Anda di halaman 1dari 7

RESUME

Nama : Rina Wulandari


NIM : 23022187
Dosen Pengampu : Dr. Dadan Suryana
Tugas ini dibuat untuk memenuhi Mata Kuliah Neurosains dalam Pembelajaran
Anak Usia Dini

A. PENTINGNYA ASESMEN BAGI ANAK USIA DINI


Menurut Jamaris, asesmen merupakan suatu proses kegiatan
yang bertujuan untuk mengumpulkan data atau bukti-bukti tentang
perkembangan dan hasil belajar yang berkaitan dengan perkembangan
anak usia dini.
Saat ini, masih ada lembaga-lembaga yang bertanggung jawab
terhadap pendidikan anak usia dini yang belum memahami pentingnya
dilakukan asesmen secara rutin. Hal tersebut sungguh
mengkhawatirkan mengingat tujuan asesmen adalah mengukur serta
mendiagnosa keberhasilan program pengembangan anak. Asesmen
anak seharusnya dilakukan sebagai bahan bagi guru untuk menyusun
laporan kepada orang tua anak dan memantau perkembangan anak
sehingga bisa digunakan untuk menyempurnakan perencanaan program
pembelajaran.
Du Paul dan Stoner mengemukakan bahwa asesmen sebagai
proses pengumpulan informasi atau data tentang penampilan individu
yang bersangkutan untuk membuat keputusan. Hasil dari asesmen dapat
digunakan untuk pertimbangan dalam membuat suatu keputusan pada
anak seperti tentang anak, pendidikan dan program pengembangannya.
Itulah sebabnya asesmen harus dilakukan, dengan tujuan utamanya
yaitu merencanakan instruksi atau pengarahan baik secara individual
maupun kelompok, mengkomunikasikan kepada keluarga,

1
mengidentifikasikan barangkali ada anak yang butuh intervensi atau
penanganan khusus dan untuk pertimbangan dalam pengembangan
program.
B. HUBUNGAN ANTARA ASESMEN, PENGUKURAN DAN
EVALUASI
1. Pengertian Asesmen atau Penilaian
Asesmen adalah suatu proses pengamatan, pencatatan dan
pendokumentasian kinerja dan karya siswa serta bagaimana proses ia
menghasilkan karya. Asesmen tidak digunakan untuk mengukur
keberhasilan suatu program, tetapi untuk mengetahui perkembangan
atau kemajuan belajar anak. Harun Rasyid dalam bukunya Asesmen
Perkembangan Anak Usia Dini menjelaskan bahwa asesmen bagi anak
usia dini dan taman kanak-kanak bukan bertujuan untuk mengukur
prestasi dan mencapai keberhasilan skolastik, melainkan untuk melihat
tingkat kemajuan perkembangan serta kemampuan yang telah
dilakukan anak dalam berbagai tindakan, sikap, kinerja dan tampilan
mereka.
2. Pengertian Pengukuran
Menurut Cangelosi (1995), yang dimaksud dengan pengukuran
(measurement) adalah suatu proses pengumpulan data melalui
pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan
dengan tujuan yang telah ditentukan. Menurut Zainul dan Nasution
(2001), pengukuran memiliki dua karakteristik utama yaitu penggunaan
angka atau skala tertentu dan menurut suatu aturan atau formula
tertentu. Menurut Sidin Ali dan Khaeruddin (2012), pengukuran berarti
proses penentuan kuantitas suatu objek dengan membandingkan antara
alat ukur dan objek yang diukur.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengukuran adalah
suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk
membandingkan antara alat ukur dan objek yang ukur serta hasilnya
bersifat kuantitatif (bentuk skor).

2
3. Pengertian Evaluasi
Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian terhadap
data yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Sementara itu
menurut Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai
berdasarkan hasil pengukuran. Sejalan dengan pengertian tersebut,
Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa evaluasi dapat
dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan
menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil
belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.
Evaluasi adalah kegiatan mengidentifikasi untuk melihat apakah
suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum,
berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi
pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value
judgement). Di bidang pendidikan, kita dapat melakukan evaluasi
terhadap kurikulum baru, suatu kebijakan pendidikan, sumber belajar
tertentu atau etos kerja guru. (Depdiknas, 2006).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa evaluasi dalam
pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk mengukur dan
menilai beberapa kemampuan siswa dalam pembelajaran seperti
pengetahuan, sikap dan keterampilan guna membuat keputusan tentang
status kemampuan siswa tersebut.
4. Hubungan antara Asesmen, Pengukuran dan Evaluasi
Asesmen atau penilaian, pengukuran dan evaluasi memiliki
perbedaan arti dan fungsi seperti yang sudah dikemukakan di atas.
Namun semuanya tak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan sebab
semuanya memiliki keterkaitan yang erat.
Pengukuran dan penilaian merupakan dua proses yang
berkesinambungan. Pengukuran dilaksanakan terlebih dahulu yang
menghasilkan skor dan dari hasil pengukuran dapat dilaksanakan

3
penilaian. Antara penilaian dan evaluasi sebenarnya memiliki
persamaan yaitu keduanya mempunyai pengertian menilai atau
menentukan nilai sesuatu, di samping itu juga alat yang digunakan
untuk mengumpulkan datanya juga sama. Evaluasi dan penilaian lebih
bersifat kualitatif.
Pada hakikatnya, keduanya merupakan suatu proses membuat
keputusan tentang nilai suatu objek. Sedangkan perbedaannya terletak
pada ruang lingkup dan pelaksanaannya. Ruang lingkup penilaian lebih
sempit dan biasanya hanya terbatas pada salah satu komponen atau
aspek saja, seperti prestasi belajar. Pelaksanaan penilaian biasanya
dilakukan dalam konteks internal. Ruang lingkup evaluasi lebih luas,
mencangkup semua komponen dalam suatu sistem dan dapat dilakukan
tidak hanya pihak internal tetapi juga pihak eksternal. Evaluasi dan
penilaian lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran,
sedangkan tes merupakan salah satu alat (instrument) pengukuran.
Pengukuran lebih membatasi pada gambaran yang bersifat kuantitatif
(angka-angka) tentang kemajuan belajar peserta didik, sedangkan
evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif. Keputusan penilaian
tidak hanya didasarkan pada hasil pengukuran, tetapi dapat pula
didasarkan hasil pengamatan dan wawancara.
C. TAHAPAN ASESMEN
Anderson (2003) dan Sudijono (2005), secara garis besar
terdapat 7 (tujuh) tahap pokok asesmen pembelajaran sebagai berikut:
1. Menyusun Rencana Asesmen atau Evaluasi Hasil Belajar
Dalam merencanakan asesmen atau evaluasi hasil belajar perlu
dilakukan setidaknya enam hal, yaitu:
a) Merumuskan tujuan dilakukannya asesmen atau evaluasi,
termasuk merumuskan tujuan terpenting dari diadakannya asesmen.
Hal ini perlu dilakukan agar arah proses asesmen jelas.
b) Menetapkan aspek-aspek yang akan dinilai, apakah aspek kognitif,
afektif, atau psikomotor.

4
c) Memilih dan menentukan teknik tes atau non tes yang akan digunakan.
d) Menyusun instrumen yang akan dipergunakan untuk menilai proses dan
hasil belajar para peserta didik. Sejumlah instrumen yang mungkin
digunakan adalah daftar cek (check list), rating scale, panduan
wawancara dan lain-lain.
e) Menentukan frekuensi dan durasi kegiatan asesmen atau evaluasi
(kapan, berapa kali dan berapa lama).
f) Mereviu tugas-tugas asesmen.
2. Menghimpun Data
Dalam kegiatan ini, guru bisa memilih teknik tes dengan
menggunakan tes atau memilih teknik non tes dengan melakukan
pengamatan, wawancara atau angket dengan menggunakan instrumen-
instrumen tertentu berupa rating scale, check list, interview guide atau
angket. Ketika melakukan asesmen prestasi peserta didik, para guru
harus memahami situasi dan kondisi lingkungan fisik dan psikologis.
Lingkungan fisik harus tenang dan nyaman. Selama proses asesmen
berlangsung, guru juga harus memonitor jalannya asesmen dan
membantu agar semuanya berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
3. Melakukan Verifikasi Data
Verifikasi data perlu dilakukan agar guru dapat memisahkan
data yang “baik” (yakni data yang akan memperjelas gambaran
mengenai peserta didik yang sedang dievaluasi) dari data yang “kurang
baik” (yaitu data yang akan mengaburkan gambaran mengenai peserta
didik).
4. Mengolah dan Menganalisis Data
Tujuan dari langkah ini adalah memberikan makna terhadap
data yang telah dihimpun. Agar data yang terhimpun tersebut bisa
dimaknai, guru bisa menggunakan teknik statistik dan/atau teknik non
statistik, berdasarkan pada mempertimbangkan jenis data.
5. Melakukan Penafsiran atau Interpretasi dan Menarik Kesimpulan

5
Kegiatan ini pada dasarnya merupakan proses verbalisasi
terhadap makna yang terkandung pada data yang telah diolah dan
dianalisis sehingga menghasilkan sejumlah kesimpulan. Kesimpulan-
kesimpulan yang dibuat tentu saja harus mengacu pada sejumlah tujuan
yang telah ditentukan di awal.
6. Menyimpan Instrumen Asesmen dan Hasil Asesmen
Langkah keenam ini memang perlu disampaikan di sini untuk
mengingatkan para guru, sebab dengan demikian mereka dapat
menghemat sebagian waktunya untuk ha-hal yang lebih baik. Dengan
disimpannya instrumen, termasuk berbagai catatan tentang upaya
memperbaiki instrumen, sewaktu-waktu guru membutuhkannya untuk
memperbaiki instrumen tes pada tahun berikutnya maka tidak akan
membutuhkan waktu yang lama.
7. Menindaklanjuti Hasil Evaluasi
Berdasarkan data yang telah dihimpun, diolah, dianalisis dan
disimpulkan, maka guru atau evaluator bisa mengambil keputusan atau
merumuskan kebijakan sebagai tindak lanjut konkrit dari kegiatan
penilaian. Dengan demikian, seluruh kegiatan penilaian yang telah
dilakukan akan membawa banyak manfaat karena terjadi berbagai
perubahan dan atau perbaikan.

Link Academia.Edu

https://www.academia.edu/112714554/Tugas_ini_dibuat_untuk_m
emenuhi_Mata_Kuliah_Neurosains_dalam_Pembelajaran_Anak_
Usia_Dini

6
DAFTAR PUSTAKA

Surya na.Dadan ,(2015).


ModelPembelajaranBerbasisDekatSaintifikpadatamanKanak-Kanak.
Surya na.Dadan
,(2018).Stimulasi&AspekPerkembanganAnak.Jakarta:pranadamediagrup
SyaifulBahriDjamarah, GuruDanSebuah nakApakah sayaDala mInt eraksiEdukasi
jika(Suat kamuPena dekatanTeoritisPsikologi).
(Jakarta:PTrinekaCipta.2010),Hlm.3Undang-
undangTidak14tahun2005TentangGurudanDosisbab2 Pasal 2
Yuliani(2013), KonsepDasarPAUD Bandung: PT.Rajagrafind TamanKanak-
Kanak.
Suryana, D. (2016). Pendidikan Anak Usia Dini: Stimulasi & Aspek
Perkembangan Anak. Prenada Media.
Suryana, D. (2014). Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis
Perkembangan Anak. Jurnal Pesona: Jurnal Pendidikan Dasar dan
Humaniora, 2(1), 65-72
https://ners.unair.ac.id/site/lihat/read/486/pentingnya-stimulasi-dini-bagi-tumbuh-
kembang-otak-anak
Sosilowati Erna & Irwan Engki (2015). Pengaruh Status Gizi Terhadap Gaya
Belajar Anak Usia Dini.
Indrayanti nur, (2010). Warna dan Otak
Suryana, D. (2021). Pendidikan anak usia dini teori dan praktik pembelajaran.
Prenada Media.
Suryana, D. (2018). Pendidikan Anak Usia Dini: Stimulasi dan Aspek
Perkembangan Anak.
Suryana, D., & Hijriani, A. (2022). Pengembangan Media Video Pembelajaran
Tematik Anak Usia Dini 5-6 Tahun Berbasis Kearifan Lokal. Jurnal
Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(2), 1077-1094

Anda mungkin juga menyukai