Anda di halaman 1dari 19

Makalah

Sejarah Kebudayaan Islam

SEJARAH PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM


DI INDONESIA

Guru Pengampu:
Asep Muhammad S.Pdi

Oleh:
Cantika XII-Ips1

MADRASAH ALIYAH MADANI


CIHAMPELAS KAB. BANDUNG BARAT
2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu tercurahkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat meneyelesaikan makalah ini dengan judul “Makalah Sejarah Peradaban
Islam Di Indonesia”. Melalui penugasan ini diharapkan dapat memberi wawasan yang cukup kepada rekan
rekan, sehingga dapat memiliki kompetensi untuk memahami sejarah penjelasan peradaban islam di
Indonesia.
Penulis mengucapkan terimakasih yang tinggi pada semua pihak yang telah
membantu menyiapkan dan menyusun makalah ini. Kritik dan saran perbaikan sangat diharapkan demi
kelengkapan dan penyempurnaan tugas makalah in

Cihampelas, 26 Maret 2024

Penulis: Cantika
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………..4

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………...6

2.1 Pengertian Peradaban…………………………………………………………………………6


2.2 Sejarah Peradaban Islam Di Indonesia……………………………………………………….6
2.3 Perkembangan Islam Dibeberapa Wilayah Di Indonesia……………………………...…….10
2.4 Manfaat Yang Dapat Diambil Dari Sejarah Perkembangan Islam Di Indonesia…………...14
2.5 Hikmah Perkembangan Islam Di Indonesia………………………………………………...14
2.6 Periode Periode Peradaban Islam……………………………………………………………15
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………….17

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………….17
3.2 Saran………………………………………………………………………………………...17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………….18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam adalah salah satu agama yang memiliki penganut terbesar di
dunia.Selain itu, penganutnya juga terus-menerus mengalami peningkatan dan perkembangan yang
sangat ignifikan setiap tahunnya. Perkembangan tersebut terjadi di seluruh dunia, tanpa terikat oleh
geografis, etnis, kasta dan lain sebagainya. Kemudian kalau kita cermati, agama Islam memiliki
keunikan tersendiri. Keunikan tersebut dapat kita lihat dari aspek sejarah turunnya Islam dan respon
masyarakat terhadapnya. Sekilas, Islam diturunkan oleh Allah SWT kepada Muhammad Ibnu
Abdullah dari golongan kaum Quraisy. Padahal, agama-agama sebelumnya banyak diturunkan
kepada bangsa Israil, bukan kaum Quraisy yang tidak memiliki akar sejarah yang kuat ketimbang
bangsa Israil. Sedangkan keunikan Islam jika dilihat dari respon masyarakat, sangat menakjubkan
sekali. Sebab Islam yang tergolong agama baru dibandingkan agama lainnya, bisa mendapat respon
positif dari masyarakt yang mengitarinya, bahkan memiliki penganut yang besar hingga saat ini.
Dalam hal ini, kita dihadapkan dengan keunikan Islam. Apabila kita merefleksi sejarah Islam,
bukankah Islam pertama kali turun dan berkembang di Jazirah Arab, bukan di Indonesia. Lantas,
mengapa yang memiliki penganut Islam terbesar di dunia adalah bangsa Indonesia? Tidakkah terlalu
jauh antara Arab-Indonesia? Kenapa tidak Negara tetangganya saja yang memiliki mayoritas
penganut agama Islam, misalnya Tajikistan, Palestina, Turki,Uzbekistan, dll? Dan bagaimana
perkembangan Islam pada awal masuknya ke Nusantara?
Mengenai sejarah asal mula masuknya Islam di nusantara sepertinya sedikit mengalami
kerancuan (ikhtilaf) antara beberapa pakar. Hal itu terjadi karena tidak adanya satu bukti yang lebih
kuat diantara bukti kuat lainnya. Sehingga antara satu sama lain tidak bisa menafikan sehingga
kemudian keluarlah satu-satunya pendapat atau teori yang mutlak kebenarannya dan diterima oleh
para ahli sejarah. Dengan adanya perkembangan zaman modern yang mempengaruhi kebudayaan
yang ada
di Indonesia yang pada akhirnya secara perlahan budaya tersebut akan mulai dilupakan oleh
masyarakat, karena lebih memilih sistem modern. Dari kajian tersebut, maka perlu mempelajari
sejarah-sejarah masa lampau yang tersebar di nusantara.Khusus peradaban Islam di Indonesia,
Dengan adanya perkembangan zaman modern yang mempengaruhi kebudayaan yang ada di
Indonesia yang pada akhirnya secara perlahan budaya tersebut akan mulai dilupakan oleh
masyarakat, karena lebih memilih sistem modern. Dari kajian tersebut, maka perlu mempelajari
sejarah-sejarah masa lampau yang tersebar di nusantara.Khusus peradaban Islam di
Indonesia,sebagian masyarakat Indonesia yang beragama islam tidak mengetahui tentang peradaban
tesebut. Hal ini dikarenakan kurangnyainformasi yang diperoleh. Untuk mengkaji kembali peradaban
tersebut, maka perlu disusun suatu tulisan yang membahas tentang masalah peradaban islam di
Indonesia. Salah satu bentuk tulisan itu adalah penulisan makalah ini, yang diharapkan
mampumemberikan informasi secara singkat tentang peradaban islam di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana Cara Islam Masuk Ke Indonesia ?
b. Siapa Sajakah Tokoh-Tokoh Dalam Perkembangan Islam
DiIndonesia?
c. Apa Saja Manfaat Yang Didapat Dari Kedatangan Islam Di
Indonesia ?
d. Apa Saja Hikmah Perkembangan Islam Di Indonesia ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini yaitu : Untuk mengingat kembali tentang bagaimana Islam
masuk ke Indonesia, untuk mengetahui bagaimana perkembangan islam pada awal masuknya di Indonesia,
cara-cara sehingga Islam bisa masuk di Indonesia, sejarah perkembangan peradapan Islam di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Peradaban

Kata peradaban adalah terjemahan dari kata Arab al-Hadharah. Juga diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia dengan Kebudayaan. Padahal istilah peradaban dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur dari
kebudayaan yang halus dan indah. Peradaban sering juga dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang
mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang maju
dan kompleks.5 Jadi kebudayaan mencakup juga peradaban, tetapi tidak sebaliknya, sebab peradaban dipakai
untuk menyebut kebudayaan yang maju dalam bentuk ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Dalam
pengertian kebudayaan direfleksikan kepada masyarakat yang terkebelakang, bodoh, sedangkan peradaban
terefleksikan kepada masyarakat yang sudah maju.

II.2 Sejarah Peradaban Islam Di Indonesia

Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijrah atau abad ke tujuh/ke delapan masehi. Ini mungkin
didasarkan pada penemuan batu nisan seorang wanita muslimah yang bernama fatimah binti maimun di leran
dekat surabaya yang bertahun 475 H atau 1080 M. Sedangkan menurut laporan seorang musafir Maroko Ibnu
Batutah yang mengunjungi samudra pasai dalam perjalanannya ke negeri cina pada 1345 M, agama islam
yang bermadzhab syafi’i telah mantap disana selama seabad. Oleh karena itu, abad XIII biasanya dianggap
sebagai masa awal masuknya agama Islam ke Indonesia.
Adapun daerah pertama yang dikunjungi adalah pesisir Utara pulau sumatera. Mereka membentuk
masyarakat Islam pertama di peureulak aceh timur yang kemudian meluas sampai bisa mendirikan kerajaan
Islam pertama di samudera pasai, aceh Utara. Sekitar permulaan abad XV, Islam telah memperkuat
kedudukannya di malaka, pusatrute perdagangan asia tenggara yang kemudian melebarkan sayapnya ke
wilayah-wilayah Indonesia lainnya. Pada permulaan abad tersebut, Islam sudah bisa menjejakkan kakinya ke
maluku, dan yang terpenting ke beberapa kota perdagangan di pesisir Utara pulau jawa yang selama beberapa
abad menjadi pusat kerajaan Hindu yaitu kerajaan majapahit. Dalam waktu yang tidak terlalu lama yakni
permulaan abad XVII, dengan masuk islamnya penguasa kerajaan mataram yaitu sulthan agung, kemenangan
agama tersebut hampir meliputisebagian besar wilayah Indonesia. Berbeda dengan masuknya islam ke negara-
negara di bagian dunia lainnya yakni dengan kekuatan militer, masuknya islam ke Indonesia itu dengan cara
damai disertai dengan jiwa toleransi dan saling menghargai antara penyebar dan pemeluk agama baru dengan
penganut-penganut agama lama Hindu-Budha.
Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme, dinamisme, Hindu
dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah
berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur,
kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya. Namun Islam datang
ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik, karena Islam datang dengan membawa prinsip-
prinsip perdamaian,
persamaan antara manusia (tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan yang paling penting juga adalah
masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah syahadat dan tidak ada paksaan.
Sejak zaman pra sejarah, penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai pelayar- pelayar yang sanggup
mengarungi lautan lepas. Sejak awal masehi sudah ada rute-rute pelayaran dan perdagangan antara kepulauan
Indonesia dengan berbagai daerah di daratan asia tenggara. Wilayah barat nusantara dan sekitar malaka sejak
masa kuno merupakan wilayah yang menjadi titik perhatian, terutama karena hasil bumi yang dijual disana
menarik bagi para pedagang, dan menjadi daerah lintasan penting antara cina dan India. Sementara itu, pala
dan cengkeh yang berasal dari maluku dipasarkan di jawa dan sumatera, untuk kemudian dijual kepada para
pedagang asing. Pelabuhan-pelabuhan penting di sumatra dan jawa antara abad ke-1 dan ke7 M sering
disinggahi para pedagang asing seperti lamuri (aceh), barus, dan palembang di Sumatra dan sunda Kelapa
dan gresik di jawa.Bersamaan dengan itu, datang pula para pedagang yang berasal dari timur tengah. Mereka
tidak hanya membeli dan menjajakan barang dagangan, tetapi ada juga yang berupaya menyebarkan agama
Islam. Dengan demikian, agama Islam telah ada di Indonesia ini bersamaan dengan kehadiran para pedagang
arab tersebut. Meskipun belum tersebar secara intensif ke seluruh wilayah Indonesia.

Mengenai cara islam masuk ke indonesia yaitu pada abad ke-7 atau ke-8 M yang bertepatan dengan abad ke-
1 atau ke-2 H. Rute yang dilewati adalah jalur Utara dan Selatan.
•Jalur Utara, dengan rute : Arab (Mekah dan Madinah) meliputi ; Damaskus – Bagdad –Gujarat –
Srilangka – Indonesia
•Jalur Selatan, dengan rute : Arab (Mekah dan Madinah) meliputi ; Yaman – Gujarat –Srilangka –
Indonesia

Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di
Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif berkat kegigihan para ulama.
Proses penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan dengan cara, yaitu melalui perdagangan,
perkawinan, pendidikan, politik, kesenian, tasawuf, yang kesemuanya mendukung meluasnya ajaran agama
Islam.
1. Perdagangan

Pada abad ke-7 M, bangsa Indonesia kedatangan para pedagang Islam dari Arab, Persia, dan India.
Mereka telah ambil bagian dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. Hal ini konsekuensi logisnya
menimbulkan jalinan hubungan dagang antara masyarakat Indonesia dan para pedagang Islam. Di samping
berdagang, sebagai seorang muslim juga mempunyai kewaajiban berdakwah maka para pedagang Islam juga
menyampaikan dan mengajarkan agama dan kebudayaan Islam kepada orang lain. Dengan cara tersebut,
banyak pedagang Indonesia memeluk agama Islam dan merekapun menyebarkan agama Islam dan budaya
Islam yang baru dianutnya kepada orang lain. Dengan demikian, secara bertahap agama dan budaya Islam
tersebar dari pedagang Arab, Persia, India kepada bangsa Indonesia. Proses penyebaran Islam melalui
perdagangan sangat menguntungkan dan lebih efektif dibanding cara lainnya.

2. Perkawinan

Kedudukan ekonomi dan sosial para pedagang yang sudah menetap makin membaik. Para pedagang itu
menjadi kaya dan terhormat, tetapi keluarganya tidak dibawa serta. Para pedagang itu kemudian menikahi
gadis – gadis setempat dengan syarat mereka harus masuk Islam. Cara itu pun tidak mengalami kesulitan.
Misalnya, perkawinan Raden Rahmat ( Sunan Ampel ) dengan Nyai Gede Manila, putri Tumenggung
Wilatikta; perkawinan antara Raja Brawijaya dengan putri Jeumpa yang beragama Islam kemudian berputra
Raden Patah yang pada akhirnya menjadi Raja Demak.

3. Politik

Seorang raja mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar dan memegang peranan penting dalam
proses Islamisasi. Jika raja sebuah kerajaan memeluk agama Islam, otomatis rakyatnya akan berbondong-
bondong memeluk agama Islam. Karea, masyarakat Indonesia memiliki kepatuhan yang tinggi dan raja selalu
menjadi panutan rakyatnya. Jika raja dan rakyat memeluk agama Islam, pastinya demi kepentingan politik
maka akan diadakannya perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti dengan penyebaran agama Islam

4. Pendidikan

Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan muncul tokoh ulama atau mubalig yang menyebarkan
Islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok – pondok pesantren. Dan di dalam pesantren itulah
tempat pemuda pemudi menuntut ilmu yang berhubungan dengan agama Islam. Yang jika para pelajar
tersebut selesai dalam menuntut ilmu mengenai agama Islam, mereka mempunyai kewajiban untuk
mengajarkan kembali ilmu yang diperolehnya kepada masyarakat sekitar. Yang akhirnya masyarakat sekitar
menjadi pemeluk agama Islam. Pesantren yang telah berdiri pada masa pertumbuhan Islam di Jawa, antara
lain Pesantren Sunan Ampel Surabaya yang didirikan oleh Raden Rahmat ( Sunan Ampel ) dan Pesantren
Sunan Giri yang santrinya banyak berasal dari Maluku ( daerah Hitu ), dls.

5. Seni Budaya

Perkembangan Islam dapat melalui seni budaya, seperti bangunan (masjid), seni pahat, seni tari, seni
musik, dan seni sastra. Cara seperti ini banyak dijumpai di Jogjakarta, Solo, Cirebon, dls. Seni budaya Islam
dibuat dengan cara mengakrabkan budaya daerah setempat dengan ajaran Islam yang disusupkan ajaran tauhid
yang dibuat sederhana, sehalus dan sedapat mungkin memanfaatkan tradisi lokal, misalnya:

a). Membumikan ajaran Islam melalui syair – syair. Contohnya : Gending Dharma, Suluk Sunan Bonang,
Hikayat Sunan Kudus, dan lain – lain
b). Mengkultulrasikan wayang yang sarat dokrin. Tokoh – tokoh simbolis dalam wayang diadopsi atau
mencipta nama lainnya yang bisa mendekatkan dengan ajaran Islam. Mencipta tokoh baru dan narasi baru
yang sarat pengajaran.
c). Membunyikan bedug sebagai ajakan sholat lima waktu sekaligus alarm pengingat. Sebab insting
masyarakat telah akrab dengan gema bedug sebai pemanggil untuk acara keramaian.
d). Menggeser tradisi klenik dengan doa – doa pengusir jin sekalugus doa ngirim leluhur. Diantaranya yang
disebut Tahlil.

6. Tasawuf

Seorang Sufi biasa dikenal dengan hidup dalam keserhanaan, mereka selalu menghayati kehidupan
masyarakatnya yang hidup bersama di tengah – tengah masyarakatnya. Para Sufi biasanya memiliki keahlian
yang membantu masyarakat dan menyebarkan agama Islam. Para Sufi pada masa itu diantaranya Hamzah
Fansuri di Aceh dan Sunan Panggung Jawa.
Dengan melalui saluran diatas, agama Islam dapat berkembang pesat dan diterima masyarakat dengan
baik pada abad ke-13. Dan adapun faktor – faktor yang menyebabkan Islam cepat bekembang di Indonesia
antara lain :

a. Syarat masuk Islam hanya dilakukan dengan mengucapkan dua kelimat syahadat;
b. Tata cara beribadahnya Islam sangat sederhana;
c. Agama yang menyebar ke Indonesia disesuaikan dengan kebudayaan Indonesia;
d. Penyebaran Islam dilakuakn secara damai.
II.3 Perkembangan Islam Dibeberapa Wilayah Di Indonesia

A. Perkembangan Islam di Sumatera


Daerah Pertama dari kepulauan Indonesia yang dimasuki Islam adalah Sumatera bagian Utara, seperti
Pasai dan Perlak. Karena wilayah Pasai dan Perlak letaknya di tepi selat Malaka, tempat lalu lintas kapal-
kapal dari India. Pada abad XIII-XV M berdiri kerajaan Samudra Pasai dan merupakan kerajaan Islam
pertama di Indonesia. Kerajaan Samudra Pasai terletak di kampung Samudra di tepi sungai Pasai dan berdiri
sejak tahun 1261 M. Raja-raja yang memerintah Samudra Pasai berturut-turut sebagai berikut :
1). Sultan Al Malikus Shaleh
2). Sultan Al Malikuz Zahir I
3). Sultan Al Malikuz Zahir II
4). Sultan Zainal Abidin
5). Sultan Iskandar

Persia dan Gujarat yang juga para mubalig Islam banyak yang menetap di bandar-bandar sepanjang Sumatera
Utara. Mereka menikah dengan wanita-wanita pribumi yang sebelumnya telah diislamkan, sehingga
terbentuklah keluarga-keluarga Muslim. Para mubalig pada waktu itu juga ke Cina. Para pedagang dari India,
yakni bangsa Arab berdakwa kepada para Raja-raja kecil, ketika raja tersebut masuk Islam, rakyatnya pun
banyak yang ikut masuk Islam sehingga berdirilah kerajaan Islam pertama, yaitu Kerajaan Samudera Pasai.
Seiring dengan kemajuan Samudera Pasai yang sangat pesat, perkembangan agama Islam pun mendapat
perhatian dan dukungan penuh dan para ulama serta mubalignya menyebar ke seluruh nusantara.

B. Perkembangan Islam di Jawa


Masuknya Islam di Pulau Jawa pada awalnya dibawa oleh pedagang muslim setelah berdirinya kerajaan
Malaka yang mencapai punjak kejayaannya pada asa Sultan Mansursah. Wilayah perdagangannya sangat luas
sampai ke Demak, Jepara, Tuban dan Giri. Melalui hubungan perdagangan tersebut, akhirnya masyarakat
Jawa mengenal Islam. Adapun gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa selanjutnya dilakukan oleh para Wali
Sanga, yaitu:

a). Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik

Beliau dikenal juga dengan sebutan Syeikh Magribi. Ia dianggap pelopor penyebaran Islam di Jawa.
Beliau juga ahli pertanian, ahli tata negara dan sebagai perintis lembaga pendidikan pesantren. Wafat tahun
1419 M.(882 H) dimakamkan di Gapura Wetan Gresik.
b) Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)

Dilahirkan di Aceh tahun 1401 M. Ayahnya orang Arab dan ibunya orang Cempa, ia sebagai mufti dalam
mengajarkan Islam tak kenal kompromi dengan budaya lokal. Wejangan terkenalnya Mo Limo yang artinya
menolak mencuri, mabuk, main wanita,judi dan madat, yang marak dimasa Majapahit. Beliau wafat di desa
Ampel tahun 1481 M.

c) Sunan Giri (Raden Aenul Yaqin atau Raden Paku)

Ia putra Syeikh Yakub bin Maulana Ishak. Ia sebagai ahli fiqih dan menguasai ilmu Falak. Dimasa
menjelang keruntuhan Majapahit, ia dipercaya sebagai raja peralihan sebelum Raden Patah naik menjadi
Sultan Demak. Ketika Sunan Ampel wafat, ia menggantikannya sebagai mufti tanah Jawa.

d) Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)

Putra Sunan Ampel lahir tahun 1465. Sempat menimba ilmu ke Pasai bersama-sama Raden Paku.
Beliaulah yang mendidik Raden Patah. Beliau wafat tahun 1515 M.

e) Sunan Kalijaga (Raden Syahid)

Ia tercatat paling banyak menghasilkan karya seni berfalsafah Islam. Ia membuat wayang kulit dan cerita
wayang Hindu yang diislamkan. Sunan Giri sempat menentangnya, karena wayang Beber kala itu
menggambarkan gambar manusia utuh yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Kalijaga mengkreasi wayang
kulit yang bentuknya jauh dari manusia utuh. Ini adalah sebuah usaha ijtihad di bidang fiqih yang
dilakukannya dalam rangka dakwah Islam.

f) Sunan Drajat

Nama aslinya adalah Syarifudin (putra Sunan Ampel, adik Sunan Bonang). Dakwah beliau terutama
dalam bidang sosial. Beliau juga mengkader para da’i yang berdatangan dari berbagai daerah, antara lain dari
Ternate dan Hitu Ambon.

g) Syarif Hidayatullah
Nama lainnya adalah Sunan Gunung Jati yang kerap kali dirancukan dengan Fatahillah, yang
menantunya sendiri. Ia memiliki keSultanan sendiri di Cirebon yang wilayahnya sampai ke Banten. Ia juga
salah satu pembuat sokoguru masjid Demak selain Sunan Ampel, Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang.
Keberadaan Syarif Hidayatullah dengan kesultanannya membuktikan ada tiga kekuasaan Islam yang hidup
bersamaan kala itu, yaitu Demak, Giri dan Cirebon. Hanya saja Demak dijadikan pusat dakwah, pusat studi
Islam sekaligus kontrol politik para wali.

h) Sunan Kudus

Nama aslinya adalah Ja’far Sadiq. Lahir pada pertengahan abad ke 15 dan wafat tahun 1550 M. (960 H).
Beliau berjasa menyebarkan Islam di daerah kudus dan sekitarnya. Ia membangun masjid menara Kudus yang
sangat terkenal dan merupakan salah satu warisan budaya Nusantara.

i) Sunan Maria

Nama aslinya Raden Prawoto atau Raden Umar Said putra Sunan Kalijaga. Beliau menyebarkan Islam
dengan menggunakan sarana gamelan, wayang serta kesenian daerah lainnya. Beliau dimakamkan di Gunung
Muria, disebelah utara kota Kudus.

C. Perkembangan Islam di Sulawesi

Masuknya Islam di Sulawesi, tidak terlepas dari peranan Sunan Giri di Gresik. Hal itu karena sunan Giri
melaksanakan pesantren yang banyak didatangi oleh santri dari luar pulau Jawa, seperti Ternate, dan Situ. Di
samping itu, beliau mengirimkan murid-muridnya ke Madura, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Pada abad
ke-16, di Sulawesi Selatan telah berdiri kerajaan Hindu Gowa dan Tallo. Penduduknya banyak yang memeluk
agama Islam karena hubungannya dengan kesultanan Ternate. Pada tahun 1538, Pada masa Pemerintahan
Somba Opu, kerajaan Gowa dan Tallo banyak dikunjungi oleh pedagang Portugis. Selain untuk
berdagang, mereka juga bermaksud untuk mengembangkan agama katolik. Akan tetapi, Islam telah lebih
dahulu berkembang di daerah itu.

D. Perkembangan Islam di Kalimantan

Berdasarkan prasasti-prasasti yang ada disekitar abad V M di Kalimantan Timur telah ada kerajaan hindu
yakni kerajaan Kutai. Sedangkan kerajaan-kerajaan Hindu yang lain adalah kerajaan Sukadana di Kalimantan
Barat, kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan. Pada abad XVI Islam memasuki daerah kerajaan Sukadana.
Bahkan pada tahun 1590 kerajaan Sukadana resmi menjadi kerajaan Islam, yang menjadi sultan pertamanya
adalah sultan Giri Kusuma. Setelah itu digantikan oleh putranya Sultan Muhammad Syafiuddin. Beliau
banyak berjasa dalam pengembangan agama Islam karena bantuan seorang muballigh bernama Syekh
Syamsudin.

Di kalimantan Selatan pada abad XVI M masih ada beberapa kerajaan Hindu antara lain Kerajaan Banjar,
Kerajaan Negaradipa, Kerajaan Kahuripan dan Kerajaan Daha. Kerajaankerajaan ini berhubungan erat dengan
Majapahit. Ketika Kerajaan demak berdiri, para pemuka agama di Demak segera mnyebarkan agama Islam ke
Kalimantan Selatan. Raja Banjar Raden Samudra masuk Islam dan ganti nama dengan Suryanullah. Sultan
Suryanullah dengan bantuan Demak dapat mengalahkan Kerajaan Negaradipa. Setelah itu agama Islam
semakin berkembang di Kalimantan.
Diatas telah diutarakan, bahwa Kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia dan sebagai kerajaan Hindu. Dengan
pesatnya perkembangan Islam di Gowa, Tallo dan terutama Sombaopu, maka Islam mulai merembas ke
daerah Kutai. Mengingat Kutai terletak di tepi Sungai Mahakam maka para pedagang yang lalu lalang lewat
selat Makasar juga singgah di Kutai. Sebagai muballigh mereka tidak menyianyiakan waktu untuk berdakwah.
Islam akhirnya dapat memasuki Kutai dan tersebar di Kalimantan Timur mulai abad XVI.

E. Perkembangan Islam di Maluku dan sekitarnya

Penyebaran Islam di Maluku tidak terlepas dari jasa para santri Sunan Drajat yang berasal dari Ternate
dan Hitu. Islam sudah dikenal di Ternate sejak abad ke-15. Pada saat itu, hubungan dagang dengan Indonesia
barat, khususnya dengan Jawa berjalan dengan lancar. Pada abad XVI perkembangan Islam di Indonesia agak
terhambat dan menghadapi tantangan berat karena kedatangan Portugis pada tahun 1512 dan Spanyol pada
tahun 1521 dengan membawa penyiaran agama Nasrani. Pada permulaan abad XVII Belanda dapat
mengalahkan Portugis, setelah berperang bertahun-tahun di Ambon. Sementara itu kerajaan Ternate dan
Tidore selalu bertentangan sehingga menjadi makin lemah dan tidak mampu membendung meluasnya VOC
ke Maluku Utara. Belanda mulai menjajah Indonesia dimulai dari Maluku Berangsur-angsur Belanda
memperluas wilayahnya ke Barat, dan Makasar pada tahun 1669 dapat ditundukkan. Selanjutnya seluruh
Indonesia, kecuali Aceh yang mampu bertahan sampai akhir abad XIX.
Dalam rangka mempertahankan wilayah dan kelangsungan pengembangan Islam, maka kerajaan-kerajaan
Islam tidak dengan mudah menyerah, bahkan mengadakan perlawanan terhadap penjajah. Sehingga banyak
berjatuhan pahlawan-pahlawan muslim, antara lain :
a. Sultan Iskandar Mahkota Alam dari Aceh
b. Sultan Agung dari Mataram
c. Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten
d. Sultan Hasanudin dari Makasar
e. Sultan Babullah dari Ternate
f. Imam Bonjol dari Sumatra Barat
g. Teuku Umar dari Aceh
h. Pangeran Diponegoro

II.4 Manfaat Yang Dapat Diambil Dari Sejarah Perkembangan Islam Di Indonesia

a. Mengetahui dan memahami sejarah perkembangan Islam di Indonesia


b. Mengetahui dan memahami perkembangan ilmu pengetahuan dan
kebudayaan.
c. Menjadi cermin untuk memacu kehidupan yang lebih baik
d. Mempelajari sejarah agar dapat melakukan perubahan yang lebih baik
e. Menghargai kerja keras para pahlawan bangsa
f. Kehadiran para pedagang Islam yang telah berdakwah dan memberikan pengajaran Islamdi bumi Nusantara
turut memberikan nuansa baru bagi perkembangan pemahaman atassuatu kepercayaan yang sudah ada di
nusantara ini.

II.5 Hikmah Perkembangan Islam Di Indonesia

Setelah memahami bahwa perkembangan Islam di Indonesia memiliki warna atau ciri yang khas dan
memiliki karakter tersendiri dalam penyebarannya, kita dapat mengambil hikmah, diantaranya sebagai
berikut:

 Islam membawa ajaran yang berisi kedamaian.


 Penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki
ketangguhan dan pekerja keras.
 Terjadi akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal meskupin
Islam tetap memiliki batasan dan secara tegas tidak boleh bertentangan
dengan ajaran dasar dalam Islam.

Hikmah yang akan kita dapat dari mempelajari sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
diantaranyasebagai berikut:
l. Islam itu tidak berkembang dengan sendirinya. Tetapi harus ada orang yang menjadi pelaku sejarah
dalammengembangkan ajaran Islam (Q.S. Ali 'Imran/3: 104).
2.Dalam sejarah mengembangkan Islam dibutuhkan pengorbanan tenaga. waktu, Dan harta yang dilandasi
denganniat untuk menjaga agama Allah swt. tetap tegak di muka bumi. Kewajiban ini menjadi tanggung
jawab bagi setiap muslim yang memperoleh petunjuk dan di beri kemampuan oleh Allah swt. (QS. Al-
Ankabo/29: Gy),
3.Mengetahui proses masuknya Islam di Indonesia, yaitu terjadi pada abad ke -7 melalui hubungan
interaktif dalamkegiatan perdagangan dengan orang Arab, Persia, dan India; Gujarat, dengan cara yang santun
dan damai. SelanjutnyaIslam berkembang melalui saluran pendidikan, birokrasi, perkawinan, seni dan budaya.
4. Perjuangan dalam sejarah Perkembangan Islam di Indonesia mengalami pasang surut seiring dengan
erasejarahnya. Baik dalam era kesultanan, penjajahan , pra kemerdekaan, dan pasca kemerdekaan
5. tertanam jiwa juang dalam berdakwah dan jiwa nasionalisme dalam membela tanah air dan menghadapi
penjajahyang setiap saat akan datang untuk menguasai Indonesia.
6. Terbuka wacana dan tergugah semangat juang dalam membangun dan menyiapkan masa depan, sehingga
mampumemberi kontribusi yang memadai dalam menghadapi persaingan global, baik melalui kompe si
kompetensi pribadimaupun terlibat dalam perjuangan organisasi profesi.

II.6 Periode Periode Peradaban Islam

A. Periode Sejarah Peradaban Islam

Periode Sejarah Peradaban Islam Menurut Nourouzzaman Shiddiqy Sejarah peradaaban Islam dibagi
menjadi tiga periode; pertama, periode klasik (+650–1258 M); kedua, periode pertengahan (jatuhnya Baghdad
sampai ke penghujung abad ke-17 M) dan periode modern (mulai abad ke-18 sampai sekarang). Sama dengan
Nourouzzamam adalah Harun Nasution Sejarah peradaban Islam dibagi menjadi tiga periode: pertama,
periode klasik (650–1250 an); kedua, periode pertengahan (1250 – 1800 an) dan periode modern (1800
sampai sekarang).

B. Periode Klasik

Periode Klasik merupakan masa kemajuan, keemasan dan kejayaan Islam dan dibagi ke dalam dua fase.
Pertama, adalah fase ekspansi, integrasi dan pusat kemajuan (650 – 1000 M). Di masa inilah daerah Islam
meluas melalui Afrika utara sampai ke Spanyol di belahan Barat dan melalui Persia sampai ke India di
belahan Timur. Daerah-daerah itu tunduk kepada kekuasaan Islam. Di masa ini pulalah berkembang dan
memuncak ilmu pengetahuan, baik dalam bidang agama maupun umum dan kebudayaan serta peradaban
Islam. Di masa inilah yang menghasilkan ulama-ulama besar, seperti Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam
Syafi’i dan Imam Ibn Hambal dalam bidang Fiqh. Imam al-Asya’ri, Imam al-Maturidi, Wasil ibn ‘Ata’ , Abu
Huzail, Al-Nazzam dan Al-Jubba’i dalam bidang Teologi. Zunnun al-Misri, Abu Yazid al-Bustami dan al-
Hallaj dalam bidang Tasawuf. AlKindi, al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Miskawaih dalam bidang Falsafat. Ibn
Hayyam, al-Khawarizmi, al-Mas’udi dan alRazi dalam bidang Ilmu Pengetahuan, dan lain-lainnya. Kedua,
fase disintegrasi (1000 – 1250 M). Di masa ini keutuhan umat Islam dalam bidang politik mulai pecah.
Kekuasaan khalifah menurun dan akhirnya Baghdad dapat dirampas dan dihancurkan oleh Hulagu Khan di
tahun 1258 M. Khalifah sebagai lambang kesatuan politik umat Islam hilang.

C. Periode Pertengahan

Periode pertengahan juga dibagi ke dalam dua fase. Pertama, fase kemunduran (1250 – 1500 M). Di
masa ini desentralisasi dan disintegrasi bertambah meningkat. Perbedaan antara Sunni dan Syi’ah dan juga
antara Arab dan Persia bertambah nyata kelihatan. Dunia Islam terbagi dua. Bagian Arab yang terdiri dari
Arabia, Irak, Suria, Palestina, Mesir dan Afrika utara berpusat di Mesir. Bagian Persia yang terdiri dari
Balkan, Asia kecil, Persia dan Asia tengah berpusat di Iran. Kebudayaan Persia mendesak kebudayaan Arab.
Pada fase ini, di kalangan umat Islam semakin meluas pendapat bahwa pintu ijtihat tertutup. Demikian juga
tarekat dengan pengaruh negatifnya. Perhatian pada ilmu pengetahuan kurang sekali. Umat Islam di Spanyol
dipaksa masuk Kristen atau keluar dari daerah itu.10
Kedua, fase tiga kerajaan besar (1500 – 1700 M) dan masa kemunduran (1700 – 1800 M). Tiga kerajaan
besar tersebut adalah kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia dan kerajaan Mughal di India.
Kejayaan Islam pada tiga kerajaan besar ini terlihat dalam bentuk arsitek sampai sekarang dapat dilihat di
Istambul, Iran dan Delhi. Perhatian pada ilmu pengetahuan kurang sekali. Masa kemunduran, Kerajaan Safawi
dihancurkan oleh serangan-serangan bangsa Afghan. Kerajaan Mughal diperkecil oleh pukulan-pukulan raja-
raja India. Kerajaan
Usmani terpukul di Eropa. Umat Islam semakin mundur dan statis. Dalam pada itu, Eropa bertambah kaya
dan maju. Penjajahan Barat dengan kekuatan yang dimilikinya meningkat ke dunia Islam. Akhirnya Napoleon
menduduki Mesir di tahun 1748 M. Saat itu Mesir adalah salah satu pusat peradaban Islam yang terpenting.

D. Periode Modern

Periode modern (1800 – sekarang) merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Jatuhnya Mesir ke
tangan Barat menginsafkan dunia Islam akan kelemahannya dan menyadarkan umat Islam bahwa di Barat
telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi umat Islam. Raja-raja dan para
pemuka Islam mulai memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali.
Dengan demikian, keadaan menjadi berbalik seratus delapan puluh derajat. Kalau di periode klasik,
orang Barat yang kagum melihat kebudayaan dan peradaban umat Islam, tetapi di periode modern umat Islam
yang heran melihat kebudayaan dan kemajuan Barat. Karena umat Islam heran melihat alat-alat ilmiah seperti
teleskop, mikroskop, alat-alat untuk percobaan kimiawi, dan dua set alat percetakan dengan huruf Latin, Arab
dan Yunani yang dibawa serta oleh Napoleon.13 Jadi, di periode modern ini, timbullah pemikiran-pemikiran,
ide-ide mengapa umat Islam lemah, mundur, dan bagaimana mengatasinya, dan perlu adanya pembaharuan
dalam Islam.
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Masuknya Islam di Indonesia” pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke
Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh masehi. Menurut sumber lain
menyebutkan bahwa Islam sudah mulai ekspedisinya ke Nusantara pada masa Khulafaur Rasyidin
(masa pemerintahan Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi
Thalib), disebarkan langsung dari Madinah.
Perkembangan Islam di Indonesia terbagi menjadi beberapa wilayah diantaranya yaitu Sumatera,
Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku
Para ulama awal yang menyebarkan Islam di Indonesia di antaranya yaitu; Hamzah Fansuri,
Syaikh Muhammad Yusuf Al-Makasari, Syaikh Abdussamad Al-Palimbani, Syaikh Muhammad bin
Umar n-Nawawi Al-Bantani dan wali songo (Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri,
Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Gunung Jati, Sunan Drajat, Sunan Kudus dan Sunan Muria).
Sedangkan masuknya islam di Indonesia menurut uka tjandrasasmita dilakukan dengan enam
saluran yaitu: Saluran perdagangan, Saluran perkawinan, Saluran tasawuf, Saluran pendidikan,
Saluran kesenian, dan Saluran politik. Dari keenam saluran di ataslah islam bisa menjangkau hampir
ke seluruh pelosok Indonesia yang salah satu pengaruhnya diakui sebagai kebudayaan Indonesia
sendiri sampai sekarang seperti Pengaruh bahasa dan nama,Pengaruh adat-istiadat, Pengaruh
kesenian.

III.2 Saran

Islam adalah agama yang damai. Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun
penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif
berkat kegigihan para ulama. Maka dari itu melalui makalah ini kita di ajarkan untuk dapat
berdamai dengan orang-orang disekitar kita. Hindarilah segala pertengkaran yang dapat merusak
hubungan silaturrahmi kita
Peduli terhadap ilmu pengetahuan Bagi penuntut ilmu, Semoga dengan uraian di atas bisa
mengembalikan semangat dan rasa sadar terhadap ilmu pengetahuan, karena ilmu pengetahuan
menjadi bekal untuk menjalani kehidupan yang semakin canggih dan mempertahankan kebudayaan
dan warisan dari para pemimpin terdahulU.
DAFTAR PUSTAKA

Buku
Abu Bakar,I.(2008). Sejarah Peradaban Islam. Malang: UIN Malang Press.
Al-Usairyi, A. (2003). Sejarah Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persad

Anda mungkin juga menyukai