Anda di halaman 1dari 9

PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM BUYA HAMKA

Oleh:

Budiman Akli
NIM. 220407014

Dosen Pengampuh:
Dr. Paizaluddin, M.Pd.I

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM AL QURAN AL IITIFAQIAH
INDRALAYA
2022
PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM BUYA HAMKA

Budiman Akli

Institut Agama Islam Al-Quran Al-Ittifaqiah Indralaya (IAIQI),


Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Indonesia
Email: budimanakli@gmail.com

Abstrak: Kata Kunci:


Haji Abdul Malik Karim Amarullah (HAMKA), Ta’lim, Tarbiyah, Ta’dib, Konsep pemikiran,
dilahirkan di daerah Sungai Batang, Maninjau Pemikiran Pendidikan.
Sumatera Barat pada hari Ahad, tanggal 17
Februari 1908 M./13 Muharam 1326 H. Buya Abstract:
Hamka pemikiran-pemikirannya banyak Haji Abdul Malik Karim Amarullah (HAMKA),
mempengaruhi masyarakat Indonesia, dilihat was born in the Batang River area, Maninjau,
dari karya-karyanya yang selalu diterbitkan West Sumatra on Sunday, February 17, 1908
ulang. Permasalalah dunia pendidikan M./13 Muharam 1326 H. Buya Hamka's
Indonesia tidak ada habis-habisnya. Salah satu thoughts influenced Indonesian society a lot,
masalah yang muncul dalam dunia pendidikan seen from his works which are always
kini adalah reduksi nilai dan akhlak dalam republished. The problems in the world of
kegiatan pendidikan, khususnya dilihat melalui education in Indonesia are endless. One of the
teori pendidikan Islam. Pendidikan di Indonesia problems that arise in the world of education
hanya berorientasi ta’lim dan tarbiyah today is the reduction of values and morals in
sehingga lebih bersifat materialistis melupakan educational activities, especially seen through
ranah ta’dib. Tujuan penelitian ini adalah untuk the theory of Islamic education. Education in
mengetahui biografi dan konsep pemikiran Indonesia is only oriented towards the ta'lim
pendidikan Islam Buya Hamka. Penelitian ini and tarbiyah, so it is more materialistic, but
adalah penelitian kualitatif yang bercorak forgetting about ta'dib. The purpose of this
penelitian kajian pustaka (library research), study was to find out the biography and thought
dengan menggunakan pendekatan concepts of Buya Hamka's Islamic education.
filosofishistoris teori filsafat pendidikan. Analisis This research is a qualitative research with a
dilakukan dengan pendekatan metode analisis library research style, using a historical
kualitatif secara spesifik yaitu korelasi, philosophical approach to educational
koherensi, dan relevansi sehingga kesimpulan philosophy. he analysis was carried out using a
yang muncul akan sesuai dengan tujuan. Dari specific qualitative analysis method approach,
penelitian didapatkan bahwa konsep pemikiran namely correlation, coherence, and relevance
Buya Hamka tentang pendidikan Islam so that the conclusions that emerge will be in
menekankan tiga elemen yaitu: keluarga, accordance with the objectives. From the
sekolah dan lingkungan sosial. Semua elemen research it was found that Buya Hamka's
penentu keberhasilan pendidikan harus thingking concept of Islamic education
memiliki sinergi yang positif, demi terwujudnya emphasized three elements, namely: family,
tujuan pendidikan yang mampu mengindahkan school and social environment. All elements
semua aturan nilai dan akhlak. Konsep that determine the success of education must
pemikiran Hamka ini dapat menjadi solusi have a positive synergy, for the sake of
alternatif dalam menyusun rumusan visi, misi, realizing educational goals that are able to
dan tujuan pendidikan nasional terlebih khusus heed all the rules of values and morals. All
pendidikan Islam dengan tidak elements that determine the success of
mengesampingkan nilai akhlak dan moral education must have a positive synergy, for the
dengan menyeimbangkan aspek ta’lim, tarbiyah sake of realizing educational goals that are able
dan ta’dib. to heed all the rules of values and morals. The

1
2

concept of Hamka's thinking can be an pendangkalan, pembelokkan aqidah dan


alternative solution in formulating the vision, keimanan umat Islam.1
mission and goals of national education, Buya Hamka adalah seorang putra dari H.
especially Islamic education by not setting Abdul Karim Amrullah atau lebih dikenal
aside moral and moral values by balancing the dengan H. Rasul, ulama besar dari Sumatera
aspects of the ta’lim, tarbiyah and ta'dib. Barat yang merupakan murid dari Imam
Masjidil Harom Syaikh Ahmad Khatib Al
Keywords: Minangkabawi yang berasal dari kota Gadang
The Ta’lim, Tarbiyah, Ta’dib, Concept Sumatera Barat yang merupakan paman dari
Thingking, Educational Thinking KH. Agus Salim dan guru dari KH. Ahmad
Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari sekaligus.
Ibunya bernama Siti Safiyah Binti Gelanggar
PENDAHULUAN yang bergelar Bagindo nan Batuah “Hamka
Umat Islam sekarang dihadapkan pada bukan hanya milik bangsa Indonesia, tetapi
permasalahan yang kompleks, diantaranya kebanggaan bangsabangsa Asia Tenggara.”
pada aspek Teknologi Informasi yang semakin Begitulah perkataan mantan Perdana Menteri
berkembang, khususnya media sosial. Malaysia, Tun Abdul Razak. Kebesaran nama
Teknologi Internet membawa pengaruh yang HAMKA bukan hanya terbatas di wilayah
sangat penting dalam relasi antar manusia Nusantara, tetapi juga bergaung di seantero
dengan memaksimalkan jaringan informasi di jagad Asia Tenggara.2
keseluruhan belahan dunia, sehingga Buya Hamka adalah seorang otodidak. Ia
komunikasi lebih mudah dan dibatasi oleh hanya mendapatkan pelajaran dasar agama di
jarak, ruang, dan waktu. Kapanpun dimanapun lingkungan keluarganya, setelah itu, Buya
selama terhubung dengan jaringan Internet Hamka mencari dan mengembangkannya
keterhubungan akan terjalin, namun disisi lain sendiri. Kepakaran Buya Hamka dalam bidang
menjadi renggang dalam hubungan sosial agama diakui oleh dunia internasional. Pada
langsung yang mengakibatkan muncul indikasi tahun 1958, Buya Hamka memperoleh gelar
luas pergaulan. kehormatan (Doctor Honoris Causa) dari
Melihat kondisi tersebut, bahwa media Universitas Al Azhar.3
sosial memegang peranan penting dalam Tahun 1964, Hamka pernah mendekam di
melakukan penyebaran informasi secara masif, penjara selama dua tahun karena dituduh pro-
dalam segala bentuk dan kriterianya masing- Malaysia. Selama di penjara tersebut Hamka
masing. Informasi yang tersebar ini, sifatnya menulis mahakaryanya, yaitu tafsir al-Azhar.4
bebas dan muatannya suka tidak suka Buya Hamka adalah sosok ulama paripurna,
informasi postif dan negatif. Diantara informasi moderat, teduh yang tidak mudah membuat
yang beredar ini, bisa jadi memuat informasi gaduh, apalagi memancing di air keruh.
yang bersifat prinsipil semacam ideologi, cara Tuturan dan pesan dakwahnya selalu
pandang, serta paham yang baik saja. menyejukkan bukan memojokkan,
Kenyataannya konten negatif berupa mengundang simpati, jauh dari kata umpat dan
hedonisme, sekularisme serta berbagai paham hujat. Figur ulama pembina bukan penghina,
lain yang sifatnya mereduksi keimanan, yang
ditakutkan akan menjadi konsumsi anak didik,
khususnya dalam lembaga pendidikan Islam, 1 Alfian M., Jurnal: Islamika (Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman).,
sehingga mereka terbawa dalam arus paham Pemikiran Pendidikan Islam Buya HAMKA., (Jambi: 2019)
hlm. 89
negatif tersebut dengan munculnya paham 2 Aning F, 100 Tokoh yang Mengubah Indonesia: Biografi
kebebasan baru (neo-liberal) dan sekulerisme. Singkat Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam
Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya Sejarah Indonesia di Abad 20, (Yogyakarta: Narasi, 2007),
hlm. 79
3 Nasution H, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta:

Djambatan, 2002), hlm. 354


4 Hamka, Merantau ke Deli, (Jakarta: Bulan Bintang,

1977), hlm. 194

2
3

pendidik bukan pembidik, pengukuh bukan Pada tanggal 24 Juli 1981 Hamka telah
peruntuh. Ketika mengkritisi kebijakan pulang ke rahmatullah. Jasa dan pengaruhnya
pemerintah yang tidak pro rakyat dan memihak masih terasa sehingga kini dalam
umat Islam, ia lebih memilih jalur pena dalam memartabatkan agama Islam. Beliau bukan
rangka menyampaikan aspirasi dan pesannya sahaja diterima sebagai seorang tokoh ulama
daripada menggalang aksi massa. dan sastrawan di negara kelahirannya, bahkan
Pendiriannya teguh, prinsipnya kuat, namun jasanya di seantero Nusantara, termasuk
lentur dan menaruh hormat kepada liyan yang Malaysia dan Singapura, turut dihargai.7
berbeda. Sosok ulama besar yang bersahaja, Dalam dunia pendidikan Buya Hamka
tak terbeli, independen, dan tak gemar mencoba memajukan kehidupan bangsa ini,
mengobral fatwa. Beragam laku luhur inilah seperti yang ia sampaikan dalam bukunya yang
yang membuat ulama berdarah Minangkabau berjudul Lembaga Hidup, “Pengajaran dan
ini disegani banyak orang. Selain dikenal pendidikan adalah wasilah (jalan) yang paling
sebagia seorang sastrawan Buya Hamka juga utama bagi kemajuan bangsa, mencapai
dikenal sebagi seorang politikus, wartawan, kedudukan yang mulia di dalam dunia. Berkat
negarawan dan juga ulama. Tak heran Buya pendidikan dan pengajaran, tercapailah cita-
Hamka banyak menulis buku dengan berbagai cita yang tinggi. Sebab tiap-tiap bangsa, mesti
disiplin ilmu. Salah satu karya monumental mempunyai cita-cita tinggi.”8 Tujuan pendidikan
Buya Hamka dalam bidang keagamaan adalah akan tercapai melalui proses pengajaran dan
buku Tafsir Al-Azhar. Buku tafsir ini memberi begitupula sebaliknya proses pengajaran tidak
pengaruh luar biasa bukan hanya di Indonesia akan banyak berarti bila tak dibarengi dengan
tapi juga secara global, khususnya di kawasan proses pendidikan. Hal ini seperti yang
Asia Tenggara. Menurut dr. Norbani Ismail, disampaikan Buya Hamka dalam bukunya yang
“kitab Tafsir Al-Azhar adalah tafsir pertama berjudul Lembaga Hidup, “Pengajaran dan
yang ditulis secara komperhensif dalam bahasa pendidikan tidak dapat dipisahkan. Bangsa
Indonesia dan Melayu.”5 Selain karya-karya yang hanya mementingkan pengajaran saja,
sastra dan buku tafsir di atas Buya Hamka juga tiada mementingkan pendidikan untuk melatih
memiliki karya-karya intelektual lainnya, berikut budi pekerti, meskipun kelak tercapai olehnya
daftar karya-karya Buya Hamka:6 Antara Fakta kemajuan, namun kepintaran dan kepandaian
dan Khayal “Tuanku Rao”; Ayahku (Dr. HA. itu akan menjadi racun, bukan menjadi obat.”9
Karim Amrullah); Beberapa Tantangan Selanjutnya, menurut Buya Hamka untuk
terhadap Ummat Islam di Masa Kini; Bohong di mencapai tujuan pendidikan tersebut. Terdapat
Dunia; Dari Lembah Cita-Cita; Di Bawah tiga institusi yang memiliki peranan penting,
Lindungan Ka'bah; Di dalam Lembah yaitu keluarga, sekolah, dan lingkungan
Kehidupan; Kenangan-kenangan Hidup, jilid I, masyarakat. Ketiganya saling melengkapi untuk
II, III, IV; Kisah Nabi-Nabi; Lembaga Hikmat; membentuk dan mendidik karakter peserta
Merantau ke Deli; Pandangan Hidup Muslim ; didik. keluarga merupakan lembaga pendidikan
Pelajaran Agama Islam; Perkembangan pertama dan yang utama, sebagai pondasi bagi
Kebathinan di Indonesia; Pribadi; Said pelaksanaan lembaga pendidikan selanjutnya
Jalaluddin Al-Afhhani, Pelopor Kebangkitan (keluarga dan lingkungan). Karena keluarga
Muslimin; Sejarah Ummat Islam Jilid I, II, III, IV; adalah lingkungan pertama yang menyentuh
1001 Soal Hidup; Tanya Jawab I, II; peserta didik sehingga besar peranannya
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck; Tasawuf terhadap pertumbuhan dan perkembangan
Modern dan Tafsir Al-Azhar. peserta didik dalam rangka membentuk pribadi
yang matang baik lahir maupun batinnya.

5 Jundi. A & Idhar T., (2017). Tafsir Al-Azhar,Kitab Tafsir 7 Haidar Musyafa., (2018) Buya Hamka Sebuah Novel
Karya Ulama Indonesia yang Go Internasional, Biografi., (Jakarta: Imania)
(http://m.kiblat.net) 8 Hamka, (2015) Lembaga Hidup, (Jakarta: Republik) hlm.
6 Tim Penerbit Bulan Bintang, (1977). Merantau ke Deli, 303.
(Jakarta: Bulan Bintang) 9 Ibid

3
4

Sekolah dan keluarga hendaklah terjalin kritik sumber secara ekstern, dan intern, serta
komunikasi yang baik demi keberhasilan interpretasi atas sumber-sumber yang ada.
proses pendidikan tersebut, hal ini seperti yang Setelah melakukan kritik dan interpretasi atas
dijelaskan oleh Buya Hamka, “Didikan di sumber-sumber yang ada, maka tibalah pada
sekolah bertali dengan didikan di rumah. langkah terakhir, yaitu menulis hasil penelitian
Hendaklah ada kontak yang baik antara yang berupa sebuah historiografi. Kajian ini
orangtua murid dengan guru. Antara orangtua diharapkan mampu melihat latar belakang
dan guru perlu datang mendatangi, ziarah pendidikan Buya Hamka, karena latar belakang
menziarahi, selidik menyelidiki tentang tabiat pendidikan itu sangat mempengaruhi karakter
anak yang dalam didikan itu.”10 Hamka seseorang. Setelah itu baru dilanjutkan dengan
menjelaskan tentang pentingnya lingkungan menguraikan faktafakta sejarah yang
masyarakat untuk menilai kemajuan suatu berhubungan dengan keteladanan-keteladanan
negeri, Ahli-ahli masyarakat berkata, “Bila hidup yang mereka miliki. Keteladanan-
engkau datang kepada sebuah negeri, untuk keteladanan hidup yang akan diuraikan dalam
menguji kenaikan dan kerendahan penduduk kajian ini, bukanlah sebuah keteladanan yang
negeri itu, perhatikanlah keadaan dalam bersifat dongeng, akan tetapi keteladanan-
pasarnya, di dalam rumah-rumah minumnya keteladanan itu memang merupakan fakta-fakta
dan segala tempat-tempat pertemuan umum.”11 sejarah yang bisa diuji validitasnya
Peneliti tertarik untuk mengkaji sosok berdasarkan metode sejarah. Jadi kajian ini
Buya Hamka karena dari sekian banyak tokoh berusaha menampilkan fakta-fakta keteladanan
pembaharu Islam di Indonesia. Beliau mungkin hidup Buya Hamka. Sehingga nilai-nilai
satu-satunya yang tidak memiliki ijazah keteladanan yang dimiliki Buya Hamka menjadi
diplomat resmi. Buya Hamka memiliki layak untuk dijadikan panutan secara
kemampuan untuk menghasilkan banyak karya manusiawi, karena Buya Hamka adalah
tulis meskipun kemampuan menulisnya belajar manusia biasa, sama dengan para pemimpin
secara otodidak serta memiliki pengaruh besar bangsa Indonesia yang ada saat ini. Semoga
terhadap perkembangan Islam di Indonesia. kajian ini dapat memberikan inspirasi kepada
para pemimpin bangsa ini agar dapat
METODOLOGI meneladanani hidup dari kedua tokoh ini,
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif sehingga Indonesia bisa menjadi bangsa yang
dengan menggunakan filosofishistoris atau lebih baik.
metode sejarah dengan pendekatan biografi.
Kuntowijoyo, dalam bukunya Metodologi HASIL
Sejarah, mengatakan metode sejarah adalah 1. Sejarah Hidup Buya Hamka
pentujuk pelaksanaan dan petunjuk teknis Hamka bukan hanya milik bangsa
tentang pengumpulan bahan (heuristik), kritik, Indonesia, tetapi kebanggaan bangsabangsa
interpretasi dan penyajian sejarah Asia Tenggara.” Begitulah perkataan mantan
(historiografi). Penyajian sejarah sebenarnya Perdana Menteri Malaysia, Tun Abdul Razak.
bukan kegiatan penelitian, melainkan kegiatan Kebesaran nama HAMKA bukan hanya
penulisan sejarah (penulisan hasil penelitian).12 terbatas di wilayah Nusantara, tetapi juga
Sebagai langkah awal dalam penelitian ini bergaung di seantero jagad Asia Tenggara.
adalah mengumpulkan sumber-sumber yang 13Nama aslinya adalah Haji Abdul Malik Karim

berhubungan dengan tema penelitian yang Amrullah (HAMKA). Ia lahir pada tanggal 16
berkaitan dengan biografi Buya Hamka. Februari 1908 di Maninjau, Sumatera Barat.
Setelah itu dilakukan langkah-langkah berupa Ayahnya adalah Syekh Haji Abdul Karim
Amrullah, terkenal dengan sebutan Haji Rasul,
seorang ulama yang terkemuka dan
10 Hamka, (2015) Lembaga Hidup, (Jakarta: Republik) reformis/pembaharu di Minangkabau. Buya
11 Ibid., h. 279
12 Kuntowijoyo, (1994) Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Hamka adalah seorang otodidak. Ia hanya
Tiara Wacana) kerjasama Jurusan Sejarah Universitas
Gadjah Mada,), hlm. xii. 13 Aning F., Op. Cit., hlm. 79

4
5

mendapatkan pelajaran dasar agama di 2. Pendidikan Islam menurut Buya Hamka


lingkungan keluarganya, setelah itu, Buya Tujuan pendidikan menurut Buya Hamka,
Hamka mencari dan mengembangkannya memiliki dua dimensi, yakni dimensi spiritual
sendiri. Kepakaran Buya Hamka dalam bidang dan intelektual. Keduanya saling melengkapi
agama diakui oleh dunia internasional. Pada dan tak dapat dipisahkan satu sama lain. Hal ini
tahun 1958, Buya Hamka memperoleh gelar seperti yang telah disampaikan oleh Buya
kehormatan (Doctor Honoris Causa) dari Hamka dalam bukunya Lembaga Hidup.
Universitas Al Azhar.14 “Pendidikan bukan hanya soal materi, karena
Setelah mendapatkan pendidikan dasar menjaga kepentingan masing-masing saja,
dari keluarga, Buya Hamka pergi merantau ke karena yang demikian tidaklah membawa
pulau Jawa. Di Jawa, Buya Hamka aktif dalam kepuasan batin. Pendidikan harus didasarkan
organisasi Muhammadiyah. Di organisasi kepada kepercayaan, bahwa di atas dari kuasa
Muhammadiyah inilah Buya Hamka semakin manusia ada lagi kekuasaan Mahabesar. Itulah
mempermantap gaya hidupnya sebagai Tuhan. Sebab pendidikan modern tak bisa
seorang Muslim dan itu sangat terlihat dalam meninggalkan agama. Kecerdasan otak
kiprah Buya Hamka di masa hidupnya. Pada tidaklah menjamin keselamatan kalau nilai
tahun 1927, Buya Hamka pergi menunaikan rohani keagamaan tidak dijadikan dasarnya.”17
ibadah haji ke tanah suci. Setelah pulang tanah Bagi Buya Hamka pendidikan adalah
suci, Buya Hamka mulai mengembangkan sarana untuk mendidik watak pribadi
aktivitasnya sebapai aktivis Muhammadiyah seseorang. Pendidikan bagi manusia bukan
dan itu tetap ia lakukan hingga akhir hayatnya. hanya sekedar untuk mengenal baik dan buruk,
Selain menjadi muballigh, Buya Hamka aktif tetapi juga untuk beribadah kepada Tuhannya,
menjadi penulis. Ia pernah menjadi redaktur serta membuat manusia berguna bagi sesama
majalah Panji Masyarakat dan Pedoman Islam. dan alam lingkungannya. Karena, semaju
Selain itu, ia juga banyak menulis roman. apapun otak manusia dalam mengembangkan
Keaktifannya dalam menulis roman, ilmu pengetahuan, tanpa iman dan akal semua
menyebabkan Buya Hamka mendapatkan akan menjadi sia-sia belaka. Seperti yang
reaksi yang menghebohkan dari ulamaulama disampaikan Buya Hamka dalam bukunya yang
tardisional. Roman-roman yang Ia tulis adalah berjudul Falsafah Hidup, “Ilmu yang disertai
Di Bawah Lindungan Ka’bah (1938), iman, artinya rasa yang disertai timbangan,
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (1939) dan adalah mizan dunia, yang akan menimbang
Merantau Ke Deli (1940). Kemudian yang sama Selanjutnya, menurut Buya Hamka untuk
bersifat cerita pendek adalah Di Dalam Lembah mencapai tujuan pendidikan tersebut. Terdapat
Kehidupan (1940).15 Ia mendapatkan tiga institusi yang memiliki peranan penting,
pendidikan Islam modernis dari keluarganya yaitu keluarga, sekolah, dan lingkungan
dan semakin berkembang setelah ia bergabung masyarakat. Ketiganya saling melengkapi untuk
menjadi aktivis Muhammadiyah. membentuk dan mendidik karakter peserta
Pernyataannya yang sangat masyhur adalah: didik. Karena keluarga, sekolah dan lingkungan
“Kalau saya diminta menjadi anggota Majelis sangat besar pengaruhnya terhadap
Ulama saya terima, akan tetapi ketahuilah saya perkembangan peserta didik.
sebagai Ulama tidak dapat dibeli,” demikian Pertama, keluarga merupakan lembaga
tegas Hamka seperti dikutip M. Roem dalam pendidikan pertama dan yang utama, sebagai
bukunya Bunga Rampai dari Sejarah.16 pondasi bagi pelaksanaan lembaga pendidikan
selanjutnya (keluarga dan lingkungan). Karena
keluarga adalah lingkungan pertama yang
14 Nasution H, (2002). Ensiklopedi Islam Indonesia, menyentuh peserta didik sehingga besar
(Jakarta: Djambatan), hlm. 354. peranannya terhadap pertumbuhan dan
15 ibid
16 Setiawan I, Buya Hamka, Ketua MUI yang Menolak
perkembangan peserta didik dalam rangka
Digaji .[online] tersedia: http://m.ayogitabisa.com/inspirasi/
membentuk pribadi yang matang baik lahir
buya-hamka-ketua-mui-yang-menolak- digaji.html.
[5 Desember 2013]. 17 Hamka, (2015). Lembaga Hidup, (Jakarta: Republika)

5
6

maupun batinnya. Buya Hamka menjelaskan lingkungan masyarakat. Setiap masyarakat


tentang pentingnya didikan dari orang tua, memiliki aturan, norma, idiologi, dan budayanya
“Kepandaian orangtua mendidik anak, adalah masing-masing. Mereka berusaha
menjadi penolong guru. Dan sebaliknya, jika melestarikannya agar nilai-nilai yang telah
anak itu hanya dilepas “unggaskan” saja oleh tertanam pada masyarakat tidak hilang oleh
ayah bundanya, diserahkan saja pada guru, perkembangan zaman. Salah satu cara
disangkanya dapat guru itu memimpin sendiri melestarikan sistem nilai tersebut adalah
dan dia bersikap “masa bodoh”, jaranglah dengan pendidikan. Hamka menjelaskan
berhasil apa yang diharap.”18 Menurut Buya tentang pentingnya lingkungan masyarakat
Hamka didikan orang tua adalah langkah untuk menilai kemajuan suatu negeri, Ahli-ahli
pertama penentu kesuksesan peserta didik. masyarakat berkata, “Bila engkau datang
Kedua, sekolah merupakan hal selanjutnya kepada sebuah negeri, untuk menguji kenaikan
yang menentukan keberhasilan pendidikan. dan kerendahan penduduk negeri itu,
Seperti yang telah diketahui bahwa pendidikan perhatikanlah keadaan dalam pasarnya, di
keluarga adalah pendidikan yang pertama dan dalam rumah-rumah minumnya dan segala
utama, namun tujuan pendidikan tidak akan tempat-tempat pertemuan umum.”20
tercapai dan terpenuhi bila hanya pendidikan
keluarga saja yang dilakukan. Oleh karenanya DISKUSI
munculah pendidikan formal melalui intitusi Buya Hamka adalah sosok multiperan.
khusus yaitu sekolah. Melalui sekolahlah Selain menjadi ulama dan sastrawan, ia juga
peserta didik mampu mengenal dunia secara seorang pemikir. Salah satu, buah pikirnya
lebih luas. Buya Hamka menjelaskan tentang adalah gagasan tentang pendidikan. Buya
pentingnya lembaga pendidikan seperti sekolah Hamka cukup konsen dengan masalah
dalam mendidik peserta didik. Oleh karenanya pendidikan, sosok yang pernah hidup pada
antara sekolah dan keluarga hendaklah terjalin empat zaman yang berbeda ini (kolonial
komunikasi yang baik demi keberhasilan Belanda, penjajahan Jepang, Orde Lama dan
proses pendidikan tersebut, hal ini seperti yang Orde Baru) selalu berpikir untuk memajukan
dijelaskan oleh Buya Hamka, “Didikan di kehidupan berbangsa dan bernegara
sekolah bertali dengan didikan di rumah. masyarakat Indonesia. Melalui dunia
Hendaklah ada kontak yang baik antara pendidikan inilah Buya Hamka mencoba
orangtua murid dengan guru. Antara orangtua memajukan kehidupan bangsa ini, seperti yang
dan guru perlu datang mendatangi, ziarah ia sampaikan dalam bukunya yang berjudul
menziarahi, selidik menyelidiki tentang tabiat Lembaga Hidup, “Pengajaran dan pendidikan
anak yang dalam didikan itu.”19 Dari penjelasan adalah wasilah (jalan) yang paling utama bagi
tersebut, Buya Hamka jelas menekankan kemajuan bangsa, mencapai kedudukan yang
tentang pentingnya komunikasi yang baik mulia di dalam dunia. Berkat pendidikan dan
antara orangtua dengan sekolah demi pengajaran, tercapailah cita-cita yang tinggi.
keberhasilan pendidikan pada peserta didik. Sebab tiap-tiap bangsa, mesti mempunyai cita-
Ketiga, masyarakat atau lingkungan sosial cita tinggi.”21 Pendidikan dan pengajaran
merupakan hal selanjutnya yang dapat adalah dua hal yang tidak boleh dipisahkan.
menentukan keberhasilan proses pendidikan Karena dalam proses pendidikan di dalamnya
pada peserta didik. Manusia adalah makhluk terdapat proses pengajaran yang saling
sosial ia tak dapat lepas dari lingkungannya. Ia melengkapi. Tujuan pendidikan akan tercapai
senantiasa membutuhkan pertolongan orang melalui proses pengajaran, sebaliknya proses
lain. Atas dasar saling kertergantungan dan pengajaran tidak dapat berjalan jika tak
saling membutuhkan itulah, maka menimbulkan dibarengi dengan proses pendidikan.
kecenderungan untuk saling berkelompok dan
bersatu yang akhirnya membentuk suatu
20Ibid
18 Hamka, (2015). Lembaga Hidup, (Jakarta: Republika) 21 Hamka, (2015). Lembaga Hidup, (Jakarta: Republika),
19 Ibid hlm. 303

6
7

Adapun tujuan pendidikan menurut Buya pandai memilah dan memilih mana yang baik
Hamka, memiliki dua dimensi, yakni dimensi dan berguna untuk kita.
spiritual dan intelektual. Keduanya saling Ketiga elemen penentu keberhasilan
melengkapi dan tak dapat dipisahkan satu pendidikan harus tersebut di atas memiliki
sama lain.22 Pendidikan bagi manusia tidak sinergi yang positif, mulai dari keluarga,
hanya sekedar untuk mengenal baik dan buruk, sekolah dan juga lingkungan masyarakat demi
tetapi sebagai hamba manusia harus mengabdi terwujudnya tujuan pendidikan tersebut. Sebab
kepada Tuhannya sesuai dengan tujuan pendidikan adalah salah satu hal utama dalam
penciptaannya (hablumminannallaah), serta menentukan kualitas suatu bangsa. Maju atau
membuat manusia berguna bagi sesama dan tidaknya suatu bangsa dapat terlihat dari
alam lingkungannya (hablumminannaas). kualitas pendidikan rakyatnya.
Sebab secanggih dan semodern apapun
kemampuan otak manusia dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan, tanpa KESIMPULAN
iman dan akal semua akan menjadi sia-sia
belaka akibat keterbatasan otak manusia 1. Pengajaran dan pendidikan adalah wasilah
tersebut. (jalan) yang paling utama bagi kemajuan
Menurut Buya Hamka untuk mencapai bangsa, mencapai kedudukan yang mulia di
tujuan pendidikan tersebut. Terdapat tiga dalam dunia. Berkat pendidikan dan
institusi yang memiliki peranan penting, yaitu pengajaran, tercapailah cita-cita yang tinggi.
keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sebab tiap-tiap bangsa, mesti mempunyai
Ketiganya saling melengkapi untuk membentuk cita-cita tinggi.
dan mendidik karakter peserta didik. Karena 2. Pendidikan adalah untuk membentuk watak
keluarga, sekolah dan lingkungan sangat besar pribadi. Manusia yang lahir ke dunia ini
pengaruhnya terhadap perkembangan peserta supaya menjadi orang yang berguna dalam
didik. Manusia dilahirkan dengan segenap masyarakatnya. Supaya dia tahu mana
ketidakberdayaannya, orang tua dan yang baik dan mana yang buruk.
keluargalah yang menjadi tonggak awal 3. Pengajaran dan pendidikan tidak dapat
pembentukan karakternya. Di dalam Islam dipisahkan. Bangsa yang hanya
orang tua adalah pendidikan pertama untuk mementingkan pengajaran saja, tiada
anak (madrasah al-ula). Akan menjadi apa dan mementingkan pendidikan untuk melatih
seperti apa sang anak adalah tanggung jawab budi pekerti, meskipun kelak tercapai
orang tua yang menjadi guru pertama olehnya kemajuan, namun kepintaran dan
untuknya. Tentunya orang tua tidak akan kepandaian itu akan menjadi racun, bukan
mampu memberikan semua pengetahuan, oleh menjadi obat
karena itu anak butuh orang lain untuk 4. Pendidikan bukan hanya soal materi,
mendapatkan pengetahuan formal termasuk karena menjaga kepentingan masing-
keterampilan dan lain sebagainya yakni masing saja, karena yang demikian tidaklah
sekolah. Tidak hanya kedua hal tersebut di atas membawa kepuasan batin. Pendidikan
dalam perjalanannya mencari kebenaran, sang harus didasarkan kepada kepercayaan,
anak dalam pergaulan juga akan terpengaruh bahwa di atas dari kuasa manusia ada lagi
dengan lingkungan dalam kehidupan sosialnya. kekuasaan Mahabesar. Itulah Tuhan.
Pengaruh kehidupan sosial masyarakat dalam Sebab pendidikan modern tak bisa
kehidupan modern saat ini menjadi hal yang meninggalkan agama. Kecerdasan otak
sangat berpengaruh. Ini disebabkan akses tidaklah menjamin keselamatan kalau nilai
informasi yang begitu mudah untuk didapatkan. rohani keagamaan tidak dijadikan dasarnya.
Informasi tersebut tentunya memiliki sisi positif 5. Orang tua adalah langkah pertama penentu
dan negatif yang membuat kita semua harus kesuksesan peserta didik. Oleh karena itu
pentingnya komunikasi yang baik antara
22Hamka, (2015). Lembaga Hidup, (Jakarta: Republika),
hlm. 304

7
8

orangtua dengan sekolah demi Jundi. A & Idhar T., (2017) Tafsir Al-Azhar,Kitab
keberhasilan pendidikan pada peserta didik. Tafsir Karya Ulama Indonesia yang Go
6. Lingkungan sosial merupakan hal Internasional, (http://m.kiblat.net)
selanjutnya yang menjadi penentu Mahmud Y, (1985). Pokok-pokok Pendidikan dan
Pengajaran, (Jakarta: Hida Karya Agung)
keberhasilan proses pendidikan pada
Musyafa H., (2008). Buya Hamka Sebuah Novel
peserta didik. Biografi., (Jakarta: Imania)
Nasution H., (2002). Ensiklopedi Islam Indonesia,
(Jakarta: Djambatan)
DAFTAR PUSTAKA Ngainun N., (2009) Menjadi Guru Inspiratif
Memberdayakan dan Mengubah Jalan Hidup
Alfian M., Jurnal: Islamika (Jurnal Ilmu-ilmu Siswa, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar)
Keislaman)., Pemikiran Pendidikan Islam Nur Hamim, (2009). Manusia dan Pendidikan
Buya HAMKA., Vol. 19, No. 02, Desember Elaborasi Pendidikan HAMKA, (Sidoarjo:
2019, 89 – 98 Qisthos)
Aning, F. (2007). 100 Tokoh yang Mengubah Roziqin B., (2009) 101 Jejak Tokoh Islam Indonesia,
Indonesia - Biografi Singkat Seratus Tokoh (Yogyakarta: e-Nusantara)
Paling Berpengaruh dalam Sejarah Indonesia Rusdi H, (1983). Pribadi dan Martabat Prof. D.
di Abad 20. (Yogyakarta: Narasi) Hamka, (Jakarta: Pustaka Panjimas)
Barnawi & Arifin M., (2012). Etika dan Profesi Surya P, (2017), Kontribusi Buya Hamka Dalam
Kependidikan, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media) Perkembangan Dakwah Muhammadiyah
Daliar N, (1983). Administrasi Islam di Indonesia, Tahun 1925-1981, (Skripsi: UIN Sumatra
(Jakarta: Rajawali) Utara)
Hamka, (1982). Ayahku, (Jakarta: Pustaka Panji Suyanto & Asep J, (2013). Menjadi Guru
Mas) Profesional, (Esensi: Jakarta).
Hamka, (1982). Kenang-kenangan Hidup, (Kuala Syaiful B. Djamarah, (2000). Guru dan Anak Didik
Lumpur: Pustaka Antara) Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT Rineka
Hamka, (1983). Lembaga Budi, (Pustaka Panjimas : Cipta)
Jakarta) Syamsul M, (2012), Guru Profesional: Harapan dan
Hamka, (1984). Falsafah Hidup, (Jakarta:Pustaka Kenyataan (Semarang: Need’s Press)
Panjimas) Uhar S, (2013). Menjadi Guru Berkarakter,
Hamka, (1985). Tasawuf Modern, (Jakarta, Pustaka (Bandung: PT. Refika Aditama)
Panjimas) Yusuf Y, (1990), Corak Pemikiran Kalam Tafsir Al-
Hamka, (2014). Pribadi Hebat, (Jakarta: Gema Azhar, (Jakarta: Pustaka Panjimas)
Insani) Zainal A, (2002), Profesionalisme Guru Dalam
Hamka, (2015) Lembaga Hidup, (Jakarta: Republik) Pembelajaran, (Surabaya: Insan Cendekia,
Hamka, (2017). Akhlaqul Karimah, (Jakarta : Gema 2002)
Insani) Zainuddin R, (2002). Tuntunan Dakwah Dalam
Hawi A., (2013). Kompetensi Guru Pendidikan Masyarakat Pluralistik Persfektif Metode
Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Dakwah Hamka, (Pekanbaru: Unri-Press) 02)
Persada)

Anda mungkin juga menyukai