Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KEDATANGAN ISLAM DI INDONESIA


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu: Sri Pajriah S.Ag.,S.Pd.,M.Pd.

Disusun Oleh :
Andi Mohamad Rizki 2105200019
Padilah Rahayu Erviani 2105200033
Alisa Sulistio 2105200009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PEDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdullilah puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya
kepada penyusun, sehingga makalah yang membahas tentang “Sejarah Kedatangan Islam di
Indonesia” ini dapat diselesaikan dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamya,
penyusun berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai sejarah masuknya agama Islam di Indonesa. Makalah ini kami
buat berdasarkan refernsi yang penyusun temukan dari berbagai sumber-sumber yang ada.

Dalam makalah ini menjelaskan tentang proses masuknya Islam ke Indonesia yang
penyusun sajikan dengan singkat dalam pembahasan makalah ini yang dimulai dari teori
masuknya agama Islam ke Indonesioa, saluran dan cara Islamisasi di Indonesia, fase dan
tahapan Islamisasi di Indonesia, sebab-sebab Islamisasi di Indonesia dan perkembangan
Islam di Indonesia. Selain itu makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kelompok
dalam Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam.

Demikian sedikit pengantar dari penyusun, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
yang membacanya. . Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
penyusun dalam pembuatan makalah ini, dan penyusun berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah-makalah yang akan penyusun buat di masa yang akan
mendatang. 

Ciamis, 16 Desember 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................4
1.3 Tujuan Masalah ..................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teori Masuknya Agama Islam ke Indonesia ....................................5
2.2 Saluran dan Cara Islamisasi di Indonesia .........................................8
2.3 Fase dan Tahapan Islamisasi di Indonesia ........................................10
2.4 Sebab-sebab Islamisasi di Indonesia ................................................12
2.5  Perkembangan Islam di Indonesia ....................................................13

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .......................................................................................16
3.2 Saran .................................................................................................16

DAFTAR  PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk mempelajari suatu agama, termasuk agama Islam harus bermula dari
mempelajari aspek geografis dan geografi persebaran agama-agama dunia. Setelah itu
dapat dipahami pula proses kelahiran Islam sebagai salah satu dari agama dunia,
terutama yang dilahirkan di Timur Tengah, yaitu Yahudi, Kristen, dan Islam. Ketiganya
dikenal sebagai agama langit atau wahyu. Kedua hal itu, geografi persebaran dan
persebaran agama itu sendiri. Selanjutnya untuk dapat memahami proses perkembangan
Islam sehingga menjadi salah satu agama yang dianut oleh penduduk dunia yang cukup
luas, harus dikenali lebih dahulu tokoh penerimaan ajaran yang sekaligus menyebarkan
ajaran itu, yaitu Muhammad SAW, sang pembawa risalah. Keberhasilan proses
Islamisasi di Indonesia ini memaksa Islam sebagai pendatang, untuk mendapatkan
simbol-simbol kultural yang selaras dengan kemampuan penangkapan dan pemahaman
masyarakat yang akan dimasukinya dalam pengakuan dunia Islam. Langkah ini
merupakan salah satu watatk Islam yang pluralistis yang dimiliki semenjak awal
kelahirannya.
Kedatangan Islam di berbagai daerah Indonesia tidaklah bersamaan. Demikian
pula kerajaan-kerajaan dan daerah-daerah yang didatanginya mempunyai situasi politik
dan sosial budaya yang berlainan. Proses masuknya Islam ke Indonesia memunculkan
beberapa pendapat. Para Tokoh yang mengemukakan pendapat itu diantaranya ada yang
langsung mengetahui tentang masuk dan tersebarnya budaya serta ajaran agama Islam di
Indonesia, ada pula yang melalui berbagai bentuk penelitian seperti yang dilakukan oleh
orang-orang barat (eropa) yang datang ke Indonesia karena tugas atau dipekerjakan oleh
pemerintahnya di Indonesia. Tokoh-tokoh itu diantaranya, Marcopolo, Muhammad Ghor,
Ibnu Bathuthah, Dego Lopez de Sequeira, Sir Richard Wainsted.
Agama Islam merupakan agama mayoritas masyarakat Indonesia saat ini. Secara
bertahap dan berkesinambungan, agama ini mampu berkembang ke semua lapisan
masyarakat. Akan tetapi, kapan masuknya agama ini ke Indonesia masih banyak
diperdebatkan. Seperti dikatakan oleh Snouck Hurgronje bahwa Islam masuk ke
Indonesia pada Abad XIII dengan bukti adanya nisan Sultan Malik al-Shaleh, tahun 689
H (1297 M). Namun, adanya peninggalan berupa nisan Fatimah binti Maemon, tahun

3
475 H (1082 M) juga membuktikan bahwa sudah sejak abad XI, Islam sudah masuk ke
Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Menjelaskan tentang apa saja teori masuknya agama Islam ke Indonesia.
2. Menjelaskan tentang bagaimana saluran dan cara Islamisasi di Indonesia.
3. Menjelaskan tentang bagaimana fase dan tahapan Islamisasi di Indonesia.
4. Menjelaskan tentang apa saja sebab-sebab Islamisasi di Indonesia.
5. Menjelaskan perkembangan Islam di Indonesia.

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa saja teori masuknya agama Islam ke Indonesia.
2. Memahami bagaimana saluran dan cara Islamisasi di Indonesia
3. Memahami fase dan tahapan Islamisasi di Indonesia.
4. Mengetahui sebab-sebab Islamisasi di Indonesia.
5. Mengetahui perkembangan Islam di Indonesia.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Masuknya Agama Islam ke Indonesia
Ada empat teori tentang Islamisasi awal masuknya Islam di Indonesia, yaitu
Islam bersumber dari Anak Benua India (teori India), teori Arab, teori Persia, dan Teori
China.
1. Teori India
Teori ini di kemukakan oleh Pijnappel, Snouck Hurgronje, Moquette, dan
Fatimi. Dalam teori ini di jelaskan bahwa Islam pertama kali datang ke Indonesia
berasal dari anak Benua India sekitar abad ke-13. Pijnappel mengajukan bukti
adanya persamaan mazhab Syaf'i anatara di Anak Benua dengan di Indonesia.
Orang-orang mazhab Syafi'i bermigrasi dan menetap di Gujarat dan Malabar
kemudian membawa Islam ke Nusantara. Jadi ia berpendapat bahwa Islamisasi di
Nusantara dilakukan oleh orang Arab, tetapi bukan datang langsung dari Arab,
melainkan dari India, terutama dari Gujarat dan Malabar.
Snouck Hurgronje berpendapat bahwa saat Islam mempunyai pengaruh yang
kuat di kota-kota India Selatan, banyak muslim Dhaka yang di sana. Mereka inilah
yang pertama menyebarkan Islam ke kepulauan Melayu, kemudian diikuti oleh
orang-orang Arab. Ia berpendapat bahwa Islam Nusantara berasal dari India, karena
sudah lama terjalin hubungan perdagangan antara Indonesia dengan India dan
adanya inskripsi tetua tentang Islam yang terdapat di Sumatra mengindikasikan
adanya hubungan anatara Sumatra dan Gujarat.
Snouck Hurgronje menybutkan bahwa Sumatra Utara, yaitu mengenai Pasai
dalam kisah perjalanan Ibn Battuta, musafir Maroko yang singgah di daerah pada
tahun 1345 M dalam perjalanannya dari Benggala ke Tiongkok merupakan tempat
yang penting bagi rekonstruksi perkembangan Islam di kepulauan itu.

2. Teori Arab
Teori ini antara lain dikemukakan oleh Sir Thomas Arnold, Crawfurd,
Niemann, dan de Hollander. Arnold berpendapat bahwa selain dari Coromandel dan
Malabar Islam Nusantara juga berasal dari Arab. Bukti yang ia ajukan ialah adanya
kesamaan mazhab antara di Coromandel dan Malabar dengan mazhab mayoritas
umat Islam di nusantaram yaitu mazhab syafi'i mazhab ini dibawa oleh para

5
pedagang Coromandel dan Malabar ke Nusantara. Mereka mempunyai peranan
penting dalam perdagangan antara India dan Nusantara. Di sampimg melakukan
kegiatan perdagangan, mereka juga menyebarkan agama Islam.
Mengenai pendapatnya tentang asal Islam Nusantara dari Arab, Arnold
berpendapat bahwa para pedagang Arab membawa Islam kepada saat mereka
menguasai perdagang Barat-Timur sejak awal abad ke-7 M dan ke-8 M. dapat di
duga bahwa mereka juga  menyebarkan agama Islam ke Nusantara. Arnold juga
mengatakan bahwa sebuah sumber Cina menyebutkan bahwa menjelang perempat
ketiga abad ke-7 M  ada seorang Arab yang menjadi pemimpin pemukiman Arab
muslim di pesisir barat Sumatra. Mereka ini juga melalukan kawin campur dengan
penduduk setempat, sehingga muncullah komunitas muslim.
Crawfurd mengatakan bahwa Islam dikenalkan langsung dari Arab,
meskipun demikian dia juga menegaskan bahwa hubungan bangsa Melayu-
Indonesia dengan kaum muslim dari pesisir Timur India juga merupakan faktor
penting. Niemann tidak menyebut tentang waktu masuknya Islam ke Nusantara,
sedangkan de Hollander mengatakan kemungkinan pada abad ke-13 M sudah ada
orang arab di Jawa. Niemann dan de Hollander mengatakan bahwa Islam datang dari
Hadramaut, karena adanya persamaan antara mazhab yang dianut oleh muslim
Hadramaut dengan muslim Nusantara, yaitu mazhab syafi'i.    
3. Teori Persia 
Teori ini di kemukakan oleh P.A. Hoesein Djajadiningrat. Dalam teori ini
dinyatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-13 M di Sumatra, yang
berpusat di Samudra pasai. Dia mendasarkan argumennya pada persamaan budaya
yang berkembang di kalangan masyarakat Islam Indonesia dengan budatya yang ada
di Persia. Bukti-bukti persamaan budaya itu antara lain. Adanya peringatan 10
Muharram atau asyura yang merupakan tradisi yang berkembang dalam masyarakat
Syiah Untuk memperingati hari kematian Husain di Kerbela. Tradisi ini diperingati
dengan membuat bubur syura. Bulan Muharram di Mingkabau disebut dengan bulan
Hasan-Husain, sedangkan di Sumatra Tengah sebelah barat di sebut dengan bulan
tabut. Mereka mengarak keranda yang di atasnamakan keranda Husain yang di sebut
dengan "Keranda Tabut" untuk dilempar ke sungai.
Adanya persamaan antara ajaran al-Hallaj, tokoh sufi Iran dengan ajaran
Syeikh Siti Jenar. Persamaan dalam sistem mengeja huruf Arab bagi pengajian al-
Qur-an tingkat awal.

6
Bahasa Iran Bahasa Arab
Jabar – Zabar Fathah
Jer -- Ze-er Kasrah
P'es -- Py'es Dhammah

Disamping itu, mengenai huruf huruf sin yang tidak bergigi berasal dari
persia, sedangkan sin bergigi berasal dari arab. Adanya persamaan batu nisan yang
ada di makam malik al-shahih (1297 M) di Pasai dengan makam malik Ibrahim
(1419 M) di gresik yang dipesan dari Gujarat merupakan daerah yang mendapat
pengaruh dari persia yang menganut faham syi'ah dan dari sinilah syiah dibawa ke
indonesia
4. Teori Cina
Teori ini menyatakan bahwa Islam datang ke Nusantara bahwa dari timur
Tengah/Arab maupun Gujarat/India, tetapi dari Cina. Pada abad ke-9 M banyak
orang muslim china di kanton dan wilayah China Sekatan lain yang mengungsi ke
Jawa, sebagian ke Kedah dan Sumatra. Hal ini terjadi karena pada masa Huan Chou
terjadi penumpasan terhadap penduduk Kanton dan wilayah China Selatan lainnya
yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Mereka berusaha mengadakan
revolusi politik terhadap keraton China pada ke 9 M. Pada abad-abad berikutnya
peranan orang China semakin tampak dengan adanya bukti-bukti artefak, yakni
adanya unsur-unsur China dalam arsitektur masjid-masjid Jawa kuno, seperti tampak
pada atap masjid Banaten, mustaka, yang berbentuk bola dunia yang menyerupai
setupa dengan dikelilingi tempat ular hampir selalu ada di masjid-masjid kuno di
Jawa sebelum arsitektur timur tengah memasuki wilayah ini, motif hiasan di masjid
sedang Duwur Paciran Lamongan dan lain-lain. Di samping adanya pengungsi
China ke Jawa pada abad ke 9 M, pada abad ke 8-11 M sudah ada pemukimkan
Arab muslim di China dan di Campa.
China mempunyai peranan yang besar dalam perkembangan Islam di
Indonesia. Di samping bukti-bukti di atas, arsitektur masjid Demak dan juga
berdasarkan beberapa catatan  sejarah beberapa sultan dan sunan yang berperan
dalan penyiaran agama Islam di Indonesia adalah keturunan China, misalnmya
Raden Patah yang mempunyai nama China Jin Bun, sunan Ampel dan lain-lain.

7
2.2 Saluran dan Cara Islamisasi di Indonesia
Kedatangan Islam ke Indonesia dan penyebarannya kepada golongan bangsawan
dan rakyat  umumnya, dilakukan secara damai. Saluran-saluran Islamisasi yang
berkembang ada enam, yaitu:
1. Saluran Perdagangan
Diantara saluran Islamisasi di Indonesia pada taraf permulaannya ialah
melalui perdagangan. Hal ini sesuia dengan kesibukan lalu lintas perdagangan abad-
7 sampai abad ke-16, perdagangan antara negeri-negeri di bagian barat, Tenggara
dan Timur benua Asia dan dimana pedagang-pedagang Muslim (Arab, Persia, India)
turut serta menggambil bagiannya di Indonesia. Penggunaan saluran Islamisasi
melalui perdagangan itu sangat menguntungkan. Hal ini menimbulkan jalinan di
antara masyarakat Indonesia dan pedagang.
Dijelaskan di sini bahwa proses Islamisasi melalui saluran perdagangan itu
dipercepat oleh situasi dan kondisi politik beberapa kerajaan di mana adipati-adipati
pesisir berusaha melepaskan diri dari kekuasaan pusat kerajaan yang sedang
mengalami kekacauan dan perpecahan. Secara umum Islamisasi yang dilakukan oleh
para pedagang melalui perdagangan itu mungkin dapat digambarkan sebagai berikut:
mula-mula mereka berdatangan di tempat-tempat pusat perdagangan dan kemudian
diantaranya ada yang bertempat tinggal, baik untuk sementara maupun untuk
menetap. Lambat laun tempat tinggal mereka berkembang menjadi perkampungan-
perkampungan. Perkampungan golongan pedangan Muslim dari negeri-negeri asing
itu disebut Pekojan.
2. Saluran Perkawinan
Perkawinan merupakan salah satu dari saluran-saluran Islamisasi yang paling
memudahkan. Karena ikatan perkawinan merupakan ikatan lahir batin, tempat
mencari kedamaian diantara dua individu. Kedua individu  yauitu suami isteri
membentuk keluarga yang justru menjadi inti masyarakat. Dalam hal ini berarti
membentuk masyarakat muslim. Saluran Islamisasi melalui perkawinan yakni antara
pedagang atau saudagar dengan wanitia pribumi juga merupakan bagian yang erat
berjalinan dengan Islamisasi. Jalinan baik ini kadang diteruskan dengan perkawinan
antara putri kaum pribumi dengan para pedagang Islam. Melalui perkawinan inilah
terlahir seorang muslim. Dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status
sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi,
terutama putriputri bangsawan, tertarik untuk menjadi istri saudagar-saudagar itu.

8
Sebelum kawin, mereka diIslamkan terlebih dahulu. Setelah setelah mereka
mempunyai kerturunan, mereka makin luas. Akhirnya timbul kampung-kampung,
daerah-daerah, dan kerajaan-kerajaan muslim.
3. Saluran Tasawuf
 Tasawuf merupakan salah satu saluran yang penting dalam proses
Islamisasi. Tasawuf termasuk kategori yang berfungsi dan membentuk kehidupan
sosial bangsa Indonesia yang meninggalkan bukti-bukti yang jelas  pada
tulisantulisan antara abad ke-13 dan ke-18. hal itu bertalian langsung dengan
penyebaran Islam di Indonesia. Dalam hal ini para ahli tasawuf hidup dalam
kesederhanaan, mereka selalu berusaha menghayati kehidupan masyarakatnya dan
hidup bersama di tengah-tengah masyarakatnya. Para ahli tasawuf biasanya memiliki
keahlian untuk menyembuhkan penyakit dan lain-lain. Jalur tasawuf, yaitu proses
Islamisasi dengan mengajarknan teosofi dengan mengakomodir nilai-nilai budaya
bahkan ajaran agama yang ada  yaitu agama Hindu ke dalam ajaran Islam, dengan
tentu saja terlebih dahulu dikodifikasikan dengan nilai-nilai Islam sehingga mudah
dimengerti dan diterima. Diantara ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang
mengandung persamaan dengan alam pikiran Indonesia pra-Islam itu adalah
Hamzah Fansuri di Aceh, Syeh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran
mistik seperti ini masih berkembang di abad ke-19  bahkan di abad ke-20 ini.
4. Saluran Pendidikan
Para ulama, guru-guru  agama, raja berperan besar dalam proses Islamisasi,
mereka menyebarkan agama Islam melalui pendidikan  yaitu dengan mendirikan
pondok-pondok pesantren merupakan tempat pengajaran agama Islam bagi para
santri. Pada umumnya di pondok pesantren ini diajarkan oleh guru-guru  agama,
kyai-kyai, atau ulama-ulama. Mereka setelah belajar ilmu-ilmu agama dari berbagai
kitab-kitab, setelah keluar dari suatu pesantren itu maka akan kembali ke masing-
masing kampung atau desanya untuk menjadi tokoh keagamaan, menjadi kyai yang
menyelenggarakan pesantren lagi. Semakin terkenal kyai yang mengajarkan semakin
terkenal pesantrennya, dan pengaruhnya akan mencapai radius yang lebih jauh lagi.  
5. Saluran Kesenian
Saluran Islamisasi melalui seni seperti seni bangunan, seni pahat atau ukir,
seni tari, musik dan seni sastra. Misalnya pada seni bangunan ini telihat pada masjid
kuno Demak, Sendang Duwur Agung Kasepuhan di Cirebon, masjid Agung Banten,
Baiturrahman di Aceh, Ternate dan sebagainya. Contoh lain dalam seni adalah

9
dengan pertunjukan wayang, yang digemari oleh masyarakat. Melalui cerita-cerita
wayang itu disisipkan ajaran agama Islam. Seni gamelan juga dapat mengundang
masyarakat untuk melihat pertunjukan tersebut. Selanjutnya diadakan dakwah
keagamaan Islam.
6. Saluran Politik
Pengaruh kekuasan raja sangat berperan besar dalam proses Islamisasi.
Ketika seorang raja memeluk agama Islam, maka rakyat juga akan mengikuti jejak
rajanya. Rakyat memiliki kepatuhan yang sangat tinggi dan raja sebagai panutan
bahkan menjadi tauladan bagi rakyatnya. Misalnya di Sulawesi  Selatan dan Maluku,
kebanyakan rakyatnya masuk Islam setelah rajanya memeluk agama Islam terlebih
dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini.

2.3 Fase dan Tahapan Islamisasi di Indonesia


Dengan beberapa perbedaan tentang Islamisasi tersebut, haruslah diupayakan
sintesis dari berbagai pendapat yang ada. Di antara upaya tersebut adalah dengan
membuat fase-fase  atau tahapan tentang Islamisasi di Indoneia, seperti tahap permulaan
kedatangan yang terjadi pada abad ke-7 Masehi. Adapun pada abad ke-13 Masehi
dipandang sebagai proses penyebaran dan terbentuknya masyarakat Islam di Nusantara.
Para pembawa Islam pada abad ke-7 sampai abad ke-13 Masehi tersebut adalah orang-
orang Muslim dari Arab, Persia dan India (Gujarat dan Bengal). Hal serupa juga
dilakukan oleh Uka Tjandrasasmita yang mengatakan bahwa sebelum abad ke-13
merupakan tahap proses Islamisasi. Abad ke-13 itu sendiri dipandang sebagai masa
pertumbuhan Islam sebagai kerajaan bercorak Islam yang pertama di Indonesia.
Sementara itu, Hasan Mu'arif Ambary, berpendapat berdasarkan data-data arkeologis
yang ada, ia membagi fase Islamisasi Indonesia ke dalam tiga fase, yaitu: (1) fase
kehadiran para pedagang Muslim, (2) fase terbentuknya kerajaan Islam (3) fase
pelembaan Islam.
Dalam fase kehadiran para pedagang Muslim di Indonesia, Ambary tidak
memberi angka yang jelas tentang permulaan Islam datang ke Indonesia. Walaupun
demikian, dapat diduga bahwa fase tersebut terjadi pada sebelum abad ke-13 M, yaitu
abad ke-1 sampai ke-5 Hijriah, atau abad ke-7 sampai ke-11 Masehi. Adapun fase
terbentuknya kerajaan Islam berlansung antara abad ke-13 M sampai abad ke-16
M. Sedangkan masa pelembagaan Islam terjadisesudah abad-abad tersebut.

10
Khusus Islamisasi di Jawa,  Denys Lombard secara garis besar membedakan tiga
tahap dalam proses Islamisasi di wilayah ini, yaitu; (1) berlangsungnya Islamisasi di
wilayah pantai utara, melalui pelabuhan perdagangan sejak abad ke-15 memainkan
peranan yang makin penting, (2) merembesnya Islam kedaerah pedalaman yang secara
berangsurangsur memunculkan semacam kaum berjuis Islam di pedalaman, (3)
terbentuknya jaringan Islam pedesaan, dengan peran penting yang dimainkan oleh
pesantren dan tarekat. Pada gilirannya, perkembangan semacam ini memungkinkan bagi
kelangsungan struktur yang sudah ada di masa Hindia Belanda sejak abad ke-19, yaitu
makin terbukanya kemunginan bagi rakyat Indonesia untuk naik haji. Konsekuensinya,
Islam di Kepulauan Indonesia-Melayu mendapat akses yang luas dan langsung dari pusat
Islam (Mekkah dan Kairo).
Hal yang hampir sama juga dilakukan oleh Lathiful Khuluq. Menurutnya,
minimal ada lima fase penyebaran Islam kepada masyarakat Jawa (Indonesia). Pertama,
Islamisasi yang dilakukan oleh para pedagang Muslim dari India dan Arabia kepada
komunitas masyarakat biasa di pesisir utara Pulau Jawa. Kedua, Islamisasi yang
dilakukan oleh para ulama yang terkenal dengan sebutan "wali sanga". Ketiga, Islamisasi
di bawah kerajaan Islam Mataram yang berpusat di pedalaman Pulau Jawa, terutama
pada masa Sultan Agung. Keempat, Islamisasi yang diwarnai dengan makin maraknya
gerakan pemurnian Islam yang dibawa ke Nusantara pada abad ke-18. Kelima, Islamisasi
yang ditandai dengan gerakan reformasi yang dilakukan oleh organisasiorganisasi Islam,
seperti Jami'at al-Khair (1901), Sarekat Islam (1911), Muhammadiyah (1912) dan
lainsebagainya. Dengan mengacu pada fase-fase Islamisasi di Jawa yang dikemukakan
oleh Lathiful Khuluq tersebut, pada fase kedua Islamisasi di Jawa berlangsung dengan
cepat. Percepatan Islamisasi ini, terutama sebagai hasil dari dakwah para wali sebagai
perintis dan penyebar agama Islam di Jawa. 
Para wali memegang kepemimpinan yang kharismatik. Pada satu pihak, demikian
menurut Sartono, otoritas mereka dapat berbentuk formal sebagai penguasa politik atau
raja; pada pihak lain, terlepas dari pelembagaan politik atau tidak,mereka memiliki
kekuasaan sosial-relegius yang kuat. Pada umumnya, para ahli berpendapat bahwa Islam
di Indonesia disebarluaskan melalui jalan damai. Tidak ada misi khusus, seperti dalam
agama Protestan dan Katholik dalam menyebarkan Islam di Indonesia, paling tidak pada
masa awal. Namun, perkembangan Islamisasi Indonesia ini sebetulnya menggunakan
tiga metode, yaitu:  (1) disebarkan oleh para pedagang Muslim dalam suasana damai,
(2) disebarkan oleh para juru dakwah dan para wali khusus dari India dan Arab untuk

11
meng-Islamkan penduduk dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan keimanan mereka,
dan (3) disebarkan dengan kekuatan untuk berperang melawan pemerintahan kafir.
Metode terakhir ini terjadi segera setelah sebuah kerajaan Islam berdiri di
Indonesia di mana kadang-kadang Islam disebarkan dari sana ke kawasan-kawasan lain
melalui peperangan. Perlu dijelaskan di sini bahwa teori-teori yang dikemukakan di atas,
pada dasarnya tidak membicarakan masuknya agama Islam ke setiap pulau di Nusantara.
Teori-teori tersebut hanya menganalisis masuknya agama Islam di Pulau Sumatera,
khususnya Aceh, dan Pulau Jawa. Kedua pulau ini dipandang mempunyai peranan
penting dalam perkembangan Islam  di pulau-pulau lain di Indonesia. Teori apapun
tentang Islamisasi Nusantara-Melayu senantiasa akan dituntut untuk menjelaskan kenapa
proses tersebut berawal dari suatu masa tertentu, dan bukan beberapa abad sebelumnya
atau sesudahnya.  Orang-orang Muslim dari negeri asing, mungkin sudah menetap di
pelabuhanpelabuhan dagang di Sumatera dan Jawa selama berabad-abad. Namun, baru
menjelang akhir abad ke-13 lah ditemukan adanya jejak orang Islam pribumi.[10] Dalam
abad-abad selanjutnya, Islam secara berangsur-angsur menyebar melampaui daerah
pantai Sumatera dan Semanjung Malaya, ke pantai utara pulau Jawa dan beberapa pulau
penghasil rempahrempah di Indonesia bagian timur. Patut disayangkan, cara
berlangsungnya perpindahan agama ini tidak terdokumentasikan dengan baik, sehingga
banyak menimbulkan spekulasi di kalangan ilmuan dan kadang-kadang menimbukan
perdebatan yang sengit. Yang pasti, proses tersebut tidak mungkin berjalan menurut pola
yang seragam untuk seluruh wilayah Indonesia yang cukup luas.

2.4 Sebab-sebab Islamisasi di Indonesia


Dalam waklu yang relative cepat, ternyata agama baru ini dapat diterima denagn
baik oleh sebagian besar  lapisan masyarakat Indonesia, mulai dari rakyat jelata hingga
raja-raja. Sehingga penganut agama ini pada akhir abad ke 6 H (abad ke 12 M), dan
tahun-tahun selanjutnya, berhasil menjadi suatu kekuatan muslim Indonesian yang
ditakuti dan diperhitungkan. 
Ada bebrapa hal yang menyebabkan agama Islam cepat berkembang di Indonesia.
Menurut Dr.Adil Muhiddin Al-Lusi, seorang penulis sejarah Islam dari Timur Tengah,
sdalam bukunya Al-Urubatu wal Islamu fi Janubi Syarki Asiyah Al-Hindu wa Indonesia,
menyatakan bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan Islam cepat berkembang di
Indonesia, yaitu sebagai berikut: 

12
1. Faktor Agama
Faktor agama, yaitu akidah Islam itu sendiri dan dasar-dasarnya yang
memerintahkan menjunjung tinggi kepribadian dan meningkatkan harkat dan
martabatnya, menghapuskan kekuasaan kelas Rohaniwan seperti Brahmana dalam
system kasta yang diajarkan Hindu.
2. Faktor Politik
Faktor politik yang di warnai oleh pertarugan dalam negeri antara negara-
negara dan penguasa-penguasa Indonesia, serta oleh pertarungan negara-negara
bagian itu dengan pemerintah pusatnya yang beragama Hindu. Hal tersebut
mendorong para penguasa, para bangsawan dan para pejabat di negara-negara
bagian tersebut untuk menganut agama Islam, yang di pandang mereka sebagai
senjata ampuh untuk emlawan dan menumbangkan kekuatan Hindu, agar mendapat
dukungan kuat dari seluruh lapisan masyarakat. Hal itu dapat di buktikan hingga
kini, bahwa apabila semangat ke Islaman di bangkiutkan di tengah-tengah
masyarakat Indonesia, baik di Sumatera, Jawa, maupun kepulauan Indonesia
lainnya, dengan mudah sekali seluruh kekuatan dan semangat keIslaman itu akan
mangkit serentak sebagai suatu kekuatan yang dahsyat.
3. Faktor Ekonomis
Faktor ekonomis, yang pertama diperankan oleh para pedagang yang
menggunakan jalan laut baik anatar kepulauan Indonesia sendiri, maupun yang
melampaui perairan Indonesia ke China, India, dan Teluk Arab-Parsi yang
merupakan pendukung utama, karena telah memberikan keuntungan yang tidak
sedikit sekaligus mendatangkan bea masuk yang besar bagi pelabuhan-pelabuahan
yang disinggahinya, baik menyangkut barang-barang yang masuk maupun yang
keluar.
2.5 Perkembangan Islam di Indonesia
Meskipun Islam baru bisa dikatakan berkembang setelah berdirinya kerajaan
Islam, atau setidaknya ketika ada jalinan hubungan dagang antara saudaga rmuslim
dengan pribumi, namun cara kedatangan Islam dan penyebarannya di Indonesia tidak
dilakukan dari saluran politik atau perdagangan semata. Setidaknya ada enam saluran
berkembangnya Islam di Indonesia. Saluran perkembangan tersebut meliputi saluran
perdagangan, saluran politik, saluran perkawinan, saluran pendidikan, saluran kesenian
dan saluran tasawuf.

13
1.  Pendekatan perdagangan
Para pedagang Islam dari Gujarat, Persia dan Arab tinggal selama berbulan-
bulan di Malaka dan pelabuhan-pelabuhan di Indonesia. Mereka menunggu angin
musim yang baik untuk kembali berlayar. Maka terjadilah interaksi atau pergaulan
antara para pedagang tersebut dengan raja-raja, para bangsawan dan masyarakat
setempat. Kesempatan ini digunakan oleh para pedagang untuk menyebarkan agama
Islam.
2.    Pendekatan politik
Masuknya Islam melalui saluran ini dapat terlihat ketika Samudera Pasai
menjadi kerajaan, banyak sekali penduduk yang memeluk agama Islam.Proses
seperti ini terjadi pula di Maluku dan Sulawesi Selatan, kebanyakan rakyat masuk
Islam setelah raja mereka memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja
sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Dari sini dapat dikatakan pula
bahwa kemenangan kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan
yang bukan muslim untuk memeluk agama Islam.
3.   Pendekatan perkawinan
Tak dapat dipungkiri, dari sisi ekonomi, para pedagang muslim memiliki
status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk
pribumi, terutama puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk menjadi istri para
pedagang itu. Sebelum prosesi pernikahan, mereka telah diIslamkan terlebih dahulu,
dan setelah mereka memiliki keturunan, lingkungan kaum muslim semakin luas.
Oleh karenanya tidak heran banyak sekali bermunculan kampung-kampung muslim.
Awalnya kampung ini berkembang di pesisir pantai, biasanya mereka disebut
dengan kampung arab dan masih terkenal hingga saat ini. Dalam perkembangan
berikutnya, karena ada wanita yang keturunan bangsawan yang dinikahi oleh
pedagang itu, tentu saja kemudian dapat mempercepat proses Islamisasi.
Demikianlah yang terjadi antara Raden Rahmat atau Sunan Ampel dengan Nyai
Manila, Sunan Gunung Jati dengan Puteri Kawunganten, Brawijayadengan puteri
Campa yang menurunkan Raden Patah, raja pertama kerajaan Demak, dan lain-lain.
4.    Pendekatan pendidikan
Pada proses ini, biasanya dilakukan melalui pendidikan-pendidikan yang
dilakukan oleh para wali, ulama, kiai, atau guru agama yang mendidik muridmurid
mereka. Tempat yang paling pesat untuk mengembangkan ajaran Islam adalah di
pondok pesantren. Di tempat itu para santri dididik dan diajarkan pendidikan agama

14
Islam secara mendalam, sehingga mereka betul-betul menguasai ilmu agama.
Setelah lulus dari pesantren, para santri kembali ke daerah asal untuk kemudian
menyebarkan kepada masyarakat umum pelajaran yang telah mereka peroleh di
pesantren.
5.   Pendekatan kesenian
Kesenian merupakan wahana untuk berdakwah bagi para pemuka agama di
Indonesia. Pada proses ini yang paling terkenal menggunakannya adalah para wali
yang menyebarkan agama Islam di Jawa. Salah satu media pertunjukan yang paling
terkenal melalui pertunjukan wayang. Sunan Kalijaga, penyebar Islam di daerah
Jawa Tengah adalah sosok yang sangat mahir dalam memainkan wayang. Cerita
wayang yang dimainkan berasal dari cerita Ramayana dan Mahabarata yang
memang sudah sangat Tasawuf merupakan bagian ajaran dari Agama Islam. Para
tokoh tasawuf ini biasanya memiliki keahlian khusus sehingga dapat menarik
penduduk untuk memeluk ajaran Islam. Keahlian tersebut biasanya termanifestasi
dalam bentuk penyembuhan bagi orang-orang yang terkena penyakit, lalu
disembuhkan. Ada juga yang termanifestasi sebagai kekuatan-kekuatan magic yang
memang sudah sangat akrab dengan penduduk pribumi saat itu terkenal dan
digemari oleh masyarakat. Dalam memainkan wayang, selalu disisipkan ajaran-
ajaran Islam sehingga penduduk pribumi mulai akrab dengan ajaran Islam melalui
media ini. Yang paling manarik dalam pertunjukan ini adalah para penduduk tidak
dipungut biaya ketika mereka menyaksikan pertunjukan wayang, mereka hanya
diminta untuk melantunkan kalimat syahadat, sehingga mereka akhirnya masuk
Islam dan ikut mendalami ajarannya.
6.   Pendekatan tasawuf
Tasawuf merupakan bagian ajaran dari Agama Islam. Para tokoh tasawuf ini
biasanya memiliki keahlian khusus sehingga dapat menarik penduduk untuk
memeluk ajaran Islam. Keahlian tersebut biasanya termanifestasi dalam bentuk
penyembuhan bagi orang-orang yang terkena penyakit, lalu disembuhkan. Ada juga
yang termanifestasi sebagai kekuatan-kekuatan magic yang memang sudah sangat
akrab dengan penduduk pribumi saat itu.

15
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Proses Islamisasi di Indonesia terjadi dengan jalan yang sangat pelik dan panjang,
yang didasari pada teori-teori yang beragam pula. Diterimanya Islam oleh penduduk
pribumi, secara bertahap membuat Islam terintegrasi dengan tradisi, norma dan tatanan
kehidupan keseharian penduduk lokal. Hal ini menunjukan bahwa bangsa Indonesia
mudah menerima nilai-nilai dari luar dan menjadi bukti akan keterbukaan sikap mereka.
Sikap ini pada gilirannya telah ikut membentuk komunitas-komunitas muslim di daerah
pesisir yang pada mulanya sebagai tempat interaksi antara penduduk lokal dengan
bangsa-bangsa asing, seperti yang disebutkan para pakar dalam teori di atas, yaitu dari
Arab, Persia, India dan China. Salah satu bukti kehadiran bangsa-bangsa asing tersebut
adalah adanya pekampungan yang disebut Pakojan (perkampungan orang-orang Arab),
Pachinan (perkampungan orang-orang China), Keling (perkampungan orang-orang India)
dan lain sebagainya di Indonesia. Komunitas pribumi yang telah terintegrasi ke dalam
Islam, selanjutnya terlembagakan secara politis dalam bentuk kerajaan-kerajaan Islam di
kawasan ini sejak masa yang palingawal.  
3.2 Saran

Dari penjelasan dalam pembahasan, maka saran yang penulis sampaikan adalah
Islam merupakan agama yang cintai damai. Oleh sebab itu sebagai penganut agama
Islam hendaknya kita saling menjaga dan saling menghargai dengan keberagaman dan
perbedaan yang ada di Indonesia. Tidak mudah terprovokasi terhadap berita-berita yang
mudah memecah belah antar agama dan yang membenturkan agama terhadap
kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok dan lain sebagainya. Akhir kata penulis
sampaikan terima kasih dan mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah
ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik (Ed.), Sejarah Umat Islam Indonesia, (Jakarta: Majlis Ulama

Indonesia, 1991)

Ahmad, Athoullah, Antara Ilmu Akhlak dan Tasawuf, (Serang: Saudara, 1995).
A Steenbrink, Karel, Beberapa Aspek Tentang Islam di Indonesia, (Jakarta: Bulan

Bintang, 1984).

Edyar, Busman, dkk (Ed.), Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Pustaka Asatruss,

2009).

https://ismail6033.blogspot.com/2017/10/makalah-sejarah-masuknya-Islam-dan.html

https://kumparan.com/muhamad-alief-raflie/sejarah-masuknya-islam-di-indonesia

https://www.kompasiana.com/muhammadnuraji/5c762866ab12ae063d0dfc99/sejarah-

masuknya-islam-di-indonesia?page=all

Sugiri, Ahmad, “Proses Islamsisasi dan Percaturan Politik Umat Islam di Indonesia”,

dalam Al-Qalam, Majalah Ilmiah Bidang Keagamaan dan Kemasyarakatan,

No. 59/XI/1996, (Serang: IAIN SGD, 1996).

Supriyadi, Dedi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008).

17

Anda mungkin juga menyukai