KEOMPOK 11
DISUSUN OLEH :
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga tersusun makalah dengan judul
“KEMUHAMADIYAHAN”
Dalam penyusunan makalah ini,masih banyak kekurangan. Untuk itu
penyusun mengharapkan tegur,sapa,atau kritik demi perbaikan yang akan datang.
Kelompok 11
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembaharuan pemikiran dalam dunia Islam merupakan usaha para pemikir
dan para ulama untuk memahami ajaran Islam yang sesungguhnya menurut Al-
Qur’an dan Al-Hadist dengan mempergunakan segenap kemampuan yang
dianugerahkan Allah SWT. Usaha tersebut kemudian dikaitkan dengan berbagai
perkembangan sosial dan budaya yang kini mulai berkembang.Hasil pemikiran
tersebut, kemudian melahirkan berbagai gerakan pembaharuan yang merupakan
pelaksanaan dari hasil pemahaman dan pemikirannya terhadap ajaran Islam Di
Indonesia. Mulai lahir beberapa organisasi atau gerakan islam, diantaranya adalalah
Muhammadiyah yang lebih dari 30 tahun sebelum merdeka, dan organisasi lainnya
yang bergerak di bidang politik, sosial dan pendidikan.
Organisasi ini lahir sebagai bentuk keprihatinan karena melihat kenyataan
umat Islam di Indonesia yang menjalankan perintah-perintah Allah yang tidak
bersumber dari Al-Quran dan tuntunan Rasulullah SAW.Dalam hal itu KH.Ahmad
Dahlan menghendaki ingin mengajak umat Islam di Indonesia untuk kembali hidup
menurut tuntunan Al-Qur’an dan Al-Hadits.Jika dilihat dari amal usaha dan gerakan
Muhammadiyah di bidang sosial kemasyarakatan, khususnya di bidang pendidikan
dan dan kesehatan, maka Muhammadiyah merupakan organisasi sosial keagamaan
yang terbesar di Indonesia. Dengan usaha Muhammadiyah yang terakhir itu, nilai-
nilai ajaran Islam dapat dirasakan oleh masyarakat menjadi lebih dekat dan akrab
dengan permasalahan kehidupan manusia sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang menyebutkan bahwa Muhammadiyah merupakan
organisasi terbesar di Indonesia maka kita ingin mendalami tentang arti dari
muhammadiyah itu sendiri, dan faktor yang melatarbelakangi berdirinya
Muhammadiyahsehingga sampai saat ini masih bisa tetap terjaga sebagai organisasi
sosial kemasyarakatan yang terbesar di Indonesia
3
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ujian tengah
semester yang diberikan oleh dosen pembina mata kuliah kemuhammadiyahan.Selain
itu penulis juga ingin mendalami dan mengerti tentangarti dari muhammadiyah itu
sendiri, dan faktor yang melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyahsehingga sampai
saat ini masih bisa tetap terjaga sebagai organisasi sosial kemasyarakatan yang
terbesar di Indonesia.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah Gerakan Islam yang melaksanakan da’wah amar
ma’ruf nahi munkar (Menurut Wikipedia, da’wah amar ma’ruf nahi munkar adalah
Sebuah frasa dalam bahasa arab yang maksudnya sebuah perintah untuk mengajak
atau menganjurkan hal-hal yang baik dengan mencegah hal-hal yank buruk bagi
masyarakat) dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi Agama
Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.Muhammadiyah
berpandangan bahwa Agama Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan meliputi
aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu’amalat dunyawiyah yang merupakan satu kesatuan
yang utuh dan harus dilaksanakan dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif.
Adapun pengertian muhammadiyah menurut estimologis (bahasa),
terminologis(istilah),dan menurut H. Djarnawi Hadikusuma.
5
Muhammadiyah merupakan sebuah gerakan Islam, Dakwah Amar Makruf
Nahi Munkar, berdasarkan asas Islam yang bersumber dari Al Qur’an dan As
Sunah yang didirikan oleh Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan nama
K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H, bertepatan pada tanggal
18 November 1912 M di Kampung Kauman Yogyakarta.
Penisbahan nama muhammadiyah tersebut menurut H. Djarnawi Hadikusuma
mengandung pengertian sebagai berikut: ”Dengan nama itu dia bermaksud untuk
menjelaskan bahwa pendukung organisasi itu ialah umat Muhammad, dan
asasnya adalah ajaran Nabi Muhammad saw, yaitu Islam. Dan tujuannya ialah
memahami dan melaksanakan agama Islam sebagai yang memang ajaran yang
serta dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw, agar supaya dapat menjalani
kehidupan dunia sepanjang kemauan agama Islam. Dengan demikian ajaran Islam
yang suci dan benar itu dapat memberi nafas bagi kemajuan umat Islam dan
bangsa Indonesia pada umumnya.”
6
Setelah Kyai Dahlan menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan
bermukim yang kedua kalinya pada tahun 1903, Kyai Dahlan mulai menyebarkan
pembaharuan islamdi Tanah Air. Gagasan pembaruan itu diperoleh Kyai Dahlan
setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah seperti
Syeikh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banten, Kyai Mas
Abdullah dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari Maskumambang, juga setelah
membaca pemikiran-pemikiran para pembaru Islam seperti IbnTaimiyah,
Muhammad bin Abdil Wahhab, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan
Rasyid Ridha. Dengan modal kecerdasan dirinya serta interaksi selama bermukim
di Saudi Arabia dan bacaan atas karya-karya para pembaru pemikiran Islam itu
telah menanamkan benih ide-ide pembaruan dalam diri Kyai Dahlan.Jadi
sekembalinya dari Arab Saudi, Kyai Dahlan justru membawa ide dan gerakan
pembaruan.
7
masyarakat islam yang sesuai dengan sunnah dan Al’Qur’an tidak lebih dan tidak
kurang. Yang harapanya akan terwujud masyarakat islam yang adil, makmur dan
sejahtera.
8
Namun faham dan keyakinan agamanya barulah menemukan
wujud dan bentuknya yang mantap sesudah menunaikan ibadah
hajinya yang kedua (1902 M) dan sempat bermukuim beberapa tahun
di tanah suci.Waktu itu beliau sudah mampu dan berkesempatan
membaca ataupun mengkaji kitab-kitab yang disusun oleh alim ulama
yang mempunyai aliran hendak kembali kepada al-Quran dan As-
Sunnah dengan menggunakan akal yang cerdas dan bebas.Faham dan
keyakinan agama yang dilengkapi dengan penghayatan dan
pengalaman agamanya inilah yang mendorong kelahiran
Muhammadiyah.
2. Faktor objektif
Faktor objektif yang pertama secara internal, yaitu terdapat
ketidak murnian amalan islam akibat tidak dijadikan Al-Qur’an dan
Sunnah sebagai rujukan.
Realitas sosio agama di Indonesia.
Kondisi masyarakat yang masih sangat kental dengan
kebudayaan Hindu dan Budha, memunculkan kepercayaan dan praktik
ibadah yang menyimpang dari Islam.Kepercayaan dan praktik ibadah
tersebut dikenal dengan sitilah Bid’ah dan Khurafat.Khurafat adalah
kepercayaan tanpa pedoman yang sah menurut Al-Qur’an dan Al-
Hadits, hanya ikut-ikutan orang tua atau nenek moyang
mereka.Sedangkan bid’ah adalah bentuk ibadah yang dilakukan tanpa
dasar pedoman yang jelas, melainkan hanya ikut-ikutan orangtua atau
nenek moyang saja.
Melihat realitas sosio-agama ini mendorong Ahmad Dahlan
untuk mendirikan Muhammadiyah. Namun, gerakan pemurniannya
dalam arti pemurnian ajaran Islam dari bid’ah dan khurafat baru
dilakukan pada tahun 1916.Dalam konteks sosio-agama ini,
Muhammadiyah merupakan gerakan pemurnian yang menginginkan
9
pembersihan Islam dari semua sinkretisme dan praktik ibadah yang
terlebih tanpa dasar akaran Islam (Takhayul, Bid’ah, Khurafat).
10
justru kontraproduktif bagi Belanda karena menjadi sumber
pemicu perlawanan terhadap Belanda sebagai penjajah karena
menghalangi kesempurnaan islam seseorang.
11
3. Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam
dalam memprodusir kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat
memenuhi tuntutan zaman.
4. Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit,
bertaklid buta serta berpikir secara dogmatis, berada dalam
konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme.
5. dan Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan
dan pengaruh agama Islam, serta berhubung dengan kegiatan misi
dan zending Kristen di Indonesia yang semakin menanamkan
pengaruhnya di kalangan rakyat.
12
3. Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber pada al-Qur’an sebagai
kitab Allah yang terakhir untuk umat manusia sebagai penjelasannya.
4. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga
dan masyarakat. Lihat Tanfidz Keputusan Musyawarah Wilayah ke-39
Muhammadiyah Sumatera Barat tahun 2005 di Kota Sawahlunto
BAB III
A. KESIMPULAN
Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan menuntut
ilmu di kota suci Makkah, dan hasil dari pendidikannya itu kemudian beliau
membentuk sebuah wadah perubahan untuk kembali kepada Al Qur’an dan As
Sunnah Rasullullah sesuai dengan arti Muhammadiyah yaitu pengikut Nabi
Muhammad SAW. Dari terbentuknya Muhammadiyah di kampung Kauman
Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H yang bertepatan pada 18 November
1912 M dan tersebarluas hampir seluruh Indonesia sehingga menjadi organisasi besar
sampai dengan sekarang tidak lepas dari buah pikiran K.H. Ahmad Dahlan.
Ada dua faktor yang melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah yaitu faktor
intern (dalam pribadi Ahmad Dahlan sendiri ) dan ekstern (aspek
sosial,keagamaan,pendidikan,dan politik bangsa).
13
B. SARAN
1. Dari kesimpulan di atas,dapat disarankan hal-hal sebagai berikut :
2. Sebagai warga umat Islam Muhammadiyah, kita harus mempertahankan dan
meneruskan perjuangan Ahmad Dahlan dari segala bentuk yang dapat
menghancurkan agama Islam.
3. Sebagai umat Islam yang beriman dan bertaqwa pada-Nya, kita tidak
seharusnya melakukan hal-hal yang dilarang Islam seperti tahayul, bid’ah,
khurofat .Kita harus menjalankan dan mengamalkan seperti apa yang
diajarkan dalam al quran dan al hadist.
4. Sebagai umat Islam yang berilmu, kita harus memperdalam ilmu dalam segala
bidang seperti IPTEK dan ilmu yang lainnya tanpa membedakan, dengan
syarat kita tahu apa yang kita pelajari sesuai dengan ajaran Islam.
5. Untuk menjaga agama Islam dari pemusnahan orang-orang kafir, kita sebagai
umat Islam harus bersatu melindungi agama Islam.
14