Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH KELOMPOK 5

MATA KULIAH FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM


DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH : MUH NUR MAALLAH, S.Ag, M.Ag

Pemikiran Pendidikan di Dunia Islam (Ibnu Khaldun, Al-Ghazali, dan Muh Iqbal) dalam
pandangan filsafat pendidikan islam

OLEH :

KELOMPOK 5

 Achmad Natsir 222250006


 Novita Sari 222250028
 Nur Milasari 222250014

PRPGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAM ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur atas kehadirat Allah Subhanuh wa ta’ala yang hingga saat ini masih
memberikan kita nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah tentang “Pemikiran Pendidikan didunia islam (Ibnu Khaldun, Al Ghazali, dan
Muh Iqbal) dalam pandangan filsafat”

Tak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih banyak kepada dosen pengampuh
mata kuliah “FISAFAT PENDIDIKAN ISLAM” serta teman-teman yang telah membantu
dalam pembuatan dan penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna serta masih banyak kesalahan yang penulis yakini diluar batas kemampuan penulis.
Maka dari itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Parepare, 13 Desember 2022

PENULIS

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................................4
1. Latar Belakang..........................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................................5
A. Pemikiran Pendidikan Islam Menurut Ibnu Khaldun..............................................................................5
1. Tujuan Pendidkan....................................................................................................................................5
2. Kurikulum Pendidikan dan Klasifikasi Ilmu...............................................................................................6
BAB III..........................................................................................................................................................9
PENUTUP.....................................................................................................................................................9
1. Kesimpulan..............................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Filsafat merupakan pokok dari segala disiplin ilmu sebagai refleksi rasionil atas
keseluruhan keadaan untuk mencapai hakikat dan memperoleh hikmah. Berfilsafat adalah
berfikir sedalam-dalamnya dengan bebas dan teliti tentang segala sesuatu yang masuk ke
dalam pikiran, baik yang diluar maupun yang ada di dalam diri. Maka timbulah suatu
pertanyaan:”Dapatkah seorang Muslim itu berfilsafat?”. Timbulnya pertanyaan ini ialah
karena seorang Muslim itu selamanya terikat dan didoktrin oleh ajaran-ajaran agamanya.
Maka bolehkah dia meninggalkan agamanya untuk berfilsafat ?

Di dunia Islam Timur, filsafat mengalami perkembangan yang sangat signifikan,


terbukti dengan munculnya tokoh-tokoh filosof Islam seperti Al-Khindi, Al-Razi, Ibnu
Rusyd, Al-Ghazali, Ibnu Sina, Ibn Khaldun, Muh Iqbal dan lain-lain. Para tokoh tersebut
memberikan kontribusi yang penting bagi umat Islam di dunia, khususnya dalam hal
filsafat Islam. Atas dasar ini, maka kami mencoba untuk mengulas pemikiran tokoh
filsafat Islam yakni, Ibnu Khaldun, Al-Ghazali, dan Muh Iqbal . Dalam hal ini penulis
akan mengulas tentang pemikiran filosofi dari ke tiga tokoh tersebut dan pandangan
mereka terhadap pendidikan.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Pemikiran Pendidkan Islam menurut Ibnu Khaldun?
2. Bagaimana Konsep Pemikiran Pendidikan Islam menurut Al Ghazali ?
3. Bagaimana Konsep Pemikiran Pendidikan Islam menurut Muhammad Iqbal ?

3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pemikiran pendidikan Ibnu Khaldun
2. Untuk mengetahui pemikiran pendidikan Al Ghazali
3. Untuk mengetahui pemikiran pendidikan Muhammad Iqbal

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemikiran Pendidikan Islam Menurut Ibnu Khaldun

Menurut Ibnu Khaldun ilmu pendidikan bukanlah suatu aktivitas yang semata-semata
bersifat pemikiran dan perenungan yang jauh dari aspek-aspek pragmatis di dalam
kehidupan, akan tetapi ilmu dan pendidikan tidak lain merupakan gejala sosial yang
menjadi ciri khas jenis insani. Tradisi penyeledikan ilmiah yang dilakukan oleh ibnu
khaldun dimulai dengan menggunakan tradisi berfikir ilmiah dengan melakukan kritik
atas cara berfikir “model lama” dan karya-karya ilmuwan sebelumnya, dari hasil
penyelidikan mengenai karya-karya sebelumnya, telah memberikan kontribusi akademik
bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang sahih, pengetahuan ilmia memuat
pengetahuan yang otentik.

1. Tujuan Pendidkan

Menurut Ibnu Khaldun, tujuan pendidikan beraneka ragam dan bersifat universal.
Diantara tujuan pendidikan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tujuan Peningkatan Pemikiran Ibnu Khaldun memandang bahwa salah satu tujuan
pendidikan adalah memberikan kesempatan kepada akal untuk lebih giat dan
melakukan aktivitas. Hal ini dapat dilakukan melalui proses menuntut ilmu dan
ketrampilan. Dengan menuntut ilmu dan ketrampilan, seseorang akan dapat
meningkatkan kegiatan potensi akalnya. Disamping itu, melalui potensinya akan
mendorong manusia untuk memperoleh dan melestarikan pengetahuan. Atas dasar
pemikiran tersebut, tujuan pendidikan menurut Ibnu Khaldun adalah peningkatan
kecerdasan manusia dan kemampuannya berfikir. Dengan kemampuan tersebut
manusia akan dapat meningkatkan pengetahuannya dengan cara memperoleh lebih
banyak warisan pengetahuan pada saat belajar.
b. Tujuan peningkatan kemasyarakatan
Dari segi peningkatan kemasyarakatan, Ibnu Khaldun berpendapat bahwa ilmu dan
pengajaran adalah lumrah bagi peradaban manuisa. Ilmu dan pengajaran sangat
diperlukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat manusia kearah yang lebih
baik.
c. Tujuan pendidikan dari segi keruhanian
Tujuan pendidikan dari segi keruhanian adalah dengan meningkatkan keruhanian
manusia dengan menjalankan praktik ibadat, dzikir, khalwat (menyindiri) dan
mengasingkan diri dari keramaian untuk tujuan ibadah sebagaimana yang dilakukan oleh
para sufi

5
2. Kurikulum Pendidikan dan Klasifikasi Ilmu

Ibnu Khaldun membuat klasifikasi ilmu dan menerangkan pokok bahasanya bagi peseta
didik. Ia menyusun kurikulum yang sesuai sebagai salah satu sarana untuk mencapai
tujuan-tujuan pendidikan. Hal ini dilakukan karena kurikulum dan sistem pendidikan
yang selaras dengan akal dan kejiwaan peserta didik akan menjadikan mereka enggan dan
malas belajar.

Berkenaan dengan hal itu Ibnu Khaldun membagi ilmu menjadi tiga macam. Pertama
kelompok ilmu lisan (bahasa), kedua kelompok ilmu naqli: ilmu yang diambil dari kitab
suci dan sunnah Nabi. Ketiga, kelompok ilmu aqli: ilmu-ilmu yang diperoleh manusia
melalui kemampuan berfikir.

3. Prinsip-prinsip dalam proses belajar mengajar

Ibnu Khaldun telah mengatakan prinsip-prinsip proses belajar mengajar sebagai suatu hal
yang sangat mendasar dalam mengerjakan ilmu pengetahuan kepada siswa, prinsip-
prinsip tersebut secara garis besarnya meliputi beberapa hal sebagai berikut:

1. Adanya penahapan dan pengulungan secara berproses, yang harus disesuaikan dengan
kemampuan siswa dan tema-tema yang diajarkan secara bersamaan.

2. Tidak membebani pikiran siswa. Dalam masalah ini Ibnu Khaldun menyatakan, bahwa
pemikiran manusia tumbuh dan berkembang secara berproses (bertahap).

3. Tidak pindah dari satu materi ke materi lain sebelum siswa memahaminya secara utuh.
Seorang guru tidak dianjurkan berpindah pada materi yang baru sebelum ia yakin bahwa
siswanya telah paham terhadap materi pelajaran yang lau. Hal tersebut ditandai dengan
bertambahnya tingkat kemampuan yang dimiliki oleh seorang siswa dan daya kesiapan
yang dimilikinya.

4. Lupa merupakan hal biasa dalam belajar, dan solusinya adalah dengan sering mengulang
dan mempelajarinya kembali. Ibnu Khaldun dengan prinsip belajar-mengajarnya,
menghendaki agar seseorang guru juga memperhatikan terhadap proses pendidikan
potensi yang dimiliki seorang siswa.

5. Tidak bertindak keras terhadap siswa. Menurut Ibnu Khaldun tindakan keras atau kasar
terhadap siswa dapat menyebabkan munculnya sikap rendah diri, dan mendorong
seseorang memiliki perilaku dan kebiasaan buruk.

B. Pemikiran Pendidikan Islam menurut Al Ghazali

Al-Ghazali termasuk ke dalam kelompok sufistik yang banyak menaruh perhatian yang
besar terhadap pendidikan, karena pendidikanlah yang banyak menentukan corak
kehidupan suatu bangsa dan pemikirannya.

Dalam masalah pendidikan al-ghazali lebih cenderung berpaham empirisme, hal ini
antara lain disebabkan karena ia sangat menekankan pengaruh pendidikan terhadap anak

6
didik. Menurutnya seseorang anak tergantung kepada orang tua dan anaknya yang
mendidiknya. Hati seorang anak itu bersih, murni, laksana permata yang amat berharga,
sederhana dan bersih dari gambaran apapun. Hal ini sejalan dengan pesan Rasulullah
SAW yang menegaskan:”bahwa setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan bersih, kedua
orang tuanya lah yang menyebabkan anak itu menjadi penganut Yahudi, Nasrani, atau
Majusi”(H.R.Muslim).

Al-Ghazali mengatakan jika anak menerima ajaran dan kebiasaan hidup yang baik, maka
anak itu menjadi baik. Sebaliknya jika anak itu di biasakan kepada hal-hal yang jahat,
maka anak itu akan berakhlak jelek. Pentingnya pendidikan ini didasarkan pada
pengalaman hidup al-ghazali sendiri, yaitu sebagai orang yang tumbuh menjadi ulama
besar yang menguasai berbagai ilmu pengetahuan, yang disebabkan karena pendidikan.1

B. Tujuan Pendidikan

Al-Ghazali mempunyai pandangan berbeda dengan kebanyakan ahli filsafat pendidikan


Islam mengenai tujuan pendidikan. Beliau menekankan tugas pendidikan adalah
mengarah kepada realisasi tujuan keagamaan dan akhlak, dimana fadhilah (keutamaan)
dan taqarrub kepada Allah merupakan tujuan yang paling penting dalam pendidikan.
Sesuai penegasan beliau :”Manakah seorang ayah menjaga anaknya dari siksaan dunia
hendanya ia menjaganya dari siksaaan api neraka / akhirat, dengan cara mendidik dan
melatihnya serta mengajarnya dengan keutamaan akhirat, dengan cara mendidik dan
melatihnya serta mengajarnya dengan keutamaan akhirat, karena akhlak yang baik
merupakan sifat Rasulullah SAW dan sebaik-baik amal perbuatan orang-orang yang jujur,
terpercaya, dan merupakan realisasi dari pada buahnya ketekunan orang yang dekat
kepada Allah”

Selanjutnya beliau mengatakan :”Wajiblah bagi seorang guru untuk mengarahkan murid
kepada tujuan mempelajari ilmu, yaitu taqarrub kepada Allah bukanya mengarah kepada
pimpinan dan kemegahan” Sebab-sebab yang mendorong Al-Ghazali sangat
memperhatikan tujuan keagamaan ialah karena pada waktu kerusakan akhlak orang
banyak telah merajalela (yang ditimbulkan oleh gerakan yang merusak) agama seprti
gerakan yang dipimpin oleh Al-Hasan bin Shabah.

Al-Ghazali telah menjelaskan tentang tujuan sistem pendidikan dengan menerangkan


tentang berbagai ilmu yang wajib dipelajari oleh murid, yang sesuai dengan kurikulum
pengajaran masa kini dan juga mungkin metode-metode mengajar yang harus diikuti oleh
guru dalam mendidik anak dan dalam menyajikan ilmu pengetahuan kepada murid
sehingga menarik minat dan perhatian mereka.

E. Kurikulum

Secara tradisional kurikulum berarti mata pelajaran yang diberikan kepada anak didik
untuk menanamkan sejumlah pengetahuan agar mampu beradaptasi dengan

1 Drs.H.Abuddin Nata,MA, filsafat pendidikan islam 1, Jakarta:Logos Wacana Ilmu, 1997, hlm, 161

7
lingkungannya. Kurikulum tersebut disusun agar dapat mencapai tujuan yang telah
ditentukan.

Pandangan Al-Ghazali tentang kurikulum dapat dipahami dari pandangannya mengenai


ilmu pengetahuan. Ia membagi ilmu pengetahuan kepada yang terlarang dan yang wajib
dipelajari oleh anak didik menjadi tiga kelompok yaitu:

a. Ilmu yang tercela, banyak atau sedikit. Ilmu ini tidak ada manfaatnya bagi manusia di
dunia dan di akhirat, misalnya ilmu sihirn nujum, dan ilmu kedukunan. Bila ilmu ini
dipelajari akan membawa mudharat dan akan meragukn Tuhan. Oleh karena itu ilmu ini
harus dijauhi.

C. Pemikiran Pendidikan Islam Menurut Muhammad Iqbal

Modernisasi Barat telah mengubah orientasi sebagian umat Islam terhadap pandangan
dunia, yang menuntut penyelesaian yang dialektis dan normatif. Semua itu memerlukan
sikap yang kritis melalui pendidikan Islam, yang menjadi fenomena individual di satu
pihak dan fenomena sosial budaya di pihak lain. Pemikiran filsafat Muhammad Iqbal
tentang pendidikan berdasarkan pemikiran filosofisnya tentang Asrar-i-khu>di (The
Secret of Selfhood) yang memiliki konotasi kemanusiaan dan sosial. Konotasi sosial juga
berlaku bagi individu (diri) yang perlu diperkuat di dalam suatu individu.

Hakekat kedirian dari diri individu ini, dan penguatan kepribadian diri memiliki
implikasi sosial dalam kerangka kerja keislaman. Kepribadian diri individu diperkuat
suatu masyarakat yang kuat dan stabil ditandai dengan aktualisasi harmonisasi hubungan
dengan alam wujud dengan suatu kesimpulan bahwa seluruh semesta tercakup sebagai
suatu kemungkinan di dalam diri.

Bagi Iqbal pendidikan adalah suatu keseluruhan daya budaya yang memengaruhi
kehidupan perorangan maupun kelompok masyarakat, yang meliputi prinsip dasar:
konsep individualitas, pertumbuhan individualitas, keserasian jasmani dan ruhani,
individu dan masyarakat, evolusi kreatif, peranan intelek dan intuisi, pendidikan watak,
tata kehidupan sosial Islam, suatu pandangan kreatif tentang pendidikan. Pendidikan
Islam diarahkan menuju penyadaran manusia bahwa nasib manusia di dunia ini bukan
semata-mata sebagai kehendak Tuhan, melainkan juga sebagai pilihannya sendiri. Di
dunia ini, manusia memiliki posisi sebagai partner kerja (co-worker Tuhan), yang
mempunyai kebebasan untuk memilih dan melakukan tindakan. Melalui proses inilah
akan berakhir pada derajat khu>di tertinggi manusia, yang disebut insan kamil
(kesempurnaan diri)

8
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Menurut Ibnu Khaldun ilmu pendidikan bukanlah suatu aktivitas yang semata-semata
bersifat pemikiran dan perenungan yang jauh dari aspek-aspek pragmatis di dalam
kehidupan, akan tetapi ilmu dan pendidikan tidak lain merupakan gejala sosial yang
menjadi ciri khas jenis insani. Al-Ghazali mempunyai pandangan berbeda dengan
kebanyakan ahli filsafat pendidikan Islam mengenai tujuan pendidikan. Beliau
menekankan tugas pendidikan adalah mengarah kepada realisasi tujuan keagamaan dan
akhlak, dimana fadhilah (keutamaan) dan taqarrub kepada Allah merupakan tujuan yang
paling penting dalam pendidikan. Modernisasi Barat telah mengubah orientasi sebagian
umat Islam terhadap pandangan dunia, yang menuntut penyelesaian yang dialektis dan
normatif. Semua itu memerlukan sikap yang kritis melalui pendidikan Islam, yang
menjadi fenomena individual di satu pihak dan fenomena sosial budaya di pihak lain.
Bagi Iqbal pendidikan adalah suatu keseluruhan daya budaya yang memengaruhi
kehidupan perorangan maupun kelompok masyarakat, yang meliputi prinsip dasar:
konsep individualitas, pertumbuhan individualitas, keserasian jasmani dan ruhani,
individu dan masyarakat, evolusi kreatif, peranan intelek dan intuisi, pendidikan watak,
tata kehidupan sosial Islam, suatu pandangan kreatif tentang pendidikan.

9
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin Nata,MA.1997. filsafat pendidikan islam 1, Jakarta : Logos Wacana Ilmu,
Abd.Rachman Assegaf 2013. Aliran Pemikiran Pendidikan Islam Hadharah Keilmuan
Tokoh Klasik Sampai Modern, Jakarta: PT Raja Grafindo. Cet.2
Syamsul Kurniawan dan Erwin Mahrus, Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam, h.
136.Jalaluddin, 1996, Fisafat Pendidikan Islam. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada

10

Anda mungkin juga menyukai