Anda di halaman 1dari 14

NALISA & PEMBAHASAN

A. Pengertian, Tujuan Evaluasi


Evaluasi dalam bahasa Inggris dikenal dengan istila Evaluation. Wrightstone,
dkk. (Djaali & Pudji Muljono, 2007) mengemukakan bahwa evaluasi pendidikan
adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa kearah tujuan atau
nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Grondlund dan Linn (1990), mendefinisikan evaluasi pembelajran adalah
suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi secaras
sistematik untuk menetapkan sejauhmana ketercapaian tujuan pembelajaran. Evaluasi
pembelajaran merupakan evaluasi dalam bidang pembelajaran.
Pengertian evaluasi pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai
pembelajaran yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan pengukuran dan penilaian
pembelajaran. Pengukuran yang dimaksud di sini adalah proses membandingkan
tingkat keberhasilan pembelajaran dengan ukuran keberhasilan pembelajaran yang
telah ditentukan secara kuantitatif, sedangkan penilaian yang dimaksud di sini adalah
proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan pembelajaran secara kualitatif.
Kemampuan pembelajar dalam menyampaikan materi kepada pembelajar dan
bagipembelajar sebagai penjajagan seberapa banyak materi yang mampu mereka
serap selama proses pembelajaran. Dari hasil tes, pembelajar atau penyusun silabus
dapat mengubah atau memperbaiki silabus, metode, dan medi. Evaluasi dalam
pengertian luas dapat diartikan sebagai suatu proses merencanakan, memperoleh, dan
menyediakan informasi atau data yang diperlukan sebagai dasar untuk membuat
alternatif keputusan. Dengan demikian,setiap kegiatan evaluasi atau penilaian
merupakan suatu proses yang sengajadirencanakan untuk memperoleh informasi atau
data (Purwanto, 1992).
Informasi atau data yang dikumpulkan haruslah mendukung tujuan evaluasi
yangdirencanakan, dalam konteks ini tujuan pembelajaran.Dalam hubungannya
dengan kegiatan pembelajaran, Gronlund (1976), merumuskan pengertian evaluasi
sebagai suatu proses sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan tentang
ketercapaian tujuan pengajaran.
Wrighstone (dalam Purwanto,1992), mengemukakan bahwa evaluasi ialah
penafsiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan atau
nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Tanpa pengetahuan tentang hasil tidak dapat terjadi perbaikan yang sistematis
dalam belajar. Melalui evaluasi, seorang pengajar dapat:
 Mengetahui apakahpembelajar mampu menguasai materi yang telah
diajarkan,
 Apakah merekabersikap sebagaimana yang diharapkan,
 Apakah mereka telah memilikiketerampilan berbahasa,
 Mengetahui keberhasilan proses belajar mengajaryang telah dilaksanakan,
 Menentukan kebijakan selanjutnya.

Menurut penulis evaluasi dapat di jadikan sebagai penilian awal ketika akan di
lakukan pembelajaran atau hasil penilaian ketika sudah di berikan pembeljaran.
Seperti yang di kemukakan oleh Parnel (Wulan, E. R dan Rusdiana, 2014), bahwa
pengukuran merupakan langkah awal pengajaran.Tanpa pengukuran tidak akan
terjadi penilaian. Mengenai hubungan antara evaluasi dengan pengajaran, Tanpa
penilaian tidak akan terjadi umpan balik. Tanpa umpan balik tidak akan diperoleh
pengetahuan yang baik tentang hasil.
Hasil dari evalusi tersebut selaras dengan tujuan evaluasi pembelajaran tujuan
tersebut adalah adalah untuk menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk
mengetahui taraf kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar siswa, serta
keefektifan pengajaran guru. Bila ditinjau dari tujuannya, evaluasi pembelajaran
dibedakan atas evaluasi diagnostik, selektif, penempatan, formatif dan sumatif.
Bila ditinjau dari sasarannya, evaluasi pembelajaran dapat dibedakan atas
evaluasi konteks, input, proses, hasil dan outcom. Proses evaluasi dilakukan
melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengolahan hasil dan
pelaporan. Dalam rangka kegiatan pembelajaran, evaluasi dapat didefinisikan
sebagai suatu proses sistematik dalam menentukan tingkat pencapaian tujuan
pembelajaran yang telah ditetapka.

Tugas 6_Analisis Evaluasi dan Inovasi Kurikulum_desain kurikulum_Dr. Akhmad Sobarna, M.Pd 2
Evaluasi pembelajaran mencakup kegiatan pengukuran dan penilaian.
Evaluasi pembelajaran diartikan sebagai penentuan kesesuaian antara tampilan siswa
dengan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini yang dievaluasi adalah karakteristik siswa
dengan menggunakan suatu tolak ukur tertentu. Karakteristik-karakteristik tersebut
dalam ruang lingkup kegiatan belajar-mengajar adalah tampilan siswa dalam bidang
kognitif (pengetahuan dan intelektual), afektif (sikap, minat, dan motivasi), dan
psikomotor (ketrampilan, gerak, dan tindakan). Tampilan tersebut dapat dievaluasi
secara lisan, tertulis, mapupun perbuatan. Dengan demikian mengevaluasi di sini
adalah menentukan apakah tampilan siswa telah sesuai dengan tujuan instruksional
yang telah dirumuskan atau belum.
Tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan ada dua hal yaitu 1) untuk
menghimpun bahanbahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai
taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik, setelah
mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Dan 2) untuk
mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran yang telah di
pergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu. (Nugraha et al.,
2016).

Tujuan Pengukuran pembelajaran dan Evaluasi dalam dunia pendidikan yang


dilakukan harus selalu mempunyai tujuan, termasuk juga semua kegiatan dalam mata
pelajaran Pendidikan Jasmani. Pendidikan jasmani bertujuan mengembangkan
individu secara organis, neuromuskuler, intelektual dan emosional. Hal tersebut
diperkuat pendapat Abdoellah (winarno 2004:4) yang menyatakan tujuan umum
pendidikan jasmani di sekolah meliputi: (1) Perkembangan organik, (2)
perkembangan neuro muskuler, (3) perkem-bangan personalsosial, dan (4)
perkembangan kemampuan bernalar tujuan pengukuran dan evaluasi meliputi:
Penentuan status, pengelompokan siswa, seleksi siswa, diagnosis dan bimbingan,
motivasi, mempertahankan standar, perlengkapan pengalaman pendidikan, dan
melengkapi penelitian.

Tugas 6_Analisis Evaluasi dan Inovasi Kurikulum_desain kurikulum_Dr. Akhmad Sobarna, M.Pd 3
Untuk lebih jelas penulis mengemukakan mengenai salah satu evaluasi yang
biasa di gunakan dalam pembelajaran terutama dalam pembelajaran Pendidikan
Jasmani Olahraga dan kesehatan, baik di jenjang dasar, menengah maupun perguruan
tinggi. Evaluasi yang penulis kemukakan ini adalah bentuk CIPP pada tes kebugaran
jasmani.

B. Penerapan model CIPP pada Tes Penggukuran dan Evaluasi dalam


Pembelajaran Penjas atau Bidang Olahraga
Dalam proses belajar mengajar, proses tes pengukuran dan evaluasi merupakan
bagian penting dari pembelajaran dan aktivitas pendidikan yang dapat memberikan
kontribusi terhadap pencapaian tujuan dan sasaran pendidikan secara umum, begitu
juga terhadap pendidikan jasmani. Barow & Mc.Gee (Winarno 2004: 1)
mengemukakan bahwa program pengukuran harus diorganisasi sebagai bagian
program pembelajaran. seperti prosedur lainnya yang telah diterima secara umum,
untuk melakukan suatu tes dan pengukuran memerlukan waktu kurang lebih 10% dari
waktu pembelajaran. Banyak aspek yang perlu dipertimbangkan dalam tes
pengukuran dan evaluasi, aspek-aspek penting yang perlu dipertimbangkan antara
lain adalah: pengadministrasian tes, menganalisis hasil tes, melakukan tindak lanjut
dari hasil tes, dan mengadakan klasifikasi. Pengadministrasian Evaluasi dalam
Pendidikan Jasmani dan Olahraga tes yang efisien harus menjamin ketepatan
koefisien validitas dan reliabilitas dari hasil tes. merinci kegiatan pengadministrasian
tes kedalam tiga kelompok yang meliputi:
1) Persiapan pendahuluan, yang terdiri dari:
 Menyeleksi butir-butir tes yang telah disiapkan
 Menyiapkan peralatan dan fasilitas
 Menyiapkan kartu penilaian dan petunjuk
 Menyiapkan kebutuhan penunjang yang lain.
2) Tugas selama berlangsungnya tes, meliputi:
 Melakukan pengecekan terakhir
 Pemanasan, demonstrasi dan memberikan penjelasan
 Melaksanakan, memotivasi dan menjaga keselamatan

Tugas 6_Analisis Evaluasi dan Inovasi Kurikulum_desain kurikulum_Dr. Akhmad Sobarna, M.Pd 4
3) Tugas setelah melaksanakan tes, meliputi:
 Mengumpulkan kartu/format penilaian,
 menghitung skor mentah,
 membandingkan dengan norma,
 menginterpretasikan hasil,
 menggunakan hasil tes, dan
 melakukan tindak lanjut.
Administrasi penerapan tes pengukuran sangat perlu di persipakan dengan
matang baik dalam tes psikomotor, afektif maupun kognitif, selain itu administrasi
pada pelaksanaan tes pengukuran bertujuan mengatur agar lebuih sistematis dan
terencana sehingga dapat mengukur sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran
yang sesuai dengan apa yang telah di ajarkan, sebagai contoh ketika seorang guru
memberikan materi kebugaran jasmani dalam pembelajaran kebugaran jasmani, maka
guru tersebut harus mengevaluasi peserta didik dalam melakukan gerakan-gerakan
kebugaran jasmani hal ini erat kaitannya dengan evaluasi. Evaluasi berguna sebagai
salah satu cara untuk memperoleh perkembangan belajar serta untuk mengetahui
seberapa jauh tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan itu terpenuhi. Sejalan
dengan itu Standar Nasional Pendidikan (SNP) 2013 mengungkapkan bahwa
Evaluasi merupakan upaya mengumpulkan dan mengolah informasi dalam rangka
meningkatkan efektifitas pelaksanaan pada tingkat nasional, daerah, dan satuan
pendidikan.
Ada banyak model evaluasi dengan format serta sistematikanya masing-masing,
walaupun terkadang ditemukan dalam berberapa model ada yang sama dengan model
evaluasi yang lain, salah satunya adalah model evaluasi Context, Input, Process,
Product (CIPP). Model evaluasi ini dikembangkan oleh Stufflebeam yang
berorientasi kepada suatu keputusan. Adapun beberapa penjelasan mengenai CIPP
menurut (Chari, 2020), (Kafi et al., 2019), Santoso (2010), stufflebeam (2003),
Shobirin (2016) dan (Jamaluddin, 2018, p. 35), menjelaskan "konsep inti model
dilambangkan dengan singkatan CIPP, yang berarti Context, Input, Process, Product

Tugas 6_Analisis Evaluasi dan Inovasi Kurikulum_desain kurikulum_Dr. Akhmad Sobarna, M.Pd 5
bahwa model (CIPP) merupakan model untuk menyediakan informasi bagi pembuat
keputusan, jadi tujuan evaluasi ini adalah untuk membuat keputusan. Komponen
model evaluasi ini adalah konteks, input, proses dan produk. Evaluasi model CIPP
bermaksud membandingkan kinerja (performance) dari berbagai dimensi program
dengan sejumlah kriteria tertentu, untuk akhirnya sampai pada deskripsi dan
judgment atau pengambil keputusan mengenai kelebihan dan kekurangan dari
program yang dievaluasi. Pendekatan yang dilakukan dalam evaluasi program ini
menggunakan model evaluasi model CIPP yang dikembangkan oleh Daniel
Stufflebeam. Model ini juga tidak terlalu menekankan pada tujuan suatu program,
model CIPP berorientasi pada suatu keputusan yang membantu evaluator dalam
membuat keputusan. Dalam hal ini evaluasi dilakukan untuk mendapatkan innformasi
yang akurat dan objektif serta untuk membandingkan antara keadaan yang ada
dengan standart yang telah ditetapkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut;

Komponen Model Evaluasi CIPP


Sumber; Stufflebeams & Coryn, 2014:318

“Context, Input, Process and Product” as the four indices for evaluating teaching
and learning along with all the other indices needed as means for quality
development. That is, 1) Context evaluation focuses on goals, 2) Input evaluation
focuses on plans, 3) Product evaluation focuses on outcomes and 4) Process
evaluation focuses on actions. As a result, the researchers decided to opt CIPP model
as the main framework of the study because it focuses on “context”. Therefore, the
aforementioned model has been applied for setting the categories of the questionnaire

Tugas 6_Analisis Evaluasi dan Inovasi Kurikulum_desain kurikulum_Dr. Akhmad Sobarna, M.Pd 6
under each specific construct, CIPP, with the progressive/ humanist approach.
(Setiawan, 2018, p. 3)
Penilaian yang peulis contohkan adalah tes kognitif, psikomotor dan afektif,
untuk format CIPP dalam Pembelajaran seperti di bawah ini;

N SKOR
KOMPONEN EVALUASI
O 1 2 3 4
A. Tujuan Pembelajaran (Sisiwa Mampu Melakukan
Gerak Dalam Komponen Kebugaran Jasmani)
CONTEX B. Kondisi Lingkungan Belajar (Kondisi kelas atau
1
T lapang yang efektif dan menyenangkan)
C. Kebutuhan dan Karakteristik peserta Didik
(Keterampilan Sosial dan daya serap siswa)
A. Pengetahuan awal siswa (mengenal konsep gerak
setiap komponen kebugaran jasmani)
B. Sumber belajar(buku dari pemerintah, bacaan
buku ebook, dan LKS)
2 INPUT C. Sarana dan prasarana (lapangan, kelas, atau
gedung sebaguna, matras tipis, cones, proyektor/
LCD, media belajara beruapa gambar videa
teknik gerakan komponen yang benar)

D. Strategi pembelajaran
A. Kesesuaian rencana daengan Pelaksanaan
B. Proses KBM
C. Keaktifan
D. Kerjasama
E. Jujur
3 PROSES
F. Konsisten
G. Percaya diri
H. Kritis
I. Menghargai pendapat
J. Bertanggung jawab
PRODUC A. Hasil belajar siswa (hasil tes kognitif dan praktek
4
T siswa)

Tabel: Formt CIPP pada Pelaksanaan Pada evaluasi pembelajaran Penjas


Ket: 1= kurang 2= cukup 3= baik 4= Sangat Baik (memuaskan)

Mengatur dan merencanakan program evaluasi perlu dilakukan dengan


matang dan sisitemmatis seperti yang di jelaskan pada tahap administrasi testi.

Tugas 6_Analisis Evaluasi dan Inovasi Kurikulum_desain kurikulum_Dr. Akhmad Sobarna, M.Pd 7
Penulis contohkan ketika teste yang dalam jumlah besar harus dibagi-bagi dalam
beberapa kelompok terlebih dahulu, misal ada 30 testi, maka dalam perencanaan
dapat dikelompokkan dalam 5 kelompok, tiap-tiap kelompok 6 orang, setiap
kelompok ini harus diberi identitas tertentu sebagai identitas nama kelompok yaitu
kelompok A, B, C, D, dan E. Setelah masing-masing testi mengetahui dan masuk
dalam kelompok tertentu, maka pengorganisasian selanjutnya adalah peentuan pos-
pos tes, dan urutan setelah melakukan tes pada pos tertentu. Apabila kita
menggunakan tes dengan cara circuit trainning dengan 5 pos yang telah kita siapkan
sesuai dengan tujuan tes. Untuk mempercepat pelaksanaan tes setiap kelompok
berada pada satu pos tertentu dan berputar sesuai dengan petunjuk yang telah
dijelaskan. Seperti gambar circuit training di bawah.

Gambar 2.1 pola pos-posan circuit training

Waktu dan skor yang di gunakan disesaikan dengan usia, tingkat pendidikan dan
kondisi siswa atau testee yang akan melakukan tes, dengan komponen tes kebugaran
jasmani dan nilai yang tercantun sesuai dengan sumber. Sirkuit tesini di lakukan
ketika pengambilan produk yang berupa tes kebugaran jasmani dengan norma tes
seperti table di bawah;

Table 2.1 tes kesegaran jamsani Indonesia


(Mubarok et al., 2015)

Tugas 6_Analisis Evaluasi dan Inovasi Kurikulum_desain kurikulum_Dr. Akhmad Sobarna, M.Pd 8
Dari hasil tes yang ada pada gambar akan di dapat skor setiap testee atau
siswa yang akan di samakan dengan table tes kesegaran jasmani pada table.2.1
sehingga nanti testee akan dapat di kelempokan tergantung pada kebutuhan data yang
di perlukan. Sehingga pengukuran dan evaluasi sangat berperan berkesinambungan
untuk proses pembelajaran kedepan, atau peningkatan kondisi fisik cabang olahraga
tertentu, dengan adanya evaluasi kegiatan yang di lakukan akan menjadi lebih baik
lagi. Selanjutnya tes yang akan di lakukan yaitu tes kognitif berupa kuis lisan
pertemuan itu atau pada akhir pembelajaran pokok bahasan mengenai kebugaran
jasmani.berikut adalah table input nilai format dari nama siswa sampai

KOMPONEN EVALUASI
CONTEXT INPUT PROSES PRODUCT
PSIKOMOTOR (KOMPONEN
NO NAMA SISWA KOGNITIF
KEBUGARAN)

VERTIKAL
A B C A B C D A B C D E F G H I J

UTS/UAS

PULL UP

1200M
SPRINT

SIT UP
KUIS

LARI
JMP
PH
1
2
3
4
dst

Keterangan:
 Context, input dan proses: terdapat poin A-J mengacu pada format table di
bagian awal.
 Disi dengan nilai 1-4 keterang nilai 1= kurang 2= cukup 3= baik 4=
Sangat Baik (memuaskan)
 Kognitif diisi dengan hasil dari jawab siswa dan Psikmotor disi dengan hasil
tes yang didapat siswa pada waktu tes, dan disesuaikan dengan tabel
kebugaran jasamni yang telah di tentukan guru.

C. INOVASI DALAM PEMBELAJARAN

Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kitapada istilah


invention dan discovery. Invention adalah penemuansesuatu yang benarbenar baru,
artinya hasil karya manusia. Adapun discovery adalah penemuan sesuatu. Inovasi
dapat diartikan usaha menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan
(usaha) invention dan discovery. Inovasi sering diartikan pembaharuan, penemuan

Tugas 6_Analisis Evaluasi dan Inovasi Kurikulum_desain kurikulum_Dr. Akhmad Sobarna, M.Pd 9
dan ada yang mengaitkan dengan modernisasi. Perubahan dan inovasi,keduanya
sama dalam hal memiliki unsur yang baru atau lain darisebelumnya. Inovasi berbeda
dari perubahan karena dalam inovasidalam unsur kesengajaan. Pembaharuan
misalnya, dalam hal pembaharuan kebijakan pendidikan mengandung unsur
kesengajaan dan pada umumnya istilah pembaharuan dapat disamakan dengan
inovasi.
Inovasi pendidikan
Inovasi pendidikan adalah inovasi untuk memecahkan masalah dalam
pendidikan. Inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan
komponen sistem pendidikan, baik dalam arti sempit, yaitu tingkat lembaga
pendidikan, maupun arti luas, yaitu sistem pendidikan nasional. Inovasi dalam dunia
pendidikan dapat berupa apa saja, produk ataupun sistem. Produk misalnya, seorang
guru menciptakan media pembelajaran. Sistem misalnya, cara penyampaian materi di
kelas dengan tanya jawab ataupun yang lainnya yang bersifat metode. Inovasi dapat
dikreasikan sesuai pemanfaatannya, yang menciptakan hal baru, memudahkan dalam
dunia pendidikan, serta mengarah pada kemajuan.
Inovasi di sekolah, terjadi pada sistem sekolah yang meliputi komponen-
komponen yang ada. Di antaranya system pendidikan sekolah yang terdiri atas
kurikulum, tata tertib, dan manajemen organisasi pusat sumber belajar. Selain itu,
yang lebih penting adalah inovasi dilakukan pada sistem pembelajaran (yang
berperan di dalamnya adalah guru. Keberhasilan pembelajaran sebagian besar
tanggung jawab guru.Inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode yang
dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang
(masyarakat), baik berupa hasil inversi (penemuan baru) atau discovery (baru
ditemukan orang), yangdigunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau
untukmemecahkan masalah yang dihadapi.
Tujuan Inovasi Pendidikan
Tujuan pendidikan Indonesia jika disimpulkan bahwa saat ini Indonesia
sedang mengejar ketertinggalan iptek secara global yang berjalan sangat cepat dan

Tugas 6_Analisis Evaluasi dan Inovasi Kurikulum_desain kurikulum_Dr. Akhmad Sobarna, M.Pd 10
berusaha agar pendidikan bisa dirasakandan didapatkan oleh semua warga
Indonesia.Adapun arah tujuan inovasi pendidikan tahap demi tahap, yaitu:
a) Mengejar ketertinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan ilmu dan teknologi
sehingga semakin lama pendidikan di Indonesia semakin berjalan sejajar
dengan kemajuan tersebut;
b) Mengusahakan terselenggaranya pendidikan sekolah dan luar sekolah bagi
setiap warga negara. Misalnya, meningkatkan daya tampung usia sekolah
SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan tinggi.
Prinsip-prinsip Inovasi Pendidikan
Peter M. Drucker dalam bukunya Innovation and Enterpreneurship
mengemukakan beberapa prinsip inovasi, yaitu sebagai berikut.
a) Inovasi memerlukan analisis berbagai kesempatan dankemungkinan yang
terbuka. Artinya, inovasi hanya dapat terjadiapabila mempunyai kemampuan
analisis.
b) Inovasi bersifat konseptual dan perseptual, artinya yang bermuladari
keinginan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang dapatditerima
masyarakat.
c) Inovasi harus dimulai dengan yang kecil. Tidak semua inovasidimulai dengan
ideide besar yang tidak terjangkau oleh kehidupan nyata manusia. keinginan
yang kecil untuk memperbaiki suatu kondisi atau kebutuhan hidup yang
mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap kehidupan manusia
selanjutnya.
d) Inovasi diarahkan pada kepemimpinan atau kepeloporan. Inovasi selalu
diarahkan bahwa hasilnya akan menjadi pelopor dari suatu perubahan yang
diperlukan. Apabila tidak demikian maka intensi suatu inovasi kurang jelas
dan tidak memperolehapresiasi dalam masyarakat.
Arah Inovasi Pendidikana.
a) Invetion (penemuan).Invetion meliputi penemuan atau penciptaantentang
suatu hal yang baru. Invetion merupakan adaptasi dari hal-hal yang telah ada.
Akan tetapi, pembaharuan yang terjadi dalam pendidikan terkadang

Tugas 6_Analisis Evaluasi dan Inovasi Kurikulum_desain kurikulum_Dr. Akhmad Sobarna, M.Pd 11
menggambarkan suatu hasil yang sangat berbeda dengan yang terjadi
sebelumnya.
b) Development (pengembangan). Pembaharuan harus mengalami
pengembangan sebelum masuk dalam dimensi skala yang besar.Development
sering bergantung dengan dengan riset sehingga prosedur-prosedur
“research and development” (R & D) digunakan dalam pendidikan.
c) Diffusion (penyebaran). Persebaran ide baru dari sumber kepada
pemakai/penyerap yang terakhir.
d) Adaption (penyerapan). Beberapa tahap yang penting dalampenerapan inovasi
pendidikan.
Sasaran Inovasi Pendidikan
a) Guru: pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru mulai perencanaan
inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan dan evaluasinya
memainkan peran penting bagi keberhasilan inovasi pendidikan.Guru
menempati posisi kunci dan strategis dalam menciptakan suasana belajar
yang kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan siswa agar mencapai
tujuan secara optimal. Seorang guru tidak hanya harus pintar dari segi
intelektualnya, tetapi juga harus memiliki kompetensi pedagogi, profesional,
individual, dan sosial. Selain itu, guru juga harus kreatif dan inovatif. Untuk
itu guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai diseminator, informator,
transmitter, transformator, organizer, fasilitator, motivator, dan evaluator bagi
terciptanya proses pembelajaran yang dinamis dan inovatif.
b) Siswa: Prioritas paling tinggi di sekolah adalah berpusat pada minat dan
kebutuhan siswa. Jadi, semua unit pekerjaan di sekolah diabdikan pada
kepentingan siswa sesuai dengan tujuan dari pendidikan disekolah
tersebut.Sebagai objek utama dalam pendidikan, siswa memegang peranyang
sangat dominan. Siswa dapat menentukan keberhasilan belajar melalui
penggunaan inteligensi, daya motorik, pengalaman,kemauan, dan
komitmen yang timbul dalam dirinya tanpa paksaan.

Tugas 6_Analisis Evaluasi dan Inovasi Kurikulum_desain kurikulum_Dr. Akhmad Sobarna, M.Pd 12
c) Kurikulum merupakanpedoman dalam pelaksanaan pendidikan dan
pengajaran di sekolah. Kurikulum sekolah merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dalam proses belajar mengajar di sekolah, sehingga dalam
pelaksanaan inovasi pendidikan, kurikulum memegang peranan yang sama
dengan unsur-unsur lain dalam pendidikan. Tanpa kurikulum, inovasi
pendidikan tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan inovasi. Oleh karena itu,
dalam inovasi pendidikan, semua perubahan yang hendak diterapkan harus
sesuai dengan perubahan kurikulum. Dengan kata lain, perubahan
kurikulum diikuti dengan pembaharuan pendidikan dan tidak mustahil
perubahan keduanyaakan berjalan searah.Inovasi kurikulum adalah gagasan
atau praktik kurikulum barudengan mengadopsi bagian-bagian yang potensial
dari kurikulum tersebut dengan tujuan memecahkan masalah atau mencapai
tujuantertentu
d) Fasilitas, termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak bisa diabaikan
dalam proses pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar. Dalam
inovasi pendidikan, fasilitas ikut memengaruhi kelangsungan inovasi yang
akan diterapkan. Tanpa fasilitas, pelaksanaan inovasi pendidikan tidak akan
berjalan dengan baik.
e) Lingkungan social masyarakat Dalam menerapakan inovasi pendidikan,
lingkup social masyarakat tidak secara langsung terlibat dalam perubahan
tersebut,tetapi bisa membawa dampak, baik positif maupun negatif, dalam
pelaksanaan pembaharuan pendidikan. Secara langsung atau tidak,masyarakat
terlibat dalam pendidikan. Sebab, apa yang ingin dilakukan dalam
pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih baik, terutama
masyarakat tempat peserta didik itu berasal. Keterlibatan masyarakat dalam
inovasi pendidikan akan membantu inovator dan pelaksana inovasi dalam
melaksanakan inovasi pendidikan

Tugas 6_Analisis Evaluasi dan Inovasi Kurikulum_desain kurikulum_Dr. Akhmad Sobarna, M.Pd 13
REFERENSI

Chari, R. (2020). Confirmative evaluation: new cipp evaluation model.


http://repositorio.unan.edu.ni/2986/1/5624.pdf

Djaali. Muljono, Pudji. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan.Jakarta :


Penertbit PT Grasindo.

Wulan E.R dan Rusdiana. (2014). Evaluasi pembelajaran dengan pendekatan


kurikulum 2013. penerbit PT. pustaka setia. Bandung

Jamaluddin, A. A. (2018). Evaluasi Program Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan


Olahraga Di SMP Negeri 3 Malang Menggunakan Model Cipp. SPORTIVE:
Journal Of Physical Education, Sport and Recreation, 2(1), 34.
https://doi.org/10.26858/sportive.v2i1.5681

Kafi, Z., Motallebzadeh, K., Khodabakhshzadeh, H., & Zeraatpisheh, M. (2019).


Developing, glocalizing & validating a quality indices rubric in English
language teaching: A case of CIPP model. Cogent Education, 6(1).
https://doi.org/10.1080/2331186X.2019.1666643

Mubarok, H., Rahayu, S., & Hidayah, T. (2015). Analisis Profil Tingkat Kesegaran
Jasmani Pemain Futsal Anker Fc Tahun 2014. JSSF (Journal of Sport Science
and Fitness), 4(3), 48–52.

Nugraha, E., Pendidikan, D., & Madrasah, G. (2016). evaluasi pendidikan pada
jenjang paud Enung. 1(2), 106–118.

Purwanto Ngalim. 1988. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.Remadja


Karya CV. Bandung

Rusdiana.2014. Konsep Inovasi Pendidikan. Cv. Pustaka setia. Bandung

Setiawan, I. (2018). Bachelor of Education in the Foremost , Outer and Behind


Program. 4(1), 100–117.

Stufflebeam, D.L. & Coryn, C.L. 2014. Evaluation Theory, Models, and
Applications.San Fransisco. Jossey Bass

Winarno, evaluasi dalam pendidikan jasmani dan olahraga, (cet.1; Jakarta: Center
For Human Capacity Development 2004

Tugas 6_Analisis Evaluasi dan Inovasi Kurikulum_desain kurikulum_Dr. Akhmad Sobarna, M.Pd 14

Anda mungkin juga menyukai