Anda di halaman 1dari 13

PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT IBNU KHOLDUN DAN

KHAHMAD DAHLAN

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

Dosen Pengampu: Bu Yuliany,M.Ag

Disusun Oleh:

Robiyatul A

Sopi Sopwatun Nisa

Sofyan Hadi

Rizki Muhammad Zaki

Semester 3A

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)

Baitul Arqom Al-islamy

Lemburawi km.09 Ciparay Telp(022) 85962223 Bandung 40385

Email: staicool4you@gmail.com

Jawa Barat, Indonesia


KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami haturkan kepada Allah Yang Maha Kuasa, karena berkat
karunianya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada
waktunya. Makalah ini kami beri judul “Pemikiran Pendidikan dari ibnu Khaldun
dan Kyai Haji Ahmad Dahlan”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Filsafat Pendidikan


Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan
wawasan bagi kami sebagai penulis dan bagi para pembaca.

Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Yuliany,M.Ag. selaku Guru mata pelajaran Filsafat Pendidikan Islam.

Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Maka dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun
kemampuan kami, agar kedepannya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca, dan bagi kami khususnya
sebagai penulis.

Pacet,26 Oktober 2022

Penulis
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...….ii

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………
1

A. Latar Belakang…………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………2
C. Tujuan……………………………………………………………………..2

BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………..3

A. Pendididikan Menurut Ibnu Khaldun………………………………………


3
B. Pendidikan Menurut KH Ahmad Dahlan…..………………………………
4
BAB III PENUTUP………………………………………………………………..7

A. Simpulan…………………………………………………………………..7

DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………...9
ii
BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masalah pendidikan merupakan masalah yang berhubungan langsung
dengan kehidupan manusia. Pendidikan sendiri memiliki makna yaitu
usaha manusia dewasa yang sadar akan kemanusiaannya, dalam
membimbing, melatih, mengajar dan menanamkan nilai-nilai serta dasar
pandangan hidup kepada generasi selanjutnya, agar menjadi manusia yang
bertanggung jawab akan tugasnya sesuai dengan sifat dan hakikat
kemanusiaanya. Lebih luas masalah pendidikan adalah masalah yang
menyangkut seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia. Bahkan
pendidikan bisa juga akan menghadapi persoalan yang tidak mungkin
dijawab dengan menguakkan analisa ilmiah semata-mata, tetapi
memerlukan analisa dan pemikiran yang mendalam, yaitu analisa filsafat.
Sebuah pendidikan tidak hanya sekedar menempatkan manusia dengan
tanggung jawabnya. Namun, manusia mempunyai pandangan yaitu
sebagai dasar atau sumber daya yang paling utuh. Pendidikan sendiri tidak
diperbolehkan untuk terjebak atau tetap dalam teori-teori yang neoklasik
yang dimaksud yaitu, suatu teori dimana manusia itu ditempatkan sebagai
sumber atau alat yang digunakan untuk memproduksi dimana manusia
menjadi penguasa terhadap ilmu pengetahuan serta teknologi dan juga
memiliki tujuan untuk menopang kekuasaan dan kepentingan kapitalis.
Ada sebuah prinsip dari psikologi pendidikan yaitu dimana seorang guru
tidak boleh dengan mudahnya memberikan wawasannya kepada siswa,
akan tetapi sang siswa yang harus mencari tahu dan bertanya agar suasana
kelas bisa aktif, serta siswa bisa tanggap dalam usaha membangun
pengetahuan mereka sendiri.
Pengetahuan hanya bisa didapat dengan cara manusia itu sendiri
bagaimana upaya mencarinya, bukan hanya untuk diambil dan dingat. Tapi
juga harus difahami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dari
penggambaran tersebut, bahwasannya perlu adanya pembahasan lebih

1
lanjut mengenai eksistensialisme yang disertai subjektivitas pengalaman
yang telah terjadi dalam pendidikan
B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana Pemikiran Pendidikan Menurut Ibnu Khaldun?
b. Bagaimana Pemikiran Kyai H.Ahmad Dahlan?
C. TUJUAN MASALAH
a. Untuk mengetahui pemikiran pendidikan menurut Ibnu Khaldun.
b. Untuk mengetahui pemikiran pendidkan Menurut Kyai H.Ahmad
Dahlan

2
BAB II PEMBAHASAN

A. PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT IBNU KHALDUN


Ibnu khaldun(1332-1406) adalah konseptor pertama historiografi dan
filsafat sejarah. Ibnu Khaldun meandang sejarah tidak hanya sekedar
kesimpulan kisah secara kronologis yang fakta sejarahnya sering dicemari
oleh subyektifitas dan khayalan penghargaannya. Ibnu khaldun meneliti
sejarah dengan kaidah-kaidah yang bersifat obyektif dan ilmiah dalam
pengumpulan fakta,pengamatan fakta, pengujian dan analisis fakta serta
interaksi antara fakta-fakta,perilaku sosial kemasyarakatan,tradisi-tradisi
dan lingkungan ilmiah, kemudian menyimpulkannya secara induktif.

Pandangan Ibnu Khaldun tentang pendidikan berpijak dari


statetmennya yang menegaskan bahwa manusia adalah makhluk yang
sempurna. Kesempurnaan manusia dicirikan oleh akalnya yang berfungsi
memikirkan segala sesuatu,merekayasa sesuatu,dan bahkan meningkatkan
rasa iman kepada Alloh.
Allah membedakan manusia karena kesanggupannya berfikir,yang
merupakan sumber dari segala kesempurnaan dan segala puncak
kemuliaan dan ketinggian di atas makhluk lain. Manusia bukan hanya
memiliki kesadaraan untuk mengetahui, tetapi memahami dan
mempraktikannya.
Tingkatan-tingkatan manusia dalam berfikir, yaitu:
1. Pemahaman intelektual manusia terhadap segala sesuatu yang ada di
luar alam semesta, tatanan alam atau tata yang berubah-ubah.
Intelektual itas manusia dapat memilih dan memilah nama yang baik
dan yang buruk,salah dan benar,terpuji dan tercela. Ibnu khaldun
menyebutnya sebagi akal pembela atau al-aql at-tamyizi.
2. Daya intelektualitas manusia yang didukung oleh pengalaman
hidupnya yang disebut sebagi akal eksperimental atau al-‘aql at-tajribi.
3. Daya berfikir hipotesis yang melengkapi kesempurnaan intelektualitas
manusia melalui ketajaman analisis masalah yang dihadapi, sehingga

3
dapat memperkirakan berbaga kemungkinan secara rasional dan
spekulatif .

Menurut Ibnu Khaldun, ilmu pengetahuan hanya tumbuh dalam peradaban


dan kebudayaan yang berkembang pesat. Perkembangan kebudayaan
sangat tergantung pada cara berfikir masyarakat,sedangkan perkembangan
dan kemajuan pemikiran masyarakat bergantung kepada pendidiknya.

Menurut Ibnu Khaldun,ilmu yang harus dikembangkan adalah tradisional


konvensional(al-‘ulum al-naqliyah al-wadh’iyyah) sebaga ilmu yang
ditetapkan oleh Allah,sehingga manusia tidak banyak memikirkannya,
tetapi lebiih tepat mengamalkannya. Adapun ilmu filsafat adalah ilmu
yang dapat terus dikembangkan tanpa batas,sebagai ilmu yang memaklumi
manusia sebaga makhluk berfikir.(Ibnu Khaldun,2000: 543)

Lembaga pendidikan harus mengembangkan pengajaran dalam bidang


ilmu yang tradisional-konvensional sebaga bentuk pemeliharaanwarisan
kenabiaan dan penghargaan terhadap jasa-jasa ulama mujtahidin.

Pesan yang dapat diambil dari Ibnu Khaldun adalah sebaga berikut:

1. Kebudayaan akan berkembang jika pendidikan dikembangkan karena


pendidikan akan mengembangkan manusia dalam berfikir, sedangkan
perkembangan kebudayaan sangat ditentukan oleh kemajuan ilmu
pengetahuan masyarakat dan cara berfikirnya.
2. Pendidkan harus mengembangkan ilmu naqliyah dan ilmu aqliyah,
sehinggan ada keseimbangan antara ilmu yang memperkuat keimanan
dan ilmu yang mengembangkan cara berfikir.

B. PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT KYAI H. AHMAD DAHLAN


Kyai h.Ahmad Dahlan dilahirkan diYogyakarta Pada tanggal 1 Agustus 1868
dan meninggal dunia diYogyakarta pada tanggal 23 Februari 1923. Ia adalah
seorang pahlawan Nasional Indonesia. Ayahnya adalah K.H.Abu Bakar, seorang

4
ulama dan khitob terkemuka dimasjid besar kesultanan Yogyakarta pda masa itu.
ibunya adalah Putri H.Ibrahim yang juga pengjabat penghulu Kesultanan
Yogyakarta pada masa itu.
Nama kecil K.H Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwisy. Ia
merupakan anak ke4 dari tujuh orang bersudara yang keseluruhan
saudaranya perempuan,kecuali adik bungsunya. Dalam selisihnya ia
termasuk keturunan yang kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim,seorang
wali besar dan seorang terkemuka diantara wali songo yang lainnya.
Gagasan pembaharuan Muhammadiyah disebarluaskan oleh Ahmad
Dahlan dengan mengadakan Tabligh ke berbagai kota,disamping juga
melalui relasi-relasi dagang yang dimilikinya. Gagasan ini ternyata
mendapatkan sambutan yang besar dari masyarakat di berbagai kota di
Indonesia. Ulama-ulama dari berbagai daerah lain berdatangan kepadanya
untuk menyatakan dukungan terhadap Muhamaadiyah. Muhammadiyah
makin lama makin berkembang hampir keseluruh Indonesia. Oleh karena
itu pada tanggal 07 mei 1921, Dahlan mengajukan permohonan kepada
Pemerintahan Hindia Belanda untuk mendirikan cabang-cabang
Muhammadiyah diseluruh Indonesia. Permohonan ini dikabulkan oleh
Pemerintahan HIndia Belanda pada tanggal 2 September 1921. Sebagai
seorang demokratis dalam melaksanakan aktivis gerakan dakwah
Muhammadiyah, Ahmad Dahlan juga memfasilitasi para anggota
Muhammadiyah untuk proses evaluasi kerja dan pemilihan pemimpin
dalam Muhammadiyah . selama hidupnya dalam aktivis gerakan
muhammadiyah , telah diselenggarakan dua belas kali pertemuan
anggota(sekali dalam setahun), yang saat itu dipakai istilah Aldemeene
Vergadering(persidangan umum).
Atas jasa-jasa K.H Ahmad Dahlan dalam membangkitkan
kesadaran ini melalui pembaharuan islam dan pendidikan,pemerintah
Republik Indonesia menetapkan sebagai pahlawan Nasional dengan surat
keputusan Presiden No.657 Tahun 1961. Dasar-dasar penetapan itu ialah
sebaga berikut:

5
1. K.H Ahmad Dahlan telah mempelopori kebangkitan umat islam untuk
menyadari nasibnya sebagai bangsa terjajah yang masih harus belajar
dan berbuat.
2. Organisasi Muhammadiyah yang didirikannya, telah banyak
memberikan ajaran islam yang murni kepada bangsanya.
3. Dengan organisasinya, Muhammadiyah telah mempelopori amal usaha
social dan pendidikan yang amat diperluakan bagi kebangkitan dan
kemajuan bangsa,dengan jiwa ajaran islam.
4. Dengan organisasinya,Muhammadiyah bagian wanita (Aisyiyah) telah
mempelopori kebangkitan wanita Indonesia telah mengecap
pendidikan dan berfungsi social, setingkat dengan kaum pria.

Usaha untuk mencapai maksud dan tujuan itu ialah:

1. Mengadakan dakwah islam


2. Memajukan oendidikan dan pengjaran
3. Menghidup suburkan masyarakat
4. Medirikan dan memelihara tempat ibadah dan wakaf
5. Mendidik dan mengasuh anak-anak dan pemuda supaya menjadi islam
yang berate
6. Berusaha dengan segala kebijaksanaan supaya kehendak dan prilaku islam
berlaku
7. Berusaha kearah perbaikan penghidupan dan kehidupan yang sesuai
dengna ajaran islam.
8.

BAB III

6
PENUTUP

KESIMPULAN

Pemikiran pendidkan islam diindonesia menurut Ibnu Khaldun


Pandangan Ibnu Khaldun tentang pendidikan berpijak dari statetmennya
yang menegaskan bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna.
Kesempurnaan manusia dicirikan oleh akalnya yang berfungsi memikirkan
segala sesuatu,merekayasa sesuatu,dan bahkan meningkatkan rasa iman
kepada Alloh.
Allah membedakan manusia karena kesanggupannya berfikir,yang
merupakan sumber dari segala kesempurnaan dan segala puncak
kemuliaan dan ketinggian di atas makhluk lain. Manusia bukan hanya
memiliki kesadaraan untuk mengetahui, tetapi memahami dan
mempraktikannya.
Tingkatan-tingkatan manusia dalam berfikir, yaitu:
4. Pemahaman intelektual manusia terhadap segala sesuatu yang ada di
luar alam semesta, tatanan alam atau tata yang berubah-ubah.
Intelektual itas manusia dapat memilih dan memilah nama yang baik
dan yang buruk,salah dan benar,terpuji dan tercela. Ibnu khaldun
menyebutnya sebagi akal pembela atau al-aql at-tamyizi.
5. Daya intelektualitas manusia yang didukung oleh pengalaman
hidupnya yang disebut sebagi akal eksperimental atau al-‘aql at-tajribi.
6. Daya berfikir hipotesis yang melengkapi kesempurnaan intelektualitas
manusia melalui ketajaman analisis masalah yang dihadapi, sehingga
dapat memperkirakan berbaga kemungkinan secara rasional dan
spekulatif .

Usaha untuk mencapai maksud dan tujuan itu ialah:

1. Mengadakan dakwah islam


2. Memajukan oendidikan dan pengjaran
3. Menghidup suburkan masyarakat
4. Medirikan dan memelihara tempat ibadah dan wakaf

7
5. Mendidik dan mengasuh anak-anak dan pemuda supaya menjadi islam
yang berate
6. Berusaha dengan segala kebijaksanaan supaya kehendak dan prilaku islam
berlaku
7. Berusaha kearah perbaikan penghidupan dan kehidupan yang sesuai
dengna ajaran islam

DAFTAR PUSTAKA

8
Drs Hasan Basri.filsafat pendidkan islam.Bandung:2020.

Anda mungkin juga menyukai