Disusun Untuk Memenuhi Salah satu Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam
Dosen :
Disusun oleh :
JAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas limpahan karunia,
rahmat dan hidayah – Nya, kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Sejarah
Peradaban Islam ini yang berjudul “Sejarah Organisasi Islam Indonesia".
Shalawat teriring salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang
telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman Islamiyah seperti sekarang
ini.
Rasa terima kasih kami sampaikan pula kepada Bapak Ahmad Irfan Mufid M. A
selaku dosen mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang telah membimbing kami dalam
menyusun makalah ini.
Kami menyadari dalam menyusun makalah ini masih banyak terdapat kesalahan
dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
umumnya dan penyusun khususnya. Aamiin.
Penyusun
ii | S E J A R A H B E R D I R I N Y A O R G A N I S A S I I S L A M D I I N D O N E S I A
DAFTAR ISI
C. Muhamadiyah ..................................................................................................................... 7
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 19
iii | S E J A R A H B E R D I R I N Y A O R G A N I S A S I I S L A M D I I N D O N E S I A
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nusantara adalah sebuah wilayah yang sangat besar, dengan kekayaan yang
melimpah ruah, wilayah agraris serta maritim yang sangat kaya akan sumber daya
alam. Penduduk yang sangat ramah serta keterbukaan dalam menerima pendatang,
sehingga wilayah nusantara menjadi daerah rebutan negara – negara adi kuasa, baik
barat, maupun timur yang memiliki peradaban yang jauh lebih maju dari pada
nusantara. Maraknya kolonialisme serta imperialisme menjadi faktor utama perjalanan
misi glory, gold, dan gospel.
Dalam perintisan negara kesatuan ini, tak terlepas dari beberapa pihak yan
mendukung serat bersatu untuk membangun negeri tercinta. Maka lahirlah pergerakan
serta organisasi dengan tujuan membangun negeri. Islam yang pada saat itu hampir
menguasai bidang religi nusantara tak tinggal diam dalam pembangunan negeri.
Mereka ikut andil dalam mendukung misi ini dengan mendirikan pergerakan dan
organisasi dengan dengan prinsip kesatuan ukhuwah islamiyah, yang di antaranya,
persatuan Islam (PERSIS), Jam’iyatul Washliyah, Muhammadiyah, Nahdlatul ‘Ulama
(NU), Jam’iyatul Khoir Al – Irsyad, Serikat Islam (SI) serta masih banyak lagi
pergerakan dan organisasi yang lahir baik dari kalangan muslimi, nasionalis, pelajar
dsb.
Pada pembahasan kali ini, terdapat beberapa rumusan masalah yang akan kita bahas,
diantaranya :
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan agar kita mengetahui serta memahami peranan
organisasi islam bagi nusantara (Indonesia)
PEMBAHASAN
1
Ensiklopedia Islam hlm. 368
2
Ensiklopedia islam hlm 368
3
Dra. Nia Kurnia dan Amelia Fauzia. Gerakan Modernisme. Jakarta. Ichtiar Baru Van Hoeve. Hlm
368
3|SEJARAH BERDIRINYA ORGANISASI ISLAM DI INDONESIA
sekolah fasilitas umum dsb. Sedangkan persis lebih kepada dakwah dan penyebaran
agama langsung, seperti media massa, media sosial dsb.
Selain itu, persis mempunyai prinsip idealis dalam mengembangkan organisasinya.
Bidang akademik menjadi titik utama faktor perkrutan keanggotaan persis. Sehingga
tak heran jikalau persis memiliki basi akademisi yang kuat. Mereka lebih suka
bertukar fikiran dengan akademisi lainnya. Diantara perdebatan yang penting ialah
perdebatan dengan Ahmadiah Qadiani pada tahun 1930 selama tiga kali, yaitu tentang
pendapat yang dikeluarkan golongan Ahmadiah bahwa pendiriannya diakui oleh para
pengikutnya sebagai seorang Nabi dan Nabi Isa meninggal di Kashmir, selain itu
Persis juga pernah mengadakan perdebatan-perdebatan dengan golongan lain, seperti
Ijtihadul Islamiyah Sukabumi, Majelis Ahlu Sunnah di Bandung, dan Nahdhatul
Ulama di Cirebon tahun 1936. Organisasi ini memiliki bebrapa alat publikasi yang
diantaranya berupa majalah Pembela Islam terbitan Bandung, Al-Fatwa yang ditulis
denga huruf Jawa berbahasa Indonesia, At-Taqwa dengan menggunakan bahasa
4
Sunda dan berbagai Pamflet, Brosur, dan Buku-buku.
Meskipun sering di gadang – gadang mirip dengan Muhammadiyah, dalam
ranah perluasan wilayah, persis lebih memiliki prinsip idealis dalam merekrut dan
membangun keanggotaanya. Dibanding dengan Muhammadiyah, Persis tidaklah
terlalu giat dalam membentuk . banyak cabang. Pembentukan suatu cabang tergantung
kepada inisiatif dan tidak ditentukan oleh program pimpinan pusat. Jika
Muhammadiyah berusaha menggiring orang masuk, lalu kemudian membina orang
tersebut didalam organisasi, maka Persis mengutamakan dahulu diluar lalu yang
dianggap sudah layak baru direkrut menjadi anggota. Tidaklah mengherankan jika
organisasi Persis jauh lebih kecil dibanding Muhammadiyah dalam jumlah anggota
dan aktivitasnya. Persatuan Islam hanya memiliki 200 cabang diseluruh Indonesia,
yang menangani ratusan sekolah dan pesantren.5
B. Jam’iyatul Washliyah
Indonesia yang memiliki wilayah yang sangat luas, tentunya islam menyebar
di seluruh wilayah, tak terlepas wilayah Sumatra. Di wilayah Sumatra, beridiri sebuah
organisasi yang lahir dari golongan muslim Sumatra.
Berdirinya Al-Washliyah dilatar belakangi oleh kesadaran beberapa pelajar dan guru
yang tergabung dalam perguruan Maktab Islamiyah Tapanuli (MIT) untuk bersatu
4
Drs. Ahmad Syaukani, MA. 2001. Perkembangan Pemikiran Modern Di Dunia Islam. Hlm 134
5
. Nia Kurnia dan Amelia Fauzia. Gerakan Modernisme. Hlm 369
4|SEJARAH BERDIRINYA ORGANISASI ISLAM DI INDONESIA
dalam menyalurkan ide dan pendapat. Pada tahun 1918, masyarakat Mandailing yang
menetap di Medan berinisiatif mendirikan institusi pendidikan agama islam, bernama
Maktam Islamiyah Tapauli (MIT). Mereka ini adalah pendatang dari daerah Tapanuli
Selatan yang berbatasan langsung dengan tanah Minangkabau. Disamping dikenal
sebagai komunitas yang kuat beragama islam, suku mandailing juga relatif
berpendidikan lebih baik dari kelompok suku lainnya. Maktab tersebut signifikan
dalam dua hal; pertama, ia adalah lembaga pendidikan islam formal pertama di
Medan; dan kedua, berdirinya Al-Washliyah adalah merupakan gagasan dari para
alumni Maktab tersebut.6 pada saat itu, al washliyah menjadi pembaharu pendidikan
islam dengan menggabungkan dua sistem, antara tradisional dan modern.
Menarik untuk dicatat bahwa berdirinya Al-Washliyah tidak tergantung pada
tokoh sentral karismatik sebagaimana halnya Ahmad Dahlan dengan Muhammadiyah,
Hasyim Asy’ari dengan NU, atau Ahmad Surkati dengan Al-Irsyad. Pendirian dan
pertumbuhan awal Al-Washliyah lebih merupakan hasil upaya bersama beberapa
orang dengan peran dan keistimewaannya masing-masing.Yekh Muhammad Yunus
adalah tokoh yang biasanya dianggap sebagai pendiri Al-Washliyah. Abdurrahman
Syihab adalah tokoh lain yang mempunyai kemampuan tinggi dalam rekruitmen
anggota; Arsyad Talib Lubis adalah Ulama Al-Washliyah dengan ilmu dan
pengetahuan agama islam yang sangat mendalam; Sementara Udin Syamsudin adalah
administrator dan ahli manajemennya.7
Setelah resmi didirikan maka ditetapkanlah pengurus al-Washliyah yang
berkedudukan di Medan, dengan susunan sebagai berikut : Ismail Banda (Ketua I),
A.Rahman Sjihab (Ketua II), M.Arsjad Tholib Lubis (Penulis I), Adnan Nur (Penulis
II), H.M Ya’kub (Bendahara), dan H. Syamsudin, H.Jusuf Ahmad Lubis, H.A Malik,
A.Azizi Effendy (Pembantu-pembantu), serta Sjech H. Muhammad Junus (Penasihat).
Fase perkembangan Al-washliyah di klasifikasikan menjadi tujuh fase yaitu
sebagai berikut :
Pertama, fase berdirinya sampai menjelang kemerdekaan (1930-1942).
Kedua, fase vacum yaitu sewaktu masuknya penjajahan Jepang sampai kemerdekaan
RI (1942-1947).
Ketiga, fase perjuanag politik (1947-1955).
Keempat, kemabali fase pembinaan (1955-1965).
6
Samsul Nizar. 2007. Sejarah Pendidikan Islam Halaman 322
7
Ibid. Halaman 325
C. Muhammadiyah
K.H Ahmad Dahlan berasal dari keluarga yang berpengaruh dan terkenal dilingkungan
kesultanan Yogyakarta, yang secara genealogis ditelusur akan sampai pada Maulana
Malik Ibrahim atau Maulana Maghribi.10
8
Op. cit Samsul Nizar.. Halaman 334-337
9
Drs. Ahmad Syaukani, MA. 2001. Perkembangan Pemikiran Modern Di Dunia Islam. Bandung :
Pustaka Setia. Halaman 120
10
MT.Ariin.1987.Gagasan Pembaharuan Muhammadiyah.Jakarta: Dunia Pustaka Jaya. Halaman
75
7|SEJARAH BERDIRINYA ORGANISASI ISLAM DI INDONESIA
menetapkan Khittah (garis perjuangan) untuk bergerak dibidang dakwah,sosial,dan
pendidikan. Karena itu Ahmad Dahlan berusaha mendirikan lembaga pendidikan,
mengadakan Tabligh, mendirikan masjid, serta menerbitkan buku, brosur, surat kabar,
dan majalah. Inti dari cita-cita Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah adalah
memurnikan ajaran islam dari praktek menyimpang yang tidak terdapat dalam
Alqur’an dan Sunah Nabi SAW.11
Suatu bagian yang sangat penting dalam suatu organisasi Muhammadiyah adalah
majelis Tarjih yang terbentuk pada tahun 1927 melalui utusan kongres organisasi
tersebut di pekalongan. Fungsi dari majelis ini adalah memberikan fatwa atau
menjelaskan hukum masalah-masalah yang sering menjadi pertikaian.
11
Op. cit Dra. Nia Kurnia dan Amelia Fauzia. Hlm 366
12
Op. cit Dra. Nia Kurnia dan Amelia Fauzia. Hlm 367
13
PP Muhammadiyah. 2010. 1 Abad Muhammadiyah. Hlm 104
8|SEJARAH BERDIRINYA ORGANISASI ISLAM DI INDONESIA
Fatwa-fatwa yang dikeluarkan majelis Tarjih tidak langsung disampaikan kepada
masyarakat dan tidak pula masyarakat Muhammadiyah sendiri, namun lebih dahulu
disampaikan kepada pimpinan pusat dari organisasi untuk melaksankannya.
14
Drs. Ahmad Syaukani, MA. Perkembangan Pemikiran Modern Di Dunia Islam. Hlm122-123
15
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. Hlm 345
16
Op. cit .Drs. Ahmad Syaukani, MA.. Halaman 133
9|SEJARAH BERDIRINYA ORGANISASI ISLAM DI INDONESIA
Nahdhatul Ulama Lahir dengan melalui proses yang panjang. Secara
organisatoris, hal ini dimulai ketika para tokoh islam pesantren, Wahab Hasbullah dan
Mas Mansur mendirikan madrasah yang bernama Nahdhatul Wathan pada 1916 di
Surabayaya. Staff pengajar Nahdhatul Wathan didominasi oleh ulama pesantren,
seperti Bisri Syansuri (1886-1980), Abdul Hakim Lei Munding dan Abdullah Ubai
(1899-1938). Pada 1918, Abdul Wahab Hasbullah dan K.H Ahmad Dahlan dari
Kebondalem mendirikan Tashwirul Afkar, yaitu sebuah forum diskusi ilmiah
keagamaan yang mempertemukan kelompok pesantren dan modernis. Pada tahun yang
sama Abdul Wahab Hasbullah bersama K.H Hasyim Asy’ari mendirikan sebuah
koperasi dagang yang bernama Nahdhatul Tujjar. Hanya saja memasuki tahun 1920-
an, kebersamaan dan upaya saling pengertian antara kelompok islam pesantren dan
modernis berubah menjadi persaingan yang mengelompok.
Menjelang kelahiran NU, ditingkat internal umat islam Indonesia telah terbentuk
forum formal kongres Al-Islam, yang berfungsi untuk mempertemukan para tokoh
Islam di Indonesia. Pada 1921 para Ulama menyelenggarakan kongres Al-Islam di
Cirebon untuk mengurai persoalan khilafiah sehingga diharapkan tercipta iklim yang
lebih sejuk. Kemudian pada bulan Desember 1922 kongres Al-Islam kedua digelar di
Garut menyusul kemudian kongres luar biasa Al-Islam di Surabaya pada 1924.
Diantara tokoh-tokoh Islam yang intens mengikuti pertemuan-pertemuan tersebut
adalah HOS. Tjokroaminoto,
K.H Abdul Wahab Hasbullah, K.H Mas Mansur, H. Agus Salim, K.H Abdul Halim
Majalengka, K. Sangadji, R. Wondoamiseno, dan lainnya. Sebelum kongres luar biasa
berlangsung, K.H Abdul Wahab Hasbullah menyatakan Mundur dari kepanitiaan.17
Kelahiran NU tidak terlepas dari adanya reaksi terhadap situasi umat islam ketika
itu. pada permulaan abad ke-20 umat islam mengalami kegoncangan akibat kekalahan
Turki Utsmani pada perang Dunia 1 yang dipandang sebagai kejatuhan dunia islam.
Hal ini terjadi karena kekuasaan sultan Turki sebagai Khalifah umat islam itu telah
diakui keberadaannya oleh semua wilayah islam termasuk Indonesia.Kegoncangan
umat islam ini diperburuk lago oleh keputusan Majelis Nasional Agung Turki yang
menghapuskan Kekuasaan Sultan pada tahun 1922 dibawah pimpinan penguasa Turki
yang baru, Mustafa Kemal Ataturk. Dalam pada itu pengikut gerakan Wahabi dibawah
pimpinan Ibnu Sa’ud berhasil menguasai wilayah Hejaz. Gerakan ini, dengan tujuan
17
Hilmy Muhamadiyah dan Sulthan Fatoni.. NU identitas Islam Indonesia.. Hlm 118
10 | S E J A R A H B E R D I R I N Y A O R G A N I S A S I I S L A M D I I N D O N E S I A
memurnikan paham tauhid umat islam, telah memusnahkan semua yang dipandangnya
menimbulkan bid’ah dan khurafat. Disamping menentang taklid kepada pendapat
imam-imam madzhab dan menyeru untuk kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah. Hal
ini menimbulkan pengaruh yang sangat besar terhadap umat islam, termasuk umat
islam Indonesia, terutama terhadap para ulama yang kuat berpegang pada tradisi dan
melestarikan ajaran bermadzhab.
Ketika itu di Indonesia muncul pula gerakan-gerakan keagamaan yang dikenal
dengan gerakan pembaru, sebagai akibat dari pengaruh pemikiran Muhammad bin
Abdul Wahhab dari Saudi Arabia dan Muhammad Abduh di Mesir. Berkembangnya
gerakan yang bersemboyan kembali kepada Al-Qur’an dan sunnah ini dirasakan oleh
para Ulama tradisional sebagai “ancaman” terhadap kelestarian tradisi Ahlusunah
Waljamaah.18
Pada tanggal 31 Januari 1926 bertepatan tanggal 16 Rajab 1344 H, Komite
Hejaz mengadakan rapat dirumah K.H Abdul Wahab Hasbullah yang dihadiri oleh
Ulama-Ulama terkemuka. Pertemuan tersebut membicarakan perkembangan dunia
islam mutakhir hingga memikirkan langkah bersama untuk mempertahankan
kepentingan masayarakat islam pesantren. Mereka kemudian memutuskan K.H
Asnawi sebagai utusan para ulama untuk menghadiri Muktamar dunia islam di
Mekkah. Rapat juga memutuskan untuk sepakat mendirikan organisasi yang diberi
nama Nahdhatul Ulama. 19
Tujuan Nahdhatul Ulama (NU) seperti tersebut dalam Anggaran Dasar Tahun
1926 (sebelum menjadi partai politik) adalah perkumpulan sosial keagamaan yang
mementingkan pendidikan dan pengajaran agama islam.
Dalam ikut serta mempertinggi kecerdasan masyarakat Indonesia dan
menggembleng budi pekertinya, NU mendirikan beberapa Madrasah ditiap-tiap
cabang dan ranting. Pada masa pemerintahan Belanda dan penjajahan Jepang, NU
tetap memajukan pesantren-pesantren, mengadakan dakwah dan pengajian-pengajian
dan lain-lainya. NU juga bergerak dalam bidang lainnya seperti di bidang pendidikan,
bidang sosial dan di bidang ekonomi.
18
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam.1999.Ensiklopedi Islam..Halaman 353
19
Hilmy Muhamadiyah dan Sulthan Fatoni.. NU identitas Islam Indonesia. Hlm 119
11 | S E J A R A H B E R D I R I N Y A O R G A N I S A S I I S L A M D I I N D O N E S I A
Surabaya. Keputusan utama di antaranya adalah memantapkan diri sebagai pembela
paham Ahlussunah Waljamaah.
Untuk memperkuat perjuangan umat islam, NU bersama-sama organisasi Islam
lainnya, seperti Muhammadiyah, mengambil keputusan untuk membentuk partai
politik Indonesia dalam wadah Masyumi.20 Dari situlah awal dari berubahnya NU dari
hanya organisasi keagamaan menjadi organisasi politik juga.
Dalam perkembangann Selanjutnya NU sekarang ini merupakan organisasi
sosial keagamaan. Namun, sebagian dari tokoh-tokohnya masih merupakan orang-
orang yang aktif dalam kegiatan politik secara tersebar.
20
Op. cit Drs. Ahmad Syaukani, MA. Hlm 134
21
Ibid. Hlm 117
22
H. Muhammad Syamsu As. 1999. Ulama pembawa Islam di Indonesia dan Sekitarnya. Hlm 281
12 | S E J A R A H B E R D I R I N Y A O R G A N I S A S I I S L A M D I I N D O N E S I A
Perasaan keterbatasan yang dirasakan orang Arab dengan “Passen Stelsel”
yang diberlakukan oleh pemerintah Hindia Belanda, dan masalah sosial yang timbul
dan juga masalah pendidikan anak-anak mereka, menyadarkan beberapa orang
keturunan Arab akan perlunya suatu badan untuk menampung semua masyarakatnya.
Maka secara diam-diam pada tahun 1901 di Pekojan, Jakarta dibentuk suatu
perkumpulan yang dinamakan perkumpulan Jamiat Khair.
Para pendiri perkumpulan ini adalah :
1. Sayid Ali bin Ahmad bin Syahab, sebagi Ketua
2. Sayid Muhammad bin Abdullah bin Syahab, sebagai Wakil Ketua
3. Sayid Muhammad Al Fachir bin Abdurrahman Al Masyhur, sebagai Sekretaris
4. Sayid Idrus bin Ahmad bin Syahab, sebagai Bendahara
5. Said bin Ahmad Basandied, sebagai Anggota.23
23
Ibid. Hlm 282
24
Op. cit . Dra. Nia Kurnia dan Amelia FauziaHalaman 359
13 | S E J A R A H B E R D I R I N Y A O R G A N I S A S I I S L A M D I I N D O N E S I A
Kedatangan Ahmad Surkati pada tahun 1911 diikuti oleh dua orang Ulama,
yaitu Syekh Muhammad Thaib dari Maroko dan Syekh Muhammad Abdul Hamid dari
Mekkah. Pada tahun 1913 juga datang sahabat-sahabat Surkati dari Timur Tengah.
Salah seorang diantara mereka adalah Saudara Kandung Surkati yang bernama
Muhammad Abdul Fadl Al-Anshari, Hasan Hamid Al-Anshari, dan Ahmad Al-Awif.25
25
Op. cit Drs. Ahmad Syaukani, MA. 2001. Hlm 117-118
26
Op. cit H. Muhammad Syamsu As. Hlm 282
27
Ibid. Hlm 284-285
28
Op. cit Dra. Nia Kurnia dan Amelia Fauzia.. Hlmn 360
14 | S E J A R A H B E R D I R I N Y A O R G A N I S A S I I S L A M D I I N D O N E S I A
Perbedaan kesetaraan pada budaya orang yang mereka paki di jam’iyatul khair,
menjadi salah satu hal pemicu terjadinya pecahan. Sukarti berusaha menghapuskan
budaya bid’ah yang terjadi di kalangan pribumi, dan juga yang disebarkan oleh kaum
hadrami. Faham bid’ah yang di bawa oleh habib Arab menjadi faktor utama
perpecahan antara pribumi dan hadrami. Dengan adanya perpecahan tersebut lahirlah
organisasi baru yang bernama Al – Irsyad.
29
Ibid . Hlm 360
30
Op. Cit Dra. Nia Kurnia dan Amelia Fauzia. Hlm 361
15 | S E J A R A H B E R D I R I N Y A O R G A N I S A S I I S L A M D I I N D O N E S I A
khusus Utusan Hindia pimpinan H.O.S Tjokroaminoto dengan judul Surah Al-Jawab
pada tahun 1915. Kemudian Abdullah bin Muhammad sadaqoh Dahlan dari golongan
Alawi menulis jawaban dengan judul Irsyal Asy-Syihab Ala Surah Al-Jawab
(penjelasan terhadap Surah Al-Jawab).31
Para pendiri Al-Irsyad sebagian besar adalah pedagang yang mendapat
bimbingan dari Syekh Ahmad Surkati. Ia ditarik oleh Jamiatul Khair melalui dua
orang Syekh Jamaah Haji yang pergi ke Indonesia setiap tahun untuk mengurus
jamaah Haji. Kedua orang Haji tersebut diminta oleh Organisasi Jamiatul Khair untuk
mencarikan bebrapa Guru yang bersedia mengajar di Jakarta. Setelah terjadi
perpecahan dalam Organisasi jamiatul Khair, Syekh Ahmad Surkati masih tetap
mengajar di Jamiatul Khair namun lebih aktif di Organisasi Al-Irsyad.
Organisasi Al-Irsyad menjuruskan perhatian pada bidang pendidikan, terutama
masyarakat Arab. namun demikian tidak sedikit orang Indonesia keturunan Arab yang
menjadi anggotanya dan memasukan pada lembaga pendidikan yang dikelola oleh
organisasi Al-Irsyad.32
Adapun pengurus Al-Irsyad pertama kali adalah :
1. Salim bin Awad Balweel, sebagai Ketua
2. Muhammad bin Abud Ubaid, Sebagai Sekretaris
3. Said bin Salim Masyabi, sebagai bendahara
4. Soleh bin Ubaid Abdat, sebagai penasihat.
Syekh Ahmad Surkati tidak duduk dalam perhimpunan diatas, tetapi duduk
sebagai pimpinan dari Madrasah Al-Irsyad Al-Islamiyyah. Yang banyak membantu
baik soal perizinan maupun keuangan adalah kapten Arab saat itu yaitu Syekh Umar
bin Yusuf Manggus dan Syekh Said Masyabi. Madrasah ini terletak mula-mula di Jati
Petamburan. Kemudian cabang-cabang didirikan pula ditempat lain.33
Pada tahun awal pendiriannya, Al-Irsyad memiliki beberapa Sekolah yaitu
madrasah Awaliyah yang mempunyai jenjang pendidikan tiga tahun, Madrasah
Ibtidaiyah yang berjenjang empat tahun, Madrasah Tajhiziah yang berjenjang dua
tahun, dan Madrasah Muallimin untuk para guru yang berjenjang empat. Pada Tahun
1915, Surkati juga mendirikan Sekolah tinggi yang disebut Takhassus, Kurikulum
madrasah Al-Irsyad terdiri atas tiga ilmu yaitu Ilmu Agama, Ilmu Bahasa, dan Ilmu
Umum. Mata pelajaran Sejarah, Geografi, Ilmu berhitung, Menggambar, dan Olahraga
31
Ibid . Hlm 360
32
Op. cit Drs. Ahmad Syaukani, MA. Hlm 114
33
Op. cit H. Muhammad Syamsu As.. Hlm 289
16 | S E J A R A H B E R D I R I N Y A O R G A N I S A S I I S L A M D I I N D O N E S I A
sudah ada disamping pelajaran Bahasa Indonesia, Arab, Inggris. Mata pelajaran Tafsir
dan Tauhid pada Madrasah Al-Irsyad menggunakan buku Tafsir Al-Manar dan Risalah
at-Tauhid karya Abduh dan Rasyid Rida.34
Organisasi ini terus mengalami perkembangan dan kemajaun yang sangat
pesat, terbukti dengan adanya cabang-cabang yang didirikan diberbagai wilayah di
Indonesia. Dari sini lah dapat di Indikasikan bahwa Al-Irsyad dapat menandingi
Organisasi sebelumnya yaitu Jamiatul Khair.
Pendirian cabang dan madrasah semakin banyak di Jawa. Pada tahun 1917,
berdiri dua cabang di Surabaya dan Tegal. Tahun 1918-1919 tiga cabang, masing-
masing di pekalongan, Cirebon dan Bumiayu juga berdiri. Kemudian cabang
Bondowoso berdiri tahun 1923, cabang Banyuwangi tahun 1927, dan cabang Bogor
tahun 1928.35
Perpecahan kedua kubu menlahirkan perselisihan yang berlarut – larut. Rasa iri
dan perlakuan saling menjatuhkan saat terasa antara kedua kubu.
Mengenai pertikaian tersebut, Haji Agus Salim mengatakan bahwa apa yang
dirasakan oleh golongan Al-Irsyad yang dibedakan dari golongan Sayyid sama saja
dengan perbedaan yang diadakan oleh pemerintah Belanda dengan sebutan Heer dan
Dame bagi orang-orang Belanda dan Inlander untuk sebutan orang-orang Indonesia.36
34
Op. cit Dra. Nia Kurnia dan Amelia Fauzia. Hlm361
35
Ibid. Halaman 362
36
Op. cit Drs. Ahmad Syaukani, MA. Hlm 116-117
37
. Op. cit Nia Kurnia dan Amelia Fauzia. Hlm 369
17 | S E J A R A H B E R D I R I N Y A O R G A N I S A S I I S L A M D I I N D O N E S I A
Tujuan Organisasi ini sebagai mana tercantum dalam Anggaran Dasarnya ialah untuk
mngembangkan jiwa berdagang, memeberi bantuan kepada anggota-anggota yang
menderita kesukaran, memajukan pengajaran dan semua yang mempercepat naiknya
derajat Bumiputra dan menentang pendapat-pendapat yang keliru tentang Islam.
Kalau pada mulanya organisasi ini banyak berwujud perdagangan dan tidak berisikan
muatan politik, maka selanjutnya atas usaha yang dilakukan oleh Cokroaminoto, telah
menjadi satu partai politik yang besar dan berpengaruh. Dan selanjutnya, Syarikat
Islam menjadi Partai Politik tertua di Indonesia.38
38
Op. cit . Drs. Ahmad Syaukani, MA.. Halaman 126-127
18 | S E J A R A H B E R D I R I N Y A O R G A N I S A S I I S L A M D I I N D O N E S I A
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perjuangan islam di Indonesia tidak terlepas dari para pewaris ulama yang
menyebarkan islam di Indonesia. Organisasi yang didirikan memberikan dampak
positif terhadap budaya serta karakter negara Indonesia. Sehingga tak heran apabila
Indonesia memiliki islam yang sangat kuat dengan adanya organisasi islam baik di
bidang politik, maupun sosial.
19 | S E J A R A H B E R D I R I N Y A O R G A N I S A S I I S L A M D I I N D O N E S I A
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Taufik Abdullah dkk. Ensiklopedi Islam. ( PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,
Jakarta : 2009)
Tim Penyusun. Ensiklopedi Islam. (PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta : 1997)
Nasihin. Sarekat Islam Mencari Ideologi 1924 – 1945. (Pustaka Pelajar, Yogyakarta :
2012)
Nizar, Samsul. Prof. Dr. M. Ag. Sejarah Pendidikan Islam. (Prenda Media Group,
Jakarta : 2011)
20 | S E J A R A H B E R D I R I N Y A O R G A N I S A S I I S L A M D I I N D O N E S I A