Anda di halaman 1dari 8

Nama: Firgiawan Makalaunsenge

NIM: 191032067

Kelas: PBA 4B

Mata Kuliah: Evaluasi Pembelajaran

1. Evaluasi
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation; dalam bahasa
Arab; al-taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti; penilaian. Akar katanya adalah value;
dalam bahasa Arab; al-qimah; dalam bahasa Indonesia berarti; nilai.
Beberapa pengertian tentang evaluasi sering dikemukakan oleh beberapa ahli
seperti: Lessinger (Gibson, 1981: 374), mendefinisikan evaluasi adalah proses penilaian
dengan jalan membandingkan antara tujuan yang diharapkan dengan kemajuan/prestasi
nyata yang dicapai.
Wysong (1974), mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses untuk
menggambarkan, memperoleh atau menghasilkan informasi yang berguna untuk
mempertimbangkan suatu keputusan.
Uman, (2007: 91), mengemukakan bahwa proses evaluasi adalah untuk mencoba
menyesuaikan data objektif dari awal hingga akhir pelaksanaan program sebagai dasar
penilaian terhadap tujuan program.
Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977): evaluation refer to the act or
process to determining the value of something. Menurut definisi ini, istilah evaluasi itu
menunjuk kepada atau mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk
menetukan nilai dari sesuatu.1
Evaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai, maka penilaian tidak dapat
dilakukan tanpa didahului dengan kegiatan pengukuran. Purwanto menjelaskan kegiatan
apapun yang dilakukan jika ingin memperoleh informasi mengenai kinerjanya, maka
perlu dilakukan evaluasi.2

1
Eris Ratnawulan dan Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran, Pustaka setia Bandung, 2014. Hlm 28

2
Nurmawati, Evaluasi pendidikan islam, citapustaka media, edisi revisi, 2016. Hlmn 34
Menurut pandangan sebagian pakar, evaluasi itu lebih mengacu pada nilai yang
dimiliki oleh sesuatu. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Carl W. Witherington28 yang
menganggap evaluasi sebagai sebuah pernyataan bahwa sesuatu itu telah memiliki atau
tidak memiliki nilai. Begitu juga dengan Edwind Wandt dan Gerald W. Brown yang
menyatakan bahwa evaluasi itu lebih berorientasi pada tindakan atau proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu. Dengan demikian, evaluasi itu lebih berorientasikan pada
nilai-nilai di mana nilai-nilai ini akan menjadi dasar berpijak untuk melakukan sebuah
perbaikan demi kemajuan suatu proses sesuatu.
Dalam pandangan N.E. Gronlund, evaluasi adalah sebuah proses yang sistematis
untuk menentukan sejauh mana tingkat pencapaian para siswa dalam kaitannya dengan
tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.32 Dalam edisi yang lain dari bukunya itu
(edisi 1990), Gronlund juga melengkapi pendefinisian terhadap evaluasi, dengan
menyatakan bahwa evaluasi merupakan proses yang sistematis untuk mengumpulkan,
menganalisis, dan menginterpretasikan informasi dalam rangka menentukan tingkat
penguasaan peserta didik terhadap tujuan pembelajaran.3
Evaluasi adalah proses pemberian makna atau penetapan kualitas hasil
pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan
kriteria tertentu. Kriteria sebagai pembanding dari proses dan hasil pembelajaran tersebut
dapat ditentukan sebelum proses pengukuran atau dapat pula ditetapkan sesudah
pelaksanaan pengukuran.
Stufflebeam & Shinkfield (1985: 159) mendefinisikan bahwa evaluation is the
process of delineating, obtaining and providing descriptive and judgemental information
abaut the worth and merit some object’s, goals, design, implementation and impact in
order to guide decision making serves needs for accountability, and promote
understanding of the involve phenomena. Evaluasi merupakan suatu proses menyediakan
informasi yang dapat dijadikan suatu pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa (the
worth and merit) dari tujuan yang dicapai, desain implementasi dan dampak untuk
membantu membuat keputusan, membantu pertanggungjawaban serta meningkatkan
pemahaman terhadap fenomena. Dari uraian tersebut, inti dari evaluasi adalah penyedian

3
Haryanto,Evaluasi pembelajaran, UNYpres cetakan 1, 2020. Hlmn 14
informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan.4
Evaluasi adalah proses pemberian makna atau penetapan kualitas hasil
pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan
kriteria tertentu. Kriteria sebagai pembanding dari proses dan hasil pembelajaran
tersebut dapat ditentukan sebelum proses pengukuran atau dapat pula ditetapkan sesudah
pelaksanaan pengukuran. Kriteria ini dapat berupa proses/kemampuan minimal yang
dipersyaratkan, atau batas keberhasilan, dapat pula berupa kemampuan rata-rata unjuk
kerja kelompok dan berbagai patokan yang lain. Kriteria yang berupa batas kriteria
minimal yang telah ditetapkan sebelum pengukuran dan bersifat mutlak disebut dengan
Penilaian Acuan Patokan atau Penilaian Acua Kriteria (PAP/PAK), sedang kriteria yang
ditentukan setelah kegiatan pengukuran dilakukan dan didasarkan pada keadaan
kelompok dan bersifat relatif disebut dengan Penialain Acuan Norma/ Penilaian Acuan
Relatif (PAN/PAR).5

2. Penilaian / Assesment
Secara umum, asesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan
informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan
keputusan tentang siswa baik yang menyangkut kurikulumnya, program
pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah. Keputusan tentang
siswa ini termasuk bagaimana guru mengelola pembelajaran di kelas, bagaimana guru
menempatkan siswa pada program- program pembelajaran yang berbeda, tingkatan
tugas-tugas untuk siswa yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing,
bimbingan dan penyuluhan, dan saran untuk studi lanjut.6
Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan
informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar yang menggunakan instrumen
tes maupun non-tes. Asmawi Zainul (1994) Jadi, maksud penilaian adalah memberi nilai
tentang kualitas sesuatu. Tidak hanya sekedar mencarai jawaban terhadap pertanyaan
tentang apa, tetapi lebih diarahkan kepada menjawab pertanyaan bagaimana atau

4
Jenny indrastoety, UNYpress, 2009, hlmn 4
5
Endang poerwanti, konsep dasar asesmen pembelajaran, unit 1, 2008. Hlmn 5
6
Endang poerwanti, konsep dasar asesmen pembelajaran, unit 1, 2008. Hlmn 3
seberapa jauh suatu proses atau suatu hasil yang diperoleh seseorang atau suatu program.
Penilaian di sini diartikan sebagai padanan kata evaluasi. Berkaitan dengan hal tersebut,
Marzano et al. (1994) menyatakan bahwa dalam mengungkap penguasaan konsep siswa,
asesmen tidak hanya mengungkap konsep yang telah dicapai, akan tetapi juga tentang
proses perkembangan bagaimana suatu konsep tersebut diperoleh. Dengan kata lain
asesmen tidak hantya dapat menilai hasil dan proses belajar siswa, akan tetapi juga
kemajuan belajar siswa.7
Dalam kaitan ini, menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20
Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan dan juga Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan, penilaian
adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian
hasil belajar peserta didik. Hal ini dinyatakan secara lebih tegas lagi dalam Rancangan
Penilaian Hasil Belajar yang menyatakan bahwa penilaian adalah rangkaian kegiatan
untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar
peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Dari sinilah kemudian akan
terlihat bahwa penilaian yang ideal adalah penilaian yang menyangkut proses maupun
hasil belajar.8
Griffin dan Nix (1991: 53) menyatakan “assessment is the process of gathering
information to make informed decisions”. Menurut Ashcroft dan David Palacio (1996:
26) “...assessment requires students to demonstrate what they know, understand and can
do already..” Allen & Yen (1997: 2) mengatakan “assessment for learning is not like this
at all – it is usually informal, embedded in all aspects of teaching and learning, and
conducted by different teachers as part of their own diverse and individual teaching
styles”. Berdasarkan atas ketiga pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa asesmen
merupakan serangkaian kegiatan pengumpulan data tentang kinerja seseorang untuk
kepentingan pembuatan keputusan.9

7
Siti istiyati, asesmen dan evauasi pembelajaran diseklah dasar, UNS press, 2017. Hlmn 2
8
Haryanto, Evaluasi pembelajaran, cetakan 1, 2020. Hlm 12
9
Anik Gufron, tes pengukurab, asesmen, dan evaluasi peran dan fungsinya dalam evaluasi pendidikan, Modul 1,
hlm 17
Asesmen merupakan aspek esensial dalam peningkatan mutu penyelenggaraan
pendidikan. Bahkan keduanya tak bisa dipisahkan. Menurut Ashcroft dan David Palacio
(1996: 26) menyatakan “assessment and learning are integral and inseparable parts of the
same enterprise”. Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan
penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh beragam informasi tentang sejauh
mana hasil belajar peserta didik atau informasi tentang ketercapaian kompetensi peserta
didik. Oleh karena penilaian berfungsi membantu guru untuk merencanakan kurikulum
dan pengajaran, di dalam program belajar mengajar, kegiatan penilaian membutuhkan
informasi dari setiap individu dan atau kelompok peserta didik serta guru. Guru dapat
melakukan penilaian dengan cara mengumpulkan catatan yang diperoleh melalui ujian,
produk, observasi, portofolio, unjuk kerja serta data hasil interviu.10

3. Pengukuran
Secara sederhana pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan atau upaya yang
dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala atau peristiwa, atau benda,
sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka. Alat untuk melakukan pengukuran
ini dapat berupa alat ukur standar seperti meter, kilogram, liter dan sebagainya, termasuk
ukuran-ukuran subyektif yang bersifat relatif, seperti depa, jengkal, “sebentar lagi”, dan
lain-lain.11
Menurut Norman E. Gronlund (1977) secara sederhana merumuskan pengukuran
sebagai” Measurement is limited to quantitative descriptions of pupil behavior”. Menurut
Gilbert Sax (1980) menyatakan “Measurement: The assignment of numbers to attributes
of characteristic of persons, events, or objects according to explicit formulations or
rules”. Oriondo (1998) mendifinisikan pengukuran sebagai “the process by which
information about the attribute or characteristics of things are determined and
differentiated “. Pengukuran juga dinyatakan sebagai proses penetapan angka terhadap
individu atau karakteristiknya menurut aturan tertentu (Ebel dan Frisbi 1986; 14). Dengan
demikian esensi dari pengukuran adalah kuantifikasi atau penetapan angka tentang

10
Sutama, Evaluasi pembelajaran matematika, modul 1, 2020, hlm 8
11
Endang poerwanti, konsep dasar asesmen pembelajaran, unit 1, 2008. Hlmn 4
karakteristik atau keadaan individu menurut aturan-aturan tertentu. Keadaan individu ini
bisa berupa kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.12
Azwar mendefinisikan pengukuran sebagai suatu prosedur pemberian angka
(kuantifikasi) terhadap atribut atau variabel sepanjang garis kontinum. Dengan demikian,
secara sederhana pengukuran dapat dikatakan sebagai suatu prosedur membandingkan
antara atribut yang hendak diukur dengan alat ukurnya. Sedangkan Reynold, dkk.,
mendefinisikan pengukuran sebagai sekumpulan aturan untuk menetapkan suatu bilangan
yang mewakili objek, sifat atau karakteristik, atribut atau tingkah laku. Dengan
pengertian yang sama, Zainuri dan Nasoetion menyatakan bahwa pengukuran adalah
proses pemberian angka kepada suatu atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh
orang, hal, atau objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas. 13
Pengukuran (measurement) adalah suatu proses pengumpulan data melalui
pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang
telah ditentukan (Cangelosi : 1995). Pengukuran (measurement) sebagai kegiatan
membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi
kuantitatif. (Arikunto, Jabar :2004). 14
Ebel (1972) menyatakan bahwa “measurement is a process of assigning numbers
to the individual members of a set of objects or persons for the purposes of indicating
differences among them in the degree to which they possess the characteristic being
measured”. Pengukuran merupakan kegiatan pemberian angka kepada suatu atribut atau
karakteristik tertentu yang melekat pada objek atau kegiatan atas dasar ketentuan yang
berlaku.15

4. Pengujian
Pengujian adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah
pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman
dan penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan
tujuan pengajaran tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tes
12
Siti istiyati, asesmen dan evauasi pembelajaran diseklah dasar, UNS press, 2017. Hlmn 1
13
Haryanto, evaluasi pembelajaran, cetakan 1, 2020. Hlm 11
14
Abdul rahman, konsep evaluasi pendidikan, cetakan 1, UNYpress,2009. Hlm 19
15
Anik Gufron, tes pengukurab, asesmen, dan evaluasi peran dan fungsinya dalam evaluasi pendidikan, Modul 1,
hlm 16
merupakan alat ukur yang sering digunakan dalam asesmen pembelajaran disamping alat
ukur yang lain.16
Menurut Zainul dan Nasution (2001) tes didefinisikan sebagai pertanyaan atau
tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang
sesuatu atribut pendidikan atau suatu yang direncanakan untuk memperoleh informasi
tentang suatu atribut pendidikan tertentu. Tes merupakan salah satu upaya pengukuran
terencana yang digunakan oleh guru untuk mencoba menciptakan kesempatan bagi siswa
dalam memperlihatkan prestasi mereka berkaitan dengan tujuan yang telah ditentukan
(Calongesi, 1995). 17
FG. Brown menyatakan bahwa tes didefinisikan sebagai sebuah prosedur
sistematik dalam mengukur sebuah sampel dari perilaku individu. Dalam pengertian yang
lain, tes merupakan suatu pernyataan atau tugas atau seperangkat tugas yang
direncanakan untuk memperoleh informasi tentang sifat atau atribut pendidikan atau
psikologik yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau
ketentuan yang dianggap benar. Tes juga menjadi seperangkat tugas yang harus
dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta untuk mengukur
tingkat pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan
dan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu.18
Philips (1979: 1-2) menyatakan bahwa “a test is commonly defined as a tool or
instrument of measurement that is used to obtain data about a specific trait or
characteristic of an individual or a group”. Johnson & Robert T. Johnson (2002: 62)
menyatakan “tests are given to assess student learning, to increase student learning, and
to guide instruction”. Mardapi (2008: 67) menyatakan bahwa tes adalah sejumlah
pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau sejumlah pernyataan yang harus diberikan
tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap
aspek tertentu dari orang yang di kenai tes. Berdasarkan atas ketiga pengertian di atas

16
Endang poerwanti, konsep dasar asesmen pembelajaran, unit 1, 2008. Hlmn 6
17
Siti istiyati, asesmen dan evauasi pembelajaran diseklah dasar, UNS press, 2017. Hlmn 6

18
Haryanto, Evaluasi pembelajaran, cetakan 1, 2020. Hlm 8
dapat dikatakan bahwa tes merupakan serangkaian butir pertanyaan dan/atau pernyataan
untuk mengungkap karakteristik atau kemampuan seseorang.19
Menurut Guildford (1982) pengukuran adalah proses penetapan angka terhadap
proses gejala menurut aturan tertentu. Pengukuran dalam kegiatan belajar bisa bersifat
kuantitatif maupun kualitatif. Kuantitatif hasilnya berupa angka sedangkan kualitatif
hasilnya berupa pernyataan kualitatif misalnya pernyataan sangat baik, baik, cukup,
kurang.20

19
Anik Gufron, tes pengukuran, asesmen, dan evaluasi peran dan fungsinya dalam evaluasi pendidikan, Modul 1,
hlm 12
20
Abdul rahman, konsep evaluasi pendidikan, cetakan 1, UNYpress,2009. Hlm 20

Anda mungkin juga menyukai