Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan
Disusun Oleh:
Gina Ayudyawati (XII-IPA)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi taufik, hidayah, serta inayah-
Nya sehingga kita semua masih bisa beraktivitas sebagaimana seperti biasanya termasuk juga dengan
penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Lempar
Lembing dan Lempar Cakram” yang terdapat pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan.
Dalam makalah ini, penyusun membahas tentang sejarah perkembangan olahraga lempar
cakram, pengertian olahraga lempar cakram, tehnik yang digunakan dalam olahraga lempar cakram,
serta masih banyak pembahasan lainya yang disajikan dalam bentuk makalah. Makalah ini disusun
agar para pembaca bisa menambah wawasan serta memperluas ilmu pengetahuan yang ada mengenai
lempar lembing dan lempar cakram.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu penyusun mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun untuk dapat memperbaiki tugas makalah selanjutnya. Dan semoga makalah ini bisa
bermanfaat untuk para pembaca dan memperluas wawasan mengenai lempar cakram serta seluk
beluknya. Dan tidak lupa permohonan maaf dari penyusun apabila terdapat kekurangan dan kesalahan
dalam bentuk apapun yang terdapat dalam makalah ini.
Gina Ayudiyawati
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian inegral dari pendidikan secara
keseluruhan bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak,
keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalara, stabilitasemosional, tindakan moral, aspek
pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan
terpilih yang dirancang secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan merupakan suatu proses manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah yang memiliki peranan sangat penting, yaitu
memberikan kesempetan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman
belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih dan dilakukan secara sistematis.
Melalui pendidikan jasmani olahraga, dan kesehatan merupak media untuk mendorong
pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,
penghayatan nilai-nilai sikap dan mental, serta pembiasan pola hidup sehat yang bermuara untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
Dalam dunia pendidikan olahraga ada beberapa jenis olahraga, salah satunya adalah olahraga
lempar cakram. Olahraga lempar cakram ini merupaka suatu cabang olahraga yang untuk mengkur
kekutan tangan dalam melakukan lemparan.
Lempar lembing merupakan suatu aktivitas yang menuntut kecekatan dan kekuatan dalam
melempar. Medianya berupa lembing, yaitu sejenis tombak, tapi lebih ringan dan kecil. Awal mulanya,
lempar lembing lebih identik dengan aktivitas berburu nenek moyang manusia. Sebagaimana olahraga
atletik lainnya, lempar lembing diadopsi dari kebiasaan kaum lakilaki pada zaman tersebut. Aktivitas
ini baru berkembang menjadi suatu olahraga ketika umat manusia memasuki masa bercocok tanam
dan beternak, meninggalkan masa nomaden yang lebih kental dengan aktivitas berburunya. Manusia
mulai menetap dengan membangun perkampungan atau perkotaan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian lempar lembing?
2. Bagaimanakah persyaratan yang syah pada olah raga lempar lembing?
3. Bagaimanakah teknik bermain lempar lembing?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian lempar lembing
1
2. Untuk mengetahui persyaratan yang syah pada olah raga lempar lembing
3. Untuk mengetahui teknik bermain lempar lembing
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. LEMPAR LEMBING
1. Pengertian Lempar Lembing
Lembing adalah olahraga yang merupakan keturunan dari banyak bentuk
kompetisidiperebutkan di berbagai bagian dunia kuno yang melibatkan melemparkan dari peluru.
Lembing adalah salah satu peristiwa yang membentuk bagian dari Olimpiade kuno, dan itu termasuk
dalam perdana Olimpiade modern pada tahun 1896. Lembing akhirnya diatur oleh lintasan dan
lapangan payung tubuh, Federasi Atletik Amatir Internasional (IAAF).
Javelin kompetisi paling dikenal melalui pemaparan yang diberikan olahraga pada Olimpiade,
di mana lembing adalah kejadian terpisah diperebutkan oleh laki-laki dan perempuan. Javelin juga
merupakan bagian dari dua tahunan Atletik Dunia kejuaraan atletik dan berbagai daerah bertemu.
Javelin kompetisi adalah bagian dari National Collegiate Athletic Association (NCAA) tahunan
kejuaraan trek dan lapangan. Ini juga merupakan salah satu peristiwa yang meliputi baik dasalomba
dan heptathlon.
Beruang lembing sejumlah kesamaan teknis ke lapangan olahraga tradisional lainnya yang
mengharuskan atlet untuk melempar peluru sejauh mungkin. Yang menembak, melempar palu, dan
cakram semua memerlukan atlet untuk mempertimbangkan berbagai faktor fisik, termasuk efek angin,
sudut di mana objek dilepaskan, ketinggian di mana objek dilepaskan, dan kecepatan objek pada rilis.
Ini adalah pertimbangan aerodinamis spesifik lembing itu sendiri yang memisahkan olahraga ini dari
peristiwa melempar lain.
Proyektil yang digunakan dalam lembing terdiri dari tiga bagian yang berbeda-kepala,
dibangun dari logam ringan; batang, yang terbuat dari serat karbon atau komposit lain bahan sintetis
dan cengkeraman, porsi lembing di mana objek dipegang oleh pelempar sebelum pengiriman. Berbeda
dengan gerak kaki dan tubuh resultan posisi yang dicari oleh seorang atlet untuk menghasilkan peluru
yang sukses melempar atau rilis cakram, lembing aturan melarang spin atau memutar dari tubuh
pelempar sebelum pelepasan lembing (bagian belakang pesaing mungkin tidak menghadapi garis
melemparkan setiap saat sebelum pelepasan lembing).
3
b. Badan lembing di buat dari metal dan pada ujung depan terpasang kokoh sebuah mata lembing
yang runcing.
c. Tali pegangan (melilit pada badan lembing) berada dititik pusat gravitasi dan tidak melibihi
garis tengah badan lembing dari 8 mm. Lilitan tali pegangan lembing harus sama tebal dan
bergerigi, tanpa sabuk atau benjolan.
d. Panjang lembing untuk putra adalah 2,6 – 2,7 m dan putri adalah 2,2 – 2,3 m. Berat untuk putra
800 gr dan putri 600 gr.
4
• Jalur Lari Awal
a. Panjang jalur awalan lempar harus tidak lebih dari 36,5 m dan tak kurang dari 30 m dan harus
di batasi dengan dua garis paralel selebar 5 cm yang saling terpisah sejauh 4 m.
b. Kemiringan kesamping dari jalur lari awalan max 1 : 1.000.
• Garis Lengkung Lemparan
Lemparan harus dilakukan dari belakang garis lengkung lempar atau sebuah busur dengan
jari-jari 8 cm. Garis lempar ini terdiri dari garis batas lempar dicat putih selebar 7 cm, atau terbuat
dari kayu atau metal dan dipasang rata dengan tanah. Garis lempar ini di perpanjang ke arah kanan
dan kiri 75 cm di buat siku-siku atau tegak lurus dengan garis paralel 4 m. Garis perpanjangan
inipun dicat putih, lebar 7 cm dan panjangnya 0,75 m.
5
jari lainya berimpit dan renggang dengan jari telunjuk turut membantu dan menutupi lilitan tali
lembing. Jadi dengan pegangan cara Amerika ini jari telunjuk dan ibu jari memegang peranan
mendorong tali pegangan lembing pada saat melempar (Syarifuddin, 1992).
c. Cara Menjepit : caranya hanya menjepitkan lembing diantara dua jari tengah dan jari telunjuk,
sedangkan jari jari lainnya memmegang biasa.
• Cara membawa lembing
Cara mengambil awalan pada lempar lembing sangat erat kaitannya dengan cara membawa
lembing. Oleh karena itu perlu juga diketahui oleh para atlet lempar lembing.
a. Membawa lembing diatas pundak : Lembing dipegang di atas pundak di samping kepala dengan
mata lembing serong ke atas, siku tangan dilipat atau ditekuk menuju depan. Cara ini digunakan
oleh para pelempar yang menggunakan awalan gaya jangkit (hop-step) pada waktu akan
melempar.
b. Membawa lembing Di bawah
c. Membawa lembing di bawah adalah dengan lengan kanan lurus ke bawah, mata lembing
menuju serong ke atas dan ekornya menuju serong ke bawah hamper dekat dengan tanah.
d. Membawa lembing di depan dada
e. Mata lembing menuju serong ke bawah sedangkan ekornya menuju serong ke atas melewati
pundak sebelah kanan.
B. LEMPAR CAKRAM
1. Sejarah Lempar Cakram
Berdasarkan cacatan sejarah bahwa lempar cakram adalah salah satu nomor atletik, hal ini
dapat kita ketahui dari buku karangan Homerus yang berjudul “Odyssy” pada zaman purba.
Dalam buku Odyssy tersebut menceritakan bahwa gerak gerakan dasar dari atletik adalah jalan,
lari, lompat dan lempar yang telah dikenal oleh bangsa primitif pada zaman prasejarah. Bahkan dapat
dikatakan sejak adanya manusia, gerak-gerakan itu dikenal.
Mereka melakukan gerakan jalan, lari, lompat dan lempar sematamata untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Didalam usaha ini mereka sangat tergantung dari efisiensi jasmaninya.
Mereka yang kurang terampil, kurang tahan berjalan, kurang cepat lari, kurang tangkas melompat atau
melempar akan mati karena kelaparan atau menjadi mangsa binatang buas bahkan mungkin menjadi
korban bencana alam.
6
Jadi sejak zaman prasejarah, manusia telah menyadari akan manfaat ketahanan berjalan jauh,
kecepatan lari, ketangkasan melompat dan melempar. Sehingga ada sementara orang yang
menganggap atletik adalah cabang olahraga yang tertua.
Bangsa Belanda menyebutnya “Atletik is a moerder der sporten” yang artinya atletik adalah
induk dari semua cabang olahraga. Meskipun gerakan dasar atletik ini telah dikenal sejak adanya
manusia, tetapi perlombaan atletik termasuk lempar cakram yang pernah dilakukan dalam cacatan
sejarah baru terjadi pada zaman purba sekitar 1000 tahun sebelum masehi. Hal ini dapat diketahui dari
buku pujangga Yunani yang ditulis oleh Homeros.
Dalam buku ini juga Homeros menceritakan pertualangan Odysseus. Bahwa pada suatu ketika
Odysseus terdampar disebuah kepulauan yang kemudian ternyata bernama Phaeacia, rajanya bernama
Alcinaus. Setelah Odysseus dibawa menghadap baginda maka diadakan penyambutan yang meriah.
Dalam acara itu diadakan serangkaian perlombaan. Pemuda-pemuda Phaeacia yang mempertujukan
kemahirannya dalam lomba lari cepat, gulat, lompat, tinju, dan lempar cakram.
Setelah rangkaian ini selesai, raja Aleinaus minta agar Odysseus menberikan demotrasi lempar
cakram. Semula Odysseus menolaknya dengan halus, tetapi baginda mendesaknya dengan alasan agar
pumuda Phaeacia dapat menyaksikan bagaimana cara melempar cakram yang sempurna, maka
permintaan raja terpaksa dipenuhi. Tanpa melepaskan pakaian perangnya yang terbuat dari logam itu,
Odysseus bangkit minta ijin kepada baginda, kemudian masuk gelanggang mengambil cakram yang
terberat dan dengan gaya termanis melempar cakram itu, cakram melucur dan jatuh jauh dari jarak
yang dicapai atlet-atlet dari Phaeacia.
Dari kutipan buku ini yakin bahwa bangsa Yunani purba telah mengenal atletik, disini terlihat
adanya nomor lari, lompat, dan lempar cakram yang merupakan nomor atletik yang kita kenal sampai
sekarang ini.
7
jauh, tentu saja hal ini dapat menimbulkan akibat yang fatal jika cakram mengenai seseorang. Untuk
itu, diperlukan semacam pagar khusus di sekeliling lapangan lempar cakram. Pagar berupa jaring
tersebut dipasang dengan tinggi 4 m. dari segi bentuk danukuran, sebenarnya lapangan lempar cakram
sama persis dengan lapangan lempar martil.
Permainan dan olahraga atletik untuk nomor lempar yakni lempar cakram sangat menarik dan
menantang bagi anak-anak terutama berkaitan dengan seberapa jauh ia mampu melempar cakram itu.
Anak-anak sangat senang dengan kompetesi dengan teman yang lain, apalagi mereka selalu ingin
membuktikan siapa yang mampu melempar terjauh.
Untuk dapat mendapatkan hasil lemparan yang jauh dengan teknikyang benar, maka diperlukan
latihan dasar dalam olahraga lempar cakram. Adapun teknik dasar yang perlu dipelajari oleh seorang
atlit, serta mahasiswa pada umumnya adalah sebagai berikut :
a. Cara awalan yang baik dan benar.
b. Cara melemparkan cakram.
c. Cara mengukur hasil lemparan lempar cakram.
d. Peraturan keselamatan dalam melakukan lempar cakram.
8
sumbu dan tolakan kaki kiri itu pula badan meluncur ke arah lemparan, kaki kanan secepatnya
diayun memutar ke kiri untuk berpijak, sesaat kaki kanan mendarat kaki kiri dengan cepat pula
diayum ke kiri untuk berpijak dan terjadilah sikap lempar, setelah cakram lepas dari tangan kaki
kanan segera diayun ke depan dan kaki kiri diayun ke belakang.
b. Ukuran Cakram
1) Berat cakram untuk senior putra adalah 2 kg dengan diameter
9
2) Permukaan lantai tempat melempar harus datar dan tidak licin, terbuat dari semen, aspal, dan lain-
lain. Ligkaran lemparan dikelilingi dengan sangkar (pagar kawat) untuk menjamin keselamatan
petugas, peserta, dan penonton.
3) Bentuk huruf seperti huruf C, dengan diameter 7 meter, mulut 3,3 meter. Sector lemparan dibatasi
garis yang membentuk sudut 40⁰ di pusat lingkaran.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Di dalam gerakan lempar lembing banyak sekali melibatkan bagianbagian tubuh bagian atas
dan bawah mulai dari otot, sendi, sumbu dan bidang. Hasil dari kombinasi yang lengkap dari bagian-
bagian tubuh tersebut menghasilkan suatu gerakan lempar lembing yang baik.
Sedangkan untuk lempar cakram dari beberapa uraian penjelasan yang telah dikemukakan
maka penulis dapat menyimpulkan bahwa dengan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan ini
khususnya dalam olahraga lempar cakram, maka peserta didik mendapatkan mempraktikan tehnik -
tehnik dasar dalam melakukan lempar cakram, mengetahui sejarah lempar cakram, mengetahui sarana
dan prasarana yang digunakan dalam olahraga lempar cakram, mengetahui pengetian olahraga lempar
cakram, bentuk dan ukuran lapangan yang digunakan dalam olahraga lempar cakram, dan siswa atau
mahasiswa dapat mengetahui peraturan yang harus ditaati dalam olahraga lempar cakram.
B. SARAN
Saran yang dapat penyusun berikan kepada pembaca semua adalah bahwasanya untuk dapat
melakukukan gerakan yang baik dan benar dalam olahraga lempar cakram, kita harus mengenal teknik-
teknik dasar dalam melakukan lempar cakram itu sendiri dan tidak lupa melakukan latihan untuk
mempermantap gerakan kita
Sebagai calon guru olahraga, dengan mengetahui analisis gerak lempar lembing mulai dari
gerakannya itu sendiri, sendi yang berperan, bidang dan sumbu yang terkait, serta otot-otot yang
digunakan, diharapkan dapat menjadi suatu pegangan dalam membelajarkan anak didiknya kelak.
11