OLEH:
2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, segala puji atas kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya yang dianugerahkan kepada kita semua, terutama kepada ibuk Dosen Afrida,
Dra., M.Ag. Selaku Dosen pengampuh mata kuliah Disain pembelajaran PAI serta terimah
kasih juga kepada kami kepada teman-teman semua nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Disain
Pembelajaran PAI “ Desain Evaluasi Pembelajaran”. Adapun penulisan dalam makalah ini,
disusun secara sistematis dan berdasarkan metode-metode yang ada, agar mudah dipelajari
dan dipahami sehingga dapat menambah wawasan pemikiran para pembaca.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya adanya kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun kami harapkan dari para pembaca agar dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok 12
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi merupakan subsistem yang sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam setiap
pembelajaran, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau
kemajuan pembelajaran. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas pembelajaran
dapat diketahui. Hasil yang diperoleh dari eveluasi dapat dijadikan balikan (teed-back) bagi
pengajar dalam rangka memperbaiki dan menyempurnakan program dan kegiatan
pembelajaran.
Di sekolah, seorang guru sering memberikan ulangan harian, tes tertulis, dan sebagainya,
istilah ini pada dasarnya merupakan bagian dari sistem evaluasi itu sendiri. Dalam
hubungannya dengan proses dan hail belajar, penilaian dapat didefinisikan sebagai suatu
proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi
tentang proses dan hail belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan
berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Jika dilihat dalam kontek yang lebih las
keputusan tersebut dapat menyangkut keputusan tentang peserta didik, keputusan tentang
kurikulum dan program atau juga keputusan tentang kebijakan pendidikan. Selanjutnya
makalah yang berjudul evaluasi pembelajaran ini akan menjelaskan pengertian, tujuan dan
fungi, bidang-bidang evaluasi, prinsip-prinsip dalam evaluasi. teknik-teknik evaluasi
pembelajaran, dan langkah-langkah pembelaiaran.
iii
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
iv
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Carl H.Witherington (1952). Hal senada dikemukakan pula oleh Wand
dan Brown (1957), bahwa evaluasi berarti . Kedua pendapat ini menegaskan
pentingnya nilai (value) dalam evaluasi. Padahal, dalam evaluasi bukan hanya
berkaitan dengan nilai tetapi juga arti atau makna. Sebagaimana dikemukakan Guba
dan Lincoln (1985), bahwa evaluasi Jadi, evaluasi adalah suatu proses untuk
menggambarkan peserta didik dan menimbangnya dari segi nilai dan arti. Definisi ini
menegaskan bahwa evaluasi berkaitan dengannilai dan arti. Proses dan hasil evaluasi
sangat dipengaruhi oleh beragam pengamatan, latar belakang dan pengalaman praktis
evaluator itu sendiri. Dari beberapa rumusan tentang evaluasi ini, dapat disimpulkan
bahwa pada hakikatnya evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan
berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan
pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan.
1
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm 4
v
Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari
kegiatan evaluasi adalah kualitas sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai atau
arti, sedangkan kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti itu adalah
evaluasi. Membahas tentang evaluasi berarti mempelajari bagaimana proses
pemberian pertimbangan mengenai kualitas sesuatu, Gambaran kualitas yang
dimaksud merupakan konsekuensi logis dari proses evaluasi yang dilakukan. Proses
tersebut tent dilakukan secara sistematis dan berkelaniutan, dalam arti terencana,
sesuai dengan prosedur dan prinsip serta dilakukan secara terus-menerus.2
B. Prinsip-Prinsip Evaluasi
2
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm 6
3
Ahmad Rohani, Pengelolaan pengajaran, Jakarta, hlm 20
vi
3. Adil dan Objektif
Dalam melaksanakan evaluasi, guru harus berlaku adil tapa pilih kasih. Kata adil
dan objektif memang mudah diucapkan, tetapi sulit dilaksanakan. Meskipu
demikian, kewajiban manusia adalah harus berikhtiar. Semua peserta didik harus
diberlakukan sama tapa "pandang bulu". Guru juga hendaknya bertindak secara
objektif, apa adanya sesuai dengan kemampuan peserta didik. Oleh sebab itu,
sikap like and dislike, perasaan, keinginan, dan prasangka yang bersifat negatif
harus dijauhkan. Evaluasi harus didasarkan atas kenyataan (data dan fakta) yang
sebenarnya, bukan hasil manipulasi atau rekayasa.4
4. Kooperatif
Dalam kegiatan evaluasi guru hendaknya bekerja sama dengan semua pihak,
seperti orang tua peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, termasuk dengan
peserta didik itu sendiri. Hal in dimaksudkan agar semua pihak merasa pas dengan
hasil evaluasi, dan pihak-pihak tersebut merasa dihargai.
5. Praktis
Dalam kegiatan evaluasi guru hendaknya bekerja sama dengan semua pihak,
seperti orang tua peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, termasuk dengan
peserta didik itu sendiri. Hal in dimaksudkan agar semua pihak merasa pas dengan
hasil evaluasi, dan pihak-pihak tersebut merasa dihargai.
4
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm 31
vii
penilaian hasil belajar peserta didik, seperti butir-butir soal tes.
4. Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau
patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data hail evaluasi.
5. Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hail belajar itu sendiri
f. Tindak lanjut hasil evaluasi bertitik tolak dari data hasil evaluasi yang telah disusun,
diatur, diolah, dianalisis dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa makna yang
terkandung di dalamya, maka pada akhirnya evaluasi akan dapat mengambil keputusan atau
merumuskan kebijakan-kebijakan yang akan dipandang perlu sebagai tindak lanjut dari
kegiatan evaluasi tersebut.5
5
Sudijono, A. Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta, PT Raja GrafindoPersada, 2011), hlm 5
viii
pertimbangannya mengenai evaluan tapa menghubungkannya dengan sesuatu yang bersifat
dari luar. Jadi, pertimbangan yang diberikan sepenuhnya berdasarkan apa evaluan itu sendiri..
Sedangkan arti, berhubungan dengan posisi dan peranan evaluan dalam suatu konteks
tertentu. Tentu saja kegiatan evaluasi yang komprehensif adalah yang meliputi baik proses
pemberian keputusan tentang nilai dan proses keputusan tentang arti, tetapi hal ini tidak
berarti bahwa suatu kegiatan evaluasi harus selalu meliputi keduanya.6
Fungsi evaluasi memang cukup luas, bergantung dari sudut mana kita 'melihatnya.
Bila kita lihat secara menyeluruh, fungsi evaluasi adalah sebagai berikut:
1. Secara psikologis, peserta didik selalu butuh untuk mengetahui sejauhmana kegiatan yang
telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Peserta didik adalah manusia
yang belum dewasa. Mereka masih mempunyai sikap dan moral yang heteronom,
membutuhkan pendapat orang-orang dewasa (seperti orang tua dan guru) sebagai pedoman
baginya untuk mengadakan orientasi pada situasi tertentu.
2. Secara sosiologis, evaluasi berfungsi untuk mengetahui apakah peserta didik sudah cukup
mampu untuk terjun ke masyarakat. Mampu dalam arti bahwa peserta didik dapat
berkomunikasi dan beradaptasi terhadap seluruh lapisan masyarakat dengan segala
karakteristiknya.
4. Evaluasi berfungsi untuk mengetahui kedudukan peserta didik dalam kelompok, apakah
dia termasuk anak yang pandai, sedang atau kurang pandai.
5. Evaluasi berfungsi untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam menempuh
program pendidikannya. Jika peserta didik sudah dianggap siap (fisik dan non-fisik), maka
program pendidikan dapat dilaksanakan.
6
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta, Rineka Cipta, 2010), hlm 16
ix
6. Evaluasi berfungsi membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik dalam
rangka menentukan jenis pendidikan, jurusan, maupun kenaikan kelas.
a. Teknik tes
Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian
di bidang pendidikan yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa
pertanyaan-pertanyaan tau perintah-perintah oleh tes sehingga dapat dihasilkan nilai yang
melambangkan tingkah laku dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya atau
dibandingkan dengan nilai standar tertentu. Ditinjau dari segi yang dimiliki oleh tes sebagan
alat pengukur perkembangan belajar peserta didik, tes dibedakan menjadi empat golongan:
Tes diagnostic adalah tes yang digunakan untuk mengetahur kelemahan-kelemahan
siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan siswa tersebut dapat dilakukan
pemberian perlakuan yang tepat.
7
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm 18
x
Tes formatif, adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui sudah sejauh manakah
peserta didik telah terbentuk sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan
setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu
Tes sumatif, adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan
satuan program pengajaran selesai diberikan, di sekolah tes ini dikenal dengan
"ulangan umum", dimana hasilnya digunakan untuk mengisi nilai raport atau mengisi Surat
Tanda Tamat Belajar (STTB) atau Ijazah.
xi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan
kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu
dalam rangka pembuatan keputusan.
Prinsip diperlukan sebagai pemandu dalam kegiatan evaluasi pembelajaran. Oleh
karena itu evaluasi dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila dalam
pelaksanaannya senantiasa berpegang pada prinsip-prinsip berikut ini:
1. Kontiunitas
2. Komprehensif
3. Adil dan Objektif
4. Kooperatif
5. Praktis
Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan kualitas sesuatu, terutama yang berkenaan
dengan nilai dan arti. S. Hamid Hasan, secara tegas membedakan kedua istilah
tersebut sebagai berikut: Pemberian nilai dilakukan apabila seorang evaluator
memberikan pertimbangannya mengenai evaluan tapa menghubungkannya dengan
sesuatu yang bersifat dari luar.
Dalam konteks evaluasi hasil proses pembelajaran di sekolah dikenal ada dua macam
teknik vaitu teknik tes, maka evaluas1 dilakukan dengan ¡alan mengul peserta didik.
sedangkan teknik non test, maka evaluasi dilakukan dengan tapa menguji peserta
didik.
xii
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan dan kekhilafan.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari dosen pengampuh serta kawan-
kawan semua yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Dan supaya
kedepannya bisa membuat makalah yang lebih baik lagi. Kami segenap penulis mengucapkan
terimakasih.
xiii
DAFTAR PUSTAKA
xiv