Disusun Oleh:
Ucok
Yapis
Revan Damanik
Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syuku atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kita, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
berjudul Gerakan Pembahuruan Islam Di Indonesia.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada smua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala sran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang gerakan pembahuruan islam di
Indonesia dapat memberikan manfaat maupun inpirasi tehadap pembaca
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
DAFTR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Musyrifah Sutanto, Sejarah Peradaban Islam Di Indonesia, (Jakarta : 2005, PT Rajagrafindo Persada), h. 302-303
2
Abuddin Nata, Peta Keragaman Pemikiran Islam Di Indonesia, ( Jakarta : 2010, PT RajaGrafindo Persada), h. 153-
155
3
Abdul Hamid, Pemikiran Modern Dalam Islam, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2010), h. 75
kemusyrikan, tahayul, bid’ah, khurafat dan taqlid, sehingga memberikan arti penting
perbedaan pada ajaran tradisional di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Ide ide pembaharuan di Indonesia terjadi pada abad ke 20 yang dibawa oleh para
tokoh yang semula belajar di mekkah. Tokoh- tokoh tersebut antara lain ialah : Ahmad
Dahlan (Muhammadiyah), K.H. Hasyim Asy'ari (Nahdlatul Ulama) Ahmad Surkati (Al-
Irshad), Zamzam (Persis). Yang melatar belakangi ide pembaharuan di Indonesia adalah
adanya ide ide pembaharuan di luar Indonesia. Gerakan pembaharuan islam tidaklah
memiliki bentuk dan pola yang sama tetapi memiliki karakter dan orientasi yang sangat
beragam.
Ide- ide pembaharuan islam di Indonesia masuk melalui beberapa jalur yaitu yang
pertama jalur haji dan mukim. Para tokoh- tokoh pada saat itu ketika menunaikan haji
mereka juga bermukim sementara untuk memperdalam pengetahuan dan ilmu agama.
Dan ketika kembali ke tanah air pengetahuan tentang ilmu keagamaan atau ilmu lainnya
meningkat. Ide- ide yang mereka dapatkan tak jarang mempengaruhi orientasi dakwah di
Indonesia. Yang kedua adalah melalui jalur publikasi.
Pada waktu itu para muslim di Indonesia sangat tertarik untuk menerjemahkan
majalah-majalah atau jurnal -- jurnal terbitan Mesir maupun Beirut kedalam bahasa
Indonesia. Bukan tanpa alasan mereka menerjemahkannya. Karena di jurnal-jurnal atau
majalah-majalah tersebut berisikan ide- ide pembaharuan islam. Yang ketiga ialah peran
para mahasiswa yang menimba ilmu di timur-tengah. Pada awalnya para pemimpin
gerakan pemabaharuan di Indonesia sebagian besar alumni Mekkah.
Secara umum alasaan berkembangnya pembaharuan islam di Indonesia adalah
respon terhadap kemunduran islam sebagai agama di Indonesia. Karena pada praktek-
prakteknya yang menyimpang, keterbelakangan para pemeluknya dan adanya invansi
politik, kultural dan intelektual dari dunia barat.
Empat tokoh Islam berikut ini berperan besar dalam menjaga dan memperbarui Islam
di Indonesia. Mereka mendirikan organisasi Islam sebagai sarana perubahan dalam berbagai
bidang kehidupan.
Ketika menetap di Mekah, di usia 15 tahun, dia mulai berinteraksi dan tersentuh
dengan pemikiran para pembaharu Islam. Sejak itu, dia merasa perlunya gerakan
pembaharuan Islam di kampung halamannya, yang masih berbaur dengan sinkretisme
dan formalisme. Mula-mula dengan mengubah arah kiblat yang sebenarnya, kemudian
mengajak memperbaiki jalan dan parit di Kauman. Robert W Hefner, Indonesianis asal
Amerika Serikat, menyebut Dahlan merupakan sosok pembaharu Islam yang luar biasa di
Indonesia, bahkan pengaruhnya melampaui batas puncak pemikiran Muhammad Abduh
dari Mesir. Ahmad Dahlan wafat di Yogyakarta pada 23 Februari 1923 dan dimakamkan
di Karang Kuncen, Yogyakarta.
2. Ahmad Surkati
Dalam Muktamar Islam I di Cirebon pada 1922, terjadi perdebatan antara Ahmad
Surkati dari Al-Irsyad dan Semaun dari Sarekat Islam Merah. Temanya mentereng:
“Dengan apa Indonesia ini bisa merdeka. Dengan Islamis mekah atau komunisme?”
Perdebatan berlangsung alot. Masing-masing kukuh pada pendapatnya. Toh, ini tak
mengurangi penghargaan di antara mereka. “Saya suka sekali orang ini, karena
keyakinannya yang kokoh dan jujur bahwa hanya dengan komunismelah tanah airnya
dapat dimerdekakan,” ujar Surkari.
Ahmad Surkati dilahirkan di pulau Arqu, daerah Dunggulah, Sudan, pada 1875.
Sempat mengenyam pendidikan di Al-Azhar (Mesir) dan Mekah, Surkati kemudian
datang ke Jawa pada Maret 1911. Ini bermula dari permintaan Jami’at Khair, organisasi
yang didirikan warga keturunan Arab di Jakarta, untuk mengajar. Karena
ketidakcocokkan, dia keluar serta mendirikan madrasah Al-Irsyad Al-Islamiyah di Jakarta
pada 6 September 1914. Tanggal pendirian madrasah itu kemudian menjadi tanggal
berdirinya Perhimpunan Al-Irsyad. Tujuan organisasi ini, selain memurnikan Islam, juga
bergerak dalam bidang pendidikan dan kemasyarakatan.
Sejarawan Belanda G.F. Pijper dalam Beberapa Studi tentang Sejarah Islam di
Indonesia 1900-1950 memandang hanya Al-Irsyad yang benar-benar gerakan
pembaharuan yang punya kesamaan dengan gerakan reformis di Mesir sebagaimana
dilakukan Muhammad Abduh dan Rashid Ridha. Dengan demikian, Surkati juga seorang
pembaharu Islam di Indonesia. Sukarno bahkan menyebut Surkati ikut mempercepat
lahirnya kemerdekaan Indonesia. Ahmad Surkati wafat pada 6 September 1943. Sejak itu,
perkembangan Al-Irsyad tersendat, sekalipun tetap eksis hingga kini.
3. Ahmad Hasan
Ketika pabrik tekstilnya tutup, dia mengabdikan diri di bidang agama dalam
lingkungan Persis, dan segera popular di kalangan kaum muda progresif. Di Bandung
pula Hassan bertemu dengan Mohammad Natsir, kelak jadi tokoh penting Persis, yang
kemudian bersama-sama menerbitkan majalah Pembela Islam dan Al-Lisan. Dia juga
mendirikan pesantren Persis, di samping pesantren putri, untuk membentuk kader, yang
kemudian dipindahkan ke Bangil, Jawa Timur.
PENUTUP
A Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
https://doc.lalacomputer.com/makalah-pembaharuan-islam-di-indonesia/
http://repository.uinbanten.ac.id/281/2/BAB%20I.pdf
https://www.kompasiana.com/rizka45/5c0090046ddcae088e170e37/pembaharuan-islam-di-
indonesia#:~:text=Secara%20umum%20alasaan%20berkembangnya%20pembaharuan,dan
%20intelektual%20dari%20dunia%20barat.