Anda di halaman 1dari 11

A.

Pengertian Evaluasi dan Asesmen

1. Pengertian Evaluasi

Bloom et. al menyatakan bahwa evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk
menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh
mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa. Pendapat senada dikemukakan oleh Stufflebeam et. al
bahwa evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang
berguna untuk menilai alternative keputusan. Daryanto (2008:1).

Dalam sistem pembelajaran, evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang harus
ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari evaluasi
dapat dijadikan balikan (feed back) bagi guru dalam memperbaiki dan menyempurnakan program
kegiatan pembelajaran. Arifin (2009:2). Evaluasi juga dapat diartikan sebagai penilaian terhadap tingkat
keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program dalam suatu lembaga
pendidikan.

Selanjutnya Waseso, dkk (2007:1.3) menyatakan bahwa evaluasi adalah proses pengumpulan data dasar
dan menelaah misalnya tentang kefektifan program belajar dan pembelajaran, seperti misalnya dalam
PKB (Program Kegiatan Belajar), kebijakan dan prosedur pelaksanaan PPP (Program Pembentukan
Perilaku) atau PKD (Pengembangan Kemampuan Dasar).

Berdasarkan paparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu proses untuk
mengukur keberhasilan pembelajaran.

Wand dan Brown mengemukakan pendapat senada tentang evaluasi. Kedua pendapat ini menegaskan
pentingnya nilai dalam evaluasi. Tetapi dalam evaluasi bukan hanya berkaitan dengan nilai saja tapi
dengan arti atau makna, sebagaimana dikemukakan oleh Guba dan Lincoln. Arifin (2009:5).

Pendapat lain dikemukakan oleh Muhibbin (2012:197) bahwa evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat
keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Dalam Hamdani
(2011:296) ada beberapa pengertian evaluasi menurut beberapa ahli, diantaranya:

1. Menurut Groundloud, evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkesinambungan untuk
mengetahui efisien kegiatan belajar mengajar dan efektivitas dari pencapaian tujuan instruksi yang telah
ditetapkan. Kemudian Groundloud menyatakan bahwa evaluasi merupakan proses yang sistematis
tentang pengumpulan, menganalisa, dan menafsirkan informasi untuk menentukan tujuan
pembelajaran.

2. Menurut Wond dan Brown, evaluasi pendidikan adalah proses untuk menentukan nilai dari segala
sesuatu yang bekenaan dengan pendidikan. Evaluasi adalah proses pengukuran dan penilaian untuk
mengetahui hasil belajar yang telah dicapai seseorang.

3. Menurut Arikunto, evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya
sesuatu, dan informasi tersebut selanjutnya digunakan untuk menentukan alternative yang tepat dalam
mengambil keputusan.
4. Menurut Mardapi, evaluasi adalah proses pengumpulan informasi untuk mengetahui pencapaian
belajar kelas atau kelompok.

Menurut Hamdani (2011:297) berdasarkan pendapat diatas, ada beberapa hal yang menjadi ciri
khas dari evaluasi, yaitu:

1. Sebagai kegiatan yang sistematis, pelaksanaan evaluasi haruslah dilakukan secara


berkesinambungan. Sebuah program pembelajaran seharusnya dievaluasi di setiap akhir program.

2. Dalam pelaksanaan evaluasi, dibutuhkan data dan informasi yang akurat untuk menunjang
keputusan yang akan diambil. Asumsi-asumsi ataupun prasangka, bukan merupakan landasan untuk
mengambil keputusan dalam evaluasi.

3. Kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak pernah terlepas dari tujuan-tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu, pendekatan goal oriented merupakan pendekatan yang
paling sesuai untuk evaluasi pembelajaran.

Berdasarkan paparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu proses untuk
mengukur keberhasilan pembelajaran.

Dari beberapa rumusan tentang evaluasi, maka dapat disimpulkan bahwa hakikatnya evaluasi adalah
suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu,
berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan. Arifin (2009:5).

2. Pengertian Asesmen

Asesmen merupakan proses mendokumentasi, melalui proses pengukuran, pengetahuan,


ketrampilan, sikap, dan keyakinan peserta didik. Dapat dinyatakan pula bahwa asesmen merupakan
kegiatan sistematik untuk memperoleh informasi tentang apa yang diketahui, dilakukan, dikerjakan oleh
peserta didik. Ada berbagai pendapat mengenai asesmen, diantaranya adalah:

1. Khan, Hardas, dan Ma

Menyatakan bahwa asesmen merupakan proses mendokumentasikan pengetahuan, keterampilan,


sikap, dan keyakinan.

2. NAEYC

Menyatakan bahwa asesmen merupakan proses pengamatan, pencatatan, dan pendokumentasian


pekerjaan yang dilakukan peserta didik dan cara-cara peserta didik mengerjakannya, untuk dijadikan
sebagai dasar dari berbagai pembuatan keputusan pendidikan yang mempengaruhi anak.

3. Dodge dan Bickart

Menyatakan bahwa asesmen merupakan proses memperoleh informasi tentang anak untuk membuat
keputusan tentang pendidikannya.

4. Hills

Menyatakan bahwa asesmen terdiri atas tahap pengumpulan data tentang perkembangan dan belajar
peserta didik, menentukan kebermaknaan tujuan program, memadukan informasi kedalam
perencanaan program, dan mengkomunikasikan temuan kepada orang tua dan pihak-pihak yang
berkepentingan.

Berdasarkan beberapa pengertian asesmen, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa asesmen
merupakan proses pengamatan, pengumpulan data tentang peserta didik yang kemudian hasilnya dapat
dijadikan dasar untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran suatu lembaga pendidikan.

Lara Fridani mengutip pendapat Goodwin dan Goodwin yang mengartikan asesmen atau pengukuran
sebagai suatu proses untuk menentukan (melalui observasi dan tes) trait atau perilaku seseorang,
karakteristik suatu program dan selanjutnya memberikan penilaian terhadap penentuan tersebut.

Pendapat Waseso, dkk (2007:1.3) asesmen adalah proses mengumpulkan data bukti dan menelaah
kebutuhan, keunggulan, kemampuan/abilitas dan deskripsi pencapaian perkembangan dan belajar anak
didik dalam kegiatannya di lembaga pendidikan anak usia dini, antara lain: di TPA, KB, Posyandu dan TK.

Asesmen merupakan proses mendokumentasi, melalui proses pengukuran, pengetahuan, keterampilan,


sikap, dan keyakinan peserta didik. Dapat dinyatakan pula bahwa asesmen merupakan kegiatan
sistematik untuk memperoleh informasi tentang apa yang diketahui, dilakukan, dikerjakan oleh peserta
didik.

Asesmen merupakan bagian program pendidikan anak, baik anak yang berkembang secara normal
maupun yang berkebutuhan khusus. Ia merupakan proses mendokumentasi keterampilan dan
perkembangan anak. Asesmen mengukur level perkembangan anak dan memberi indikasi tahap
perkembangan anak selanjutnya. Jadi asesmen tidak sekedar mengukur, mengurutkan rangking ataupun
mengelompokkan anak dalam kategori tertentu.

(http://abusyakir80.blogspot.com/2010/03/evaluasi-pendidikan-anak-usia-dini.html/ 21 februari
2014.19:58)

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa asesmen adalah proses pengumpulan data untuk
memperoleh informasi anak didik sehingga dapat diukur sejauh mana perkembangan anak didik yang
selanjutnya dapat memberikan indikasi pada tahap perkembangan selanjutnya.

B. Perbedaan Asesmen dan Evaluasi

Waseso, dkk (2007:1.4) menjelaskan secara terperinci perbedaan antara asesmen dan evaluasi dapat
dilihat dibawah ini

1. Menurut Frith dan Machintosh, asesmen berkaitan tentang sejauh mana anak memperoleh
manfaat dari sebuah proses pengajaran. Evaluasi berkaitan dengan efektivitas proses pembelajaran.

2. Evaluasi lebih abstrak dan luas dari pada asesmen, namun menurut Linn dan Gronlund asesmen
lebih luas dalam hal keberagaman prosedur pemerolehan informasi yang dapat digunakan.

3. Menurut Terms, asesmen memakan waktu yang panjang karena menyangkut proses yang
berkelanjutan, sedang evaluasi dilaksanakan secara berkala.
4. Asesmen lebih terfokus pada mencari data tentang anak didik, sedang evaluasi dapat lebih luas dari
itu (pencapaian tujuan belajar, tingkat penguasaan guru, pengajaran kelas, efektifitas metode/media,
dan lain-lain).

Kesimpulan yang didapat dari paparan diatas antara perbedaan asesmen dan evaluasi adalah ruang
lingkup asesmen hanya pada peserta didik saja, sedangkan evaluasi ruang lingkupnya lebih luas dan
bahwa asesmen dilakukan secara berkelanjutan sedangkan evaluasi dilakukan secara berkala.

Asesmen menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran, sedangkan evaluasi merupakan upaya untuk
menentukan nilai dari suatu kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan
(program, produksi, prosedur). Jadi asesmen hanya mengukur sampai sejauh mana tingkat
perkembangan peserta didik, sedangkan evaluasi untuk menentukan apakah program kegiatan yang
direncanakan sudah mendukung tercapainya tujuan apa tidak disesuaikan dengan hasil asesmen
tersebut.

(http://www.slideshare.net/alvinnoor/perbedaan-pengukuran-asesmen-dan-evaluasi#/21 februari
2014.19.50)

C. Tujuan Evaluasi Dan Asesmen

1. Tujuan Evaluasi

Arifin (2009:6) menjelaskan bahwa tujuan evaluasi adalah untuk menentukan kualitas sesuatu,
terutama yang berkenaan dengan nilai dan arti. Sementara Daryanto (2008:11) mengemukakan bahwa
tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar-mengajar adalah untuk mendapatkan informasi
yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan
tindak lanjutnya. Dengan demikian tujuan evaluasi adalah suatu upaya untuk menentukan kualitas
dengan cara mendapatkan informasi yang akurat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Dalam Hamdani (2011:300), evaluasi atau penilaian adalah suatu aktifitas yang bermaksud menentukan
nilai belajar (baik-tidaknya, berhasil-tidaknya, memadai-tidaknya), belajar yang meliputi hasil belajar,
proses belajar, dan mereka yang terlibat dalam belajar. Kemudian Hamdani (2011:302) mengemukakan
tujuan dari evaluasi atau penilaian. Menurut Hamdani, tujuan evaluasi atau penilaian terbagi menjadi 2
bagian yaitu: tujuan umum dan tujuan khusus.

a. Tujuan umum:

· Menilai pencapaian kompetensi siswa

· Memperbaiki proses pembelajaran

· Sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa

b. Tujuan Khusus:

· Mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa

· Mendiagnosis kesulitan belajar siswa


· Memberikan umpan balik atau perbaikan proses belajar mengajar

· Menentukan kenaikan kelas

· Memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk
melakukan usaha perbaikan.

Pendapat senada dikemukakan oleh Muhibbin (2012:198), bahwa tujuan evaluasi diantaranya:

a. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses
belajar tertentu. Hal ini berarti, dengan evaluasi guru dapat mengetahui kemajuan perubahan tingkah
laku siswa sebagai hasil proses belajar dan mengajar yang melibatkan dirinya selaku pembimbing dan
pembantu kegiatan belajar siswanya itu.

b. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya. Dengan
demikian, hasil evaluasi itu dapat dijadikan guru sebagai alat penetap apakah siswa tersebut termasuk
kategori cepat, sedang, atau lambat dalam arti mutu kemampuan belajarnya.

c. Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar. Hal ini berarti bahwa dengan
evaluasi, guru akan dapat mengetahui gambaran tingkat usaha siswa hasil yang baik pada umumnya
menunjukkan adanya tingkat usaha yang efisien, sedangkan hasil yang buruk adalah cerminan usaha
yang tidak efisien

d. Untuk mengetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan kapasitas kognitifnya
(kemampuan kecerdasan yang dimilikinya) untuk keperluan belajar. Jadi, hasil evaluasi itu dapat
dijadikan guru sebagai gambaran realisasi pemanfaatan kecerdasan siswa.

e. Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna dalam proses mengajar-belajar (PMB)

Selain itu, berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 58 (1) evaluasi hasil belajar
peserta didik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik,
secara berkesinambungan. Dengan demikian, maka evaluasi belajar harus dilakukan guru secara
kontinyu, bukan hanya pada musim-musim ulangan terjadwal atau ujian semata. Muhibbin (2012:199)

2. Tujuan Asesmen

Waseso dkk (2008:1.5). Ada beberapa tujuan asesmen, yaitu:

1. Menentukan kemajuan perkembangan prestasi anak.

2. Membuat keputusan tentang penempatan dan promosi.

3. Mendiagnosis masalah belajar dan guru.

4. Membantu sebagai dasar untuk laporan kepada orang tua.

5. Membantu siswa dengan penelitian terhadap kemajuannya.

6. Mengidentifikasi siswa degan kebutuhan khusus.


Kesimpulan yang didapat dari paparan diatas, bahwa tujuan asesmen adalah untuk mendapatkan
informasi yang akurat dan kemudian dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang
siswa yang berhubungan dengan program sekolah.

D. Fungsi Evaluasi Dan Asesmen

1. Fungsi Evaluasi

Menurut Arifin (hal:16) fungsi evaluasi adalah sebagai berikut:

a. Secara psikologis

Peserta didik butuh untuk mengetahui sejauh mana kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai. Meraka perlu mengetahui prestasi belajarnya sehingga ia merasakan kepuasan dan
ketenangan.

b. Secara sosiologis

Berfungsi untuk mengetahui apakah peserta didik sudah cukup mampu untuk terjun ke masyarakat.
Diharapkan peserta didik dapat membina dan mengembangkan semua potensi yang ada dalam dirinya
dalam lingkungan masyarakat.

c. Secara didaktis-metodis

Berfungsi untuk membantu guru dalam menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu sesuai
dengan kemampuan dan kecakapannya masing-masing serta membantu guru dalam usaha memperbaiki
proses pembelajarannya.

d. Evaluasi berfungsi berfungsi untuk mengetahui kedudukan peserta didik dalam kelompok, apakah dia
termasuk anak yang pandai, sedang atau kurang pandai.

e. Evaluasi berfungsi untuk mengetahui taraf kesiapan perserta didik dalam menempuh program
pendidikannya. Jika peserta didik sudah siap, maka program pendidikan dapat dilaksanakan. Sebaliknya,
jika peserta didik belum siap, maka hendaknya program pendidikan tersebut jangan dulu diberikan,
karena akan mengakibatkan hasil yang kurang memuaskan.

f. Evaluasi berfungsi membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik dalam rangka
menentukan jenis pendidikan, jurusan, maupun kenaikan kelas.

g. Secara administratif, evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan tentang kemajuan peserta didik
kepada orang tua, pejabat pemerintah yang berwenang, kepala sekolah, guru-guru, dan peserta didik itu
sendiri. Hasil evaluasi dapat memberikan gambaran secara umum tentang seua hasil usaha yang
dilakukan oleh institusi pendidikan.

Berdasarkan paparan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa fungsi evaluasi adalah untuk
mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan
kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. Hasil evaluasi yang diperoleh itu selanjutnya dapat
digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa.
2. Fungsi Asesmen

Asesmen memiliki fungsi sebagai berikut: menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah
menguasai suatu kompetensi. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta
didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan
program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan). Menemukan
kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai alat
diagnosis yang membantu guru menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau
pengayaan.

Menurut Sriningsih (2008:82) bahwa asesmen berfungsi untuk memberikan informasi kepada guru
tentang perkembangan dan kemajuan anak dalam menguasai berbagai bidang keterampilan. Kegiatan
asesmen juga bertujuan untuk memberikan keuntungan kepada guru yakni, guru dapat menilai sejauh
mana kemajuannya dalam merencanakan pembelajaran secara efektif dan efisien. Sriningsih (2008:85).

E. Instrumen Asesmen dan Evaluasi

Instrumen asesmen dan evaluasi untuk menghasilkan informasi sebagai bukti kemajuan tentang
perkembangan dan belajar anak didik bisa berupa prosedur formal atau informal. Secara formal
misalnya dalam bentuk kuis/tes, pedoman wawancara, perlengkapan pengukuran (untuk fisik). Sedang
secara informal misalnya berupa pengamatan, portofolio, narasi dan catatan anekdot. Warseso, dkk
(2007:1.6).

Hal senada dikemukakan oleh Mulyasa (2012:198) penilaian pendidikan anak usia dini dapat dilakukan
antara lain melalui penilaian unjuk kerja, observasi, anecdotal record (catatan anekdot), pemberian
tugas, percakapan, skala bertingkat, fortofolio, dan penilaian diri.

1. Penilaian unjuk kerja, dilakukan berdasarkan tugas anak didik dalam melakukan perbuatan yang
dapat diamati. Misalnya berdoa, bernyanyi dan berolahraga.

2. Observasi, adalah cara mengumpulkan data untuk mendapatkan informasi melalui pengamatan
langsung terhadap sikap dan perilaku anak. Untuk kepentingan tersebut, diperlukan pedoman yang
mengacu pada indicator yang telah ditetapkan.

Menurut cara dan tujuannya, obeservasi dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Pengamatan partisipatif, ketika pengamat terlibat dalam kegiatan subjek yang diamati.

b. Pengamatan sistematis, ketika sebelumnya tekah diatur suatu struktur yang berisikan unsur-unsur
tertentu yang hendak diamati. Apabila terjadi ketidakteraturan dilakukan dengan pengamatan tidak
sistematis.

c. Pengamatan eksperimental adalah pengamatan yang dilakukan secara nonpartisipatif tetapi


sistematis, hal ini dilakukan untuk mengetahui perubahan-perubahan dan gejala-gejala sebagai akibat
dari sesuatu yang disengaja.
3. Anecdotal record (catatan anekdot), merupakan kumpulan catatan-catatan peristiwa penting
tentang sikap dan perilaku anak dalam situasi tertentu. Catatan tersebut dapat digunakan untuk
mengetahui kreatifitas anak baik yang bersifat positif maupun negative, kemudian ditafsirkan guru
sebagai bahan penilaian setiap akhir semester.

4. Pemberian tugas, merupakan cara penilaian berupa tugas yang harus dikerjakan anak didik dalam
waktu tertentu baik secara perseorangan maupun kelompok.

5. Percakapan, dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan atau penalaran anak
mengetahui sesuatu. Percakapan merupakan pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikai
dengan sumber informasi yang dilakukan denga dialog (tanya jawab). Penilaian percakapan dapat
dibedakan menjadi percakapan terstruktur dan tidak terstruktur.

6. Skala bertingkat, memuat daftar kata-kata atau persyaratan mengenai tingkah laku, sikap, dan atau
kemampuan peserta didik. Skala penilaian bias berbentuk bilangan, huruf, da nada yang berbentuk
uraian.

7. Fortofolio, adalah kumpulan tugas dan pekerjaan seseorang secara sistematis. Berdasarkan
pengertian ini guru dapat mengoleksi karya peserta didik berdasarkan aturan tertentu. Dalam bidang
pendidikan portofolio berarti pengumpulan karya anak selama mengikuti kegiatan pembelajaran pada
satuan pendidikan tertentu.

8. Penilaian diri, merupakan proses pengumpulan informasi untuk membuat gambaran tentang
kondisi diri sendiri. Penilaian diri mencakup nilai-nilai, minat, kepribadian, dan keterampilan yang dapat
dilakukan dengan tes psikologi.

F. Bentuk-Bentuk Evaluasi Dan Asesmen

Warseso, dkk (2007:1.12) ada beberapa bentuk-bentuk evaluasi dan asesmen yang dikenal dalam
pembelajaran seperti pada uraian berikut ini.

1. Evaluasi Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Evaluasi jangka pendek, yaitu melakukan evaluasi terhadap suatu aspek saja secara incidental/kebetulan
yang sifatya segera dan mendesak. Sedangkan evaluasi jangka panjang adalah suatu tindakan penilaian
yang dilakukan dengan cara menyeluruh, terorganisasi dan berkesinambungan yang meliputi banyak
aspek dalam jangka waktu tertentu.

2. Bentuk Reflektif, Formatif dan Sumatif

Evaluasi dan asesmen formatif lebih berorientasi pada proses, sedangkan evaluasi dan asesmen sumatif
berorientasi pada hasil. Evaluasi reflektif digunakan pada saat melakukan perencanaan dan pengelolaan
program pembelajaran. Tetapi dalam merancang perencanaan dan pengelolaan program pembelajaran
tidak hanya menggunakan evaluasi reflektif tetapi memerlukan keterpaduan antara evaluasi formatif
dan evaluasi sumatif.

G. Prinsip-Prinsip Evaluasi Dan Asesmen

1. Prinsip-Prinsip Evaluasi
Dalam Waseso dkk (2007:1.22), dapat diuraikan beberapa prinsip evaluasi pembelajaran seperti
dibawah ini.

a. Komprehensif

Evaluasi hendaknya mencakup keseluruhan aspek yang akan dinilai, baik untuk bidang pengembangan
kemampuan dasar dan bidang pengembangan perilaku.

b. Keterandalan atau Realibilitas

Evaluasi yang baik seharusnya memiliki kepercayaan yang tinggi (reliabilitas) dari hasil yang telah
dicapainya tanpa banyak dipengaruhi unsur waktu dan orang yang melakukannya.

c. Kesahihan atau Validitas

Evaluasi yang baik hendaknya mengevaluasi secara tepat apa yang akan dievaluasi, degan
mengupayakan alat evaluasi yang tepat.

d. Obyektf

Obyektif artinya bahwa penafsiran terhadap suatu informasi dalam evaluasi harus apa adanya, sesuai
kenyataan, menghindar diri dari subjektivitas sehingga akan menghasilkan nilai yang relatif sama
meskipun penilainya berbeda.

e. Kontinu atau Berkesinambungan

Evaluasi hendaknya dilakukan secara kontinu dalam jangka waktu yang cukup, bukan hasil pengamatan
sesaat sehingga memungkinkan para guru memperoleh kesimpulan akhir yang akurat dan dapat
dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan.

f. Bermakna

Artinya memiliki manfaat atau nilai guna bagi pembelajaran secara keseluruhan. Kebermaknaan ini
harus menjadi pertimbangan utama sehingga evaluasi dapat digunakan untuk perbaikan dan
peningkatan berbagai hal dalam pembelajaran, misalnya: perbaikan metode mengajar, peningkatan
kompetensi guru, perbaikan kurikulum, dan lain-lain.

2. Prinsip-Prinsip Asesmen

a. Memperbaiki belajar peserta didik

b. Asesmen bertujuan untuk mendukung belajar peserta didik

c. Objektif bagi semua peserta didik

d. Kolaborasi professional dengan sekelompok pendidik lain

e. Partisipasi Komite Sekolah dalam Pengembangan Asesmen

f. Keteraturan dan Kejelasan Komunikasi mengenai Asesmen

g. Peninjauan Kembali dan Perbaikan Asesmen


Bab III

Penutup

A. Kesimpulan

Dari paparan makalah yang berjudul hakikat evaluasi dan asesmen maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa dalam suatu lembaga pendidikan khusus nya pendidikan anak usia dini evaluasi dan asesmen
sangat diperlukan untuk perbaikan program pembelajaran yang menyangkut metode, peningkatan
kompetensi guru dan perbaikan kurikulum.

Evaluasi dan asesmen dilakukan untuk mengetahui perkembangan anak usia dini dan diharapkan dapat
memberikan kontribusi bagi perkembangan anak selanjutnya.

B. Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
sangat jauh dari sempurna, baik dari segi isi maupun dari segi penyusunan. Oleh karena itu, kami mohon
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun agar pembuatan makalah yang selanjutnya
dapat lebih baik lagi. Saran penulis bagi para pendidik PAUD, pahamilah mengenai evaluasi dan asesmen
pembelajaran anak usia dini dalam pemberian layanan pendidikan sehingga semua tujuan pendidikan
yang kita harapkan dapat tercapai.

Daftar Pustaka

Drs. H. Daryanto, Evaluasi pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, Cet. 5, 2008

Drs. Zainal Arifin, M. Pd. Evaluasi Pembelajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009

Iksan Waseso, dkk. Evaluasi Pembelajaran TK, Universitas Terbuka, Jakarta, Cet. 4, 2007

http://abusyakir80.blogspot.com/2010/03/evaluasi-pendidikan-anak-usia-dini.html/21 februari
2014.19:58

http://www.slideshare.net/alvinnoor/perbedaan-pengukuran-asesmen-dan-evaluasi#/21 februari
2014.19.50

http://secoretmimpi.blogspot.com/2010/01/makalah-psikologi pendidikan-asesmen.html/21 februari


2014.19:37
Diposting oleh Unknown di 22.13

Kirimkan Ini lewat Email

BlogThis!

Berbagi ke Twitter

Berbagi ke Facebook

Bagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Mengenai Saya

Unknown

Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

▼ 2015 (4)

▼ September (4)

pentas angklung TK. Uswah Hasanah Perwira

Evaluasi dan Asesmen

makalah pembelajaran tematik

Sejarah Singkat Berdirinya PAUD Uswah Hasanah Perwira

Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai