Dosen Pengampuh:
Dr. H. Djamaah Sofah, M. Ed
Oleh:
Budiman Akli
NIM. 220407014
1
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi
Apa yang dimaksud dengan evaluasi? Kata evaluasi merupakan peng-
Indonesiaan dari kata evaluation dalam bahasa Inggris, yang lazim diartikan
dengan penaksiran. Kata kerjanya adalah evaluate yang berarti menaksir dan
menilai. Sedangkan yang menjadi subjeknya disebut dengan evaluator.1
Secara terminologis, evaluasi dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:
1. Gronlund (1976) mengartikan evaluasi: …a systematic proccess of
determining the extent to wich instructional objectives are achieved by pupil.
2. Nurkancana (1983) menyatakan bahwa evaluasi dilakukan berkenaan dengan
proses kegiatan untuk menentukan nilai sesuatu.
3. Raka Joni (1975) mengartikan evaluasi, yaitu suatu proses dimana kita
mempertimbangkan sesuatu barang atau gejala dengan mempertimbangkan
patokan-patokan tertentu: patokan-patokan mana yang mengandung
pengertian baik-tidak baik, mamadai-tidak memadai, memenuhi syarat tidak-
memenuhi syarat, dengan perkataan lain kita menggunakan value judgement..
4. Edwin Wandt (1957) mengatakan: …refers to the act or procces to
determining the value of something. Artinya evaluasi mengacu pada suatu
tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu.2
5. Witherington dalam Arifin Z (1991), mengemukakan bahwa an evaluation is
a declaration that something has or daoes not have value. Hal ini berarti
evaluasi menentukan apakah sesuatu itu mempunyai atau tidak mempunyai
nilai.3
Komite Studi Nasional tentang Evaluasi dari UCLA menyatakan bahwa
evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis
1
Echol., John dan Hasan Sadly., 1975., Kamus Inggris-Indonesia., (Gramedia: Jakarta)
2
Edwin Wandt, and Brown Gerald W., 1957., Essentials of Educational Evaluation., (Holt Rinehart and
Winston., New York.)
3
Zainal Arifin (1991), Evaluasi Intruksional Prinsip-Teknik-Prosedur.,( PT. Remaja Rosdakarya., Bandung)
2
3
4
Eko Putro Widoyoko, 2011., Evaluasi program Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar)
5
Arikunto S dan Safruddin. 2004., Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004)
4
arif dan bijaksana untuk menentukan nilai sesuatu, baik secara kuantitatif maupun
secara kualitatif.6
Higgins dkk. (2010), misalnya mendefinisikan penilaian formatif sebagai
tugas yang dikerjakan oleh peserta didik selama proses pembelajaran agar peserta
didik memperoleh umpan balik dari pendidik untuk memperbaiki capaian
belajarnya, terlepas apakah pekerjaan peserta didik tersebut dinilai atau tidak.
Penilaian formatif yang biasa disebut assessment for learning adalah proses
mengumpulkan data/informasi/bukti-bukti mengenai sejauh mana (seberapa baik)
kemajuan peserta didik dalam menguasai kompetensi, menginterpretasikan
data/informasi tersebut, dan memutuskan kegiatan pembelajaran yang paling
efektif bagi peserta didik agar dapat menguasai materi/kompetensi secara optimal.
Penilaian formatif merupakan bagian dari langkah-langkah pembelajaran,
dilakukan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung yang merupakan bagian
dari praktik keseharian pendidik dan peserta didik di dalam proses belajar
mengajar di kelas. Penilaian formatif yang dilakukan pendidik tidak hanya
penilaian untuk pembelajaran (assessment for learning) tetapi juga penilaian
sebagai pembelajaran (assessment as learning). Penilaian sebagai pembelajaran
yaitu proses penilaian yang dilakukan pendidik yang memungkinkan peserta didik
melihat capaian dan kemajuan belajarnya untuk menentukan target belajar,
misalnya dalam bentuk penilaian diri atau penilaian antarteman.
Berdasarkan pengertian-pengertian evaluasi di atas, sangatlah jelas bahwa
evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai seseorang dengan menggunakan
patokan-patokan tertentu untuk mencapai suatu tujuan.
Sebelum dilakukan evaluasi, terlebih dahulu dilakukan pengukuran.
Secara etimologis, pengukuran merupakan terjemahan dari measurement (Echols,
1975). Secara terminologis, pengukuran diartikan sebagai suatu usaha untuk
mengetahui sesuatu sebagaimana adanya. Dari hasil pengukuran inilah kemudian
dapat dilihat bagaimanakah proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Guna melakasanakan evaluasi, ditempuhlah teknik-teknik tertentu, sesuai
dengan maksud evaluasi. Teknik adalah suatu cara yang dapat ditempuh
6
Eko PW, 2011., Evaluasi Program Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar)
5
seseorang dalam melakukan sesuatu. Berarti teknik evaluasi adalah suatu cara
yang ditempuh seseorang dalam mengadakan evaluasi.
Secara garis besar, teknik evaluasi dapat dibedakan menjadi dua golongan
besar, yaitu teknik tes dan teknik non tes. Segala jenis teknik evaluasi yang tidak
dapat digolongkan ke dalam tes, dapat dikategorikaan menjadi teknik non tes.
Tes adalah terjemahan dari kata test dalam bahasa Inggris, yang berarti
ujian. Kata kerja transitifnya berarti menguji dan mencoba. Orang yang mengetes
disebut tester, sedangkan orang yang dites disebut dengan testee.7 Secara
terminologis, tes dapat diartikan sebagai jumlah tugas yang diberikan oleh
seseorang kepada orang lain dimana orang lain tersebut (yang dites) harus
mengerjakannya. Pengerjaan tugas tersebut haruslah sesuai dengan yang
dikehendaki oleh orang yang memberi tes.
B. Macam-macam Evaluasi
Ngalim Purwanto menyebutkan ada dua macam evaluasi yaitu evaluasi
formatif dan evaluasi sumatif. Model evaluasi ini sudah banyak difahami dan
digunkan oleh para guru, karena model ini juga merupakan suatu acuan yang
sudah ditetapkan oleh pemerintah yang mengatur mengenai pendidikan, melalui
materi pendidikan dan termasuk dalam lingkup evaluasi pembelajaran di kelas.
Akan tetapi dalam hal ini yang akan lebih banyak dibahas adalah mengenai
evaluasi formatif sesuai dengan judul dalam makalah ini.
1. Pengertian Evaluasi Formatif
Adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan
suatu pokok bahasan atau topik, dan dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh manakah suatu proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana
yang direncanakan. Winkel menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
evaluasi formatif adalah penggunaan tes-tes selama proses pembelajaran
yang masih berlangsung. Dengan tujuan siswa dan guru memperoleh
informasi mengenai kemajuan yang telah dicapai. Evaluasi ini
dimaksudkan untuk mengontrol sampai seberapa jauh siswa telah
7
Echol., John dan Hasan Sadly., 1975., Kamus Inggris-Indonesia., (Gramedia: Jakarta)
6
8
Arikunto S dan Safruddin. 2004., Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004)
7
9
Sukardi, 2 0 0 8 . , Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya (Yogyakarta: PT Bumi Aksara)
8
10
Daryanto, 1999., evaluasi pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta).
9
11
Suharsimi Arikunto, 1997., Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara)
10
12
Zainal Arifin, 2009., Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya)
KESIMPULAN
11
REFERENSI
Echol, John dan Hasan Sadly. 1975., Kamus Inggris Indonesia., Jakarta:
Gramedia
ii
HASIL DISKUSI
PERTANYAAN
JAWABAN
1. Pada setiap akhir pembahasan suatu materi dalam proses pembelajaran perlu
pembelajaran menjadi lebih baik. Penilaian formatif ini bisa dilakukan oleh
seorang guru baik sebelum atau sesudah proses pembelajaran suatu materi
1
2
hal. Hal tersebut dapat diartikan siswa, guru, gedung sekolah, dan lain
sebagainya. Dalam proses pengukuran ini, tentu saja memerlukan alat ukur,
kemudian membuat pertimbangan dengan nilai dan arti. Proses dan hasil
terbatas pada salah satu komponen saja, seperti hasil belajar atau prestasi
mengetahui dan mengukur daya serap peserta didik dalam menyerap materi
dapat mengetahui kelemahan dan kekurangan pada aspek mana saja yang
perlu diperbaiki.
dalam setiap materi atau pokok bahasan. Hal tersebut dilakukan sebagai
yang sedang dipelajari agar peserta didik mencapai penguasaan yang optimal.