Anda di halaman 1dari 20

RANGKUMAN AL – ISLAM

DOSEN PENGAMPU: Dr. Tuti Andriani, S.Ag,.M.Pd

DISUSUN OLEH:
ROY CHANDRA SINAGA
200101010

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU


FAKULTAS TEKNIK
MESIN OTOMOTIF 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga rangkuman ini dapat tersusun sampai dengan selesai..

Penulis sangat berharap semoga rangkuman ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi
agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya.
Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru,14 Februari 2022


A. Pemurnian dan pembaharuan (Tajdid) di dunia muslim

Makna Tajdid Tajdid secara kebahasaan (lughawi) berarti pembaharuan,


yakni proses memperbaharui sesuatu yang dipandang usang atau rusak.
Tajdid dari kata “‫ ”جدد ـ يجدد ـ تجديد‬yang kata dasarnya “‫”جديد‬
Tajdid didefinisikan “menghidupkan ajaran Quran dan Sunnah yang telah
banyak ditinggalkan umatnya, dan memurnikan pemahaman dan pengamalan
agama Islam dari hal-hal yang tidak berasal dari Islam.” (Syams al-Haq al-
Azhim, Imam al-Syatibi)
Landasan Tajdid
‫ْأ‬
ِ ‫ث لِهَ ِذ ِه اُأل َّم ِة َعلَى َر‬
‫س ُكلِّ ِماَئ ِة َس ـنَ ٍة‬ ُ ‫ قَا َل َرسُو ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم ِإ َّن هللاَ يَ ْب َع‬:‫ع َْن َأبِى هُ َر ْي َرةَ قَا َل‬
)‫َم ْن ي َُج ِّد ُد لَهَا ِد ْينَهَا (رواه أبو داود‬
Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya Allah mengutus bagi umat ini (Islam) pada setiap
menghujung seratus tahun seseorang yang akan memperbaharui (mengadakan
pembaharuan) bagi agamanya” (Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud)
Dari segi bahasa, tajdid berarti pembaharuan, dan dari segi istilah, tajdid
memiliki dua arti, yakni : Pemurnian, Peningkatan, pengembangan,
modernisasi dan yang semakna dengannya.
Pemurnian sebagai arti tajdid yang pertama, dimaksudkan sebagai pemeliharaan
matan ajaran Islam yang berdasarkan dan bersumber kepada Al-Quran dan
Sunnah Shahihah (Maqbulah).
Tujuan Tajdid memfungsikan Islam sebagai hudan, furqan dan rahmatan lil
alamin, termasuk mendasari dan membimbing perkembangan kehidupan
masyarakat, dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian, tajdid,
bagi Muhammadiyah, harus senantiasa berpijak dari Al-Quran dan al-Sunnah,
dan selanjutnya juga bermuara pada implementasi atas nilai-nilai ajaran Al-
Quran dan al-Sunnah.
Tokoh-Tokoh Pembaru dalam Dunia Islam

1. Ibnu Taimiyyah

Riwayat hidup Ibnu Taimiyyah

Ibnu Taimiyyah nama lengkapnya Taqiyuddin Abdul Abbas bin Abdul


Halim bin Abdus Salam bin Taimiyyah al-Harrani al-Hanbaly atau sering
disingkat Taqiyuddin Ibnu Taimiyyah. Ia lahir pada tanggal 10 Rabi’ul Awal
661 H, bertepatan dengan tanggal 22 Januari 1263 M. di kota Al-Harran Siria.
Ibnu Taimiyyah pertama kali belajar ilmu agama kepada ayahnya sendiri
Syihabuddin yang terkenal alim dalam Ilmu Hadits dan Khatib terkenal di
Mesjid Damaskus, Siria. Kemudian dilanjurkan belajar kepada beberapa ulama
terkenal seperti Zainuddun al-Muqaddasyi, Najamuddin Ibnu Syakir, Zainab
binti Makky dan ulama lain di kota Damaskus, yang dapat dikatakan hampir
semuanya termasuk Ulama mazhab Hambali. Dalam usianya yang relative
masih sangat belia sekitar umur 21 tahun, Ibnu Taimiyyah telah tumbuh dan
berkembang sebagai seorang yang alim, cerdas, mempunyai wawasan dan
pengetahuan yang mendalam tentang agama Islam (Pasha dan Darban. 2005:
29). Ibnu Taimiyyah wafat pada tanggal 20 Zulhijjah 728 H. bertepatan dengan
tanggal 26 September 1328 M. (Pasha dan Darban. 2005: 31).
2. Muhammad Ibnu Abdul Wahab

Riwayar hidup Ibnu Abdul Wahab

Muhammad Ibnu Abdul Wahab (1703 – 1787) pendiri Gerakan Mawahidin


adalah seorang ulama yang besar, yang dilahirkan di Uyainah, yaitu sebuah
dusun di Najed, bagian Timur dari negeri Saudi Arabia. Dibesarkan dalam
lingkungan kehidupan beragama yang ketat dibawah pengaruh mazhab
Hambali, yaitu suatu mazhab yang memperkenalkan dirinya sebagai aliran
salafiyah. Dari latar belakang kehidupannya, dapat dipahami bahwa ternyata
ada garis kesamaan latar belakang antara tokoh ini dengan Ibnu Taimiyyah.

Mula-mula ia belajar agama di lingkungan keluarganya sendiri, kemudian


dilanjutkan belajar kepada beberapa ulama di kota Medinah. Selanjutnya ia
berkelana untuk menimba ilmu di berbagai kota dari Basrah, Bagdad,
Kurdistan, Hamazan, Isfahan, Qumm dan Kairo. Gerakan Muhammad bin
Abdul Wahab dalam menyampaikan ajaran Islam dilakukan dengan cara yang
lugas, keras dan tidak mengenal kompromi sama sekali, terlebih lagi kalau
sudah menyangkut tauhid serta bebagai penyakit iman yang sangat berbahaya
seperti syirik, khurafat, bid’ah, dan tawasul (Pasha dan Darban. 2005: 33).
B. Dakwah Islam di nusantara dan asal usul Muhammadiyah

Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam Muhammadiyah bercita-cita dan


bekerja didasarakan pada nilai ajaran Islam dan untuk terwujudnya masyarakat
islam yang sebenar-benarnya, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia
sebagai hamba dan khalifah di muka bumi.

Muhammadiyah berkeyakinan bahwa risalah yang dibawa para Nabi hingga


Nabi akhir zaman Muhammad s.a.w, adalah agama Allah yang lengkap dan
sempurna. Yang didalamnya mengandung ajaran berupa perintah-perintah dan
larangan – larangan tetapi juga petunjuk – petunjuk untuk keselamatan hidup umat
manusia di dunia dan akhirat.

Muhammadiyah memandang bahwa Islam merupakan agama yang


mengandung nilai – nilai kemajuan untuk mewujudkan kehidupan umat manusia
yang tercerahkan. “ kemajuan “ dalam pandangan Islam adalah kebaikan yang
serba utama, yang melahirkan keunggulan hidup lahiriah dan ruhaniah.

Islam yang berkemajuan melahirkan dan memancarkan pencerahan yang secara


teologis merupakan refleksi dari nilai – nilai transendetal, liberasi, emansipasi, dan
humanisasai sebagaimana terkandung dalam Q.S. Ali Imran 110 ( yang menjadi
inspirasi lehirnya Muhammadiyah )
‘Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara
mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
fasik’.

Pemikiran keislaman meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan tuntunan


kehidupan keagamaan secara praktis, wacana moralitas publik dan discorse
keislaman dalam merespon dan mengantisipasi perkembangan kehidupan manusia.
Masalah yang selalu hadir dari kandungan sejarah tersebut mengharuskan adanya
penyelesaian. Mengingat proses hermeneutis ini sangat dipengaruhi oleh asumsi
(pandangan dasar) tentang agama dan kehidupan, di samping pendekatam dan
teknis pemahaman terhadap ketiga aspek tersebut, maka Muhammadiyah perlu
merumuskannya secara spesifik. Dengan demikian diharapkan ruhul ijtihad dan
tajdid terus tumbuh dan berkembang.
C. Sejarah Muhammadiyah

LATAR BELAKANG BERDIRINYA MUHAMMADIYAH

Prof. Mukti Ali, dalam bukunya “ Interprestasi amalan Muhammadiyah “


menyimpulkan ada empat faktor :

 Ketidak bersihan dan campur aduknya kehidupan agama Islam di Indonesia


 Ketidal efisiennya lembaga –lembaga pendidikan agama.
 Aktivitas misi – misi Katolik dan Protestan.
 Sikap merendahkan kelompok intelektual terhadap Islam.

Atau secara garis besar latar belakang berdirinya Muhammadiyah ada dua :

 Subjektif
 2. Objeltif = Internal : - Kehidupan beragama.
- Kualitas pendidikan
- Kondisi sosial, politik dan ekonomi
 Eksternal : - Kristenisasi.
- Penetrasi budaya barat

KELAHIRAN MUHAMMADIYAH

Muhammadiyah l ahir di Kauman Yogyakara pada tanggal 18 November 1912


bertepapatan dengan tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H. Didirikan oleh K.H. Ahmad
Dahlan yang semasa kecil ernama Muhammad Darwisy.
Faktor Pendiri

Kelahiran dan berdirinya Muhammadiyah pada awal berdirinya tidak lepas dari
menifestasi dan gagasan pemikiran dan amal perjuangan Islam K.H. Ahmad
Dahlan setelah eliau menunaikan Ibadah Haji tahun 1889. dan bermukim untuk
yang kedua kalinya. Adapun swecara idialistis, menuruit Djarnawi Hadikusuma,
bahwa Muhammadiyah berdiri karena kristalisasi paham agama beliau khususnya
didorong oleh Firman Allah Q>S> Ali Imran 104.

Gagasan pembaharuan beliau diperoleh oleh K .H. Ahamad dahlan setelah belaiu
berguru kepada para ulamak indonesia yang bermukim di tanah suci, seperti :
Syaikh Ahmad KHatib dari minngkbau, Kyai Nawawi dari banten, kyai Mas
Abdullah dari Surabaya, dan kyai Fakih, juga belai banyak membanya karya –
karya tulisan para ulama pembaharu se4perti Muhammad bin Abdul wahab,
Jamaluddin al-Afghoni, Muhammad Rasid Ridlo dan Muhammad Abduh.

Periode awal gerakan Muhammaiyah tahun 1912 -1923

o Gagasan mendirikan Sekolah tahun 1911


o Menerbitkan publikasi/majalah Soera Moehammadiyah (1915 )
 Mendirikan sopo Tresno 1914,dan
o Menjadi Aisyiyah tahun 1917
o pandu Hizbul Wat ho n ( 1918 )
o Waisshouse atau Panti Asuhan dan penolong Kesengsa raan umum
atau PKU pada tahun1922 satu bulan sebelum bliau meninggal.
o Pada masa beliau pula telah lahir gagasan pengoeganisasian zakat,
sholat idul ftitri dan idul adha di Lapangan, pengorganisasian haji,
penerbitan dan kegiatan taman pustaka, merintis bangunan ibadah di
perkantoran – perkantoran,bahkan gagasan pendirinan sebuah
perguruan tinggi.

Pertemuan resmi Muhammadiyah tahun 1920

Telah dikantik empat bgian Hoofdbestuur Muhamadiyah, yaitu ;

1. H.B. M bahagian Sekolahan , H.M. Hisyam


2. H.B. Bahagian Tabligh, H.M. Fakhrudin
3. H.B. Bagian Penolong keengsaran oemum, H.M. Soedjak
4. HB M. bagian pustaka H.m. Muchtar

PENDIRI MUHAMMADIYAH

Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah


1330 Hijriyah bertepatan tanggal 18 November 1912 Miladiyah di Yogyakarta
untuk jangka waktu tidak terbatas. ( Anggran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga
Muhammadiyah BAB I Pasal 2 )
VISI DAN MISI IDIAL MUHAMMADIYAH

Visi ideal Muhammadiyah ” terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar -


benarnya ”

Misi Muhammadiyah .

1. 1. MenegakkanTauhid yang murni berdasarkan al‐Quran dan as‐


Sunnah;
2. Menyebarluaskan dan memajukan Ajaran Islam yang bersumber pada al‐
Quran dan as‐Sunnah yang shahihah/maqbulah;
3. Mewujudkan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat.

Masyarakat Islam yang sebenar –benarnya adalah suatu masyarakat dimana ajaran
Islam berlaku dan menjiwai s eluruh bidang kehidupan masyarakat tersebut.

VISI MUHAMMADIYAH (2010‐2015)

Menjadikan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang utama serta terciptanya


kondisi dan faktor faktor pendukung bagi terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar benarnya benarnya.
Sifat Muhammadiyah

1. Beramal dan Berjuang untuk perdamaian dan Kesejahteraan


2. Memperbanyak kawan dan mengamalkan Ukhuwah Islamiyyah
3. Lapang dada, Luas Pandang dengan memegang teguh ajaran Islam
4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan
5. Mengindahkan segala hukum, Undang-Undang, Peraturan serta Falsafah
Negara yang sah
6. Amar Ma’ruf Nahi Munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh
teladan yang baik
7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud islhah
Pembangunan sesuai dengan ajaran Islam

D. MKCHM (Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah)

Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah (MKCH)


merupakan rumusan ideologi Muhammadiyah yang menggambarkan tentang
hakekat Muhammadiyah, faham agama menurut Muhammadiyah dan misi
Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Rumusan ini disusun tahun 1968 pada Muktamar Muhammadiyah ke-27 di
Yogyakarta yang bertemakan “Tajdid Muhammadiyah”.
MKCH berisi lima pokok pikiran yang terbagi dalam tiga
kelompok; kelompok persoalan ideologis, kelompok faham agama, dan
kelompok persoalan mengenai fungsi dan misi Muhammadiyah dalam Negara
Republik Indonesia.
(Keputusan Tanwie tahun 1969 di Ponorogo)
(Tanwir 1970 di Yogyakarta)
(Disesuaikan dengan Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-41 di Surakarta)

ISI MKCHM:
1. Muhammadiyah adalah gerakan berasas Islam bercita-cita dan bekerja untuk
terwujudnya masyarakat Islam sebenar-benarnya, untuk melaksanakan
fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.

2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang


diwahyukan kepada RasulNya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa,
dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW sebagai
hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa dan
menjamin kesejahteraan hidup materiil, duniawi dan ukhrawi

3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan;


Al-Qur’an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW;
Sunah Rasul; Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur’an yang
diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal pikiran
sesuai jiwa ajaran Islam.
4. Muhammadiyaah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang
meliputi bidang-bidang:
Pertama-aqidah, yakni dengan bekerja untuk tegaknya aqidah Islam
yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khurafat,
tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.
Kedua – Akhlaq, yaitu dengan bekerja untuk tegaknya nilai-nilai
akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al Qur’an dan Sunah
Rasul , tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.
Ketiga, - Ibadah, yaitu dengan bekerja untuk tegaknya ibadah yang
dituntunkan oleh Rasulullah SAW tanpa tambahan dan perubahan dari
manusia.
Keempat – Muammalat Duniawiyah, yaitu dengan bekerja untuk
terlaksananya muammalat duniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan
masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadikan semua
kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.
5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah
mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber
kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negara Republik Indonesia yang
berfilsafat Pancasila, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara
yang adil dan makmur dan diridhai Allah SWT sebagai Baldatun
Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur.

E. MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN SOSIAL, EKONOMI


DAN PENDIDIKAN

Gerakan untuk memperbaiki kehidupan sosial umat didahulukan oleh kiyai


Dahlan, sedangkan penyadaran terhadap penyimpangan ajaran agama seperti
tahayul, bid’ah dan kurafat mengikuti gerakan tersebut Usaha kiyai Dahlan
tersebut menggambarkan apa yang disebut oleh Moeslim Abdurrahman sebagai
usaha mempertautkan (bahkan mengkonfrontasikan) hubungan antara iman dengan
realitas sosial.

Inilah yang dimaksud dengan Islam transformatif. Islam transformatif yang


merupakan jiwa kiyai Dahlan merupakan sikap teologis, yakni menghimpun
kekuatan simbolik yang dimiliki setiap orang Islam yang meyakini bahwa tujuan
risalah al-Islamiyah pada intinya adalah bagaimana membawa ide agama dalam
pergaulan hidup secara kolektif untuk menegakkan tatanan sosial yang adil,
sebagai cita-cita ketakwaan.
Kiyai Dahlan merupakan sample yang paling tepat untuk merujuk bentuk
gerakan Islam transformatif- kontekstual untuk membangun peradapan Islam di
Indonesia. Bertolak pengamalan inilah kemudian Muhammadiyah berkembang dan
menugaskan Majelis Pertolongan Kesengsaraan Oemoem (MPKO) yang kemudian
berkembang menjadi Majelis Pembina Kesejahteraan Ummat (PKU) dan saat ini
bernama Majeis Pelayanan Sosial dan Majelis Pelayanan Kesehatan.

Gerakan Peduli Kepada Fakir Miskin dan Anak Yatim

Gerakan peduli kepada fakir miskin dan anak yatim yang dilakukan oleh Kyai
Ahmad Dahlan pada pada masa - masa awal, sebagai terjemah dari teologi al –
Ma’un di atas, yaitu dalam bentuk tiga pilar kerja yaitu :

• Healing (pelayanan kesehatan),

• Schooling (pendidikan), dan

• Feeding (pelayanan sosial).

Bentuk & Model Gerakan Sosial-Kemanusiaan, Pendidikan Muhammadiyah


Bentuk & model gerakan sosial-kemanusiaan Muhammadiyah sampai saat ini
dapat kita lihat dengan banyaknya amal usaha – amal usaha yang berhasil di
bangun, seperti :
o Sekolah & Perguruan tinggi
o Rumah sakit;
o Panti asuhan;
o Rumah jompo;
o Pembentukan Amil zakat dan
o Gerakan pemberdayaan masyarakat.
F. KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH

Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan Gerakan Islam. Maksud


gerakanya ialah Dakwah Islam dan Amar Ma'ruf nahi Munkar yang ditujukan
kepada dua bidang: perseorangan dan masyarakat . Dakwah dan Amar Ma'ruf nahi
Munkar pada bidang pertama terbagi kepada dua golongan: Kepada yang telah
Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran Islam
yang asli dan murni; dan yang kedua kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan
ajakan untuk memeluk agama Islam.

Adapun da'wah Islam dan Amar Ma'ruf nahi Munkar bidang kedua, ialah
kepada masyarakat, bersifat kebaikan dan bimbingan serta peringatan.
Kesemuanya itu dilaksanakan dengan dasar taqwa dan mengharap keridlaan Allah
semata-mata.

SIFAT MUHAMMADIYAH

Menilik:

(a) Apakah Muhammadiyah itu,

(b) Dasar amal usaha Muhammadiyah dan

(c) Pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah, maka


Muhammadiyah memiliki dan wajib memelihara sifat-sifatnya, terutama yang
terjalin di bawah ini:

1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.


2. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah.
3. Lapang dada, luas pandangan, dengan memegang teguh ajaran Islam.
4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
5. Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan
falsafah negara yang sah.
6. Amar ma'ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh
teladan yang baik.
7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan
pembangunan, sesuai dengan ajaran Islam.
8. Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan
dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya.
9. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam
memelihara dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat adil dan
makmur yang diridlai Allah SWT.
10.Bersifat adil serta kolektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana.

G. Muhammadiyah dan pemberdayaan perempuan Mukaddima

Pemberdayaan kaum perempuan, termasuk di dalamnya organisasi perempuan


sangat penting dan selalu relevan untuk diperjuangkan secara serius melalui upaya
upaya yang comprehensif, sistematis, dan berkesinambungan. Banyak upaya yang
dapat dilakukan secara bersama-sama dalam rangka membantu pemberdayaan
kaum perempuan. Organisasi dapat digunakan sebagai alat untuk menyampaikan
wacana gender termasuk partisipasi politik perempuan, melalui kegiatan
organisasi, kaum perempuan diharapkan dapat menghimpun kesadaran kolektif
akan pentingnya perjuangan hak-hak yang selama ini terabaikan.
Aisyah adalah organisasi prempuan persyarikatan Muhammadiyah yang
didirikan pada tahun 1917 oleh KHA. Dahlan berusaha untuk “membenahi”
pandangan yang merendahkan /kurang menghargai sumbangan perempuan dalam
pengembangan masyarakat.
Keberadaan perempuan juga belum dipahami secara tepat dan mengakibatkan
belum diterima sepenuhnya oleh para pengambil keputusan, perumus
kebijaksanaan dan perencanaan pembangunan. Aisyiyah sebagai salah satu
organisasi perempuan paling tua di Indonesia, memiliki potensi yang sangat besar
dan sejarah yang panjang dalam proses pemberdayaan kaum perempuan.
Cara KH. Ahma Dahlan Memberdayaka Perempuan
Cara KH. Ahmad Dahlan dalam memberdayakan kaum perempuan adalah
dengan mendirikan sebuah organisasi perempuan yakni organisasi Aisyiyah yang
tak luput dari sejarah berdirinya organisasi Muhammadiyah itu sendiri. Sejak
berdirinya Muhammadiyah, KH.Ahmad Dahlan sangat memperhatikan pembinaan
terhadap kaum wanita.
Aisyiyah berarti pengikut Siti Aisyah r.a. yang berusaha mencontoh dan
meneladani cara-cara hidup Siti Aisyah r.a. Aisyiyah adalah suatau organisasi
wanita dalam Muhammadiyah yang mempunyai maksud dan tujuan sebagaimana
maksud dan tujuan Muhammadiyah. Organisasi ini semula merupakan kelompok
anak- anak yang senang berkumpul lalu diberi bimbingan oleh K.H. Ahmad
Dahlan dan Nyai Ahmad Dahlan dengan pelajaran agama. Di antara mereka,
terdapat beberapa orang yang dipersiapkan untuk menjadi wanita Muhammadiyah,
yakni Siti Baryiah, Siti Dawimah, Siti Dalalah, Siti Busyro (putri beliau sendiri),
Siti Wadingah dan Siti Badilah Zuber.
Meskipun mereka itu masih kecil dan paling tinggi umurnya 15 tahun, oleh
K.H.Ahmad Dahlan sudah diajak berpikir tentang kemasyarakatan. Demikianlah
perhatian beliau begitu besar tentang wanita setelah mendirikan Muhammadiyah.

Peran Perempuan Muhammadiyah dalam Kehidupan Berbangsa

Peran perempuan Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan


bernegara dapat dilihat dari peran yang dimainkan oleh Aisyiah dalam
pemberdayaan perempuan dan masyarakat mulai dari Bidang pendidikan seperti
pendirian taman kanak-kanak (TK/PAUD), program keluarga sakinah dan juga
memberi pengetahuan tentang adab berpakaian muslimah dalam Islam. Di bidang
kesehatan Aisyiyah mendirikan RSKIA (Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak). Di
bidang ekonomi Aisyiyah membuat suatu program home industri dan lain-lain. ss

Anda mungkin juga menyukai