Anda di halaman 1dari 15

Kisi-kisi final

1. a. Deskripsikan kontribusi K.H.Hasyim Asy’ari, K.H. Ahmad Dahlan , Imam Ghazali dan
Ibnu Khaldun ?
b. konsep pemikiran K.H.Hasyim Asy’ari, K.H. Ahmad Dahlan , Imam Ghazali ?
c. konsep manakah yang relevan diterapkan dimasa sekarang antara pemikiran K.H.Hasyim
Asy’ari, K.H. Ahmad Dahlan , Imam Ghazali dan Ibnu Khaldun ?

d. Bagaimana pengaruh kedua tokoh tersebut di Indonesia ?

2. a. Deskripsikan Konsep pemikiran Pendidikan Islam Ibnu Khaldun ?

b. Bagaimana sikap Anda terhadap teori ashabiyah Ibnu Khaldun ?

3. a. Bagaimana sikap Anda terhadap perkembangan Ilmu Pengetahuan yang sangat pesat ini ?

b. Tuliskan Ayat Al-quran tentang konsep belajar seumur hidup ?

4. a. Bagaimana kita mengapresiasi Kode etik guru ?

b. Bagaimana sikap dan adab terhadap guru menurut K.H.Hasyim Asy’ari ?

5. a. Bagaimana hubungan pemikiran Pendidikan Islam dengan Sistem disdiknas ?

b. Bagaimana konsep Anda 10 tahun ke depan ?

6. a. Paparkan Pengertian secara Bahasa dan Istilah Filsafat Pendidikan Islam ?

b. Sebutkan Manfaat mempelajari Filsafat Pendidikan Islam ?

7. a. Bagaimana Sikap guru terhadap anak didiknya ?

b. Bagaimana sikap Anda terhadap Jurnal Pendidikan Islam ?

8. a. Apa latar belakang dan tujuan berdirinya Muhammadiyah ?

b. Sebutkan tugas dan tanggung jawab peserta didik menurut al-ghazali ?

9. Menuntut ilmu bernilai Ibadah. Paparkan !


10. Bagaimana sikap Anda terhadap Konsep belajar secara teratur sehari-hari ?

11. Bagaimana Anda memaknai Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan PMA dalam Statistik
lembaga IAIN Langsa ?

12. Bagaimana hubungan Tujuan Pendidikan Islam dengan Tujuan Pendidikan Nasional ?

13. Telaah Filsafat pendidikan Islam secara mendalam bisa mendasari ilmu pendidikan lainnya.
Bagaimana Analisa Anda ?

14. Bagaimana sikap Filsafat Pendidikan Islam terhadap pengembangan Ilmu Pendidikan saat
ini?

15. coba Anda Paparkan Tujuan Pendidikan Islam yang Anda ketahui ?

JAWABAN

1. a. Kontribusi K.H.Hasyim Asy’ari dan K.H. Ahmad Dahlan.


Kontribusi K.H.Hasyim Asy’ari, Yaitu sebagai berikut;
1. Mendirikan pondok Pesantren
Salah satu pesantren terkenal yang didirikan oleh K.H.Hasyim Asy’ari yaitu pondok
pesantren Tebuireng. Tebuireng menjadi simbol atas kontribusi pemikiran K.H.Hasyim
Asy’ari. Di pesantren Tebuirenglah K.H.Hasyim Asy’ari banyak melakukan aktivitas-
aktivitas kemanusian sehingga ia tidak hanya berperan sebagai pemimpin pesantren secara
formal, tetapi juga pemimpin masyarakat secara informal.
2. Mendirikan Nadhalatul Ulama (NU)
Pada tanggal 31 januari 1926 M, di Jombang Jawa Timur K.H. Hasyim Asy’ari
mendirikan Jam’iyah Nadhalatul Ulama’(kebangkitan Ulama) bersama KH. Bisri
Syamsuri, KH.Wahab Hasbullah, dan ulama-ulama besar lainnya, dengan azaz dan tujuan
“Memegang dengan teguh pada salah satu dari madhab empat yaitu Imam Muhammad bin
Idris Asyafi’I, imam Malik bin Anas, Imam Abu Hanifah An-Nu’am dan Ahmad bin
Hambali. Dan juga mengerjakan apa saja yang menjadikan kemashlahatan agama islam”.
Beliau juga menyusun qanun asasi NU yang mengembangkan faham ahli sunnah
waljama’ah.
3. Resolusi Jihad
Fatwa K.H.Hasyim Asy’ari yang dikeluarkan pada bulan oktober 1945. Fatwa tersebut
diyakini telah mengilhami para santri dalam meningkatkan perlawanan mereka terhadap
kaum colonial.

Kontribusi K.H. Ahmad Dahlan, yaitu sebagai berikut.


1. Mendirikan pesantren dan Madrasah.
K.H. Ahmad Dahlan melakukan pembaharuan dalam sistem pendidikan. Pada masa itu,
terdapat dua sistem pendidikan yaitu pendidikan pesantren dan model pendidikan belanda.
Yang mana pendidikan pesantren hanya mengajarkan ilmu agama saja. Dan model
pendidikan Belanda bersifat pendidikan sekuler yang didalamnya tidak diajarkan agama.
Melihat ketimpangan tersebut K.H. Ahmad Dahlan berpendapat bahwa pendidikan yang
sempurna adalah dapat melahirkan individu yang utuh menguasai ilmu agama dan ilmu
umum, material dan spiritual serta dunia dan akhirat.

2. Mendirikan Muhammadiyah

Muhammadiyah telah banyak membantu Negara dalam mencerdaskan anak bangsa.


Muhammadiyah telah mengelola sebanyak 5.264 sekolah pada tahun 2015. Secara rinci,
SD ada sebanyak 1.064 sekolah, SMP ada 1.111 sekolah, SMA ada 567 sekolah, dan SMK
ada 546 sekolah. Kemudian Madrasah Ibtidaiyah ada 1.188 sekolah, Madrasah Tsanawiyah
ada 521 sekolah, Madrasah Aliyah ada 178 sekolah, dan pondok pesantren sebanyak 89.
Pada tahun 2017 sekolah yang didirikan Muhammadiyah meningkat dengan pesat hingga
10.381 yang mencakup TK, SD, SMP, SMA, Pondok Pesantren dan Perguruan Tinggi.

Kontribusi Ibnu Khaldun

Kontribusi Ibnu Khaldun terbesar adalah karya-karya yang sangat berguna, seperti

1. Kitab Muqaddimah, yang merupakan buku pertama dari kitab Al ibar, yang terdiri dari
bagian muqaddimah (pengantar).
2. KitabAl ‘Ibar wa diwan al mubtada wa al khabar, fi ayyam al a’rab wa al ‘ajam wa al
barbar, wa man asharuhum min dzawi as sulthani al akbar, yang kemudian terkenal
dengan kitab Al ‘Ibar.
3. KitabAt Ta’rif Ibnu Khaldun wa Rihlatuhu Syarqan wa Gharban.
Kontribusi Alghazali

Kontribusi Ibnu Khaldun terbesar adalah karya-karya yang sangat berguna, seperti Ihya
Ulumuddin yang merupakan kitab yang sangat penting dan mansyur mengenai ilmu kalam,
tasawuf dan akhlak Ayyuhal Walad. Selain itu kitab Al-munqizu min ad Dhalal yang
merupakan kitab yang menceritakan tentang pengakuan beliau selama berada dalam
keraguan sampai mengubah pandangan tentang nilai-nilai kehidupan.

b. pemikiran K.H.Hasyim Asy’ari, K.H. Ahmad Dahlan dan Imam Ghazali

Pemikiran K.H.Hasyim Asy’ari

1. Urgensi pendidikan, mengamalkan ilmu yang dimiliki seperti memiliki sopan santun.
2. Metode Pendidikan, dituangkan dalam kitabnya Adabul Alim wa Al-Muta’alim.
3. Kurikulum, Sebelum mempelajari ilmu pengetahuan yang lain, hendaknya
mempelajari kitab fardhu ‘ain terlebih dahulu.
4. Pemikiran tentang pendidikan :
a.keutamaan ilmu dan keutamaan belajar mengajar
b. etika yang harus diperhatikan dalam belajar mengajar
c. etika murid terhadap guru
d. etika murid terhadap pelajaran dan hal-hal yang harus dipedomi bersama guru.
e.etika yang harus dipedomi oleh seorang guru.

Pemikiran Imam Ghazali

1. Tujuan Pendidikan, konsep tujuan Pendidikan bersandarkan pada penciptaan manusia


di permukaan bumi. Tujuan pendidikan juga harus berlandaskan apa yang telah diajarkan
oleh agama islam sendiri dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.
2. Kurikulum Pendidikan, Al-Ghazali merumuskan pendidikan melalui dua pendekatan
yaitu ilmu fiqih dan ilmu tasawuf . ilmu yang wajib yaitu ilmu agama. Dan ilmu yang
kifayah yaitu ilmu yang digunakan untuk memudahkan urusan duniawi, seperti ilmu
hitung, ilmu kedokteran, ilmu teknik, ilmu pertanian dan industry..
3. Pendidik, tugas pendidik adalah membimbing, melatih,dan mengarahkan peserta didik.
4. Peserta didik, haruslah berjiwa bersih, rendah hati, dan memiliki budi pekerti yang
baik.
5. Metode dan alat, memberikan hukuman dan hadiah .

Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan

a. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan yaitu pembaharuan dari tujuan pendidikan yang saling bertentangan
pada saat itu, antara pendidikan pesantren yang hanya mengajarkan agama dan pendidikan
sekolah model Belanda yang merupakan pendidikan sekuler yang didalamnya tidak
terdapat pendidikan agama. Melihat ketimpangan tersebut K.H.Ahmad Dahlan berpendapat
bahwa tujuan pendidikan yang sempurna adalah melahirkan individu yang utuh menguasai
ilmu agama dan ilmu umum, material dan spiritual serta dunia dan akhirat.
b. Materi Pendidikan
Materi pendidikan yang diajarkan K.H.Ahmad Dahlan meliputi pendidikan Moral dan
Akhlak, Pendidikan Individu, dan pendidikan Kemasyarakatan.
c. Metode Mengajar
Metode pembelajaran yang dikembangkan oleh beliau bercorak kontekstual melalui proses
dialogis dan penyadaran. Menurut beliau pelajaran agama tidak cukup hanya dihafalkan
ataupun dipahami saja, tapi harus diamalkan.
d. Pendidik
Pendidik memegang peranan yang penting disekolah dalam usaha menghasilkan anak-anak
didik seperti yang dinginkan. Yang penting bagi pendidik ialah harus mampu memahami
dan menghayati serta ikut beramal.
e. Peserta Didik
Peserta didik didorong untuk memahami Al-Quran dan Hadis secara bebas, agar anak-anak
bebas berpikir dan tentunya ada pengawasan dari pendidik agar tidak salah memahami.
Tanya jawab dan pembahasan makna dan ayat tertentu juga dianjurkan dikelas.

c. Konsep yang relevan diterapkan dimasa sekarang antara pemikiran K.H.Hasyim Asy’ari,
K.H. Ahmad Dahlan , Imam Ghazali dan Ibnu Khaldun yaitu konsep pemikiran Ibnu
Khaldun, karena pemikiran Ibnu Khaldun cocok dan relevan dengan pendidikan sekarang ini.
Pemikiran pendidikan menurut Ibnu Khaldun juga relevan dengan pendidikan nasional di
Indonesia.

d. Pengaruh KH. Ahmad Dahlan dan K.H.Hasyim Asy’ari di Indonesia

Kedua tokoh tersebut memiliki jasa yang besar bagi Indonesia. melalui pemikiran dan
pembaharuan tentang pendidikan islam, telah membawa dampak kemajuan bagi pendidikan
Indonesia. selain di bidang pendidikan, mereka juga berperan dalam melawan penjajah
belanda. Wajar saja jika mereka dihargai, dihormati dan diberi gelar pahlawan Nasional.
Seperti KH. Ahmad Dahlan.

2. a. Konsep pemikiran Pendidikan Islam Ibnu Khaldun, yaitu :

Pemikiran-pemikiran Ibn Khaldun, baik tentang perubahan sosial maupun tentang


pendidikan tertuang dalam karya monumentalnya, yaitu Muqaddimah. Beberapa pemikiran
Ibn Khaldun tentang pendidikan Islam yang sangat penting, yaitu :

1. Hakikat Manusia; yang terdiri dari Manusia sebagai makhluk berpikir, Manusia sebagai
Makhluk Berkepribadian Utuh, Manusia sebagai Khalifah Allah, Manusia sebagai Makhluk
Individu dan Sosial,
2. Tujuan Pendidikan Islam. Menurut Ibn Khaldun, tujuan pendidikan Islam adalah untuk
menanamkan keimanan dalam hati anak didik, menginternalisasikan nilai-nilai moral
sehingga mampu memberikan pencerahan jiwa dan perilaku yang baik
3. Kurikulum. Terdapat empat komponen utama dalam kurikulum yaitu tujuan, materi,
metode, dan evaluasi.
4. Metode Pembelajaran. Pendidikan anak menurut Ibn Khaldun hendaknya dilakukan
secara bertahap, dari satu tingkat ke tingkat yang lebih tinggi sejalan dengan kemampuan akal
seseorang, sesuai dengan ketetapan Nabi, yaitu bi qadri ‘uqulihim ( Ajarilah anak-anakmu
sesuai kadar kemampuannya).
5. Pendidik dan Peserta Didik. Pendidik dan peserta didik menempati posisi penting
dalam sistem pendidikan islam.
6. Lingkungan Pendidikan. Lingkungan merupakan salah satu komponen penting dalam
system pendidikan Islam. Secara garis besar, lingkungan tersebut dapat dikelompokkan
menjadi tiga bagian, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
b. Sikap terhadap teori ashabiyah Ibnu Khaldun.

Saya sangat mengapreasi tentang teori ashabiyah dalam konsep Negara menurut Ibnu
Khaldun, ashabiyah merupakan unsur terpenting dalam membangun sebuah Negara.
Tanpanya Negara akan mudah runtuh karena tidak memiliki ikatan solidaritas social yang
kuat, untuk saling bekerja sama, membangun sikap saling pengertian, dan bahu-membahu
mempertahankan keutuhan Negara. Teori ashabiyah ini merupakan satu bukti kejelian dan
kecerdasan Ibn Khaldun dalam menganalisis persoalan politik dan Negara. Terbukti teori
ashabiyah pada kemerdekaan Indonesia tahun 1945, yang saling bekerja sama dan bahu
membahu.

3. a. Sikap terhadap perkembangan Ilmu Pengetahuan yang sangat pesat ini.

Allah telah menganugrahkan akal pikiran kepada manusia, dan dituntut untuk
mengembangkannya yaitu dengan jalan mencari ilmu pengetahuan. Dewasa ini Ilmu
Pengetahuan telah berkembang dengan pesat. Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
diperlukan adanya “berpikir”. Jelasnya berpikir pada dasarnya merupakan suatu proses
untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Dalam menyerap ilmu pengetahuan yang pesat ini,
diperlukan sikap kritis, dikarenakan tidak semua ilmu pengetahuan itu langsung bisa kita
ambil, namun diperlukan penyaringan.

b. Ayat Al-quran tentang konsep belajar seumur hidup.

Konsep belajar seumur hidup terdapat dalam hadis yang artinya : “ Tuntutlah ilmu dari
buaian sampai meninggal dunia”. Dalam Al-quran sendiri telah memberi isyarat bahwa
permasalahan pendidikan sangat penting, surah Al-quran yang membicarakan hal ini
adalah surah Al-Mujaadilah ayat 11:

   


    
    

   


    
  
 

    

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, ”Berilah


kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, ”Berdirilah kamu,” maka berdirilah,
niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu
kerjakan.” (QS. al-Mujadalah : 11).

Hadist tentang Menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban.

َ ‫طلَبُ ْال ِع ْل ِم فَ ِر ْي‬


‫ضة َعلَى ُك ِل ُم ْس ِلم َو ُم ْس ِل َمة‬ َ
Artinya : “Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim
perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr)

Sebagai seorang muslim, kita dianjurkan mencari ilmu sampai seumur hidup, seperti hadis
berikut.

‫ب ْال ِع ْل َم ِمنَ ْال َم ْه ِد إِلَى الَّلحْ ِد‬ ْ ُ‫أ‬


ِ ُ ‫طل‬

Artinya :”Carilah ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahat”. (Al Hadits)

4. a. Mengapresiasi Kode etik guru.


Terdapat banyak kode etik guru, misalnya :
1. guru berbakti dalam membimbing anak didik guna membentuk generasi Indonesia
yang seutuhnya berjiwa pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional
3. Guru berusaha mendapatkan informasi tentang anak didiknya sebagai alat untuk
membina dan membimbing.
4. Guru menciptakan suasana kelas dengan sebaiknya baiknya.
5. Guru menjaga hubungan baik dengan wali murid juga dengan masyarakat.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan kualitas
dan martabat profesinya.

Sebagai mahasiswa yang kuliah di jurusan tarbiyah yang nantinya akan mengajar,
saya sangat mengapreasikan kode etik guru tersebut. Karena seorang guru harus
menerapkan kode etik tersebut. Agar tercapai proses belajar mengajar.

b. Sikap dan adab terhadap guru menurut K.H.Hasyim Asy’ari.

Dalam kitab Adab al-Alim wa al-Muta’allim K.H.Hasyim Asy’ari, menyebutkan adab


seorang santri kepada gurunya, yaitu :

1. Berpikir matang-matang sebelum memilih guru.


2. Memilih guru yang kredibel.
3. Mematuhi segala perintah guru.
4. Memandang guru dengan pandangan memuliakan.
5. Tidak melupakan jasa-jasa guru.
6. Sabar menghadapi gurunya.
7. Meminta izin kepada guru saat memasuki majelisnya.
8. Duduk bersama guru dengan etika.
9. Berbicara yang baik kepada guru.
10. Bersikap sopan santun di depan gurunya.
5. a. Hubungan pemikiran Pendidikan Islam dengan Sistem disdiknas.
Hubungan pemikiran pendidikan Islam dan pendidikan Nasional tidak dapat
dipisahkan,keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Dalam hal ini dikaitkan
dengan konsep penyusunan sistem pendidikan nasional tersebut. Suatu sistem pendidikan
nasional harus mementingkan masalah eksistensi umat manusia pada umumnya dan
elcsistensi bangsa Indonesia khususnya dalam hubungan masa lalu, masa kini dan
kemungkinan perkembangan masa depan. Dan jika kita menengok kepada tujuan
pendidikan sebagaimana tertuang dalam tujuan pendidikan nasional ( pasal 4 UU no. 2
tahun 1989) yang berbunyi “mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kepada masyarakat dan bangsa. Sedangkan tujuan pendidikan islam adalah sebagai
bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran islam.

b. konsep 10 tahun ke depan yaitu

Telah mengaplikasikan ilmu yang saya dapat semasa di bangku perkuliahan di


masyarakat dan di sekolah. Cita-cita saya yaitu ingin menjadi guru, guru yang telah mengerti
kode etik guru dan guru seperti Rasulullah yang mengajarkan Ilmu dengan Ikhlas dan
semata-mata mengharap ridho illahi. Setelah menjadi seorang pendidik, saya berharap semoga
dapat membangun kampung halaman.

6. a. Pengertian secara Bahasa dan Istilah Filsafat Pendidikan Islam.

Filsafat secara harfiah berasal dari kata Philo yang berarti cinta, Sophos berarti ilmu, yang
berarti cinta terhadap ilmu sedangkan pendidikan secara harfiah berasal dari kata didik yang
mendapat awalan pen dan akhiran an, berarti perbuatan mendidik. Dan islam dilihat dari segi
bahasa Arab salima (kemudian menjadi aslama), kata islam dari isim masdar yangberarti
berserah diri, selamat sentausa.

Pengertian Filsafat pendidikan Islam secara istilah merupakan suatu kajian secara filosof
mengenai berbagai masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan yang didasarkan pada
Al-quran dan Hadis sebagai sumber Primer, serta pendapat paara ahli (khususnya para filosof
Muslim) sebagai sumber sekunder.

b. Manfaat mempelajari Filsafat Pendidikan Islam

Omar Mohammad al-Toum al-Syaibani mengemukakan ada 3 manfaat mempelajari


Filsafat Pendidikan Islam, yaitu :

1. Dapat menolong para Perancang pendidikan dan yang melaksanakannya dalam suatu
Negara untuk membentuk pemikiran sehat terhadap proses pendidikan.
2. Dapat menjadi asas yang terbaik untuk penilaian pendidikan dalam arti menyeluruh.
3. Dapat menolong dalam memberikan pendalaman pikiran bagi faktor-faktor spiritual,
kebudayaan, sosial, ekonomi dan politik di Negara kita.
7. a. Sikap guru terhadap anak didiknya, yaitu :
1. Hendaknya Guru bersikap lemah lembut, karena sosok guru akan menjadi panutan bagi
peserta didik.
2. Hendaknya seorang guru memiliki sifat sabar dan tabah, serta mampu menahan emosi
dalam menghadapi segala tingkah laku peserta didik.
3. Hendaknya guru Bertanggung jawab penuh dalam mendidik peserta didik dengan ikhlas
dan mancari keridhaan Allah.
4. Hendaknya guru bersikap lunak dan fleksiber terhadap anak didik, untuk kedekatan
hubungan antara guru dan anak didik.

b. Sikap terhadap Jurnal Pendidikan Islam

Kita dalam menambah pengetahuan dapat mengambil informasi dari jurnal pendidikan
Islam. Seorang mahasiswa dianjurkan untuk membaca jurnal untuk menambah pengetahuan.
Kita juga dibolehkan mengkritik isi jurnal tersebut dengan syarat kritik yang bersifat kritik
akademis, juga bersifat membangun. maknanya kritik tersebut berdasarkan sumber yang jelas,
dan bukan sembarangan kritik yang tidak memiliki sumber rujukan seperti orang yang tidak
berpendidikan.

8. a.latar belakang dan tujuan berdirinya Muhammadiyah.

Latar belakang berdirinya Muhammadiyah yaitu untuk menegakkan dan menjungjung


tinggi agama islam sehingga terwujud masyarakt islam yang sebenarnya-benarnya.

Ada beberapa tujuan berdirinya Muhammadiyah, yaitu :

a. Pengembalian ajaran islam pada ajaran murni menurut Al-Quran dan Hadis
b. Peningkatan pendidikan dan pengajaran yang berlandaskan agama islam.
c. Pendorong umat islam untuk hidup selaras dengan ajaran agama islam.
d. Pembinaan dan penyiapan generasi muda agar kelak dapat menjadi pemimpin
masyarakat, agama, dan bangsa yang adil dan makmur.
e. Berusaha meningkatkan kesejahteraan hidup umat manusia pada umumnya dan umat
islam pada khususnya.
f. Ikut menyantuni anak-anak yatim piatu.

b. tugas dan tanggung jawab peserta didik menurut al-ghazali

Al Ghazali, menjelaskan tugas dan tanggung jawab peserta didik pada bagian khusus
pada kitabnya “Ihya’ Ulumuddin” dan “Minhaj al -‘Amal yaitu :

1. Belajar dengan niat ibadah mencari ridho Allah SWT.


2. Mengurangi kecenderungan pada duniawi dibandingkan masalah ukhrawi.
3. Bersikap tawadhu’.
4. Menjaga pikiran dan pertentangan yang timbul dari berbagai aliran.
5. Mempelajari ilmu-ilmu yang terpuji serta meninggalkan ilmu-ilmu yang tercela.
6. Belajar dengan bertahap atau berjenjang.
7. Belajar ilmu sampai tuntas untuk kemudian beralih pada ilmu yang lainnya,
8. Mengenal nilai-nilai ilmiah atas ilmu yang dipelajari.
9. Memprioritaskan ilmu diniyah sebelum memasuki ilmu duniawi.
10. Mengenal nilai-nilai paragmatis.
11. Peserta didik harus tunduk pada nasehat pendidik.
12. Bersedia merantau untuk mencari ilmu pengetahuan.
13. Jangan menyombongkan ilmunya dan menentang gurunnya.
14. Mengetahui kedudukan ilmu pengetahuan. Seseorang pelajar harus mendahulukan
ilmu pengetahuan yang pokok dan mulia, kemudian ilmu pengetahuan yang penting, lalu
ilmu pengetahuan sebagai pelengkapnya.

9. Menuntut ilmu bernilai Ibadah.


Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap individu muslim dan muslimah yang
tidak bisa diwakilkan kepada siapapun juga, karena ilmu yang kita peroleh akan dimintai
pertanggungjawaban dihadapan Allah ‘azza wa jalla kelak.
10. Sikap terhadap Konsep belajar secara teratur sehari-hari.
Saya sangat mengapreasiasi konsep belajar teratur sehari-hari. Sebagai seorang
mahasiswa saya harus mampu mengatur waktu dengan baik, begitu juga dengan waktu
untuk belajar. Belajar yang bagus, tepat dan baik adalah belajar yang teratur. Setiap hari
usahakan untuk dapat mengulang pembelajaran yang lalu dan belajar pelajaran yang akan
datang di perkuliahan, guna mudah mengerti apa yang nantinya akan dipaparkan oleh
dosen. Misalkan kita menyisihkan waktu 2-3 jam untuk belajar tambahan selain belajar
dikampus. Waktu belajar yang bagus adalah sebelum subuh menjelang, yakni sekitaran
jam 4 pagi. Karna di waktu pagi, otak kita sedang fresh sehingga memungkinkan
memudahkan untuk menyerap pembelajaran. Sebaiknya jaga pola tidur, jangan
membiasakan kebiasaan buruk seperti tidur larut malam, karena itu mengganggu
kesehatan dan membuat kita menjadi tidak focus, lesu dan tampak kurang bersemangat.

11. Memaknai Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan PMA dalam Statistik lembaga IAIN
Langsa , yaitu :
Visi, yaitu menjadi jurusan Pendidikan Matematika yang unggul untuk menghasilkan
lulusan yang professional, islami dan mampu bersaing pada tahun 2025.
Misi, yaitu :
1.Menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pembelajaran dengan menggunakan
berbagai metode dan pendekatan pembelajaran dengan pemanfaatan teknologi serta
berorientasi pada peserta didik.
2. mengikutsertakan mahasiswa dalam berbagai kompetisi di tingkat regional, dan
nasional.
3. memberikan pelayanan dan penghargaan kepada mahasiswa yang melakukan kajian-
kajian keislaman.
4. menyelenggarakan penelitian dalam bidang pendidikan matematika yang bermanfaat
bagi pengembangan keilmuan.
Tujuan,
1. Membentuk sarjana PMA yang cerdas, beriman dan bertakwa kepada Allah SWT,
Mandiri, Menginternalisasi nilai-nilai Islam, kompetitif, dan mampu berkembang
secara professional dalam bidang pendidikan dan pengajaran matematika.
2. Menghasilkan Sarjana Pendidikan Matematika yang siap menjadi guru professional
pada Madrasah/ Sekolah Menengah.
3. Menghasilkan Sarjana PMA yang mampu menjadi penulis, peneliti dan entrepreneur
dalam bidang PMA dan bidang lain.
4. Menghasikan lulusan yang memiliki kompetensi untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi.

12. Hubungan Tujuan Pendidikan Islam dengan Tujuan Pendidikan Nasional, yaitu :
Pertama, Pendidikan Islam bertujuan untuk mengembangkan potensi jasmani dan rohani
manusia secara optimal, sehingga eksistensi kemanusiannya menjadi sempurna.
Sementara dalam tujuan Pendidikan Nasional , sebagaimana yang tercantum dalam
Sidiknas, menghendaki agar terwujudnya manusia yang beriman dan bertakwa, berilmu,
berakhlak mulia, cakap, dan kreatif.
Kedua, pendidikan islam bertujuan untuk mendidik manusia agar mampu hidup
bermasyarakat dengan baik sehingga dengan ilmu dan kemampuan yang dimilikinya, ia
mampu membangun masyarakat yang berperadaban maju.
Ketiga, dilihat dari segi perannya sebagai hamba Allah dan khalifah pendidikan Islam
bertujuan untuk mendidik manusia agar mampu melakukan aktivitas yang bernilai ibadah
sekaligus mampu mengemban amanah sebagai khalifah di muka bumi dalam memelihara
jagat raya. Tujuan ini relevan dengan tujuan dalam Sisdiknas yang menginginkan
pendidikan melahirkan manusia yang beriman dan bertakwa.

13. Pendapat saya tentang Telaah Filsafat pendidikan Islam secara mendalam bisa mendasari
ilmu pendidikan lainnya adalah benar. Karena pendidkan Islam berdasarkan pengetahuan
yang berasal dari al-quran dan hadist. Ilmu pendidikan lain berkembang dari
perkembangan pendidikan Islam.

14. Sikap Filsafat Pendidikan Islam terhadap pengembangan Ilmu Pendidikan saat ini yaitu
baik dan mengapreasi. Ilmu pendidikan sekarang ini telah berkembang dengan pesat.
Berbagai metode pembelajaran telah tercipta dari perkembangan ilmu pendidikan, hingga
filsafat Pendidikan Islam dapat mengambil konsep tersebut dalam proses pembelajaran
Filsafat Pendidikan Islam.
15. Tujuan Pendidikan Islam yaitu
1. Mengembangkan potensi jasmani dan rohani manusia secara optimal, sehingga
eksistensi kemanusiannya menjadi sempurna.
2. Menjadikan manusia agar memilki perilaku yang baik sesuai tuntunan islam dan
ajaran Rasulullah.
3. Menjadikan manusia menjadi lebih beradab dan bertakwa kepada Allah.
4. Menjadikan manusia mengetahui kuadratnya masing-masing yaitu sebagai khalifah di
muka bumi yang menjaga alam.
5. Mendidik manusia agar mampu melakukan aktivitas yang bernilai ibadah.
6. Mencerdaskan manusia, supaya dapat beramal kepada Allah dan meninggalkan
perbuatan yang tidak baik.

Anda mungkin juga menyukai