(MUHAMMADIYAH)
DISUSUN OLEH :
Kelompok 1
Dosen Pengampu :
Dr. MGS H. Nazarudin, M.M
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kemudahan
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat kelak. Aamiin
Makalah yang kami tulis ini berjudul “Pembaruan Di Indonesia
(Muhammadiyah)” yang membahas mengenai sejarah lahitnya Muhammadiyah,
pembaruan pendidikan di Indonesia yang dilakukan Muhammadiyah serta pengaruh
pambaruan Muhammadiyah di Indonesia.
Selain itu kami juga menyadari bahwa makalah ini terdapat kekurangan serta
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, semua bentuk kritik dan saran sangat kami
harapkan supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada bapak Dr. MGS H. Nazarudin,
M.M selaku dosen pengampu yang telah membimbing dan memberikan tugas ini.
Kami berharap dari pembahasan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap
pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembaruan di Indonesia yang dilakukan Muhammadiyah berasal dari
latar belakang kebutuhan untuk memperbaharui pemikiran dan praktek
keagamaan di Indonesia pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Pada saat itu,
banyak kebiasaan dan praktik keagamaan yang berakar pada tradisi dan budaya
lokal masih dianggap sebagai bagian dari agama Islam, sementara konsep-konsep
dan praktik-praktik yang lebih universal dalam Islam seringkali diabaikan.
Muhammadiyah didirikan pada tahun 1912 oleh sekelompok ulama
yang dipimpin oleh KH Ahmad Dahlan. Organisasi ini bertujuan untuk
mengajarkan konsep-konsep Islam yang murni dan universal, serta
menghapuskan praktik-praktik keagamaan yang dianggap sebagai bentuk syirik
atau bid'ah. Muhammadiyah juga mengutamakan pendidikan sebagai sarana
untuk mengembangkan masyarakat yang lebih baik dan mencapai kemajuan
dalam berbagai bidang.1
Pembaruan yang dilakukan oleh Muhammadiyah terutama terkait
dengan pendidikan dan sosial. Muhammadiyah mendirikan sekolah-sekolah
modern yang mengajarkan konsep-konsep Islam yang lebih murni dan juga
memberikan pendidikan umum yang lebih baik. Selain itu, Muhammadiyah juga
membuka rumah sakit dan berbagai institusi sosial lainnya untuk membantu
masyarakat yang membutuhkan.
Dalam bidang keagamaan, Muhammadiyah juga melakukan
pembaruan dengan mengajarkan konsep-konsep Islam yang lebih universal dan
menekankan pada pentingnya pemahaman yang benar terhadap ajaran Islam.
Muhammadiyah juga aktif dalam memerangi praktik-praktik keagamaan yang
1
Farid Setiawan, Kebijakan Pendidikan Muhamaadiyah, (Yogyakarta : UAD Press, 2021), hlm. 94
1
dianggap sebagai syirik atau bid'ah, seperti penggunaan tumbal dan pemujaan
terhadap makam-makam suci.
Secara keseluruhan, pembaruan yang dilakukan oleh Muhammadiyah
di Indonesia bertujuan untuk membawa masyarakat Indonesia lebih dekat pada
konsep-konsep Islam yang murni dan universal, serta untuk mencapai kemajuan
dalam berbagai bidang melalui pendidikan dan pengembangan sosial.
Pembaruan yang dilakukan Muhammadiyah di Indonesia dalam
Pendidikan mempunyai faktor tertentu yang akan dibahas secara intens pada
makalah, bukan hanya itu, tapi ada banyak peran penggerakan yang dilakukan
Muhammadiyah untuk melakukan perubahan di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sejarah lahirnya Muhammadiyah dalam melalukan pembaruan?
2. Apakah pembaruan pendidikan di Indonesia yang dilakukan Muhammadiyah?
3. Bagaimanakah peran Muhamadiyah sebagai Gerakan pembaruan di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mendeskripsikan sejarah lahirnya Muhammadiyah dalam
melakukan pembaruan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Lahirnya Muhammadiyah Dalam Melakukan Pembaruan
Muhammadiyah sebagai gerakan islam di Indonesia lahir dan
ditetapkan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912.
Muhammadiyah sebagai gerakan pembaharuan Islam di Indonesia ini
dipelopori oleh K.H. Ahmad Dahlan. Organisasi Muhammadiyah merupakan
organisasi terbesar ke 2 setelah Nahdhatul Ulama di Indonesia. 2Maksud dan
tujuan organisasi Muhammadiyah sebagaimana dalam AD/ART ialah
menegakan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Salah satu usaha untuk mencapai
tujuan tersebut, Muhammadiyah melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi
mungkar dan tajdid dalam usaha disegala bidang kehidupan seperti halnya
mendirikan lembaga Pendidikan di Indonesia. Kelahiran muhammadiyah di
Indonesia memiliki sebab-sebab yang melatarbelakangi berdirinya
muhammadiyah. Yakni dilatarbelakangi oleh faktor-faktor subjektif K.H.
Ahmad Dahlan sebagai pendiri organisasi Muhammadiyah, dan faktor
objektif yang terjadi di Indononesia pada saat itu.
1. Faktor Subjektif
2
Ibid., hlm. 96
3
Memahami seruan ayat tersebut kemudian K.H. Ahmad Dahlan
tergerak hatinya untuk membuat perkumpulan yang terorganisasi dan
teratur, yakni untuk melaksanakan misi dakwah amar ma’ruf nahi
mungkar di tengah-tengah masyarakat utamanya di Indonesia. Selain dari
pada mentadaburi al-quran, K.H. Ahmad Dahlan pula banyak
diperngaruhi oleh pemikiran-pemikiran dari Jamaludin al-Afgani (1838-
1897), Muhammad Abduh (1849-1905), Muhammad Rasyid Ridha
(1865-1935).
2. Faktor Obyektif
3
Nurhayati Djama, Dinamika Pendidikan Islam Di Indonesia, (Jakarta : PT Raja Grafindo
persada, 2009), him. 82
4
dalam segala aspek kehidupan yang merajalela akibat penjajahan.
Kelima ,keadaan lembaga Pendidikan Islam yang tidak optimal dalam
mengikuti perkembangan zaman. Melihat kenyataan tersebut sebegai
seorang Muslim K.H. Ahmad Dahlan terpanggil untuk memperjuangan
agama Islam dengan sebenar-benarnya. Baik itu dalam pendidikan, sosial,
ekonomi dan kegamaan yang dimaksudkan untuk kemaslahatan umat
Islam. Pembentukan organisasi Muhammadiyah yang di dirikan K.H.
Ahmad dahlan dilakukanya bukan tanpa peran dan dorongan dari orang-
orang disekelilingnya. Seperti halnya K.H. Ahmad Dahlan mendaptkan
inspirasi mendirikan organisasi Muhammadiyah atas saran dari kalangan
teman-temannya pada saat menjadi salah seorang anggota di Budi Utomo
yang akhirnya mendapat dukungan dari beberapa tokoh agama seprti K.H.
Dimyati dan K.H. Fachrudin. Pemikiran dan dukungan demikian yang
telah mempengaruhi K.H. Ahmad Dahlan merintis kelahiran
Muhammadiyah.
5
Muhammadiyah merupakan organisasi yang memainkan peran
penting dalam pergerakan pendidikan Islam di Indonesia. Organisasi ini tidak
hanya mengajarkan ajaran-ajaran islam semata di masjid-masjid tetapi lebih
dari itu Muhammadiyah mendirikan lembaga-lembaga Pendidikan. Melalui
Pendidikan inilah Muhammadiyah memainkan peranannya sebagai organisasi
modernis dalam pendidikan. Wujud dari pendidikan modernisme
Muhammadiyah dapat diketahui dari model pengajaran yang diterapkannya.
Bukan hanya mengajarkan wawasan keislaman saja tetapi mengajarkan ilmu
pengetahuan yang luas untuk bekal kehidupan seseorang. 4
4
Ibid., hlm. 89
5
Weinata Sairin, Gerakan Pembaruan Muhammadiyah, (Jakrta : PT Fajar Interpratama, 2013),
hlm.49
6
Tinggi yang dimiliki Organisasi Muhammadiyah yakni Sekolah Tinggi,
Akademi, Politeknik dan Universitas.
6
Zetty Azaitun, Pemikiran Pendidikan Islam Perspektif K.H. Ahmad Dahlan Dan K.H.
Hasyim, (Jakarta : Didakita, 2014), hlm. 139
7
menggagas mengenai pembaharuan Islam, yang timbul akibat kesadaran
akan umat Islam tentang kondisi diberbagai segi kehidupan yang
mengalami kemunduran dan ketertinggalan umat Islam dibandingkan
dengan bangsa Eropa. Peristiwa tersebut menimbulkan kesadaran umat
Islam Indonesia terutama para pelajar yang menimba ilmu di Timur
Tengah untuk mengubah kondisi yang ada menuju kepada kemajuan
zaman. Baik dalam bidang keagamaan, sosial, budaya, politik maupun
dalam dunia Pendidikan.
8
mengembangkan pendidikan Islam dengan pendekatan-pendekatan yang
lebih modern. Pengalaman pendidikannya sejak dari pesantren hingga
studi di mekkah, memungkinkannya untuk melakukan hal tersebut. Ia
sendiri berkepentingan dengan mengembangkan Pendidikan Islam karena
melihat banyaknya pengalaman keislaman masyarakat yang menurutnya
tidak sesuai dengan ajaran al-quran dan al-hadist. Begitu pun
pergaulannya yang luas dengan berbagai kalangan, telah merangsang
dirinya untuk melakukan pembaharuan, termasuk bidang Pendidikan.
8
Deliar Noer dalam bukunya Muh. Saerozi mengungkapkan bahwa
tempat belajar mengajar setingkat Madrasah Ibtidaiyah berhasil didirikan
semasa K.H. Ahmad Dahlan menjadi anggota Budi Utomo tahun 1908-
1909. Madrasah tersebut bertempat diruang tamu yang berukuran 2,5 x 6
m. meskipun ruangannya kecil, tetapi pengelolaan Pendidikan dilakukan
secara modern dengan menggunakan metode dan kurikulum baru. Sarana
pembelajaran meniru gaya modern, seperti bangku, papan tulis, kursi.
9
a. Sistem Pendidikan
b. Tujuan Pendidikan
9
Samsul Kurniawan, Pemikiran Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 139
11
Rumusan tujuan Pendidikan tersebut merupakan pembaharuan
dari tujuan Pendidikan yang saling bertentangan pada saat itu yaitu
Pendidikan pesantren dan Pendidikan Sekolah model Belanda.10
Dalam nasehat K.H. Ahmad Dahlan mengungkapkan akan pentingnya
pendidikan untuk kemajuan organisasi Muhammadiyah khususnya
dan umat islam pada umumnya: Muhammadiyah sekarang ini lain
dengan Muhammadiyah yang akan datang. Maka teruslah kamu
bersekolah, menuntut ilmu pengetahuan dimana saja. Jadilah guru,
kembalilah ke Muhammadiyah. Jadilah dokter, kembalilah ke
Muhammadiyah. Jadilah master, Insinyur dan lain-lain kembalilah
kepada Muhammadiyah11. Dari nasehat yang di sampaikan K.H.
Ahmad Dahlan dapat di pahami bahwa menuntut ilmu sangat penting
bagi seseorang untuk membimbing kehidupannya dengan baik.
Sebagai seorang kader Muhammadiyah harus memiliki motivasi
mencari ilmu yang tinggi dimanapun tempatnya dan seberapa jauh
jaraknya. Beliau pula memberikan pesan kepada kader-kader untuk
kembali pulang melanjutkan perjuangan Muhammadiyah setelah
menjadi seorang guru, dokter, Insinyur ataupun lainnya. Sehingga
perjuangan Muhammadiyah dapat terus berjalan memberikan
kebaikan bagi umat Islam dan bangsa.
c. Materi pembelajaran
10
Suwito, Op. Cit., hlm. 338
11
Zetty Azaitun, Op. Cit., hlm145
12
kondisi dan kompetensi pemahaman masyarakat di Indonesia.
Meskipun demikian, melalui pengajaran yang telah beliau kerjakan
materi-materi pelajaran yang disampaikan meliputi beberapa
pembahasan yakni:
1) Aqidah
2) Ibadah
13
baik dalam peribadatan sholat, puasa, zakat maupun peribadatan
lainnya selalu dilandaskan pada petunjuk Al-Quran dan As-
Sunnah.
3) Akhlak
4) Muamalah
14
duniawi dengan aqidah keimanan seorang muslim. Seseorang
harus tetap memperhatikan aturan-aturan sebagaimana yang telah
diatur dalam syariat Islam.
15
agamawan yang berpikir luas, rasional, dan ilmiah yang dapat
memberikan arah tujuan dalam kehidupan yang semakin modern.
d. Metode pengajaran
19
Muhammadiyah telah memiliki 3.979 taman kanak-kanak, 33 taman
pendidikan Alquran, 6 sekolah luar biasa, 1.176 sekolah dasar, 1.428
madrasah diniyah/ibtidaiyah, 1.188 Sekolah Menegah Pertama (SMP),
534 Madrasah Tsanawiyah (MTs), 515 Sekolah Menengah Atas (SMA),
278 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 172 Madrasah Aliyah (MA),
serta 64 pondok pesantren. Dalam bidang pendidikan tinggi, hingga tahun
2010 Muhammadiyah memiliki 40 universitas, 88 sekolah tinggi, 54
akademi, dan 4 politeknik. Nama-nama seperti Bustanul Athfal/TK
Muhammadiyah, SD Muhammadiyah, SMP Muhammadiyah, SMA
Muhammadiyah, SMK Muhammadiyah, dan Universitas Muhammadiyah
bermunculan di berbagai daerah.. 12
20
pembodohan dan meningkatnya jumlah anak yatim piatu dan anak
terlantar. Dalam hal ini Muhammdiyah terinspirasi dan berpijak pada QS
Al-Ma'un. Panti sosial Muhammadiyah sebagai lembaga pelayanan di
masyarakat, memiliki perangkat dan sistem serta mekanisme pelayanan
yang diharapkan akan lebih menjamin efektifitas pelayanan.
13
Ibid., hlm. 125
21
perlu ditingkatkan sebagai factor indtrumental bagi pemberdayaan
ekonomi rakyat. System ekonomi berbasis prisip-prinsip Islam mungkin
bisa menjadi alternative bagi pemecahan masalah perekonomian nasional.
System yang mulai diterapkan di beberapa Negara berpenduduk
mayoritas bukan Islam tentu cukup relevan untuk diterapkan di negeri
yang berpenduduk mayoritas Muslim ini. Untuk itu diperlukan keinginan
politik pemerintah untuk menciptakan iklim kondusif bagi perkembangan
system ini, khususnya perkembangan lembaga keuangan syariah
22
memandang bahwa keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
adalah tanggung jawab untuk dipertahankan. Bagi Muhammadiyah NKRI
adalah bentuk ideal dari kehidupan bernegara Bangsa Indonesia yang
majemuk atas dasar agama, suku, bahasa dan budaya. Sebagai kelompok
yang pada awal kemerdekaan lewat ketuanya Ki Bagus Hadi Kusumo
mengusulkan perumusan sila pertama pancasila seperti yang ada sekarang
ini, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, maka bagi Muhammadiyah Negara
Pancasila adalah final sebagai alat pemersatu bagi bangsa Indonesia
dalam mewujudkan cita-cita Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Ketuhanan Yang Maha Esa, sesuai ajaran tauhid, merupakan nafas dari
kehidupan berbangsa dan bernegara Bangsa Indonesia. Komitmen
terhadap Pancasila ini menolak segala bentuk penyimpangan dan
penyelewengan kepada sikap dan pandangan yang anti Tuhan dan Agama.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai gerakan Islam di Indonesia lahir dan ditetapkan pada tanggal
8 Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912. Muhammadiyah sebagai gerakan
pembaharuan Islam di Indonesia ini dipelopori oleh K.H. Ahmad Dahlan.
Organisasi Muhammadiyah merupakan organisasi terbesar ke 2 setelah
Nahdhatul Ulama di Indonesia. Maksud dan tujuan organisasi
Muhammadiyah sebagaimana dalam AD/ART ialah menegakan dan
menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya. Salah satu usaha untuk mencapai tujuan tersebut,
Muhammadiyah melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi mungkar dan tajdid
dalam usaha disegala bidang kehidupan seperti halnya mendirikan lembaga
Pendidikan di Indonesia. Kelahiran muhammadiyah di Indonesia memiliki
sebab-sebab yang melatarbelakangi berdirinya muhammadiyah. Yakni
dilatarbelakangi oleh faktor-faktor subjektif K.H. Ahmad Dahlan sebagai
pendiri organisasi Muhammadiyah, dan faktor objektif yang terjadi di
Indononesia pada saat itu.
24
Islam yang meliputi pembaruan tujuan Pendidikan, pembaruan Teknik
penyelenggaraan Pendidikan, dan proses pembelajaran dalam Pendidikan.
25
DAFTAR PUSTAKA