Anda di halaman 1dari 20

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

MANAJEMEN PESERTA DIDIK Dr. MAKHERUS SHOLEH, M.Pd.I

EVALUASI HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

OLEH
DEVI RIZDAWATI 220101050253

ERLITA GAYUH PENGESTUTI 220101050170

MUHAMMAD NOR 220101050708

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

BANJARMASIN

TAHUN 2023/1444 H
KATA PENGANTAR

‫الرِح ْي ِم‬ ّٰ ‫بِس ِم‬


َّ ‫الل ِه‬
َّ ‫الر ْح ّٰم ِن‬ ْ
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat, anugrah, serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik”. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Peserta Didik yang diampu oleh
Bapak Dr. Makherus Sholeh, M.Pd.I.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terkait yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan dan direalisasikan tepat pada
waktunya. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat


bermanfaat bagi para pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan
dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Aamiin...

Banjarmasin, 20 Oktober 2023

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i


DAFTAR ISI .............................................................................................................ii
PENDAHULUAN .....................................................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................2
PEMBAHASAN .......................................................................................................3
A. Pengertian Evaluasi Hasil belajar...................................................................3
B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Hasil Belajar .....................................................4
C. Teknik dan Instrumen Penilaian.....................................................................8
D. Ketuntasan Belajar .........................................................................................11
E. Program Tindak Lanjut ..................................................................................13
PENUTUP........ .........................................................................................................15
A. Kesimpulan ....................................................................................................15
B. Saran...... .........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................17

ii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses akhir dari sebuah kegiatan pembelajaran adalah kita
melakukan evaluasi. Evaluasi mutlak dilakukan untuk menentukan hasil
keberhasilan dari proses ataupun metode yang dilaksanakan. Banyak
diatara kita sebagai calon pendidik yang belum mengerti arti evaluasi yang
sesungguhnya, sehingga dalam melakukan evaluasi belum memakai
teknik-teknik evaluasi yang distandarkan dengan kriteria-kriteria yang
seharusnya dikerjakan. Evaluasi hasil belajar yaitu tindakan yang
dilakukan untuk mengetahui perubahan prilaku dan pembentukan
kompetensi peserta didik baik pada aspek kognitif, aspek afektif, maupun
aspek psikomotor, yang dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes
kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, serta
penilaian program. Evaluasi memiliki makna penilaian terhadap tingkat
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
sebuah program.
Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran
(pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan
pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang
dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, hasil belajar
menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan
indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku siswa.

B. Rumusan Masalah
Pada penyusunannya ada beberapa masalah yang dirumuskan
dalam makalah ini, antara lain:
1. Apa pengertian dari Evaluasi Hasil belajar?
2. Apa saja Tujuan dan Fungsi dari Evaluasi Hasil Belajar?
1
3. Apa Teknik dan Instrumen dari Penilaian?
4. Bagaimana Ketuntasan Belajar?
5. Apa Program Tindak Lanjut?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan makalah ini
ialah, untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui pengertian dari Evaluasi Hasil Belajar
2. Untuk mengetahui apa saja Tujuan dan Fungsi dari Evaluasi Hasil
Belajar
3. Untuk mengetahui Teknik dan Instrumen dari Penilaian
4. Untuk mengetahui bagaimana Ketuntasaan Belajar
5. Untuk mengetahui Program Tindak Lanjut

2
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN EVALUASI HASIL BELAJAR


Secara etimologi "evaluasi" berasal dan bahasa Inggris yaitu
evaluation dari akar kata value yang berarti nilai atau harga. Nilai dalam
bahasa Arab disebut al-qiamah atau al-taqdir’ yang bermakna penilaian
(evaluasi). Sedangkan secara harpiah, evaluasi pendidikan dalam bahasa
Arab sering disebut dengan al-taqdir altarbiyah yang diartikan sebagai
penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal yang
berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Secara terminologi, beberapa ahli
memberikan pendapat tentang pengertian evaluasi diantaranya: Edwind
dalam Ramayulis mengatakan bahwa evaluasi mengandung pengertian
suatu tindakan atau proses dalam menentukan nilai sesuatu. M. Chabib
Thoha, mendefinisikan evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk
rnengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.
Pengertian evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis
untuk menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk-
kerja, proses, orang, objek dan yang lainnya) berdasarkan kriteria tertentu
melalui penilaian. Untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara
membandingkan dengan kriteria, evaluator dapat langsung
membandingkan dengan kriteria umum, dapat pula melakukan pengukuran
terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian membandingkan dengan
kriteria tertentu. Dalam pengertian lain antara evaluasi, pengukuran, dan
penilaian merupakan kegiatan yang bersifat hirarki.1
Kesimpulannya, evaluasi adalah sebuah proses
memberi/membuat pertimbangan tentang arti dan nilai atas suatu tingkatan

1
Nadya Putri Mtd et al., “Pentingnya Evaluasi Dalam Pembelajaran Dan Akibat
Memanipulasinya,” Dewantara : Jurnal Pendidikan Sosial Humaniora 2, no. 1 (March 7, 2023):
246–247.
3
prestasi atau pencapaian suatu proses, aktivitas, produk, maupun program
Pembelajaran. Pemberian pertimbangan tentang arti itu menyangkut
sesuatu yang bersifat internal. Sementara itu pemberian pertimbangan
tentang nilai menyangkut sesuatu yang bersifat eksternal. Sebagai ilustrasi
kalau kita mengevaluasi wanita itu cantik pada pespektif arti maka perlu
dilihat tingginya, berat badannya, wajahnya, warna kulitnya. Sementara
pertimbangan tentang nilai menyangkut bagaimana kepedulian wanita itu
terhadap lingkungan, HAM, apa karya atau jasa dari wanita itu selama ini.
Agar dapat memberikan pertimbangan tentang arti dan nilai diperlukan
informasi atau data, maka dilakukan pengukuran (tes sebagai salah satu
teknik pengumpulan data dalam pengukuran) dan penilaian. Dengan
demikian, bisa dinyatakan bahwa evaluasi itu sebuah konsep yang muncul
sebagai sebuah proses pengujian, pengukuran, dan penilaian. Tujuan
utamanya adalah rekomendasi komprehensif atas dasar informasi atau data
yang teranalisis.2

B. Tujuan Dan Fungsi Evaluasi Hasil Belajar


Evaluasi adalah suatu kegiatan yang disengaja dan bertujuan.
Kegiatan evaluasi dilakukan dengan sadar oleh guru dengan tujuan untuk
memperoleh kepastian mengenai keberhasilan belajar siswa dan
memberikan masukan kepada guru mengenai apa yang dia lakukan dalam
kegiatan pengajaran. Dengan kata lain, evaluasi yang dilakukan oleh guru
bertujuan untuk mengetahui bahan bahan pelajaran yang disampaikan
apakah sudah dikuasi oleh siswa ataukah belum. Selain itu, apakah
kegiatan pegajaran yang dilaksanakannya itu sudah sesuai dengan apa
yang diharapkan atau belum. Menurut Sudirman N, dkk, bahwa tujuan
penilaian dalam proses pembelajaran adalah:
1. Mengambil keputusan tentang hasil belajar.

2
Haryanto, Evaluasi Pembelajaran (Konsep Dan Manajemen) (Yogyakarta: UNY Press,
2020), 16.
4
2. Memahami siswa

3. Memperbaiki dan mengembangkan program pengajaran.3


Dari uraian sebelumnya, tentunya kita mendapatkan gambaran
mengenai tujuan evaluasi dalam pendidikan. Jadi tujuan utama melakukan
evaluasi dalam pendidikan adalah untuk mendapatkan informasi yang
akurat mengenai pencapaian tujuan instruksional oleh siswa, sehingga
dapat diupayakan tindak lanjutnya yang merupakan fungsi dari evaluasi.
Selain itu juga ada beberapa tujuan evaluasi yaitu sebagai berikut:
1) Menilai ketercapaian tujuan. Ada keterkaitan antara tujuan belajar,
metode evaluasi, dan cara belajar siswa. Cara evaluasi biasanya akan
menentukan cara belajar siswa, sebaliknya tujuan evaluasi akan
menentukan metode evaluasi yang digunakan oleh seorang guru.
2) Mengukur macam-macam aspek pelajaran yang bervariasi. Belajar
dikategorikan sebagai kognitif, afektif, dan psikomotorik. Batasan
tersebut umumnya dikaitak sebagai pengetahuan, keterampilan, dan
nilai. Semua tipe belajar sebaiknya dievaluasi dalam proporsi yang
tepat. Jika guru menyatakan proporsi sama maka siswa dapat
menekankan dalam belajar dengan proporsi yang digunakan guru
dalam mengevaluasi sehingga mereka dapat menyesuaikan dalam
belajar. Guru memilih sarana evaluasi pada umumnya sesuai dengan
tipe tujuan. Proses ini menjadikan lebih mudah dilaksanakan, jika
seorang guru menyatakan tujuan dan merencanakan evaluasi secara
berkaitan.
3) Memotivasi belajar siswa. Evaluasi juga harus dapat memotivasi belajar
siswa. Guru harus menguasai bermacam-macam teknik memotivasi,
tetapi masih sedikit di antara guru-guru yang mengetahui teknik

3
Nadya Putri Mtd et al., “Pentingnya Evaluasi Dalam Pembelajaran Dan Akibat
Memanipulasinya,” Dewantara : Jurnal Pendidikan Sosial Humaniora 2, no. 1 (March 7, 2023):
121.
5
motivasi yang berkaitan dengan evaluasi. Dari penelitian
menunjukkan bahwa evaluasi memotivasi belajar siswa sesaat
memang betul, tetapi untuk jangka panjang masih diragukan, Hasil
evaluasi menstimulasi tindakan siswa. Rating hasil evaluasi yang baik
dapat menimbulkan semangat atau dorongan untuk meningkatkan atau
mempertahankannya yang akhirnya memotivasi belajar siswa secara
kontinu.
4) Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum.
Keterkaitan evaluasi dengan instruksional adalah sangat erat. Hal ini
karena evaluasi merupakan bagian dari instruksional. Di samping itu,
antara instruksional dengan kurikulum saling berkaitan. Beberapa
guru seringkali mengubah prosedur evaluasi dan metode mengajar
yang menurut mereka penting dan cocok, perubahan itu akan tepat,
jika memang didasarkan pada hasil evaluasi secara luas."
5) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian. Yakni melakukan perbaikan
dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran
serta strategi pelaksanaannya. Kegagalan para siswa dalam hasil
belajar yang dicapainya hendaknya tidak dipandang sebagai
kekurangan pada diri siswa semata-mata, tetapi juga bias disebabkan
oleh kesalahan strategi dalam melaksanakan program pengajaran.
Misalnya kekurangtepatan dalam memilih metode dan alat bantu
mengajar.4
Dengan mengetahui tujuan evaluasi ditinjau dari berbagai segi
dalam sistem pendidikan, maka dengan cara lain dapat dikatakan bahwa
fungsi evaluasi ada beberapa hal:
1) Evaluasi berfungsi selektif. Dengan mengadakan evaluasi guru dapat
mengadakan seleksi pada siswanya dengan tujuan memilih siswa yang
dapat diterima disekolah tertentu, untuk memilih siswa yang dapat

4
Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, cet. III (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2008), 90–91.
6
naik ke kelas, untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat
beasiswa, atau untuk memilih siswa yang sudah berhak lulus.
2) Evaluasi berfungsi diagnostik. Apabila alat yang digunkan dalam
evaluasi cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya,
guru akan dapat mengetahui kelemahan siswa, dan sebab-sebab
kelemahan siswa.
3) Evaluasi berfungsi sebagai penempatan. Untuk dapat menetukan dengan
pasti dikelompok mana seorang siswa harus ditempatkan maka
digunkanlah suatu kegiatan evaluasi. Sekelompok siswa yang
mempunyai hasil evaluasi yang sama, akan berada dalam kelompok
yang sama dalam belajar.
4) Evaluasi berfungsi sebgai pengukuran keberhasilan. Fungsi ini
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil
diterapkan. Keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor yaitu
faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana, dan sistem
kurikulum.
Evaluasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran mempunyai
berbagai fungsi sebagai berikut:
a. Alat untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan instruksional.
Dengan adanya evaluasi, kita dapat mengetahui apakah tujuan
instruksional kita sudah tercapai atau belum. Kalau belum dicari faktor
penghambat tercapainya tujuan tersebut kemudian dicari jalan keluar
untuk mengatasinya. Di mana tujuan instruksional dari evaluasi adalah
perubahan-perubahan pada diri siswa.
b. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Perbaikan
mungkin dilakukan dengan hal tujuan instruksional, kegiatan belajar
siswa, strategi mengajar guru, dll yang biasanya berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa.
c. Dasar dalam menyusun laporan hasil belajar siswa kepada para orang
tuanya. Isi laporan hasil belajar siswa di dapat dari bahan-bahan evaluasi
7
yang mencakup kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai
bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.
d. Sebagai alat seleksi. Untuk mendapatkan calon-calon yang paling cocok
untuk suatu jabatan atau suatu jenis pendidikan tertentu, maka perlu
diadakan seleksi bagi para calon-calonnya. Hasil evaluasi yang
dilaksanakan dapat memberikan gambaran yang cukup jelas mana-mana
calon yang paling memenuhi syarat untuk jenis jabatan atau untuk jenis
pendidikan tersebut.
e. Sebagai bahan-bahan informasi apakah anak-anak tersebut harus
mengulang pelajaran atau tidak. Apabila berdasarkan hasil evaluasi dari
sejumlah bahan pelajaran yang kita berikan pada seorang anak telah
memenuhi syarat minimal untuk melanjutkan pelajaran maka anak-anak
tersebut dapat melanjutkan ke materi selanjutnya, tetapi jika tidak
memenuhi syarat minimal tersebut. Maka anak-anak tersebut harus
mengulang pelajaran.
f. Sebagai bahan informasi dalam memberikan bimbingan tentang jenis
pendidikan yang cocok terhadap anak tersebut. Dengan evaluasi yang kita
laksanakan dapat kita ketahui segala potensi yang dimiliki oleh anak.
Berdasarkan potensi-potensi yang dimiliki oleh seorang anak dapat
diramalkan jurusan apakah yang paling cocok untuk anak-anak tersebut di
kemudian hari. Dengan jalan ini, dapatlah dihindari adanya salah pilih
dalam penentuan jurusan. dan dengan demikian dapat pula dihindari
pembuangan biaya yang sia-sia karena pilihan yang tidak tepat.5

C. Teknik dan Instrumen Penilaian


Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:
a. Penilaian Kompetensi Sikap

5
Muhammad Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip Dan Operasionalnya, Cet. II
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 55–56.
8
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui
observasi, penilaian diri. Penilaian "teman sejawat" (peer evaluation)
oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk
observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar
cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan
pada jurnal berupa catatan pendidik.
1) Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indra, baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman
observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
2) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan
dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang
digunakan berupa lembar penilaian diri.
3) Penilaian antar-peserta didik merupakan teknik penilaian dengan
cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan
pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar
penilaian antar-peserta didik.
4) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang
berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan
peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes
lisan, dan penugasan.
1) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban
singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian
dilengkapi pedoman penskoran.
2) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.

9
3) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau proyek
yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan
karakteristik tugas.
c. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian
kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan
suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, proyek, dan
penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau
skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
1) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa
keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai
dengan tuntutan kompetensi.
2) Proyek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi
kegiatan perancang an, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis
maupun lisan dalam waktu tertentu.
3) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan
cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang
tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat,
perkembangan, prestasi, dan atau kreativitas peserta didik dalam
kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan
nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap
lingkungannya.
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
1) Substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai.
2) Konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan
bentuk instrumen yang digunakan.

10
3) Penggunaan bahasa yang baik dan benar serta kommunikatif
sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.6

D. Ketuntasan Belajar
Pendekatan ketuntasan dalam belajar sudah dijadikan sebagai
salah satu pembaharuan dalam pendidikan di Indonesia sejak
diberlakukannya kurikulum tahun 1975 dan pada saat perintisan
pembelajaran dengan menggunakan sistem modul. Ketuntasan dalam
belajar pada dasarnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
difokuskan pada penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran yang
dipelajari. Melalui pembelajaran tuntas ini siswa diberi peluang untuk
maju sesuai dengan kemampuan dan kecepatan mereka sendiri serta dapat
meningkatkan tahap penguasaan pembelajarannya. Konsep belajar tuntas
dilandasi oleh pandangan bahwa semua atau hampir semua siswa akan
mampu mempelajari pengetahuan atau keterampilan dengan baik asal
diberikan waktu yang sesuai dengan kebutuhannya. Setiap siswa
mempunyai kemampuan dan upaya untuk menguasai sesuatu yang
dipelajari. Tahap penguasaan bergantung kepada kualitas pembelajaran
yang dialaminya.
Pembelajaran tuntas merupakan suatu pendekatan pembelajaran
untuk memastikan bahwa semua siswa menguasai hasil pembelajaran yang
diharapkan dalam suatu unit pembelajaran sebelum berpindah ke unit
pembelajaran berikutnya. Pendekatan ini membutuhkan waktu yang cukup
dan proses pembelajaran yang berkualitas. Menurut Bloom pembelajaran
tuntas merupakan satu pendekatan pembelajaran yang difokuskan pada
penguasaan siswa dalam sesuatu hal yang dipelajari. Selanjutnya,
Anderson & Block mengungkapkan bahwa pembelajaran tuntas pada

6
Imam Machali and Ara Hidayat, The Book Of Education Management "Teori Dan
Praktik Pengelolaan Sekolah/Madrasah Di Indonesia Edisi Kedua (Jakarta: Kencana, 2018), 350–
51.
11
dasarnya merupakan seperangkat gagasan dan tindakan pembelajaran
secara individu yang dapat membantu siswa untuk belajar secara
konsisten. Gagasan dan tindakan ini menghasilkan proses pembelajaran
yang sistematik, membantu siswa yang menghadapi masalah
pembelajaran, serta membutuhkan waktu yang cukup bagi siswa untuk
mencapai ketuntasan berdasarkan kriteria ketuntasan yang jelas.
Pembelajaran tuntas merupakan salah satu pendekatan dalam
pembelajaran di mana siswa diharapkan dapat menguasai secara tuntas
standar kompetensi dari suatu unit pelajaran. Asumsi yang digunakan
dalam pembelajaran tuntas ini yaitu jika setiap siswa diberikan waktu
sesuai dengan yang diperlukan untuk mencapai suatu tingkat penguasaan
dan jika siswa tersebut menghabiskan waktu yang diperlukan, maka besar
kemungkinan siswa akan mencapai tingkat penguasaan itu. Tetapi jika
siswa tidak diberi cukup waktu atau siswa tersebut tidak menggunakan
waktu yang diperlukan, maka siswa tidak akan mencapai tingkat
penguasaan belajar.

Keberhasilan belajar banyak ditentukan oleh seberapa jauh siswa


berusaha untuk mencapai keberhasilan tersebut. Menurut Brown dan Saks
(1980), usaha belajar siswa itu mempunyai dua dimensi, yakni (1) jumlah
waktu yang dihabiskan siswa dalam suatu kegiatan belajar, dan (2)
intensitas keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar tersebut. Usaha belajar
dan waktu merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan untuk mecapai
keberhasilan belajar. Jika kita mengatakan bahwa seorang siswa
menghabiskan banyak waktu dalam belajar, biasanya yang dimaksud
adalah siswa itu kuat usahanya untuk mencapai keberhasilan belajar.
Sebaliknya, jika kita mengatakan bahwa seorang siswa menghabiskan
sedikit waktu dalam belajar, bisa disimpulkan siswa tersebut lemah
usahanya untuk mencapai keberhasilan belajar.

12
Permasalahan yang berkaitan dengan usaha dan waktu belajar
yang dilakukan oleh siswa sebenarnya sudah sejak lama menjadi bahan
kajian para ahli pendidikan. Tahun 1963 John B. Carroll telah
mempublikasikan suatu kertas kerja yang berjudul "A Model of School
Learning". Esensi dalam model tersebut adalah:"the learner will succeed
in learning a given task to the extent that he spends the amount of time
that he needs to learn the task". Pernyataan tersebut mengasumsikan
bahwa usaha siswa atau waktu yang mereka habiskan untuk belajar
memegang peranan sangat penting dalam mencapai keberhasilan belajar.
Dalam teori yang dikemukakan oleh Carroll tersebut dinyatakan pula
bahwa siswa akan mencapai tujuan pendidikan yang relatif sama meskipun
mereka akan membutuhkan waktu yang berbeda-beda. Model Carroll ini
menyatakan bahwa tingkat penguasaan belajar (degree of learning)
ditentukan oleh fungsi atau perbandingan antara jumlah waktu yang
sebenarnya digunakan (time actually spent) dalam belajar dengan waktu
yang diperlukan untuk belajar (time needed).7

E. Program Tindak Lanjut


Tujuan dari kegiatan tindak lanjut adalah untuk mengoptimalkan hasil
belajar siswa. Berikut ini beberapa kegiatan tindak lanjut yang dapat dilakukan
guru dalam upaya mengoptimalkan penguasaan siswa.
1. Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah (PR) Dalam
memberikan tugas dan latihan guru perlu memperhatikan waktu yang
tersedia dan kemampuan yang dimiliki siswa. Setiap pemberian tugas
kepada siswa harus berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai dan
memberikan manfaat bagi siswa.
2. Membahas kembali materi pelajaran yang belum dikuasai siswa Sebagai
tindak lanjut dari adanya kemampuan yang belum dikuasai siswa, guru

7
Asep Herry Hernawan, “Makna Ketuntasa Dalam Belajar,” n.d., 9–10.
13
hendaknya merancang kegiatan untuk membantu siswa menguasai
kemampuan yang belum dikuasanya.
3. Membaca materi dari sumber lain Kegiatan ini dapat ditugaskan kepada
siswa yang belum ataupun yang sudah menguasai kompetensi yang telah
ditetapkan.
4. Memberikan motivasi atau bimbingan belajar Guru hendaknya memberikan
bimbingan kepada siswa agar mereka mampu memperbaiki
kekurangannya. Bimbingan tersebut dapat berupa arahan atau petunjuk
yang jelas kepada siswa sehingga tugas yang diberikan dapat diselesaikan
secara maksimal.
5. Menginformasikan topik yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya Hal
ini dilakukan untuk membimbing atau mengarahkan siswa dalam kegiatan
belajar yang dilakukan di luar jam pelajaran.8

8
Suyatno, Jurnal Guru Profesional (Sumberrejo: Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pendidikan Wilayah VII, 2021), 74.
14
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan yaitu:
1. Evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk
menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja,
proses, orang, objek dan yang lainnya) berdasarkan kriteria tertentu melalui
penilaian. Untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara membandingkan
dengan kriteria, evaluator dapat langsung membandingkan dengan kriteria
umum, dapat pula melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi
kemudian membandingkan dengan kriteria tertentu.
2. Jadi tujuan utama melakukan evaluasi dalam pendidikan adalah untuk
mendapatkan informasi yang akurat mengenai pencapaian tujuan
instruksional oleh siswa, sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya yang
merupakan fungsi dari evaluasi. Dengan mengadakan evaluasi guru dapat
mengadakan seleksi pada siswanya dengan tujuan memilih siswa yang dapat
diterima disekolah tertentu, untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas,
untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa, atau untuk
memilih siswa yang sudah berhak lulus.
3. Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yaitu: Penilaian Kompetensi Sikap,
Penilaian Kompetensi Pengetahuan, dan Penilaian Kompetensi
Keterampilan.
4. Pembelajaran tuntas merupakan suatu pendekatan pembelajaran untuk
memastikan bahwa semua siswa menguasai hasil pembelajaran yang
diharapkan dalam suatu unit pembelajaran sebelum berpindah ke unit
pembelajaran berikutnya. Pendekatan ini membutuhkan waktu yang cukup
dan proses pembelajaran yang berkualitas.
5. Tujuan dari kegiatan tindak lanjut adalah untuk mengoptimalkan hasil
belajar siswa. Berikut ini beberapa kegiatan tindak lanjut yang dapat
15
dilakukan guru dalam upaya mengoptimalkan penguasaan siswa.
Memberikan tugas atau latihan, Membahas kembali materi pelajaran yang
belum dikuasai, Membaca materi dari sumber lain, Memberikan motivasi
atau bimbingan belajar, dan Menginformasikan topik yang akan dibahas.

B. Saran
Kami sebagai penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini ada begitu
banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik maupun
saran dari para pembaca yang dapat membangun semangat kami untuk terus
berkarya dan memperbaiki segala kesalahan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008.
Haryanto. Evaluasi Pembelajaran (Konsep Dan Manajemen). Yogyakarta: UNY
Press, 2020.
Hernawan, Asep Herry. “Makna Ketuntasa Dalam Belajar,” n.d.
Machali, Imam, and Ara Hidayat. The Book Of Education Management "Teori
Dan Praktik Pengelolaan Sekolah/Madrasah Di Indonesia Edisi Kedua.
Jakarta: Kencana, 2018.
Nadya Putri Mtd, Muhammad Ikhsan Butarbutar, Sri Apulina Br Sinulingga,
Jelita Ramadhani Marpaung, and Rosa Marshanda Harahap. “Pentingnya
Evaluasi Dalam Pembelajaran Dan Akibat Memanipulasinya.”
Dewantara : Jurnal Pendidikan Sosial Humaniora 2, no. 1 (March 7,
2023): 249–261.
Sukardi, Muhammad. Evaluasi Pendidikan Prinsip Dan Operasionalnya. Jakarta:
Bumi Aksara, 2008.
Suyatno. Jurnal Guru Profesional. Sumberrejo: Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pendidikan Wilayah VII, 2021.

17

Anda mungkin juga menyukai