MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Dr. Edi Supardi, S.Th.I., M.Ag.
Oleh :
Alwa Nur Lailatul Shiam
Eka Chaerunnisa P
Hilaludin
Mita Aulia
Muhammad Anas Nur S
Muhammad Fahmi N
FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-AZHARY
CIANJUR
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna
memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam ini dapat selesai sesuai
dengan waktunya. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi
Agung Muhammad SAW dan semoga kita selalu berpegang teguh pada
sunnahnya Amin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana berdirinya Muhammadiyah?
2. Apa saja peran muhammadiyah dalam pendidikan?
C. Tujuan Penelitian
1. Ingin mengetahui sejarah berdirinya Muhammadiyah.
2. Ingin mengetahui peran Muhammadiyah dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
4
5
dan makmur yang diridlai Allah Subhanahu wata‟ala”. Asas Islam dan tujuan
dikembalikan lagi ke ”masyarakat Islam yang sebenar-benarnya” dalam AD
Muhammadiyah hasil Muktamar ke-44 tahun 2000 di Jakarta.
Pembaruan Islam yang cukup orisinal dari Kyai Dahlan dapat dirujuk
pada pemahaman dan pengamalan Surat Al-Ma‟un. Gagasan dan pelajaran
tentang Surat Al-Maun, merupakan contoh lain yang paling monumental dari
pembaruan yang berorientasi pada amal sosial-kesejahteraan, yang kemudian
melahirkan lembaga Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKU). Langkah
momumental ini dalam wacana Islam kontemporer disebut dengan ”teologi
transformatif”, karena Islam tidak sekadar menjadi seperangkat ajaran ritual-
ibadah dan ”hablu min Allah” (hubungan dengan Allah) semata, tetapi justru
peduli dan terlibat dalam memecahkan masalah-masalah konkret yang
dihadapi manusia. Inilah ”teologi amal” yang tipikal (khas) dari Kyai Dahlan
dan awal kehadiran Muhammadiyah, sebagai bentuk dari gagasan dan amal
pembaruan lainnya di negeri ini.
Kyai Dahlan juga peduli dalam memblok umat Islam agar tidak
menjadi korban misi Zending Kristen, tetapi dengan cara yang cerdas dan
elegan. Kyai mengajak diskusi dan debat secara langsung dan terbuka dengan
sejumlah pendeta di sekitar Yogyakarta. Dengan pemahaman adanya
kemiripan selain perbedaan antara Al-Quran sebagai Kutab Suci umat Islam
dengan kitab-kitab suci sebelumnya, Kyai Dahlan menganjurkan atau
mendorong ”umat Islam untuk mengkaji semua agama secara rasional untuk
menemukan kebenaran yang inheren dalam ajaran-ajarannya”, sehingga Kyai
pendiri Muhammadiyah ini misalnya beranggapan bahwadiskusi-diskusi
tentang Kristen boleh dilakukan di masjid (Jainuri, 2002: 78) .
10
tidak ingin umat Islam taklid dalam beragama, juga tertinggal dalam
kemajuan hidup. Karena itu memahami Islam haruslah sampai ke akarnya, ke
hal-hal yang sejati atau hakiki dengan mengerahkan seluruh kekuatan akal
pikiran dan ijtihad.
1. Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi,
sehingga menyebabkan merajalelanya syirik, bid‟ah, dan khurafat, yang
mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang terhormat
dalam masyarakat, demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar
kemurniannya lagi;
2. Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam, akibat dari tidak
tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat;
3. Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam
memprodusir kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi
tuntutan zaman;
4. Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit,
bertaklid buta serta berpikir secara dogmatis, berada dalam konservatisme,
formalisme, dan tradisionalisme;
5. Dan Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan dan
pengaruh agama Islam, serta berhubung dengan kegiatan misi dan zending
Kristen di Indonesia yang semakin menanamkan pengaruhnya di kalangan
rakyat. (Junus Salam, 1968: 33)
seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw, bukan “agama islam” yang
telah bercampur dengan animism, dinamisme dan unsur-unsur sejenis
lainnya. Muhammadiyah menyebarkan pengajaraan agama islam yang murni
yang bersumber pada Alquran dan Sunnah shahih.
ibtidaiyyah islamiyah kauman. Kursus bagi para pria tua maupun muda ini
dilaksanakan pada hari sabtu, senin, dan rabu, dari pukul 20.00 sampai pukul
22.00 wib. Pada hari sabtu para peserta diajarkan peraturan-peraturan agama
islam, sedangkan pelajaran doa serta kemajuan dunia islam diajarkan masing-
masing pada hari senin dan rabu. Sementara itu, setiap hari ahad malam
antara pukul 20.30 sampai 22.30 diselanggarakan kursus agama islam, khusus
bagi para peremmpuan, baik tua maupun muda. Kursus dan propaganda yang
dilakukan oleh K.H.Ahmad dahlan dalam rangka penyebaran ide-ide
pembaharuan melalui Muhammadiyah telah mampu mempengaruhi beberapa
hal dalam masyarakat. Salah satu dari hal itu adalah peranan wanita islam
didalam masyarakat muslim, yang harus mandiri, tidak bergantung pada laki-
laki. Selain bersekolah disekolah agama, para wanita juga harus diberi
kesempatan untuk bersekolah di sekolah umum. Pada tahun 1913 tiga wanita
dari Kauman masuk sekolah umum Neutraal Meisjes school di Ngupasan dan
jumlah ini terus bertambah pada tahun-tahun berikutnya. Pergeseran didalam
peranan wanita ini semakin berkembang ketika pada tahun 1914 di bentuk
organisasi para remaja putri sopo tresno, yang mempunyai kegiatan khusus
menyantuni anak yatim piatu dan untuk membantu kelompok pemudayang
bergerak dalam bidang pertolongan kesengsaraan umum. Dalam
perkembangan kemudian, aktifitas para wanita itu semakin diperluas ketika
organisasi” Aisyiyah didirikan pada tahun 1917 dari perkumpulan diatas
inilah yang kemudian berkembang menjadi organisasi –organisasi otonom
Muhammadiyah seperti: pemuda Muhammadiyah di Nasyiyatul Aisyiyah,
ikatan pelajar Muhammadiyah, ikatan mahasiswa Muhammadiyah, hizbul
wathan, dan tapak suci. Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
dalam hal pengkaderan muhammadiyah mengutamakan generasi muda. Ini
bias dilihat dari sekolah-sekolah muhammadiyah yang mana memasukkan
pendidikan ke muhammadiyahan pada kurikulum mata pelajarannya. Isi dari
pelajaran yersebut adalah tentang keorganisasian Muhammadiyah yang
bertujuan untuk Pembina kader muda muhammadiyah.
18
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
1. Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi,
sehingga menyebabkan merajalelanya syirik, bid‟ah, dan khurafat, yang
mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang terhormat
dalam masyarakat, demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar
kemurniannya lagi;
20
21
2. Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam, akibat dari tidak
tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat;
3. Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam
memprodusir kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi
tuntutan zaman;
4. Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit,
bertaklid buta serta berpikir secara dogmatis, berada dalam konservatisme,
formalisme, dan tradisionalisme;
5. Dan Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan dan
pengaruh agama Islam, serta berhubung dengan kegiatan misi dan zending
Kristen di Indonesia yang semakin menanamkan pengaruhnya di kalangan
rakyat. (Junus Salam, 1968: 33)
B. SARAN
Maka dari itu peneliti menyarankan, pertama, untuk mengunstruk
lebih luas wacana gerakan muhammadiyah di tengah masyarakat Indonesia.
Muhammadiyah haus mampu menggunakan media-media yang ada diluar
media resmi Muhammadiyah. Kedua, agar menguatkan ideologinya kepada
anggota Muhammadiyah, maka Muhammadiyah harus mempercepat proses
revitalisasi gerakan islam berkemajuan yang sesuai dengan manhaj
Muhammadiyah sebagai basis ideologinya.
DAFTAR PUSTAKA
https://muhammadiyah.or.id/sejarah-singkat-muhammadiyah/
https://muhammadiyah.or.id/mengapa-logo-muhammadiyah-berlambang-
matahari/
23