EVALUASI PENDIDIKAN
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
Dosen Pengampu :
Wiwin Arbaini Wahyuningsih, M.Pd
Kata Pengantar............................................................................................. i
Daftar Isi...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................
1.3 Tujuan.............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Evaluasi Pendidikan……………………………………
2.2 Urgensi Evaluasi Pendidikan……………………………………….
2.3 Tujuan Evaluasi …………………………………………………….
2.4 Fungsi Evaluasi Dalam Pendidikan…………………………………
2.5 Ciri Ciri Evaluasi …………………………………………………..
2.6 Prinsip Evaluasi pendidikan ……………………………………….
2.7 Obyek dan Subyek Evaluasi Pendidikan …………………………..
Daftar Pustaka..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Terdapat 4 istilah yang berhubungan satu sama lain, tetapi pada dasarnya
memiliki makna yang berbeda, yaitu tes, pengukuran, penilaian dan evaluasi.
1. Tes merupakan alat atau prosedur berupa daftar pertanyaan atau perintah-perintah
yang harus dikerjakan yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan
cara atau aturan yang sudag ditentukan.
2. Pengukuran (measurement) adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar
ukuran tertentu. Pengukuran bersifat kuantitatif.
3. Penilaian (assesment) berarti menilai sesuatu. Yang mengandung arti mengambil
keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit dan
sebagainya. Penilaian sifatnya kualitatif.
4. Evaluasi (evaluation) mencakup tes, pengukuran dan penilaian yaitu untuk
menentukan sejauh mana sesuatu itu berharga, bermutu atau bernilai.
Sehingga fungsi penilaian sebagai ruang untuk seleksi, penempatan dan diagnostik dapat
terpenuhi secara maksimal. Konsep ini bertaut utuh dengan usaha peningkatan kualitas
pendidikan yang dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem
penilaian. Keduanya saling terkait, sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas
belajar yang baik juga. Pada gilirannya, sistem penilaian yang baik akan mendorong guru untuk
menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi anak untuk belajar yang lebih baik lagi.
Sehubungan dengan itu, dalam pembelajaran dibutuhkan guru yang tidak hanya mampu
mengajar dengan baik tetapi juga mampu melakukan evaluasi dengan baik pula. Evaluasi yang
tidak hanya bertumpu pada penilaian hasil belajar, tetapi juga evaluasi terhadap input, output
maupun kualitas pembelajaran.
Selama ini sebagian besar guru hanya mengikuti apa yang ada di dalam buku. Padahal
dalam kenyataannya, yang tertulis dalam buku pelajaran dan pelaksanaan pembelajaran dalam
kelas baik di sekolah maupun di perguruan tinggi proporsi terbesarnya adalah “pengetahuan”,
sedangkan keterampilan proporsinya lebih kecil, apalagi sikap/karakter. Sementara penilaian
pembelajaran menghendaki penilaian menyeluruh meliputi kognitif, afektif dan psykomotor.
Pada kondisi ini, evaluasi memegang peranan penting agar guru mengetahui lebih lanjut kondisi
siswa, terlepas dari pemanfaatan hasil evaluasi, apakah untuk meng-eskplore siswa berdasarkan
pengetahuan, bakat, karakter atau dasar lainnya.
Dibutuhkan keseriusan untuk benar-benar dilakukannya sinkronisasi suasana batin
kurikulum dengan apa yang termuat di buku pelajaran, karena hampir semua guru menjadikan
buku ajar sebagai “kitab suci” yang tak terbantah. Dengan sinkronisasi mendalam, melibatkan
para pakar dan praktisi pendidikan akan dapat mengatasi masalah assessment for learning dan
assessment of learning. Setidaknya proses pembelajaran yang berkualitas tidak akan berbeda
jauh hasilnya dengan ujian di akhir program pembelajaran. Artinya ujian nasional tidak perlu
dimasalahkan, hanya perlu diperbaiki apa yang harus dan tidak harus untuk diuji. Apakah yang
diuji sesuai bakat anak atau semua mata pelajaran. Jika hanya salah satu aspek yang diuji, akan
bermuara pada laporan kemajuan hasil belajar anak.
Misalnya, anak diuji sesuai bakat maka sejak dini harus dilakukan test bakat yang baik,
kemudian diuji secara nasional sesuai bakat masing-masing. Nah, bagaimana dengan ijazah anak
jika hanya bakat yang akan diuji, apakah akan lulus dan hanya dapat melanjutkan ke jurusan
sesuai bakat masing-masing? Intinya, dengan melakukan evaluasi yang baik pada proses dan
akhir pembelajaran, guru dan lembaga pendidikan akan dapat memahami banyak hal tentang
anak didiknya. Tidak hanya tingkat pengetahuan anak, tetapi termasuk minat dan bakat. Hasil
inilah yang perlu dikembangkan guru dan wali murid dalam membina anak didik lebih lanjut dan
juga untuk mengarahkan anak (jika melanjutkan pendidikan) sesuai pengetahuan, minat dan
bakatnya.
Secara umum evaluasi dalam pendidikan memiliki fungsi untuk mengetahui gambaran
kondisi siswa dalam proses pembelajaran serta memberikan umpan balik bagi guru berdasarkan
hasil kegiatan evaluasi. Kegiatan dan hasil evaluasi dalam konteks pendidikan dan pembelajaran
yang dilakukan di sekolah mempunyai fungsi, diantaranya:
1. Fungsi penempatan
Kegiatan evaluasi, guru dapat menyeleksi siswa. Contohnya: memilih siswa untuk diterima
di sekolah tertentu, menentukan siswa apakah naik kelas atau tidak, menentukan siswa yang
akan mendapat beasiswa, dan sebagainya
2. Fungsi formatif
Kegiatan evaluasi, guru dapat mengetahui keberhasilan siswa setelah mengikuti satu pokok
bahasan/tema dari kegiatan pembelajaran tertentu. Kegiatan ini disajikan di tengah program
pengajaran untuk memantau kemajuan belajar siswa untuk memberikan umpan balik baik
kepada siswa maupun guru. Berdasarkan data yang diperoleh guru dapat melakukan
tindakan lebih lanjut bagi siswa yang telah menguasai dan yang belum menguasai
pembelajaran. Siswa yang telah menguasai materi pembelajaran diberikan pengayaan oleh
guru, sedangkan bagi siswa yang belum menguasai materi pembelajaran diberikan
pengajaran remidial.
3. Fungsi diagnostik
Kegiatan evaluasi dapat mendeteksi kelemahan atau kesulitan yang dialami oleh siswa.
Berbagai kelemahan dan kesulitan merupakan bahan yang dapat dijadikan pertimbangan
guru dalam mencari bahan alternatif untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
siswa.
3. Bersifat kuantitatif
Dalam evaluasi pembelajaran biasanya dilakukan pengukuran dengan menggunakan
simbol bilangan (angka) sebagai hasil untuk pengukurannya. Hasil pengukuran berupa
angka-angka ini kemudian dianalisis dan diinterpretasikan kedalam kata-kata (kualitatif).
Sering terjadi kesalahan dimana sumber-sumber kesalahan biasanya terletak pada: Alat
ukur (soal tes), Pengukur/guru, Yang dinilai (Peserta didik), dan Situasi dimana
penilaian berlangsung.
Menggunakan satuan unit-unit atau satuan-satuan yang tepat, seperti sangat memuaskan,
memuaskan, cukup memuaskan, kurang memusakan, dan tidak memuaskan.
b. Transformasi
Merupakan mesin yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan
jadi. Unsure-unsur transformasi yang dapat dijadikan objek evaluasi pendidikan
meliputi :
c. Output
Adalah bahan jadi yang dihasilkan dari proses transformasi. Dan output evaluasi
pendidikan adalah siswa yang menjadi lulusan lembaga pendidikan tertentu.
Evaluasi terhadap lulusan dilakukan untuk mengerahui seberapa besar tingkat
pencapaian/prestasi belajar siswa selama mengikuti program pembelajaran di
sekolah. Alat evaluasi yang digunakan adalah tes dalam bentuk tes pencapaian
atauachievement test.
3. Subjek evaluasi
Subjek evaluasi berarti personal yang melakukan kegiatan evaluasi. Dan yang
menjadi subjek evaluasi tergantug kapabilitas individu tersebut, seperti mampu
menganalisis dan meninterpretasikan hasil evaluasi. Misalnya; subjek evaluasi
prestasi belajar adalah guru
a. Subjek tes kemampuan bakat, minat dan yang lainnya yang menggunakan
instrument atau skala-skala tertentu bisa meminta bantuan pada ahlinya yang
telah di persiapkan.
b. Subjek tes kepribadian adalah psikolog atau individu lain yang telah di
persiapkan secara khusus.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau
proses penentuan nilai pendidikann sehingga dapat diketahui mutu atau hasil belajar yang dapat
dijadikan sebagai peningkatan kualitas penbelajaran. evaluasi bukan hanya suatu proses untuk
mengklasifikasikan keberhasilan atau kegagalan dalam belajar, tetapi juga sangat penting untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengajaran.
DAFTAR PUSTAKA