, dan (c)
segi administratif sebagai berikut:
a. Segi psikologis
Peserta didik selalu butuh untuk mengetahui sejauh mana kegiatan
yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Mereka yang masih memiliki sikap dan moral heteronom sehingga,
membutuhkan orang dewasa sebagai pedoman baginya untuk
mengadakan orientasi pada kondisi tertentu
b. Segi ditaktik- metodis
Evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam menempatkan
peserta didik pada kelompok tertentu sesuai dengan kemampuan dan
kecakapannya masing – masing serta membantu guru dalam usaha
memperbaiki proses pembelajaran.
c. Segi administratif
Evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan tentang kemajuan
peserta didik kepada prang tua, pejabat pemerintah yang berwenang,
kepala sekolah, guru – guru, dan peserta didik itu sendiri, hasil
evaluasi dapat memberikan gambaran secara umum tentang semua
hasil usaha yang dilakukan oleh institusi Pendidikan (Arifin, 2017:
16-17).

Anda mungkin juga menyukai