Anda di halaman 1dari 15

Makalah

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT


K.H AHMAD DAHLAN
DI
S
U
S
U
N

OLEH:

NAMA : MISBAHUL ZUHDI


: MUKHTAR
SEM/UNIT : 5/ 1
PRODI : S-1 PBA

SEKOLAH TINGGI ILMU SYARIAH


AL-HILAL SIGLI
2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan limpahan karunia yang
tidak terhingga sehingga penyusunan makalah ini terselesaikan dengan
baik,shalawat dan salam kepada janjungan alam Nabi besar Muhammad Saw.
pembawa risalah Allah swt mengandung pedoman hidup yang terang bagi umat
manusia didunia dan diakhirat.

Makalah ini membahas tentang“Konsep Pendidikan Islam Menurut K.H


Ahmad Dahlan”.Saya sadar bahwa penyusun makalah ini sangatlah jauh dari
kesempurnaan, maka dari ini saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya
mahasiswa/i. Semoga juga menjadi amal yang baik dan diterima disisi Allah SWT.
Amiin.

Sigli, 25 Desember 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR............................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................. ii

BAB I : PENDAHULUAN....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1


B. Rumusan Masalah......................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN............................................................................ 3

A. Pemikiran Ahmad Dahlan Tentang Konsep Pendidikan Islam.... 3


B. Relevansi Pemikiran KH. Ahmad Dahlan dalam Konteks
Pendidikan Islam di Abad 21....................................................... 4

BAB III : PENUTUP..................................................................................... 10

A. Kesimpulan................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam sebagai agama universal mengajarkan kepada umat manusia


berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrowi. Salah satu diantara
ajaran Islam tersebut adalah mewajibkan kepada umat Islam untuk melaksanakan
pendidikan, karena menurut ajaran Islam pendidikan adalah merupakan kebutuhan
hidup manusia yang mutlak harus dipatuhi, demi mencapai kesejahteraan dan
kebahagiaan dunia dan akhirat.1
Pendidikan menurut pandangan Islam adalah merupakan bagian dari tugas
kekhalifahan manusia yang harus dilaksanakan secara bertanggung jawab,
kemudian pertanggungjawaban itu baru bisa dituntut kalau ada aturan dan
pedoman pelaksanaan. Oleh karenanya, Islam tentunya memberikan garisgaris
besar tentang pelaksanaan pendidikan tersebut. Islam memberikan konsep-konsep
yang mendasar tentang pendidikan, dan menjadi tanggung jawab manusia untuk
menjabarkan dengan mengaplikasikan konsep-konsep dasar tersebut dalam
praktek pendidikan.2
KH. Ahmad Dahlan merupakan tipe man of action sehingga sudah pada
tempatnya apabila cukup mewariskan banyak amal usaha bukan tulisan. Dengan
usaha beliau di bidang pendidikan, beliau dapat dikatakan sebagai suatu "model"
dari bangkitnya sebuah generasi yang merupakan "titik pusat" dari suatu
pergerakan yang bangkit untuk menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi
golongan Islam yang berupa ketertinggalan dalam sistem pendidikan dan
kejumudan paham agama Islam. Berbeda dengan tokoh-tokoh nasional pada
zamannya yang lebih menaruh perhatian pada persoalan politik dan ekonomi, KH.
Ahmad Dahlan mengabdikan diri sepenuhnya dalam bidangpendidikan. Titik

1
____________ Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Cet 2, (Jakarta : Bumi Aksara,
1991), hlm 98

2
____________Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam..., Hlm 148

4
bidik pada dunia pendidikan pada gilirannya mengantarkannya memasuki jantung
persoalan umat yang sebenarnya.

B. Rumusan Masalah
1. bagaimana Konsep Pendidikan Islam Menurut K.H. Ahmad Dahlan ?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemikiran KH. Ahmad Dahlan tentang Konsep Pendidikan Islam


Secara umum, ide-ide pembaharuan KH. Ahmad Dahlan dapat
diklasifikasikan kepada dua dimensi, yaitu : Pertama, berupaya memurnikan
ajaran Islam dari khurafat, tahayul, dan bid’ah yang selama ini telah bercampur
dalam akidah dan ibadah umat Islam. Kedua, mengajak umat Islam untuk keluar
dari jaring pemikiran tradisional melalui reinterpretasi terhadap doktrin Islam
dalam rumusan dan penjelasan yang diterima rasio.3
Pemikiran dan perjuangannya memang banyak mengadopsi pemikiran dan
perjuangan tokoh-tokoh Islam yang berasal dari Timur Tengah. Di antara para
pemikir Islam Timur Tengah yang menjadi motivator dan inspirator bagi KH.
Ahmad Dahlan dalam mengambil kesimpulan adalah Ibnu Taimiyah, Muhammad
Abduh, dan Muhammad Rasid Ridha. Selain itu, beliau mendapat pula inspirasi
dan motivasi dari Jamaluddin al Afghani asal Afganistan dan Kiai Saleh darat dari
Semarang.4
KH. Ahmad Dahlan adalah tokoh yang tidak banyak meninggalkantulisan.
KH. Ahmad Dahlan lebih menampilkan sosoknya sebagai manusia amal atau
praktisi dari pada filosof yang banyak melahirkan pemikiran dan gagasan tetapi
sedikit amal. Sekalipun demikian tidak berarti bahwa KH. Ahmad Dahlan tidak
memiliki gagasan. Amal usaha Muhammadiyah merupakan refleksi dan
manisfestasi pemikiran KH. Ahmad Dahlan dalam bidang pendidikan dan
keagamaan.
Istilah pendidikan di sini dipergunakan dalam konteks yang luas tidak
hanya terbatas pada sekolah formal tetapi mencakup semua usaha yang
dilaksanakan secara sistematis untuk mentransformasikan ilmu pengetahuan, nilai

3
____________Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam : Pendekatan Historis, Teoritis
dan Praktis, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), Hlm 103-104.

4
____________Adi Nugraha, K.H. Ahmad Dahlan Biografi Singkat (1869-1923)
Cetakan III, (Yogyakarta: Garasi House Of Book, 2000), Hlm 43.

6
dan keterampilan dari generasi terdahulu (tua) kepada generasi muda. Dalam
konteks ini termasuk dalam pengertian pendidikan adalah kegiatan pengajian,
tabligh, dan sejenisnya.
Pada bagian ini akan dibahas pemikiran pendidikan Islam KH.
AhmadDahlan sebagaimana yang dikemukakan dalam ceramah dan pengajian
yang tercermin dalam amal usaha Muhammadiyah terutama pendidikan (sekolah,
madrasah, dan pesantren). Dalam pemikirannya terhadap pendidikan Islam, KH.
Ahmad Dahlan lebih menitikberatkan pemikirannya pada konsep tujuan
pendidikan Islam dan konsep tehnik penyelenggaraannya saat itu. Cita-cita atau
tujuan KH. Ahmad Dahlan dalam pendidikan adalah KH. Ahmad Dahlan ingin
membentuk manusia muslim yang :5
a. Alim dalam ilmu agama.
b. Berpandangan luas, dengan memiliki pengetahuan umum.
c. Siap berjuang, mengabdi untuk Muhammadiyah dalam menyantuni nilai-nilai
keutamaan pada masyarakat.
KH. Ahmad Dahlan berpendapat bahwa tujuan pendidikan yang sempurna
adalah melahirkan individu yang utuh, yakni menguasai ilmu agama dan ilmu
umum, material dan spiritual serta dunia akhirat. 6

B. Relevansi Pemikiran KH. Ahmad Dahlan dalam Konteks Pendidikan


Islam di Abad 21

Pendidikan adalah amal usaha Muhammadiyah yang diadakan pertama


kali oleh KH. Ahmad Dahlan, bahkan sebelum Muhammadiyah lahir dan
berkembang oleh pendirinya sendiri. Kini setelah lebih dari tujuh puluh tahun,
pendidikan itulah yang merupakan amal usaha yang paling besar, banyak dan
berpengaruh, di samping usaha dakwah melalui jalan non formal seperti pengajian
rutin, jumlahnya agak jauh lebih besar dari amal usaha Muhammadiyah melalui
sekolahan tersebut. Amal usaha ini merupakan warisan terbesar dari hasil

5
____________Adi Nugraha, K.H. Ahmad Dahlan ..., Hlm 74
6
____________Adi Nugraha, K.H. Ahmad Dahlan ,Hlm 122.

7
pemikiran KH. Ahmad Dahlan, hingga kini berbagai amal usaha, khususnya di
bidang pendidikan berkembang dan meluas. 7Zaman selalu maju dan berubah,
demikian pula manusia tak hentihentinya mencari yang baru, guna
menyempurnakan hidupnya. Agama Islamdiyakini ajarannya cocok untuk segala
zaman. Oleh karena itu, memerlukan pembaharuan cara memahaminya. Di antara
usaha yang telah dilakukan KH. Ahmad Dahlan melalui pendidikan
Muhammadiyah dan tarjih, di samping muktamar Muhammadiyah selalu berusaha
mendapatkan cara-cara baru dalam melaksanakan ajaran Islam, sehingga bisa
lebih dipahami dan diamalkan oleh umat Islam Indonesia. 8 Apalagi dalam
kehidupan abad 21 telah menuntut manusia unggul dan hasil karya unggul juga.
Hal ini disebabkan karena masyarakat abad 21 adalah masyarakat terbuka yang
memberikan berbagai jenis kemungkinan pilihan. Dengan sendirinya, hanya
manusia unggul yang dapat survive dalam kehidupan yang penuh persaingan dan
menuntut kualitas kehidupan.
KH. Ahmad Dahlan adalah pencari kebenaran hakiki yang menangkap apa
yang tersirat dalam Tafsir al Manar (karya tulis Muhammad Abduh). Sehingga,
meskipun KH. Ahmad Dahlan tidak punya latar belakang pendidikan Barat, beliau
membuka lebar-lebar gerbang rasionalitas melalui ajaran Islam sendiri,
menyerukan ijtihad dan menolak taqlid. KH. Ahmad Dahlan dapat dikatakan
sebagai suatu ”model” dari bangkitanya sebuah generasi yang merupakan titik
pusat dari suatu pergerakan yang bangkit untuk menjawab tantangan-tantangan
yang dihadapi golongan Islam yang berupa ketertinggalan dalam sistem
pendidikan dan kejumudan paham agama Islam.9
Pendidikan di Indonesia saat itu terpecah menjadi dua. Yaitu,pendidikan
sekolah-sekolah barat yang sekuler, yang tak mengenal ajaranajaran yang
berhubungan dengan agama, dan pendidikan di pesantren yang hanya mengajar

7
____________Abdul Munir Mulkhan, Warisan Intelektual dan Amal Usaha
Muhammadiyah, Op Cit, hlm 94

8
____________207 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia ; Lintasan Sejarah
Pertumbuhan dan Perkembangan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1995), hlm 97.
9
____________Adi Nugraha, K.H. Ahmad Dahlan ..., hlm 121

8
ajaran-ajaran yang berhubungan dengan agama. Dihadapkan pada dualisme sistem
pendidikan ini, KH. Ahmad Dahlan gelisah dan bekerja keras sekuat tenaga untuk
mengintegrasikan, atau paling tidak mendekatkan kedua sistem pendidikan itu.
Cita-cita pendidikan yang digagas Dahlan adalah lahirnya manusiamanusia
yang baru yang mampu tampil sebagai ulama intelek atau antelek ulama, yaitu
seorang muslim yang memiliki keteguhan iman dan ilmu yang luas, kuat jasmani
dan rohani. Dalam rangka mengintegrasikan kedua sistem
pendidikan tersebut, KH. Ahmad Dahlan melakukan dua tindakan sekaligus, yaitu
memberi pelajaran agama di sekolah-sekolah Barat yang sekuler, dan mendirikan
sekolah-sekolah sendiri di mana agama dan pengetahuan umum bersama-sama
diajarkan.10
Kedua tindakan itu di abad 21, sudah menjadi fenomena umum,
yangpertama sudah diakomodir negara dan yang kedua sudah banyak dilakukan
oleh yayasan pendidikan Islam lain. Namun, ide KH. Ahmad Dahlan tentang
model pendidikan integralistik yang mampu melahirkan muslim ulama intelek
masih terus dalam proses pencarian. Sistem pendidikan integralistik inilah
sebenarnya warisan yang mesti dieksplorasi terus sesuai dengan konteks ruang
dan waktu, masalah tehnik pendidikan bisa berubah sesuai dengan perkembangan
ilmu pendidikan atau psikologi perkembangan.11
Dalam rangka menjamin kelangsungan sekolahan yang KH. Ahmad
Dahlan dirikan, maka beliau mendirikan perkumpulan Muhammadiyah pada
1912. Ini lah warisan dari pemikiran KH. Ahmad Dahlan yang berkembang
hingga abad 21. Metode pembelajaran yang dikembangkan KH. Ahmad Dahlan
bercorak kontekstual melalui proses penyadaran. Contoh klasik adalah ketika KH.
Ahmad Dahlan menjelaskan surat al Maun kepada santri-santrinya secara
berulang-ulang sampai santri itu menyadari bahwa surat itu menganjurkan supaya
manusia itu harus saling memperhatikan dan menolong fakir miskin, dan harus
mengamalkan isinya. Setelah santri-santri itu mengamalkan perintah itu, baru

10
____________Adi Nugraha, K.H. Ahmad Dahlan, hlm 122
11
____________Adi Nugraha, K.H. Ahmad Dahla,  hlm 122

9
diganti surat berikutnya. Ada semangat yang mesti dikembangkan oleh pendidik
Muhammadiyah, yaitu bagaimana merumuskan sistem pendidikan ala al Maun
sebagaimana dipraktikkan KH. Ahmad Dahlan. 12
Anehnya, yang diwarisi oleh warga Muhammadiyah adalah tehnik
pendidikannya, bukan cita-cita pendidikan, sehingga tidak aneh apabila ada yang
tidak mau menerima inovasi pendidikan. Inovasi pendidikan dianggap sebagai
bid’ah. Sebenarnya, yang harus ditangkap dari KH. Ahmad Dahlan adalah
semangat untuk melakukan perombakan atau etos pembaruan, bukan bentuk atau
hasil ijtihadnya.13
Usia pemikiran KH. Ahmad Dahlan yang digagas dalam bentuk
pendidikan Muhammadiyah kini hampi satu abad. Dalam rentang waktu yang
cukup panjang itu, pendidikan Muhammadiyah yang didalamnya terdapat gagasan
pemikiran KH. Ahmad Dahlan menghadapi berbagai gelombang perubahan;
perubahan sosial-budaya dan perubahan sosial ekonomi.
Perubahan-perubahan itu dari waktu ke waktu kian cepat dan tidak
jarangmengejutkan. Karena itu, pendidikan Muhammadiyah dituntut selalu siap
mengantisipasi segala kecenderungan global yang terjadi di luar lingkungan
lembaga pendidikannya.14 Oleh karena itu, KH. Ahmad Dahlan tidak
meninggalkan pemikiran dalam bentuk tulisan, karena dikhawatirkan kelak warga
Muhammadiyah hanya berpegang teguh pada apa yang ditulisnya tanpa
mengembangkan inisiatif dalam mencari yang terbaik terhadap berbagai segi
kehidupan umat Islam.
Ada indikasi bahwa pendidikan Muhammadiyah mengalami kebekuan
(jumud) dalam tiga dasawarsa terakhir ini. Spirit pembaruan yang dulu diwariskan
KH. Ahmad Dahlan tidak lagi dihidupkan. Dengan perkataan lain, bahwa telah
terjadi diskontinuitas pembaruan dalam tubuh pendidikan Muhammadiyah. Yang

12
____________Adi Nugraha, K.H. Ahmad Dahlan...,  Hlm. 123
13
____________Adi Nugraha, K.H. Ahmad Dahlan...,  Hlm. 123
14
____________Khozin, Menggugat Pendidikan Muhammadiyah, (Malang : UMM
Press, 2005), hlm 53.

10
berjalan saat ini, di abad 21 adalah sekedar melanjutkan gagasan awal pendidikan.
Gagasan-gagasan segar yang berusaha melakukan pembaruan dalam ukuran
tertentu memang sudah ada, tetapi sering hanya berhenti pada tataran pemikiran,
belum sampai pada aksi seperti yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan.15
Usaha-usaha yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan meski diakui sangat
terbatas, tetapi gerakannya dalam rangka memperbarui sistem pendidikan boleh
dikatakan sebagai revolusi besar dalam dunia pendidikan Islam di Indonesia. Di
abad 21, usaha-usaha pembaruan KH. Ahmad Dahlan secara praktisnya sebagai
berikut; memindahkan model pendidikan langgar dan pesantren ke sekolah-
sekolah, yaitu dengan memperkenalkan ruangan yang memakai kursi, bangku,
kurikulum yang terdiri dari pengetahuan umum dan agama.16
Dalam abad 21, boleh dikatakan hampir tidak ada kekhasan yang
membedakan antara pendidikan Muhammadiyah dengan pendidikan lain.
Pendidikan Muhammadiyah sangat konvensional dan kehilangan daya
pembaruannya. Hal ini jelas terlihat dari sikap konservatif yang mengukur
pembaruan pendidikan dari format pembaruan yang dilakukan Sang Suhu (KH.
Ahmad Dahlan), dan bukan pada spirit pembaruannya. Akibatnya, pendidikan
Muhammadiyah kurang mampu merespon dinamika eksternal karena tidak
mampu menawarkan solusi kreatif terutama pada tingkat kelembagaan dan
kurikuler.
Format pembaruan pendidikan yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan
memang tergolong modern dan kreatif untuk masa itu, tetapi semuanya segera
menjadi usang seiring dengan perkembangan waktu yang sudah modern. Isyarat
kecenderungan global yang senatiasa berubah cepat ini sebenarnya sudah
didengungkan oleh KH. Ahmad Dahlan kepada generasi awal Muhammadiyah.
Dalam kaitan ini sebagaimana dikutip oleh Khozin dalam bukunya ”Menggugat
Pendidikan Muhammadiyah”, disini dinyatakan bahwa KH. Ahmad Dahlan
menasihatkan: Muhammadiyah sekarang ini lain dengan Muhammadiyah yang

15
____________Khozin, Menggugat .., hlm 54
16
____________Khozin, Menggugat ..., hlm 55

11
akan datang. Maka teruslah kamu bersekolah, menuntut ilmu pengetahuan di
mana saja. Jadilah guru, kembalilah kepada Muhammadiyah, jadilah meester,
insinyur, dan lain-lain dan kembalilah kepada Muhammadiyah.17

17
____________Khozin, Menggugat ...,57-58

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
disimpulkan beberapa hal, sebagai berikut :
1. Pemikiran KH. Ahmad Dahlan tentang konsep pendidikan Islam dapat terlihat
pada usaha beliau yang menampilkan wajah pendidikan Islam sebagai suatu
sistem pendidikan yang integral. Pemikiran KH. Ahmad Dahlan yang hendak
mengintegrasikan dikotomi ilmu pengetahuan, menjaga keseimbangan,
bercorak intelektual, moral dan religius dapat terlihat pada aspek pemikiran
KH. Ahmad Dahlan yang meliputi : a) tujuan pendidikan Islam; beliau
berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam yang sempurna adalah
melahirkan individu yang utuh, dapat menguasai ilmu agama dan ilmu umum,
material dan spiritual; b) materi atau kurikulum pendidikan Islam; beliau
melakukan dua tindakan sekaligus, yaitu memberi pelajaran agama di sekolah-
sekolah Belanda yang sekuler, dan mendirikan sekolah-sekolah sendiri di
mana agama dan pengetahuan umum bersama-sama diajarkan. Materi
pendidikan Islam menurut KH. Ahmad Dahlan itu meliputi pendidikan moral,
pendidikan individu, dan pendidikan kemasyarakatan; dan c) metode atau
tehnik pengajaran; beliau lebih banyak mengadopsi sistem pendidikan sekolah
Barat yang sudah maju.
2. Relevansi pemikiran KH. Ahmad Dahlan pada konteks pendidikan Islam di
abad 21 nampak sebagiannya masih ada yang sesuai dan sebagian lainnya ada
yang perlu disempurnakan jika diaplikasikan di abad 21. Di antara pemikiran
KH. Ahmad Dahlan yang memiliki keterkaitan dalam pendidikan Islam abad
21 adalah aspek tujuan pendidikan Islam dan kurikulum pendidikan Islam,
karena pemikiran KH. Ahmad Dahlan hendak menyinergikan antara aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik. Apalagi di abad 21, arah pendidikan Islam
itu sendiri tidak hanya menjadikan manusia memiliki kemampuan secara
kognitif, afektif, dan psikomotorik tetapi dalam diri seseorang harus tertanam
sikap dan pribadi yang berakhlak karimah. Dan pemikiran KH. Ahmad Dahlan

13
tentang konsep pendidikan Islam sarat dengan ide-ide yang berkenaan dengan
upaya menanamkan nilai-nilai kepribadian, etika, dan moral dalam diri anak
didik. Walaupun pemikiran KH. Ahmad Dahlan telah ada sejak masa
penjajahan, namun tak mengurangi para generasinya untuk mengembangkan
dan melanjutkan semangat pembaharuan KH. Ahmad Dahlan.

14
DAFTAR PUSTAKA

A. Malik Fadjar, Holistika Pemikiran Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada, 2005
Adi Nugraha, K.H. Ahmad Dahlan Biografi Singkat (1869-1923) Cetakan III,
Yogyakarta: Garasi House Of Book, 2000.
Abdul Munir Mulkhan, Warisan Intelektual dan Amal Usaha Muhammadiyah,
Yogyakarta : PT. Percetakan Persatuan, 1990.
Abdurrahman Masud, dkk, Paradigma Pendidikan Islam, Cet 1, Yogyakarta:
Pustaka pelajar, 2001.
Hery Noer Aly, Dkk, Watak Pendidikan Islam, Jakarta: Friska Agung Insani,
2003.
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia ; Lintasan Sejarah
Pertumbuhan dan Perkembangan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1995.
Khozin, Menggugat Pendidikan Muhammadiyah, Malang : UMM Press, 2005
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam : Pendekatan Historis, Teoritis dan
Praktis, Jakarta: Ciputat Press, 2002.
Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Cet 2, Jakarta: Bumi Aksara, 1991.

15

Anda mungkin juga menyukai