Anda di halaman 1dari 25

Filsafat dan Ilmu Pendidikan

Pemikiran Tokoh-tokoh Besar Filosof Muslim :


Ibnu Miskawaih, Al-Ghazali dan Ibnu Khaldun
tentang
konsep Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Syamsul Aripin, M. A.
Fauzan Rizkiawan
11210110000046
Fitri Habiba Ziky Shufa Azra
11210110000006 Irda Kireina 11210110000019
11210110000004
Petugas
Moderator Notulensi Operator
Presentasi

Ratna Kartika Destiani Safina Azzahra Irshal Michael


11210110000009 11210110000000 Ziddan
11210110000034
Daftar Isi
Cover dan judul…………………………………………………………………..1
Pemateri……………………………………………………………………………….2
Petugas presentasi……………………………………………………………..3
Daftar isi………………………………………………………………………………4
Pemikiran Ibnu Miskawaih tentang Pendidikan…………….5
Pemikiran Imam Al-Ghazali tentang Pendidikan……………8
Pemikiran Ibnu Khaldun tentang Pendidikan………………..12
Kesimpulan…………………………………………………………………………..20
Daftar penanya…………………………………………………………………..21
Daftar komentator……………………………………………………………22
Tentang penulis………………………………………………………………….23
Penutup……………………………………………………………………………….25
A. PEMIKIRAN IBNU
MISKAWAIH TENTANG PENDIDIKAN
Ibnu Miskawaih digelari sebagai guru yang ketiga sesudah Aristoteles sebagai
guru pertama dan Al-Farabi sebagai guru yang kedua. Ibnu Maskawaih dianggap
sebagai guru etika salah satunya adalah karangan beliau yang berjudul Tahzibul
Akhlak (Pendidikan Budi) yang sudah dipakai oleh para pakar Pendidikan Agama
Islam untuk dijadikan teori terutama tentang adab manusia. Sementara itu
sumber filsafat etika Ibnu Miskawaih berasal dari filsafat Yunani, peradaban
Persia, ajaran Syariat Islam, dan pengalaman pribadi. Dalam menjelaskan etika
islam menurut Ibnu Miskawaih
Isi Dalam menjelaskan etika islam menurut Ibnu
Miskawaih, yaitu
1, Pengertian akhlak

2.Keutamaan Fadhilah 3.Kebahagiaan sa’adah

4.Mahabbah 5. Al-Wasath (Jalan Tengah),


B. PEMIKIRAN IMAM GHOZALI
TENTANG KONSEP PENDIDIKAN
Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa pendidikan ialah menghilangkan
akhlak yang buruk dan menanamkan akhlak yang baik. Dapat
disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu proses kegiatan yang
dilaksanakan secara sistemastis untuk menghasilkan perubahan yang
progresif pada tingkah laku seseorang. Dalam pandangan Imam Al-
Ghazali sentral dalam pendidikan adalah hati, sebab hati merupakan
esensi dari manusia karena substansi manusia bukanlah terletak pada
unsur-unsur yang terdapat pada fisiknya, melainkan berada dihatinya
dan memandang manusia bersifat teosentris sehingga konsep
pendidikannya lebih diarahkan pada pembentukan akhlak yang mulia.
Dalam risalah Imam Al-Ghazali, penggunaan istilah guru dan murid
tidka pernah digunakan dalam kaitannya dengan keahlian atau
akademis, karena menurutnya seseorang dinamai dengan guru apabila
memberitahukan sesuatu kepada oranglain dan memberikan hal
apapun yang baik, positif, kreatif atau bersifat membangun terhadap
oranglain dengan jalan dan cara apapun tanpa mengharapkan balasan,
maka ia disebut dengan guru atau ulama. Demikian pula dengan
murid, yaitu orang yang mempelajari ilmu pengetahuan berapapun
usianya, darimanapun, siapapun, dalam bentuk apapun, dengan biaya
apapun untuk meningkatkan intelektualitas dan moralnya dalam
mengembangkan serta membersihkan jiwanya dan mengikuti jalan
kebaikan.
Imam Al-Ghazali memiliki pandangan tentang kurikulum yaitu dengan
membagi pengetahuan terhadap sesuatu yang dilarang dan ilmu
pengetahuan yang wajib untuk dipelajari para murid, yaitu:
1.Ilmu pengetahuan yang apabila dipelajari akan timbul mudharat dan menjadikan seseorang
ragu terhadap adanya Tuhan, maka diperintahkan untuk menjauhi ilmu tersebut
2.Jika ilmu yang dipelajari akan mensucikan jiwa dan semakin mendekatkan diri kepada-Nya,
maka ilmu tersebut wajib untuk dipelajari.
3.Membatasi diri terhadap ilmu yang terpuji untuk diperdalam, karena dikhawatirkan akan
menggoncang iman dan ilhad (meniadakan Tuhan), seperti filsafat.
4.Dari beberapa hal yang telah disebutkan, Imam Al-Ghazali membagi ilmu menjadi dua kelompok,
yaitu: Ilmu yang wajib diketahui oleh semua orang, seperti ilmu agama, ilmu yang bersumber pada kitab
Allah Subhanahu wata’ala
5.Ilmu yang hukum mempelajarinya fardhu kifayah, yaitu ilmu yang digunakan untuk memudahkan
seseorang dalam urusan duniawi seperti ilmu hitung, ilmu kedokteran, ilmu Teknik, ilmu pertanian
dan industry.
C. PEMIKIRAN
IBNU KHALDUN
TENTANG PENDIDIKAN
Ibnu Khaldun membagi kemampuan berpikir manusia menjadi tiga tingkatan yaitu;
(1)al-‘aql al-tamyiz (akal pemisah) yaitu tingkat akal terbawah, karena kemampuannya hanya
terbatas pada mengetahui hal-hal yang bersifat empiris inderawi. Konsep-konsep yang
dihasilkan taraf berpikir tingkat ini adalah deskripsi atau penggambaran (al-tasawwurat).
tujuannya adalah menghasilkan kemanfaatan bagi manusia dan menolak bahaya.
(2)al-‘aql al-tarbiyyi (akal eksprimental) adalah kemampuan berpikir yang menghasilkan
berbagai gagasan pemikiran dan berbagai etika dalam tatanan pergaulan bersama dan hal ihwal
mereka.

Kemampuan manusia untuk berpikir baru diperoleh setelah sifat kebinatangannya mencapai
kesempurnaan di dalam dirinya. Hal itu dimulai dari kemampuan membedakan (tamyiz)
sehingga manusia mengetahui hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya dan hal-hal yang
merugikan dirinya. Prinsip pendidikannya tentang pendidikan antara lain tampak pada
sikapnya yang menganggap bahwa manusia berbeda dengan binatang karena kapasitas
berpikirnya. Akal pikirannya memimpinnya, menciptakan kehidupan dan untuk
bekerja sama dengan anggota-anggota masyarakat lainnya serta untuk
menerima wahyu Tuhan yang diberikan kepada Nabi-Nya guna
kesejahteraan di dunia dan di akhirat. Manusia oleh karena makhluk yang
berakal pikiran dan akal pikirannya itulah yang menjadi dasar bagi semua
kegiatan belajarnya. Sudut pandangnya dalam bidang pendidikan lebih
banyak bersifat pragmatis dan lebih berorientasi pada aplikatif praktis. Ibnu
Dia mengklasifikasikan ilmu pengetahuan berdasarkan tujuan Khaldun
fungsionalnya,bukan berdasar nilai substansialnya atau sekuensnya
semata. Beberapa poin penting yang bisa dipetik dari pemikiran Ibnu
Khaldun tentang pendidikan
1.Tujuan Pendidikan
Menurut Ibnu Khaldun, tujuan Pendidikan beraneka ragam dan bersifat universal. Diantara
tujuan pendidikan tersebut adalah sebagai berikut :

a) Tujuan Peningkatan
Pemikiran

b)Tujuan Peningkatan
Kemasyarakatan

c)Tujuan pendidikan dari segi


keruhanian
2. Kurikulum Pendidikan

Berkenaan dengan kurikulum, Ibnu Khaldun menyusun kurikulum yang


sesuai sebagai salah satu sarana untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
Berkenaan dengan hal itu, Ibnu Khaldun membagi ilmu menjadi tiga
macam; pertama, kelompok ilmu lisan (linguistik) seperti ilmu nahwu,
ilmu bayan, ilmu sastra. Kedua, kelompok ilmu naql, ilmu yang diambil
dari kitab suci dan sunnah Nabi. Segala pengetahuan yang ditransmisi
manusia dari peletaknya dan diwariskan dari generasi ke generasi. Semua
pengetahuan bersumber dari Tuhan. Ketiga, kelompok ilmu aqli, yaitu
hasil aktivitas berpikir manusia dicapai oleh manusia secara bertahap sejak
awal perkembangannya melalui aktivitas berpikir.

—ibnu khaldun
2. Kurikulum Pendidikan
menurut Ibnu Khaldun

(a) ilmu syari’ah dengan semua jenisnya

(b) ilmu filsafat (rasio)

Ibnu Khaldun berpandangan bahwa, ilmu-ilmu (c) ilmu alat yang membantu ilmu agama,
tersebut perlu ada dalam sistem pendidikan Islam. ilmu bahasa, gramatika dan sebagainya
Hal itu ada beberapa urgensi yang menjadi alasan
beliau untuk mengelompokkan keilmuan tersebut;
(d) ilmu alat yang membantu ilmu
falsafah (rasio), ilmu mantiq, ilmu
ushul fiqh.
3. Pendidik Pendidikan Islam
menurut Ibnu Khaldun
Pendidikan menurutnya, akan berubah sesuai dengan
perubahan sosial. Ibnu Khaldun tidak membenarkan
tindakan guru yang keras kepada murid-muridnya,
karena hal itu akan merusak akhlak anak didik dan
perilaku sosial. Guru harus mampu menarik
perhatian muridnya, menjaga mereka hingga pikiran
mereka terbuka dan berkembang sendiri. Guru harus
membiasakan perilaku yang baik kepada murid-
muridnya, memberi contoh, dan tidak mengajari
mereka dengan perkataan saja .
Berdasarkan hal itu dapat ditemukan benang
merahnya yakni Ibnu Khaldun menghendaki agar
pigur seorang guru harus mampu menjadi panutan
dan mampu mengarahkan muridnya ke arah yang
lebih baik dengan bimbingan dan arahan yang sesuai
4. Metode Pendidikan Islam
Menurut Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun mengkritik para pendidik (guru) yang tidak memahami metode mengajar dengan
baik, misalnya memaksa anak untuk memforsir tanaga dan pikirannya. Maka beliau menyarankan
agar tidak terlalu lama memberikan materi. Ibnu Khaldun menyarankan agar tidak menggunakan
metode kekerasan. Sebab, bila dididik dengan kekerasan maka akan membentuk karakter yang
buruk serta dipengaruhi bayang-bayang kekerasa itu sendiri. Dalam pandangan Ibnu Khaldun,
hukum yang keras di dalam pengajaran dapat berbahaya bagi peserta didik, karena akan
menyebabkan timbulnya kebiasaan buruk.

Kekasaran dan kekerasan dalam pengajaran dapat mengakibatkan bahwa


kekerasan itu sendiri akan menguasai jiwa dan mencegah perkembangan pribadi
anak yang bersangkutan. Kekarasan membuka jalan ke arah kemalasan dan
penipuan guna menghindari hukuman.
KESIMPUL
AN
Pemikiran pendidikan Ibn Miskawaih tidak dapat dilepaskan dari konsepnya tentang manusia dan
akhlak. Konsep manusia adalah daya bernafsu (an-nafs al-bahimmiyyat) sebagai daya terendah, daya berani (an-nafs
as-sabu’iyyat) sebagai daya pertengahan, daya berpikir (an-nafs an-nathiqat) sebagai daya tertinggi. Pemikiran Ibn
Miskawaih dalam bidang akhlak termasuk salah satu yang mendasari konsepnya dalam bidang pendidikan. Konsep
akhlak yang ditawarkannya berdasar pada doktrin jalan tengah.
Pemikiran pendidikan Al-Ghazali bisa disimpulkan bahwa pendidikan itu adalah proses memanusiakan
manusia yang bertujuan membentuk insan kamil untuk menjadi khalifah di bumi. Dan dengan adanya pendidikan ini
diharapkan manusia mampu mencapai tujuan hidupnya di dunia dan akherat, dan hidup yang berpedoman al-Qur’an
dan Hadits.
Dari beberapa uraian di atas, terlihat bahwa Ibn Khaldun adalah seorang tokoh yang yang menaruh
perhatian yang besar terhadap pendidikan. Konsep pendidikan yang dikemukakannya tampak sangat dipengaruhi
oleh pandangannya terhadap manusia sebagai makhluk yang harus dididik, dalam rangka menjalankan fungsi
sosialnya di tengah-tengah masyarakat. Pendidikan adalah alat untuk membantu seseorang agar tetap hidup
bermasyarakat dengan baik. Aspek-aspek yang dapat mendukung proses pendidikan mulai dari peserta didik,
pendidik, sarana dan prasarana harus benar-benar diperhatikan karena akan sangat berpengaruh pada jalannya
proses pendidikan.
Penany
a
Aprilia Putri Setiani Salsabila Maharani Rifqi Dhaifullah
11210110000032 11210110000010 Prijanto
11210110000060

Darin Syula Waiyah Qanita Nur Hafizah Farhan Irhaz Raziq


11210110000013 11210110000002 11210110000045
Komentator

Baiq Inda Sari Fatasya Aulia Luthfi Ibnu Salis


11210110000012 11210110000003 11210110000051

Miftahul Huda Siti Nur Zaahidah Nisriinaa Nur Ulaya


11210110000007 11210110000011 11210110000005
Tentang Penulis

Nama saya Fauzan Rizkiawan biasa Nama saya Fitri Habiba biasa di panggil
dipanggil Fauzan. Lahir di Jakarta, 20 Biba. Saya asli Lamongan, lahir pada
Oktober 1999 dan saat ini berdomisili di tanggal 16 Oktober 2003 saya alumni
Depok. Saya merupakan almuni Pondok Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Jombang.
Modern Darussalam Gontor Ponorogo Saat ini saya adalah mahasiswa semester
Jawa Timur, dan saya adalah mahasiswa 3, prodi pendidikan agama islam, fakultas
semester 3, prodi Pendidikan Agama tarbiyah dan keguruan uin syarif
Islam di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan hidayatuallah jakarta.
Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Tentang Penulis

Nama saya irda kireina biasa di panggil Nama saya Ziky Shufa Azra biasanya
irda. Saya asli jakarta, lahir pada tanggal dipanggil Ziky. Saya berasal dari aceh, dan
19 juni 2003 saya alumni Madrasah juga lahir di aceh, 25 Juni 2003. Saya alumni
aliyah khas kempek cirebon.saat ini saya dari dayah Insan Qurani di Aceh, Aceh besar.
adalah mahasiswa semester 3, prodi Saat ini saya adalah mahasiswa semester 3,
pendidikan agama islam, fakultas prodi Pendidikan Agama Islam, Fakultas
tarbiyah dan keguruan uin syarif Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
hidayatuallah jakarta. Hidayatullah Jakarta.
THANKS.
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics & images
by Freepik

Anda mungkin juga menyukai