Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu upaya membekali manusia dalam kehidupan
semasa di dunia. Manusia hidup dengan berbagai macam kebutuhan dan
kepentingan tersebut tidak lepas dari sebuah proses pendidikan. Oleh karena itu,
sebagai dasar perkembangan pendidikan di dalamnya pasti terdapat sebuah
filosofi. Deskripsi tujuan pendidikan adalah arah dan cita cita pencapaian dari
pendidik itu sendiri. Dan sebagai pendidik yang baik pasti memiliki cara dalam
pencapaian tujuan pendidikan.
Wujud pendidikan lahir dari orang-orang yang berpendidikan, baik dari
pendidikan umum atau agama. K.H. Ahmad Dahlan adalah salah satu contoh
Tokoh Indonesia sebagai filosof yang memiliki banyak karya dan sumbangsihnya
terhadap pemikiran Pendidikan Islam. Disini pemateri akan mengupas konsep dan
pemikiran pendidikan menurut K.H. Ahmad Dahlan

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Biografi K.H. Ahmad Dahlan?

2. Bagaimana Konsep Pendidikan Islam K.H. Ahmad Dahlan?

3. Bagaimana Analisis Pendidikan Islam menurut K.H. Ahmad Dahlan?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui Biografi K.H. Ahmad Dahlan

2. Untuk mengetahui Konsep Pendidikan Islam K.H. Ahmad Dahlan

3. Untuk mengetahui Analisis Pendidikan Islam menurut K.H. Ahmad D

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi K.H. Ahmad Dahlan


Kelahiran K.H. Ahmad Dahlan yaitu di kampung Kauman, yang terletak di
Yogyakarta pada tahun 1868 dan wafat pada tanggal 23 Februari 1923 dengan nama
aslinya yaitu Muhammad Darwis.1 Ayahnya K.H. Abu Bakar bin Kiai Sulaiman
adalah imam dan khatib Masjid Besar Kauman Yogyakarta, sementara ibunya Siti
Aminah adalah anak K.H. Ibrahim, penghulu besar di Yogyakarta. 2 Menurut salah satu
silsilah, keluarga Muhammad Darwis dapat dihubungkan dengan Maulana Malik
Ibrahim, beliau adalah salah seorang wali penyebar agama Islam yang telah dikenal di
Pulau Jawa.3
K.H. Ahmad Dahlan menyelesaikan pendidikan dasarnya pada Madrasah dan
Pesantren di Yogyakarta dalam bidang nahwu, fiqhi, dan tafsir.4 Pada tahun 1888, K.H.
Ahmad Dahlan disuruh oleh orang tuanya menunaikan ibadah haji. Ia bermukim di
Mekkah selama lima Tahun untuk menuntut ilmu agama Islam, seperti kiraat, tauhid,
tafsir, fiqhi, tasawuf, ilmu mantik, dan ilmu falaq. 5 Sepulang dari Makkah yang
pertama ia telah mengganti namanya (dari Muhammad darwis menjadi Haji Ahmad
Dahlan) dan tak lama kemudian ia menikah dengan Siti Walidah putrid Kyai Penghulu
Haji Fadhil.6
Pada tahun 1903 ia berkesempatan kembali pergi ke Makkah untuk
memperdalam ilmu agama selama 3 tahun.7 Kali ini ia banyak belajar dengan Syekh
Ahmad Khatib Minangkabau. Disamping itu, ia juga tertarik pada pemikiran Ibnu
Taimiyah, Jamaluddin al-afgani, Muhammad Abduh dan Muhammad Rasyid Rida dan

1
Ensiklopedi Islam, Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, (Cet.XI, Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve,
2003), h.83
2
Abuddin Nata, Tokoh-tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2005), h.98
3
Sukardjo dan Ukim Komaruddin, Landasan Pendidikan; Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2009), h.108
4
Djamaluddin & Abdullah, Kapaita Selekta Pendidikan Islam, (Cet.II, Bandung: CV Pustaka Setia, 1999),
h. 89
5
Ensiklopedi Islam, h. 83
6
Amir Hamsyah, Pembaharuan Pendidikan dan Pengajaran Islam, (Malang: UP Kenmutia, 1968), h.70
7
Ensiklopedi Islam, h. 83

2
diantara kitab tafsir yang menarik hatinya adalah Tafsir al-Manar. Dari tafsir inilah
beliau mendapatkan inspirasi dan motivasi untuk menjadikan perbaikan dan
pembaruan ummat Islam di Indonesia.
B. Konsep Pendidikan Islam K.H. Ahmad Dahlan
Berbicara tentang konsep, Konsep dan pemikiran K.H. Ahmad Dahlan tidak dapat
dipisahkan dengan latar belakang pemikiran K.H. Ahmad Dahlan yang mendapat
inspirasi oleh pemikiran-pemikiran Jamaluddin Al-Afgani, Muhammad Abduh dan
Rasyid Ridha. Selain itu, kondisi pendidikan di Yogyakarta ketika itu terdapat dua
sistem pendidikan yakni pendidikan pesantren dan pendidikan belanda. Ciri ciri
Pendidikan belanda memakai ruang kelas dan kurikulum pendidikan umum, dan ciri
ciri pendidikan pesantren belajar disurau (langgar) dan kurikulum keagamaan.8
K.H. Ahmad Dahlan dalam konsep pendidikan berprinsip bahwasannya target
paling utama dan penting dalam kehidupan adalah membentuk kepribadian yang baik.9
Menurut K.H. Ahmad Dahlan pendidikan wajib memeberikan bekal untuk perserta
didik bukan hanya pengetahuan agama, akan tetapi pengetahuan dan keterampian juga
harus dikedepankan untuk mendapatkan kemajuan yang seimbang. Maka dari itu,
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan kehidupan perserta didik beradalah yang
merupakan pendidikan yang paling baik. Latar belakang pemikiran tersebut merupakan
hasil dari kepeduliah K.H. Ahmad Dahlan melihat ekonomi masyarakat indonesia yang
terpuruk, karna tertinggal jauh oleh kemajuan pendidikan Belanda.
Menurut K.H. Ahmad Dahlan umat islam pada saat itu terlalu memprioritaskan
agama dalam kehidupannya dan tidak menghiraukan pentingnya apendidikan umum
dalam kehidupan. Dan hal ini mengakibatkan ketertinggalan dan kelumpuhan umat
islam sendiri, khususnya dalam bidang ekonomi. Dari hal tersebutlah yang
membangkitkan K.H. Ahmad Dahlan untuk mengambil metode pendidikan barat atau
Belanda pada khususnya. Dan bertujuan agar kemajuan umat islam dapat setara dengan
kemajuan kaum kolonial Belanda.
Rasa ketidak puasan Metode Pendidikan pada saat itu, akhirnya muncul rasa
kepedulian K.H. Ahmad Dahlan terhadap pendidikan umat islam membara dan
8
Ensiklopedi Islam, Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, (Cet.XI, Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve,
2003), h.84
9
Abuddin Nata, Tokoh-tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2005), h.102

3
berjuang untuk terciptanya manusia yang berbudi, pemikiran yang luas, dan dapat
berjuang demi kemajuan masyarakat.10 Akibatnya dengan Model pendidikan
Muhammadiyah beliau menuangkan dalam beberapa pandangan mengenai pendidikan:
1. Pendidikan Integralistik
K.H Ahmad Dahlan bukan termasuk Tokoh yang memiliki warisan karya
berbentuk tulisan, artikel dan lain sebagainya. Karena karya beliau berbentuk
perjuangan atau Amal dan bukan tulisan, Maka dari itu beliau mendapat semboyan
“man of action”. Dan jika ingin mengetahui karya-karya tersebut, lebih banyaknya
melihat pada proses bagaimana beliau merjuang membangun sistem dan Metode
pendidikan. Seperti Naskah pidato terakhir beliau yang berjudul Tali Pengikat
Hidup terlihat ada tiga pesan yang menunjukan konsen beliau terhadap pencerahan
akal suci melalui filsafat dan logika, yaitu:
a) Pengetahuan tertinggi adalah pengetahuan tentang kesatuan hidup yang dapat
dicapai dengan sikap kritis dan terbuka dengan mempergunakan akal sehat
dan istiqomah terhadap kebenaran akali dengan di dasari hati yang suci;
b) Akal adalah kebutuhan dasar hidup manusia;
c) Ilmu mantiq atau logika adalah pendidikan tertinggi bagi akal manusia yang
hanya akan dicapai jika manusia menyerah kepada petunjuk Allah swt.
2. Mengambil Subtansi berserta Metodologi Pendidikan Modern Belanda Ke
dalam Madrasah-Madrasah Pendidikan Agama.
Berawal dari komponen pendidikan yang digunakan dan disusun oleh lembaga
pendidikan Belanda. Untuk mendapatkan kesetaraan antara sekolah tradisional atau
pesantren dengan sekolah Belanda, K.H. Ahmad Dahlan senantiasa mengambil dan
menyerap kemudian dengan gagasan dan praktek pendidikannya dapat menerapkan
metode pendidikan yang dianggap baru di masa itu dan dimasukan kesekolah yang
di dirikannya dan madrasah-madrasah tradisional atau pesantren. Yang mana di
dalamnya Terdapat Metode campuran antara metode pendidikan barat dengan
metode pendidikan tradisional atau pesantren.
Melalui Muhammadiyah K.H. Ahmad Dahlan telah membawa pembaharuan
pendidikan, dengan menambahkan mata pelajaran agama atau agama islam di
10
Amir Hamzah Wirjosukarto,Pembaharuan Pendidikan dan Pengajaran Islam (Jember: Mutiara Offset,
1985), h.95-96.

4
sekolah umum dan menerapkan pendidikan yang datang dari Barat, dan
menambahkan kitab-kitab baru para ulama yang berbentuk kurikulumnya. dari hal
itu muncullah penilaian pro dan kontra atas pembaruan K.H. Ahmad Dahlan
sehingga beliau mendapatkan berbagai kecaman, salah satunya adalah kyai
murtad.11 Hingga sampai tahun 1933 disebutkan bahwa sekolah Muhammadiyah
sebagai sekolah dengan metode kebarat-baratan. Akan tetapi Muhammadiyah tetap
mengajarkan keislaman terhadap perserta didikanya, dan berpegang teguh pada
kebenaran. Muhammadiyah juga menerapkan keputusan Tarjih, yaitu proses atau
cara dalam mengambil sebuah keputusan dengan cara melihat dari yang paling kuat
asalnya atau pondasinya.
3. Memberi Muatan Pengajaran Islam pada Sekolah-Sekolah Umum Modern
Belanda.
Pada bulan April 1922 Muhammadiyah mengajukan ke Pemerintah agar
mendapatkan izin untuk orang Islam agar dapat mengajarkan agama Islam di
sekolah-sekolah Goebernemen. Walaupun sebelumnya Muhammadiyah telah
berusaha mengajukan hal ini akan tetapi belum mendapatkan hasil yang sesuai.
Dan akhirnya Muhammadiyah dapat mendirikan sekolah-sekolah swasta yang
mengikuti sekolah Gubernemen dan terdapat pelajaran agama di dalamnya.
Walaupun sudah mendapatkan izin, Sekolah yang didirikan oleh K.H. Ahmad
Dahlan tetap berpegang teguh pada agama, dan terus memperkuat dimensi islam,
awalupun metode didalamnya berbeda dengan sekolah tradisional atau pesantren.
Akan tetapi masi sama dalam tujuan dan cita cita beliau yaitu memajukan
kehidupan umat islam agar tidak mengalami kelumpuhan dalam kemajuan
pendidikan.pendidikan Islam. Dengan lahirnya kader-kader Muslim sebagai bagian
inti program pembaharuannya yang bisa menjadi ujung tombak gerakan
Muhammadiyah dan membantu menyampaikan misi-misi dan melanjutkannya di
masa depan. Tidak berhenti dalam lingkup pendidikan K.H. Ahmad Dahlan juga
bekerja keras meningkatkan moral dan posisi kaum perempuan, karena menurutnya
perempuan mempuanyi efek penting dalam kemajuan, hal ini di ambil dari
pengalamannya terhadap istrinya dalam kehidupannya, Dari hal tersebut
11
Abudina Nata,Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Rajawali Press, 2012),h. 207

5
terbentuknya Aisyah. K.H. Ahmad Dahlan juga membentuk gerakan pramuka
Muhammadiyah yang diberi nama Hizbul Wathan. Dan dari pemaparan diatas ada
beberapa catatan yang oeleh K.H. Ahmad Dahlan, antara lain:

1) Memberikan efek Pembaruan yang berbentuk Kelembagaan Pendidikan, yang


bermula sistem pesantrenmenjadi sistem sekolah..

2) Memberi masukan pelajaran umum kepada sekolah sekolah agama atau


madrasah.

3) Membuat perubahan dalam metode pengajaran dari yang menggunakan


metode weton atau sorogan menjadi lebih bervariasi.

4) Mengajarkan sifat keterbukaan hidup dan toleransi di dalam pendidikan.

5) Dari Muhammadiyah beliau juga berhasil mengembangkan lembaga


pendidikan yang beragam dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi dan dari
yang berbentuk sekolah agama hingga yang berbentuk sekolah umum.

6) Mempunyai keberhasilan untuk memperkenalkan menejemen pendidikan


modern terhadap sistem pendidikan yang dirancangnya12
C. Analisis Pendidikan Islam menurut K.H. Ahmad Dahlan
1. Metode Pembelajaran K.H. Ahmad Dahlan
Pendidikan Pesantren dan pendidikan Barat adalah model pendidikan yang
berkembang pada masa itu. K.H. Ahmad Dahlan berpandangan ada dua problem
yang mendasar dan berkaitan dengan lembaga pendidikan dikalangan umat Islam,
pada khususnya terdapat dilembaga pendidikan Pesantren. Metode yang digunakan
Lembaga pendidikan Pesantren masih menggunakan : pertama ialah metode
sorogan. Metode ini dalam proses pembelajaran, peserta didik membuka buku atau
kitab dan memegang alat tulis, dan pendidik atau kyai membacakan apa arti isi buku
tersebut dan peserta didik juga mendengarkanya. 13 Kedua metode hafalan, yang
mana peserta didik menghafal apa yang ia dapat di pesantren dengan materi yang di
ajarkan dan menghafalkan di bawah pengawasan pendidik atau kyai. Ketiga praktek
12
Abudina Nata,Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Rajawali Press, 2012),h. 208
13
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Pondok Pesantren Dan
Madrasah Diniyah Pertumbuhan Dan Perkembangannya, Jakarta, 2003, hlm. 39.

6
ibadah, metode ini berguna untuk mengetahui ketekunan peserta didik dalam
mengamalkan atas ajaran yang ia dapatkan. Dan dalam melaksanakan metode ketiga
ini secara bergantian, dengan pengawasan pendidik atau kyai. Maka Sehingga
dalam temuan ini K.H. Ahmad Dahlan menyebut dengan Metode tradisional.
2. Kurikulum Pendidikan K.H. Ahmad Dahlan
Pemaparan kurikulum K.H. Ahmad Dahlan yakni melakukan pembaharuan
pendidikan dengan cara memasukkan mata pelajaran agama – agama di sekolahan
umum dan menambahkan ilmu – ilmu yang datang dari barat, serta menambahkan
kitab – kitab ulama baru ke dalam kurikulumnya . Seperti yangb sudah di paparkan
di atas gagasan ini menuai nilai pro dan kontra dan beliau juga mendapatkan
kecaman sebagai kafir,karena mengikuti metode Belanda.
Jika di lihat secara umum pembaruan K.H. Ahmad Dahlan di bedakan menjadi
dua dimensi : Pertama, pembaruan yang berupaya memurnikan (purifikasi) ajaran
Islam dari khufarat,tahayul, dan bid’ah yang bercampur dalam aqidah dan ibadah
umat Islam selama ini. Kedua, mengajak umat Islam untuk keluar dari jejaring
pemikiran tradisional melalui re –interpretasi terhadap doktrin islam dalam rumusan
dan penjelasan yang di peroleh dan dapat di terima oleh rasio dan rasional.14
3. Pendidik atau Guru
Menurut K.H. Ahmad Dahlan Pendidik atau Guru adalah orang dewasa
yang mempunyai pemikiran luas dan dapat membimbing anak dididk supaya anak
didik tersebut dapat menuju ke arah kedewasaan dan lebih baik. 15 Dan hal ini
merupakan sifat yang bertanggung jawab yang patut dimiliki oleh seorang pendidik
kepada peserta didiknya. Dan sebagai pendidik harus benar – benar sadar atas diri
sendiri, perbuatannya, sikapnya karena semua prilakunya akan di contoh oleh
peserta didiknya. Pendidikan juga mempunyai tanggungjawab bukan sekedar
mengajar,tetapi juga menjadi murid. Supaya lebih menjiwai dalam melaksanakan
tugasnya sebagai pendidik, ketika sudah selesai mengajarkan pelajarannya atau
sebelum melakukan pelajaran pendidik akan melihat materi apa hari ini ,sehingga
dapat di persiapkan segala sesuatunya seperti alat pembelajaran yang akan di
14
Abuddin Nata, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam di
Indonesia (Jakarta: PT.Grasindo, 2001), h.104.
15
Uyoh, Pedagogik (Ilmu Mendidik), Bandung, Alfabeta, 2015, hlm. 128.

7
gunakan,metode pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Seperti kalimat
K.H.Ahmad Dahlan yang berbunyi “ Menjadi Guru juga menjadi murid”, bukan
hanya gurunya saja yang pintar tetapi muridnya juga harusb pintar dan aktif .
Metode pembelajaran yang aktif juga akan membuat proses pembelajaran yang
menyenangkan dan siswa dapat aktif dalam mengikuti proses pendidikan.
Menghidupkan suasana pendidikan dengan keaktifan pendidik dan peserta didik.
4. Tujuan Pendidikan K.H.Ahmad Dahlan
K.H. Ahmad Dahlan sosok tokoh yang mempunyai kepribadian sebagai pencari
kebenaran hakiki yang mengungkap dan menangkap apa yang tersirat dalam tafsir
Al – Manaar, meskipun beliau tidak memiliki latar belakang pendidikan barat.
Tetapi beliau juga menyerukan ijtihad dan menolak taqlid. K.H Ahmad Dahlan di
gadang- gadang sebagai suatu bentuk kebangkitan sebuah generasi yang merupakan
titik pusat dari suatu gerakan yang bangkit untuk menghadapi tantangan kehidupan
yang dirasakan oleh umat Islam. Ketertinggalan dalam sistem pendidikan adalah
salah satunya.
Melihat dari segi definisi pendidikana islam yang sudah dijelaskan
paragraf diatas, maka di deskripsikan beberapa tujuan yang sesuai dengan cita – cita
K.H. Ahamd Dahlan.. Karena dengan mendeskripsikan, maka dapat terlihat pokok
dan inti dari perjuangan K.H. Ahmad Dahlan dalam hal pendidikan . Pemikiaran
K.H. Ahmad Dahlan salah satu bentuk kepedulian secara pragmatis akan keadaan
ekonomi umat Islam yang menurutnya tidak menguntungkan di Indonesia . Bisa di
lihat pada masa itu bahwasanya dibawah kolonial Belanda, umat Islam yang
tertinggal secara ekonomi karena tidak memiliki aksesk kepada sektor – sektor
pemerintahan dan perusahaan – perusahaan swasta . Kondisi tersebut menjadi
perhatian oleh K.H. Ahmad Dahlan yang berusaha memperbaiki sistem pendidikan
Islam . Ketertinggalan umat Islam dalam pendidikan menurut K.H. Ahmad Dahlan
pendidikan Islam hendaknya diarahkan pada usaha membentuk manusia muslim
yang berbudi pekerti luhur,alim dalam agama, luas pandangan dan paham masalah
ilmu keduniaan, serta bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya.
Dari hal tersebut sudah jelas bahwa pendidikan Islam merupakan upaya
pembinaan pribado muslim sejati yang bertaqwa. Untuk mencapai tujuan ini, proses

8
pendidikan Islam hendaknya mengakomodasi berbagai ilmu pengetahuan, baik
umum maupun agama, untuk mempertajam daya intelektualitas dan menguatkan
spiritualitas peserta didik ataupun pendidik. K.H. Ahmad Dahlan berasumsi bahwa
usaha ini akan terealisasikan ketika proses pendidikan bersifat integral. Proses
pendidikan yang seperti ini mampu menghasilkan alumni intelektual ulama yang
berkualitas. Untuk menciptakan sosok peserta didik yang demikian , maka
epistemologi Islam harus dijadikan landasan metodologis dalam kurikulum dan
bentuk pendidikan yang dilaksanakan. Pernyataan tersebut sesuai dengan yang di
sampaikan Adi Nugroho, bahwa cita – cita atau tujuan pendidikan yang di
kehendaki oleh K.H. Ahmad Dahlan adalah lahirnya manusia – manusia yang baru
yang mampu tampil sebagai ulama yang intelek. Berbagai rumusan diatas jangan
terdapat tujuan yang asasi terhadap pendidikan islam yakni:
a. tujuan umum,tidak dapat dicapai kecuali setelah melalui proses pengajaran,
penghaytatan, pengalaman, dan keyakinan akan kebenaran.
b. tujuan akhir, yaitu insan kamil yang mati dan akan menghadap Tuhannya
merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan Islam.
c. tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi
sejumlah pengalaman tertentu yang telah direncanakan dalam suatu kurikulum
pendidikan formal.
d. tujuan operasional adalah tujuan praktis yang hendak dicapai dengansejumlah
kegiatan pendidikan tertentu yang menuntut kemampuan dan keterampilan
tertentu yang lebih ditonjolkan pada sifat penghayatan dan kepribadian.16
Menurut Amir Hamsyah Wirjosukarto17 menyimpulkan bahwa tujuan umum
pendidikan menurut K.H. Ahmad Dahlan, sebagia berikut:
a. Baik dalam berbudi, alim dalam agama
b. Luas dalam Berpandangan, alim dalam ilmu dunia (umum)
c. Bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakat.
Iman dan kemajuan merupakan dua hal yang digunakan menjadi titik utama
K.H. Ahmad Dahlan dalam pendidikan yang dirintisnya dengan cara memadukan

16
Syamsul Nizar, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islamt.th, h.112
17
Amir Hamzah Wirjosukarto,Pembaharuan Pendidikan dan Pengajaran Islam (Jember: Mutiara Offset,
1985), h.95

9
keduanya dengan tujuan generasi yang dapat menghadapi zaman yang akan datang.
Kedua perpaduan itu adalah pendidikan pesantren dan pendidikan belanda. Karna
usahanya tersebut akhirnya beliau mendapat kecaman sebagai kyai kafir. Namun,
K.H. Ahmad Dahlan tetepa berjuang dan menjalankan pendidikan tersebut dengan
motifasi cita cita yang sesuai dengan K.H. Ahmad Dahlan
Dalam buku Amir Hamzah Wirjosukarto yang berjudul Pembaharuan
Pendidikan dan Pengajaran Islam18 mengemukakan empat pokok model
pembaharuan pendidikan KH Ahmad Dahlan yaitu;
a. Sistem belajar mengajar Weton dan Sorogan diganti dengan sistem klasikal
cara-cara barat.
b. Bahan pelajaran semata-mata agama, kitab-kitab karangan ulama
pembaharuan tidak dipergunakan. Sehingga di perbaharui menjadi bahan
pelajaran tetap, ditambah ilmu pengetahuan umum. Kemudian kitab-kitab
agama dipergunakan secara luas, baik klasik maupun kontemporer.
c. Belum ada Rencana Pembelajaran yang teratur dan integral sehingga KH
Ahmad Dahlan membuat Rencana Pembelajaran yang teratur.
d. Hubungan guru dan murid lebih bersifat otoriter dan kurang demokratis.
Pembaharuan KH Ahmad Dahlan dengan cara suasana hubungan guru dan
murid lebih akrab, bebas dan demokratis.
Selain itu, KH Ahmad Dahlan dalam melakukan pembaharuan pendidikan di
yogyakarta terlihat pada perannya mengintegrasikan ilmu agama dan umum dengan
cara mengajarkan kedua ilmu tersebut di madrasah.

BAB III
PENUTUP

18
Amir Hamzah Wirjosukarto,Pembaharuan Pendidikan dan Pengajaran Islam (Jember: Mutiara Offset,
1985), h. 96.

10
A. Kesimpulan
Konsep pendidikan islam K.H. Ahmad Dahlan pada masa sekarang adalah hasil
dari pencampuran metode pendidikan belanda dan pesantren, dengan cara memasukan
pelajaran umum ke dalam sekolah islam. Kepribadian yang baik adalah tujuan utama dari
perjuangan K.H. Ahmad dalam dalam kehidupannya. Adapun faktor yang melandasinya
adalah respon beliau melihat kemunduran dan ketertinggalan umat muslim pada masa itu
dari segi pendidikan maupun ekonomi. Tujan pendidikan K.H. Ahmad Dahlan dengan
pendidikan masa kini ialah agar dapat mencetak generasi yang mempunyai kepribadian
baik dan mampu memperjuangkan kemajuan indonesia dari segi pendidikan dan maupun
agama.
B. Saran

Sekian dari makalah yang telah saya paparkan pada hari ini, saya pribadi sebagai
pemakalah menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dari penulisan dan isi
makalah. Kepada bapak dosen pengampu dan teman teman dengan senang hati saya
menerima tambahan dan kritikan, guna untuk menjadikan materi ini lebih baik dari
sebelumnya dan bermanfaat untuk kedepannya.

11
Daftar Pustaka

Nata, Abuddin. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-Lembaga


Pendidikan Islam di Indonesia.Jakarta: PT.Grasindo, 2001
Nata, Abudin. Filsafat Pendidikan Islam.Jakarta: Rajawali Press, 2012
Nata, Abuddin. Tokoh-tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam di
Indonesia.Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2005
Hamzah Wirjosukarto, Amir.,Pembaharuan Pendidikan dan Pengajaran
Islam.Jember: Mutiara Offset, 1985
Nizar, Syamsul. Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam.
Pedagogik, Uyoh. (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta. 2015
Ensiklopedi Islam, Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. Cet.XI, Jakarta: PT Ichtiar
Baru Van Hoeve, 2003
Sukardjo dan Ukim Komaruddin. Landasan Pendidikan; Konsep dan
Aplikasinya.Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2009
Djamaluddin & Abdullah. Kapaita Selekta Pendidikan Islam.Cet.II, Bandung: CV
Pustaka Setia, 1999
Hamsyah, Amir. Pembaharuan Pendidikan dan Pengajaran Islam.Malang: UP
Kenmutia, 1968

12

Anda mungkin juga menyukai