UNIT HISTORIS
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Ujian Tengah Semester
Mata Kuliah : Sejarah Lokal
Dosen Pengampu: Dewi Ratih, S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh :
Padilah Rahayu Erviani 2105200033
Pertama-tama dan yang paling utama, yaitu Puji syukur atas kehadirat Allas
S.W.T yang selalu melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya, sehinnga kami dapat
menyelesaikan Tugas Makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Tak lupa pula
salam dan Shalawat selalu kita haturkan kepada Nabi pembawa jalan kebenaran dan
sebagai penyempurna Agama yaitu Nabi Muhammad S.a.w yang membebaskan manusia
dari Kejahiliaan. Dalam makalah ini kami membahas tentang Unit Historis untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Sejarah Lokal. Dalam makalah ini terdapat bantuan
dari berbagai pihak untuk menyelesaikan tantangan dan hambatan selama dalam proses
pembuatan Makalah ini.oleh karena itu, Kami berterima kasih kepada semua pihak yang
ikut serta membantu dalam menyelesaikan Makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna, Oleh karena itu kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..….… 1
DAFTAR ISI………………………………………………………………..……………….2
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang……………………………………………...……………..…………………3
Rumusan Masalah………………………………...………………………………….………4
Tujuan……………………………………………………………………………….……… 5
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah merupakan peristiwa kejadian atau apa yang telah terjadi di masa lampau,
setiap peristiwa hanya sekali terjadi dan tidak akan pernah terulang kembali. Setiap peristiwa
meninggalkan bekas yang kemudian di gunakan sebagai “Saksi” atau “Bukti” bahwa kejadian
itu sungguh – sungguh terjadi, Sejarah sangat berperan dalam berbagai hal seperti pada diri
sendiri, benda dan sebagainya. Setiap yang berada di dunia ini mempunyai sejarah yang
memang harus diketahui asal usulnya agar dapat dimanfaatkan sesuai dengan waktu dan
kegunaanya. Sejarah memang hanya menceritakan yang terjadi dimasa lampau akan tetapi
sejarah pula akan berpengaruh besar bagi kehidupan saat ini dan pada masa depan, agar dapat
berkembang sesuai yang diharapakan. Sejarah juga menjadi tolak ukur dalam setiap
perubahan yang terjadi di masa sekarang dan masa yang akan datang.
Setiap sesuatu yang berada saat ini mempunyai cerita atau asal usul dimasa lampau,
seperti sejarah sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia, begitu pula halnya dengan suatu
wilayah yang berada di daerah yang terkecil contohnya desa. Sejarah desa/pedesaan saat ini
memang sangat jarang diketahui oleh masyarakat Indonesia, di setiap daerah dan masyarakat
yang menempati daerah tersebut, hal ini disebabkan masyarakat yang berada di Desa tidak
terlalu mempedulikan sejarah tempat yang mereka tempati. 2 Sejarah pedesaan juga menjadi
salah satu tujuan pemerintah Repulik Indonesia dalam Pembangunan Nasional, agar
masyarakat Indonesia khususnya pada daerah terkecil seperti desa dapat mengetahui
peristiwa sejarah yang ditempatinya. Akan tetapi sampai saat ini banyak generasi muda tidak
mengetahui sejarah desa yang di tempatinya. Hal ini disebabkan pemerintah desa hanya
memfokuskan dalam perkembangan ekonomi dan pembangunan pada desa tersebut.
Kalau diartikan Sejarah lokal itu semata-mata sebagai sejarah daerah tertentu, maka
daerah semacam itu sudah lama berkembang di Indonesia. Bahkan sejarah yang kita miliki
sekarang bermula dari tradisi sejarah Lokal seperti itu. Hal ini bisa kita hubungkan dengan
berbagai sejarah daerah dengan nama-nama tradisional seperti babad, tambo, riwayat,
hikayat, dsb, yang dengan cara-cara yang khas ( magis mistis ) menguraikan asal usul suatu
daerah tertentu.
Tradisi penulisan sejarah dengan tekanan pada daerah-daerah tertentu masih berlanjut
sampai sekarang. Tradisi penulisan tersebut disebut dengan nama karya sejarah ”amatiran”
oleh kalangan sejarahwan profesional dianggap kurang bermutu dilihat dari disiplin ilmu
sejarah. Namun peranan para amaturis ini sangat besar sekali. Didunia baratpun peranan
amaturis dalam penulisan sejarah Lokal ini sangatlah besar. Seperti dikatakan oleh P.D.
Jordan : “ Berpuluh-puluh tahun karya-karya sejarah lokal dihasilkan oleh para amaturis, para
antikuarian serta para sejarahwan hasil belajar sendiri yang dengan serampangan
mencampuradukan antara fakta dan fiksi dan fabel dengan cerita bikinan-pen “. Dari
pernyataan tersebut diibaratpun pihat amaturis ini pun dikritik namaun karya-karya mereka
bukan tidak diperhatikan bahkan diusahakan untuk ditingkatkan. Ini berarti karya-karya para
amaturis ini tidak perlu dipermasahlan dan dipandang merusak penulisan sejarah.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan dari makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan Unit Historis?
2. Bagaimana Hubungan Sejarah Lokal Dengan Sejarah Nasional?
3. Bagaimana pembelajaran sejarah lokal?
4. Bagaimana makna sejarah nasional sebagai unit historis?
5. Apa fungsi sejarah local sebagai dimensi micro terhadap sejarah nasional?
6. Sejarah local dalam melengkapi sejarah nasional?
C. Tujuan Penulisan
Sejarah nasional digunakan sebagai suatu konsep resmi ocal . Sejarah nasional lebih bersifat
konsepsi umum yang mendukung penanaman nilai nasionalisme, biasanya merupakan hal-hal
ocal yang dianggap memiliki pengaruh secara nasional dan kebangsaan.
Sejarah nasional Indonesia terpusat kajiannya di pulau Jawa. Penempatan kerajaan Majapahit
sebagai titik awal dari nasionalisme dan terpusatnya kekuasaan ocal t di pulau Jawa
menjadi kajian sejarah nasional lebih dominan terjadi di pulai tersebut. Sementara sejarah-
sejarah lainnya di daerah (terutama diluar pulau Jawa) dianggap sebagai sejarah ocal atau
sejarah daerah.
Polemik antara sejarah nasional dan sejarah ocal, penulisan sejarah nasional didominasi
oleh kajian sejarah politik sehingga menyebabkan masyarakat kecil tidak mendapatkan
tempat dalam narasi sejarah.Penulisan sejarah yang sangat politis berkosekuensi juga pada
upaya generalisasi terhadap konten sejarah. Dampak dari pendekatan politik juga bisa dilihat
dari materi sejarah berisi baik-buruk dan benar salah. Dengan kata narasi sejarah hanya akan
melihat pada dua sisi nilai tersebut saja.Yang baik akan selalu ditonjolkan sementara yang
buruk ditinggalkan atau paling tidak dinarasikan secara local.
Pengembangan sejarah nasional sekarang ini sering kurang ocal makna bagi orang-
orang tertentu terutama sejarah daerahnya sendiri. Banyak sejarah nasional tidak dapat
menggali lebih mendalam tentang kajiannya dan bersifat umum saja. Sejarah daerah kita
sendiri terkadang luput dari pengetahuan kita dan sejarah ocal juga bisa digunakan untuk
mengoreksi generalisasi-generalisasi dari Sejarah nasional. Sejarah ocal sengaja dibuat
untuk orang-orang dari zaman kemudian dari hidup pembuatnya.
Di negeri ini, ilmu sejarah telah menjadi salah satu mata pelajaran wajib dalam
kurikulum, sejak sekolah dasar, namun pembelajaran sejarah di banyak sekolah tidak lebih
dari transfer ilmu guru ke siswa di dalam kelas melalui komunikasi satu arah. Siswa hanya
menjadi objek pasif yang mempunyai kewajiban menghafal catatan yang didiktekan guru
supaya bisa menjawab soal-soal yang akan diujikan.
Tujuan penerapan sejarah ocal dalam pembelajaran sejarah di sekolah adalah (1)
bahan belajar akan lebih mudah diserap siswa, (2) sumber belajar di daerah dapat lebih
mudah dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan, (3) siswa lebih mengenal kondisi
lingkungan, (4) siswa dapat meningkatkan pengetahuan mengenai daerahnya, (5) siswa dapat
menolong diri dan orang tuanya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, (6) siswa
dapat menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dipelajarinya untuk
memecahkan masalah yang ditemukan di sekitarnya, dan (7) siswa menjadi akrab dengan
lingkungannya.
Sejarah nasional sebagai unit historis adalah suatu bagian dari pengetahuan sejarah
yang merupakan suatu kategori serta bidang yang dapat dipahami (intelligible field); unit itu
merupakan suatu komplek problem-problem, tema-tema dan ocal-topik yang semuanya
ditempatkan dalam pasangan waktu (time setting)
ciri-ciri sejarah nasional :
a. Menekankan kebesaran masa lampau bangsa Indonesia
b. Menekankan peristiwa-peristiwa yang gemilang sebagai hasil perjuangan bangsa Indonesia
c. Mendewakan pahlawan-pahlawan nasional, bangsa Indonesia digambarkan sebagai bangsa
yang gagah berani, penuh lokal, dan bangsa yang cerdik
d. Sejarah Nasional didominasi oleh nasionalistis atau ocal tra dengan memuji bangsa
sendiri serta memandang rendah bangsa lain
e. Dasar penyusunannya harus berpusat pada cita-cita bangsa Indonesia dalam arti yang luas
f. Terdapat babakan waktu atau periodisasi yang jelas
Keterkaitan antara sejarah ocal dengan sejarah nasional tidak dapat dikatakan bahwa
kumpulan-kumpulan dari sejarah ocal itu dapat diartikan sejarah nasional. Karena sejarah
ocal sebagai penyempurnakan sejarah nasional dan ocal hubungan ocal balik.
Terdapat pula kelemahan umum terjadi dalam beberapa tulisan tentang sejarah Jawa
Barat, pada sifat uraian yang kurang memberikan eksplanasi tentang makna peristiwa. Salah
satu contoh kesalahan pemilihan ocal adalah tulisan berjudul Prabu Siliwangi. Topik itu
dikatakan salah, karena Prabu Siliwangi bukan tokoh sejarah melainkan tokoh mitos (tokoh
sastra). Kasus ini juga menunjukkan kesalahan interpretasi, verifikasi, dan penulisan.
Campuraduknya antara sejarah dengan mitos memang merupakan gejala umum di kalangan
masyarakat. Mungkin hal itu terjadi karena mereka (rakyat) banyak mengetahui cerita yang
mirip sejarah dari sumber berupa babad atau wawacan. Hal ini menunjukkan lemahnya
pemahaman akan pengertian sejarah.
Contoh lain dari kelemahan pengumpulan sumber dan kesalahan interpretasi serta
lemahnya kesadaran sejarah, terjadi dalam sejarah kabupaten yang menari hari jadi kabupaten
yang bersangkutan, misalnya Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung. Kabupaten
Sumedang memilih hari jadinya tanggal 22 April 1578. Hal ini berarti kabupaten itu berdiri
pada akhir masa Kerajaan Sunda/Pajajaran, padahal fakta sejarah menunjukkan bahwa
Kabupaten Sumedang berdiri jauh setelah Kerajaan Sunda/Pajajaran runtuh (1580).
Berdasarkan pengertian kabupaten atau secara ocal trative, Kabupaten Sumedang berdiri
kira-kira tahun 1620, dibentuk oleh Sultan Agung, penguasa Mataram (1613-1645) dalam
usahanya menguasai daerah Priangan. Kabupaten Bandung pun dibentuk oleh Sultan Agung
berdasarkan piagam bertanggal 9 Muharam Tahun Alip. F. de Haan dalam bukunya berjudul
Priangan; De Preanger Regentshappen Onder het Nederlandsch Bestuur Tot 1811, jilid III
(1912) menafsirkan tanggal piagam itu bertepatan dengan tanggal 20 April 1641. Tanggal
inilah yang dipilih sebagai hari jadi Kabupaten Bandung. Kasus ini merupakan kelemahan
dalam pengumpulan dan penggunaan sumber, karena ternyata ada sumber lain yang memuat
tafsiran lain terhadap tanggal piagam tersebut, yaitu tanggal 16 Juli 1633.
Seperti yang sudah diketahui bahwa sejarah ocal merupakan bagian sejarah yang
bersifat mikro sedangkan untuk sejarah nasional sendiri bersifat makro. Yang mana sejarah
nasional lebih bersifat konsepsi umum yang mendukung penanaman nilai nasionalisme. Dan
untuk sejarah ocal sebagai mikro dapat memberikan bantuan dalam kajian sejarah nasional
yang membicarakan sesuatu secara umum.
Hubungan erat keduanya dalam sejarah bisa pula dilihat dalam hubungan studi sejarah
di Indonesia. Menurut Kartodirdjo bahwa banyak peristiwa-peristiwa sejarah yang bersifat
ocal, sebenarnya hanya bisa dimengerti dengan baik apabila dihubungan dengan dimensi
sejarah nasional. Menurutnya sebagai contoh yaitu hal-hal yang dibawa oleh proses
westernisasi seperti diperkenalkannya ocal pajak, sewa tanah, birokrasi modern yang
membawa fenomena baru dalam kehidupan penduduk pedesaan.
Dan dapat disimpulkan bahwa dalam sejarah nasional lebih ditekankan pada
gambaran yang lebih meluas serta lebih menyeluruh dari suatu lingkungan bangsa yang
bersifat umum dengan tidak terlalu memperhatikan hal-hal kecil dalam peristiwa ocal,
sedangkan dalam sejarah ocal yang lebih diperhatikan adalah peristiwa-peristiwa di
lingkungan sekitar yang mencangkup suatu lokalitas dan menempatkan sejarah nasional
sebagai latar belakang dari peristiwa-peristiwa khusus di lokalitas tersebut. Dengan demikian
sejarah nasional yang hanya membicarakan sesuatu secara umum dan sifatnya terbatas.
Sejarah Lokal memberikan detail sehingga mampu melengkapi kekurangan sejarah nasional.
B. Saran
Sebelumnya sejarah local kurang mendapat perhatian dari berbagai pihak,mungkin ini
berhubungan dengan semangat persatuan-kesatuan Indonesia yang diperjuangkan sejak lama
(kemerdekaan sebagaibangsadannegaraIndonesia).”Kebangkitan” kembali dari sejarah local
ini harus disikapi dengan arif sebagai salah satu bidang kajian sejarah biasa, bukan untuk
menonjolkan dinamika kelokalan semata
Meskipun menulis sejarah lokal adalah hak siapa saja dan dapat ditulis kapan saja,namun
tampaknya perhatian dari pemerintah daerah sangat ditunggu.Dalam hal ini yang dilihat
adalah adanya kesempatan dan dukungan dari pemerintah setempat yang tidak hanya sebatas
bantuan dana.Kewenangan yang dimiliki pemerintah dapat menjembatani kerja sama antara
berbagai pihak seperti pendidik,museum,perguruan tinggi maupun pencipta sejarah lokal.
Kenyataannya kesempatan ini belumdimanfaatkan secara optimal,sehingga penulisan sejarah
local belum mengalami perkembangan yang signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=D.
+Makna+Sejarah+Nasional+Sebagai+Unit+Historis&oq=D.
%09Makna+Sejarah+Nasional+Sebagai+Unit+Historis&aqs=chrome..69i57j33i22i29i30.5
272j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8
http://sejarah.upi.edu/artikel/dosen/efektivitas-pembelajaran-sejarah-bermuatan-sejarah-
lokal-dengan-memanfaatkan-media-teknologi-informasi/#:~:text=Tujuan%20penerapan
%20sejarah%20lokal%20dalam,dapat%20meningkatkan%20pengetahuan%20mengenai
%20daerahnya
http://historyfileon.blogspot.com/2011/02/historiografi-nasional.html
https://www.kompasiana.com/juffrouw/54f5fa56a333116c058b46f9/hubungan-sejarah-lokal-
dengan-sejarah-nasional