Anda di halaman 1dari 10

Pemikiran Pendidikan Islam di Indonesia (KH.

Ahmad Dahlan dan


KH. Hasyim Asy’ari).

Rifki Padilah1, Dandy AL-Fiqri2, Sidik Rifa’i3


22111021101, 22111021162, 22111020693

1,2,3
Manajemen Pendidikan Islam UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda

Abstrak
Di dalam kajian ini membahas sebuah pemikiran pendidikan Islam dalam perspektif kyai
haji Ahmad Dahlan dan kyai haji Hasyim Asy'ari agar mengetahui sejauh mana berbagai
perubahan pendidikan Islam. Pendidikan merupakan sebuah elemen penting dalam membangun
sebuah peradaban untuk zaman sekarang ataupun zamannya akan mendatang. Dengan adanya
pendidikan kita dapat menghasilkan manusia-manusia yang paling paripurna.
Pendidikan merupakan sebuah usaha sadar dan sistematis yang bukan hanya untuk
menjadikan manusia memanusiakan akan tetapi posisinya sebagai khalifah bumi. Di dalam kamus
besar bahasa Indonesia atau KBBI kata sebuah pendidikan bisa diartikan sebagai sebuah proses
bagaimana perubahan atau sikap dan juga tata laku perilaku seseorang atau sebuah kelompok
dalam usaha untuk mendewasakan diri melalui pengajaran dan juga pelatihan.
Kata kunci : Pemikiran Pendidikan Islam di Indonesia (KH. Ahmad Dahlan dan
KH. Hasyim Asy’ari).
Abstrak
This study discusses a thought of Islamic education in the perspective of kyai haji Ahmad
Dahlan and kyai haji Hasyim Asy'ari in order to find out the extent to which changes in Islamic
education have taken place. Education is an important element in building a civilization for the
present or for the future. With education we can produce the most complete human beings.
Education is a conscious and systematic effort not only to make humans humanize but to
position them as caliphs of the earth. In the Big Indonesian Dictionary or KBBI, the word
education can be interpreted as a process of changing attitudes or behavior as well as the behavior
of a person or a group in an effort to mature themselves through teaching and training.
Keywords: Islamic Education Thought in Indonesia (KH. Ahmad Dahlan and KH.
Hasyim Asy'ari).

1
PENDAHULUAN
Saat tahun 1869 lahirlah seorang tokoh masyarakat yang Bernama K.H Ahmad Dahlan di
katman Yogyakarta. K.H. Ahmad Dahlan mendirikan sebuah organisasi yang Bernama
Muhammadiyah pada tanggal 8 dzulhijjah 1330 H/ 18 november 1912 di kampung kauman
Yogyakarta1 . beliau mendirikan Muhammadiyah bukan tanpa alasan, karena pada masa itu umat
islam sangat kebingan dan tak ter arah sehinggan K.H. Ahmad Dahlan tergerak hantinya untuk
membantu dan mengajak umat islam pada masa itu untuk Kembali kepada ajaran AL-QURAN dan
juga HADIST.1
Selain mengajarkan AL-QURAN dan HADIST K.H. Ahmad Dahlan juga mengajarkan
beberapa konsep kehidupan lalu di praktekan di muhammadiyah. Seperti bersungguh – sungguh
berdakwah untuk menyebarkan agama islam melalui muhammadiyah. Seperti perkataanya yang
sangatlah terkenal yaitu “ hidup-hidupilah muhammadiyah dan janganlah dirimu mencari hidup di
dalam muhammadiyah.”.namun sayangnya para kader sekarang yang ada didalam organisasi
muhammdiyah tidak ikut serta dalam mengembangkan organisasi muhammdiyah karena
kebanyakan dari mereka apatis terhadap organisasi Muhammadiyah. 2
Menurut sejarahnya, semenjak didirkan oleh pendirinya itu sendiri.kiai Ahmad Dahlan,
saat pada tahun 1912, organisasi Muhammadiyah menjadi salah satu organisasi kemasyarakatan
yang memiliki kepedulian yang sangat besar terhadap dunia Pendidikan.muhammadiyah pula
dianggap sebagai sebagai sebuah Gerakan yang memoderinisasikan Pendidikan islam yang ada di
Indonesia. Walau seharusnya merupakan Gerakan sosial keagamaan. Dan ada pula salah satu
organisasi kemasyarakatan di Indonesia mempunyai peran penting dalam Pendidikan, yaitu
Nahdlatul Ulama atau NU.3
K.H. Hasyim Asy'ari atau bisa dibilang Muhammad Hasyim, sedangkan nama asli
ASY’ari merupakan nama dari ayahnya, K.H. Hasyim Asy'ari dilahirkan pada tanggal 24
dzulqodah 1287/14 Februari 1871 di sebuah desa yang bernama desa gedang kurang lebih 2 km
dari arah Timur Jombang. K.H. Hasyim Asy'ari merupakan anak ketiga dari 10 saudaranya yang
bernama Nafi’ah, Ahmad Saleh, Rodiah, Hassan, Anis, Fathanah, Maimunah dan Adnan.4

1
Anis Fuadah Z, urin Rahmi Fuadati , “MEMPERKENALKAN SEJARAH PAHLAWAN NASIONAL

KH. AHMAD DAHLAN BAGI PESERTA DIDIK MI/SD DI INDONESIA”. Hal 5-6.

2
Zetty Azizatun Ni’mah, “PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF KH. AHMAD DAHLAN (1869-1923 M) DAN KH.
HASYIM ASY’ARI 1871-1947) Study Komparatif dalam Konsep Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia” ( Didaktika
Religia Volume 2 , No. 1 Tahun 2014). Hal 5-6.

3 Anis Fuadah Z, urin Rahmi Fuadati , “MEMPERKENALKAN SEJARAH PAHLAWAN NASIONAL

KH. AHMAD DAHLAN BAGI PESERTA DIDIK MI/SD DI INDONESIA”.

4
Mukayat Al Amin Dan Mukadas, “STUDI KOMPARATIF: PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT “

2
Nama panjang K.H. Hasyim Asy'ari yaitu Muhammad Hasyim Asy'ari ibn ‘abd AL- Wahid
ibn abd Al Halim, beliau mempunyai gelar pangeran Bonaribn Abdul ar-rahman yang terkenal
sebagai Jaka Tingkir Sultan hadiwijoyo Abdullah bin Abdul Al-Aziz ibn ABD Al-Fatih Maulana
Ishak dari Raden atau disebut juga sunan giri.
K.H. Hasyim Asy’ari mendirikan sebuah organisasi yang Bernama Nahdlatul Ulama pada
tanggal 31 januari1926/ bulan rajab 1344 H di sebuah kampung yang Bernama kertopaten
Surabaya. NU mempunyai arti “ kebangkitan ulama”, berdirinya NU sangatlah penting dalam
perkembangan pemikiran keagamaan dan juga dunia politik islam pada saat masa itu.5
Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah adalah dua organisasi islam yang mempunyai peran
yamg sangat penting didalam dunia Pendidikan Indonesia dalam mengembangkan pemikiran.
Walau kedua organisasi tersebut memiliki peran yang sangat signifikan, namun pada karakteristik
dan juga semangat mereka yang diusung oleh kedua organisasi tersebut sangatlah berbeda antar
satu dan yang lain. Seperti Muhammadiyah dengan semangat pemurnian Islamnya yang
berkomitmen untuk memperbarui pendidikan di Indonesia dan mewujudkan semangat Najib idul
ummah yang diperkenalkan oleh pendirinya itu sendiri yaitu KH Ahmad Dahlan. Sementara itu
NU dengan semangat Islam tradisionalnya yang berupaya untuk mempertahankan dan juga
mengembangkan pendidikan yang ada di pesantren-pesantren dengan mengikuti tradisi salaf ala
pendiri mereka yaitu KH. Hasyim Asy'ari.
METODE PENILITIAN.
Metode yang digunakan dalam jurnal ini adalah sebuah penelitian kualitatif yaitu sebuah
jenis penelitian yang megumpulkan hasil bacaan atau pustakaan yang menjadi sebuah sumber
skunder yang didapatkan dari sebuah buku dan jurnal, bahkan artikel ilmiah.Sebuah data yang ada
didalam artikel maupun buku kemudian di pilah sesuai dengan sebuah relevansinya itu dan
dilakukan pula menganalis dan juga menyesuaikan dengan materi yang bakal di bahas di jurnal
ini. Dan untuk tema yang kurang atau tidak sesuai dengan tema di jurnal ini. Dipisahkan dan juga
tidak di jadikan sebagai bagian analis, Namun jika ketika ditemukan tema yang dapat memberikan
sebuah informasi yang baru meski di luar daripada sebuah khusus intinya. Tetap menjadi sebuah
catatan bersama dengan tema utama jurnal tersebut. Terakhir penulis akan membuatkan sebuah
kesimpulan atas semua informasi dan juga data yang telah dikumpulkan. Adapun juga fokus dalam
mempelajari jurnal ini terbagi menjadi dua yaitu pemikiran pendidikan Islam dalam perspektif
kyai haji Ahmad Dahlan, dan juga pemikiran pendidikan Islam dalam perspektif kyai
haji Hasyim Asy'ari.

K.H. AHMAD DAHLAN DAN K.H. HASYIM ASY’ARI (AL-Hikmah: Jurnal Studi Agama
Agama/Vol. 4, No. 2, 2018).

5
Mukayat Al Amin Dan Mukadas, “STUDI KOMPARATIF: PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT “K.H. AHMAD
DAHLAN DAN K.H. HASYIM ASY’ARI

(AL-Hikmah: Jurnal Studi Agama-Agama/Vol. 4, No. 2, 2018) Hal: 6-7

3
HASIL DAN PEMBAHASAN.
1. K.H Ahmad Dahlan pemikiran pendidikan islam di Indonesia

Sistem Pendidikan Indonesia yang dualistis seperti dicerminkan oleh sistem barat dan
pesantren dalam batas tertentu juga terdapat di kalangan moderen islam. Dengan adanya madrasah
dansekolah sejenis dengan sekolah yg telah di dirikan belanda kecuali tentang pembelajaran agama
golongan moderen tidak berhasil menyediakan buku pembelajaran untuk sekolah mereka buku-
buku yang berasal dari mesir untuk agama dan bahasa arab dan buku belanda yang di gunakan di
sekolah-sekolah belanda terpaksa telah di manfaatkan. 6
Mengenai Pendidikan,pada awalnya, Pendidikan yang berada di Indonesia sangan
terdikotomi oleh penjajah pada saat itu sangat membatasi Pendidikan bagi masyarakat Indonesia,
khususnya agama islam. Sepanjang perjalanan Pendidikan agama islam di Indonesia,memang
sangat di dominasi oleh model Pendidikan yang ada di pesantren yang menaruh atau focus pada
kajian-kajian ilmu keislaman sehingga keberadaan ilmu yg lain di asingkan. Ada benarnya,hal ini
jika di tinjau dari kondisi pada saat itu memang sangat anti pati terhadap barat, bahkan sesuatu
atau segala hal yang berasal dari barat dianggap haram walaupun itu suatu model Pendidikan yang
di anggap berguna.7
Gagasan Kh.ahmad Dahlan yang harus di catat adalah memasukan Pendidikan agama
islam ke dalam sekolah pemerintah atau pemerintahan. Beliau sendiri pernah menjadi tenaga
pengajar agama islam di kweezetis-yogyakarta pada tahun 1910 walaupun masih bersifat extra-
kurikuler,namun peristiwa itu tidak dapat di lupakan, sebagai peristiwa yang pertama,agama islam
di ajarkan di sekolah.8
2. Materi Pendidikan Islam Perspektif KH.Ahmad Dahlan
KH. Ahmad Dahlan melakukan pengelolaan pendidikan Islam secara modern atau
profesional, namun pendidikan yang dilaksanakan mampu memenuhi kebutuhan peserta didik
menghadapi dinamika zamannya. Maka dari itu, pendidikan Islam perlu melakukan membuka diri,
inovatif, dan progresif. Dalam melaksanakan dan melakukan pendidikan yang terkait dengan
penyempurnaan kurikulum tersebut, Ahmad Dahlan telah Menggabungkan materi pendidikan

6 Zetty Azizatun Ni’mah, “PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF KH. AHMAD DAHLAN (1869-1923 M) DAN KH.
HASYIM ASY’ARI 1871-1947) Study Komparatif dalam Konsep Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia” ( Didaktika Religia
Volume 2 , No. 1 Tahun 2014).
7 Zetty Azizatun Ni’mah, “PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF KH. AHMAD DAHLAN (1869-1923 M) DAN KH.

HASYIM ASY’ARI 1871-1947) Study Komparatif dalam Konsep Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia” ( Didaktika Religia
Volume 2 , No. 1 Tahun 2014).

8
mohammad ali, Sodiq A.Kuntoro,Sutrisno, pendidikan berkemajuan:refleksi praksis pendidikan k.h.ahmad
Dahlan.(Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Volume 4, No 1, Juni 2016 (43-58))

4
9
agama dan umum secara integratif kepada lembaga pendidikan sekolah yang dipimpinnya. Materi
pendidikan KH.Ahmad Dahlan adalah al-Qur’an dan Hadith, membaca, menulis, berhitung dan
menggambar. Materi al-Qur’an dan Hadith salah satunya meliputi: ibadah, persamaan derajat
manusia, fungsi perbuatan manusia dalam menentukan Dan mengatur nasibnya, musyawarah,
pembuktian kebenaran al-Qur’an dan Hadist menurut logika, kerjasama antara
agama,kebudayaan,kemajuan peradaban, hukum kausalitas perubahan, nafsu dan kehendak,
demokratisasi dan liberalisasi, kemerdekaan dalam berfikir, dinamika kehidupan dan peranan
manusia di dalamnya dan akhlak.
KH.Ahmad Dahlan kemudian memperkuat kepribadian intelek ulama, dari Sekolah yang
didirikan oleh KH.Ahmad Dahlan cenderung Lebih menyesuaikan dengan sistem pendidikan
kolonial meskipun hanya dalam tata cara penyelenggaraan pendidikan. Atas dasar itu, KH.Ahmad
Dahlan pada tahun 1911 mendirikan “Sekolah Muhammadiyyah” yang menempati sebuah ruangan
layaknya kelas ada meja,kursi dan papan tulis. Dalam sekolah tersebut bukan hanya ilmu agama
namun dimasukkan pula pelajaran lazim yang diajarkan di sekolah model barat, seperti ilmu bumi,
ilmu alam, ilmu hayat dan sebagainya.
Lalu Di samping itu, KH.Ahmad Dahlan melakukan pengkajian ilmu pengetahuan secara
langsung, sesuai dengan prinsip-prinsip al-Qur’an dan Hadith, bukan karena semata pada kitab
tertentu. Upaya yang di lakukan mengaktualisasikan itu bukan hal yang mudah, hal ini didasarkan
berdasar lembaga-lembaga pendidikan tradisional dan pada saat itu terbatas pada dimensi religius
yang membatasi pada pengkajian kitab-kitab klasik para mujtahid sebelumnya atau terdahulu,
khususnya pada Madzhab Syafi’i. Yang mana Idiologi ilmiah semacam ini digunakan sebagai
pelindung oleh kelompok tradisional gunanya mempertahankan semantik statis terhadap
epistemologi yang telah dikembangkan. Sikap demikian akan melahirkan pemikir “pemamah”
yang tak mampu mengolah secara kritis ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya, namunmereka
kurang bisa berkompetisi secara produktif dan kreatif terhadap perkembangan peradaban atau
zaman kekinian. Dari sinilah tampak sekali langkah pembaruan yang bersifat ”reformasi” yang
telah dilakukan KH. Ahmad Dahlan, dengan merintis lembaga pendidikan ”modern” yang
menggabungkan pelajaran agama dan umum. Gagasan pendidikan yang dipelopori atau di
dasarkan KH. Ahmad Dahlan, merupakan perubahan dan pembaruan karena mampu
mengintegrasikan aspek nilai agama dan pengetahuan umum dam iman dan kemajuan teknologi,
namunMenghasilkan generasi muslim terpelajar dan mampu beradaptasi hidup di zaman modern
tanpa terpecah kepribadiannya.10

3. Pemikirian Pendidikan islam KH. Hasyim asy’ari

9
fqndi ahmad, pemikiran k.h.ahmad dahlan tentang pendidikan dan implementasi di smp muhammadiyah 6 yogyakarta
tahun 2014/2015. (urnal Studi Islam, Vol. 16, No. 2, Desember 2015: Hal 144-154

10
KH. AHMAD DAHLAN BAGI PESERTA DIDIK MI/SD DI INDONESIA”.

5
Dalam sebuah pemikiran pendidikan menurut kyai haji Hasyim Asy'ari itu sangat
dipengaruhi dalam keahliannya seperti di bidang fiqih di bidang hadis dan juga di bidang tasawuf.
Sebuah pemikiran pendidikan juga bisa didorong oleh sebuah situasi pendidikan yang terjadi pada
saat itu. Dari sebuah kebiasaan yang lama yaitu kebiasaan tradisional yang sudah berubah ke dalam
bentuk modern karena sistem pendidikan Barat yang telah diterapkan oleh Hindia
Belanda di Indonesia. 11
Menurut dalam pemikiran kyai haji Hasyim Asy'ari di dalam dunia pendidikan ada tiga hal
yang dapat mempengaruhi kesuksesan bagi seorang murid dalam mencari ilmu pengetahuan yang
pertama adalah keluarga mereka kedua adalah sekolahnya dan yang ketiga masyarakat atau
lingkungan di sekitarnya. Di dalam hal tiga ini telah dibahas lebih detail oleh kyai haji
Hasyim Asy'ari dalam Al-Mawa’idz, Al-Qanun al-Asasy, Adab al-‘Alim wa al-Muta’alim dan
Dha’ul Misbah (Mukani, 2016). Yang menyatakan bahwa ketiga komponen tersebut harus berjalan
dan seimbang bahkan juga saling mensuport dan juga membimbing satu sama lain agar dapat
mencapai sebuah tujuan yang diinginkan yang berupa kesuksesan. Dan menurut kyai haji Hasyim
Asy'ari dalam tujuan pendidikan Islam yaitu adalah sebagai sebuah sarana yang sangat strategis
untuk menyebarluaskan sebuah kebaikan dan juga dapat membantu membersihkan jiwa atau hati
dari segala sesuatu perkara yang kotor seperti mempunyai akhlak yang buruk bersikap jelek iri dan
dengki dan lain sebagainya serta juga sebagai alat atau media bagi manusia dalam berusaha atau
upaya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Allah.12
Bagi kyai haji Hasyim Asy'ari sebuah strategi pembelajaran yang baik dan benar adalah
pelajari dulu apa yang sedang dipelajari karena itu merupakan sebuah amal baik dan apabila
engkau menemui sebuah kesulitan maka bertanyalah sampai engkau memahami karena
mencarinya itu terhitung sebagai sebuah ibadah dan jika selesai dalam belajar maka lakukanlah
yang Bernama berdiskusi bersama dan membahas ilmu yang telah engkau dapat karena itu
merupakan suatu ijtihad. 13

4. Tujuan Pendidikan Menurut KH. Hasyim Asy’Ari


Menurut kyai haji Hasyim Asy'ari tujuan dalam pendidikan yang ideal yaitu membentuk
sebuah masyarakat yang beretika atau akhlak yang baik dan menurut kyai haji Hasyim Asy'ari juga
tujuan utama dalam ilmu pengetahuan yaitu mengamalkannya. Maka dari itu apabila ada seseorang
yang bila mendapatkan ilmu pengetahuan lalu dia mengamalkan ilmu yang tersebut maka orang
tersebut adalah orang yang sangat beruntung dan sebaliknya pula jika ia mendapatkan sebuah ilmu

11
Abrina Maulidnawati Jumrah; Syarifuddin Ondeng, RELEVANSI PEMIKIRAN KH. AHMAD DAHLAN DAN KH.
HASYIM ASY’ARI DAN PENGARUHNYA DALAM BIDANG PENDIDIKAN ISLAMAl Urwatul Wutsqa: Kajian Pendidikan Islam
Volume 2, Nomor 1, Juni 2022. Hal 15
12
muhammad ramdani , agus Suryana , Ernawati, konsep pemikiran pendidikan islam dan sistem pendidikan islam
menurut hadratusyaikh kh m hasyim asy'ari. (Transformasi Manageria, Vol. 1, No. 1, Juni 2021 ) Hal 78

13 Muhamad Faiz, “Amiruddin Jurnal Dirasah,KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KH”. HASYIM ASY’ARI, (Volume 1,

Nomor 1, Februari 2018 Hal 27

6
14
pengetahuan lalu ia tidak dapat mengamalkan sebuah ilmu tersebut sungguh orang tersebut
termasuk orang yang sangat rugi.
Menurut Rifa'i kyai haji Hasyim Asy'ari membagi ilmu pengetahuan menjadi sebuah
tiga bagian yaitu:
1. lmu pengetahuan yang dilarang atau tercela yang mempunyai arti ilmu pengetahuan
tersebut yang sangat tidak diharapkan kegunaannya baik di dunia dan di akhirat
sekalipun seperti contohnya ilmu sihir menuju ramalan Nasib.
2. Ilmu pengetahuan yang di dalamnya keadaan tertentu menjadi sebuah terpuji tetapi
jika terlalu mendalaminya maka akan jadi tercela, artinya ilmu tersebut yang
sekiranya di dalam nih akan menimbulkan kekacauan dalam berpikir sehingga
dikhawatirkan menimbulkan kufur contoh misalnya ilmu kepercayaan dan
kebatinan.
3. Ilmu pengetahuan yang terpuji, yakni ilmu pelajaran seperti ilmu-ilmu agama ilmu
bagaimana cara beribadah ilmu yang dapat menyucikan jiwa kita dan ilmu yang
dapat membuat diri kita terlepas dari sebuah perbuatan yang tercela, dan juga ilmu
tersebut dapat membantu kita mengetahui kebaikan dan dapat membuat kita
mengerjakan sebuah kebaikan tersebut, mendekatkan diri kepada Allah menjadi
ridhonya dan juga ilmu yang dapat membantu kita dalam mempersiapkan dunia
untuk kepentingan akhirat.15
Yang telah dijelaskan pada kitab adab al- A'lim, kyai haji Hasyim Ashari menyebutkan
bahwa tujuan dalam pendidikan adalah
1. menjadikan insan purna yang mempunyai tujuan untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT.
2. Yang telah dijelaskan pada kitab adab al- A'lim, kyai haji Hasyim Ashari menyebutkan
bahwa tujuan dalam pendidikan adalah yang pertama menjadikan insan purna yang mempunyai
tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.16
Menurut kyai haji Hasyim Asy'ari kita dalam mencari sebuah materi pembelajaran
terutama dalam dunia pendidikan agama Islam itu harus pada sumbernya yaitu Alquran dan hadis.
Seperti pada perkataan beliau pada kitab adab bertalim wal muta'alim yang mengatakan bahwa
Alquran adalah sumbernya dari segala ilmu, induk ilmu dan ilmu yang paling penting dari sekian

14
Zainur Rosyid, Alwizar, Kadar, M. Naelul Mubarok,” Konsep Pengajaran Islam Menurut K.H. Hasyim Asy’ar” (Ilmu Al
Qur’an (IQ) Jurnal Pendidikan Islam Volume 5 No.01 2022). Hal 113-114
15
Zetty Azizatun Ni’mah, “PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF KH. AHMAD DAHLAN (1869-1923 M) DAN KH.
HASYIM ASY’ARI 1871-1947) Study Komparatif dalam Konsep Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia” ( Didaktika Religia
Volume 2 , No. 1 Tahun 2014).Hal 156.

16 Mukhlis Lbs , “KONSEP PENDIDIKAN MENURUT PEMIKIRAN KH. HASYIM ASY’ARI” ( Jurnal As-Salam, Vol. 4 No. 1 Januari - Juni
2020). Hal 86.

7
17
banyaknya sebuah ilmu pengetahuan. Semuanya itu berasal dari Alquran bahkan sebelum adanya
ilmu itu ada Alquran yang sudah menjelaskan ilmu dengan pembuktian kejadian-kejadian yang
telah terjadi pada alam semesta. Daripada setiap-tiap bidang studi dibuatlah satu rangkuman yang
menghubungkan dengan Alquran dan hadis adalah salah satunya yaitu sayap ilmu Syari'at.
Sedangkan sayap satunya pula itu adalah Alquran yang menerangkan berbagai macam masalah
baik ataupun buruk di dunia maupun di akhirat kelak mukjizat nabi imam Syafi'i pernah berkata
“barang siapa yang memakai sebuah dasar hadis maka kuatlah argumentasinya.”

KESIMPULAN
Pendidikan Islam perlu melakukan membuka diri, inovatif, dan progresif. Dalam
melaksanakan dan melakukan pendidikan yang terkait dengan penyempurnaan kurikulum tersebut,
Ahmad Dahlan telah Menggabungkan materi pendidikan agama dan umum secara integratif
kepada lembaga pendidikan sekolah yang dipimpinnya.
KH.Ahmad Dahlan melakukan pengkajian ilmu pengetahuan secara langsung, sesuai
dengan prinsip-prinsip al-Qur’an dan Hadith, bukan karena semata pada kitab tertentu. Upaya yang
di lakukan mengaktualisasikan itu bukan hal yang mudah, hal ini didasarkan berdasar lembaga-
lembaga pendidikan tradisional dan pada saat itu terbatas pada dimensi religius yang membatasi
pada pengkajian kitab-kitab klasik para mujtahid sebelumnya atau terdahulu, khususnya pada
Madzhab Syafi’i.
Dalam sebuah pemikiran pendidikan menurut kyai haji Hasyim Asy'ari itu sangat
dipengaruhi dalam keahliannya seperti di bidang fiqih di bidang hadis dan juga di bidang tasawuf.
Sebuah pemikiran pendidikan juga bisa didorong oleh sebuah situasi pendidikan yang terjadi pada
saat itu. Dari sebuah kebiasaan yang lama yaitu kebiasaan tradisional yang sudah berubah ke dalam
bentuk modern karena sistem pendidikan Barat yang telah diterapkan oleh Hindia
Belanda di Indonesia.
Menurut dalam pemikiran kyai haji Hasyim Asy'ari di dalam dunia pendidikan ada tiga hal
yang dapat mempengaruhi kesuksesan bagi seorang murid dalam mencari ilmu pengetahuan yang
pertama adalah keluarga mereka kedua adalah sekolahnya dan yang ketiga masyarakat atau
lingkungan di sekitarnya.
Menurut kyai haji Hasyim Asy'ari tujuan dalam pendidikan yang ideal yaitu membentuk
sebuah masyarakat yang beretika atau akhlak yang baik dan menurut kyai haji Hasyim Asy'ari juga
tujuan utama dalam ilmu pengetahuan yaitu mengamalkannya.

17 Muhamad Faiz, “Amiruddin Jurnal Dirasah,KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KH”. HASYIM ASY’ARI, (Volume 1, Nomor 1,
Februari 2018). Hal 20

8
Daftar Pustaka

Jurnal
Muhamad Faiz, “Amiruddin Jurnal Dirasah,KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KH”. HASYIM ASY’ARI,
(Volume 1, Nomor 1, Februari 2018)

Mukhlis Lbs , “KONSEP PENDIDIKAN MENURUT PEMIKIRAN KH. HASYIM ASY’ARI” ( Jurnal As-Salam, Vol.
4 No. 1 Januari - Juni 2020)

Anis Fuadah Z, urin Rahmi Fuadati , “MEMPERKENALKAN SEJARAH PAHLAWAN NASIONAL

KH. AHMAD DAHLAN BAGI PESERTA DIDIK MI/SD DI INDONESIA”.

Zetty Azizatun Ni’mah, “PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF KH. AHMAD DAHLAN (1869-1923 M)
DAN KH. HASYIM ASY’ARI 1871-1947) Study Komparatif dalam Konsep Pembaruan Pendidikan Islam di
Indonesia” ( Didaktika Religia Volume 2 , No. 1 Tahun 2014).

Zainur Rosyid, Alwizar, Kadar, M. Naelul Mubarok,” Konsep Pengajaran Islam Menurut K.H.
Hasyim Asy’ar” (Ilmu Al-Qur’an (IQ) Jurnal Pendidikan Islam Volume 5 No.01 2022).

Muhamad Faiz Amiruddin,” KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KH. HASYIM ASY’ARI” (Jurnal
Dirasah, Volume 1, Nomor 1, Februari 2018).

Mukhlis Lbs , “KONSEP PENDIDIKAN MENURUT PEMIKIRAN KH. HASYIM ASY’ARI”. ( Jurnal As-Salam, Vol.
4 No. 1 Januari - Juni 2020).

Jadilah abdullah ,K.H.Ahmad Dahlan (Muhammad Darwis). (Volume 9, No. 1, Januari-Juni


2015).
Dahlan, kh.ahmad dahlan sebagai tokoh pembaharu . (Jurnal Adabiyah Vol. XIV Nomor 2/2014)
fqndi ahmad, pemikiran k.h.ahmad dahlan tentang pendidikan dan implementasi di smp
muhammadiyah 6 yogyakarta tahun 2014/2015. (urnal Studi Islam, Vol. 16, No. 2, Desember
2015: 144-154

mohammad ali, Sodiq A.Kuntoro,Sutrisno, pendidikan berkemajuan:refleksi praksis pendidikan


k.h.ahmad Dahlan. (Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Volume 4, No 1,
Juni 2016 (43-58))
muhammad ramdani , agus Suryana , Ernawati, konsep pemikiran pendidikan islam dan sistem
pendidikan islam menurut hadratusyaikh kh m hasyim asy'ari. (Transformasi Manageria, Vol. 1,
No. 1, Juni 2021 )

9
amrina rosyada , hudaidah , relevasi persepsi pendidikan kh.hasyim asy'ari dan dekandensi
moral. ( Humanitas Vol. 7 No. 1, Desember 2020, hal. 45-56)
Abrina Maulidnawati Jumrah; Syarifuddin Ondeng, RELEVANSI PEMIKIRAN KH. AHMAD
DAHLAN DAN KH. HASYIM ASY’ARI DAN PENGARUHNYA DALAM BIDANG PENDIDIKAN
ISLAMAl Urwatul Wutsqa: Kajian Pendidikan Islam Volume 2, Nomor 1, Juni 2022.
Mukayat Al Amin Dan Mukadas, “STUDI KOMPARATIF: PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM
MENURUT “
K.H. AHMAD DAHLAN DAN K.H. HASYIM ASY’ARI
(AL-Hikmah: Jurnal Studi Agama-Agama/Vol. 4, No. 2, 2018)

10

Anda mungkin juga menyukai