Anda di halaman 1dari 16

1

Mendesain dan Melaksanakan


Melaksanakan Evaluasi Formatif

Dosen Pengampuh:
Dr. H. Djamaah Sofah, M. Ed

Oleh:

Budiman Akli
NIM. 220407014

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM AL QURAN AL IITIFAQIAH
INDRALAYA
2022
PENDAHULUAN

Pelaksanaan evaluasi merupakan rangkaian pembelajaran yang tidak dapat


diabaikan oleh guru yang ingin sukses dalam pembelajaran di kelas. Dapat
ditegaskan bahwa setiap pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru selalu ada
unsur evaluasi di dalamnya, hanya saja perlu ditegaskan bahwa evaluasi yang
diberikan oleh guru kepada siswa bukan semata-mata dilaksanakan setelah selesai
satu pokok bahasan melainkan pada saat setelah selesai pembelajaran di dalam
kelas atau setiap selesai tatap muka di dalam kelas.
Tujuannya agar guru dapat mengetahui apakah siswa dapat menguasai
tujuan pembelajaran yang baru saja diberikan. Jenis evaluasi formatif yang
diberikan oleh guru kepada siswa di antaranya yaitu berupa, pekerjaan rumah
(PR), essay tes dan pilihan ganda (PG). Jenis evaluasi formatif mana yang paling
banyak digunakan oleh guru IPS selama ini sangat tergantung pada pilihan guru
dengan berbagai pertimbangan.
Perbedaan jenis evaluasi formatif yang diberikan guru yang satu dengan
guru yang lainnya merupakan hal yang wajar dan sering dilakukan di sekolah.
Namun demikan, memang ada pula jenis evaluasi yang sifatnya sama untuk
semua mata pelajaran, misalnya evaluasi sumatif untuk kebutuhan semester
biasanya disepakati oleh semua guru melalui rapat yang memutuskan agar jenis
evaluasi yang diberikan dalam bentuk pilihan ganda dan essay tes.
Pelaksanaan evaluasi formatif bertujuan untuk mengukur hasil belajar
siswa agar diketahui daya serap secara individu dan klasikal. Hal ini juga sebagai
latihan membiasakan siswa dalam mengerjakan soal-soal dalam setiap mata
pelajaran, sehingga siswa akan terdorong untuk mendalami dan memahami materi
pelajaran dengan baik, agar dapat mudah untuk mengerjakan tes formatif.
Oleh karena itu evaluasi formatif sangat penting dilakukan oleh para
pendidik dalam hal ini guru. Hal ini akan lebih efektif jika dilakukan pada setiap
akhir pokok bahasan agar peserta didik diketahui tingkat pemahamannya terhadap
materi yang sudah diberikan dan diajarkan.

1
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi
Apa yang dimaksud dengan evaluasi? Kata evaluasi merupakan peng-
Indonesiaan dari kata evaluation dalam bahasa Inggris, yang lazim diartikan
dengan penaksiran. Kata kerjanya adalah evaluate yang berarti menaksir dan
menilai. Sedangkan yang menjadi subjeknya disebut dengan evaluator.1
Secara terminologis, evaluasi dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:
1. Gronlund (1976) mengartikan evaluasi: …a systematic proccess of
determining the extent to wich instructional objectives are achieved by pupil.
2. Nurkancana (1983) menyatakan bahwa evaluasi dilakukan berkenaan dengan
proses kegiatan untuk menentukan nilai sesuatu.
3. Raka Joni (1975) mengartikan evaluasi, yaitu suatu proses dimana kita
mempertimbangkan sesuatu barang atau gejala dengan mempertimbangkan
patokan-patokan tertentu: patokan-patokan mana yang mengandung
pengertian baik-tidak baik, mamadai-tidak memadai, memenuhi syarat tidak-
memenuhi syarat, dengan perkataan lain kita menggunakan value judgement..
4. Edwin Wandt (1957) mengatakan: …refers to the act or procces to
determining the value of something. Artinya evaluasi mengacu pada suatu
tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu.2
5. Witherington dalam Arifin Z (1991), mengemukakan bahwa an evaluation is
a declaration that something has or daoes not have value. Hal ini berarti
evaluasi menentukan apakah sesuatu itu mempunyai atau tidak mempunyai
nilai.3
Komite Studi Nasional tentang Evaluasi dari UCLA menyatakan bahwa
evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis

1
Echol., John dan Hasan Sadly., 1975., Kamus Inggris-Indonesia., (Gramedia: Jakarta)
2
Edwin Wandt, and Brown Gerald W., 1957., Essentials of Educational Evaluation., (Holt Rinehart and
Winston., New York.)
3
Zainal Arifin (1991), Evaluasi Intruksional Prinsip-Teknik-Prosedur.,( PT. Remaja Rosdakarya., Bandung)

2
3

dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan


keputusan serta penyusunan program selanjutnya4.
Suchman dalam Aderson mengartikan evaluasi sebagai sebuah proses
menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk
mendukung tercapainya tujuan. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto dan
Safruddin Abdul Jabar, evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi
tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan.5
Sudirman N. dkk, mengemukakan rumusan, bahwa penilaian atau evaluasi
(evaluation) berarti suatu tindakan untuk menentukan nilai sesuatu. Bila penilaian
(evaluasi) digunakan dalam dunia pendidikan, maka penilaian pendidikan berarti
suatu tindakan untuk menentukan segala sesuatu dalam dunia pendidikan.
Sebagai alat penilaian hasil pencapaian tujuan dalam pengajaran, evaluasi
harus dilakukan secara terus menerus. Evaluasi tidak hanya sekedar menentukan
angka keberhasilan belajar. Tetapi yang lebih penting adalah sebagai dasar untuk
umpan balik (feed back) dari proses interaksi edukatif yang dilaksanakan
(Muhammad Ali, 1992).
Evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga nilai
berdasarkan criteria tertentu. Untuk mendapatkan evaluasi yang menyakinkan dan
objektif dimulai dari informasi-informasi kuantitatif dan kualitatif. Instrumennya
(alatnya) harus cukup sahih, kukuh, praktis, jujur. Data yang dikumpulkan dari
pengadministrasian instrument itu hendaklah diolah dengan tepat dan
digambarkan pemakaiannya.
Evaluasi tidak boleh dilakukan dengan kehendak hati guru, anak didik
yang cantik diberikan nilai tinggi dan anak didik yang tidak cantik diberikan nilai
rendah. Evaluasi dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan yang arif dan
bijaksana, sesuai dengan hasil kemajuan belajar yang ditunjukkan oleh anak didik.
Evaluasi adalah suatu tindakan berdasarkan pertimbangan- pertimbangan yang

4
Eko Putro Widoyoko, 2011., Evaluasi program Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar)
5
Arikunto S dan Safruddin. 2004., Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004)
4

arif dan bijaksana untuk menentukan nilai sesuatu, baik secara kuantitatif maupun
secara kualitatif.6
Higgins dkk. (2010), misalnya mendefinisikan penilaian formatif sebagai
tugas yang dikerjakan oleh peserta didik selama proses pembelajaran agar peserta
didik memperoleh umpan balik dari pendidik untuk memperbaiki capaian
belajarnya, terlepas apakah pekerjaan peserta didik tersebut dinilai atau tidak.
Penilaian formatif yang biasa disebut assessment for learning adalah proses
mengumpulkan data/informasi/bukti-bukti mengenai sejauh mana (seberapa baik)
kemajuan peserta didik dalam menguasai kompetensi, menginterpretasikan
data/informasi tersebut, dan memutuskan kegiatan pembelajaran yang paling
efektif bagi peserta didik agar dapat menguasai materi/kompetensi secara optimal.
Penilaian formatif merupakan bagian dari langkah-langkah pembelajaran,
dilakukan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung yang merupakan bagian
dari praktik keseharian pendidik dan peserta didik di dalam proses belajar
mengajar di kelas. Penilaian formatif yang dilakukan pendidik tidak hanya
penilaian untuk pembelajaran (assessment for learning) tetapi juga penilaian
sebagai pembelajaran (assessment as learning). Penilaian sebagai pembelajaran
yaitu proses penilaian yang dilakukan pendidik yang memungkinkan peserta didik
melihat capaian dan kemajuan belajarnya untuk menentukan target belajar,
misalnya dalam bentuk penilaian diri atau penilaian antarteman.
Berdasarkan pengertian-pengertian evaluasi di atas, sangatlah jelas bahwa
evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai seseorang dengan menggunakan
patokan-patokan tertentu untuk mencapai suatu tujuan.
Sebelum dilakukan evaluasi, terlebih dahulu dilakukan pengukuran.
Secara etimologis, pengukuran merupakan terjemahan dari measurement (Echols,
1975). Secara terminologis, pengukuran diartikan sebagai suatu usaha untuk
mengetahui sesuatu sebagaimana adanya. Dari hasil pengukuran inilah kemudian
dapat dilihat bagaimanakah proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Guna melakasanakan evaluasi, ditempuhlah teknik-teknik tertentu, sesuai
dengan maksud evaluasi. Teknik adalah suatu cara yang dapat ditempuh

6
Eko PW, 2011., Evaluasi Program Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar)
5

seseorang dalam melakukan sesuatu. Berarti teknik evaluasi adalah suatu cara
yang ditempuh seseorang dalam mengadakan evaluasi.
Secara garis besar, teknik evaluasi dapat dibedakan menjadi dua golongan
besar, yaitu teknik tes dan teknik non tes. Segala jenis teknik evaluasi yang tidak
dapat digolongkan ke dalam tes, dapat dikategorikaan menjadi teknik non tes.
Tes adalah terjemahan dari kata test dalam bahasa Inggris, yang berarti
ujian. Kata kerja transitifnya berarti menguji dan mencoba. Orang yang mengetes
disebut tester, sedangkan orang yang dites disebut dengan testee.7 Secara
terminologis, tes dapat diartikan sebagai jumlah tugas yang diberikan oleh
seseorang kepada orang lain dimana orang lain tersebut (yang dites) harus
mengerjakannya. Pengerjaan tugas tersebut haruslah sesuai dengan yang
dikehendaki oleh orang yang memberi tes.

B. Macam-macam Evaluasi
Ngalim Purwanto menyebutkan ada dua macam evaluasi yaitu evaluasi
formatif dan evaluasi sumatif. Model evaluasi ini sudah banyak difahami dan
digunkan oleh para guru, karena model ini juga merupakan suatu acuan yang
sudah ditetapkan oleh pemerintah yang mengatur mengenai pendidikan, melalui
materi pendidikan dan termasuk dalam lingkup evaluasi pembelajaran di kelas.
Akan tetapi dalam hal ini yang akan lebih banyak dibahas adalah mengenai
evaluasi formatif sesuai dengan judul dalam makalah ini.
1. Pengertian Evaluasi Formatif
Adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan
suatu pokok bahasan atau topik, dan dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh manakah suatu proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana
yang direncanakan. Winkel menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
evaluasi formatif adalah penggunaan tes-tes selama proses pembelajaran
yang masih berlangsung. Dengan tujuan siswa dan guru memperoleh
informasi mengenai kemajuan yang telah dicapai. Evaluasi ini
dimaksudkan untuk mengontrol sampai seberapa jauh siswa telah

7
Echol., John dan Hasan Sadly., 1975., Kamus Inggris-Indonesia., (Gramedia: Jakarta)
6

menguasai materi yang diajarkan pada pokok bahasan tersebut. Ukuran


keberhasilan atau kemajuan siswa dalam evaluasi ini adalah penguasaan
kemampuan yang telah dirumuskan dalam rumusan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Evaluasi formatif adalah kegiatan menilai yang bertujuan untuk
mencari umpan balik (feedback), selanjutnya hasil penilaian tersebut
dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar-mengajar yang
sedang atau yang sudah dilaksanakan.8 Evaluasi formatif dimaksudkan
untuk memantau kemajuan belajar siswa selama proses belajar mengajar
berlangsung serta untuk mengetahui kelemahan- kelemahan yang
memerlukan perbaikan sehingga hasil belajar mengajar menjadi lebih
baik. Dari hasil evaluasi ini akan diperoleh gambaran siapa saja yang
telah berhasil dan siapa yang dianggap belum berhasil. Selanjutnya
diambil tindakan-tindakan yang tepat.
Tindak lanjut dari evaluasi ini adalah bagi para siswa yang belum
berhasil maka guru dapat memberikan remedial, yaitu bantuan khusus
yang diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan memahami suatu
pokok bahasan tertentu. Sementara bagi siswa yang telah berhasil akan
melanjutkan pada topik berikutnya. Mereka yang memiliki kemampuan
yang lebih akan diberikan pengayaan, yaitu materi tambahan yang
sifatnya perluasan dan pendalaman dari topik yang telah diberikan.

2. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Formatif


Fungsi utama dari tes formatif adalah untuk mengetahui
keberhasilan dan kegegagalan proses belajar mengajar. Dengan demikian
dapat dipakai untuk memperbaiki dan menyempurnakannya. Fungsi tes
formatif ini juga untuk mengetahui masalah dan hambatan kegiatan
belajar mengajar termasuk metode belajar dan pembelajaran yang
digunakan guru, kelemahan dan kelebihannya.

8
Arikunto S dan Safruddin. 2004., Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004)
7

Fungsi evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan guru


untuk memperbaiki proses pembelajaran maupun strategi pembelajaran
yang telah diterapkan. Pelaksanaan evaluasi ini dapat dilakukan secara
kontinu atau periodik tertentu dalam satu proses belajar mengajar. Yang
dimaksud periodik di sini yaitu termasuk pada awal, tengah, atau akhir
dari proses pembelajaran. Fokus evaluasi berkisar pada pencapaian hasil
belajar mengajar pada setiap unit atau blok material yang telah
direncanakan untuk di evaluasi. Informasi yang diperoleh dari evaluasi
formatif ini secepatnya dianalisis guna memberikan gambaran kepada
guru atau administrator, tentang perlu tidaknya dilakukan program-
program perbaikan bagi para siswa yang memerlukan.9
Tujuan dari evaluasi formatif untuk memperoleh informasi yang
diperlukan oleh evaluator tentang siswa guna menentukan tingkat
perkembangan siswa dalam satuan unit proses belajar mengajar. Tujuan
utama evaluasi formatif ini adalah untuk memperbaiki proses belajar,
bukan untuk menentukan tingkat kemampuan anak. Evaluasi formatif ini
juga bertujuan mengetahui sejauh mana program yang dirancang dapat
berlangsung, sekaligus mengidentifikasi hambatan. Dengan diketahui
hambatan dan hal-hal yang menyebabkan program tidak lancar.
Pengambilan keputusan secara dini dapat mengadakan perbaikan yang
mendukung kelancaran pencapaian tujuan program. Dan juga untuk
memastikan tujuan yang diharapkan dapat tercapai dan untuk melakukan
perbaikan suatu produk atau program.

3. Manfaat Evaluasi Formatif


Dari pelaksanaan evaluasi formatif ini diharapkan nantinya dapat
diambil manfaat baik bagi siswa maupun bagi guru itu sendiri.
a) Manfaat bagi guru
Dengan didapatkannya hasil dari evaluasi formatif maka akan
didapatkan:

9
Sukardi, 2 0 0 8 . , Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya (Yogyakarta: PT Bumi Aksara)
8

1) Sejauh mana materi yang sudah diajarkan dapat diserap oleh


siswa.
2) Mengetahui bagian-bagian mana dari materi pelajaran yang belum
dapat diserap dan dimengerti oleh siswa. Apabila bagian yang
belum dikuasai kebetulan merupakan menjadi bahan pra syarat
bagian atau materi lain, maka bagian ini harus menjadi perhatian
bagi guru. Karena apabila bagian atau materi ini tidak kembali
dijelaskan atau diterangkan maka akan mengganggu kelancaran
pemberian materi pembelajaran selanjutnya sehingga siswa akan
semakin sulit dan semakin tidak dapat menguasainya.10
3) Guru dapat meramalkan sukses atau tidaknya seluruh target dan
tujuan pembelajaran yang akan diberikan.
b) Manfaat bagi siswa
Bagi siswa atau peserta didik evaluasi formatif ini berguna sebagai:
1) Acuan untuk mengetahui apakah siswa sudah mampu menyerap
dan mengevaluasi bahan atau materi secara menyeluruh.
2) Penguatan bagi siswa. Tujuannya adalah untuk mengetahui bahwa
yang dikerjakan sudah menghasilkan skor yang tinggi seseuai
dengan harapan maka siswa mendapat “anggukan kepala” dari
guru. Serta merupakan suatu tanda bahwa apa yang sudah dimiliki
merupakan pengetahuan yang sudah benar. Dengan demikian
maka pengetahuan itu akan bertambah dan membekas di ingatan.
Di samping itu tanda keberhasilan suatu pelajaran akan
memperbesar motivasi siswa untuk belajar lebih giat dan dapat
mempertahankan nilai yang sudah baik itu atau memperoleh yang
lebih baik lagi.
3) Usaha perbaikan, dengan umpan yang diperoleh setelah
melakukan tes. Siswa mengetahui kelemahan- kelemahannya.
Bahkan dengan teliti siswa mengetahui bab atau bagaimana dari
bahan yang mana yang belum dikuasainya.

10
Daryanto, 1999., evaluasi pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta).
9

4) Sebagai diagnosa, bahan pelajaran yang sedang dipelajari oleh


siswa merupakan hasil tes formatif, siswa dengan jelas dapat
mengetahui bagaimana bahan pelajaran yang masih dirasakan
sulit.11
c) Manfaat bagi program pembelajaran
1) Apakah program yang diberikan merupakan program yang tepat
dalam arti sesuai dengan kecakapan anak
2) Apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan- pengetahuan
prasyarat yang belum diperhitungkan
3) Apakah diperlukan alat, sarana dan prasarana untuk mempertinggi
hasil yang akan dicapai
4) Apakah metode, pendekatan dan alat evaluasi yang digunakan sudah
tepat.

4. Prinsip-prinsip evaluasi formatif


Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam merancang dan
melaksanakan evaluasi formatif adalah sebagai berikut:
a) Komprehensif
b) Progresif dan terintegrasi dengan baik ke dalam aktivitas di dalam
kelas
c) Sesuai dengan tujuan, outcome kompetensi yang mereka inginkan
untuk dinilai.
d) Jelas, bermanfaat dan tidak ambigu.
e) Objektif
f) Konsistensi atas tujuan yang akan dicapai.
g) Waktu yang cukup

5. Teknik evaluasi formatif

11
Suharsimi Arikunto, 1997., Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara)
10

Terdapat berbagai macam teknik yang dapat digunakan sebagai


penilaian formatif. Teknik ini dapat dibagi menjadi tipe tertulis dan tidak
tertulis:12
Tidak Tertulis Tertulis
Pertanyaan langsung Ujian/ulangan
Observasi Essay
Wawancara Portopolio
Presentasi Penilaian mandiri

12
Zainal Arifin, 2009., Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya)
KESIMPULAN

Penilaian formatif adalah kegiatan penilaian yang bertujuan untuk mencari


atau memperoleh sebuah umpan balik (feed back). Selanjutnya dari hasil penilaian
tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki suatu proses belajar mengajar yang
sedang atau yang sudah dilaksanakan. Intinya, sebenarnya pada panilaian formatif
itu tidak hanya dilakukan pada tiapa akhir pelajaran akan tetapi bisa juga ketika
proses pelajaran sedang berlangsung. Misalnya, ketika guru sedang mengajar,
guru tersebut mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk
mengecek atau mendapatkan informasi apakah siswa telah memahami apa yang
telah diterangkan guru. Jika ternyata masih banyak siswa yang belum mengerti,
maka tindakan guru selanjutnya ialah menambah atau memperbaiki cara
mengajarnya sehingga benar-benar dapat diserap oleh siswa.
Penilaian formatif tidak hanya berbentuk tes tertulis dan hanya pada akhir
pelajaran, tetapi dapat pula berbentuk pertanyaan-pertanyaan lisan atau tugas-
tugas yang diberikan selama pelajaran berlangsung ataupun sesudah pelajaran
selesai. Dalam hubungan ini maka proses tes yang bisa dilakukan dalam sistem
pelajaran termasuk dalam penilaian foramatif.

11
REFERENSI

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.

Daryanto, 1999., Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta

Echol, John dan Hasan Sadly. 1975., Kamus Inggris Indonesia., Jakarta:
Gramedia

Edwin Wandt, and Brown Gerald W., 1957., Essentials of Educational


Evaluation., Holt Rinehart and Winston., New York

Eko Putro Widoyoko, 2011., Evaluasi program Pembelajaran, (Yogyakarta:


Pustaka Pelajar)

Grounlund, Norman E. 1976., Measurement and Evaluation in Teaching., New


York: Macmillan Publishing, C.

Milles & Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Rohendi


Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Rajakoni. 1975., Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan., Malang: Bank Evaluasi


IKIP Malang.

Sukardi., 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. , Yogyakarta:


PT Bumi Aksara

Zainal Arifin, 2009., Evaluasi Pembelajaran., Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

ii
HASIL DISKUSI

PERTANYAAN

1. Apakah tugas berupa pekerjaan rumah/PR (take home) bisa dinamakan

evaluasi formatif? (Desi Ratna Sari)

2. Jelaskan perbedaan pengukuran, penilaian dan evaluasi? (Novita Sari)

3. Apakah evaluasi formatif dilakukan di akhir atau di awal awal pembelajaran

jelaskan? (Danil Usama)

4. Sebaiknya dalam melaksanakan evaluasi formatif apakah memiliki batasan

pelaksanaannya dan apakah setiap akhir materi pembelajaran harus dilakukan

evaluasi formatif? (Himya Safitri)

JAWABAN

1. Pada setiap akhir pembahasan suatu materi dalam proses pembelajaran perlu

dilakukan suatu evaluasi, penilaian dan pengukuran untuk mengetahui tingkat

keberhasilan suatu proses pembelajaran tersebut. Dalam hal ini evaluasi

formatif harus dilakukan secara periodik untuk memantau kemajuan belajar

peserta didik selama proses pembelajaran. Penilaian formatif dipergunakan

untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang memerlukan perbaikan, dan

dengan demikian penilaian formatif yang dimaksudkan, agar hasil

pembelajaran menjadi lebih baik. Penilaian formatif ini bisa dilakukan oleh

seorang guru baik sebelum atau sesudah proses pembelajaran suatu materi

baik itu berupa pertanyaan-pertanyaan langsung maupun yang sifatnya

penugasan (pekerjaan rumah/take home).

1
2

2. Pengukuran adalah suatu proses untuk menentukan kuantitas tentang suatu

hal. Hal tersebut dapat diartikan siswa, guru, gedung sekolah, dan lain

sebagainya. Dalam proses pengukuran ini, tentu saja memerlukan alat ukur,

baik tes maupun non-tes. Dalam sekolah, pengukuran berkaitan dengan

tingkah laku siswa, pengukuran tidak menentukan mengenai lulus atau

tidaknya siswa, pengukuran hanya memberikan data kuantitatif tentang

perilaku siswa yang diukur derdasarkan kriteria tertentu.

Penilaian adalah suatu kegiatan yang berisi mengenai berbagai informasi

yang berkesinambungan dan menyeluruh mengenai proses dan hasil

pembelajaran yang telah dicapai siswa sifatnya menyeluruh, mencakup semua

aspek dalam pembelajaran baik itu Kognitif (pengetahuan), Afektif

(keterampilan), Psikomotorik (sikap) dan nilai-nilai

Evaluasi suatu proses yang menghasilkan gambaran tentang peserta didik,

kemudian membuat pertimbangan dengan nilai dan arti. Proses dan hasil

evaluasi sangat dipengaruhi oleh beragam pengamatan, latar belakang, dan

pengalaman evaluator itu sendiri. Ruang lingkup penilaian lebih sempit,

terbatas pada salah satu komponen saja, seperti hasil belajar atau prestasi

belajar peserta didik.

3. Evaluasi formatif dilakukan umumnya dilakukan saat proses pembelajaran

suatu unit/bab/kompetensi berlangsung. Dapat dilakukan di awal maupun

sepanjang proses pembelajaran berlangsung. Tujuannya adalah untuk

mengetahui dan mengukur daya serap peserta didik dalam menyerap materi

atau informasi yang diberikan dalam proses pembelajaran, sehingga guru


3

dapat mengetahui kelemahan dan kekurangan pada aspek mana saja yang

perlu diperbaiki.

4. Evaluasi formatif sebaiknya dilakukan secara periodik dan terus menerus

dalam setiap materi atau pokok bahasan. Hal tersebut dilakukan sebagai

dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran suatu unit/bab/kompetensi

yang sedang dipelajari agar peserta didik mencapai penguasaan yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai